Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Yang Berbeda

advertisement
Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
Yang Berbeda Terhadap Produktifitas Tanaman Nilam
( Pogostemon cablin, Benth)
Oleh:
Dra. Budhi Utami,M.Pd. Prodi Pend. Biologi Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Abstract
THE MEASURE OF PLANT TRANSPIRATION RATE BY VARIOUS
METHODS
The rate of transpiration happen in plant which do the activities cause the
wilted if it is very high while the available water is limited. Besides from the
stem of the plant itself, the loose of water from vegetation is also from the
evaporation, so the loose of water is combed called evapotranspiration.
Most of water lost happen through stomata. Leaf mesofil cells are not well
arranged, but between those cells there is muchspace surrounded by mesofil
cells. Water is evaporated from this wet mesofil cells wall to the space among
cells forward the out atmosphere. The wide of contact between the mesofil
cells and atmosphere in space among cells is so big that in normal condition
evaporation makes the space full of evaporation. If the stomata opened,
difusion of evaporation happen nevertheless the atmosphere itself is also
moisted.
The rate of transpiration is measured though 4 ways, that is (1) chloride
cobalt paper, (2) fotometer, (3) collecting water evaporated, and (4) direct
weighing. Those 4 methods have advantages and disadvantages, but the
researcher assumpted, that direct weighing is the most valid method because
the number of water lost which is counted is all from part of plant, and
through this research, infact the assumption is right.
Keywords : the rate of transpiration, cobalt paper method, fotometer, colleciton
water evaporation, direct weighing
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu
negara penghasil minyak asiri yang
penting di dunia. Tanaman nilam
merupakan salah satu dari sekitar 40
jenis tanaman minyak asiri yang
terdapat di Indonesia. Tanaman ini
mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi dan prospek yang cerah.
Dalam
dunia
perdagangan
dikenal dua macam nilam, yaitu folia
Patchauly naturalis yang berfungsi
sebagai insektisida pemberantasan
ngengat dan Patchauly depurafa
yang disuling daunnya sebagai
minyak asiri.
Minyak nilam terdapat dalam
seluruh bagian tanaman nilam.
Namun kandungan tertinggi terdapat
dalam daun. Kadar minyak nilam
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 51
Desember
berkisar antara 2,5 % - 5,0 % dari
total bahan kering.
Sampai saat ini tanaman nilam
belum dikenal masyarakat secara
luas dan diproduksi secara besar –
besaran oleh petani, namun hanya
dibudidayakan oleh petani dalam
skala
kecil.
Upaya
untuk
meningkatkan produksi daun dan
kualitas minyak nilam tidak lepas
dari pengolahan atau kualitas media
tanam dan penggunaan pupuk.
Pengolahan awal media tanam yang
menghasilkan media tanam yang
berkualitas dan pemupukan yang
dilakukan
secara
benar
dan
berimbang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman. (
H.Rahmat Rukmana, 2004 : 9,18 )
Penggunaan
pupuk
organik
sebagai
pupuk
dasar
sangat
mempermudah petani, mengingat
pupuk organik banyak tersedia di
masyarakat
sebagai
limbah
peternakan dan harganya lebih murah
dibanding pupuk anorganik. Jenis
pupuk organik limbah ternak ada
beberapa
macam
dan
dalam
penelitian ini peneliti menggunakan
pupuk organic (kotoran sapi,
kambing dan ayam). Ketiga jenis
pupuk organik tersebut memiliki
kandungan unsur hara yang berbeda
sehingga memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap tanaman nilam.
B. Rumusan Masalah
Ketiga macam pupuk organic
yaitu kotoran sapi, kotoran kambing
dan
kotoran
ayam
memiliki
kelebihan
unsur
hara
yang
dikandungnya,
sehingga
dalam
penelitian
ini
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
“
Apakah
ada
pengaruh
penggunaan jenis pupuk organik
yang berbeda terhadap produktifitas
tanaman nilam ? “
C. Tujuan
dan
kegunaan
Penelitian
Penelitian
bertujuan
untuk
mengetahui apakah ada pengaruh
pemberian pupuk organik yang
berbeda pada pemupukan dasar
terhadap
produktifitas
tanaman
nilam.
Diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan informasi kepada
masyarakat khususnya petani nilam
tentang pemanfaatan pupuk organic
yang merupakan limbah peternakan
guna menurunkan biaya produksi
serta meningkatkan produktivitas
usaha pertanian nilam.
KAJIAN
TEORI
DAN
HIPOTESIS
A. Tinjauan
tentang
Pupuk
Kandang
Pemupukan dimaksudkan untuk
memenuhi
unsur
hara
yang
diperlukan
tanaman.
Untuk
mengetahui kebutuhan pupuk bagi
tanaman dan tanah perlu dipelajari
dua hal, yaitu unsur hara apa dan
berapa masing – masing unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman.
Sehingga diperoleh hasil yang
optimal ( Djoehana Setyamidjaja ,
1986 )
Pupuk dibagi menjadi dua
kelompok yaitu pupuk anorganik
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 52
Desember
(pupuk buatan) dan pupuk organik
tanah menjadi lebih gembur, (e)
(pupuk alam). Pupuk organik
Mempertinggi porositas tanah dan
dibedakan menjadi tiga yaitu : (1)
secara
langsung
meningkatkan
Kompos, adalah bahan organik yang
ketersediaan air tanah, (f) Membantu
telah lapuk, seperti daun – daun
penyerapan hara dari pupuk kimia
jerami, alang – alang, dedak padi,
yang ditambahkan,
serta (g)
batang jagung dan sebagainya, (2)
Membantu mempertahankan suhu
Pupuk Hijau yaitu segala macam
tanah sehingga fluktuasinya tidak
tumbuhan yang dibenamkan ke
tinggi.
dalam tanah. Tanaman yang sering
Sementara
kekurangan
dari
digunakan sebagai pupuk hijau
pupuk kandang adalah sebagai
adalah
jenis
tanaman
berikut (a) Harus diberikan dalam
kacang – kacangan, (3) Pupuk
jumlah
besar,
(b)
Secara
Kadang, yaitu pupuk yang berupa
perbandingan berat, kadar hara yang
kotoran padat atau cair dari hewan
tersedia bagi tanaman relatif sedikit,
ternak. Kotoran ini dapat tercampur
(c) Dapat menurunkan kualitas air
dengan sisa makanan dan jerami alas
bila berdekatan dengan sumber air.(
kandang ataupun tidak. ( Marsono
Marsono dan Paulus Sigit, 2001 )
dan Paulus Sigit, 2001 )
Susunan maupun nilai unsur hara
Kelebihan pupuk kandang adalah
dari pupuk kandang berbeda – beda.
sebagai berikut (a) Aman digunakan
Faktor yang memperngaruhi susunan
dalam jumlah besar, bahkan sumber
dan nilai unsur hara pupuk kandang
utama hara dalam pertanian organic,
adalah jenis hewan, umur hewan,
(b) Membantu menetralkan pH
kualitas makanan hewan serta jumlah
tanah, (c) Membantu menetralkan
dan jenis alas kandang. ( Djoehana
racun akibat logam berat dalam
Setyamidjaya, 1986 )
tanah, (d) Memperbaiki struktur
Tabel 1. Susunan hara berbagai pupuk kandang sebagai berikut :
No
Jenis Pupuk
Ternak
Kuda
- Padat
Kadar
Nitrogen
0,55 %
Kadar
Fosfor
0,30 %
Kadar
Kalium
0,40 %
Kadar
Air
75 %
2
- Cair
1,40 %
0,02 %
1,60 %
90 %
3
Kerbau - Padat
0,60 %
0,30 %
0,34 %
85 %
4
- Cair
1,00 %
0,15 %
1,50 %
92 %
5
Domba - Padat
0,75 %
0,50 %
0,45 %
60 %
6
- Cair
1,35 %
0,05 %
2,10 %
85 %
0,95 %
0,35 %
0,40 %
80 %
0,40 %
0,10 %
0,45 %
87 %
1
7
8
Babi
- Padat
- Cair
Keterangan
Pupuk panas
Pupuk dingin
Pupuk panas
Pupuk dingin
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 53
Desember
9
Sapi
- Padat
0, 40 %
0,20 %
0,10 %
85 5
10
- Cair
1,00 %
0,50 %
1,50 %
92 %
11
Kambing - Padat
0,60 %
0,30 %
0,17 %
60 %
12
- Cair
1,50 %
0,13 %
1,80 %
85 %
1,00 %
0,10 %
0,40 %
55 %
1,00 %
0,80 %
0,40 %
55 %
13
14
Ayam
- Padat
- Cair
Pupuk dingin
Pupuk panas
Pupuk dingin`
( Pinus Lingga dan Marsono, 1986 : 61 )
Berdasarkan tabel di atas dari
ketiga jenis pupuk kandang ( sapi,
kambing dan ayam ) dapat terlihat
bahwa Sumber Nitrogen ( N )
terbanyak adalah pada kotoran ayam.
