1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja menyerupai otot polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh darah koroner merupakan penyakit aliran darah (darah membawa oksigen dan makanan yang dibutuhkan miokard agar dapat berfungsi dengan baik). Penyakit jantung koroner adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi endapanendapan lemak (atheroma dan plaques) di dindingnya. Juga dapat merupakan proses degeneratif, di samping banyak faktor lain. Penyakit jantung koroner diantaranya angina stabil, angina tidak stabil, infark miokard akut. Infark Miokard Akut (IMA) merupakan bentuk yang paling berbahaya (Soeharto, 2004). Menurut (Stillwell, 2011) kematian jaringan miokard disebabkan oleh penurunan suplai darah ke miokardium, infark miokardium dapat terjadi tanpa diketahui (infarct miocardium silent) atau menyebabkan kematian. Infark miokardium dapat disebabkan oleh ateroskerosis, spasme arteri coroner atau sering karena thrombosis koroner. American Heart Association (AHA) melaporkan bahwa angka kejadian infark miokard akut di dunia pada tahun 2007 sebanyak 5000 1 2 penduduk Amerika menderita infark miokard akut. Diperkirakan lebih dari 12 juta kasus baru penyakit jantung koroner setiap tahunnya di seluruh dunia. Walaupun angka yang pasti belum ada untuk seluruh Indonesia, tetapi dengan bertambah majunya fasilitas kesehatan dan pengobatan dapat diperkirakan jumlah penderita infark miokard akan bertambah setiap tahunnya (Ardiansyah, 2012). Laporan studi mortalitas tahun 2009 yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Nasional menunjukkan bahwa penyebab kematian utama di Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi (jantung atau pembuluh darah) sekitar 6.000.000 (26,39%) dari total keseluruhan 22.800.000 (100%). Jumlah kasus terbanyak yaitu penyakit jantung iskemik (59,72%), infark miokard akut (13,49%) diikuti oleh gagal jantung (13,42%) dan penyakit jantung lainnya (13,37%) (Depkes, 2009). Infark miokard akut, merupakan penyebab kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian terjadi akibat penyakit infark miokard akut di seluruh dunia (WHO, 2008). Di Indonesia pada tahun 2002, infark miokard akut merupakan penyebab kematian pertama dengan angka mortalitas 220.000 (14%) (Depkes, 2009). Peran perawat dalam penanganan klien, yaitu sebagai pemberi perawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melelui proses penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu. Namun, berfokus pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan 3 sosial. Disinilah peran perawat sebagai rehabilitator untuk mengembalikan keadaan klien atau seoptimal mungkin untuk mendekati keadaan seperti sebelum klien sakit dengan berbagai asuhan keperawatan seperti latihan ROM dan latihan lain yang dapat membantu klien. Perawat juga memiliki peran sebagai pendidik, sebagai pendidik di suatu instansi pendidikan atau memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan masyarakat. Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu membantu untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan observasi, saat pertama klien masuk ICU perawat melakukan identifikasi masalah, observasi, memantau tanda-tanda vital dan memberikan posisi semi fowler pada kasus akut miokard infark. Hal ini sesuai dengan pendapat Udjiati (2010). RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen merupakan rumah sakit tipe B non pendidikan yang mana terdapat 18 dokter spesialis serta tersedia fasilitas laboratorium, dan ada 21 macam pelayanan yang siap melayani selama 24 jam. Dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat manapun, khususnya masyarakat kota Sragen. Berdasarkan data rekam medis RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen jumlah kasus infark miokard akut yang menjalani rawat inap dari bulan Januari hingga bulan Juli 2012 4 yaitu sebanyak 20 pasien. Dimana 20 pasien tersebut 15 pernah dirawat di ICCU. Angka mortalitas di ruang ICCU RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen untuk kasus infark miokard akut yang mengalami kematian sebanyak 5 kasus dari 20 kasus, dari 5 kasus tersebut meninggal di IGD. Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga medis khususnya petugas rekam medik dan perawat ICCU pada tanggal 5 Juli 2012, hal ini disebabkan bebagai macam faktor salah satunya yaitu terlambatnya penanganan akibat komplikasi yang terlanjur parah, kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga akan penyakit jantung. Hal ini membuktikan bahwa penanganan penyakit infark miokard akut di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen belum optimal dilakukan sehingga angka mortalitas masih tinggi. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah tentang penanganan kasus infark miokard akut dengan judul “Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Infark Miokard Akut di Ruang ICCU RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen”. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada sub bab latar belakang maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kegawatdaruratan Infark Miokard Akut di ruang Intensive Coronary Care Unit RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen?”. 5 C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran umum tentang asuhan keperawatan dengan kegawatdaruratan Infark Miokard Akut dan mampu menerapkan suatu konsep tentang asuhan keperawatan secara komprehensif melalui proses keperawatan pada klien dengan Infark Miokard Akut 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian yang tepat pada pasien dengan Infark Miokard Akut. b. Mampu melakukan analisa data dan menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien infark Miokard Akut. c. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan Infark Miokard Akut. d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan Infark Miokard Akut. e. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan Infark Miokard Akut. f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan pada pasien dengan kegawatdaruratan Infark Miokard Akut. g. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek di ruang ICCU RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro. 6 D. MANFAT PENELITIAN 1. Bagi Penulis Mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan pada penderita Infarc Miocard Acute (IMA). 2. Bagi Instansi Pendidikan Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang melalui pengaplikasian teori dalam praktek lapangan serta mengambil ilmu baru yang didapat dari lahan praktek. 3. Bagi Perawat Pelaksana Dapat digunakan sebagai gambaran dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya bagi pasien dengan Infark Miokard Akut. 4. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dalam pengembangan standar asuhan keperawatan dengan kegawat daruratan Infark Miokard Akut. 5. Bagi Pasien AMI Mendapatkan keperawatan. penanganan sesuai dengan standar asuhan