penerimaan diri pada remaja penderita leukemia

advertisement
PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA PENDERITA LEUKEMIA
Nama
: Ulfa Rizkiana
Pembimbing : Dra. Retnaningsih, MSi
ABSTRAKS
Seiring dengan perkembangan jaman yang pesat manusia membutuhkan
segala sesuatu dengan cepat tanpa menyadari konsekuensi yang akan didapat. Salah
satunya adalah makanan cepat saji (fast food) yang apabila dikonsumsi secara
berlebihan dapat menyebabkan beragam penyakit dan salah satunya adalah kanker.
Menurut Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM mengatakan bahwa kasus
internasional menyebutkan 110-130 dari satu juta remaja di bawah 15 tahun
menderita Kanker. Leukemia merupakan salah satu jenis kanker darah yang paling
banyak dijumpai pada usia di bawah 15 tahun. Leukemia adalah bentuk kanker yang
mempengaruhi darah dan dikarakteristikan dengan tidak terkontrolnya produksi sel
darah putih dalam sirkulasi darah. Usia remaja merupakan masa dimana seseorang
berkembang menjadi dewasa dan masa yang sangat penting dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Dengan adanya penyakit seperti leukemia pada remaja maka
akan mempengaruhi semua aktivitas dan kepribadian pada remaja penderita
leukemia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari penerimaan
diri remaja penderita leukemia dan faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan
diri pada remaja penderita leukemia.
Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif yang berupa studi kasus
dengan satu subjek yaitu penderita leukemia yang berumur 14 tahun dan menderita
leukemia jenis ALL stadium satu selama satu tahun.
Hasil dari penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa subjek penelitian
mampu menerima dirnya dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan adanya
pemahaman tentang diri sendiri dan mengenali apa yang menajdi kekurangan dan
kelebihannya serta adanya harapan yang realistis terhadap keadaan diri dan tidak
merasa rendah diri dengan adanya penyakit yang dialami subjek. Selain itu subjek
memiliki keluarga yang sangat mendukung harapan-harapan subjek dan teman-teman
serta lingkungan yang bersikap baik pada subjek, sehingga subjek mempunyai
penerimaan diri yang baik sebagai remaja penderita leukemia.
Kata kunci : Penerimaan diri, remaja, leukemia
PENDAHULUAN
Di Indonesia, masalah penyakit kanker terlihat
Latar Belakang Masalah
lonjakan yang luar biasa. Dalam jangka waktu
Kanker menjadi momok bagi semua
10 tahun, terlihat bahwa peringkat kanker
orang, hal ini karena angka kematian akibat
sebagai
kanker yang sangat tinggi. Tidak hanya di
peringkat 12 menjadi peringkat enam. Setiap
Indonesia melainkan juga di berbagai negara.
tahun diperkirakan terdapat 190 ribu penderita
ii
penyebab
kematian
naik,
dari
baru dan seperlimanya akan meninggal akibat
diet juga harus dipertimbangkan sebagai faktor
penyakit ini. Namun angka kematian akibat
risiko penting penyebabnya.
kanker ini sebenarnya bisa dikurangi 3-35
sekitar 50% semua jenis kanker disebabkan
persen, asal dilakukan tindakan prevelensi,
oleh cara makan yang salah (Novalina, 2003).
Misalnya saja,
Menurut penelitian tahun 1993 di
screening dan deteksi dini. Jumlah penderita
kanker di Indonesia mengalami peningkatan
Jakarta
menunjukkan
bahwa
insidensi
dari tahun ke tahun. Saat ini, jumlahnya
leukemia anak adalah 27,6% tiap satu juta anak
mencapai 6% dari total populasi yang ada.
berusia 1-14 tahun, sedangkan di RSUP Dr.
Angka tersebut hampir sama dengan yang
Sardjito Yogyakarta telah tercatat sejumlah
terjadi di negara-negara berkembang lainnya,
35% kasus LLA dan 13% kasus LMA dari
namun kecenderungannya terus meningkat
penderita kanker anak dalam periode tahun
seiring globalisasi, gaya hidup, dan kualitas
2000-2004. Menurut penelitian, anak dengan
pelayanan kesehatan (Media Sehat, 2005)
leukemia yang berusia lebih muda memiliki
Taylor (1999) mengatakan bahwa
harapan hidup lebih tinggi 61-77% dibanding
kanker adalah suatu kumpulan lebih dari 100
remaja berusia 20 tahun. Kurang lebih 80%
penyakit yang mempunyai beberapa faktor
penderita dengan LLA memiliki peluang hidup
yang sama. Semua kanker dihasilkan
lebih lama setelah mendapatkan protokol
dari gangguan dalan DNA-bagian itu yang
pengobatan LLA meskipun 40–60% pada
terdiri dari sel penyusunan yang mengontrol
kelompok tersebut bergantung pada jenis
sel pertumbuhan dan reproduksi. Bukannya
protokol yang digunakan. (Palestin, 2008)
memastikan seperti biasa memproduksi secara
Menurut Nelson (1992) leukemia
perlahan sel-sel baru. Kegagalan DNA ini
adalah kanker yang paling umum pada masa
menyebabkan
terlalu
usia dibawah 15 tahun. Diagnosa kankernya
banyak dan cepat pada sel pertumbuhan. Tidak
sekitar 1 dari 3 kasus baru pertahunnya.
seperti sel-sel yang lain sel-sel kanker tidak
Leukemia
memberikan keuntungan pada tubuh, sel-sel itu
mempengaruhi
hanya melemahkannya.
penyebab utama kematian setelah kecelakaan
perkembangan
yang
adalah
bentuk
darah,
dan
kanker
yang
merupakan
Faktor penyebab munculnya kanker
untuk anak-anak di bawah 15 tahun. Leukemia
sampai sekarang belum diketahui pasti. Diduga
dikarakteristikan dengan tidak terkontrolnya
ada kaitannya dengan radiasi sinar radioaktif
sel darah putih dan di klasifikasikan ke dalam
dan bahan-bahan kimia seperti zat pengawet.
tipe akut dan kronis (Kushi dan Jack, 1983)
penyebab kanker sampai saat ini belum
Pengobatan penderita leukemia harus
diketahui pasti. Namun demikian berdasarkan
dilakukan di rumah sakit dengan sarana
pengalaman dan penelitian, kanker pada anak
lengkap, termasuk kamar bebas infeksi dan
bisa diakibatkan interaksi berbagai faktor,
dilakukan oleh ahli dan hal ini berarti penderita
gabungan
pengaruh
mengalami hospitalisasi. Menurut Smet (1994)
lingkungan. Faktor genetik, gaya hidup, dan
episode-episode kesakitan yang akut dan
faktor
genetik
atau
2
opname di rumah sakit dapat memberi stress
menyatakan penerimaan diri sebagai suatu
bagi remaja dan kadang-kadang menimbulkan
keadaan
akibat yang merugikan dalam kurun waktu
yang positif terhadap diri sendiri, mengakui
lama. Opname di Rumah Sakit jauh dari
dan menerima berbagai aspek diri termasuk
menyenangkan untuk usia 15 tahun ke bawah,
kualitas baik dan buruk yang ada pada diri dan
prosedur
memandang positif terhadap kehidupan yang
medis
dan
pembedahan
yang
menyakitkan, pisah dari keluarga, teman dan
dimana seseorang memiliki sikap
telah dijalani.
