PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA PENDERITA LEUKEMIA Nama : Ulfa Rizkiana Pembimbing : Dra. Retnaningsih, MSi ABSTRAKS Seiring dengan perkembangan jaman yang pesat manusia membutuhkan segala sesuatu dengan cepat tanpa menyadari konsekuensi yang akan didapat. Salah satunya adalah makanan cepat saji (fast food) yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan beragam penyakit dan salah satunya adalah kanker. Menurut Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM mengatakan bahwa kasus internasional menyebutkan 110-130 dari satu juta remaja di bawah 15 tahun menderita Kanker. Leukemia merupakan salah satu jenis kanker darah yang paling banyak dijumpai pada usia di bawah 15 tahun. Leukemia adalah bentuk kanker yang mempengaruhi darah dan dikarakteristikan dengan tidak terkontrolnya produksi sel darah putih dalam sirkulasi darah. Usia remaja merupakan masa dimana seseorang berkembang menjadi dewasa dan masa yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Dengan adanya penyakit seperti leukemia pada remaja maka akan mempengaruhi semua aktivitas dan kepribadian pada remaja penderita leukemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari penerimaan diri remaja penderita leukemia dan faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan diri pada remaja penderita leukemia. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif yang berupa studi kasus dengan satu subjek yaitu penderita leukemia yang berumur 14 tahun dan menderita leukemia jenis ALL stadium satu selama satu tahun. Hasil dari penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa subjek penelitian mampu menerima dirnya dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan adanya pemahaman tentang diri sendiri dan mengenali apa yang menajdi kekurangan dan kelebihannya serta adanya harapan yang realistis terhadap keadaan diri dan tidak merasa rendah diri dengan adanya penyakit yang dialami subjek. Selain itu subjek memiliki keluarga yang sangat mendukung harapan-harapan subjek dan teman-teman serta lingkungan yang bersikap baik pada subjek, sehingga subjek mempunyai penerimaan diri yang baik sebagai remaja penderita leukemia. Kata kunci : Penerimaan diri, remaja, leukemia PENDAHULUAN Di Indonesia, masalah penyakit kanker terlihat Latar Belakang Masalah lonjakan yang luar biasa. Dalam jangka waktu Kanker menjadi momok bagi semua 10 tahun, terlihat bahwa peringkat kanker orang, hal ini karena angka kematian akibat sebagai kanker yang sangat tinggi. Tidak hanya di peringkat 12 menjadi peringkat enam. Setiap Indonesia melainkan juga di berbagai negara. tahun diperkirakan terdapat 190 ribu penderita ii penyebab kematian naik, dari baru dan seperlimanya akan meninggal akibat diet juga harus dipertimbangkan sebagai faktor penyakit ini. Namun angka kematian akibat risiko penting penyebabnya. kanker ini sebenarnya bisa dikurangi 3-35 sekitar 50% semua jenis kanker disebabkan persen, asal dilakukan tindakan prevelensi, oleh cara makan yang salah (Novalina, 2003). Misalnya saja, Menurut penelitian tahun 1993 di screening dan deteksi dini. Jumlah penderita kanker di Indonesia mengalami peningkatan Jakarta menunjukkan bahwa insidensi dari tahun ke tahun. Saat ini, jumlahnya leukemia anak adalah 27,6% tiap satu juta anak mencapai 6% dari total populasi yang ada. berusia 1-14 tahun, sedangkan di RSUP Dr. Angka tersebut hampir sama dengan yang Sardjito Yogyakarta telah tercatat sejumlah terjadi di negara-negara berkembang lainnya, 35% kasus LLA dan 13% kasus LMA dari namun kecenderungannya terus meningkat penderita kanker anak dalam periode tahun seiring globalisasi, gaya hidup, dan kualitas 2000-2004. Menurut penelitian, anak dengan pelayanan kesehatan (Media Sehat, 2005) leukemia yang berusia lebih muda memiliki Taylor (1999) mengatakan bahwa harapan hidup lebih tinggi 61-77% dibanding kanker adalah suatu kumpulan lebih dari 100 remaja berusia 20 tahun. Kurang lebih 80% penyakit yang mempunyai beberapa faktor penderita dengan LLA memiliki peluang hidup yang sama. Semua kanker dihasilkan lebih lama setelah mendapatkan protokol dari gangguan dalan DNA-bagian itu yang pengobatan LLA meskipun 40–60% pada terdiri dari sel penyusunan yang mengontrol kelompok tersebut bergantung pada jenis sel pertumbuhan dan reproduksi. Bukannya protokol yang digunakan. (Palestin, 2008) memastikan seperti biasa memproduksi secara Menurut Nelson (1992) leukemia perlahan sel-sel baru. Kegagalan DNA ini adalah kanker yang paling umum pada masa menyebabkan terlalu usia dibawah 15 tahun. Diagnosa kankernya banyak dan cepat pada sel pertumbuhan. Tidak sekitar 1 dari 3 kasus baru pertahunnya. seperti sel-sel yang lain sel-sel kanker tidak Leukemia memberikan keuntungan pada tubuh, sel-sel itu mempengaruhi hanya melemahkannya. penyebab utama kematian setelah kecelakaan perkembangan yang adalah bentuk darah, dan kanker yang merupakan Faktor penyebab munculnya kanker untuk anak-anak di bawah 15 tahun. Leukemia sampai sekarang belum diketahui pasti. Diduga dikarakteristikan dengan tidak terkontrolnya ada kaitannya dengan radiasi sinar radioaktif sel darah putih dan di klasifikasikan ke dalam dan bahan-bahan kimia seperti zat pengawet. tipe akut dan kronis (Kushi dan Jack, 1983) penyebab kanker sampai saat ini belum Pengobatan penderita leukemia harus diketahui pasti. Namun demikian berdasarkan dilakukan di rumah sakit dengan sarana pengalaman dan penelitian, kanker pada anak lengkap, termasuk kamar bebas infeksi dan bisa diakibatkan interaksi berbagai faktor, dilakukan oleh ahli dan hal ini berarti penderita gabungan pengaruh mengalami hospitalisasi. Menurut Smet (1994) lingkungan. Faktor genetik, gaya hidup, dan episode-episode kesakitan yang akut dan faktor genetik atau 2 opname di rumah sakit dapat memberi stress menyatakan penerimaan diri sebagai suatu bagi remaja dan kadang-kadang menimbulkan keadaan