Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Yang Berbeda Terhadap Produktifitas Tanaman Nilam ( Pogostemon cablin, Benth) Oleh: Dra. Budhi Utami,M.Pd. Prodi Pend. Biologi Universitas Nusantara PGRI Kediri. Abstract THE MEASURE OF PLANT TRANSPIRATION RATE BY VARIOUS METHODS The rate of transpiration happen in plant which do the activities cause the wilted if it is very high while the available water is limited. Besides from the stem of the plant itself, the loose of water from vegetation is also from the evaporation, so the loose of water is combed called evapotranspiration. Most of water lost happen through stomata. Leaf mesofil cells are not well arranged, but between those cells there is muchspace surrounded by mesofil cells. Water is evaporated from this wet mesofil cells wall to the space among cells forward the out atmosphere. The wide of contact between the mesofil cells and atmosphere in space among cells is so big that in normal condition evaporation makes the space full of evaporation. If the stomata opened, difusion of evaporation happen nevertheless the atmosphere itself is also moisted. The rate of transpiration is measured though 4 ways, that is (1) chloride cobalt paper, (2) fotometer, (3) collecting water evaporated, and (4) direct weighing. Those 4 methods have advantages and disadvantages, but the researcher assumpted, that direct weighing is the most valid method because the number of water lost which is counted is all from part of plant, and through this research, infact the assumption is right. Keywords : the rate of transpiration, cobalt paper method, fotometer, colleciton water evaporation, direct weighing PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak asiri yang penting di dunia. Tanaman nilam merupakan salah satu dari sekitar 40 jenis tanaman minyak asiri yang terdapat di Indonesia. Tanaman ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan prospek yang cerah. Dalam dunia perdagangan dikenal dua macam nilam, yaitu folia Patchauly naturalis yang berfungsi sebagai insektisida pemberantasan ngengat dan Patchauly depurafa yang disuling daunnya sebagai minyak asiri. Minyak nilam terdapat dalam seluruh bagian tanaman nilam. Namun kandungan tertinggi terdapat dalam daun. Kadar minyak nilam Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 51 Desember berkisar antara 2,5 % - 5,0 % dari total bahan kering. Sampai saat ini tanaman nilam belum dikenal masyarakat secara luas dan diproduksi secara besar – besaran oleh petani, namun hanya dibudidayakan oleh petani dalam skala kecil. Upaya untuk meningkatkan produksi daun dan kualitas minyak nilam tidak lepas dari pengolahan atau kualitas media tanam dan penggunaan pupuk. Pengolahan awal media tanam yang menghasilkan media tanam yang berkualitas dan pemupukan yang dilakukan secara benar dan berimbang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. ( H.Rahmat Rukmana, 2004 : 9,18 ) Penggunaan pupuk organik sebagai pupuk dasar sangat mempermudah petani, mengingat pupuk organik banyak tersedia di masyarakat sebagai limbah peternakan dan harganya lebih murah dibanding pupuk anorganik. Jenis pupuk organik limbah ternak ada beberapa macam dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan pupuk organic (kotoran sapi, kambing dan ayam). Ketiga jenis pupuk organik tersebut memiliki kandungan unsur hara yang berbeda sehingga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tanaman nilam. B. Rumusan Masalah Ketiga macam pupuk organic yaitu kotoran sapi, kotoran kambing dan kotoran ayam memiliki kelebihan unsur hara yang dikandungnya, sehingga dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Apakah ada pengaruh penggunaan jenis pupuk organik yang berbeda terhadap produktifitas tanaman nilam ? “ C. Tujuan dan kegunaan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian pupuk organik yang berbeda pada pemupukan dasar terhadap produktifitas tanaman nilam. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya petani nilam tentang pemanfaatan pupuk organic yang merupakan limbah peternakan guna menurunkan biaya produksi serta meningkatkan produktivitas usaha pertanian nilam. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Tinjauan tentang Pupuk Kandang Pemupukan dimaksudkan untuk memenuhi unsur hara yang diperlukan tanaman. Untuk mengetahui kebutuhan pupuk bagi tanaman dan tanah perlu dipelajari dua hal, yaitu unsur hara apa dan berapa masing – masing unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Sehingga diperoleh hasil yang optimal ( Djoehana Setyamidjaja , 1986 ) Pupuk dibagi menjadi dua kelompok yaitu pupuk anorganik Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 52 Desember (pupuk buatan) dan pupuk organik tanah menjadi lebih gembur, (e) (pupuk alam). Pupuk organik Mempertinggi porositas tanah dan dibedakan menjadi tiga yaitu : (1) secara langsung meningkatkan Kompos, adalah bahan organik yang ketersediaan air tanah, (f) Membantu telah lapuk, seperti daun – daun penyerapan hara dari pupuk kimia jerami, alang – alang, dedak padi, yang ditambahkan, serta (g) batang jagung dan sebagainya, (2) Membantu mempertahankan suhu Pupuk Hijau yaitu segala macam tanah sehingga fluktuasinya tidak tumbuhan yang dibenamkan ke tinggi. dalam tanah. Tanaman yang sering Sementara kekurangan dari digunakan sebagai pupuk hijau pupuk kandang adalah sebagai adalah jenis tanaman berikut (a) Harus diberikan dalam kacang – kacangan, (3) Pupuk jumlah besar, (b) Secara Kadang, yaitu pupuk yang berupa perbandingan berat, kadar hara yang kotoran padat atau cair dari hewan tersedia bagi tanaman relatif sedikit, ternak. Kotoran ini dapat tercampur (c) Dapat menurunkan kualitas air dengan sisa makanan dan jerami alas bila berdekatan dengan sumber air.( kandang ataupun tidak. ( Marsono Marsono dan Paulus Sigit, 2001 ) dan Paulus Sigit, 2001 ) Susunan maupun nilai unsur hara Kelebihan pupuk kandang adalah dari pupuk kandang berbeda – beda. sebagai berikut (a) Aman digunakan Faktor yang memperngaruhi susunan dalam jumlah besar, bahkan sumber dan nilai unsur hara pupuk kandang utama hara dalam pertanian organic, adalah jenis hewan, umur hewan, (b) Membantu menetralkan pH kualitas makanan hewan serta jumlah tanah, (c) Membantu menetralkan dan jenis alas kandang. ( Djoehana racun akibat logam berat dalam Setyamidjaya, 1986 ) tanah, (d) Memperbaiki struktur Tabel 1. Susunan hara berbagai pupuk kandang sebagai berikut : No Jenis Pupuk Ternak Kuda - Padat Kadar Nitrogen 0,55 % Kadar Fosfor 0,30 % Kadar Kalium 0,40 % Kadar Air 75 % 2 - Cair 1,40 % 0,02 % 1,60 % 90 % 3 Kerbau - Padat 0,60 % 0,30 % 0,34 % 85 % 4 - Cair 1,00 % 0,15 % 1,50 % 92 % 5 Domba - Padat 0,75 % 0,50 % 0,45 % 60 % 6 - Cair 1,35 % 0,05 % 2,10 % 85 % 0,95 % 0,35 % 0,40 % 80 % 0,40 % 0,10 % 0,45 % 87 % 1 7 8 Babi - Padat - Cair Keterangan Pupuk panas Pupuk dingin Pupuk panas Pupuk dingin Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 53 Desember 9 Sapi - Padat 0, 40 % 0,20 % 0,10 % 85 5 10 - Cair 1,00 % 0,50 % 1,50 % 92 % 11 Kambing - Padat 0,60 % 0,30 % 0,17 % 60 % 12 - Cair 1,50 % 0,13 % 1,80 % 85 % 1,00 % 0,10 % 0,40 % 55 % 1,00 % 0,80 % 0,40 % 55 % 13 14 Ayam - Padat - Cair Pupuk dingin Pupuk panas Pupuk dingin` ( Pinus Lingga dan Marsono, 1986 : 61 ) Berdasarkan tabel di atas dari ketiga jenis pupuk kandang ( sapi, kambing dan ayam ) dapat terlihat bahwa Sumber Nitrogen ( N ) terbanyak adalah pada kotoran ayam. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian – bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar tetapi kalau terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan pembuahan pada tanaman. ( Sutejo 1999). Tanaman dapat menyerap N dari beberapa bentuk dan melalui organ – organ yang berbeda , tetapi bagian terbesar biasanya diserap melalui akar dalam bentuk ion, baik sebagai NH4+ maupun NO - . Sebagian tanaman 3 hanya dapat menyerap dan + menggunakan NH4 tetapi kebanyakan menyerap kedua ion . Ion yang diserap oleh tanaman lebih tergantung kepada lingkungan dan bukan kemampuan tanaman. (Engelstad,1997). Sutejo (1999) menjelaskan N atau zat lemas yang diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO - (nitrat) dan NH4+ 3 (ammonium), namun nitrat segera tereduksi menjadi ammonium melalui enzim nitrat reduktase. Bisa unsur N tersedia lebih banyak daripada unsur lain maka protein yang dihasilkan lebih banyak pula. Adanya unsur N yang cukupo tinggi , klorofil yang terbentuk akan semakin tinggi dimana klorofil mempunyai fungsi esensial dalam proses fotosintesis tanaman. Bila proses berlangsung dengan baik maka fotosintesis yang terbentuk semakin meningkat untuk kemudian ditranslokasikan kebagian vegetatif tanaman guna membentuk organ – organ baru. Jumlah unsur N yang cukup tinggi juga mempercepat pengubahan karbohidrat menjadi protein kemudian diubah menjadi protoplasma ( Sugito, Purnmaningsih, dn Subeno,1990). Nitrogen selalu bergerak dalam Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 54 Desember tubuh tanaman, daun lebih muda dan organ yang sedang tumbuh menarik N dengan kuat dari daun yang lebih tua, sehingga defisiensi pertama kali akan tampak dan terjadi pada daun – daun tua.(Gardner, Pearce and Mtchell,1991). Persediaan yang besar mendorong produksi dari jaringan sukulen yang lunak peka terhadap kerusakan mekanis, serangan penyakit dan menurunkan kualitas tanaman. (Foth, 1998).. Sumber Fosfor (P) terbanyak pada kotoran kambing. Fosfor (P) memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran dari tanaman muda. Fosfor juga mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, serta memperbesar prosentase pembentukan bunga menjadi buah. Sumber Kalium ( K ) terbanyak adalah pada kotoran ayam. Pengambilan K oleh tanaman dilakukan dalam bentuk kation K yang monovalen. Pengambilan dilakukan secara aktif dan traslokasi mungkin berlangsung. Kalium dapat berfungsi untuk menyeimbangkan muatan anion tersebut. (Gardner, 1991 ) Kalium berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit dan meningkatkan kualitas buah. (Sutejo, 1999). Kalium juga berperan penting dalam fotosintesis karena secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan indeks luas daun, hal tersebut dapat meningkatkan asimilasi CO serta meningkatkan translokasi hasil fotosintesis keluar daun. (Gardner, 1991 ) Defisiensi kalium meperlihatkan daun yang hangus pada sebagian tanaman, kadang menimbulkan bintik yang diikuti oleh gejala menguningnya tepi daun yang pada akhirnya daun mengering dan menggulung ke bawah (Foth,1998). Pada tanaman jagung defisiensi K berakibat jatuh rebah batang dan akar menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan penyakit. Jumlah akar penunjang menurun dan parenkim batang mengalami desintergrasi bila pupuk K diturunkan.. Rohmah (2001) dalam penelitiannya