Penerimaan diri yang baik hanya akan
sekolah
Masa remaja adalah masa transisi dari
terjadi bila individu yang bersangkutan mau
anak-anak ke masa dewasa. Periode ini
dan
dianggap
amat
sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang
penting dalam kehidupan seseorang, khususnya
diinginkan. Selain itu juga harus memiliki
dalam pembentukan kepribadian seseorang
harapan
(Riyanti , Prabowo & Puspitawati, 1996).
kemampuannya. Dengan demikian bila seorang
Santrock (2002) mengatakan bahwa remaja
individu memiliki konsep yang menyenangkan
memiliki perasaan bahwa mereka unik dan
dan rasional mengenai diri maka dapat
kebal yang membuat mereka berfikir bahwa
dikatakan orang tersebut dapat menyukai dan
penyakit dan gangguan tidak akan memasuki
menerima dirinya ( Hurlock, 1985).
sebagai
masa-masa
yang
mampu
mamahami
yang
realistis,
keadaan
sesuai
diri
dengan
kehidupan mereka. Maka bukanlah suatu yang
mengejutkan, ketika remaja diagnosa terkena
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
penyakit terminal seperti kanker, mereka akan
merasa terkejut, terhina dan merasa tidak adil
mengetahui
bagaimana
gambaran
dari
(Taylor, 1999). Setelah didiagnosa adanya
penerimaan diri remaja penderita leukemia dan
leukemia remaja sering berada dalam tahap
faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan
krisis yang ditandai dengan ketidakseimbangan
diri pada penderita leukemia.
fisik, sosial dan psikis. Penyakit seperti
leukemia dapat mengakibatkan perubahan
TINJAUAN PUSTAKA
drastis dalam konsep diri dan harga diri
Penerimaan Diri
penderita. Perubahan ini dapat terjadi secara
Menurut Johada (1958) penerimaan
sementara namun dapat juga menetap. Dengan
diri mengandung pengertian bahwa individu
adanya diagnosa leukemia pada diri remaja dan
telah belajar untuk hidup dengan dirinya
menjalankan treatment-treatment dengan efek
sendiri, dalam arti individu dapat menerima
samping
yang
kelebihan maupun kekurangan yang ditemukan
tersebut,
hospitalisasi
dihasilkan
dan
dari
treatment
dampak
dalam
yang
dirinya.
Individu
yang
menerima
diberikan pada kehidupan remaja, hal-hal
keadaan dirinya dengan tenang, akan bebas
seperti ini kemungkinan dapat mempengaruhi
dari rasa bersalah, rasa malu dan rendah diri
penerimaan dirinya. Ryff (dalam Johada, 1985)
karena kecacatan/keterbatasan diri serta bebas
3
dari kecemasan penilaian orang lain terhadap
Individu yang memiliki penerimaan diri
dirinya (Maslow,1970 dalam Hjelle & Ziegler,
tidak menyukai kritikan, namun demikian
1985).
individu mempunyai kemampuan untuk
Menurut Ryff (dalam Urim, 2007)
menerima
mengatakan bahwa penerimaan diri adalah
kritikan
bahkan
dapat
mengambil hikmah dari kritikan tersebut.
memiliki pandangan yang positif tentang diri
e.
Keseimbangan antara “real self” dan
sendiri, mengakui dan menerima berbagai
“ideal self”
aspek diri termasuk kualitas baik dan buruknya
Individu yang memiliki penerimaan diri
yang ada pada dirinya, dan memandang positif
adalah individu yang mempertahankan
terhadap kehidupan yang telah dijalaninya.
harapan dan tuntutan dari dalam dirinya
Aspek penerimaan diri
dengan
Jersild (1958) mengemukakan beberapa
baik
memungkinkan
dalam
batas-batas
individu
ini
mungkin
aspek-aspek penerimaan diri sebagai berikut :
memiliki ambisi yang besar, namun tidak
a.
mungkin untuk mencapainya walaupun
Persepsi
mengenai
diri
dan
sikap
terhadap penampilan
dalam jangka waktu yang lama dan
Individu yang memiliki penerimaan diri
menghabiskan energinya. Oleh karena itu,
berfikir lebih realistik tentang penampilan
dalam
dan bagaimana dirinya terlihat dalam
mempersiapkan
pandangan orang lain. Individu tersebut
mungkin
dapat melakukan sesuatu dan berbicara
dirinya tidak akan kecewa saat nantinya.
dengan baik mengenai dirinya yang
f.
sebenarnya
b. Sikap
tujuannya
dalam
dicapai,
individu
konteks
untuk
yang
memastikan
Penerimaan diri dan penerimaan orang
lain
terhadap
kelemahan
Hal ini berarti apabila seorang individu
dan
kekuatan diri sendiri dan orang lain
menyayangi dirinya, maka akan lebih
Individu yang memiliki penerimaan diri
memungkinkan
memandang kelemahan dan kekuatan
menyayangi orang lain.
dalam dirinya lebih baik daripada individu
c.
mencapai
g.
baginya
Penerimaan diri, menuruti kehendak,
yang tidak memiliki penerimaan diri.
dan menonjolkan diri
Perasaan
Menerima
infeoritas
sebagai
gejala
merasakan
individu
diri
dan
menuruti
diri
merupakan dua hal yang berbeda. Apabila
penolakan diri
Seorang
untuk
yang
terkadang
infeoritas/disebut
seorang individu menerima dirinya, hal
dengan
tersebut
bukan
berarti
individu
infeority complex adalah seorang individu
memanjakan
yang tidak memiliki sikap penerimaan diri
menerima dirinya akan menerima dan
dan
bahkan menuntut pembagian yang layak
hal
tersebut
akan
mengganggu
penilaian yang realistik atas dirinya.
dirinya.
Individu
yang
akan sesuatu yang baik dalam hidup dan
tidak mengambil kesempatan yang tidak
d. Respon atas penolakan dan kritikan
4
pantas untuk memiliki posisi yang baik
adalah ciri dari orang yang menerima keadaan
atau
diri :
menikmati
sesuatu
yang
bagus
a.
Semakin individu menerima dirinya dan
diterima orang lain, semakin individu
harapan
mampu untuk berbaik hati.
keadaannnya dan
h. Penerimaan
diri,
Individu
realistis
terhadap
menghargai
dirinya
b. Yakin akan standar-standar dan pengakuan
dengan
penerimaan
diri
terhadap dirinya tanpa terpaku pada
mempunyai lebih bayak keleluasaan untuk
menikmati
yang
sendiri
spontanitas,
menikmati hidup
hal-hal
dalam
pendapat orang lain
hidupnya.
c.
Memiliki perhitungan akan keterbatasan
Individu tersebut tidak hanya leluasa
dirinya dan tidak melihat pada dirinya
menikmati sesuatu yang dilakukannya.
sendiri secara irasional
Akan tetapi, juga leluasa untuk menolak
i.