akibat yang merugikan dalam kurun waktu yang positif terhadap diri sendiri, mengakui lama. Opname di Rumah Sakit jauh dari dan menerima berbagai aspek diri termasuk menyenangkan untuk usia 15 tahun ke bawah, kualitas baik dan buruk yang ada pada diri dan prosedur memandang positif terhadap kehidupan yang medis dan pembedahan yang menyakitkan, pisah dari keluarga, teman dan dimana seseorang memiliki sikap telah dijalani. Penerimaan diri yang baik hanya akan sekolah Masa remaja adalah masa transisi dari terjadi bila individu yang bersangkutan mau anak-anak ke masa dewasa. Periode ini dan dianggap amat sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang penting dalam kehidupan seseorang, khususnya diinginkan. Selain itu juga harus memiliki dalam pembentukan kepribadian seseorang harapan (Riyanti , Prabowo & Puspitawati, 1996). kemampuannya. Dengan demikian bila seorang Santrock (2002) mengatakan bahwa remaja individu memiliki konsep yang menyenangkan memiliki perasaan bahwa mereka unik dan dan rasional mengenai diri maka dapat kebal yang membuat mereka berfikir bahwa dikatakan orang tersebut dapat menyukai dan penyakit dan gangguan tidak akan memasuki menerima dirinya ( Hurlock, 1985). sebagai masa-masa yang mampu mamahami yang realistis, keadaan sesuai diri dengan kehidupan mereka. Maka bukanlah suatu yang mengejutkan, ketika remaja diagnosa terkena Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk penyakit terminal seperti kanker, mereka akan merasa terkejut, terhina dan merasa tidak adil mengetahui bagaimana gambaran dari (Taylor, 1999). Setelah didiagnosa adanya penerimaan diri remaja penderita leukemia dan leukemia remaja sering berada dalam tahap faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan krisis yang ditandai dengan ketidakseimbangan diri pada penderita leukemia. fisik, sosial dan psikis. Penyakit seperti leukemia dapat mengakibatkan perubahan TINJAUAN PUSTAKA drastis dalam konsep diri dan harga diri Penerimaan Diri penderita. Perubahan ini dapat terjadi secara Menurut Johada (1958) penerimaan sementara namun dapat juga menetap. Dengan diri mengandung pengertian bahwa individu adanya diagnosa leukemia pada diri remaja dan telah belajar untuk hidup dengan dirinya menjalankan treatment-treatment dengan efek sendiri, dalam arti individu dapat menerima samping yang kelebihan maupun kekurangan yang ditemukan tersebut, hospitalisasi dihasilkan dan dari treatment dampak dalam yang dirinya. Individu yang menerima diberikan pada kehidupan remaja, hal-hal keadaan dirinya dengan tenang, akan bebas seperti ini kemungkinan dapat mempengaruhi dari rasa bersalah, rasa malu dan rendah diri penerimaan dirinya. Ryff (dalam Johada, 1985) karena kecacatan/keterbatasan diri serta bebas 3 dari kecemasan penilaian orang lain terhadap Individu yang memiliki penerimaan diri dirinya (Maslow,1970 dalam Hjelle & Ziegler, tidak menyukai kritikan, namun demikian 1985). individu mempunyai kemampuan untuk Menurut Ryff (dalam Urim, 2007) menerima mengatakan bahwa penerimaan diri adalah kritikan bahkan dapat mengambil hikmah dari kritikan tersebut. memiliki pandangan yang positif tentang diri e. Keseimbangan antara “real self” dan sendiri, mengakui dan menerima berbagai “ideal self” aspek diri termasuk kualitas baik dan buruknya Individu yang memiliki penerimaan diri yang ada pada dirinya, dan memandang positif adalah individu yang mempertahankan terhadap kehidupan yang telah dijalaninya. harapan dan tuntutan dari dalam dirinya Aspek penerimaan diri dengan Jersild (1958) mengemukakan beberapa baik memungkinkan dalam batas-batas individu ini mungkin aspek-aspek penerimaan diri sebagai berikut : memiliki ambisi yang besar, namun tidak a. mungkin untuk mencapainya walaupun Persepsi mengenai diri dan sikap terhadap penampilan dalam jangka waktu yang lama dan Individu yang memiliki penerimaan diri menghabiskan energinya. Oleh karena itu, berfikir lebih realistik tentang penampilan dalam dan bagaimana dirinya terlihat dalam mempersiapkan pandangan orang lain. Individu tersebut mungkin dapat melakukan sesuatu dan berbicara dirinya tidak akan kecewa saat nantinya. dengan baik mengenai dirinya yang f. sebenarnya b. Sikap tujuannya dalam dicapai, individu konteks untuk yang memastikan Penerimaan diri dan penerimaan orang lain terhadap kelemahan Hal ini berarti apabila seorang individu dan kekuatan diri sendiri dan orang lain menyayangi dirinya, maka akan lebih Individu yang memiliki penerimaan diri memungkinkan memandang kelemahan dan kekuatan menyayangi orang lain. dalam dirinya lebih baik daripada individu c. mencapai g. baginya Penerimaan diri, menuruti kehendak, yang tidak memiliki penerimaan diri. dan menonjolkan diri Perasaan Menerima infeoritas sebagai gejala merasakan individu diri dan menuruti diri merupakan dua hal yang berbeda. Apabila penolakan diri Seorang untuk yang terkadang infeoritas/disebut seorang individu menerima dirinya, hal dengan tersebut bukan berarti individu infeority complex adalah seorang individu memanjakan yang tidak memiliki sikap penerimaan diri menerima dirinya akan menerima dan dan bahkan menuntut pembagian yang layak hal tersebut akan mengganggu penilaian yang realistik atas dirinya. dirinya. Individu yang akan sesuatu yang baik dalam hidup dan tidak mengambil kesempatan yang tidak d. Respon atas penolakan dan kritikan 4 pantas untuk memiliki posisi yang baik adalah ciri dari orang yang menerima keadaan atau diri : menikmati sesuatu yang bagus a. Semakin individu menerima dirinya dan diterima orang lain, semakin individu harapan mampu untuk berbaik hati. keadaannnya dan h. Penerimaan diri, Individu realistis terhadap menghargai dirinya b. Yakin akan standar-standar dan pengakuan dengan penerimaan diri terhadap dirinya tanpa terpaku pada mempunyai lebih bayak keleluasaan untuk menikmati yang sendiri spontanitas, menikmati hidup hal-hal dalam pendapat