KOMUNITAS EPIOSTEMIK KOPERASI INDONSIA

advertisement
KOMUNITAS EPISTEMIK KOPERASI INDONSIA.
IDE
Komunitas Epistemik adalah suatu kelompok yang lahir dari ide. Sebuah ide bisa
berkembang menjadi teori dan pengetahuan, tetapi bisa juga langsung dilaksanakan
menjadi gerakan perubahan dan perkembangan masyarakat. Tapi perkembangan itu akan
ditentukan, apakah ide itu memperoleh dukungan dari sekelompok orang yang
mengembangkan ide itu atau mewujudkannya melalui suatu organisasi. Kelompok itu
disebut “kelompok epistemik” atau kelompok pendukung gagasan. Selanjutnya, dalam
jangka waktu tertentu, ide akan menjadi suatu wacana (discource) jika mengalami tiga
proses. Pertama, proses legislasi yang menghasilkan UU, peraturan dan kebijaksanaan
pemerintah. Kedua proses pelembagaan pengeloaan sumberdaya. Dan ketiga, proses
integrasi menjadi suatu sistem pemikiran atau kemasyarakatan. Ide bisa pula melahirkan
semangat (spirit), kemudian menjadi mentalitas atau perilaku sekelompok masyarakat
dan kemudian menjadi lembaga atau struktur kelembagaan.
Salah satu ide penting yang telah menjadi wacana global dan nasional Indonesia,
adalah ide “koperasi”. Ide ini lahir di Eropa tetapi disambut di Indonesia, karena sejalan
dengan nilai tradisional gotong royong atau kekeluargaan. Ide “koperasi” ini di tingkat
global dan nasional sudah menjadi wacana. Namun pada awal abad 21 ini, setelah
berkembang selama satu abad, memerlukan penilaian kembali, apakah masih relevan
ataukah justru menjadi harapan baru. Kelompok diskusi Ibnoe Soedjono Center (ISC),
berpendapat bahwa ide “koperasi” itu memerlukan restorasi wacana dan revitalisasi
agar melahirkan semangat baru menghadapi tantangan dalam lingkungan yang sudah
berubah.
Atas dasar refleksi itu maka kelompok diskusi ISC mengambil prakarsa untuk
membentuk “Kelompok Epistemik Koperasi Indonesia”, ditingkat KEKI,
yaitu
kelompok yang bertolak dari ide “koperasi” yang didirikan untuk mengembangkan ide
“koperasi” menjadi wacana dalam kondisi perekonomian Indonesia yang telah
berkembang dan berubah pada awal abad 21 yang membutuhkan reaktualisasi.
Komunitas ini terdiri dari orang-orang yang selama ini terlibat dan menggeluti wacana
perkoperasian Indonesia, baik di dalam maupun di luar pemerintahan. Kelompok ini
diwadahi dalam bentuk organisai koperasi fungsional dan karena itu merupakan sebuah
lembaga yang otonom, independen dan mandiri. Koperasi ini mengambil wilayah kerja
nasional dan berpusat di Jakarta. Komunitas ini didukung oleh dua organ pertama adalah
lembaga studi dan pemikiran. Kedua, badan usaha koperasi dengan kegiatan usaha
konsultansi, pendidikan dan penerbitan.
KONSEPTUALIASI.
Kelompok Epistemik adalah suatu kelompok yang berawal dari suatu ide yang
telah berkembang menjadi wacana (discourse). Suatu wacana bukan hanya suatu cetusan
pemikiran atau kontemplasi yang berbentuk bahasa lisan dan tulisan, melainkan telah
berkembang dan mengalami proses legislasi dan kelembagaan yang berpengaruh dalam
pengelolaan sumberdaya. Sebenarnya ide koperasi sudah berkembang di Indonesia
menjadi wacana selama satu abad. Dalam jalur legislasi, ide koperasi sudah dirumuskan
1
dalam Konstitusi Indonesia, khususnya dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945, dijabarkan
dalam UU, peraturan dan kebijaksanaan pembangunan. Sedangkan dalam jalur
kelembagaan, ide koperasi sudah melembaga dalam organisasi koperasi sebagai pelaku
ekonomi maupun organisasi gerakan kemasyarakatan, membentuk
kementerian
koperasi dalam pemerintahan RI dan perjanjian-perjanjian internasional.
Setelah wacana koperasi berkembang selama lebih dari satu abad, wacana itu
dalam perkembangannya perlu dievaluasi untuk bisa dilihat dan dinilai kekuatankekuatannnya, kelemahanya, peluang dan ancaman ancamannya. Evaluasi itu sebenarnya
telah dilakukan dalam berbagai forum, termasuk dalam forum didskusi Ibnu Soedjono
enter (ISC). Dari diskusi-diskusi itu dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama,
koperasi telah berkembang dalam pola pasang surut yang dipengaruhi di satu pihak
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerimntah dan di lain pihak oleh dinamika
perkembangan ekonomi dan koperasi. Kedua, pada awal abad 21 ini telah terjadi
perubahan-perubahan. Pertama perkembangan ekonomi berupa peningkatan pendapatan
nasional dan pendapatan per kapita di satu pihak dan di lain pihak, pengurangan
persentase masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kedua, menyurutnya
peranan negara dan pemerintah sebagai akibat dari kebijaksanaan publik yang
menimbulkan proses liberalisasi dan debirokratisasi yang berdampak pada peluang ke
arah otonomi dan independensi organisasi dan gerakan koperasi tapi berada dalam ruang
yang makin kompetitif. Ketiga, berkembangnya globalisasi dan perkembangan sistem
dan perekonomian pasar bebas yang melahirkian, baik tantangan maupun peluang baru.