Orang yang menerima dirinya memiliki
d. Menyadari asset diri yang dimilikinya, dan
atau menghindari sesuatu yang tidak ingin
merasa
dilakukannya.
melakukan keinginannya
e.
Aspek moral penerimaan diri
Individu dengan penerimaan diri bukanlah
bebas
Menyadari
untuk
menarik
atau
kekurangannya
tanpa
menyalahkan diri sendiri
individu yang berbudi baik dan bukan pula
j.
individu yang tidak mengenal moral, tetapi
Faktor-faktor
memiliki fleksibilitas dalam pengaturan
Penerimaan diri
yang
berperan
dalam
hidupnya. Individu memiliki kejujuran
Selain aspek dan cirri-ciri adapula
untuk menerima dirinya sebagai apa dan
faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan
untuk apa nantinya, dan tidak menyukai
diri. Hurlock (1974) mengemukakan tentang
kepura-puraan..
faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan
Sikap terhadap penerimaan diri
diri yang positif sebagai :
Menerima diri merupakan hal penting
a.
Adanya
pemahaman
tentang
diri
dalam kehidupan seseorang. Individu yang
sendiri
dapat menerima beberapa aspek hidupnya,
Hal ini dapat timbul dari kesempatan
mungkin dalam keraguan dan kesulitan
seseorang untuk mengenali kemampuan
dalam menghormati orang lain.
dan ketidakmampuannya. Pemahaman diri
dan penerimaan diri berjalan dengan
berdampingan, maksudnya semakin orang
Ciri-ciri Penerimaan diri
Jersild
(dalam
Hurlock,1974)
dapat memahami dirinya, maka semakin
mengemukakan beberapa ciri penerimaan diri
untuk
membedakan
antara
orang
dapat menerima dirinya
yang
b. Adanya harapan yang realistik
menerima keadaan diri dengan orang yang
Hal
menolak keadaan diri (denial). Berikut ini
menentukan
5
ini
bisa
timbul
sendiri
bila
individu
harapannya
dan
c.
disesuaikan dengan pemahaman mengenai
Yaitu mempertahatikan juga pandangan
kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh
orang lain tentang diri. Prespektif diri
orang lain dalam mencapai tujuannya.
yang
Tidak
pengalaman dan belajar. Dalam hal ini
adanya
hambatan
didalam
harapan
seseorang
yang
sudah
realistik,
memiliki
diperoleh
melalui
tetapi
peranan penting bagi seseorang untuk
bila
mengembangkan prespektif dirinya
lingkungan disekitarnya tidak memberikan
i.
Pola asuh dimasa kecil yang baik
kesempatan atau bahkan menghalangi
Anak yang diasuh secara demokratis akan
maka harapan orang tersebut tentu akan
cenderung berkembang sebagai orang
sulit tercapai.
yang dapat menghargai dirinya sendiri
d. Sikap-sikap anggota masyarakat yang
j.
Tidak
adanya
Konsep diri yang stabil
Individu yang tidak memiliki konsep diri
menyenangkan
e.
ini
usia dan tingkat pendidikan memegang
lingkungan
Walaupun
luas
prasangka,
adanya
stabil misalnya, maka kadang individu
penghargaan terhada kemampuan sosial
menyukai dirinya, dan kadang ia tidak
orang lain dan kesediaan individu untuk
menyukai dirinya, akan sulit menunjukan
mengikuti kebiasaan lingkungan
pada orang lain siapa dirinya yang
Tidak adanya gangguan emosional yang
sebenarnya,
berat
ambivalen terhadap dirinya.
sebab
individu
sendiri
Yang membuat individu dapat bekerja
sebaik mungkin dan merasa bahagia
f.
Leukemia
Menurut Kushi dan Jack (1983) leukemia
Pengaruh keberhasilan yang dialami,
baik
secara
kualitatif
adalah bentuk kanker yang mempengaruhi
maupun
darah. Leukemia dikarakteristikan dengan
kuantitatif
Keberhasilan
yang
dialami
menimbulkan
penerimaan
dapat
diri
tidak terkontrolnya sel darah putih dan di
dan
klasifikasikan ke dalam tipe akut dan kronis.
sebaliknya kegagalan yang dialami dapat
Sedangkan menurut Regato, Spjut dan
mengakibatkan adanya penolakan diri
g.
Identifikasi
dengan
orang
Cox (1985) leukemia adalah golongan penyakit
yang terutama mempengaruhi kelenjar getah
yang
memiliki penyesuaian diri yang baik
bening dan sistem reticuloendothelial dan
Mengindentifikasi diri dengan orang yang
tulang sumsum, dan menghasilkan produksi
Well adjusted dapat membangun sikap-
yang
sikap yang positif terhadap diri sendiri,
abnormal pada bagian aslinya, dengan atau
dan bertingkah laku dengan baik yang bisa
tanpa meningkatnya sel-sel ini dalam sirkulasi
menimbulkan penilaian diri yang baik dan
darah dan infiltrasi berbagai macam viscera.
penerimaan diri yang baik
Tipe-tipe Leukemia
h. Adanya prespektif diri yang luas
6
berlebihan
unsur
leukocytic
yang
Sheridan
(1992)
tergantung tipe leukemianya, tapi gejala-gejala
mengatakan bahwa klasifikasi utama leukemia
yang umum seperti demam, kedinginan, hilang
dibuat bredasarkan kecepatan gerak maju
nafsu makan, berat badan berkurang, anemia,
penyakitnya
pendarahan,
a.
dan
Raclmacher
Acute Leukemia
:
Kemajuannya
memar,
gusi
berdarah,
berkeringay, tulang terasa nyeri.
sangat cepat dan menyebabkan kematian
Sedangkan menurut Nelson (1992)
dalam kurun waktu bulanan. Menyerang
gejala-gejala leukemia biasanya tidak jelas dan
segala umur termasuk anak-anak
tidak spesifik. Pasien mungkin mengalami
b. Chronic Leukemia
:
Kemajuannya
semua atau sebagian gejala-gejala berikut ini :
sangat lambat dan cenderung terjadi pada
a.
Lemah
orang yang lebih tua.
b.
Demam yang tidak diketahui sumbernya
Menurut Kushi dan Jack (1983) ada 4
c.
Kehilangan berat badan bukan karena diet
bentuk leukemia yang sering ditemui :
ataupun latihan
or
d.
Sakit kepala
lymphoblastic (ALL), kanker yang paling
e.
Ruam pada kulit
umum
dicirikan
f.
Sakit pada tulang yang tidak spesifik
dengan berkurangnya granulocytes, sel-sel
g.
Mudah mengalami memar
darah putih yang menolak infeksi
h.
Pendarahan pada hidung atau gusi
b. Acute Myelocytic Leukemia ( AML),
i.
Adanya darah pada urin
leukemia yang paling umum diantara
j.
Pembengkakan pada kelenjar getah bening
a.
Acute
Lymphocytic
diantara
Leukemia
anak-anak,
orang dewasa diatas 40 tahun, dicirikan
dengan berkurangnya produksi dalam
Treatment pada Leukemia
Regato,
platelet
c.