Nitrogen merupakan unsur hara
utama bagi pertumbuhan tanaman
yang
pada
umumnya
sangat
diperlukan untuk pembentukan atau
pertumbuhan bagian – bagian
vegetatif tanaman seperti daun,
batang dan akar tetapi kalau terlalu
banyak
dapat
menghambat
pembungaan dan pembuahan pada
tanaman. ( Sutejo 1999). Tanaman
dapat menyerap N dari beberapa
bentuk dan melalui organ – organ
yang berbeda , tetapi bagian terbesar
biasanya diserap melalui akar dalam
bentuk ion, baik sebagai NH4+
maupun NO - . Sebagian tanaman
3
hanya
dapat
menyerap
dan
+
menggunakan NH4
tetapi
kebanyakan menyerap kedua ion .
Ion yang diserap oleh tanaman lebih
tergantung kepada lingkungan dan
bukan
kemampuan
tanaman.
(Engelstad,1997). Sutejo (1999)
menjelaskan N atau zat lemas yang
diserap oleh akar tanaman dalam
bentuk NO - (nitrat) dan NH4+
3
(ammonium), namun nitrat segera
tereduksi
menjadi
ammonium
melalui enzim nitrat reduktase. Bisa
unsur N tersedia lebih banyak
daripada unsur lain maka protein
yang dihasilkan lebih banyak pula.
Adanya unsur N yang cukupo tinggi ,
klorofil yang terbentuk akan semakin
tinggi dimana klorofil mempunyai
fungsi esensial dalam proses
fotosintesis tanaman. Bila proses
berlangsung dengan baik maka
fotosintesis yang terbentuk semakin
meningkat
untuk
kemudian
ditranslokasikan kebagian vegetatif
tanaman guna membentuk organ –
organ baru. Jumlah unsur N yang
cukup tinggi juga mempercepat
pengubahan karbohidrat menjadi
protein kemudian diubah menjadi
protoplasma
(
Sugito,
Purnmaningsih, dn Subeno,1990).
Nitrogen selalu bergerak dalam
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 54
Desember
tubuh tanaman, daun lebih muda dan
organ yang sedang tumbuh menarik
N dengan kuat dari daun yang lebih
tua, sehingga defisiensi pertama kali
akan tampak dan terjadi pada daun –
daun tua.(Gardner, Pearce and
Mtchell,1991). Persediaan yang
besar mendorong produksi dari
jaringan sukulen yang lunak peka
terhadap
kerusakan
mekanis,
serangan penyakit dan menurunkan
kualitas tanaman. (Foth, 1998)..
Sumber Fosfor (P) terbanyak
pada kotoran kambing. Fosfor (P)
memacu pertumbuhan akar dan
pembentukan sistem perakaran dari
tanaman
muda.
Fosfor
juga
mempercepat
pembungaan
dan
pemasakan buah, serta memperbesar
prosentase pembentukan bunga
menjadi buah.
Sumber Kalium ( K ) terbanyak
adalah
pada
kotoran
ayam.