orang lain hidupnya. c. Memiliki perhitungan akan keterbatasan Individu tersebut tidak hanya leluasa dirinya dan tidak melihat pada dirinya menikmati sesuatu yang dilakukannya. sendiri secara irasional Akan tetapi, juga leluasa untuk menolak i. Orang yang menerima dirinya memiliki d. Menyadari asset diri yang dimilikinya, dan atau menghindari sesuatu yang tidak ingin merasa dilakukannya. melakukan keinginannya e. Aspek moral penerimaan diri Individu dengan penerimaan diri bukanlah bebas Menyadari untuk menarik atau kekurangannya tanpa menyalahkan diri sendiri individu yang berbudi baik dan bukan pula j. individu yang tidak mengenal moral, tetapi Faktor-faktor memiliki fleksibilitas dalam pengaturan Penerimaan diri yang berperan dalam hidupnya. Individu memiliki kejujuran Selain aspek dan cirri-ciri adapula untuk menerima dirinya sebagai apa dan faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan untuk apa nantinya, dan tidak menyukai diri. Hurlock (1974) mengemukakan tentang kepura-puraan.. faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan Sikap terhadap penerimaan diri diri yang positif sebagai : Menerima diri merupakan hal penting a. Adanya pemahaman tentang diri dalam kehidupan seseorang. Individu yang sendiri dapat menerima beberapa aspek hidupnya, Hal ini dapat timbul dari kesempatan mungkin dalam keraguan dan kesulitan seseorang untuk mengenali kemampuan dalam menghormati orang lain. dan ketidakmampuannya. Pemahaman diri dan penerimaan diri berjalan dengan berdampingan, maksudnya semakin orang Ciri-ciri Penerimaan diri Jersild (dalam Hurlock,1974) dapat memahami dirinya, maka semakin mengemukakan beberapa ciri penerimaan diri untuk membedakan antara orang dapat menerima dirinya yang b. Adanya harapan yang realistik menerima keadaan diri dengan orang yang Hal menolak keadaan diri (denial). Berikut ini menentukan 5 ini bisa timbul sendiri bila individu harapannya dan c. disesuaikan dengan pemahaman mengenai Yaitu mempertahatikan juga pandangan kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh orang lain tentang diri. Prespektif diri orang lain dalam mencapai tujuannya. yang Tidak pengalaman dan belajar. Dalam hal ini adanya hambatan didalam harapan seseorang yang sudah realistik, memiliki diperoleh melalui tetapi peranan penting bagi seseorang untuk bila mengembangkan prespektif dirinya lingkungan disekitarnya tidak memberikan i. Pola asuh dimasa kecil yang baik kesempatan atau bahkan menghalangi Anak yang diasuh secara demokratis akan maka harapan orang tersebut tentu akan cenderung berkembang sebagai orang sulit tercapai. yang dapat menghargai dirinya sendiri d. Sikap-sikap anggota masyarakat yang j. Tidak adanya Konsep diri yang stabil Individu yang tidak memiliki konsep diri menyenangkan e. ini usia dan tingkat pendidikan memegang lingkungan Walaupun luas prasangka, adanya stabil misalnya, maka kadang individu penghargaan terhada kemampuan sosial menyukai dirinya, dan kadang ia tidak orang lain dan kesediaan individu untuk menyukai dirinya, akan sulit menunjukan mengikuti kebiasaan lingkungan pada orang lain siapa dirinya yang Tidak adanya gangguan emosional yang sebenarnya, berat ambivalen terhadap dirinya. sebab individu sendiri Yang membuat individu dapat bekerja sebaik mungkin dan merasa bahagia f. Leukemia Menurut Kushi dan Jack (1983) leukemia Pengaruh keberhasilan yang dialami, baik secara kualitatif adalah bentuk kanker yang mempengaruhi maupun darah. Leukemia dikarakteristikan dengan kuantitatif Keberhasilan yang dialami menimbulkan penerimaan dapat diri tidak terkontrolnya sel darah putih dan di dan klasifikasikan ke dalam tipe akut dan kronis. sebaliknya kegagalan yang dialami dapat Sedangkan menurut Regato, Spjut dan mengakibatkan adanya penolakan diri g. Identifikasi dengan orang Cox (1985) leukemia adalah golongan penyakit yang terutama mempengaruhi kelenjar getah yang memiliki penyesuaian diri yang baik bening dan sistem reticuloendothelial dan Mengindentifikasi diri dengan orang yang tulang sumsum, dan menghasilkan produksi Well adjusted dapat membangun sikap- yang sikap yang positif terhadap diri sendiri, abnormal pada bagian aslinya, dengan atau dan bertingkah laku dengan baik yang bisa tanpa meningkatnya sel-sel ini dalam sirkulasi menimbulkan penilaian diri yang baik dan darah dan infiltrasi berbagai macam viscera. penerimaan diri yang baik Tipe-tipe Leukemia h. Adanya prespektif diri yang luas 6 berlebihan unsur leukocytic yang Sheridan (1992) tergantung tipe leukemianya, tapi gejala-gejala mengatakan bahwa klasifikasi utama leukemia yang umum seperti demam, kedinginan, hilang dibuat bredasarkan kecepatan gerak maju nafsu makan, berat badan berkurang, anemia, penyakitnya pendarahan, a. dan Raclmacher Acute Leukemia : Kemajuannya memar, gusi berdarah, berkeringay, tulang terasa nyeri. sangat cepat dan menyebabkan kematian Sedangkan menurut Nelson (1992) dalam kurun waktu bulanan. Menyerang gejala-gejala leukemia biasanya tidak jelas dan segala umur termasuk anak-anak tidak spesifik. Pasien mungkin mengalami b. Chronic Leukemia : Kemajuannya semua atau sebagian gejala-gejala berikut ini : sangat lambat dan cenderung terjadi pada a. Lemah orang yang lebih tua. b. Demam yang tidak diketahui sumbernya Menurut Kushi dan Jack (1983) ada 4 c. Kehilangan berat badan bukan karena diet bentuk leukemia yang sering ditemui : ataupun latihan or d. Sakit kepala lymphoblastic (ALL), kanker yang paling e. Ruam pada kulit umum dicirikan f. Sakit pada tulang yang tidak spesifik dengan berkurangnya granulocytes, sel-sel g. Mudah mengalami memar darah putih yang menolak infeksi h. Pendarahan pada hidung atau gusi b. Acute Myelocytic Leukemia ( AML), i. Adanya darah pada urin leukemia yang paling umum diantara j. Pembengkakan pada kelenjar getah bening a. Acute Lymphocytic diantara Leukemia anak-anak, orang dewasa diatas 40 tahun, dicirikan dengan berkurangnya produksi dalam Treatment pada Leukemia Regato, platelet c. Chronic Myelocytic or Spjut dan Cox (1985) mengatakan treatment yang dapat dilakukan granulocytic leukemia (CML), suatu penyakit yang pada penderita leukemia : disertai dengan kromosom yang abnormal a. Chemotherapy, penggunaan berbagai dan mempengaruhi orang muda dan orang macam obat yang kuat untuk membunuh dewasa pertengahan sel-sel kanker. Ini adalah treatment utama dalam kebanyakan tipe leukemia d. Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL), suatu penyakit yang b. Immunotherapy, manipulasi mekanisme mempengaruhi imun sebagai pelengkap chemotherapy. umumnya pada orang tua diatas 55 tahun c. dan biasanya melibatkan gangguan pada Radiotherapy, untuk waktu yang lama radiotherapy limpa. telah digunakan sebagai treatment untuk meringankan pada acute sebaik pada chronic leukemia. Pada acute Tanda dan Gejala Leukemia Menurut Regato, Spjut dan Cox (1985) mengatakan leukemia gejala-gejalanya yang dialami oleh anak, radiotherapy mungkin digunakan untuk 7 penyinaran pada sistem pusat syaraf, awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dimana obat dari chemotherapy tidak dan 18-21 tahun masa remaja akhir. efektif. Kushi dan Jack (1983) mengatakan bahwa Tugas Perkembangan Remaja obat modern untuk mengobati semua jenis Havighurst (dalam Kimmel dan leukemia yang terutama adalah chemotherapy. Weiner, Operasi dan penyinaran dengan ronteg ray atau perkembangan remaja meliputi aspek-aspek fosfor radioaktif dapat juga digunakan apabila sebagai berikut : sistem getah bening rusak atau organ tubuh 1) Mencapai 1985) menyebutkan hubungan tugas-tugas baru dan lebih lain yang membesar. Transfusi darah atau matang dengan sebaya baik pria dan transplantasi wanita tulang sumsum terkadang dilakukan dalam rangka menyediakan sumber 2) Menerima keadaan fisiknya sel-sel darah merah, yang mana peneliti 3) Menerima percaya dihasilkan dalam tulang sumsum. Sedangkan Center meliputi menurut (2008) , transplantasi Stanford treatment chemotherapy, tulang pada terapi sumsum, keadaan jasmaninya dan menggunakan tubuhnya dengan efektif Cancer 4) Memperoleh kebebasan secara emosional leukemia dari orang tuanya dan orang dewasa radiasi, lainnya 5) Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan biological hidup berkeluarga therapy yaitu menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Transfusi darah 6) Mempersiapkan karir ekonomi (sel-sel darah merah, platelets), pengobatan 7) Membangun keterampilan intelektual untuk kompetensi (untuk mencegah atau mengobati kerusakan 8) Memiliki hasrat dan mencapai prilaku pada system tubuh lain yang disebabkan oleh sosial yang bertanggung jawab treatment leukemia). Remaja METODE PENELITIAN Penelitian Pengertian Remaja ini menggunakan Menurut Turner dan Helms (1995) masa pendekatan kualitatif dengan menggunakan remaja berada pada rentang usia 13 sampai 19 teknik wawancara dan observasi. Jumlah tahun. Papalia dan Olds (1995) mengatakan subjek dalam penelitian ini adalah 1 subjek masa remaja ialah masa perkembangan antara dengan satu significant other. Karakteristik anak dan masa dewasa pada umumnya dimulai subjek yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari umur 12-13 tahun sampai dengan 19-20 adalah remaja penderita leukemia yang berusia tahun. Sedangkan menurut Monks, Knoers dan 14 tahun. Untuk Haditono (2002) mengatakan batasan usia pengumpulan remaja adalah masa diantara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja 8 mempermudah data, peneliti proses menyusun pedoman wawancara, pedoman observasi, dam 4. alat perekam. Triangulasi Metode Penggunaan Untuk mendapatkan penelitian, peneliti triangulasi. Teknik keakuratan menggunakan triangulasi meneliti teknik berbagai suatu wawancara metode hal, dan untuk seperti metode observasi. Dalam menurut penelitian, peneliti melakukan metode Moleong (2001) adalah teknik pemeriksaan wawancara yang didukung dengan metode keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu observasi. yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan PEMBAHASAN Berdasarkan terhadap data itu. Patton (dalam Poerwandari, 2001) observasi hasil dapat wawancara diketahui bahwa dan subjek mengemukakan empat macam triangulasi, memiliki penerimaan diri yang baik. Hal ini antara lain: dapat dilihat dari aspek-aspek penerimaan diri 1. yang ditunjukan oleh subjek. Triangulasi Data Menggunakan 2. berbagai data, Menurut Jersild (1958) ada beberapa seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, aspek-aspek penerimaan diri, yang di tunjukan hasil observasi, atau mewawancarai lebih dengan persepsi mengenai diri sendiri dan dari satu subjek yang dianggap memiliki sikap terhadap penampilan, sikap terhadap sudut pandang yang berbeda. Dalam kelemahan dan kekuatan diri sendiri dan orang penelitian ini, peneliti mewawancarai satu lain, significant other untuk masing-masing penolakan, respon terhadap penolakan dan subjek. kritikan, keseimbangan antara real self dan Triangulasi Pengamat ideal self, penerimaan diri dan penerimaan Adanya pengamat di luar peneliti yang orang lain, penerimaan diri, menuruti kehendak turut memeriksa hasil pengumpulan data. dan Dalam penelitian ini, dosen pembimbing spontanitas dan menikmati hidup, aspek moral bertindak penerimaan diri, sikap terhadap penerimaan sebagai sunber pengamat (expert judgment) yang memberikan masukan infeoritas menonjolkan diri, sebagai gejala penerimaan diri, diri. Menurut Jersild (1958) individu yang terhadap hasil pengumpulan data. 3. perasaan Triangulasi Teori memiliki Penggunaan teori yang berlainan untuk realistik tentang penampilan dan bagaimana memastikan yang dirinya terlihat dalam pandangan orang lain. dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Ini bukan berarti individu tersebut mempunyai Dalam peneliti gambaran sempurna tentang dirinya, melainkan