BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Dalam perancangan film animasi edukasi ini, metode pengumpulan data yang digunakan berupa studi pustaka melalui buku, majalah, jurnal, internet, observasi video, survey, dan wawancara. 2.1.1 Sumber Data 2.1.1.1 Buku dan Majalah • "Cara Cepat Membaca Bahasa Tubuh", Navarro, Joe. • "I Know You", Kurniawan, Daud Antonius. • "Body Language", Pease, Allan. • "Nganimasi Bersama Mas Be!", Gunawan, Bambi Bambang. • "Inspired 3D Short Film Production", Valencia, Pepe dan Jeremy Cantor. • Majalah "Motion by Design" edisi pertama. • Berbagai artikel dan jurnal. 2.1.1.2 Internet Penulis mencari berbagai sumber data melalui banyak situs di internet. 2.1.1.3 Video - History Channel Secrets of Body Language - Embodiment, Body Language and Business - Body Language in the Classroom - Ted Ed 2.1.1.4 Survey Survey dilakukan dengan melakukan wawancara kepada beberapa orang yang memiliki latar belakang dan usia yang beragam. 2.1.1.5 Wawancara Wawancara dilakukan kepada dua narasumber, yaitu Joe Navarro, seorang mantan agen FBI spesialis komunikasi non verbal dan Daud Antonius Kurniawan, seorang pendiri dari PsikologID. 3 4 2.1.2. Animasi Kata "animasi" merupakan penyesuaian dari kata "animation" (dalam bahasa Inggris), berasal dari kata dasar "to animate", yang berarti "menghidupkan" (Wojowasito, 1997). Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan atau menggerakan benda mati.Suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi, untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup. Hal tersebut bisa dicapai dengan menampilkan gambar berurut di atas kertas, ataupun menggunakan media lain seperti clay figures, puppet, dan CGI (Computer Generated Images). (G. Djalle, Zaharuddin. 2007. The Making of 3D Animation Movie. Bandung : Informatika Bandung) 2.1.2.1 Animasi 2D Animasi dua dimensi (2D) adalah teknik pembuatan animasi dengan menggunakan gambar bersumbu (axis) dua yaitu X dan Y (Santoso, 2013). Animasi ini lebih dikenal dengan animasi manual yang prosesnya dimulai dengan menggambar di atas selembar kertas, kemudian di scan dan baru dipindahkan ke dalam komputer untuk diubah menjadi file digital. Namun zaman sekarang animasi 2D bisa dilakukan semuanya dalam komputer sehingga hasil outputnya sudah dalam bentuk digital. 2.1.2.2 Animasi 3D Animasi tiga dimensi (3D) adalah teknik pembuatan animasi pada sebuah bidang yang menggunakan 3 sumbu, yaitu X, Y, dan Z sebagai sumbu kedalaman (Santoso, 2013). Objek yang dihasilkan bisa diputar berdasarkan ketiga sumbunya.Animasi 3D dikerjakan di dalam komputer, dan hasil outputnya sudah berupa file digital. (Santoso, Bambi Gunawan. 2013. Nganimasi Bersama Mas Be!. Jakarta : PT Elex Media Komputindo) 5 2.1.3.Edukasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), edukasi atau pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. 2.1.4 Taksonomi Bloom Taksonomi Bloom merupakan sebuah teori yang menjadi acuan dalam sebuah proses pembelajaran. Dalam artikel Taksonomi Bloom, Apa dan Bagaimana Menggunakannya (Retno, 2013), disebutkan bahwa Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasi skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi, dan dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual, yaitu : • Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir. • Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. • Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik, dan kemampuan fisik. Dalam pembuatan animasi edukasi ini, penulis menggunakan ranah kognitif sebagai acuan tujuan pembelajaran. Ranah kognitif yang telah direvisi ini terdiri dari enam level, seperti yang digambarkan dalam piramida berikut : Gambar 2.1. Piramida Kognitif (https://ayip7miftah.files.wordpress.com/2011/12/hierarki.jpg) 6 Diurutkan dari yang terendah yaitu : 1. Mengingat, kemampuan untuk menyebutkan kembali informasi atau pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. 2. Memahami, kemampuan untuk memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik/diagram. 3. Menerapkan, kemampuan untuk melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tertentu. 4. Menganalisis, kemampuan untuk memisahkan konsep kedalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. 5. Mengevaluasi, kemampuan untuk menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria, atau patokan tertentu. 6. Mencipta, kemampuan untuk memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil. Secara logika dalam menginterpretasikan piramida di atas adalah sebagai berikut : • Sebelum kita memahami sebuah konsep, maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu. • Sebelum kita menerapkan, maka kita harus memahaminya terlebih dahulu. • Sebelum kita menganalisa, maka kita harus menerapkannya dulu. • Sebelum kita mengevaluasi, maka kita harus menganalisa dulu. • Sebelum kita menciptakan sesuatu, maka kita harus mengingat, mamahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom di atas, penulis memutuskan untuk membuat sebuah film edukasi yang mengacu pada ranah kognitif dari tahap mengingat hingga tahap memahami. Penulis akan menampilkan pengetahuan yang tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberi pemahaman akan pentingnya bahasa tubuh sehingga orang-orang mau mempelajarinya lebih dalam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 7 2.1.5 Teori Komunikasi Animasi merupakan salah satu media komunikasi yang penulis gunakan, yang mana di dalam jurnal Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Effendy, 2006), disebutkan bahwa komunikasi sendiri memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Selain itu komunikasi juga memiliki beberapa teknik, yaitu : • Komunikasi Informatif Suatu teknik komunikasi yang dilakukan agar orang lain (komunikan) mengerti dan tahu. • Komunikasi Persuasif Suatu teknik komunikasi yang bersifat ajakan yang dilakukan agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain sebagainya. • Komunikasi Instruksi/koersif Suatu teknik komunikasi agar orang mengikuti suatu prosedur dan aturanaturan tertentu. • Komunikasi Manusia (human relation) Hubungan manusiawi, menurut Effendy (2000:138-140), dalam arti luas ialah interaksi antara seorang dengan orang lain dalam segala situasi dan di dalam semua bidang kehidupan. Berdasarkan teori di atas, penulis menggunakan teknik komunikasi informatif dan persuasif. Informatif berarti menyajikan informasi mengenai pentingnya bahasa tubuh sehingga audiens dapat mengetahui dan memahami. Kemudian setelah audiens mengetahui dan memahami, penulis menggunakan komunikasi persuasif yang berupa ajakan untuk mempelajari bahasa tubuh sebagai modal kesuksesan dalam kehidupan sosial, sehingga audiens dapat melanjutkan tahap pembelajarannya secara mandiri menuju tahap menerapkan pada piramida ranah kognitif. (Effendy, Prof. Drs. Onong Uchjana, M.A. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya) 8 2.1.6 Bahasa Tubuh 2.1.6.1. Pengertian Bahasa Tubuh Dalam buku Cara Cepat Membaca Bahasa Tubuh (Navarro, 2008) dijelaskan bahwa komunikasi terdiri dari dua jenis yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal merupakan proses komunikasi melalui bahasa dan kata-kata yang diucapkan. Sedangkan komunikasi nonverbal menurut Joe Navarro (2008:3) sering dikatakan sebagai perilaku nonverbal atau bahasa tubuh. Ini adalah sebuah cara untuk menyampaikan informasi, seperti kata-kata.Namun "kata-kata" tersebut disampaikan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, sentuhan (haptics), gerakan fisik, postur, hiasan tubuh, intonasi, dan volume suara seseorang (bukan isi pembicaraan). Komunikasi verbal yang disampaikan dalam rupa kata-kata hanya mampu mengungkap informasi berupa fakta dan data dari pikiran si pembicara sendiri. Namun melalui bahasa tubuh mampu membuka pikiran, perasaan, dan niat seseorang, jauh lebih baik daripada kata-kata yang kita sampaikan. Bahkan jauh lebih jujur. Hal yang menarik mengenai perilaku nonverbal adalah kemampuannya untuk diterapkan secara universal dan merupakan sebuah hal yang dimiliki sejak lahir (bawaan), namun ada juga yang bersifat unik dan dapat dipelajari, bahkan bersifat palsu. Ilmu ini bekerja di mana ada interaksi manusia. Bahasa tubuh sangat relevan di situasi apapun dan dapat diandalkan. Faktanya, sangat sulit bagi kita untuk tidak berkomunikasi tanpa menggunakan bahasa tubuh. Bahkan seorang yang sedang berkomunikasi lewat telepon pun tetap melakukan gerakan-gerakan tubuh meskipun lawan bicaranya tidak melihat gerakan orang tersebut. 2.1.6.2. Bahasa Komunikasi Pertama Saat ini terdiri dari banyak sekali bahasa di dunia yang digunakan untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Namun sadarkah kita bahwa sebenarnya bahasa komunikasi pertama kita adalah satu? Mari kita lihat sejarah perkembangan manusia. Hingga abad ke 18 dan masa pencerahan (sebuah gerakan intelektual Eropa), sebagian besar pemikiran mengenai asal-usul bahasa berasumsi bahwa bahasa 9 dimulai sejak adam dan hawa di Taman Firdaus. Teori terbaru mengenai asal usul bahasa adalah bahwa gerakan-gerakan tangan sederhana digunakan sejak 6 atau 7 juta tahun yang lalu, tak lama setelah garis keturunan (evolusi) manusia terpisah dengan kera. Teriakan digunakan untuk seruan ketakutan atau ledakan emosi. Sekitar 5 juta yahun yang lalu, hominid awal yang dikenal sebagai Australopithecus mulai berjalan tegak, dan sebuah bentuk gerakan tangan yang lebih rumit mungkin digunakan sejak itu.kemudian 2 juta tahun yang lalu, ukuran otak bertambah dan gerakan tangan digunakan dalam berbagai kombinasi untuk mengekspresikan gagasan, dan tetap menjadi cara komunikasi yang utama. Sekitar 100.000 tahun yang lalu, homo sapiens mungkin telah mengubah cara komunikasi utama dari gerakan tangan dan muka menjadi vokalisasi dan penggunaan suara-suara yang berbeda untuk menyampaikan berbagai makna. Lambat laun, gerakan isyarat berkurang meskipun kita masih menggunakannya sekarang untuk menegaskan pembicaraan. Manusia merupakan satu-satunya hewan primata yang memiliki keistimewaan tersendiri, memiliki kecerdasan otak yang mampu terus berkembang dan akhirnya bisa berbicara menggunakan kata-kata dalam berkomunikasi. Meskipun demikian, pada dasarnya, bahasa awal manusia adalah sama seperti hewan lainnya, yaitu menggunakan gerakan tubuh dan suara-suara, yang mana disebut sebagai bahasa tubuh pada saat ini. 2.1.6.3. Pentingnya Bahasa Tubuh Ketika manusia mulai bisa berbicara, lambat laun manusia menjadi tidak peduli dan kehilangan kemampuan mengenali bahasa tubuh yang disampaikan oleh lawan bicara. Sungguh mengejutkan setelah manusia mengalami evolusi selama jutaan tahun, ilmu pengetahuan akan komunikasi non verbal baru dipelajari sekitar tahun 1960an, dan baru mulai terkenal pada tahun 1970an. Namun hingga saat ini pun, orang-orang masih mengabaikan peran bahasa tubuh dalam kehidupan sosial. Faktanya, pada era kehidupan masa kini, manusia merupakan pengamat yang buruk. Mereka mungkin melihat, namun mereka tidak mengamati dan menyadari. Bahasa tubuh selalu bisa mengungkapkan sesuatu, dari yang ingin disampaikan, sampai yang ditutupi sekalipun. Perasaan menerima, menolak, tertarik, bosan, benci, semuanya bisa diungkap melalui gerakan dan isyarat yang dikeluarkan oleh bahasa tubuh. 10 Profesor Albert Mehrabian (1967), seorang psikolog sosial dari UCLA mengungkapkan elemen dasar yang terdapat dalam sebuah komunikasi, yaitu • 55% makna dari setiap pesan yang disampaikan berasal dari bahasa visual atau bahasa tubuh (gerakan, sikap, dan ekspresi wajah). • 38% makna dari setiap pesan berasal dari vokal (intonasi, kecepatan, penekanan, dan volume suara). • 7% makna dari setiap pesan berasal dari kata-kata dan isi yang disampaikan. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kata-kata yang kita gunakan hanya memberi sedikit peran dalam sebuah komunikasi. Sebesar 93% dari perasaan dan emosi terlampirkan dalam bentuk nonverbal atau bahasa tubuh (karena vokal termasuk dalam kategori bentuk bahasa tubuh). Itulah yang membuat bahasa tubuh sangat penting untuk dipahami.Bukan berarti kata-kata tidak penting, tetapi hanya dengan mengandalkan kata-kata saja tidak bisa menyampaikan atau mempercayai 100% pesan dan perasaan sesungguhnya. Menurut David Cohen dalam buku bahasa tubuh dalam pergaulan (1993) yang menjelaskan tentang bahasa tubuh sebagai bentuk topeng-topeng mengungkapkan bahwa bahasa tubuh juga menyingkapkan topeng-topeng kita. Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan banyak diantara kita dapat melakukannya dengan baik.Banyak isayarat-isyarat nonverbal tantang perasaan bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas. Membacanya seperti mencoba menguraikan pola dari selendang yang dipakai seseorang yang sedang lewat. Anda dapat melakukannya, tapi membutuhkan keahlian dan latihan. Apa yang dapat menerobos topeng yang kita pakai adalah apa yang disebut oleh para ahli psikologi sebagai “isyarat yang bocor”, isyarat yang sebenarnya tidak ingin kita berikan namun tidak dapat terkontrol. Mengatur ekspresi wajah sangat mudah dilakukan. Jika anda tidak ingin tampak sedih, anda dapat berpura-pura. Lebih sulit mengatur nada suara kita atau gerakan tubuh, mereka ini sering “bocor”. Pelajari mereka dan anda akan segera tahu banyak tentang apa yang sedang dipikirkan orang lain. 11 2.1.6.4. Bentuk - Bentuk Bahasa Tubuh Telah tercatat hampir satu juta tanda atau signal non verbal ditemukan. Mempelajari semuanya akan sangat memakan sangat banyak waktu, atau bahkan tidak mungkin untuk mempelajari semuanya secara sempurna. Karena kemampuan untuk membaca bahasa tubuh bukanlah sekedar teori, melainkan membutuhkan praktek dan pengalaman yang memakan waktu. Tetapi, dengan mengenali beberapa bentuk dasar bahasa tubuh dan sifat-sifatnya, akan cukup membantu untuk memutuskan apa yang paling penting dan mudah dipelajari. Berikut ini beberapa bentuk dasar bahasa tubuh : • Bahasa Ruang / Proxemik Tidak hanya hewan, manusia juga memiliki kecenderungan untuk menjaga "daerah kekuasaan" yang dimilikinya, ini merupakan bagian dari naluri lahiriah.Manusia cenderung menciptakan "zona" atau "gelembung" daerah yang dimasuki orang lain atau hanya terbatas untuk orang-orang tertentu saja. Zona ini berguna sebagai penghalang dan batasan tertentu.Respons alami dari zona perlindungan yang sering dibuat ketika sedang tidak nyaman adalah memalingkan wajah, membuat bahasa tubuh yang menutup diri, dan menghindari kontak mata. Proxemik atau yang lebih dikenal dengan bahasa ruang adalah jarak yang sering kita gunakan ketika sedang berinteraksi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi dimana kita sedang berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban kita dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka, dan perhatian kita terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Pesan proxemik juga dapat mengungkapkan status sosial ekonomi, keterbukaan, dan keakaraban. Berikut ini adalah zona ruang yang kita buat ketika berinteraksi : 1. Zona Intim. Berjarak 15 - 46 cm. 2. Zona Personal. Berjarak 46 cm sampai 1,2 meter. 3. Zona Sosial. Berjarak 1,2 - 3,6 meter. 4. Zona Publik. Berjarak di atas 3,6 meter. 12 • Gesture / Gerakan Tubuh Gestur menunjukkan gerakan anggota tubuh untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Anggota tubuh dirutkan dari bawah dapat dibagi menjadi : 1. Kaki Kaki merupakan bagian tubuh yang paling jujur. Selama jutaan tahun, kaki telah menjadi 'lokomotif' utama manusia. Mereka adalah alat utama untuk bergerak, melarikan diri, dan bertahan hidup. Penulis dan ahli zoologi, Desmond Morris, mengamati bahwa kaki kita mengomunikasikan secara persis hal yang kita pikirkan dan rasakan dengan lebih jujur daripada bagian tubuh mana pun. 2. Torso Torso terdiri dari bagian pinggang, perut, dada, dan pundak. Sama seperti bagian tubuh lainnya, torso akan bereaksi pada kemungkinan bahaya dengan berusaha menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan atau menyebabkan stres. Misalnya, saat kita berdiri di samping orang yang tidak kita sukai, torso kita akan menjauh dari orang tersebut. Kita juga memutar tubuh kita (sedikit) dari hal yang tak menyenangkan. 3. Lengan Lengan sering kali tidak dihiraukan dalam mengamati bahasa tubuh. Kita biasanya menaruh lebih banyak perhatian pada wajah dan gerakan tangan saat membaca perilaku non verbal. Gerakan lengan merupakan indikator perilaku dan emosi yang penting. Berbeda dengan wajah yang dapat menipu, lengan memberikan isyarat non verbal yang jelas tentang pemikiran, perasaan, dan niat seseorang. Gerakan lengan bermacam-macam, dari pelan hingga yang bersemangat. 4. Tangan Di antara semua spesies, tangan manusia adalah unik, karena tak hanya dilihat dari apa yang bisa mereka lakukan, namun juga dari cara mereka berkomunikasi.Tangan kita sangat ekspresif. Mereka dapat memegang, menggaruk, menusuk, menonjok, merasakan, dan lain-lain. Karena tangan dapat melakukan gerakan yang sangat halus, mereka merefleksikan isi pikiran kita yang sangat 'halus'. Otak kita tersambung dengan tangan untuk mengkomunikasikan emosi, pikiran, dan perasaan kita secara akurat. Maka, ketika seseorang berbicara atau tidak, gerakan tangan layak mendapatkan perhatian sebagai perilaku yang kaya akan informasi mengenai pikiran dan perasaan orang lain. 13 • Ekspresi Wajah Wajah kita adalah kanvas bagi pikiran dan perasaan kita. Ini adalah berkah yang evolusioner dan membedakan kita dari spesies mana pun, serta menjadikan kita hewan paling ekspresif di dunia ini. Manusia memiliki 22 otot wajah yang mengontrol mulut, bibir, mata, hidung, kening, dan dagu. Hal tersebut memberikan kemampuan manusia untuk menghasilkan lebih dari 10.000 ekspresi wajah yang berbeda. (Ekman, 2003, hal. 14-15) Ekspresi wajah kita berfungsi sebagai bahasa universal atau bahasa lintas budaya. Bahasa internasional ini berfungsi sebagai cara komunikasi yang praktis sejak manusia hidup, serta memfasilitasi pengertian di antara orang yang berbicara dengan bahasa yang berbeda. Ekspresi senang, sedih, marah, takut, kaget, benci, bahagia, kesal, malu, luka, dan tertarik, adalah mimik wajah yang dikenal secara universal. Saat membaca bahasa tubuh, orang biasanya memulai dari bagian atas, yaitu wajah, lalu turun ke bawah. Padahal, wajah adalah bagian tubuh yang paling sering digunakan untuk berbohong dan menutupi perasaan yang sebenarnya, dan semakin ke bawah merupakan bagian yang semakin jujur. Dari kecil, kita sudah diajarkan untuk berbohong. Seperti, orang tua kita mengajarkan untuk menjaga ekspresi saat kita tidak menyukai makanan di meja kita, atau kita didorong untuk memalsukan senyuman saat menyambut seseorang yang tidak kita sukai. Hal tersebut menjadikan kita cukup terlatih untuk menyembunyikan perasaan kita dengan wajah, meskipun terkadang terlihat juga. Seperti yang dikatakan oleh David Cohen bahwa manusia sudah diajarkan mengenakan topeng-topeng sejak kecil, demikian pula kita sering mendengar istilah "poker face". Manusia juga bisa dikatakan sedang berakting ketika mereka membuat wajah palsu, memanipulasi, atau mencoba mempengaruhi persepsi orang lain melalui senyuman palsu, tangisan palsu, atau pandangan yang menipu. Pada level tertentu, kita memang bisa mengontrol ekspresi wajah dan membuat ekspresi palsu. Namun terkadang suka terjadi "kebocoran" sinyal dari perasaan sebenarnya yang tergambarkan di wajah kita, atau biasa disebut sebagai mikroekspresi. Mikroekspresi adalah ekspresi singkat pada wajah yang menggambarkan perasaan dan keadaan emosional tentang sesuatu yang sedang terjadi. Mikroekspresi terjadi sangat cepat, hanya berlangsung sekitar 1/25 detik hingga setengah detik. Reaksi ini sangat cepat dan bersifat refleks, sehingga tidak 14 dapat ditutupi. Mikroekspresi dapat secara baik memperlihatkan perasaan dan emosi seseorang akan sesuatu secara benar. Wajah merupakan