ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD DI

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD
DI RUANG GUNUNG JATI DI RSI SAKINAH
KABUPATEN MOJOKERTO
LIA HERLINA
11001075
Subject : Infark, Myocard, Asuhan Keperawatan
DESCRIPTION
Asuhan Keperawatan yang merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses
dalam praktik keperawatan yang meliputi tindakan untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan individu atau kelompok, baik yang aktual maupun potensial
kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikannya, mengurangi, atau
mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau menugaskan
orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta mengevaluasi
keberhasilan dari tindakan yang di kerjakan. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Myocard di
Ruang Gunung Jati di RSI sakinah Kabupaten Mojokerto
Jenis penelitian ini Studi Kasus, yakni merupakan rancangan penelitian
yang mencakup pengkajian suatu unit penelitian secara intensif, variabel Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Infark Myocard, tehnik sampling dengan consecutive
sampling, didapatkan sampel sebanyak 2 responden, penelitian dilaksanakan di
RSI Sakinah Kota Mojokerto pada tanggal 09 – 15 Mei 2014 dengan
menggunakan wawancara. Data yang dikumpulkan melalui wawancara kemudian
akan diolah melalui tahap editing, coding, dan di sajikan dalam bentuk
pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asuhan keperawatan Infark Myocard
yang dilakukan di RSI Sakinah Mojokerto meliputi upaya pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Asuhan Keperawatan pasien Infark Miokard di fokuskan pada nyeri dada,
oleh karena itu petugas kesehatan yang terkait diharapkan tetap mempertahankan
atau meningkatkan lagi mutu pelayanan asuhan keperawatan agar lebih baik lagi
sehingga dapat meningkatkan keperawatan pasien dalam memperoleh asuhan
keperawatan.
ABSTRACT
Nursing care is an action of nursing activity or process of nursing practise
consist of identification health problems of individuals or groups, either actually
or potentially then, plan action to finish reduce or prevent the new problem
happened also perform it or order to the other people to perform nursing care also
evaluate its success from the action done. The purpose of the study is to know the
implementation of the Nursing Care In Myocardial Infarction Patients in the room
Gunung Jati of RSI Sakinah Mojokerto.
The type of this study is case study, which is a study design includes an
assessment of an intensive study unit , the variable is nursing care of Myocardial
Infarction patiens, the sampling techniques uses consecutive sampling the sample
gets 2 respondents, it the reserd had been done in RSI Sakinah, Mojokerto on 9 th
to 15th May 2014, with using interview. The data are collected with interviews
and than will be processed by editing, coding, and presented in the form of
discussion.
The results showed, that the nursing care of myocardial infraction
performed by RSI Sakinah Mojokerto include assessment, nursing diagnosis,
planning, implementation and evaluation.
Nursing care of patients with myocardial infraction focuses on chest pain.
Therefore the associated health workes are expected to retain or improve their
quality of nursing care services for better until improve the nursing care of
patients in getting nursing care.
Keyword : Infarct, Myocard, Nursing Care
Contributor
: Dr. Nurwidji ,MHA.,Msi
: Vonny Nurmalya M, S.Kep.Ns
Date
: 14 Mei 2014
Type Material : Laporan Penelitian
URL
:
Right
: Open Document
Summary
:
LATAR BELAKANG
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di
dunia. Menurut American Heart Association semakin banyak kematian yang
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan gabungan ketujuh
penyebab kematian utama berikutnya. Hal ini menunjukkan terjadinya satu
kematian akibat penyakit kardiovaskuler tiap 33 detik. Pencegahan primer identifikasi dini dan modifikasi faktor resiko bagi timbulnya penyakit
kardiovaskuler penting dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas,
morbiditas, dan angka kecacatan. Salah satu penyakit kardiovaskuler adalah
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 - 45 menit akan menyebabkan kerusakan
sel irreversibel serta nekrosis atau kematian otot. Bagian miokardium yang
mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen.
Infark Miokard mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner kurang. Infark
miokard akut adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung
targanggu. Faktor - faktor yang menyebabkan Myocardial Infarction adalah suplai
darah oksigen ke miokard berkurang (aterosklerosis, spasme, arteritis, stenosis
aorta, insufisiensi jantung, anemia, hipoksemia), curah jantung yang meningkat
(emosi, aktivitas berlebih, hipertiroidisme) dan kebutuhan oksigen miokard
meningkat (kerusakan miokard, hpertropi miokard, hipertensi diastolik). Penyebab
Infark Miokard yang jarang adalah penyakit vaskuler inflamasi, emboli
(endokarditis, katup buatan), spasme koroner yang berat (misal setelah
menggunakan kokain), peningkatan viskositas darah serta peningkatan kebutuhan
O2 yang bermakna saat istirahat. (Lorraine, 2005).
Dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan
tahun 2007 diketahui bahwa, 31,9% kematian di Indonesia disebabkan oleh
penyakit kardiovaskuler. Yang paling sering terjadi adalah akibat proses
aterosklerosis, yakni penimbunan lemak dan perkapuran dinding pembuluh darah
yang berlangsung bertahun - tahun, mengakibatkan penyempitan dan
penyumbatan total pembuluh darah. Bila penyumbatan total terjadi di pembuluh
darah koroner akan mengakibatkan serangan jantung (Infark Miokard) yang
mungkin diikuti kematian mendadak atau gagal jantung. Sedangkan penyumbatan
pembuluh darah otak berakibat stroke dan penyumbatan pembuluh darah perifer
sering kali harus diselesaikan dengan amputasi. Penyakit kardiovaskuler
menyerang berbagai lapisan masyarakat tak terkecuali golongan sosial ekonomi
bawah (Riskesdas, 2007).
Infark Miokard diawali proses berkurangnya pasokan oksigen (iskemia)
jantung yang disebabkan oleh berbagai hal antara lain aterosklerotik,
trombiarterial, spasme, emboli koroner, anomali kongenital, yang merupakan
gangguan pada pembuluh darah koroner. Penyebab gangguan pada jantung
seperti hipertrofi ventrikel, dan penyakit sistemik seperti anemia akan
menyebabkan penurunan kapasitas pembawa oksigen (O2). Thrombus menyumbat
aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 kebagian distal
terhambat. Sel otot jantung bagian distal mengalami hipoksia iskemik infark,
kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin
menjadi teroduksi secara total dan menjadi berwarna biru gelap, dinding arteri
menjadi permeable, terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati. Predisposisi
penyakit ini antara lain, usia tua, jenis kelamin di mana pria lebih cenderung
terkena penyakit ini, hiperkolestrolemia, diabetes, hipertensi, dan obesitas (WHO,
2004). Diagnosis Infark Miokard ditegakkan bila terdapat dua dari tiga kriteria
gejala Infark Miokard yaitu, nyeri dada lebih dari 30 menit yang mengarah kepada
Infark Miokard, perubahan EKG, serta parameter biokimiawi seperti enzim AST,
LDH, CK dan CK - MB. Pada kriteria Infark Miokard berdasarkan gejala klinik
merupakan dasar diagnosis yang sangat penting, namun berdasarkan data statistik,
gejala klinik Infark Miokard sering tidak spesifik, yaitu kurang lebih terdapat pada
sepertiga jumlah penderita Infark Miokard, Kemajuan pengetahuan dan teknologi
di bidang kesehatan berdampak besar terhadap peningkatan mutu pelayanan
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga perawat
profesional, dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerja sama dengan profesi
lain. Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk pasien baik
secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan memandang
manusia secara biopsikososial spiritual yang kompeherensif. Sebagai tenaga yang
profesional dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin
terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan bertanggung jawab secara moral.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 18 februari 2014 di Ruang Gunung
Jati di RSI Sakinah Mojokerto terdapat 1 pasien Infark Miokard dalam
pelaksanaan asuhan keperwatan yang dilakukan sesuai asuhan keperawatan Infark
Miokard.