Chronic
Myelocytic
or
Spjut
dan
Cox
(1985)
mengatakan treatment yang dapat dilakukan
granulocytic
leukemia (CML), suatu penyakit yang
pada penderita leukemia :
disertai dengan kromosom yang abnormal
a.
Chemotherapy,
penggunaan
berbagai
dan mempengaruhi orang muda dan orang
macam obat yang kuat untuk membunuh
dewasa pertengahan
sel-sel kanker. Ini adalah treatment utama
dalam kebanyakan tipe leukemia
d. Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL),
suatu
penyakit
yang
b. Immunotherapy, manipulasi mekanisme
mempengaruhi
imun sebagai pelengkap chemotherapy.
umumnya pada orang tua diatas 55 tahun
c.
dan biasanya melibatkan gangguan pada
Radiotherapy, untuk waktu yang lama
radiotherapy
limpa.
telah
digunakan
sebagai
treatment untuk meringankan pada acute
sebaik pada chronic leukemia. Pada acute
Tanda dan Gejala Leukemia
Menurut Regato, Spjut dan Cox
(1985)
mengatakan
leukemia
gejala-gejalanya
yang
dialami
oleh
anak,
radiotherapy mungkin digunakan untuk
7
penyinaran pada sistem pusat syaraf,
awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan,
dimana obat dari chemotherapy tidak
dan 18-21 tahun masa remaja akhir.
efektif.
Kushi dan Jack (1983) mengatakan bahwa
Tugas Perkembangan Remaja
obat modern untuk mengobati semua jenis
Havighurst
(dalam
Kimmel
dan
leukemia yang terutama adalah chemotherapy.
Weiner,
Operasi dan penyinaran dengan ronteg ray atau
perkembangan remaja meliputi aspek-aspek
fosfor radioaktif dapat juga digunakan apabila
sebagai berikut :
sistem getah bening rusak atau organ tubuh
1) Mencapai
1985)
menyebutkan
hubungan
tugas-tugas
baru
dan
lebih
lain yang membesar. Transfusi darah atau
matang dengan sebaya baik pria dan
transplantasi
wanita
tulang
sumsum
terkadang
dilakukan dalam rangka menyediakan sumber
2) Menerima keadaan fisiknya
sel-sel darah merah, yang mana peneliti
3) Menerima
percaya dihasilkan dalam tulang sumsum.
Sedangkan
Center
meliputi
menurut
(2008)
,
transplantasi
Stanford
treatment
chemotherapy,
tulang
pada
terapi
sumsum,
keadaan
jasmaninya
dan
menggunakan tubuhnya dengan efektif
Cancer
4) Memperoleh kebebasan secara emosional
leukemia
dari orang tuanya dan orang dewasa
radiasi,
lainnya
5) Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan
biological
hidup berkeluarga
therapy yaitu menggunakan sistem kekebalan
tubuh untuk melawan kanker. Transfusi darah
6) Mempersiapkan karir ekonomi
(sel-sel darah merah, platelets), pengobatan
7) Membangun
keterampilan
intelektual
untuk kompetensi
(untuk mencegah atau mengobati kerusakan
8) Memiliki hasrat dan mencapai prilaku
pada system tubuh lain yang disebabkan oleh
sosial yang bertanggung jawab
treatment leukemia).
Remaja
METODE PENELITIAN
Penelitian
Pengertian Remaja
ini
menggunakan
Menurut Turner dan Helms (1995) masa
pendekatan kualitatif dengan menggunakan
remaja berada pada rentang usia 13 sampai 19
teknik wawancara dan observasi. Jumlah
tahun. Papalia dan Olds (1995) mengatakan
subjek dalam penelitian ini adalah 1 subjek
masa remaja ialah masa perkembangan antara
dengan satu significant other. Karakteristik
anak dan masa dewasa pada umumnya dimulai
subjek yang dibutuhkan dalam penelitian ini
dari umur 12-13 tahun sampai dengan 19-20
adalah remaja penderita leukemia yang berusia
tahun. Sedangkan menurut Monks, Knoers dan
14 tahun.
Untuk
Haditono (2002) mengatakan batasan usia
pengumpulan
remaja adalah masa diantara 12-21 tahun
dengan perincian 12-15 tahun masa remaja
8
mempermudah
data,
peneliti
proses
menyusun
pedoman wawancara, pedoman observasi, dam
4.
alat perekam.
Triangulasi Metode
Penggunaan
Untuk
mendapatkan
penelitian,
peneliti
triangulasi.
Teknik
keakuratan
menggunakan
triangulasi
meneliti
teknik
berbagai
suatu
wawancara
metode
hal,
dan
untuk
seperti
metode
observasi.
Dalam
menurut
penelitian, peneliti melakukan metode
Moleong (2001) adalah teknik pemeriksaan
wawancara yang didukung dengan metode
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
observasi.
yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan
atau
sebagai
perbandingan
PEMBAHASAN
Berdasarkan
terhadap data itu.
Patton (dalam Poerwandari, 2001)
observasi
hasil
dapat
wawancara
diketahui
bahwa
dan
subjek
mengemukakan empat macam triangulasi,
memiliki penerimaan diri yang baik. Hal ini
antara lain:
dapat dilihat dari aspek-aspek penerimaan diri
1.
yang ditunjukan oleh subjek.
Triangulasi Data
Menggunakan
2.
berbagai
data,
Menurut Jersild (1958) ada beberapa
seperti dokumen, arsip, hasil wawancara,
aspek-aspek penerimaan diri, yang di tunjukan
hasil observasi, atau mewawancarai lebih
dengan persepsi mengenai diri sendiri dan
dari satu subjek yang dianggap memiliki
sikap terhadap penampilan, sikap terhadap
sudut pandang yang berbeda. Dalam
kelemahan dan kekuatan diri sendiri dan orang
penelitian ini, peneliti mewawancarai satu
lain,
significant other untuk masing-masing
penolakan, respon terhadap penolakan dan
subjek.
kritikan, keseimbangan antara real self dan
Triangulasi Pengamat
ideal self, penerimaan diri dan penerimaan
Adanya pengamat di luar peneliti yang
orang lain, penerimaan diri, menuruti kehendak
turut memeriksa hasil pengumpulan data.
dan
Dalam penelitian ini, dosen pembimbing
spontanitas dan menikmati hidup, aspek moral
bertindak
penerimaan diri, sikap terhadap penerimaan
sebagai
sunber
pengamat
(expert
judgment) yang memberikan masukan
infeoritas
menonjolkan
diri,
sebagai
gejala
penerimaan
diri,
diri.
Menurut Jersild (1958) individu yang
terhadap hasil pengumpulan data.
3.
perasaan
Triangulasi Teori
memiliki
Penggunaan teori yang berlainan untuk
realistik tentang penampilan dan bagaimana
memastikan
yang
dirinya terlihat dalam pandangan orang lain.
dikumpulkan sudah memenuhi syarat.