bagian tubuh yang memiliki reaksi dan respons tercepat dari otak dan merupakan lokasi pertama dari tubuh untuk mengekspresikan emosi. Menurut penelitian, 90% dari orang yang berbohong membuat 35 kesalahan yang berbeda-beda. Meskipun demikian, mikroekspresi sangat sulit untuk ditangkap ketika sedang berkomunikasi secara langsung, karena sangat cepat. • Vokal / Paralinguistik Aspek vokal atau paralinguistik dalam mendengarkan bahasa tubuh juga menjadi salah satu hal yang penting. Pesan paralinguistik adalah pesan non verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama bisa menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda. Pesan paralinguistik terdiri dari nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.Nada menunjukkan jumlah getaran atau gelombang yang dihasilkan sumber bunyi. Semakin banyak jumlah getaran, semakin tinggi nada yang dihasilkan. Nada dapat mengungkapkan gairah, ketakutan, kesedihan, kesungguhan, atau kasih sayang. Nada dapat memperteguh dampak kata yang kita ucapkan. Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa nada sering digunakan untuk mengungkapkan identitas diri dan mempengaruhi orang lain. Ketika seseorang sedang menyembunyikan sesuatu, nada suaranya sering kali meninggi, atau mereka cenderung berbicara lebih lamban dan kurang lancar. Selain itu, mereka sering melakukan perbaikan kalimat, misalnya dengan memulai sebuah kalimat, memotongnya, kemudian memulainya lagi. 2.1.6.5. Manfaat dan Kegunaan Bahasa Tubuh Para peneliti mengatakan bahwa orang yang dapat membaca dan memahami komunikasi non verbal secara efektif serta mengatur bagaimana orang mempersepsikan dirinya, akan menikmati kesuksesan dalam dirinya dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kemampuan ini. Dengan kemampuan membaca bahasa tubuh, kita bisa menerobos topengtopeng yang dikenakan orang lain. Kita mampu membuka pikiran, perasaan, dan niat orang sesungguhnya. Kita bisa mengetahui apakah orang itu nyaman dengan Anda, 15 apakah klien Anda puas dengan Anda, atau mengetahui apakah dia benar-benar mencintai Anda. Dengan melihat segala sesuatu yang nampak transparan, kita bisa memilih langkah yang bijak dan lebih berhati-hati dalam bertindak, bukan untuk menghakimi orang lain. Secara sadar atau tidak sadar, sebagai makhluk sosial kita tidak hanya mengamati perilaku orang lain, tetapi juga sebaliknya kita pun turut diamati oleh orang lain. Dengan memahami bahasa tubuh, kita juga bisa mengendalikan bahasa tubuh kita, sehingga bisa memberikan dan memperkuat sebuah kesan yang ingin kita sampaikan. Kita memiliki kekuatan berekspresi untuk mengkomunikasikan banyak hal dengan cara yang sangat jelas. Meskipun telah banyak mempelajari bahasa tubuh, bahkan seorang ahli pun tidak bisa berbohong atau memalsukan seluruh bahasa tubuhnya secara sempurna dalam periode waktu yang panjang. Hal tersebut terjadi tidak lepas dari peranan otak limbik. Kendati demikian, kemampuan untuk mengendalikan bahasa tubuh dapat memimalisir terjadinya kesalahan penyampaian pesan atau kesan negatif yang tidak diinginkan, dan dengan sengaja bisa menyampaikan kesan positif yang ingin disampaikan.Hal itu bisa membuat orang merasa nyaman dengan kita, dan kita pun bisa menjadi lebih diterima. Banyak politisi dan pemimpin yang mahir dalam memalsukan bahasa tubuhnya dalam periode singkat yang bertujuan untuk menarik simpati dan kepercayaan rakyatnya, dan itulah yang disebut dengan karisma. 2.1.6.6. Pengaruh Otak Limbik Otak merupakan organ yang paling menakjubkan dalam tubuh manusia. Otak merupakan pusat kontrol dari semua perilaku, baik yang disadari atau pun yang tidak disadari. Pemahaman ini menjadi tonggak untuk memahami komunikasi non verbal. Otak manusia terdiri dari tiga bagian yaitu, otak reptil (stem), otak mamalia (limbic), dan otak manusia (neocortex). Neocortex, merupakan bagian otak yang bertanggung jawab atas faktor kesadaran dan ingatan. Ini merupakan bagian yang membedakan kita dari hewan mamalia lainnya. Ini adalah otak yang digunakan untuk berpikir. Namun ini juga merupakan bagian otak yang paling tidak jujur.Ini adalah "otak penipu" kita. 16 Gambar 2.2.Otak Manusia (http://www.selloutyoursoul.com/wp-content/uploads/2012/07/brain_image.jpg) Berbeda dengan otak limbic, yang bereaksi secara refleks dan instan, secara langsung, tanpa pemikiran terlebih dahulu. Ini merupakan bakat hewani kita. Dengan demikian, otak limbik memberikan respons yang jujur. Otak ini tidak pernah istirahat, selalu dalam keadaan "aktif", dan juga merupakan pusat emosi kita. Perilaku limbik merupakan perwujudan pikiran, perasaan, dan niat kita. Kesimpulannya, otak limbik adalah sumber dari perilaku non verbal yang tak bisa bohong. Otak limbik merupakan otak yang tidak lupa, dapat menyimpan data pengalaman dan peristiwa yang positif ataupun negatif dalam ingatan emosi kita. Meskipun sebuah peristiwa sudah terjadi bertahun-bertahun lalu, otak limbik dapat mengingatkannya kembali ketika bertemu lagi dengan pengalaman tersebut. Itulah yang alasan mengapa kita kadang sulit untuk melupakan seseorang yang menyakiti atau membuat kita tidak nyaman, sehingga kita akan merasa enggan dan berperilaku berbeda ketika bertemu dengannya. Atau ketika orang yang telah lama tak bertemu berada dekat kita, dan menghasilkan perasaan senang yang amat kuat, itu terjadi karena kita mengenali bau yang menyenangkan dari masa lalu kita ketika bersamanya. (Kurniawan, Daud Antonius. 2014. I Know You. Jakarta : Loveable) (Navarro, Joe. 2008. Cara Cepat Membaca Bahasa Tubuh. Jakarta : PT. Zaytuna Ufuk Abadi) 17 2.1.6.7. Bahasa Tubuh Mempengaruhi Emosi Seorang Psikolog, Amy Cuddy (2013) menjelaskan bahwa penggunaan bahasa tubuh yang benar tidak hanya mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri kita, melainkan juga bisa mempengaruhicara kita merasa tentang diri kita sendiri, atau bisa disebut juga bisa mempengaruhi perasaan kita. Ketika berperilaku, baik di depan orang ataupun sebelum melakukan presentasi di depan orang, sebaiknya menghindari perilaku non verbal yang menyudutkan diri kita sendiri, seperti membungkuk atau membuat diri kita kecil.Sebaliknya, buatlah diri kita menjadi besar, seperti merenggangkan kaki, badan, dan tangan, serta mengangkat kepala. Amy Cuddy bekerja sama dengan Dana Carney melakukan penelitian bahwa ketika kita berperilaku membuat diri kita menjadi besar, terjadi peningkatan pada hormon testosteron yang mempengaruhi kepercayaan diri dan membuat penurunan pada hormon kortisol yang mempengaruhi stres. Hal tersebut membuat seseorang merasa lebih kuat. (Cuddy, A. 10 Januari (2013).Your Body Language Shapes Who You Are. TED Weekends, diakses 5April 2015 dari http://www.huffingtonpost.com) 2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Teori Prinsip Animasi Berikut ini 12 prinsip animasi yang ditemukan oleh animator kawakan Disney bernama Ollie Johnston dan Frank Thomas dalam bukunya yang berjudul The Illuison of Life (1981) : 1. Squash and Stretch Berguna untuk memberikan kesan gambar yang flexible/ lentur dan mempunyai berat dan volume. 