LEUKEMIA A. DEFINISI LEUKEMIA “Leukemia adalah suatu tipe

advertisement
LEUKEMIA
A. DEFINISI LEUKEMIA
“Leukemia adalah suatu tipe kanker yag terjadi pada sel-sel darah
putih. Leukemia dimulai dari sumsum tulang, tempat dibentuknya
sel darah. Sel darah mengalami proliferasi dan differensiasi yang
sangat cepat dan abnormal. Sel akan terus membelah dan
mendesak
sel
normal,
sehingga
produksi
sel
darah
normal
mengalami penurunan”
“Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan
genetik pada satu atau banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan
dari sel yang normal akan tertekan pada waktu sel leukemia
bertambah banyak sehingga akan menimbulkan gejala klinis.”
“Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses neoplastik
yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel
induk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok
sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia
beredar secara sistemik.”
B. ETIOLOGI LEUKEMIA
1. Radiasi
Radiasi dengan dosis tinggi. Misalnya bom atom, dan
terapi medis radiasi yang terpapar sel normal.
2. Zat kimia tertentu
Beberapa zat kimia dilaporkan telah teridentifikasi dapat
menyebabkan
leukemia,
misalnya
benzene,
bahan
kimia
industry, obat-obatan kemoterapi, arsen, kloramfenikol.
3. Kemoterapi
Pasien kanker jenis lain yang mendapat kemoterapi
tertentu
dapat
menyebabkan
komplikasi
yaitu
leukemia.
Terutama kemoterapi jenis alkylating agents. Namun tetap
diberikan karena manfaatnya.
4. Sindrom down
Penderita down sindrom memiliki insiden leukemia akut
20x lebih besar daripada orang normal.
5. Keturunan
6. Sindrom mielodisplastik
Suatu
kelainan
pembentukan
sel
darah
yang
ditandai
berkurangnya kepadatan sel pada sumsum tulang. Orang
dengan kelainan ini resiko tinggi leukemia.
7. Merokok
C. KLASIFIKASI LEUKEMIA
 Klasifikasi berdasarkan perjalanan penyakit :
1. Akut
Leukemia akut adalah keganansan primer sumsum tulang
yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh
komponen darah abnormalyang disertai dengan penyebaran
ke organ lain. Leukemia akut memiliki perjalanan penyakit
yang cepat.
2. Kronis
Leukemia kronis merupakan suatu penyakit yang ditandai
proliferasi neoplastic dari salah satu sel yang bertanggung
jawab/ terjadi karena keganasan hematologi.

Klasifikasi berdasarkan tipe sel yang terlibat
1. Leukemia limfosit akut (LLA)
LLA merupakan jenis leukemia dengan
karakteristik
adanya proliferasi dan akumulasi sel sel patologis dari sistem
limfopoetik yang menyebabkan gagal organ. LLA sering
ditemukan pada anak-anak (82%). Proses berkembangnya
penyakit cepat.
2. Leukemia mielositik akut (LMA)
LMA merupakan leukemia yang
hematopoetik
yang
akan
mengenai
berdifferensia
ke
sel
semua
stem
sel
myeloid. LMA merupakan leukemia yang sering terjadi pada
dewasa. Permulaannya mendadak dan progesif dalam 1-3
bulan dengan gejala singkat.
3. Leukemia limfositik kronik (LLK)
LLK adalah suatu keganasan limfosit B. perjalanan penyakit
ini perlahan dengan akumulasi progesif yang berjalan lambat
dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung
dikenal sebagai kelainan ringan yang menyebabkan individu
tidak sadar.
4. Leukemia miolositik kronik (LMK)
LMK adalah gangguan mieloproliferasi yang ditandai dengan
produksi berlebihan sel myeloid yang relative matang. LMK
mencakupi 20% leukemia dan yang paling sering terjadi pada

dewasa.
Klasifikasi berdasarkan jumlah leukosit darah
1. Leukemia leukemik : bila jumlah laukosit di dalam darah lebih
dari normal, terdapat sel abnormal
2. Leukemia subleukemik : bila jumlah leukemik di darah kurang
norma, terdapat sel abnormal
3. Leukemik alekemik : bila jumlah leukosit di dalam darah
kurang dari normal, tidak terdapat sel abnormal.
D. MANIFESTASI KLINIS LEUKEMIA
1. Anemia
Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas
cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan o2
kurang).