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien
mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat
memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi
upaya untuk mengembalikan kesehatan, emosi, spiritual dan sosial. Pemberi
asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan
menggunakan energi dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai
pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Penatalaksanaan infark miokard dilakukan dengan istirahat total, diet makanan
lunak rendah garam, pemasangan infus untuk pemberian obat intravena, oksigen
untuk membantu pernafasan, pemberian obat anti nyeri seperti morfin, pemberian
obat antikoagulan, dan pemberian streptokinase atau trombolisis yang bertujuan
untuk memperbaiki kembali aliran pembuluh darah koroner. Tujuan dari terapi
obat ini adalah untuk mengurangi risiko kematian, mengurangi rasa sakit, dan
mencegah terjadinya komplikasi - komplikasi lainnya. Namun, penatalaksanaan
ini tidak dapat mengembalikan sel - sel yang mati karena penyumbatan oleh
trombus itu (Hidayat, 2004)
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, pendekatan penelitian yang digunakan
adalah studi kasus. Variable penelitian yang di teliti adalah Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Infark Miokard di Ruang Gunung Jati di RSI Sakinah Mojokerto.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di Ruang Gunung Jati RSI Sakinah
Mojokerto pada tahun 2014 dengan jumlah populasi 2 orang pada tanggal 09 – 15
Mei 2014. Tekhnik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling dengan
jumlah sample 2 orang. Penelitian dilakukan di Ruang Gunung Jati di RSI
Sakinah Mojokerto yang berlokasi di Jalan R.A.Basuni No.12 Sooko Mojokerto
pada tanggal 09 – 15 Mei 2014. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner menggunakan indikator dilakukan dan tidak
dilakukan. Dari 2 responden diklasifikasikan semua kriteria : 1) Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Infark Miokard Dilakukan, 2) Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Infark Miokard Tidak Dilakukan. Tekhnik analisa data yang
digunakan adalah dengan cara Observasi dan Wawancara.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Jumlah perawat di Ruang Gunung Jati memiliki jumlah 12 orang perawat
terdiri dari 1 orang administrasi, jumlah pasien pada tahun 2011 sebanyak 59
orang, pada tahun 2012 sebanyak 54 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 58
orang, dalam penelitian ini terdapat dua pasien yaitu pasien pertama bernama
Tuan Paisa (69 tahun), berjenis kelamin laki-laki, agama islam, bahasa sehari-hari
yaang digunakan adalah bahasa jawa, pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta,
status kawin dan berlamat Jalan Jati Rowo Rawar.
Didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan nyeri dada, Problem :
dada terasa nyeri, Quality : nyeri terasa di tusuk – tusuk, Region : di bagian dada,
Skala : skala nyeri 6, Time : nyeri muncul tiba – tiba. Data obyektif yaitu Keadaan
umum lemah, wajah tampak meringis,gelisah, Tekanan Darah : 160/90 mmHg,
Nadi : 90 kali per menit menit, Suhu : 37,90 C, Pernafasan : 24 kali per menit.
Dari data obyektif dan subyektif didapatkan diganosa keperawatan yaitu Nyeri
yang berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder. Perencanaan keperawatan
adalah kaji skala nyeri, ajarakan tekhnik distraksi dan relaksasi, observasi tanda –
tanda vital, kolaborasi dengan tim medis dalamm pemberian analgetik.
Implementasi keperawatan adalah mengkaji skala nyeri, mengajarkan tekhnik
distraksi dan relaksasi, mengobservasi tanda – tanda vital, megkolaborasi dengan
tim mendis dalam pemberian analgetik. Evaluasi di dapatkan secara subyektif
Klien mengatakn masih merasakan nyeri nyeri seperti di tusuk – tusuk, dengan
skala 4 dan nyeri muncul tiba – tiba. Secara Obyektif keadaan umum pasien masih
lemah, wajah meringis kesakitan, dengan tekanan darah sebesar 140/80 mmHg,
denyut nadi dengan frekuensi 80 kali per menit, suhu tubuh sebesar 370 C,
frekuensi pernafasan sebesar 24 kali per menit, Hasil analisa perawat menyatakan
masalah teratasi sebagian yaitu skala nyeri awal 6 setelah dilakukan tindakan
keperawatan skala nyeri berkurang menjadi 5, masalah yang terjadi klien masih
merasakan nyeri. Planning lanjutkan intervensi mengkaji skala nyeri, pantau tanda
– tanda vital dan ajarkan tekhnik relaksasi.
Didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan mual, nafsu makan
menurun. Data obyektif adalah keadaan umum lemah, porsi makan yang
dihabikan 2 sendok, klien muntah 3 kali. Dari data subyektif dan obyektif
didapatkan diagnosa keperawatan yaitu resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yang berhubungan dengan anorexia. Perencanaan keperawatan adalah anjurkan
makan sedikit tapi sering, anjurkan mengkonsumsi makanan selagi hangat,
berikan posisi tegak selagi makan, kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian
diit yang tepat. Implementasi keperawatan adalah menganjurkan makan sedikit
tapi sering, menganjurkan mengkonsumsi makanan selagi hangat, memberikan
posisi tegak selagi makan, mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit
yang tepat. Evaluasi yang didapatkan secara subyektif klien mengatakan nafsu
makan berkurang disertai mual. Secara Obyektif keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, porsi yang dihabiskan ½ sendok makan, klien masih muntah. Hasil
analisa perawat yaitu masalah teratasi sebagian. Planning lanjutkan intervensi.
