kombinasi bisnis dan revaluasi aset tetap

advertisement
KOMBINASI BISNIS DAN
REVALUASI ASET TETAP
Aris Munandar, SE,. M.Si
KOMBINASI BISNIS
Tujuan
1. Pengertian, tujuan dan ruang lingkup kombinasi bisnis
2. Perlakuan pajak tentang kombinasi bisnis
DEFINISI KOMBINASI BISNIS
Menurut PSAK 22, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain
dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih
suatu bisnis.
Transaksi yang kadangkala disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya
(true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)” juga
merupakan kombinasi bisnis.
TUJUAN, LINGKUP DAN IDENTIFIKASI BISNIS
PSAK No. 22 bertujuan untuk meningkatkan relevansi, keandalan dan daya
banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan
keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya.
Untuk mencapai tujuan perlu prinsip dan persyaratan pihak pengakuisisi,
sbb;
1. Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangan aset terindetifikasi
yang diperoleh liabilitas yg diambil alih dan kepentingan nonpengendali
dari pihak yg diakuisisi.
2. Mengakui dan mengukur goodwill yg diperoleh dari kombinasi bisnis.
3. Menentukan jenis informasi yg diungkapkan untuk memungkinkan
pengguna laporan keuangan mengevaluasi sifat dan dampak keuangan
dari kombinasi bisnis
Penggabungan usaha dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui
integrasi secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha
melalui konglomerasi.
• Integrasi horizontal  penggabungan perusahaan-perusahaan dalam linebusiness atau pasar yang sama.
• Integrasi vertikal  penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan
operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau
distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan
perusahaan pakaian jadi.
• Konglomerasi  penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk
dan/atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan
usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.
Alasan Kombinasi Bisnis
Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan
profitabilitas dan efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan
untuk :
1. Penghematan biaya
2. Mengurangi risiko
3. Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan
4. Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya
5. Memperoleh aset tidak berwujud
6. Alasan-alasan lain
METODE AKUISISI
PSAK No. 22 (Reformat 2010) penerapan metode akuisisi
mensyaratkan;
1. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi
2. Penentuan tanggal akuisisi
3. Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yg diperoleh,
liabilitas yg diambil alih dan kepentingan nonpengendali pihak yg
diakuisisi
4. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari
pembelian diskon.
Akuntansi pajak penghasilan atas kombinasi
bisnis
Prinsip yg digunakan akuntansi pajak atas kombinasi bisnis yaitu bila
terjadi pengalihan harta, penilaian harta yg dialihkan dilakukan
berdasarkan harga pasar.
Pasal 4 ayat (1) huruf d, “keuntungan karena likuidasi, pengabungan,
peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambil-alihan usaha, atau
reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai objek
pajak penghasilan.
Penggabungan usaha dalam UU perpajakan sering diasosiasikan
dengan reorganisasi yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Akuisisi (Mencaplok perusahaan lain atau sinergi)
2. Merger : PT A dan PT B menggabungkan perusahaannya, salah
satunya dilikuidasi dan salah satunya bertahan
3. Konsolidasi: PT A dan PT B menggabungkan perusahaannya,
kedunya dilikuidasi dan muncul perusahaan baru misalnya PT C
4. Akuisisi: PT A dan PT B menggabungkan perusahaannya, tidak ada
yang dilikuidasi
Pengunaan Harga Pasar
Jumlah yg seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga
pasar. Selisih antara harga pasar dan nilai buku harta yg dialihkan
merupakan penghasilan yg dikenakan pajak penghasilan.
Contoh;
PT. A dan PT. B melakukan peleburan -> PT. C
Nilai buku dan harga pasar kedua badan sbb;
PT. A PT. B
Nilai Buku 200.000.000300.000.000
Harga Pasar 300.000.000450.000.000
PT. A mendapat keuntungan sebesar Rp. 100 jt, dan PT. B mendapat keuntungan sebesar Rp. 150 jt.