2. Anticipation Merupakan gerak ancang-ancang sebelum melakukan sebuah tindakan, sehingga penonton siap untuk menerima gerakan tersebut. 18 3. Staging Bertujuan untuk menarik perhatian penonton serta menjelaskan adegan apa yang sedang terjadi, termasuk action, reaction, attitude, personality, dan mood. 4. Straight Ahead Action and Pose To Pose Dengan prinsip straight ahead action, berarti animator membuat gerakan animasi secara linear. Sedangkan pose to pose, animator membuat rangkaian animasi yang sudah direncanakan secara matang dengan beberapa key drawing. 5. Follow Through and Overlapping Action Sebuah prinsip animasi yang membuat gerakan susul-menyusul untuk menciptakan gerakan yang alamiah. 6. Slow In and Slow Out Merupakan sebuah gerakan percepatan dan perlambatan yang berguna untuk menghasilkan gerakan animasi yang lebih natural dan realistik, terutama pada bagian awal dan akhir dari sebuah gerakan. 7. Arcs Semua gerakan makhluk hidup menggunakan pola arcs atau lengkungan, kecuali pada alat-alat mekanik termasuk robot. Gerakan animasi pada serangkaian titik membentuk pola garis lengkung. 8. Secondary Action Merupakan tambahan gerakan yang berguna untuk memperkaya dan mempertegas gerakan utama. 9. Timing Merupakan perhitungan waktu yang bergantung dari banyaknya jumlah frame. Prinsipnya, semakin banyak frame, gerakan animasi akan semakin lambat, demikian sebaliknya. 19 10. Exaggeration Merupakan gerakan animasi yang dibuat berlebihan.Film animasi yang tidak lebay (berlebihan) itu artinya film biasa dan bukan film animasi. 11. Solid Drawing Seorang animator harus bisa membayangkan bentuk karakter ataupun objek dalam ruangan 3 dimensi atau perspektif. 12. Appeal Appeal berarti mempunyai jiwa atau personaliti yang terpancar hanya dengan melihat gambar karakter desainnya. Penulis menggunakan 11 prinsip animasi yang bertujuan untuk membuat sebuah gerakan animasi yang dinamis dan tidak membosankan. Prinsip animasi yang penulis tidak gunakan adalah Appeal karena dalam film animasi yang akan dibuat tidak memiliki karakter atau tokoh utama yang memiliki personaliti. (Santoso, Bambi Gunawan. 2013. Nganimasi Bersama Mas Be!.Jakarta : PT Elex Media Komputindo) 2.2.2Teori Motion Graphic Menurut Krishna (2010) dalam sebuah majalah Motion by Design edisi pertama, dikatakan bahwa motion grafis pada umumnya merupakan gabungan dari potongan-potongan desain/animasi yang berbasis media visual yang menggabungkan bahasa film dengan desain grafis. Ini dapat dicapai dengan memasukkan sejumlah elemen yang berbeda seperti 2D/3D, video, film, tipografi, ilustrasi, fotografi, dan musik. Sebuah video atau film animasi baru bisa dikatakan sebagai sebuah motion grafis jika sudah dikombinasikan dengan elemen desain, seperti jenis, bentuk, atau baris. Ada beberapa karakteristik kunci untuk lebih mendefinisikan sifat motion grafis : • Motion grafis 2 dimensi, namun dapat menciptakan ilusi elemen gerakan 3 dimensi. 20 • Motion grafis tidak harus benar-benar berpindah posisi, asalkan ada sesuatu yang berubah dalam jangka waktu tertentu pada objek tersebut. Misalkan objek yang berubah warna meskipun tetap pada posisi diam. (Majalah Motion by Design #01) 2.2.3 Teori Infografis Dalam artikel The Power of Infographics (Smiciklas: 2012), dikatakan bahwa infografis (singkatan dari informasi grafis) merupakan sebuah gambar dan data yang menyatu dengan desain. Secara sederhana bisa digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.3. Anatomi Infografis (Artikel The Power of Infographics) Secara formal, infografis dapat didefinisikan sebagai visualisasi data atau ideide yang digunakan untuk menyampaikan informasi kompleks kepada penonton dengan cara yang dapat dikonsumsi dengan cepat dan mudah dipahami. Proses pengembangan dan penerbitan infografis disebut juga visualisasi data, desain informasi, atau arsitektur informasi. Dalam penggunaannya, informasi yang disampaikan dapat dibagi menjadi beberapa kategori : • Statistik - parameter seperti penjualan, pendapatan, riset pasar, dan survey. • Proses - manufaktur, layanan pelanggan, alur penjualan, dan rantai pasokan. • Ide - konsep, teori, pemikiran pemimpin, dan ideologi. • Kronologi - sejarah, urutan peristiwa, garis waktu, dan jadwal. • Geografi - lokasi dan parameter suatu kawasan. • Anatomi - bahan, komponen, dan daftar. 21 • Hierarki - sturktur organisasi dan kajian kebutuhan. • Relasi - internal, eksternal, orang, produk dan jasa. • Kepribadian - merek humanisasi dan budaya organisasi. Penulis menggunakan infografik untuk menyampaikan fakta-fakta berupa data statistik dan anatomi. Hal tersebut bertujuan agar audiens dapat lebih jelas dan mudah untuk memahami data-data yang disampaikan. (Smiciklas, Mark. 2012. The Power of Infographics. USA : QUE) 2.2.4 Teori Tipografi Di dalam jurnal Tipografi Dalam Desain Komunikasi Visual karya Priscilia Yunita Wijaya (1999) disebutkan bahwa tipografi adalah ilmu yang mempelajari bentuk huruf, dimana huruf, angka, tanda baca, dan sebagainya tidak hanya dilihat sebagai simbol dari suara tetapi terutama dilihat sebagai suatu bentuk desain. Ada empat buah prinsip pokok tipogorafi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi, yaitu : • Legibility Merupakan kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Dalam suatu karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya, yang dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. • Clarity Merupakan kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju. Beberapa unsur desain yang mempengaruhi clarity adalah, hirarki visual, warna, pemilihan tipe, dan lain-lain. • Visibility Merupakan kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. 22 • Readibility Merupakan penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Keempat prinsip pokok daripada desain tipografi tersebut mempunyai tujuan utama untuk memastikan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya desain komunikasi visual dapat tersampaikan dengan tepat. Selain itu, desain tipografi juga dapat membawa emosi atau ekspresi. Penulis menggunakan teori tipografi karena dalam pembuatan film animasi "Pentingnya Bahasa Tubuh", penulis akan menggunakan infografis yang di dalamnya terdapat tulisan. Selain itu ilmu tipografi juga dijadikan acuan dalam pembuatan judul. 