menyatakan pemberian Kalium berpengaruh terhadap kadar serat polong kapri. B. Tinjauan tentang Tanaman Nilam Tanaman nilam jenis Pogostemon cablin Blanco Benth disebutkan dalam beberapa literatur berasal dari Filipina kemudian menyebar dan banyak ditanam di Singapura, namun perkembangan yang pesat justru terjadi di Sumatra, kepulauan Seychelles, Madagaskar dan Brasil. Tanaman nilam termasuk suku Labiateae yang memiliki sekitar 200 genera. Pogostemon terdiri atas 40 spesies, antara lain P. cablin ( nilam pinang ), P. hortensis Bocker ( nilam jawa ) dan P. keyneanus ( nilam Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 55 Desember kembang ). Di Indonesia jenis nilam yang banyak ditemukan adalah nilam Aceh ( pogostemon patchoulin sin, P. metha sin, P. cablin ). Nilam ini potensi kandungan minyaknya tinggi, antara 2,5 % - 5 %. Tanaman nilam merupakan tanaman tahunan, termasuk tanaman semak yang tumbuh tegak, memiliki banyak percabangan, bertingkat – tingkat, dan beraroma khas. Secara alami dapat mencapai tinggi 0,5 – 1,0 m. Daun tanaman berbentuk bulat telur sampai bulat lonjong ( lonjong ). Secara visual ukuran panjang daun 5 cm – 11 cm, berwarna hijau, tipis,tidak kaku, dan berbulu pada permukaan bagian atas. Daun duduk berhadap – hadapan, permukaan kasar dengan tepi bergerigi, ujung daun tumpul, dan urat daun menonjol ke luar. Tanaman nilam jarang berbunga. Bunga pada ujung tangkai, bergerumbul dan memiliki karakteristik warna ungu kemerahan. Panjang tangkai antara 2 – 8 cm diameter 1 – 1,5 cm dan daun mahkota berukuran panjang 8 mm. a) Varietas Kultivar ( varietas ) nilam relatif sedikit, antara lain kultivar Tapaktuan dan Sidikkalang. Dalam perkembangannya dikenal varietas nilam lokal yang telah beradaptasi di Indonesia antara lain. Nilam Aceh, Nilam Jawa dan Nilam Kembang. Balai Peneliti Tanaman Rempah dan Obat ( Balittro ) menemukan empat klon nilam yang mempu berproduksi didataran tinggi yaitu Cisaroni, Lhoseamawe, Liteu dan Tapaktuan, sedang yang didataran rendah ada tujuh klon yaitu Aceh Sidikalang, Cirateun, Lhokseumawe, Meaulaboh 1, Meaulaboh 2, Aceh Hijau dan Aceh Merah. b) Syarat Tumbuh Tanaman nilam dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi. Akan tetapi nilam yang ditanam pada dataran rendah akan memiliki kandungan minyak lebih tiggi dibanding pada dataran tinggi. Unsur iklim yang harus diperhatikan dalam budidaya nilam diantaranya curah hujan, suhu udara, kelembapan dan sinar matahari. Nilam sangat cocok ditanam pada daerah dengan tipe iklim sangat basah, curah hujan antara 2500 – 3000 mm / tahun. Tanaman nilam masih mungkin ditanam pada curah hujan antara 1750 – 2500 mm / tahun dengan perlakuan naungan dan mulsa. Suhu udara optimal antara 24 0 C – 28 0 C dengan kelembaban udara ( lengas ) msbi yang tinggi. Untuk berproduksi tinggi dubutuhkan intensitas penyinaran yang cukup karena itu harus dipilih lahan yang terbuka, hingga dihasilkan nilam yang kerolit berdaun kesil, agak tebal dan sedikit merah kekuningan tetapi berkadar minyak lebih tinggi. Disamping itu iklim, kondisi tanah juga harus diperhatikan dalam budidaya nilam. Pertumbuhan terbaik nilam pada jenis tanah latosol, Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 56 Desember aluvial dan anolosol. Dengan kondisi tanah solum dalam, gembur dan kaya humus, serta drainase baik, PH 5 –7. ( H. Rahmat Rukmana, 2004 : 13-15, 20 ) Tanaman nilam mempunyai nilai ekonomi penting sebagai tanaman hias dan penghasil minyak asiri atau bahan baku pewangi. Daun nilam juga berfungsi untuk menghindari serangga, antara lain ngengat. Minyak nilam merupakan bahan baku penting dalam industri farpum, sabun, dan obat, juga beberapa produksi kosmetika. Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia sebagai obat tanaman nilam dapat digunakan untuk menghilangkan bau keringat dan sebagai bahan untuk memperbaiki aroma, rasa dan penampilan jamu. Minyak nilam diperoleh dari tanaman nilam dengan menyuling daunnya yang mengandung 0,5 % - 2 % minyak. Komponen utama nilam adalah pachoully alcohol ( 45 % - 50 % ). ( Ir. Hieronymus Budi Santoso, 1991 : 23 ) c) Tehnik Budidaya Nilam Pada umumnya perbanyakan tanaman Nilam dilakukan dengan cara vegetatif dengan stek batang atau stek cabang dengan mengambil batang muda yang sudah berkayu. 1. Penyemaian stek Penyiraman diawali dengan pembuatan lubang tanam dengan tugal berjarak 3 – 4 cm kedalaman 5 – 10 cm kemudian stek batang atau cabang ditanam. Persemaian juga dapat dilakukan dengan Polibag. Kebutuhan bibit / hektar dirumuskan dengan Luas lahan x Jumlah bibit / lubang Jarak tanam Misalnya Penanaman 10.000m x 1 33.000 100cmx30cm 1 Penanaman yang baik pada awal musim hujan dengan cara membuat lubang tanam dengan jarak 50 x 50 cm, 60 x 100 cm, 80 x 80 cm, atau 100 cm x 100 cm. Selanjutnya disiapkan bibit yang akan dipindahkan ke lubang dengan mencabut bibit dan sebagian akarnya dipotong. Jika bibit dari polobag, media tanam dalam polibag disiram sampai basah, kemudian dipolibag disobek untuk selanjurnya dipindahkan secara utuh. Bibit ditanam sedalam 10 cm. 2. Pemupukan Pupuk kandang diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah 10 – 20 to / Ha. SP36 diberikan seluruhnya bersamaan dengan tanam dengan dosis 1/3 dosis urea dan Kcl. Urea dan Kcl 1/3 dosis pada umur 1 bulan bersamaan dengan penyiangan. Urea dan Kcl lagi 1/3 dosis pada umur 2 bulan sementara dosis pemupukan yang digunakan : Pupuk kandang 10 – 20 ton / Ha, Urea 250 Kg / Ha, SP36 75 Kg / Ha dan Kcl 75 Kg / Ha ( Anang Suwiqnyo, 2005 ) 3. Pemanenan Tanaman nilam dapat dipanen pada umur 6 – 8 bulan setelah tanam Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 57 Desember berikutnya dilakukan sebanyak 3 – 4 yang berasal dari kotoran sapi, x selama 6 bulan dengan produksi kotoran kambing dan kotoran ayam, 4 – 6 ton daun basah / 1 Ha. sedang variable terikatnya adalah Rendemen antara 2,5 % - 5 % produktivitas tanaman nilam (daun). dengan produksi minyak 60 kg – 200 Langkah – langkah penelitian kg minyak nilam. Dengan setahun yang dilakukan sebagai berikut : pupuk organik cair panen pertama umur 3 bulan setelah tanam dengan 1. Satu minggu sebelum panen interval panen 1 bulan. ( Anang dilakukan pengolahan media Suwiqnyo, 2005 ) tanam dengan cara mencapur 2/3 tanah sawah dengan 1/3 C. Kerangka Berpikir Pupuk kandang dari kotoran sapi pupuk kandang dimana setiap ayam, kambing memiliki prosentase pupuk kandang disediakan 10 kandungan unsur hara ( N, P dan K ) media tanam dalam polibag yang berbeda – beda. Masing – ditambah 10 media tanam masing unsur hara tersebut juga tanpa pupuk kandang sebagai memiliki peran yang berbeda dalam kelompok kontrol. pertumbuhan tanaman. 2. Setelah satu minggu bibit Dengan adanya peran dan yang tersedia disiram dan prosentase unsur hara yang berbeda disobek polibagnya untuk pada setiap jenis pupuk kandang selanjutnya ditanam pada tentu akan memberikan pengaruh media tanam yang sudah yang berbeda terhadap produksi dibuat dan dilubangi. tanaman nilam. 3. Setelah tiga bulan masa tanam dilakukan panen D. Hipotesis Ha : Ada pengaruh pupuk kandang pertama dengan pemotongan yang berbeda terhadap produktifitas batang. tanaman nilam. 