PT. C membukukan semua harta dengan jumlah Rp. 750 jt. Namun dlm rangka menyelaraskan kebijakan
sosial ekonomi MenKeu menetapkan nilai selain harga pasar yaitu atas dasar nilai buku. Jadi PT. C
membukukan sebesar Rp. 500 jt
Penggunaan Nilai Buku
Secara umum penggabungan, peleburan dan pemekaran usaha akan
melibatkan pihak yang mengalihkan harta dan pihak yg memperoleh
harta. Akuntansi komersial metode yg digunakan dalam konsolidasi;
• Penyatuan kepentingan (pooling of interest)
• Pembelian (purchase)
Dalam akuntansi pajak digunakan metode pembelian (purchase
method) atau berdasarkan harga pasar. Untuk metode penyatuan
kepentingan dapat digunakan berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan
Pokok – Pokok aturan Menkeu, meliputi;
1. Pihak yg diperkenankan menggunakan nilai buku
WP yg melakukan merger dapat menggunakan nilai buku dalam
penggabungan usaha, dengan syarat;
a. Mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak dengan
melampirkan alasan dan tujuan melakukan merger. Diajukan
oleh WP yg menerima harta
b. Melunasi seluruh hutang pajak dari tiap badan usaha yg terkait
2. WP yang belum go publik yg akan melakukan penawaran umum
perdana dan WP yg telah go publik sepanjang seluruh badan usaha
hasil pemekaran melakukan penawaran umum perdana
REVALUASI ASET TETAP
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Revaluasi Aset
2. Ketentuan Perpajakan tentang penilaian kembali aktiva tetap
(revaluasi aset tetap)
REVALUASI ASET BERDASARKAN SAK N0. 16
(REVISI 2011)
Aset tetap adalah aset yang dimiliki entitas yang memiliki bentuk fisik dan
dimanfaatkan untuk operasi entitas lebih dari satu tahun. Aset tetap dapat
berbentuk tanah, bangunan, pabrik dan peralatan bahkan secara spesifik IAS
16 menyebutnya sebagai aset tetap tetapi standar untuk Property, Plant and
Equipment. PSAK 16 revisi 2011 juga mempertimbangkan kemungkinan PSAK
16 dirubah namanya seperti IFRS. Aset tetap diakui di neraca jika memenuhi
definisi aset tetap dan nilainya dapat diukur dengan andal.
Revaluasi aset tetap adalah penilaian ulang aset tetap. Dalam bahasa
sehari-hari revaluasi sering dimaknai penilaian ulang yang menyebabkan
nilai aset menjadi lebih tinggi, padahal revaluasi sebenarnya dapat
menghasilkan nilai yang lebih rendah maupun lebih tinggi dari aset
tercatat.
REVALUASI ASET BERDASARKAN UNDANG –
UNDANG PERPAJAKAN
Undang-Undang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa selisih lebih
penilaian kembali aktiva tetap merupakan obyek pajak. Ketentuan
dalam UU PPh ini dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Keuangan nomor 79/PMK.03/2008.
Peraturan ini lebih ditujukan untuk penilaian kembali yang meng
akibatkan bertambahnya nilai aset tetap bukan diartikan sebagai
penurunan aktiva tetap.
REVALUASI ASET BERDASARKAN UNDANG –
UNDANG PERPAJAKAN
Konsekuensi yang timbul dari revaluasi aset adalah;
Selisih lebih dikategorikan penghasilan yang dikenai pajak penghasilan
dengan tarif 10% bersifat final.
Dan harus dicatat di neraca komersial pada akun modal dengan nama
“selisih lebih penilaian kembali Aktiva Tetap”
Dari sisi akuntansi komersial selisih lebih atau selisih kurang akibat
revaluasi dicatat dalam laba – rugi komersial.
Manfaat
1. Neraca menunjukan posisi kekayaan yang wajar.
2. Kenaikan nilai aset tetap, mempunyai konsekuensi naiknya beban
penyusutan aset tetap yang dibebankan ke dalam laba rugi, atau
dibebankan ke harga pokok produksi.
Kendala
Kendala yang dihadapi untuk melakukan revaluasi ini :
Kegiatan revaluasi ini tergolong kegiatan yang tidak mudah untuk
dilaksanakan dan memerlukan biaya yang besar untuk membayar jasa
penilai.
WAJIB PAJAK YG DAPAT MENGAJUKAN
REVALUASI ASET
WP Badan dalam negeri, bentuk usaha tetap (BUT) yg selanjutnya
disebut perusahaan, dapat melakukan penilaian kembali aset tetap
perusahaan untuk tujuan perpajakan.
Syaratnya;
1. Telah memenuhi semua kewajiban perpajakannya dengan masa
pajak terakhir sebelum melakukan revaluasi.
2. Tidak termasuk WP yg memperoleh izin menyelenggarakan
pembukuan dalam bahasa inggris dan mata uang $USD
ASET TETAP YG DAPAT DINILAI KEMBALI
ADALAH;
Aset tetap berwujud yang terletak atau berada di indonesia yg dimiliki
dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan yg merupakan objek pajak.