Pasien kedua bernama Tuan Rukun (47 tahun), berjneis kelamin laki-laki,
agama islam, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa, pendidikan
SMP, pekerjaan wiraswasta, status kawin, dan beralamat Kintelan Puri.
Didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan nyeri dada disertai sesak
nafas, P : nyeri dada, Q : di tusuk – tusuk, R : di bagian dada kiri, S : skala nyeri
5, T : hilang timbul. Data obyektif adalah keadaan umum lemah, gelisah, wajah
tampak meringis, Tekanan Darah : 150/90 mmHg, Nadi : 90 kali per menit, Suhu :
36,80 C, pernfasan 26 kali per menit. Dari hasil data subyektif dan obyektif
didapatkan diagnosa keperawatan yaitu nyeri yang berhubungan dengan iskemia
jaringan sekunder. Perencanaan keperawatan adalah kaji karakteristik nyeri (p, q,
r, s, t) p : provocate, q : quality, r : region, s : severy, t : time, ajarkan tekhnik
distraksi dan relaksasi, kolaborasi dengan tim medis dalamm pemberian analgetik.
Implementasi keperawatan yaitu mengkaji karakteristik nyeri (p, q, r, s, t) p :
provocate, q : quality, r : region, s : severy, t : time, mengajarkan tekhnik distraksi
dan relaksasi, mengkolaborasi dengan tim medis dalam pembberian analgetik.
Evaluasi yang didapatkan secara subyektif pasien mengatakan nyeri dada
berkurang. Secara obyektif keadaan umum lemah, wajah tampak meringis, skala
nyeri 4. Hasil analisa perawat yaitu masalah teratasi sebagian. Palnning lanjutkan
intervensi di antaranya kaji ulang karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T), mengajarkan
tekhnik distraksi dan relaksasi, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
analgetik.
Didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan sesak nafas. Data
obyektif Keadaan umum lemah, gelisah, pasien menggunakan O2 3 liter per menit,
terlihat cuping hidung, tanda – tanda vital : tekanan darah : 150/90 mmHg, Nadi :
90 kali per menit, Suhu : 36,80 C, pernfasan 26 kali per menit. Dari data subyektif
dan data obyektif didapatkan diagnosa keperawatan Pola nafas tidak efektif yang
berhubungan dengan Penurunan suplai oksigen. Perencanaan keperawatan yaitu
kaji tanda – tanda vital, posisikan pasien semi fowler, pertahankan terapi O2,
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat yang tepat.
Implementasi keperawatan adalah mengkaji tanda – tanda vital, memposisikan
pasienn semi fowler, memppertahankan terapi o2, mengkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi obat yang tepat. Evaluasi yang didapatkan secara
subyektif klien mengatakan sesak masih dirasakan. Secara obyektif keadaan
umum lemah, pasien tampak gelisah, pasien menggunakan O2 3 liter per menit,
terlihat cuping hidung, tekanan darah sebesar 150/90 mmHg, denyut nadi dengan
frekuensi 90 kali per menit, suhu tubuh sebesar 36,50 C, frekuensi pernfasan
sebesar 26 kali per menit. Hasil analisa perawat yaitu masalah belum teratasi.
Planning lanjutkan intervensi diantaranya kaji tanda – tanda vital dengan
posisikan pasien semi fowler, pertahankan terapi O2, kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi obat yang tepat.
PEMBAHSAN
Hasil penelitian bahwa pengkajian perawat terhadap Infark Miokard di
Ruang Gunung Jati sudah lengkap sesuai dengan teori, pengkajian untuk pasien
infark miokard meliputi, pengkajian, biodata, riwayat kesehatan sekarang,
pengkajian fokus, nyeri atau tidak dan pernafasan. Pengkajian adalah adalah
tahap awal dan dasar dalam proses keperwatan. Pengkajian merupakan tahap yang
paling menentukan bagi tahap berikutnya. Kemampuan mengidentifikasi masalah
keperawatan yang terjadi pada tahap ini akan menetukan diagnosis keperawatan.
Diagnosis yang di angkat akan menentukan desain perencanaan yang akan di
tentukan. Selanjutnya, tindakan keperwatan dan evaluasi mengikuti perencanaan
yang di buat. Oleh karena itu pengkajian harus di lakukan dengan teliti dan cermat
sehingga seluruh kebutuhan pada klien dapat di identifiksi, pengkajian meliputi 3
kegiatan yaitu pengmpulan data, analisa data dan penentuan masalah keperwatan
(Rohmah, 2013).