Pengambilan K oleh tanaman
dilakukan dalam bentuk kation K
yang
monovalen.
Pengambilan
dilakukan secara aktif dan traslokasi
mungkin berlangsung. Kalium dapat
berfungsi untuk menyeimbangkan
muatan anion tersebut. (Gardner,
1991 ) Kalium berperan membantu
pembentukan
protein
dan
karbohidrat, mengeraskan jerami dan
bagian
kayu
dari
tanaman,
meningkatkan resistensi tanaman
terhadap penyakit dan meningkatkan
kualitas buah. (Sutejo, 1999). Kalium
juga berperan penting dalam
fotosintesis karena secara langsung
meningkatkan pertumbuhan dan
indeks luas daun, hal tersebut dapat
meningkatkan asimilasi CO serta
meningkatkan
translokasi
hasil
fotosintesis keluar daun. (Gardner,
1991
)
Defisiensi
kalium
meperlihatkan daun yang hangus
pada sebagian tanaman, kadang
menimbulkan bintik yang diikuti
oleh gejala menguningnya tepi daun
yang pada akhirnya daun mengering
dan
menggulung
ke
bawah
(Foth,1998). Pada tanaman jagung
defisiensi K berakibat jatuh rebah
batang dan akar menunjukkan
kemungkinan adanya hubungan
dengan penyakit. Jumlah akar
penunjang menurun dan parenkim
batang mengalami desintergrasi bila
pupuk K diturunkan.. Rohmah
(2001)
dalam
penelitiannya
menyatakan
pemberian Kalium
berpengaruh terhadap kadar serat
polong kapri.
B. Tinjauan tentang Tanaman
Nilam
Tanaman
nilam
jenis
Pogostemon cablin Blanco Benth
disebutkan dalam beberapa literatur
berasal dari Filipina kemudian
menyebar dan banyak ditanam di
Singapura, namun perkembangan
yang pesat justru terjadi di Sumatra,
kepulauan Seychelles, Madagaskar
dan Brasil.
Tanaman nilam termasuk suku
Labiateae yang memiliki sekitar 200
genera. Pogostemon terdiri atas 40
spesies, antara lain P. cablin ( nilam
pinang ), P. hortensis Bocker ( nilam
jawa ) dan P. keyneanus ( nilam
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 55
Desember
kembang ). Di Indonesia jenis nilam
yang banyak ditemukan adalah nilam
Aceh ( pogostemon patchoulin sin,
P. metha sin, P. cablin ). Nilam ini
potensi kandungan minyaknya tinggi,
antara 2,5 % - 5 %. Tanaman nilam
merupakan
tanaman
tahunan,
termasuk tanaman semak yang
tumbuh tegak, memiliki banyak
percabangan, bertingkat – tingkat,
dan beraroma khas. Secara alami
dapat mencapai tinggi 0,5 – 1,0 m.
Daun tanaman berbentuk bulat
telur sampai bulat lonjong ( lonjong
). Secara visual ukuran panjang daun
5 cm – 11 cm, berwarna hijau,
tipis,tidak kaku, dan berbulu pada
permukaan bagian atas. Daun duduk
berhadap – hadapan, permukaan
kasar dengan tepi bergerigi, ujung
daun tumpul, dan urat daun menonjol
ke luar. Tanaman nilam jarang
berbunga. Bunga pada ujung tangkai,
bergerumbul
dan
memiliki
karakteristik warna ungu kemerahan.
Panjang tangkai antara 2 – 8 cm
diameter 1 – 1,5 cm dan daun
mahkota berukuran panjang 8 mm.
a) Varietas
Kultivar ( varietas ) nilam relatif
sedikit,
antara
lain
kultivar
Tapaktuan dan Sidikkalang. Dalam
perkembangannya dikenal varietas
nilam lokal yang telah beradaptasi di
Indonesia antara lain. Nilam Aceh,
Nilam Jawa dan Nilam Kembang.