2.2.5 Perkembangan Psikologis Manusia John Santrock (2002), dalam bukunya yang berjudul Life-Span Development, menjelaskan tentang tahap-tahap perkembangan manusia sebagai berikut : 1. Periode prakelahiran (prenatal period) Merupakan saat dari pembuahan hingga kelahiran. 2. Masa bayi (infacy) Merupakan periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 - 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. 3. Masa awal anak-anak (early childhood) Periode perkembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia 5-6 bulan. Selama masa ini, anak-anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan sekolah, dan bermain bersama teman-teman. 4. Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood) Merupakan periode perkembangan dari usia kira-kira 6 - 11 tahun. Keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. 23 5. Masa remaja (adolescence) Suatu periode transisi dari masa anak-anak hingga dewasa yang dimasuki pada usia kira-kira 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. 6. Masa awal dewasa (early adulthood) Merupakan periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia 20an dan yang berakhir pada usia 30an. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak. 7. Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) Merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia 60an. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir. 8. Masa akhir dewasa (late adulthood) Merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru. Berdasarkan teori diatas, penulis menetapkan orang-orang dewasa yang berusia 20 - 35 tahun sebagai target audiens primer, karena pada masa awal dewasa merupakan masa perkembangan karir dan mencari pasangan, dimana kemampuan bersosialisasi yang baik sangat dibutuhkan. Sedangkan terget sekundernya adalah orang-orang dewasa masa pertengahan yaitu sekitar usia 35 tahun ke atas dan para remaja dibawah usia 20 tahun. 24 2.2.6 Teori Belajar Orang Dewasa Penulis menetapkan orang dewasa sebagai target audiens. Menurut Lindeman (1926) dalam The Meaning of Adult Education terdapat lima (5) prinsip belajar teori belajar orang dewasa: 1. Orang dewasa termotivasi belajar apabila “belajar” tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan minatnya, oleh karena itu titik berangkat pembelajaran orang dewasa adalah menemukan kebutuhan dan minat warga belajar. 2. Orientasi belajar orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan (life centere), oleh karena itu unit pembelajaran orang dewasa harus terkait dengan kehidupan, bukan pelajaran. 3. Pengalaman adalah sumber belajar yang paling baik bagi orang dewasa, sehingga metode menggunakan pengalaman dan analisis pengalaman. 4. Orang dewasa mempunyai kebutuhan yang dalam untuk mengarahkan diri sendiri (self directing) oleh karena itu pengalaman adalah guru dalam pembelajaran dengan mengambangkan pengetahuan. 5. Perbedaan individu antara orang dewasa semakin bertambah sejalan dengan bertambahnya usia, olehkarena itu gaya belajar waktu, tempat dan kecepatan belajar harus diijinkan/ditolelir. 2.2.7 Teori Warna Dalam buku Color Design Workbook (Morioka, 2006), disebutkan bahwa teori warna merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk membuat kombinasi warna yang harmonis. Berdasarkan jenisnya, warna dapat dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu : • Warna Primer Merupakan warna pokok atau warna dasar yang tidak mengalami pencampuran warna lain. Warna primer terdiri dari warna merah, kuning, dan biru. • Warna Sekunder Merupakan hasil pencampuran dua warna primer dengan proporsi 1 : 1. Warna sekunder terdiri dari warna ungu, hijau, dan orange. • Warna Tersier 25 Merupakan hasil pencampuran dari warna primer dan warna sekunder yang berdekatan. Gambar 2.4. Diagram Color Wheel (http://www.co-bw.com/GraphicDesign_Color_Theory_and_Color_Wheel.htm) Berikut ini makna warna-warna primer dan sekunder : • Merah : hasrat, cinta, energi, antusias, panas, kekuatan, agresif, kemarahan, pertarungan, revolusi, kekejaman. • Kuning : cerdas, bijak, optimis, bahagia, idealisme, jelaous, penakut, tipu daya, peringatan, hati-hati. • Biru : pengetahuan, kesejukan, damai, maskulin, setia, merenung, berpikir, keadilan, berpendirian teguh, cerdas, depresi, dingin. • Hijau : kesuburan, uang, pertumbuhan, menyembuhkan, sukses, alam, harmoni, jujur, remaja, serakah, iri hati, mual, racun, kerusakan, tidak berpengalaman. • Ungu : mewah, kebijakan, imaginasi, canggih, inspirasi, kekayaan, bangsawan, berlebihan, keterlaluan, gila, kejam. • Oranye : kreatifitas, unik, segar, energi, semangat, sehat, merangsang, ramah, fantasi, bodoh, berisik. Beberapa cara yang bisa dijadikan acuan untuk menciptakan kombinasi warna-warna yang harmonis dalam color wheel, yaitu : 26 • Komplementer Terdiri dari 2 warna yang berseberangan tepat 180°.Mereka merepresentasikan hubungan yang paling kontras. Warna komplementer menyebabkan getaran visual dan mengesankan mata. Misalnya merah dengan hijau. • Split Komplementer Terdiri dari warna yang saling agak berseberangan dengan sudut mendekati 180°. Menurunkan tingkat kontras dan memberikan relasi yang lebih canggih. Misalnya warna ungu dengan oranye kuning dan kuning hijau. • Double Komplementer Merupakan kombinasi dari 2 warna komplementer. Membuat warna tampat mengegelegar. Misalnya ungu, kuning, merah, dan hijau. • Analog Kombinasi 2 warna atau lebih yang berada bersebelahan satu sama lain. Warnawarna tersebut memiliki panjang gelombang yang sama sehingga nyaman di mata. Misalnya merah, merah oranye, dan oranye. • Triadik Kombinasi dari 3 warna yang saling terpisah dengan jarak yang sama. Triadik dari warna-warna primer sangat menyolok mata, tapi triadik dari warna-warna sekunder dan tersier menampilkan kontras yang lebih halus. Misalnya merah ungu, kuning oranye, dan biru hijau. • Monokromatik Merupakan skema warna yang dibentuk dari terang dan gelapnya sebuah warna tunggal. Misalnya hijau muda, hijau, dan hijau tua. Selain itu, Albert Munsell (1912) juga membagi aspek warna menjadi tiga, yaitu: • Hue, merupakan warna dalam bentuk yang paling murni. Warna yang terdapat dalam color wheel adalah hue. • Saturation, atau krom merupakan istilah yang mengacu pada intensitas warna. Saturasi ditentukan oleh seberapa banyak atau seberapa sedikit warna abu-abu yang terkandung. • Value, merupakan terang atau gelapnya sebuah warna. Warna yang mengarah putih disebut tints, ke arah gelap disebut shades, dan menengah disebut midtones. 