Penilaian kembali aset dapat meliputi seluruh atau sebagian aset
perusahaan termasuk aset yg pernah dilakukan penilaian kembali.
Penilaian aset tetap berwujud dapat dilakukan paling banyak 1 kali
dalam tahun buku yg sama.
NILAI PASAR ATAU NILAI WAJAR
Penilaian kembali aset harus dilakukan berdasarkan nilai pasar yg
berlaku pada saat penilaian kembali ditetapkan.
Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yg ditetapkan oleh perusahaan
jasa penilai yg diakui pemerintah, kemudian tidak mencerminkan
keadaan sebenarnya. Maka Dirjen pajak akan menetapkan kembali nilai
pasar aset yg bersangkutan.
PENGHITUNGAN PPh PENGHASILAN ATAS
SELISIH PENILAIAN KEMBALI
Selisih lebih penilaian aset atas nilai buku fiskal terhadap nilai wajar dikenakan
pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 10%.
Apabila WP tidak dapat melunasi sekaligus pajak tersebut dapat mengajukan
permohonan pembayaran secara angsuran paling lama 12 bulan sesuai ketentuan
pasal 9 ayat 4 UU KUP.
Pph yg terhutang
Masa angsuran
Di atas
Rp. 2.000.000.000 s.d.
Rp. 4.000.000.000
Di atas
Rp. 4.000.000.000 s.d.
Rp. 6.000.000.000
Di atas
Di atas
2 (dua) tahun
3 (tiga) tahun
Rp. 6.000.000.000 s.d.
Rp. 8.000.000.000
4 (empat) tahun
Rp. 8.000.000.000
5 (lima) tahun
PERMOHONAN PENILAIAN KEMBALI
WP yg melakukan penilaian kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan
harus mendapatkan persetujuan DIRJEN PAJAK dengan mengajukan
permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah yg membawahi KPP (Kantor
Pelayanan Pajak) domisili WP, paling lambat 30 hari kerja setelah tanggal
dilakukan penilaian aset, dengan melampirkan;
1. Fotocopy surat izin usaha jasa penilai yg dilegalisir oleh instansi
pemerintah yg berwenang menerbitkan surat izin usaha tsb.
2. Laporan penilaian perusahaan jasa penilai atau ahli penilai profesionalyg
diakui pemerintah.
3. Daftar penilaian kembali aset untuk tujuan perpajakan
4. Laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian yg telah di
audit akuntan publik
5. Surat keterangan tidak menunggak pajak dari KPP tempat WP terdaftar.
ASET YANG DIAJUKAN PERMOHONAN
Penilaian kembali aset tetap perusahaan dilakukan terhadap;
1. Seluruh aset tetap berwujud, termasuk tanah yg berstatus hak milik
atau hak guna bangunan
2. Seluruh aset tetap berwujud tidak termasuk tanah
Yang terletak atau berada di indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yg merupakan
objek pajak.
AKUNTANSI PENILAIAN KEMBALI ASET TETAP
PENILAIAN SESUAI KETENTUAN PERATURAN MENKEU, meliputi;
1. Penilaian kembali aset tetap harus dilakukan berdasarkan nilai pasar.
Berlaku pada saat aset ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai yg
memperoleh izin pemerintah.
2. Bila tidak sesuai dgn harga pasar Dirjen Pajak menetapkan kembali
3. Penilaian kembali aset dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sejak
tanggal laporan perusahaan jasa penilaian.
4. Selisih antara nilai pasar dan nilai buku fiskal merupakan keuntungan
atau kerugian berdasarkan UU pajak penghasilan.
5. Selisih lebih penilaian kembali aset diatas nilai buku komersial setelah
dikurangi pajak penghasilan harus dibukukan dalam neraca komersial
pada akun modal dgn nama “selisih Lebih Penilaian Kembali Aset Tetap
Perusahaan tanggal....”