Ini bukan berarti individu tersebut mempunyai
Dalam
peneliti
gambaran sempurna tentang dirinya, melainkan
menggunakan berbagai teori yang telah
individu tersebut dapat melakukan sesuatu dan
dijelaskan pada bab II untuk digunakan
berbicara dengan baik mengenai dirinya yang
dan menguji terkumpulnya data tersebut.
sebenarnya.
bahwa
penelitian
data
ini,
9
penerimaan
Dalam
diri
kasus
berfikir
ini
lebih
persepsi
mengenai diri dan sikap terhadap penampilan
dan
yang ditunjukan oleh subjek antara lain seperti
membaca. Subjek dapat menerima kekurangan
penilaian subjek terhadap dirinya tergambar
yang dimilikinya dan mencoba
dengan baik oleh subjek, menurut subjek
kekurangannya tersebut menjadi kelebihan
dirinya
subjek
untuk dirinya dengan cara banyak membaca
menderita leukemia, sebelumnya subjek adalah
dan berusaha untuk membuatnya menjadi lebih
anak yang aktif dalam mengikuti kegiatan
baik dari sebelumnya.
sangat
berbeda
sebelum
lebih
senang
mendengar
daripada
menjadikan
tubuh seperti menari, namun setelah menderita
Menurut Jersild (1958) seorang individu
leukemia subjek tidak mampu lagi untuk
yang terkadang merasakan infeoritas/disebut
mengikuti kegiatan menari karena kondisi fisik
dengan infeority complex adalah seorang
subjek
untuk
individu yang tidak memiliki sikap penerimaan
melakukan kegiatan menari, oleh karena itu
diri dan hal tersebut akan mengganggu
subjek
penilaian yang realistik atas dirinya. Dalam
yang
tidak
memahami
mendukungnya
keterbatasannya
dan
kasus ini subjek menyadari bahwa dengan
mengurangi kegiatan menarinya.
Jersild
(1958)
yang
memiliki
individu
mengemukakan
penerimaan
penyakitnya ini menyebabkan dirinya tidak
diri
dapat
beraktivitas
seperti
orang
normal
memandang kelemahan dan kekuatan dalam
lainnya, kadangkala subjek merasa sedih
dirinya lebih baik daripada individu yang tidak
namun subjek merasa bahwa penyakit yang
memiliki penerimaan diri. Individu tersebut
dialaminya adalah sebagai cobaan dari Tuhan
kurang menyukai jika harus menyia-nyiakan
untuk dirinya oleh karena itu subjek tidak
energinya untuk menjadi hal yang tidak
merasa rendah diri karena penyakitnya
mungkin, atau berusaha menyembunyikan
Jersild (1958) menyatakan individu yang
kelemahan dari dirinya sendiri maupun orang
memiliki penerimaan diri tidak menyukai
lain. Individu pun tidak berdiam diri dengan
kritikan, namun demikian individu mempunyai
tidak
yang
kemampuan untuk menerima kritikan bahkan
akan
dapat mengambil hikmah dari kritikan tersebut.
menggunakan bakat yang dimilikinya dengan
Individu berusaha untuk melakukan koreksi
lebih leluasa. Individu yang bersikap baik pula
atas dirinya sendiri, ini merupakan hal yang
dalam menilai kelamahan dan kekuatan dirinya
penting
akan bersikap pula dalam menilai kelemahan
seorang
dan kekuatan orang lain. Dalam kasus ini sikap
mempersiapkan diri untuk menghadapi masa
terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri.
depan.
Kelebihan
subjek
digambarkan
penerimaan diri justru menganggap kritikan
kepandaian
subjek
dalam
memanfaatkan
dimilikinya.
kemampuan
Sebaliknya
individu
dengan
dalam
perkembangannya
individu
Individu
dewasa
yang
dan
tidak
menjadi
dalam
memiliki
dan
sebagai wujud penolakan terhadapnya. Yang
berteman. Sedangkan untuk kekurangan subjek
penting dalam penerimaan diri yang baik
lebih digambarkan mengenai pelajaran, subjek
adalah mampu belajar dari pengalaman dan
lebih suka melalukan praktek daripada teori
meninjau kembali sikapnya yang terdahulu
bergaul
10
untuk memperbaiki diri. Dalam kasus ini
bisa mencapai hal itu semua, yaitu dengan
subjek pernah menerima kritik dari orang lain
menjadi dokter anak
dan subjek paling sering menerima kritik dari
Jersild (1958) mengemukakan penerimaan
keluarganya mengenai sikap subjek terhadap
diri
orang lain. Subjek mau menerima kritikan dari
menyayangi
orang lain dan mencoba untuk mengubah
memungkinkan baginya untuk menyayangi
sikapnya dan subjek kurang menyukai apabila
orang lain, dan apabila seorang individu
ada orang yang mengkritiknya dan kurang
merasa benci pada dirinya, maka akan lebih
mengenal dirinya.
memungkinkan untuk merasa benci pada orang
berarti
apabila
dirinya,
seorang
maka
individu
akan
lebih
Menurut Jersild (1958) individu yang
lain. Terciptanya hubungan timbal balik antara
memiliki penerimaan diri adalah individu yang
penerimaan diri dengan penerimaan orang lain
mempertahankan harapan dan tuntutan dari
adalah individu yang memiliki penerimaan diri
dalam dirinya dengan baik dalam batas-batas
merasa
memungkinkan individu ini mungkin memiliki
lingkungan sosial. Dalam kasus ini subjek
ambisi yang besar, namun tidak mungkin untuk
menyayangi dirinya sendiri bahkan lebih
mencapainya walaupun dalam jangka waktu
menyayangi dirinya setelah kena leukemia.
yang lama dan menghabiskan energinya. Oleh
Subjek merasa percaya diri dalam memasuki
karena itu, dalam mencapai tujuannya individu
lingkungan sosialnya, subjek tidak merasa
mempersiapkan dalam konteks yang mungkin
minder dengan kondisinya sekarang ini
percaya
diri
dalam
memasuki
dicapai, untuk memastikan dirinya tidak akan
Menurut Jersild (1958) menerima diri dan
kecewa saat nantinya. Dalam kasus ini subjek
menuruti diri merupakan dua hal yang berbeda.
masih
Apabila seorang individu menerima dirinya,
mempertahankan
semua
harapan-
harapannya karena subjek yakin akan sembuh
hal
dan dapat mencapai semua harapannya. Subjek
memanjakan dirinya. Walau bagaimanapun
ingin menjadi dokter anak karena subjek ingin
bukan berarti bahwa individu keluar dari
membantu anak-anak yang terkena leukemia.
jalannya untuk menghindari kesenangan dan
Subjek merasa kurang bisa menyeimbangkan
mencari penderitaan. Individu yang menerima
antara real self dan ideal self, menurut subjek
dirinya akan menerima dan bahkan menuntut
diri yang ideal adalah diri yang baik, jujur dan
pembagian yang layak akan sesuatu yang baik
tidak berlebihan dan subjek belum mempunyai
dalam hidup dan tidak mengambil kesempatan
semua
untuk
yang tidak pantas untuk memiliki posisi yang
menyeimbangkan real self dan ideal self
baik atau menikmati sesuatu yang bagus.
dengan menjalani semua apa adanya dan tidak
Individu akan berjuang untuk mendapatkan
harus menjadi ideal karena subjek menyukai
posisi
dirinya yang sekarang. Subjek merasa yakin
kelompoknya. Semakin individu menerima
dengan harapan yang dimilikinya dan yakin
dirinya dan diterima orang lain, semakin
hal
itu.
