ILO – Kementrian Tenaga Kerja mengkaji kerjasama kerja di usaha

advertisement
ILO – Kementrian Tenaga Kerja mengkaji kerjasama kerja di
usaha kecil menengah untuk mendorong produktivitas dan
daya saing
JAKARTA (Siaran Pers Bersama): Rentan terhadap guncangan eksternal, banyak usaha kecil menengah
(UKM) di Indonesia kesulitan mempertahankan bisnisnya akibat belitan krisis keuangan. Untuk membantu
UKM menjadi lebih produktif, berdaya saing dan berkelanjutan, Organisasi Perburuhan Internasional
(International Labour Organization/ILO) bekerja sama dengan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Kemenakertrans) menyelenggarakan lokakarya pengkajian manfaat/hasil program SCORE pada Selasa, 11
Januari, di Ruang Tripartit, Kemenakertrans.
Lokakarya ini menandai puncak dari serangkaian pelatihan usaha mengenai Kerjasama di Tempat Kerja
yang dilakukan di lima UKM percontohan. Lokakarya ini pun akan dibuka Abdul Wahab Bangkona, Direktur
Jenderal Pelatihan dan Produktivitas, Kemenakertrans, dan Peter van Rooij, Direktur ILO di Indonesia.
Lokakarya ini bertujuan untuk mengkaji kemajuan pelaksanaan kerjasama di tempat kerja dalam
perusahaan-perusahaan percontohan serta memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan tersebut
untuk berbagi praktik-praktik terbaik, pelajaran yang diperoleh, dan tantangan dalam pengembangan
kerjasama di tempat kerja yang lebih efektif di masa mendatang. Lokakarya ini pun bertujuan memberikan
rekomendasi mengenai keberhasilan pelaksanaan kerjasama di tempat kerja, yang pada gilirannya akan
mendorong produktivitas, memperkuat kerjasama pekerja-manajemen, dan meningkatkan daya saing
usaha.
Disasarkan bagi UKM dengan 50 – 200 pekerja dari berbagai sektor, lima usaha percontohan tersebut
meliputi PT Tjokro Bersaudara, PT Trijaya Teknik, PT Lestari Dini Tunggul, PT Inprintama Asri and PT
Tesena Inovindo. Usaha-usaha percontohan ini merasakan peningkatan produktivitas, kondisi kerja yang
lebih baik, dan membaiknya komunikasi antara manajemen dan pekerja. Perusahaan-perusahaan pun
memperlihatkan penurunan jumlah pengerjaan ulang dan pengembalian produk.
Rangkaian pelatihan ini diselenggarakan oleh ILO melalui Program mengenai Keberlanjutan melalui Usaha
yang Kompetitif dan Bertanggungjawab (Sustainability through Competitive and Responsible
Enterprises/SCORE) dan Direktorat Produktivitas dan Ketenagakerjaan, Kemenakertrans, dari Oktober
hingga Desember 2010. Pelatihan-pelatihan ini, yang terdiri dari dua lokakarya komprehensif selama dua
hari, digelar pada Oktober 2010 dan dilanjutkan dengan tiga kunjungan lokasi ke masing-masing
perusahaan pada November dan Desember 2010. Tema pelatihan terfokus pada modul pertama dari lima
modul program SCORE yang meliputi isu kerjasama di tempat kerja, manajemen kualitas, produktivitas dan
produksi yang lebih bersih, manajemen sumber daya manusia dan kesehatan serta keselamatan kerja.
Diluncurkan Juli 2010, Program SCORE ILO dirancang untuk membantu UKM di Indonesia meningkatkan
mutu dan produktivitas, meningkatkan kondisi kerja, mengurangi jejak kaki lingkungan (environmental
footprints) serta memperkuat hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja. Program ini juga membantu
perusahaan agar lebih kompetitif di dalam pasar global, yang pada gilirannya menciptakan lapangan kerja.
Didanai Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO), program SCORE didukung
Kemenakertrans, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), konfederasi nasional dan Yayasan Dharma
Bhakti Astra.
Indonesia terpilih menjadi salah satu dari tujuh negara selain India, China, Afrika Selatan, Ghana, Vietnam
dan Kolumbia untuk menerapkan program SCORE. Lebih dari 60 persen pekerja Indonesia bekerja di UKM.
Karenanya, kunci dari pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang mengarah pada pengurangan
kemiskinan di negara ini terletak pada UKM yang berhasil dan berdaya saing.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Januar Rustandie
Program Manajer SCORE
Tel. +6221 391 3112 ext. 150
Email
Gita Lingga
Humas
Tel.: +6221 3913112 ext. 115
Mobile: +62815 884 5833
Email
Download