2. Perdarahan
Platelet dan trombosit sebagai agen pembekuan darah tidak
diproduksi
dengan
normal
sehingga
penderita
mengalami
perdarahan di jaringan kulit.
3. Resiko tinggi infeksi
Leukosit tidak dalam jumlah dan bentuk normal sehingga tidak
berfungsi sesuai perannya sebagai pelindung daya tahan tubuh.
4. Nyeri tulang dan persendian
5. Nyeri perut, mual dan muntah
Terdapat hepatomegaly pada penderita sehingga hepar
mendesak sistem percernaan dan menyebabkan nyeri, mual dan
6.
7.
8.
9.
muntah.
Mudah memar tanpa sebab
Penurunan BB
Mimisan
Hepatomegaly, splenomegaly, limfadenopati.
E. STADIUM LEUKEMIA
1. LMA
M-1: Differensiasi granulosit tanpa pematangan
M2 : Differensiasi granulosit disertai pematangan menjadi
stadium promielositik
M3 : Differensiasi granulosit disertai promielositik hipergranular
yang dikaitkan dengan pembekuan intravascular
M4: leukemia akut, kedua sel granulosit dan monosit
M5: Leukemia monosit akut
M6: Eritoblast predominan disertai diseritropoises berat.
M7 : leukemia megakariotik
2. LMK
- Fase kronik : ada sedikit sel blast dalam darah dan sumsum
tulang. Tidak terdapat gejala leukemia. Fase ini mungkin
-
terjadi beebrapa bulan sampai beberapa tahun.
Fase akselerasi : ada lebih banyak sel blast dalam darah dan
-
sumsum daripada sel-sel normal.
Fase blastic : lebih dari 30 % dari sel blast.
Fase refractory : sel leukemia tidak berlangsung meskipun
diberikan perawatan
3. LLK
- Taahp 0 : ada terlalu banyak limfosit dalam darah,tetapi tidak
-
ada gejala leukemia
Tahap 1: ada terlalu
-
pembesaran kelenjar limfe dan jumlaha darah tinggi.
Tahap 2: ada terlalu banyak linfosit, hepatomegaly dan
-
pembesaran kelenjar limfe.
Tahap 3: ada terlalu banyak
banyak
limfosit
linfosit,
dalam
erotrosit
darah,
sedikit,
hepatomegaly splenomegaly, dan pembesaran kelenjar limfe.
- Tahap 4 : tingginya linfosit, rendahnya platelet darah.
4. LLA
- Tipe 1 : sel homogen kecil, tanpa vakuola
- Tipe 2: sel heterogen, inti tidak teratur, volume sitoplasma
-
adalah variable dan berisi vakuola.
Tipe 3: sel homogeny, inti teratur, bulat dan besar, nucleus
menonjol dengan vakuola.
F. PATOFISIOLOGIS LEUKEMIA (terlampir)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan fisik
Terdapat pembesaran hepar, kelenjar limfe dan getah bening.
 Tes darah
Pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui jumlah masing



masing komponen darah.
Biopsi sumsum
Gold standart untuk penegakkan diagnose leukemia.
Sitogenik
Melihat kromosom dari sel-sel. Apakah terdapat perubahan sel.
Spinal tap
Mengambil cairan cerebrospinal.
Apus darah tepi
Digunakan untuk mengetahui morfologi sel darah, berupa
bentuk,

ukuran,
maupun
warna
sel
darah,
yang
dapat
menunjukkan kelainan hematologi.
Immunophenotyping
Mengidentifikasi jenis sel dan tingkat maturasinya dengan
antibody yang spesifik terhadap antigen yang terdapat ada
permukaan membrane sel.
H. PENATALAKSANAAN
1. Kemoterapi
Menggunakan obat untuk membunuh sel leukemia. Kemoterapi
digunakan melalui beberapa cara yaitu:
- Melalui mulut
- Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah
- Melalui kateter yang ditempatkan di dalam pembuluh darah
- Suntikn langsung ke cerebrospinal
2. Terapi biologi
Tujuan terapi adalah untuk meningkatkan ketahanan tubuh
terhadap kanker. Terapi diberikan melalui injeksi berupa antibody
monoclonal dan interperon.
3. Terapi radiasi
Radiasi menggunakan sinar x dosis tinggi untuk membunuh sel
leukemia. Umumnya mesin radioterapi diarahkan ke limfa, otak /
baian lain dimana se leukemia berkumpul.