Cara
subjek
tersebut
yang
bukan
berarti
didamba-dambakan
individu
dalam
individu mampu untuk berbaik hati. Individu
11
dengan penerimaan diri menghargai harapan
atau tidak ingin melakukannya maka subjek
orang lain dan meresponnya dengan bijak.
akan berkata tidak, untuk menolaknya.
Individu memiliki pendirian yang baik dalam
Jersild (1958) mengemukakan individu
berfikir, merasakan dan membuat pilihan.
dengan penerimaan diri bukanlah individu
Individu tidak hanya akan menjadi pengikut
yang berbudi baik dan bukan pula individu
apa yang dikatakan orang lain. Dalam kasus ini
yang tidak mengenal moral, tetapi memiliki
subjek
fleksibilitas
ingin
terlihat
normal
dalam
dalam
pengaturan
hidupnya.
lingkungannya dan tidak ingin dirinya dilihat
Individu memiliki kejujuran untuk menerima
sakit.
dirinya sebagai apa dan untuk apa nantinya,
Subjek bersikap
diinginkannya
hal yang
namun
dan tidak menyukai kepura-puraan. Individu
terkadang subjek juga merasa dirinya terlalu
ini dapat secara terbuka mengakui dirinya
egois
harus
sebagai individu yang pada suatu waktu dalam
dituruti dan membuat kakak dan adik subjek
masalah, merasa cemas, ragu dan bimbang
menjadi cemburu.
tanpa harus menipu diri dan orang lain. Hal
karena
harus
semua
semua
dilakukan,
keinginannya
Menurut Jersild (1958) individu dengan
yang
paling
penting
dari
aspek
moral
penerimaan diri mempunyai lebih banyak
penerimaan diri adalah apa yang dinyatakan
keleluasaan untuk menikmati hal-hal dalam
secara tidak langsung pada nilai, arti dan
hidupnya.
kurang
tujuan hidup secara keseluruhan. Individu
termotivasi untuk melakukan sesuatu yang
dengan penerimaan diri yang baik akan
rumit. Individu yang memiliki penerimaan diri
menjalani kehidupan dengan penuh dan bebas
lebih mudah untuk menikmati hubungan
sebagai
dengan teman-temannya. .Individu tersebut
diberikan padanya. Dalam kasus ini subjek
tidak hanya leluasa menikmati sesuatu yang
sangat menerima keadaan dirinya, terkadang
dilakukannya. Akan tetapi, juga leluasa untuk
subjek merasa sedih ketika melihat kakak
menolak atau menghindari sesuatu yang tidak
subjek dapat pergi dengan teman-temannya
ingin dilakukannya. Dalam kasus ini subjek
tanpa didampingi orang tua sedangkan subjek
menikmati hidupnya karena merasa lebih dekat
harus didampingi orang tuanya jika ingin pergi.
dengan
menikmati
Menurut subjek dirinya merasa seperti itu
hidupnya dengan cara menerima semuanya
hanya jika subjek merasa suntuk dan tidak
dengan senang hati, namun subjek terkadang
melakukan
juga merasa sedih terhadap penyakit yang
membohongi diri sendiri bahwa ia pernah
dideritanya. Subjek dengan leluasa menolak
merasakan cemas, ragu dan bimbang, subjek
dan menghindari sesuatu yang tidak ingin
mengakui bahwa dirinya dalam masalah,
dilakukannya dengan cara berkata tidak.
merasa cemas, ragu dan bimbang dengan
Contohnya ketika ibu subjek meminta subjek
bercerita kepada ibu subjek karena subjek
melakukan sesuatu dan subjek merasa lelah
menjadi lebih dekat dengan ibunya semenjak
Namun,
keluarganya,
terkadang
subjek
anugrah
dan
apa-apa.
kesempatan
Subjek
tidak
yang
mau
subjek sakit. Subjek menjalani hidupnya
12
dengan apa adanya, dan subjek berusaha untuk
Menurut Shepard (dalam Urim, 2007)
sembuh dari penyakitnya
mengatakan bahwa penerimaan diri berarti
Menurut Jersild (1958) menerima diri
kepuasan atau kebahagiaan individu terhadap
merupakan hal penting dalam kehidupan
dirinya sendiri dan pemikiran akan kebutuhan
seseorang. Individu yang dapat menerima
mental yang sehat. Penerimaan diri mencakup
beberapa aspek hidupnya, mungkin dalam
pemahaman diri, pemikiran realistis walaupun
keraguan dan kesulitan dalam menghormati
subjektif, kesadaran akan kelemahan dan
orang lain. Hal tersebut merupakan arahan agar
kekuatan diri. Pada akhirnya individu akan
dapat menerima dirinya. Individu dengan
merasa bahwa dirinya unik. Secara klinis,
penerimaan
penerimaan
untuk
diri membangun kekuatannya
menghadapi
keterbatasanya.
kelemahan
Banyak
hal
dan
diri
mengarahkan
seseorang
menuju perubahan. Penerimaan diri akan
dalam
menghentikan
celaan
terhadap
diri,
dan
perkembangan seorang individu yang belum
menerimanya sebagai bagian dirinya. Dalam
sempurna, bagi seorang individu akan lebih
kasus ini subjek merasa puas dan bahagia
baik
menggunakan
terhadap kehidupan dan dirinya karena subjek
perkembangan
dapat melihat keluarga yang menyayangi
jika
ia
kemampuannya
dapat
dalam
hidupnya. Dalam kasus ini subjek membangun
subjek
Selain
kekuatan untuk menghadapi kelemahan dan
itu
menurut
Corsini
(2002)
keterbatasannya dengan cara terus mempunyai
menyatakan bahwa penerimaan diri berarti
semangat hidup dan yakin bahwa dirinya akan
mengenali kemampuan dan keberhasilan diri
sembuh dan keluarga yang selalu mendukung
serta mengakui dan menerima keterbatasan
subjek. Subjek menerima dirinya dengan
diri. Kurangnya seseorang dalam menerima
berfikiran bahwa inilah yang harus dihadapi
dirinya dapat mengarahkannya pada gangguan
dan dijalani oleh subjek yaitu menerima bahwa
emosi. Ketidakmampuan untuk menerima diri
dirinya mengidap leukemia, dan subjek yakin
dapat menuju pada berbagai kesulitan emosi
dirinya dapat sembuh. Subjek pernah merasa
seperti kemarahan dan depresi. Salah satu
takut dan merasa akan meninggal namun
aspek penting dalam penerimaan diri yaitu
dokter meyakinkan subjek bahwa subjek masih
mampu dan mau membiarkan orang lain
punya harapan untuk sembuh
melihat
dirinya
yang
sesungguhnya,
Menurut Maslow (dalam Hejlle dan
melakukan evaluasi yang sesuai dan menerima
Ziegler, 1985) individu yang memiliki sikap
kesalahan dimasa lalu (Carson & Langer dalam
positif terhadap dirinya sendiri akan dapat
Urim, 2007). Dalam kasus ini subjek pernah
menerima keadaan dirinya secara tenang
mengalami depresi dan kemarahan terhadap
dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
keadaannya, subjek menyikapinya dengan
Dalam kasus ini subjek tidak merasa sedih
menangis namun setelah menangis subjek
dengan
berusaha membuat dirinya semangat lagi
dirinya
yang
sekarang,
namun
terkadang subjek juga merasa sedih.