menggunakan berbagai teori yang telah individu tersebut dapat melakukan sesuatu dan dijelaskan pada bab II untuk digunakan berbicara dengan baik mengenai dirinya yang dan menguji terkumpulnya data tersebut. sebenarnya. bahwa penelitian data ini, 9 penerimaan Dalam diri kasus berfikir ini lebih persepsi mengenai diri dan sikap terhadap penampilan dan yang ditunjukan oleh subjek antara lain seperti membaca. Subjek dapat menerima kekurangan penilaian subjek terhadap dirinya tergambar yang dimilikinya dan mencoba dengan baik oleh subjek, menurut subjek kekurangannya tersebut menjadi kelebihan dirinya subjek untuk dirinya dengan cara banyak membaca menderita leukemia, sebelumnya subjek adalah dan berusaha untuk membuatnya menjadi lebih anak yang aktif dalam mengikuti kegiatan baik dari sebelumnya. sangat berbeda sebelum lebih senang mendengar daripada menjadikan tubuh seperti menari, namun setelah menderita Menurut Jersild (1958) seorang individu leukemia subjek tidak mampu lagi untuk yang terkadang merasakan infeoritas/disebut mengikuti kegiatan menari karena kondisi fisik dengan infeority complex adalah seorang subjek untuk individu yang tidak memiliki sikap penerimaan melakukan kegiatan menari, oleh karena itu diri dan hal tersebut akan mengganggu subjek penilaian yang realistik atas dirinya. Dalam yang tidak memahami mendukungnya keterbatasannya dan kasus ini subjek menyadari bahwa dengan mengurangi kegiatan menarinya. Jersild (1958) yang memiliki individu mengemukakan penerimaan penyakitnya ini menyebabkan dirinya tidak diri dapat beraktivitas seperti orang normal memandang kelemahan dan kekuatan dalam lainnya, kadangkala subjek merasa sedih dirinya lebih baik daripada individu yang tidak namun subjek merasa bahwa penyakit yang memiliki penerimaan diri. Individu tersebut dialaminya adalah sebagai cobaan dari Tuhan kurang menyukai jika harus menyia-nyiakan untuk dirinya oleh karena itu subjek tidak energinya untuk menjadi hal yang tidak merasa rendah diri karena penyakitnya mungkin, atau berusaha menyembunyikan Jersild (1958) menyatakan individu yang kelemahan dari dirinya sendiri maupun orang memiliki penerimaan diri tidak menyukai lain. Individu pun tidak berdiam diri dengan kritikan, namun demikian individu mempunyai tidak yang kemampuan untuk menerima kritikan bahkan akan dapat mengambil hikmah dari kritikan tersebut. menggunakan bakat yang dimilikinya dengan Individu berusaha untuk melakukan koreksi lebih leluasa. Individu yang bersikap baik pula atas dirinya sendiri, ini merupakan hal yang dalam menilai kelamahan dan kekuatan dirinya penting akan bersikap pula dalam menilai kelemahan seorang dan kekuatan orang lain. Dalam kasus ini sikap mempersiapkan diri untuk menghadapi masa terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri. depan. Kelebihan subjek digambarkan penerimaan diri justru menganggap kritikan kepandaian subjek dalam memanfaatkan dimilikinya. kemampuan Sebaliknya individu dengan dalam perkembangannya individu Individu dewasa yang dan tidak menjadi dalam memiliki dan sebagai wujud penolakan terhadapnya. Yang berteman. Sedangkan untuk kekurangan subjek penting dalam penerimaan diri yang baik lebih digambarkan mengenai pelajaran, subjek adalah mampu belajar dari pengalaman dan lebih suka melalukan praktek daripada teori meninjau kembali sikapnya yang terdahulu bergaul 10 untuk memperbaiki diri. Dalam kasus ini bisa mencapai hal itu semua, yaitu dengan subjek pernah menerima kritik dari orang lain menjadi dokter anak dan subjek paling sering menerima kritik dari Jersild (1958) mengemukakan penerimaan keluarganya mengenai sikap subjek terhadap diri orang lain. Subjek mau menerima kritikan dari menyayangi orang lain dan mencoba untuk mengubah memungkinkan baginya untuk menyayangi sikapnya dan subjek kurang menyukai apabila orang lain, dan apabila seorang individu ada orang yang mengkritiknya dan kurang merasa benci pada dirinya, maka akan lebih mengenal dirinya. memungkinkan untuk merasa benci pada orang berarti apabila dirinya, seorang maka individu akan lebih Menurut Jersild (1958) individu yang lain. Terciptanya hubungan timbal balik antara memiliki penerimaan diri adalah individu yang penerimaan diri dengan penerimaan orang lain mempertahankan harapan dan tuntutan dari adalah individu yang memiliki penerimaan diri dalam dirinya dengan baik dalam batas-batas merasa memungkinkan individu ini mungkin memiliki lingkungan sosial. Dalam kasus ini subjek ambisi yang besar, namun tidak mungkin untuk menyayangi dirinya sendiri bahkan lebih mencapainya walaupun dalam jangka waktu menyayangi dirinya setelah kena leukemia. yang lama dan menghabiskan energinya. Oleh Subjek merasa percaya diri dalam memasuki karena itu, dalam mencapai tujuannya individu lingkungan sosialnya, subjek tidak merasa mempersiapkan dalam konteks yang mungkin minder dengan kondisinya sekarang ini percaya diri dalam memasuki dicapai, untuk memastikan dirinya tidak akan Menurut Jersild (1958) menerima diri dan kecewa saat nantinya. Dalam kasus ini subjek menuruti diri merupakan dua hal yang berbeda. masih Apabila seorang individu menerima dirinya, mempertahankan semua harapan- harapannya karena subjek yakin akan sembuh hal dan dapat mencapai semua harapannya. Subjek memanjakan dirinya. Walau bagaimanapun ingin menjadi dokter anak karena subjek ingin bukan berarti bahwa individu keluar dari membantu anak-anak yang terkena leukemia. jalannya untuk menghindari kesenangan dan Subjek merasa kurang bisa menyeimbangkan mencari penderitaan. Individu yang menerima antara real self dan ideal self, menurut subjek dirinya akan menerima dan bahkan menuntut diri yang ideal adalah diri yang baik, jujur dan pembagian yang layak akan sesuatu yang baik tidak berlebihan dan subjek belum mempunyai dalam hidup dan tidak mengambil kesempatan semua untuk yang tidak pantas untuk memiliki posisi yang menyeimbangkan