Ilustrasi dampak revaluasi aset tetap
PT. X pada tahun 2002 melakukan revaluasi aset tetap dengan data
sebagai berikut;
Jenis Aktiva
Tetap
Tanah
Bangunan
Jumlah
Selisih
Tarif PPh Final
Penilaian
10%
1.839.018.000 7.510.000.000 5.670.982.000
567.098.200
1.657.018.000 10.505.534.000 8.848.516.000
884.851.600
3.496.036.000 18.015.534.000 14.519.498.000 1.451.949.800
Nilai Buku
Nilai Pasar
Ilustrasi dampak revaluasi aset tetap
PT. " X"
NERACA
PER 31 DESEMBER 2002
(Sebelum Revaluasi) (Setelah Revaluasi)
AKTIVA
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva Tetap:
Tanah
Bangunan
Total Aktiva Tetap:
Akumulasi penyusutan
Nilai Buku
1.839.018.000,00
8.285.090.000,00
10.124.108.000,00
(6.628.072.000,00)
3.496.036.000,00
7.510.000.000,00
10.505.534.000,00
18.015.534.000,00
(8.074.672.333,00)
9.940.861.667,00
Ilustrasi dampak revaluasi aset tetap
PT. " X"
NERACA
PER 31 DESEMBER 2002
(Sebelum Revaluasi) (Setelah Revaluasi)
EKUITAS
Modal saham
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Agio saham
Saldo laba
Jumlah Ekuitas
27.000.000.000,00
770.460.494,00
7.010.451.462,00
27.000.000.000,00
14.519.498.000,00
770.460.494,00
7.010.451.462,00
34.780.911.956,00
49.300.409.956,00
Ilustrasi dampak revaluasi aset tetap
LAPORAN LABA RUGI FISKAL PT. "X"
TANGGAL 31 DESEMBER 2002
(Sebelum Revaluasi) (Setelah Revaluasi)
250.469.990.875
250.469.990.875
Laba Kotor
Beban Usaha:
Beban Penyusutan
Beban Umum dan Administrasi
Beban Penjualan
Jumlah Beban Usaha
Laba/Rugi Usaha
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
6.628.072.000
12.676.406.176
16.585.723.616
35.890.201.792
214.579.789.083
(1.261.409.411)
213.318.379.672
8.074.672.333
12.676.406.176
16.585.723.616
37.336.802.125
213.133.188.750
(1.261.409.411)
211.871.779.339
Nilai buku aktiva Kel. I saat disetujui revaluasi PT. MB adalah Rp. 250 jt. Dari nilai
perolehan sept’05 Rp. 1 M. Disusutkan mengunakan metode garis lurus. Melakukan
revaluasi dan disetujui oleh Dirjen Pajak, nilai perolehan Rp. 1,2 M pada 25 agts 2008.
besarnya penyusutan tahun 2008 dan seterusnya sbb;
No Tahun Harga Perolehan
Penyusutan (Garis Lurus)
Nilai Buku
Sebelum Revaluasi
1
2005
2
1.000.000.000
25% X 4/12 X 1.000.000.000 =
83.333.333
916.666.667
2006
25% X 12/12 X 1.000.000.000 =
250.000.000
666.666.667
3
2007
25% X 12/12 X 1.000.000.000 =
250.000.000
416.666.667
4
2008
25% X 8/12 X 1.000.000.000 =
166.666.667
250.000.000
750.000.000
Setelah Revaluasi
1
2008
1.200.000.000
25% X 4/12 X 1.200.000.000 =
100.000.000 1.100.000.000
2
2009
25% X 12/12 X 1.200.000.000 =
300.000.000
800.000.000
3
2010
25% X 12/12 X 1.200.000.000 =
300.000.000
500.000.000
4
2011
25% X 12/12 X 1.200.000.000 =
300.000.000
200.000.000
5
2012
25% X 8/12 X 1.200.000.000 =
200.000.000 1.200.000.000
PT. MB awal tahun 2009 melakukan revaluasi aset dengan nilai buku Rp. 250.000.000
menjadi Rp. 1.200.000.000. PT. MB mempunyai komulatif rugi fiskal tahun
sebelumnya Rp 700.000.000. PT. MB harus membayar PPh Final hasil revaluasi
sebesar Rp. 25.000.000 ((Rp. 1.2 Milyar – Rp. 250 jt – Rp. 700 jt) X 10%)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bulan
pertama
kedua
ketiga
keempat
kelima
keenam
ketujuh
kedelapan
kesembilan
kesepuluh
Total
Pokok
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
25.000.000
Bunga
2% X 1 X 25.000.000 =
2% X 2 X 22.500.000 =
2% X 3 X 20.000.000 =
2% X 4 X 17.500.000 =
2% X 5 X 15.000.000 =
2% X 6 X 12.500.000 =
2% X 7 X 10.000.000 =
2% X 8 X 17.500.000 =
2% X 9 X 15.000.000 =
2% X 10 X 2.500.000 =
500.000
900.000
1.200.000
1.400.000
1.500.000
1.500.000
1.400.000
1.200.000
900.000
500.000
11.000.000
Jumlah
3.000.000
3.400.000
3.700.000
3.900.000
4.000.000
4.000.000
3.900.000
3.700.000
3.400.000
3.000.000
36.000.000
Download