dengan berjuang agar bisa sembuh dari
13
penyakitnya.
disesalinya
Subjek
dimasa
merasa
lalunya
ada
yaitu
yang
Faktor-faktor
yang
berperan
dalam
ketika
penerimaan diri yang baik pada subjek antara
menerima kritikan dari kakaknya mengenai
lain adalah subjek memiliki pemahaman
sikapnya terhadap orang lain, dan subjek
tentang
merasa dirinya sudah berubah dengan lebih
bagaimana dirinya, sebelumnya subjek lebih
banyak senyum. Subjek tidak lagi menyesali
suka diam terhadap orang lain dan subjek
hal tersebut dan berusaha membuka lembaran
berusaha
baru dalam hidupnya
mengenali kekurangan dan kelebihan dalam
Berkaitan dengan membuka diri dan mau
diri
sendiri,
untuk
subjek
memahami
merubahnya
dan
subjek
dirinya. Menurut Hurlock (1974) pemahaman
menerima kualitas baik dan buruk, Ryff (dalam
tentang
Linley & Joseph, 2004) menyatakan bahwa
kesempatan
individu yang mempunyai penerimaan diri
kemampuan
yang rendah akan merasa tidak puas dengan
Individu yang dapat memahami dirinya sendiri
dirinya, menyesali apa yang terjadi di masa
tidak akan hanya tergantung dari kemampuan
lalunya, sulit untuk terbuka, terisolasi dan
intelektualnya
frustasi
kesematannya untuk penemuan diri sendiri
dalam
sehingga
hubungan
tidak
ada
interpersonal
keinginan
untuk
(self
diri
sendiri
seseorang
dan
timbul
untuk
dari
mengenali
ketidakmampuannya.
saja,
discovery).
dapat
tetapi
juga
Pemahaman
pada
diri
dan
mempertahankan hubungan dengan orang lain.
penerimaan
Sedangkan individu yang memiliki penerimaan
berdampingan, maksudnya semakin orang
diri dalam tingkat optimal atau tinggi akan
dapat memahami dirinya, maka semakin dapat
bersikap positif terhadap dirinya sendiri, mau
menerima dirinya.
menerima kualitas baik dan buruk dirinya,
Menurut
diri
berjalan
Hurlock
individu
serta memiliki sikap positif terhadap masa
menentukan
lalunya. Dalam kasus ini subjek mampu
disesuaikan dengan pemahaman mengenai
membuka dirinya dan membiarkan orang lain
kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh
melihat dirinya dengan cara menceritakan apa
orang lain dalam mencapai tujuannya. Dengan
yang
mampu
memiliki harapan yang realistik, maka akan
menerima kualitas baik dan buruk yang ada
semakin besar kesempatan tercapainya harapan
dalam dirinya. Kualitas baik dalam diri subjek
itu, dan hal ini akan menimbulkan kepuasan
adalah menyukai interaksi dengan anak kecil,
diri yang merupakan hal penting dalam
sedangkan kualitas buruk yang ada dalam diri
penerimaan diri. Subjek juga memiliki harapan
subjek tergambarkan dengan sikapnya yang
yang realistis terhadap keadaan dirinya yang
suka marah.
sekarang, harapan subjek untuk sekarang
dirasakannya
dan
subjek
sendiri
(1974)
dengan
harapannya
dan
adalah dapat sembuh dari penyakit yang
Faktor-faktor
yang
berperan
dideritanya dan dapat menggapai semua cita-
dalam
citanya yaitu menjadi dokter anak. Selain itu
penerimaan diri yang baik pada subjek
subjek
14
memiliki
keluarga
yang
sangat
mendukung harapan yang dimiliki subjek dan
ini ditunjukan dengan penilaian subjek
teman-teman serta lingkungan yang bersikap
terhadap dirinya tergambar dengan baik
baik terhadap subjek, walaupun ada beberapa
oleh subjek, dengan adanya leukemia
orang yang bersikap mengasihani subjek.
dalam diri subjek dan menyebabkan
Subjek menanggapi pandangan orang
kondisi
fisik
subjek
yang
tidak
lain terhadap dirinya dengan baik, dengan
memungkinkan untuk melakukan kegiatan
bersikap mau untuk mengevaluasi dirinya
seperti sebelum subjek sakit maka subjek
apabila pandangan yang diberikan orang lain
mengurangi kegiatannya. Subjek juga
terhadap dirinya benar, subjek merasa ibunya
mengenali
mempunyai pengaruh dalam hidupnya karena
kelebihan dan kekurangan dalam dirinya
subjek dekat dengan ibunya semenjak subjek
dan
sakit, subjek mempunyai penerimaan diri yang
dimilikinya terutama dengan penyakitnya,
baik karena subjek mencontoh ibunya. Subjek
serta
juga mampu membangun sikap positif terhadap
kekurangannya tersebut menjadi kelebihan
diri sendiri dengan yakin bahwa subjek akan
untuk dirinya. Subjek merasa bahwa
sembuh
dideritanya.
penyakit yang dialaminya adalah sebagai
Menurut Hurlock (1974) mengindentifikasi diri
cobaan dari Tuhan untuk dirinya oleh
dengan orang yang Well adjusted dapat
karena itu subjek tidak merasa rendah diri
membangun sikap-sikap yang positif terhadap
karena
diri sendiri, dan bertingkah laku dengan baik
menerima kritik dari orang lain dan subjek
yang bisa menimbulkan penilaian diri yang
memiliki harapan yang realistis yaitu dapat
baik dan penerimaan diri yang baik.
sembuh
dari
penyakit
yang
apa
saja
yang
menjadi
dapat menerima kekurangan yang
mencoba
menjadikan
penyakitnya.
dan
dapat
Subjek
mencapai
mau
semua
Disamping itu subjek merasa diasuh
harapannya. Selain itu subjek menikmati
secara demokratis oleh kedua orang tuanya, hal
hidupnya dan merasa puas dan bahagia
tersebut
karena
digambarkan
dengan
pemberian
merasa
lebih
dekat
dengan
pilihan oleh orang tua subjek dan pengarahan
keluarganya dan dapat melihat keluarga
mana yang baik dan mana yang kurang baik
yang menyayangi subjek, subjek juga
untuk dirinya. Hurlock (1974) menyatakan
dengan leluasa menolak dan menghindari
anak yang diasuh secara demokratis akan
sesuatu yang tidak ingin dilakukannya
cenderung berkembang sebagai orang yang
dengan cara berkata tidak. Subjek sangat
dapat menghargai dirinya sendiri.
menerima
keadaan
menerima
dirinya
Dari hasil penelitian maka dapat ditarik
penderita
berfikiran
dijalani oleh subjek yaitu menerima bahwa
kesimpulan sebagai berikut :
Sebagai
dengan
subjek
bahwa inilah yang harus dihadapi dan
KESIMPULAN
1.
dirinya,
leukemia
dirinya mengidap leukemia. Subjek tidak
subjek
mau membohongi diri sendiri bahwa ia
memiliki penerimaan diri yang baik, hal
pernah
15
merasakan
cemas,
ragu
dan
bimbang, subjek tidak lagi menyesali masa
secara demokratis oleh kedua orang
lalunya dan berusaha membuka lembaran
tuanya, hal tersebut digambarkan dengan
baru dalam hidupnya. Selain itu subjek
pemberian pilihan oleh orang tua subjek
mampu membuka dirinya dan membiarkan
dan pengarahan mana yang baik dan mana
orang lain melihat dirinya apa adanya dan
yang kurang baik untuk dirinya
subjek mampu menerima kualitas baik dan
buruk yang ada dalam dirinya.