real self dan ideal self baik atau menikmati sesuatu yang bagus. dengan menjalani semua apa adanya dan tidak Individu akan berjuang untuk mendapatkan harus menjadi ideal karena subjek menyukai posisi dirinya yang sekarang. Subjek merasa yakin kelompoknya. Semakin individu menerima dengan harapan yang dimilikinya dan yakin dirinya dan diterima orang lain, semakin hal itu. Cara subjek tersebut yang bukan berarti didamba-dambakan individu dalam individu mampu untuk berbaik hati. Individu 11 dengan penerimaan diri menghargai harapan atau tidak ingin melakukannya maka subjek orang lain dan meresponnya dengan bijak. akan berkata tidak, untuk menolaknya. Individu memiliki pendirian yang baik dalam Jersild (1958) mengemukakan individu berfikir, merasakan dan membuat pilihan. dengan penerimaan diri bukanlah individu Individu tidak hanya akan menjadi pengikut yang berbudi baik dan bukan pula individu apa yang dikatakan orang lain. Dalam kasus ini yang tidak mengenal moral, tetapi memiliki subjek fleksibilitas ingin terlihat normal dalam dalam pengaturan hidupnya. lingkungannya dan tidak ingin dirinya dilihat Individu memiliki kejujuran untuk menerima sakit. dirinya sebagai apa dan untuk apa nantinya, Subjek bersikap diinginkannya hal yang namun dan tidak menyukai kepura-puraan. Individu terkadang subjek juga merasa dirinya terlalu ini dapat secara terbuka mengakui dirinya egois harus sebagai individu yang pada suatu waktu dalam dituruti dan membuat kakak dan adik subjek masalah, merasa cemas, ragu dan bimbang menjadi cemburu. tanpa harus menipu diri dan orang lain. Hal karena harus semua semua dilakukan, keinginannya Menurut Jersild (1958) individu dengan yang paling penting dari aspek moral penerimaan diri mempunyai lebih banyak penerimaan diri adalah apa yang dinyatakan keleluasaan untuk menikmati hal-hal dalam secara tidak langsung pada nilai, arti dan hidupnya. kurang tujuan hidup secara keseluruhan. Individu termotivasi untuk melakukan sesuatu yang dengan penerimaan diri yang baik akan rumit. Individu yang memiliki penerimaan diri menjalani kehidupan dengan penuh dan bebas lebih mudah untuk menikmati hubungan sebagai dengan teman-temannya. .Individu tersebut diberikan padanya. Dalam kasus ini subjek tidak hanya leluasa menikmati sesuatu yang sangat menerima keadaan dirinya, terkadang dilakukannya. Akan tetapi, juga leluasa untuk subjek merasa sedih ketika melihat kakak menolak atau menghindari sesuatu yang tidak subjek dapat pergi dengan teman-temannya ingin dilakukannya. Dalam kasus ini subjek tanpa didampingi orang tua sedangkan subjek menikmati hidupnya karena merasa lebih dekat harus didampingi orang tuanya jika ingin pergi. dengan menikmati Menurut subjek dirinya merasa seperti itu hidupnya dengan cara menerima semuanya hanya jika subjek merasa suntuk dan tidak dengan senang hati, namun subjek terkadang melakukan juga merasa sedih terhadap penyakit yang membohongi diri sendiri bahwa ia pernah dideritanya. Subjek dengan leluasa menolak merasakan cemas, ragu dan bimbang, subjek dan menghindari sesuatu yang tidak ingin mengakui bahwa dirinya dalam masalah, dilakukannya dengan cara berkata tidak. merasa cemas, ragu dan bimbang dengan Contohnya ketika ibu subjek meminta subjek bercerita kepada ibu subjek karena subjek melakukan sesuatu dan subjek merasa lelah menjadi lebih dekat dengan ibunya semenjak Namun, keluarganya, terkadang subjek anugrah dan apa-apa. kesempatan Subjek tidak yang mau subjek sakit. Subjek menjalani hidupnya 12 dengan apa adanya, dan subjek berusaha untuk Menurut Shepard (dalam Urim, 2007) sembuh dari penyakitnya mengatakan bahwa penerimaan diri berarti Menurut Jersild (1958) menerima diri kepuasan atau kebahagiaan individu terhadap merupakan hal penting dalam kehidupan dirinya sendiri dan pemikiran akan kebutuhan seseorang. Individu yang dapat menerima mental yang sehat. Penerimaan diri mencakup beberapa aspek hidupnya, mungkin dalam pemahaman diri, pemikiran realistis walaupun keraguan dan kesulitan dalam menghormati subjektif, kesadaran akan kelemahan dan orang lain. Hal tersebut merupakan arahan agar kekuatan diri. Pada akhirnya individu akan dapat menerima dirinya. Individu dengan merasa bahwa dirinya unik. Secara klinis, penerimaan penerimaan untuk diri membangun kekuatannya menghadapi keterbatasanya. kelemahan Banyak hal dan diri mengarahkan seseorang menuju perubahan. Penerimaan diri akan dalam menghentikan celaan terhadap diri, dan perkembangan seorang individu yang belum menerimanya sebagai bagian dirinya. Dalam sempurna, bagi seorang individu akan lebih kasus ini subjek merasa puas dan bahagia baik menggunakan terhadap kehidupan dan dirinya karena subjek perkembangan dapat melihat keluarga yang menyayangi jika ia kemampuannya dapat dalam hidupnya. Dalam kasus ini subjek membangun subjek Selain kekuatan untuk menghadapi kelemahan dan itu menurut Corsini (2002) keterbatasannya dengan cara terus mempunyai menyatakan bahwa penerimaan diri berarti semangat hidup dan yakin bahwa dirinya akan mengenali kemampuan dan keberhasilan diri sembuh dan keluarga yang selalu mendukung serta mengakui dan menerima keterbatasan subjek. Subjek menerima dirinya dengan diri. Kurangnya seseorang dalam menerima berfikiran bahwa inilah yang harus dihadapi dirinya dapat mengarahkannya pada gangguan dan dijalani oleh subjek yaitu menerima bahwa emosi. Ketidakmampuan untuk menerima diri dirinya mengidap leukemia, dan subjek yakin dapat menuju pada berbagai kesulitan emosi dirinya dapat sembuh. Subjek pernah merasa seperti kemarahan dan depresi. Salah satu takut dan merasa akan meninggal namun aspek penting dalam penerimaan diri yaitu dokter meyakinkan subjek bahwa subjek masih mampu dan mau membiarkan orang lain punya harapan untuk sembuh melihat dirinya yang sesungguhnya, Menurut Maslow (dalam Hejlle dan melakukan evaluasi yang sesuai dan menerima Ziegler, 1985) individu