Balai Peneliti Tanaman Rempah dan
Obat ( Balittro ) menemukan empat
klon nilam yang mempu berproduksi
didataran tinggi yaitu Cisaroni,
Lhoseamawe, Liteu dan Tapaktuan,
sedang yang didataran rendah ada
tujuh klon yaitu Aceh Sidikalang,
Cirateun, Lhokseumawe, Meaulaboh
1, Meaulaboh 2, Aceh Hijau dan
Aceh Merah.
b) Syarat Tumbuh
Tanaman nilam dapat tumbuh
baik di dataran rendah sampai
dataran tinggi. Akan tetapi nilam
yang ditanam pada dataran rendah
akan memiliki kandungan minyak
lebih tiggi dibanding pada dataran
tinggi.
Unsur
iklim
yang
harus
diperhatikan dalam budidaya nilam
diantaranya curah hujan, suhu udara,
kelembapan dan sinar matahari.
Nilam sangat cocok ditanam pada
daerah dengan tipe iklim sangat
basah, curah hujan antara
2500
– 3000 mm / tahun. Tanaman nilam
masih mungkin ditanam pada curah
hujan antara 1750 – 2500 mm / tahun
dengan perlakuan naungan dan
mulsa. Suhu udara optimal antara 24
0
C – 28 0 C dengan kelembaban
udara ( lengas ) msbi yang tinggi.
Untuk
berproduksi
tinggi
dubutuhkan intensitas penyinaran
yang cukup karena itu harus dipilih
lahan
yang
terbuka,
hingga
dihasilkan nilam yang kerolit
berdaun kesil, agak tebal dan sedikit
merah kekuningan tetapi berkadar
minyak lebih tinggi.
Disamping itu iklim, kondisi
tanah juga harus diperhatikan dalam
budidaya nilam. Pertumbuhan terbaik
nilam pada jenis tanah latosol,
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 56
Desember
aluvial dan anolosol. Dengan kondisi
tanah solum dalam, gembur dan kaya
humus, serta drainase baik, PH 5 –7.
( H. Rahmat Rukmana, 2004 : 13-15,
20 )
Tanaman nilam mempunyai nilai
ekonomi penting sebagai tanaman
hias dan penghasil minyak asiri atau
bahan baku pewangi. Daun nilam
juga berfungsi untuk menghindari
serangga, antara lain ngengat.
Minyak nilam merupakan bahan
baku penting dalam industri farpum,
sabun, dan obat, juga beberapa
produksi kosmetika. Tanaman nilam
merupakan salah satu tanaman obat
asli Indonesia sebagai obat tanaman
nilam dapat digunakan untuk
menghilangkan bau keringat dan
sebagai bahan untuk memperbaiki
aroma, rasa dan penampilan jamu.
Minyak nilam diperoleh dari
tanaman nilam dengan menyuling
daunnya yang mengandung 0,5 % - 2
% minyak. Komponen utama nilam
adalah pachoully alcohol ( 45 % - 50
% ). ( Ir. Hieronymus Budi Santoso,
1991 : 23 )
c) Tehnik Budidaya Nilam
Pada umumnya perbanyakan
tanaman Nilam dilakukan dengan
cara vegetatif dengan stek batang
atau stek cabang dengan mengambil
batang muda yang sudah berkayu.
1. Penyemaian stek
Penyiraman diawali dengan
pembuatan lubang tanam dengan
tugal berjarak 3 – 4 cm kedalaman 5
– 10 cm kemudian stek batang atau
cabang ditanam. Persemaian juga
dapat dilakukan dengan Polibag.
Kebutuhan bibit / hektar dirumuskan
dengan
Luas lahan
x Jumlah bibit / lubang
Jarak tanam
Misalnya Penanaman
10.000m
x 1  33.000
100cmx30cm 1
Penanaman yang baik pada awal
musim hujan dengan cara membuat
lubang tanam dengan jarak 50 x 50
cm, 60 x 100 cm, 80 x 80 cm, atau
100 cm x 100 cm. Selanjutnya
disiapkan
bibit
yang
akan
dipindahkan ke lubang dengan
mencabut bibit dan sebagian akarnya
dipotong. Jika bibit dari polobag,
media tanam dalam polibag disiram
sampai basah, kemudian dipolibag
disobek
untuk
selanjurnya
dipindahkan secara utuh. Bibit
ditanam sedalam 10 cm.