Hasil pengkajian yang dilakukan perawat ditemukan diagnosa keperawatan
nyeri dan resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Diagnosa adalah merupakan
suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan atau untuk menurunkan, membatasi, mencegah perubahan
(Rohmah, 2013).
Berdasarkan hasil hasil pengkajian data bahwa semua data yang di
kumpulkan merujuk pada tiga masalah yang di derita pasien yaitu nyeri, masalah
nutrisi dan pernafasan, menurut peneliti masalah yang diangkat oleh perawat telah
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh penulis.
Perawat melakukan perencanaan sesuai dengan diagnosa yang muncul dan
perencanaan tindakan direncanakan sesuai dengan teori. Untuk mengatasi nyeri
direncanakan mengajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi dan obat analgetik.
Untuk mengatasi masalah nutrisi direncanakan mengkonsumsi makanan selagi
hangat dan makan sedikit tapi sering. Untuk mengatasi pernafasan direncanakan
yaitu memberikan terapi O2. Perencanaan adalah pengambangan strategi desain
untuk mencegah dan mengurangi serta mengatasi masalah yang telah
diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan
sejauh mana perawat mampu menyelesaikan masalah dengan efektif (Rohmah,
2013). Perencanaan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan
keperawatan yang dirumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan
perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat
mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan
konsisten. Rencana asuhan keperwatan tertulis mengatur pertukaran informasi
oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
mencakup kebutuhan klien jangka panjang (Rohmah, 2013). Untuk intervensi
nyeri obeservasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada
tersebut, bantu klien melakukan tekhnik relaksasi misal nafas dalem, prilaku
distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi, monitor tanda tanda vital (nadi
dan tekanan darah) tiap dua jam, kolaborasi dengan tim kesehatan dalam
pemberian analgetik. Untuk intervensi nutrisi ajarkan makan sedikit tapi sering,
berikan makan yang menarik perhatian, kolaborasi dengan dokter pemberian
fungsi obat. Untuk intervensi pernafasan, kaji pola tanda-tanda vital, observasi
keadaan umum pasien, posisikan pasien semi fowler, Pertahankan O2 3 l/menit,
berikan obat sesuai program.
Perawat di RSI Sakinah telah melakukan perencanaan dengan cukup baik
sesuai dengan intervensi yang di buat saat perencanaan tindakan keperawatan.
Hasil penelitian yang didapat bahwa perawat melakukan implementasi
sesuai dengan perencanaan yang di buat. Implementasi adalah Pelaksanaan adalah
realisasinrencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapakan.
Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta
menilai data yang baru, adapun tahapan implementasi keperawatan yaitu tahap 1
persiapan, tahap 2 intervensi, tahap 3 dokumentasi (Rohmah, 2013).
Perawat RSI Sakinah dalam melakukan implementasi sudah sesuai dengan
teori yang meliputi tahapan yaitu tahap 1 persiapan, tahap 2 intervensi dan tahap 3
dokumentasi. Dalam penelitian ini hanya berdasarkan dokumen data rekam medis
sehingga peneliti tidak melihat secara langsung.
Hasil evaluasi yang dilakukan perawat RSI Sakinah sudah sesuai dengan
teori. Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan
klien (hasil yang di amati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang di buat pada
tahap perencanaan (Rohmah, 2013)
Hasil evaluasi yang dilakukan perawat menunjukkan perkembangan yang
baik pada hari pertama klien merasa nyeri berkurang, nafsu makan bertambah dan
klien merasakan sesak berkurang, pada hari kedua perkembangan lebih baik dari
hari pertama yaitu klien merasa nyeri hilang, nafsu makan semakin bertambah dan
sesak tidak dirasakan lagi. Hal itu menunjukkan implementasi dan perencanaan
perawat sudah dapat mengimplementasi keluhan pasien.
SARAN
1. Bagi Peneliti selanjutnya
Hendaknya meneliti Asuhan Keperawatan yang dilakukan menggunakan
observasi secara langsung dan tidak menggunakan data dokumentasi.
2. Bagi Rumah Sakit
Hendaknya meningkatkan upaya monitoring dan evaluasi yang di
berikan pada pasien Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan pelayanan
keperawatan.
3. Bagi Ilmu Keperawatan
Institusi pendidikan hendaknya mengembangkan konsep Asuhan
Keperawatan yang inovatif dan kreatif serta efisien untuk diberikan pada
pasien infark miokard.
ALAMAT CORRESPODENSI
Email
: [email protected]
No. HP
:
Alamat
: Jl. Mawar Kotim, Besuki
Download