4. Transplatasi stem sel.
Terdapat beberapa macam cara yaitu :
- Transplatasi sumsum tulang: sel induk dari sumsum tulang
- Peripheral stem cell: sel induk dari daerah peripheral
- Tali pusat trasnplatasi : untuk anak dengan tidak ada donor,
menggunakan sel-sel induk dari tali pusat.
5. PRC transfuse
Isi : hematocrit 55-75 %
Penyimpanan :
- Disimpan pada suhu 2-6 c di bank darah
- Masa simpan 28 hari
- Darah harus ditrasfusikan dalam 30 menit setelah keluar dari
bank darah.
Indikasi :
-
HB < 7 gr/dl
Hb 10 gr/ dl denagn gejala anemia
Cara transfuse :
I.
- Gol darah ABO dan Rh harus cocok dengan pasien
- Tidak boleh menambahkan obat dalam kantong obat
- Transfuse 1 unit PRC diselesaikan max 4 jam
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan
menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang
dewasa.
b. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah,
lelah, wajah
terlihat pucat,
sakit
kepala,
anoreksia,
muntah, sesak, nafas cepat.
b) Riwayat penyakit
Pada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji
adanya
sesak,
tanda-tanda
nafas
anemia yaitu
cepat. Kaji
pucat,
adanya
kelemahan,
tanda-tanda
leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya
tanda-tanda
trombositopenia yaitu
ptechiae,
purpura,
perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda
invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali,
splenomegali. Kaji
adanya hematuria,
adanya
hipertensi,
pembesaran
gagal
ginjal,
testis. Kaji
inflamasi
disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).
c)Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya
gangguan
hematologis,
adanya
herediter misal kembar monozigot.
d)
Riwayat kebiasaan sehari-hari
Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.
e) Riwayat psikososial
faktor
a.
Psikologi
Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan
cemas terhadap
penyakit
yang
diderita.
Klien sangat
membutukan dukungan dari keluarga dan perawat.
b.
Sosial Ekonomi
Klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga
maupun dengan tetangga disekitar rumahnya dengan
adanya keluarga dan tetangga yang membesuk serta
klien hidup dalam keadaan ekonomi yang sederhana.
f)
Data penunjang
Data laboratorium pada klien dengan leukemia :
-
Anemi normokrom normositer
-
Leukosit >15.000/mm3 (5000-10000/ mm3)
-
Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13, 14,
kadang-kadang pada kromosom 6, 11
g)
-
Hb
: 7,3 mg / dl ( N : 12.0 – 16.0 g/dL).
-
Trombosit
: 100.000 (150.000-400.000/mm3)
-
SDP : 60.000/cm (50.000)
-
PT/PTT : memanjang
-
Copper serum : meningkat
-
Zink serum : menurun
Penatalaksanaan
Terapi dan obat yang diberikan pada klien dengan
leukemia :
- Transfusi bila perlu
- Klorambusil
h) Kaji adanya tanda-tanda anemia :
a.
Pucat
b.
Kelemahan
c.
Sesak
d.
Nafas cepat
i)
Kaji adanya tanda-tanda leukositosis:
a.
b.
j)
Demam
Infeksi
Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :
a.
k)
Ptechiae
b.
Purpura
c.
Perdarahan membran mukosa
Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :
a.
Limfadenopati
b.
Hepatomegali
c.
Splenomegali
l)
Kaji adanya :
a.
Hematuria
b.
Hipertensi
c.
Gagal ginjal
d.
Inflamasi disekitar rectal
e.
Nyeri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem
pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat
anemia
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan
dengan penurunan jumlah trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
mual dan muntah
6. Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
yang
berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah,
efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
7. kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur tindakan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
a) Resiko infeksi
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam ,
resiko infeksi berkurang.
Kriteria hasil :
a. suhu normal 36,4-37,5 c
b. Hasil kultur negative
c. Peningkatan penyembuhan
Intervensi :
1.
Pantau suhu dengan teliti (TTV)
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2.
Tempatkan klien dalam ruangan khusus
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya klien dari sumber
infeksi
3.
Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk
menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
4.
Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur
invasif
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan
resiko infeksi
5.
Evaluasi keadaan klien terhadap tempat-tempat munculnya
infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan
masalah
gigi
Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
6.
Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan
baik
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk
pertumbuhan organisme
7.
Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional
:
menambah
energi
untuk
regenerasi seluler
8.
Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
penyembuhan
dan
Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
9.
Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi
khusus
b) intoleransi aktifitas
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,
terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Kriteria hasil :
- Klien tidak lemah
- HB 12 gr/%
- Leukosit normal
- Tidak anemis
Intervensi :
1.
Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
2.
Berikan
lingkungan
tenang
dan
perlu
istirahat
tanpa
gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi
seluler atau penyambungan jaringan
3.
Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang
diinginkan atau dibutuhkan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu
pemilihan intervensi
4.
Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional
:
memaksimalkan
sediaan
energi
untuk
tugas
meningkatkan
kadar
perawatan diri
5.
Kolaborasikan pemasangan tranfusi darah
Rasional
:
transfusi
darah
hemoglobin di dalam darah klien.
c) resiko perdarahan
dapat
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,
klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Kriteria hasil :
-
HB 12gr/dl
Tidak anemis
Trombosit normal 142-442
Leukositosis -
Intervensi :
1.
Gunakan
semua
tindakan
untuk
mencegah
perdarahan
khususnya pada daerah ekimosis
Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi dengan
adanya anemia
2.
Cegah ulserasi oral dan rectal
Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
3.
Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional : untuk mencegah perdarahan
4.
Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional : untuk mencegah perdarahan
5.
Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah
menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)
Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi
perdarahan
6.
Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
7.
Ajarkan orang tua dan klien yang lebih besar ntuk mengontrol
perdarahan hidung
Rasional : untuk mencegah perdarahan
d) ketidakseimbangan volume cairan
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,
Tidak terjadi kekurangan volume cairan,
Kriteria hasil :
- klien tidak lemah dan anemis
- Turgor kulit baik
- pasien tidak mengalami mual dan muntah
- Mukosa bibir lembab, tidak sianosis
Intervensi :
1.
Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Rasional : untuk mencegah mual dan muntah
2.
Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program
kemoterapi
Rasional : untuk mencegah episode berulang
3.
Kaji respon klien terhadap anti emetic
Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum
berhasil
4.
Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat
Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan
muntah
5.
Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik
6.
Berikan cairan intravena sesuai ketentuan
Rasional : untuk mempertahankan hidrasi
e) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Tujuan : : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,
pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil :
- klien tidak pucat
- Klien tidak anemis
- Mukosa bibir lembab
- Nafsu makan meningkat
- Bb meningkat
Intervensi :
1.
Dorong klien untuk tetap rileks saat makan
Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat
langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi
2.
Izinkan klien memakan
semua
makanan
yang
dapat
ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada
saat selera makan klien meningkat
Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
3.
Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti
susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas
Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi
4.
Izinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan
makanan
Rasional : untuk mendorong agar klien mau makan
5.
Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan
baik
6.
Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga
cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen
dapat
memainkan
peranan
penting
dalam
mempertahankan masukan kalori dan protein yang
adekuat
7.
Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein
kalori, khususnya bila BB kurang dari normal
f)
kurang pengetahuan
Tujuan : : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,
pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang
prosedur diagnostik atau terapi
Kriteria hasil : - klien dan keluarga bisa memahami prosedur yang
disampaikan perawat
-
Klien dan keluarga tidak cemas
Intervensi :
1.
Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada
klien
Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu
2.
Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa
gangguan dari staff
Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan
3.
Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam
membantu klienmenjalani kehidupan yang normal
Rasional
:
untuk
meningkatkan
perkembangan klien yang
optimal
4.
Dorong
keluarga
mengenai
untuk
mengespresikan
kehidupan kliensebelum
perasaannya
diagnosa
dan
prospek klien untuk bertahan hidup
Rasional
:
memberikan
kesempatan
pada
keluarga
untuk
menghadapi rasa takut secara realistis
5.
Diskusikan
bersama
memberitahu klien tentang
keluarga
hasil
bagaimana
tindakan
dan
mereka
kebutuhan
terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan
Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan
jujur
6.
Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada
Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran
keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, J Elizabeth. 2009. “Buku Saku Patofisiologi”. Jakarta:EGC
Guyton, Arthur.2007. “Buku Saku Fisiologi Kedokteran”. Jakarta : EGC
Sudarmanto,B. 2005. “Buku Ajar Hematologi Onkkologi Anak”. Jakarta :
EGC
Windiastuti,Endang.
2002.
“jurnal
:
Gangguan
Metabolik
pada
Leukemia Limfositik Akut
dengan Hiperleukositosis”. Sari pediatric. Vol 4. Hal,31-35.
Herdman, T. 2012. “NANDA International
Diagnosis Keperawatan”.
Jakarta : EGC
Bulechek, howard. 2012. “nursing intervention classivication”. St.loius:
mosby.
Download