2. Pemupukan
Pupuk
kandang
diberikan
bersamaan dengan pengolahan tanah
 10 – 20 to / Ha. SP36 diberikan
seluruhnya bersamaan dengan tanam
dengan dosis 1/3 dosis urea dan Kcl.
Urea dan Kcl 1/3 dosis pada umur
1
bulan
bersamaan
dengan
penyiangan. Urea dan Kcl lagi 1/3
dosis pada umur 2 bulan sementara
dosis pemupukan yang digunakan :
Pupuk kandang 10 – 20 ton / Ha,
Urea 250 Kg / Ha, SP36 75 Kg / Ha
dan Kcl 75 Kg / Ha ( Anang
Suwiqnyo, 2005 )
3. Pemanenan
Tanaman nilam dapat dipanen
pada umur 6 – 8 bulan setelah tanam
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 57
Desember
berikutnya dilakukan sebanyak 3 – 4
yang berasal dari kotoran sapi,
x selama 6 bulan dengan produksi
kotoran kambing dan kotoran ayam,
4 – 6 ton daun basah / 1 Ha.
sedang variable terikatnya adalah
Rendemen antara 2,5 % - 5 %
produktivitas tanaman nilam (daun).
dengan produksi minyak 60 kg – 200
Langkah – langkah penelitian
kg minyak nilam. Dengan setahun
yang dilakukan sebagai berikut :
pupuk organik cair panen pertama
umur 3 bulan setelah tanam dengan
1. Satu minggu sebelum panen
interval panen 1 bulan. ( Anang
dilakukan pengolahan media
Suwiqnyo, 2005 )
tanam dengan cara mencapur
2/3 tanah sawah dengan 1/3
C. Kerangka Berpikir
Pupuk kandang dari kotoran sapi
pupuk kandang dimana setiap
ayam, kambing memiliki prosentase
pupuk kandang disediakan 10
kandungan unsur hara ( N, P dan K )
media tanam dalam polibag
yang berbeda – beda. Masing –
ditambah 10 media tanam
masing unsur hara tersebut juga
tanpa pupuk kandang sebagai
memiliki peran yang berbeda dalam
kelompok kontrol.
pertumbuhan tanaman.
2. Setelah satu minggu bibit
Dengan adanya peran dan
yang tersedia disiram dan
prosentase unsur hara yang berbeda
disobek polibagnya untuk
pada setiap jenis pupuk kandang
selanjutnya ditanam pada
tentu akan memberikan pengaruh
media tanam yang sudah
yang berbeda terhadap produksi
dibuat dan dilubangi.
tanaman nilam.
3. Setelah tiga bulan masa
tanam
dilakukan
panen
D. Hipotesis
Ha : Ada pengaruh pupuk kandang
pertama dengan pemotongan
yang berbeda terhadap produktifitas
batang.
tanaman nilam.
4. Dilakukan penimbangan hasil
panen pada tiap – tiap
METODE PENELITIAN
Variabel bebas dalam pnelitian
polibag untuk selanjutnya
ini adalah 3 macam pupuk kandang
dilakukan dianalisa.
Denah percobaan tanaman nilam ini sebagai berikut :
P2.10
P1.9
P4.8
P3.7
P2.6
P1.5
P4.4
P3.3
P2.2
P1.1
P3.10
P2.9
P1.8
P4.7
P3.6
P2.5
P1.4
P4.3
P3.2
P2.1
P4.10
P3.9
P2.8
P1.7
P4.6
P3.5
P2.4
P1.3
P4.2
P3.1
P1.10
P4.9
P3.8
P2.7
P1.6
P4.5
P3.4
P2.3
P1.2
P4.1
P1  10 tanaman nilam dengan
media tanam tanah sawah
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 58
Desember
tanpa
pupuk
organik
1. Pada perlakuan P1 dan P3
sebagai kelompok kontrol.
terdapat 4 tanaman yang mati
pada perlakuan P2 ada 3 tanaman
P2  10 tanaman nilam dengan
yang mati, sedangkan pada
media tanam tanah sawah
perlakuan P4 tidak ada tanaman
diberi pupuk dasar dari
yang mati.
kotoran sapi.