27 Gambar 2.5. Diagram Warna Munsell (http://media-1.web.britannica.com/eb-media/17/7717-004-4E62CFBD.jpg) (Morioka, Adams dan Terry Stone. 2006. Color Design Workbook. USA : Rockport Publishers) Dalam jurnal Color Psychology and Graphic Design Application (Rider, 2009) dikatakan bahwa pertimbangan pemilihan warna (hue) memang penting, namun faktor pertimbangan kroma (saturation) dan terang gelapnya warna (value/brightness) juga memiliki peran yang penting.Seiring bertambahnya usia, warna mulai terlihat lebih gelap. Hal tersebut membuat warna yang lebih muda tampak lebih menarik. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan, peserta yang menyukai warna biru, pada usia 13-20 dan khususnya usia 21-34 lebih menyukai warna biru tua. Sedangkan peserta yang berusia 35 tahun keatas lebih menyukai warna biru langit. (Rider, Rose. (2009). Color Psychology and Graphic Design Application. Liberty University) Berdasarkan teori-teori di atas, penulis memutuskan untuk menggunakan metode triadik tersier dari warna biru hijau, merah ungu, dan kuning oranye, untuk menciptakan kombinasi warna yang memikat mata namun tidak terlalu kontras. 28 Warna biru dipilih sebagai warna yang paling dominan dalam film edukasi ini, karena warna biru bermakna pengetahuan dan kecerdasan.Selain itu warna biru juga mengartikan ketenangan, yang mana diperkuat oleh pernyataan bahwa warna biru membuat objek tampak lebih ringan dan waktu berjalan lebih cepat. Hal tersebut bisa membantu mempengaruhi audiens bahwa video edukasi yang mereka tonton berdurasi lebih singkat sehingga tidak membosankan.Kemudian berdasarkan hasil penelitian, karena target audiens primer berusia 20-35 tahun, maka penulis memutuskan untuk menggunakan warna dengan tingkat saturasi dan value yang rendah. 2.2.8 Durasi Video Edukasi yang Ideal Dalam jurnal How Video Production Affects Student Engagement (Philip J Guo, 2014) disebutkan sebuah hasil analisa mengenai durasi video edukasi yang ideal. Gambar 2.6. Pengaruh Durasi Pada Video Edukasi (Jurnal How Video Production Affects Student Engagement) Panjang durasi video edukasi yang optimal adalah 6 menit atau kurang.Audiens menyaksikan sebagian besar durasi video pendek tersebut. Bahkan, seberapa pun panjang videonya, waktu maksimal audiens menonton video edukasi adalah 6 menit. Berdasarkan hasil analisa di atas, penulis memutuskan untuk membuat film animasi edukasi dengan durasi 3 - 4 menit, sehingga informasi yang disampaikan tidak terlalu cepat, dan juga tidak terlalu lama.Pemilihan durasi tersebut juga disesuaikan dengan jumlah materi yang ingin disampaikan secara to-the-point atau tidak bertele-tele, sehingga audiens dapat dengan cepat memahami pesan yang disampaikan tanpa membuang banyak waktu mereka. 29 2.3 Studi Existing 2.3.1 Studi Bentuk Dalam sebuah buku karya Pepe Valencia dan Jeremy Cantor, berjudul Inspired 3D Short Film Production (2004), bentuk karakter dibagi menjadi 4, yaitu: Style Kelebihan Kekurangan Realistik, khususnya manusia. -Hubungan antara karakter dengan penonton mudah terbangun. -Penonton akan mengharapkan gerakan yang realistik, yang merupakan bentuk animasi tersulit. -Referensi mudah ditemukan. Karikatur -Dekat hubungannya dengan dunia nyata, dengan begitu relatif mudah untuk membangun hubungan dengan penonton. -Sulit untuk mendapatkan ukuran yang pas antara realistik dengan kartun. -Menyediakan ruang kreatif untuk penggayaan dan melebih-lebihkan gerakan. Kartun -Banyak ruang untuk berkreasi dengan penggayaan animasi, hiperbola, dan kreativitas. -Penonton tidak akan mengharapkan gerakan yang realis dari animasi. Abstrak -Kebebasan penuh untuk berkreasi. -Membuat karakter kartun yang unik dan menarik tidak semudah yang terlihat. Terlalu banyak gerakan berlebihan mampu kehilangan koneksi dengan realitas. Sulitnya menciptakan hubungan antara karakter dengan penonton karena desain karakter dan tingkah lakunya akan berbeda dengan dunia nyata. Maka tingkah lakunya harus bisa diidentifikasikan dan ekspresif. Paling sulit untuk menciptakan hubungan antara karakter dengan penonton. Tabel 2.1. Character Style (Buku Inspired 3D Short Film Production) 30 Untuk karakter utama 3D, penulis memilih gaya karakter realistik agar mudah membangun hubungan dengan audiens. Prinsip animasi exaggeration tidak digunakan dalam menganimasikan karakter tersebut. Dengan demikian, diharapkan penonton dapat mempercayai apa yang diperagakan oleh karakter tersebut. Berikut ini merupakan referensi karakter yang dijadikan acuan oleh penulis. Gambar 2.7. Animasi Edukasi "An Athlete Uses Physics To Shatter World Records" (https://www.youtube.com/watch?v=RaGUW1d0w8g) Karakter berbentuk realistik. Memiliki postur manusia sesungguhnya, namun tidak memiliki wajah (mengenakan topeng). Karakter utama yang mengenakan topeng polos merupakan perwujudan dari teori David Cohen, dimana dikatakan bahwa manusia mengenakan topeng-topeng, bahkan dari kecil. Topeng juga menunjukkan bahwa wajah adalah bagian tubuh yang paling tidak bisa dipercaya. Gambar 2.8. Referensi Topeng (http://www.designdazzling.com/wp-content/uploads/2010/04/mask_photography4.jpg) Bentuk wajah yang akan dibuat akan berbentuk sangat polos, tidak memiliki pipi, mulut, dagu, mata, dan kerutan dahi. Hanya akan ada sedikit tonjolan hidung pada topeng yang dikenakan. 31 Gambar 2.9. Film Animasi "Have You Heard Infographic" (https://www.youtube.com/watch?v=eJoGd84Tiu8) Untuk objek-objek 2D, penulis juga menggunakan bentuk-bentuk geometris untuk menampilkan infografis yang dianimasikan berupa motion graphics, seperti gambar di atas. Kemudian gaya karakter abstrak digunakan untuk penggambaran manusia purba 2D, seperti gambar di bawah ini. Gambar 2.10. Lukisan Dinding Tum Pra Toon, Thailand (http://www.thailandridgeback.com/html/history.html) Alasan dari penggunaan karakter abstrak tersebut adalah untuk menyeimbangkan dan menciptakan visual yang menarik, agar tidak membosankan karena tidak hanya mengandalkan gerakan realistik dari karakter 3D. Perbedaan 180 derajat ini juga bertujuan untuk membuat perbedaan yang drastis antara manusia purba dan manusia modern. Meskipun sama-sama manusia, tetapi manusia masa kini telah mengalami banyak kemajuan dan perkembangan. 