yang memiliki sikap kesalahan dimasa lalu (Carson & Langer dalam positif terhadap dirinya sendiri akan dapat Urim, 2007). Dalam kasus ini subjek pernah menerima keadaan dirinya secara tenang mengalami depresi dan kemarahan terhadap dengan segala kelebihan dan kekurangannya. keadaannya, subjek menyikapinya dengan Dalam kasus ini subjek tidak merasa sedih menangis namun setelah menangis subjek dengan berusaha membuat dirinya semangat lagi dirinya yang sekarang, namun terkadang subjek juga merasa sedih. dengan berjuang agar bisa sembuh dari 13 penyakitnya. disesalinya Subjek dimasa merasa lalunya ada yaitu yang Faktor-faktor yang berperan dalam ketika penerimaan diri yang baik pada subjek antara menerima kritikan dari kakaknya mengenai lain adalah subjek memiliki pemahaman sikapnya terhadap orang lain, dan subjek tentang merasa dirinya sudah berubah dengan lebih bagaimana dirinya, sebelumnya subjek lebih banyak senyum. Subjek tidak lagi menyesali suka diam terhadap orang lain dan subjek hal tersebut dan berusaha membuka lembaran berusaha baru dalam hidupnya mengenali kekurangan dan kelebihan dalam Berkaitan dengan membuka diri dan mau diri sendiri, untuk subjek memahami merubahnya dan subjek dirinya. Menurut Hurlock (1974) pemahaman menerima kualitas baik dan buruk, Ryff (dalam tentang Linley & Joseph, 2004) menyatakan bahwa kesempatan individu yang mempunyai penerimaan diri kemampuan yang rendah akan merasa tidak puas dengan Individu yang dapat memahami dirinya sendiri dirinya, menyesali apa yang terjadi di masa tidak akan hanya tergantung dari kemampuan lalunya, sulit untuk terbuka, terisolasi dan intelektualnya frustasi kesematannya untuk penemuan diri sendiri dalam sehingga hubungan tidak ada interpersonal keinginan untuk (self diri sendiri seseorang dan timbul untuk dari mengenali ketidakmampuannya. saja, discovery). dapat tetapi juga Pemahaman pada diri dan mempertahankan hubungan dengan orang lain. penerimaan Sedangkan individu yang memiliki penerimaan berdampingan, maksudnya semakin orang diri dalam tingkat optimal atau tinggi akan dapat memahami dirinya, maka semakin dapat bersikap positif terhadap dirinya sendiri, mau menerima dirinya. menerima kualitas baik dan buruk dirinya, Menurut diri berjalan Hurlock individu serta memiliki sikap positif terhadap masa menentukan lalunya. Dalam kasus ini subjek mampu disesuaikan dengan pemahaman mengenai membuka dirinya dan membiarkan orang lain kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh melihat dirinya dengan cara menceritakan apa orang lain dalam mencapai tujuannya. Dengan yang mampu memiliki harapan yang realistik, maka akan menerima kualitas baik dan buruk yang ada semakin besar kesempatan tercapainya harapan dalam dirinya. Kualitas baik dalam diri subjek itu, dan hal ini akan menimbulkan kepuasan adalah menyukai interaksi dengan anak kecil, diri yang merupakan hal penting dalam sedangkan kualitas buruk yang ada dalam diri penerimaan diri. Subjek juga memiliki harapan subjek tergambarkan dengan sikapnya yang yang realistis terhadap keadaan dirinya yang suka marah. sekarang, harapan subjek untuk sekarang dirasakannya dan subjek sendiri (1974) dengan harapannya dan adalah dapat sembuh dari penyakit yang Faktor-faktor yang berperan dideritanya dan dapat menggapai semua cita- dalam citanya yaitu menjadi dokter anak. Selain itu penerimaan diri yang baik pada subjek subjek 14 memiliki keluarga yang sangat mendukung harapan yang dimiliki subjek dan ini ditunjukan dengan penilaian subjek teman-teman serta lingkungan yang bersikap terhadap dirinya tergambar dengan baik baik terhadap subjek, walaupun ada beberapa oleh subjek, dengan adanya leukemia orang yang bersikap mengasihani subjek. dalam diri subjek dan menyebabkan Subjek menanggapi pandangan orang kondisi fisik subjek yang tidak lain terhadap dirinya dengan baik, dengan memungkinkan untuk melakukan kegiatan bersikap mau untuk mengevaluasi dirinya seperti sebelum subjek sakit maka subjek apabila pandangan yang diberikan orang lain mengurangi kegiatannya. Subjek juga terhadap dirinya benar, subjek merasa ibunya mengenali mempunyai pengaruh dalam hidupnya karena kelebihan dan kekurangan dalam dirinya subjek dekat dengan ibunya semenjak subjek dan sakit, subjek mempunyai penerimaan diri yang dimilikinya terutama dengan penyakitnya, baik karena subjek mencontoh ibunya. Subjek serta juga mampu membangun sikap positif terhadap kekurangannya tersebut menjadi kelebihan diri sendiri dengan yakin bahwa subjek akan untuk dirinya. Subjek merasa bahwa sembuh dideritanya. penyakit yang dialaminya adalah sebagai Menurut Hurlock (1974) mengindentifikasi diri cobaan dari Tuhan untuk dirinya oleh dengan orang yang Well adjusted dapat karena itu subjek tidak merasa rendah diri membangun sikap-sikap yang positif terhadap karena diri sendiri, dan bertingkah laku dengan baik menerima kritik dari orang lain dan subjek yang bisa menimbulkan penilaian diri yang memiliki harapan yang realistis yaitu dapat baik dan penerimaan diri yang baik. sembuh dari penyakit yang apa saja yang menjadi dapat menerima kekurangan yang mencoba menjadikan penyakitnya. dan dapat Subjek mencapai mau semua Disamping itu subjek merasa diasuh harapannya. Selain itu subjek menikmati secara demokratis oleh kedua orang tuanya, hal hidupnya dan merasa puas dan bahagia tersebut karena digambarkan dengan pemberian merasa lebih dekat dengan pilihan oleh orang tua subjek dan pengarahan keluarganya dan dapat melihat keluarga mana yang baik dan mana yang kurang baik yang menyayangi subjek, subjek juga untuk dirinya. Hurlock (1974) menyatakan dengan leluasa menolak dan menghindari anak yang diasuh secara demokratis akan sesuatu yang tidak ingin dilakukannya cenderung berkembang sebagai orang yang dengan cara berkata tidak. Subjek sangat dapat menghargai dirinya sendiri. menerima keadaan menerima dirinya Dari hasil penelitian maka dapat ditarik penderita berfikiran dijalani oleh subjek yaitu menerima bahwa kesimpulan sebagai berikut : Sebagai dengan subjek bahwa inilah yang harus dihadapi dan KESIMPULAN 1. dirinya, leukemia dirinya mengidap leukemia. Subjek tidak subjek mau membohongi diri sendiri bahwa ia memiliki penerimaan diri yang baik, hal pernah 15 merasakan cemas, ragu dan bimbang, subjek tidak lagi menyesali masa secara demokratis oleh kedua orang lalunya dan berusaha membuka lembaran tuanya, hal tersebut digambarkan dengan baru dalam hidupnya. Selain itu subjek pemberian pilihan oleh orang tua subjek mampu membuka dirinya dan membiarkan dan pengarahan mana yang baik dan mana orang lain melihat dirinya apa adanya dan yang kurang baik untuk dirinya subjek mampu menerima kualitas baik dan buruk yang ada dalam dirinya. 