4. Dilakukan penimbangan hasil panen pada tiap – tiap METODE PENELITIAN Variabel bebas dalam pnelitian polibag untuk selanjutnya ini adalah 3 macam pupuk kandang dilakukan dianalisa. Denah percobaan tanaman nilam ini sebagai berikut : P2.10 P1.9 P4.8 P3.7 P2.6 P1.5 P4.4 P3.3 P2.2 P1.1 P3.10 P2.9 P1.8 P4.7 P3.6 P2.5 P1.4 P4.3 P3.2 P2.1 P4.10 P3.9 P2.8 P1.7 P4.6 P3.5 P2.4 P1.3 P4.2 P3.1 P1.10 P4.9 P3.8 P2.7 P1.6 P4.5 P3.4 P2.3 P1.2 P4.1 P1 10 tanaman nilam dengan media tanam tanah sawah Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 58 Desember tanpa pupuk organik 1. Pada perlakuan P1 dan P3 sebagai kelompok kontrol. terdapat 4 tanaman yang mati pada perlakuan P2 ada 3 tanaman P2 10 tanaman nilam dengan yang mati, sedangkan pada media tanam tanah sawah perlakuan P4 tidak ada tanaman diberi pupuk dasar dari yang mati. kotoran sapi. 2. Rata-rata lebar daun dan jumlah P3 10 tanaman nilam dengan batang pada masing-masing media tanam tanah sawah tanaman hampir sama. Jumlah diberi pupuk dasar dari batang pada tiap tanaman antara kotoran kambing. 2 sampai 4 batang. P4 10 tanaman nilam dengan 3. Setelah dilakukan pemotongan media tanam tanah sawah dan penimbangan berat basah diberi pupuk dasar dari daun dan batang nilam diperoleh kotoran ayam. data sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah tanaman berusia tiga bulan dilakukan pemanenan dan diperoleh data hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Berat Segar Daun dan Batang Nilam Ulangan Berat Segar Pada Perlakuan 2 3 5 gr 5 gr 1 1 4 gr 4 3 gr 2 5 gr 10 gr 7 gr 14 gr 3 7 gr 4 gr 2 gr 10 gr 4 7 gr 3 gr 5 gr 5 gr 5 4 gr 2 gr 3 gr 8 gr 6 4 gr 3 gr 4 gr 4 gr Selanjutnya data dianalisis dengan mengunakan uji F dan diperoleh table Anova sbb : Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F. Hitung F. Tabel % Perlakuan 3 74,34 24,78 4,309 2,571 Galat 20 115 5,75 Total 23 189,34 Sumber Ragam Dari hasil analisis di atas, diperoleh Ftabel > Fhitung, sehingga Ha diterima. Dengan kata lain ada pengaruh pemberian pupuk kandang yang berbeda terhadap produksi tanaman Nilam yang signifikan. Karena alasan tersebut maka dilakukan uji lanjutan atau uji BNT, Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 59 Desember uji ini digunakan untuk mengetahui dalam meningkatkan produksi Nilam pupuk kandang yang paling tepat (Pogostemon cablin, Benth). Tabel Hasil Uji BNT Perlakuan Rata - Rata Notasi Keterangan C 4,33 a. B - C = 0,17 < 1,777 = sama (a) B 4,5 a. A - B = 0,67 < 1,777 = sama (a) A 5,17 a. D – A = 2,16 >1,777 = tak sama(b) D 7,33 b. Dari tabel hasil uji BNT di atas terlihat adanya pengaruh yang berbeda pada perlakuan D. PENUTUP Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian jenis pupuk organik yang berbeda berpengaruh nyata pada tingkat produksi tanaman nilam. Hal tersebut terlihat pada hasil penelitian dimana pemberian perlakuan pupuk organik dari kotoran ayam lebih meningkatkan produksi tanaman nilam dibandingkan perlakuan pupuk organik dari kotoran sapi dan kotoran kambing. Mengingat tanaman nilam termasuk tanaman naungan, maka pertumbuhan dan produktivitas nilam akan lebih tinggi bilamana tanaman ini ditanam di bawah naungan, bukan di area yang memiliki intensitas pancaran matahari tinggi. DAFTAR PUSTAKA Loveless,A.R.,1991. PRINSIP PRINSIP TUMBUHAN TROPIS, Jakarta, Gramedia Papib Handoko, 2008. PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN, Kediri, Universitas Nusantara PGRI Kediri Seputro, Dwidjo, 1988. PENGANTAR FISIOLOGI TUMBUHAN, Jogjakarta, UGM Press Budhi Utami, ,Perbandingan Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, 2011 60 Desember