32 2.3.2 Studi Warna Kombinasi warna-warna triadik dapat dilihat dalam gambar di bawah ini. Gambar 2.11. Film Animasi "How The Stock Exchange Works" (https://www.youtube.com/watch?v=F3QpgXBtDeo) Film animasi di atas menggunakan warna triadik tersier yang terdiri dari biru hijau, merah ungu, dan kuning oranye. Warna-warna tersebut digunakan bergantian untuk mendominasi sebuah shot, sehingga menciptakan keharmonisan dalam seluruh videonya. Berbeda dengan penulis, penulis hanya akan menggunakan satu warna yang akan mendominasi keseluruhan video, yaitu warna biru. Berdasarkan teori, referensi video, dan bantuan Adobe Kuler, penulis memutuskan untuk membuat kombinasi warna triadik tersier yang didominasi warna biru hijau, dan memiliki tingkat saturasi dan value yang rendah. Dengan demikian didapati hasil sebagai berikut. Gambar 2.12. Tone Warna (data pribadi) 2.3.3 Gaya Penyampaian Dalam sebuah jurnal berjudul Animation as an Aid to Multimedia Learning (Richard E. Meyer dan Roxana Moreno : 2012), disebutkan beberapa prinsip penyampaian materi pembelajaran secara efektif : • Temporal Continguity Principle Audiens akan belajar lebih dalam ketika narasi dan animasinya ditampilkan di waktu yang bersamaan, dibandingkan dengan waktu yang terpisah. • Coherence Principle Kata-kata, suara, video, dan segala macam hal yang tidak berhubungan tidak perlu ditampilkan. 33 • Spatial Continguity Principle Sebuah prinsip yang menyatakan bahwa tulisan di samping gambar / objek lebih baik dibandingkan dengan tulisan di bawah layar. • Redundancy Principle Sebuah prinsip yang menyatakan bahwa animasi dengan narasi lebih efektif daripada animasi dengan narasi dan tulisan di layar. Teori di atas sangat sesuai dengan film-film animasi produksi Ted Ed sehingga penulis mengamati banyak film animasi edukasi hasil keluarannya. Gambar 2.13.Ted Ed (http://ed.ted.com/) Berdasarkan teori di atas, penulis memutuskan untuk menggunakan narasi dalam menyampaikan informasi, dan menggunakan seminimal mungkin tulisan di layar, kecuali dalam infografik yang menggunakan data angka. (Educational Psychology Review, Vol. 14, No. 1, March 2002) 2.3.4 Video Pembanding Gambar 2.14.Animasi Komersial "Embodiment, Body Language And Business" (https://www.youtube.com/watch?v=m0Yq04eOj18) 34 Sebuah iklan yang mengajak penontonnya untuk mempelajari bahasa tubuh. Dalam animasi tersebut ditampilkan contoh-contoh kegunaan bahasa tubuh, namun tidak menampilkan fakta-fakta mengenai bahasa tubuh. Gambar 2.15.Film Animasi "Body Language in the Classroom" (https://www.youtube.com/watch?v=zChAWq9m7Po) Sebuah film animasi tentang bahasa tubuh. Film tersebut menyajikan informasi dalam bentuk tulisan yang sangat panjang, tanpa narator. 2.4 Data dan Analisa 2.4.1 Survey dan Wawancara Survey Dari hasil survey melalui wawancara singkat ke beberapa orang dengan latar belakang dan usia yang berbeda-beda, didapati hasil sebagai berikut : 1. Mengenai bahasa tubuh atau body language, Hanya 8% orang-orang yang mengerti dengan jelas apa yang dimaksud denga bahasa tubuh, 46% memahami beberapa (tidak mendalam), 36% kurang memahami atau salah mengartikan, dan 10% tidak tahu mengenai bahasa tubuh. Kendati 54% dari mereka yang telah memahami mengenai bahasa tubuh dan mengaku bahwa hal tersebut penting untuk dipelajari, mereka tidak benar-benar mengerti akan seberapa besar manfaat yang diperoleh dengan mempelajari bahasa 35 tubuh. Banyak dari mereka menjawab bahwa mempelajari bahasa tubuh berguna untuk menilai orang lain. Memang hal tersebut tidak salah, namun mereka juga lupa bahwa diri kita juga dinilai oleh orang lain. Bahasa tubuh tidak hanya berguna untuk melihat orang lain, tetapi juga mengendalikan diri sendiri. 2. Kemudian, dari 90% orang, baik yang mengerti secara mendalam ataupun yang kurang mengerti, 84% mengaku bahwa mereka tertarik dan memiliki minat untuk menonton sebuah film animasi mengenai bahasa tubuh. Hal ini memberi kesimpulan bahwa topik yang diangkat cukup menarik dan mengundang perhatian. Wawancara dengan Bapak Joe Navarro Penulis juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada seorang mantan agen FBI spesialis komunikasi non verbal bernama Joe Navarro. Berdasarkan hasil wawancara dengan Beliau, penulis mendapati bahwa pengetahuan akan komunikasi nonverbal sangatlah berguna untuk bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya untuk mengamati dan membaca perasaan orang lain, melainkan juga untuk berkomunikasi secara lebih efektif, menunjukkan rasa empati, memimpin, dan mengurangi peluang untuk dikritik. Selain itu, meskipun tidak seorang pun yang mampu memanipulasi kebohongan, bahkan seorang ahli pun tidak, tetapi dengan menguasai pengetahuan akan bahasa tubuh, kita bisa berpura-pura dan meminimalisir terjadinya kebocoran signal yang tidak terlalu diperhatikan oleh orang biasa. Kemudian didapati juga jawaban bahwa perempuan lebih peka terhadap bahasa tubuh daripada pria. Dengan demikian, penulis memutuskan target audiens primer untuk film animasi edukasi ini adalah laki-laki. Wawancara dengan Bapak Daud Antonius Kurniawan Bapak Antonius Kurniawan merupakan pendiri dari PsikologID.Beliau adalah seorang ahli bahasa tubuh dan mikroekspresi. Berdasarkan hasil wawancara dengan beliau, penulis mendapati bahwa bahasa tubuh sangatlah penting untuk berkomunikasi. Tidak hanya untuk melakukan penilaian terhadap orang lain, tapi juga tentang bagaimana kita memaknai diri kita sendiri. 36 Hasil lain didapati bahwa seorang ahli pun bahkan tidak bisa berbohong dengan sempurna karena adanya mikroekspresi yang bersifat refleks serta spontan, sehingga sangat sulit memanipulasi keseluruhannya. Kemudian didapati juga jawaban akan tingginya minat masyarakat Indonesia saat ini untuk mempelajari bahasa tubuh, terlebih lagi prinsip dasar manusia yang selalu ingin menjadi lebih "sakti" dibandingkan orang lain. Masyarakat yang memiliki minat untuk mempelajari bahasa tubuh berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga, orangtua, hingga para profesional seperti HRD, Dokter, Psikolog, dan Manager.Itu berarti bahwa bahasa tubuh sangat diperlukan semua kalangan, tanpa memandang status atau bidang pekerjaan yang digeluti. Selain itu, dilihat dari masyarakat yang menghadiri sebuah seminar bahasa tubuh, didapati hasil bahwa hampir seluruhnya merupakan orang dewasa. Oleh sebab itu, penulis memutuskan untuk memilih target audiens primer sekitar usia 20 - 35 tahun. 2.4.2 Analisa SWOT Strength - Berdasarkan hasil survey, topik yang diangkat cukup menarik dan mengundang perhatian. - Pemilihan bentuk visual, warna, gaya penyampaian, dan durasi, disesuaikan berdasarkan target audiens dan hasil analisa. Weakness - Singkatnya waktu pengerjaan yang diberikan. Oppurtunities - Belum ada film animasi yang menjabarkan fakta-fakta dan alasan secara lengkap akan pentingnya mempelajari bahasa tubuh untuk kesuksesan karir. - Tingginya minat masyarakat terhadap pengetahuan akan bahasa tubuh. Threat - Tidak tersampaikannya tujuan dan maksud dari informasi yang disampaikan.