2. Faktor-faktor yang berperan dalam SARAN penerimaan diri yang baik pada subjek antara lain adalah subjek Berikut ini adalah saran yang dapat memiliki diterapkan bagi remaja pemahaman tentang diri sendiri, subjek leukemia dan saran memahami bagaimana dirinya, subjek juga selanjutnya antara lain : mengenali apa yang menjadi kelebihan 1. yang menderita untuk penelitian Kepada remaja yang menderita leukemia dan kekurangannya.. Subjek juga memiliki untuk selalu mempunyai semangat hidup harapan yang realistis terhadap keadaan yang kuat dan berusaha untuk menerima dirinya yang sekarang, harapan subjek keadaan untuk sekarang adalah dapat sembuh dari mempunyai semangat hidup yang kuat dan penyakit yang dideritanya dan dapat penerimaan diri yang baik maka para menggapai remaja penderita leukemia akan memiliki semua cita-citanya yaitu menjadi dokter anak. Selain itu subjek memiliki keluarga yang diri mereka karena dengan kualitas hidup yang lebih baik. 2. sangat Untuk peneliti yang tertarik meneliti lebih mendukung harapan yang dimiliki subjek jauh dan teman-teman serta lingkungan yang penderita leukemia dapat menggali tentang bersikap baik terhadap subjek. Subjek peranan faktor-faktor yang menanggapi lain penerimaan diri yang baik dan dapat terhadap dirinya dengan baik, subjek mengambil subjek penelitian lebih dari merasa pengaruh satu dan mendapat gambaran yang lebih dalam hidupnya karena subjek dekat beragam tentang penerimaan diri pada dengan ibunya semenjak subjek sakit, dan remaja penderita leukemia. pandangan ibunya orang mempunyai 3. subjek memiliki penerimaan diri yang baik pada penerimaan diri remaja mendukung Untuk keluarga dan dokter serta perawat karena subjek mencontoh ibunya dalam yang merawat penderita leukemia agar bersikap positif, subjek juga mampu selalu memberikan semangat dan harapan membangun sikap positif terhadap diri untuk penderita leukemia agar mereka sendiri dengan yakin bahwa subjek akan selalu mempunyai semangat untuk sembuh sembuh dari penyakit yang dideritanya. dan hidup, karena dukungan keluarga, Disamping itu subjek merasa diasuh dokter serta perawat berperan sangat 16 penting dalam kualitas hidup penderita Bagiannya. Gajah Mada University Press leukemia. Mediasehat. (2005). Mengenal Kanker. http://www.mediasehat.com/utama07. php DAFTAR PUSTAKA Corsini, J.R.(2002). The Dictionary of Psychology. New York: Brunner/ Routledge Nelson, W.E. (1992). Textbook of Pediatrics (fourteenth edition).Philadelphia: WB Saunders Company Harcourt Brace Javanovich Inc Hjelle, L.A & Ziegler, D.J.(1985). Personality theories: Basic assumptions research and application (Third Edition). New York: McGraw-Hill. Novalina. (2003). Penggunaan Tanaman Obat Sebagai Upaya Alternatif Dalam terapi Kanker. http://tumoutou.net/70207134/novalin a.htm Hurlock, E.B.(1974). Personality development. New Delhi:McGraw-Hill Hurlock, Olds, E.B. (1997). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ahli bahasa: Isti Widayanti dan Soedjarwo. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga S.W. Papalia, D.E.(1995). Human Development (sixth edition).New York: Mc Graw-Hill Company Poerwandari,E.K.(2001). Pendekatan kualitatif untuk penelitian prilaku manusiai. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia Johada, M. (1958). Current consepts of positive mental health. New York: Basic Books Palestin, B.(2008). Perawatan Lanjutan di Rumah Pada Penderita Leukemia Anak. http://bondanpalestin.blogspot.com/ Jersild, A.T. (1958). The Psychology of Adolescence. New York: Mc Millan Company Kimmel, D.C. Weiner, I.B. (1985). Adolescence: A Developmental Trantition (second edition). New York: John Willey & Sons Inc Riyanti, B.P. Prabowo, H. Puspitawati, I. (1996). Psikologi Umum I. Univeritas Gunadarma Kushi, M.Jack, A.(1983). The Cancer Prevention Diet Michio Kushi’s Nutritional Blueprint for the Prevention and Releif Disease. New York: St. Martin’s Press Regato,J.A.del. Spjut, H.J. Cox, J.D.(1985).Ackerman and del Regato’s Cancer Diagnosis Treatment and Prognosis. St. Louise: The CV Mosby Company Linley, P.A. Joseph, S. (2004). Positive Psychology in Practice. New Jersey: John Willey & Sons Inc Santrock, J.W.(2002). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup (edisi 5 jilid II). Jakarta : Erlangga Moleong.(2001).Metodologi Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Penelitian PT.Remaja Stanford Cancer Center. (2008). Leukemia. Http://Cancerstanford.edu/blood/leuke mias/blooddisease Monk, F.J. Knoers, AMP, Haditono, S.R. (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Sheridan, C.L. Raclmacher, S.A.(1992). Health Psychology Challenging the 17 Biomedical Model. Canada: John Willey & sons Inc Taylor, Smet. B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT.Grasindo S.E, (1999).Health Psychology. Singapore: Mc Graw-Hill Urim, P.(2007). Penerimaan Diri Pada Remaja Penderita Gagal Ginjal Kronis. Skripsi.(tidak diterbitkan). Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Turner, J.S & Helms, D.B.(1995). Human Development. USA: John Willey & Sons Inc 18