Dengan demikian maka dewasa ini lingkungan perkembangan koperasi di
Indonesia telah berubah dari ketika koperasi mulai didirikan pada awal abad 20 maupun
dari kondisi di awal kemerdekaan yang persoalan pokoknya adalah kemiskinan. Selain
timbul faktor-faktor pembatas (constrain), juga terjadi perubahan dengan timbulnya
jenis-jenis modal atau sumberdaya (resource) yang memberikan pontensi dan peluang
baru. Dalam menghadapi persoalan-persoalan dan peluang-peluang baru itu, lahir
tantangan, apa dan bagaimana perspektif koperasi untuk bisa berperan dalam
perkembangan ekonomi Indonesia ? Gejala itulah yang melatar-belakangi pembentukan
komunitas epstemik ini.
Organisasi komunitas mengambil bentuk koperasi berdasarkan pandangan, bahwa
komunitas harus bisa mandiri dari segi pembiayaan guna mampu mendukung eksistensi
dan keberlangsungan komunitas serta menjaga otonomi dan independensinya. Dengan
koperasi itu, maka komunitas akan melahirkan ide-ide baru dalam pengembangan
koperasi yang kemudian ditawarkan kepada berbagai sumber dana untuk membiayai
kegiatan, baik berasal dari pemerintah, perusahaan dan lembaga donor internasional.
Dalam koperasinya koperasi tidak mencari proyek, melainkan menawarkan suatu ide
untuk dibiayai.
OPERASIONALISASI.
Komunitas akan diwujudkan dan dikembangkan dengan langkah-langkah berikut:
1.
Pembentukan koperasi.
2
Pemrakarsa, dalam hal ini anggota kelompok diskusi Ibnoe Soedjono Center
(ISC) akan mengumpulkan sekitar 25 orang yang mendukung gagasan itu dan
bersedia secara sukarela untuk bergabung menjadi anggota koperasi.
Koperasi adalah badan hukum dari KEKI. Setiap anggota punya hak untuk
melakukan partisipasi dalam kegiatan koperasi atau komunitas.
Selanjutnya akan dibuat rapat anggota yang dihadului oleh:
a.
b.
c.
d.
Penyusunan konsep statuta koperasi.
Visi , misi dan Program koperasi
Struktur organisasi.
Rencana usaha (business plan).
Kominitas akan membentuk komunitas-komunitas serupa sebagai cabang, yang
dirintis dengan cabang Bandung (berpusat di IKOPIN), Yogya (UP ’46),
Padang (Universitas Bung Hatta) Malang (UIN) dan Makasar (UMM).
2.
Penyusunan program.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
Diskusi dan seminar rutin setiap dua bulan.
Penelitian
Pendidikan perkoperasian
Konsultansi pengembangan masyarakat koperasi
(cooperatie community development).
Publikasi.
Advokasi.
Kegiatan prioritas.
a. Studi kasus best-prai tises dan bad/ wrong practises berdasarkan kasuk
koperasi-koperasi sukses dan koperasi gagal.
b.
Melaksanakan proyek kaji-tindak pengembangan komunitas koperasi
dalam bentuk koperasi produksi atau koperasi pekerja. Pengembangan
koperasi didahului dengan pendidikan koperasi sebagai persiapan
pembentukan koperasi produksi.
c
Melaksanakan pendidikan koperasi kepada calon anggota dan penguru
koperasi mengawali pembentukan komunitas koperasi.
d. Penyelenggaraan diskusi/seminar setiap dua bulan tentang berbagai topik,
misalnya tentang koperasi-koperasi yang telah memiliki induk, seperti
koperasiperikanan, koperasi perkebunan kopi, koperasi pelayaran, koperasi
kerajinan, koperasi transportasi, koperasi mperempuan dst.
3
e. Melakukan pemeringkatan (rating) koperasi berdasarkan kriteria jati diri
koperasi di setiap propinsi terutama di kopta yang telah memiliki cabang
atau komunitas dan pemeringakatan koperasi tingkat nasional.
f.
Mempersiapkan 5 calon koperasi global.
ANGGARAN.
Anggaran akan disusun berdasarkan perencanaan kegiatan setiap tahun
yang disponsori oleh berbagai
instansi pemerintah misalnya Kementerian BUMN, perusahaan swasta dan
lembaga funder internasional.
Setiap tahun misalnya ditargetkan menangani 5 proyek
penelitian, kajian, pendidikan dan pengembangan masyarakat berdasarkan usul
KEKI. Tahun I ditergetkan senilai Rp. 2 miliar/
4
Download