2.
Faktor-faktor
yang
berperan
dalam
SARAN
penerimaan diri yang baik pada subjek
antara
lain
adalah
subjek
Berikut ini adalah saran yang dapat
memiliki
diterapkan
bagi
remaja
pemahaman tentang diri sendiri, subjek
leukemia
dan
saran
memahami bagaimana dirinya, subjek juga
selanjutnya antara lain :
mengenali apa yang menjadi kelebihan
1.
yang
menderita
untuk
penelitian
Kepada remaja yang menderita leukemia
dan kekurangannya.. Subjek juga memiliki
untuk selalu mempunyai semangat hidup
harapan yang realistis terhadap keadaan
yang kuat dan berusaha untuk menerima
dirinya yang sekarang, harapan subjek
keadaan
untuk sekarang adalah dapat sembuh dari
mempunyai semangat hidup yang kuat dan
penyakit yang dideritanya dan dapat
penerimaan diri yang baik maka para
menggapai
remaja penderita leukemia akan memiliki
semua
cita-citanya
yaitu
menjadi dokter anak. Selain itu subjek
memiliki
keluarga
yang
diri
mereka
karena
dengan
kualitas hidup yang lebih baik.
2.
sangat
Untuk peneliti yang tertarik meneliti lebih
mendukung harapan yang dimiliki subjek
jauh
dan teman-teman serta lingkungan yang
penderita leukemia dapat menggali tentang
bersikap baik terhadap subjek. Subjek
peranan faktor-faktor yang
menanggapi
lain
penerimaan diri yang baik dan dapat
terhadap dirinya dengan baik, subjek
mengambil subjek penelitian lebih dari
merasa
pengaruh
satu dan mendapat gambaran yang lebih
dalam hidupnya karena subjek dekat
beragam tentang penerimaan diri pada
dengan ibunya semenjak subjek sakit, dan
remaja penderita leukemia.
pandangan
ibunya
orang
mempunyai
3.
subjek memiliki penerimaan diri yang baik
pada
penerimaan
diri
remaja
mendukung
Untuk keluarga dan dokter serta perawat
karena subjek mencontoh ibunya dalam
yang merawat penderita leukemia agar
bersikap positif, subjek juga mampu
selalu memberikan semangat dan harapan
membangun sikap positif terhadap diri
untuk penderita leukemia agar mereka
sendiri dengan yakin bahwa subjek akan
selalu mempunyai semangat untuk sembuh
sembuh dari penyakit yang dideritanya.
dan hidup, karena dukungan keluarga,
Disamping itu subjek merasa diasuh
dokter serta perawat berperan sangat
16
penting dalam kualitas hidup penderita
Bagiannya. Gajah Mada University
Press
leukemia.
Mediasehat. (2005). Mengenal Kanker.
http://www.mediasehat.com/utama07.
php
DAFTAR PUSTAKA
Corsini,
J.R.(2002). The Dictionary of
Psychology. New York: Brunner/
Routledge
Nelson, W.E. (1992). Textbook of Pediatrics
(fourteenth edition).Philadelphia: WB
Saunders Company Harcourt Brace
Javanovich Inc
Hjelle, L.A & Ziegler, D.J.(1985). Personality
theories: Basic assumptions research
and application (Third Edition). New
York: McGraw-Hill.
Novalina. (2003). Penggunaan Tanaman Obat
Sebagai Upaya Alternatif Dalam
terapi
Kanker.
http://tumoutou.net/70207134/novalin
a.htm
Hurlock, E.B.(1974). Personality development.
New Delhi:McGraw-Hill
Hurlock,
Olds,
E.B.
(1997).
Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Ahli
bahasa: Isti Widayanti dan Soedjarwo.
Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
S.W. Papalia, D.E.(1995). Human
Development (sixth edition).New
York: Mc Graw-Hill Company
Poerwandari,E.K.(2001). Pendekatan kualitatif
untuk penelitian prilaku manusiai.
Jakarta: Lembaga Pengembangan
Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi Universitas Indonesia
Johada, M. (1958). Current consepts of
positive mental health. New York:
Basic Books
Palestin, B.(2008). Perawatan Lanjutan di
Rumah Pada Penderita Leukemia
Anak.
http://bondanpalestin.blogspot.com/
Jersild, A.T. (1958). The Psychology of
Adolescence. New York: Mc Millan
Company
Kimmel,
D.C. Weiner, I.B. (1985).
Adolescence:
A
Developmental
Trantition (second edition). New
York: John Willey & Sons Inc
Riyanti, B.P. Prabowo, H. Puspitawati, I.
(1996). Psikologi Umum I. Univeritas
Gunadarma
Kushi,
M.Jack, A.(1983). The Cancer
Prevention Diet Michio Kushi’s
Nutritional
Blueprint
for
the
Prevention and Releif Disease. New
York: St. Martin’s Press
Regato,J.A.del.
Spjut,
H.J.
Cox,
J.D.(1985).Ackerman
and
del
Regato’s Cancer Diagnosis Treatment
and Prognosis. St. Louise: The CV
Mosby Company
Linley, P.A. Joseph, S. (2004). Positive
Psychology in Practice. New Jersey:
John Willey & Sons Inc
Santrock, J.W.(2002). Life Span Development
Perkembangan Masa Hidup (edisi 5
jilid II). Jakarta : Erlangga
Moleong.(2001).Metodologi
Kualitatif. Bandung:
Rosdakarya
Penelitian
PT.Remaja
Stanford Cancer Center. (2008). Leukemia.
Http://Cancerstanford.edu/blood/leuke
mias/blooddisease
Monk, F.J. Knoers, AMP, Haditono, S.R.
(2002). Psikologi Perkembangan
Pengantar
Dalam
Berbagai
Sheridan, C.L. Raclmacher, S.A.(1992). Health
Psychology
Challenging
the
17
Biomedical Model. Canada: John
Willey & sons Inc
Taylor,
Smet. B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta:
PT.Grasindo
S.E, (1999).Health Psychology.
Singapore: Mc Graw-Hill
Urim, P.(2007). Penerimaan Diri Pada Remaja
Penderita Gagal Ginjal Kronis.
Skripsi.(tidak diterbitkan). Jakarta:
Fakultas
Psikologi
Universitas
Indonesia
Turner, J.S & Helms, D.B.(1995). Human
Development. USA: John Willey &
Sons Inc
18
Download