2. Rata-rata lebar daun dan jumlah
P3  10 tanaman nilam dengan
batang pada masing-masing
media tanam tanah sawah
tanaman hampir sama. Jumlah
diberi pupuk dasar dari
batang pada tiap tanaman antara
kotoran kambing.
2 sampai 4 batang.
P4  10 tanaman nilam dengan
3. Setelah dilakukan pemotongan
media tanam tanah sawah
dan penimbangan berat basah
diberi pupuk dasar dari
daun dan batang nilam diperoleh
kotoran ayam.
data sebagai berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah tanaman berusia tiga bulan
dilakukan pemanenan dan diperoleh
data hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Berat Segar Daun dan Batang Nilam
Ulangan
Berat Segar Pada Perlakuan
2
3
5 gr
5 gr
1
1
4 gr
4
3 gr
2
5 gr
10 gr
7 gr
14 gr
3
7 gr
4 gr
2 gr
10 gr
4
7 gr
3 gr
5 gr
5 gr
5
4 gr
2 gr
3 gr
8 gr
6
4 gr
3 gr
4 gr
4 gr
Selanjutnya data dianalisis dengan mengunakan uji F dan diperoleh table
Anova sbb :
Derajat
Bebas (DB)
Jumlah
Kuadrat (JK)
Kuadrat
Tengah (KT)
F. Hitung
F. Tabel %
Perlakuan
3
74,34
24,78
4,309
2,571
Galat
20
115
5,75
Total
23
189,34
Sumber Ragam
Dari hasil analisis di atas,
diperoleh Ftabel > Fhitung, sehingga Ha
diterima. Dengan kata lain ada
pengaruh pemberian pupuk kandang
yang berbeda terhadap produksi
tanaman Nilam yang signifikan.
Karena alasan tersebut maka
dilakukan uji lanjutan atau uji BNT,
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 59
Desember
uji ini digunakan untuk mengetahui
dalam meningkatkan produksi Nilam
pupuk kandang yang paling tepat
(Pogostemon cablin, Benth).
Tabel Hasil Uji BNT
Perlakuan
Rata - Rata
Notasi
Keterangan
C
4,33
a.
B - C = 0,17 < 1,777 = sama (a)
B
4,5
a.
A - B = 0,67 < 1,777 = sama (a)
A
5,17
a.
D – A = 2,16 >1,777 = tak sama(b)
D
7,33
b.
Dari tabel hasil uji BNT di atas
terlihat adanya pengaruh yang
berbeda pada perlakuan D.
PENUTUP
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah pemberian jenis pupuk
organik yang berbeda berpengaruh
nyata pada tingkat produksi tanaman
nilam. Hal tersebut terlihat pada hasil
penelitian
dimana
pemberian
perlakuan pupuk organik dari
kotoran ayam lebih meningkatkan
produksi
tanaman
nilam
dibandingkan
perlakuan
pupuk
organik dari kotoran sapi dan kotoran
kambing.
Mengingat
tanaman
nilam
termasuk tanaman naungan, maka
pertumbuhan dan produktivitas nilam
akan lebih tinggi bilamana tanaman
ini ditanam di bawah naungan, bukan
di area yang memiliki intensitas
pancaran matahari tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Loveless,A.R.,1991.
PRINSIP
PRINSIP TUMBUHAN TROPIS,
Jakarta, Gramedia
Papib
Handoko,
2008.
PETUNJUK
PRAKTIKUM
FISIOLOGI
TUMBUHAN,
Kediri, Universitas Nusantara
PGRI Kediri
Seputro,
Dwidjo,
1988.
PENGANTAR
FISIOLOGI
TUMBUHAN, Jogjakarta, UGM
Press
Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 60
Desember
Download