Hukum dan Masyarakat

advertisement
IMPLEMENTASI INSTRUMENINSTRUMEN HAM SEBAGAI PILIHAN
UNTUK MENGEMBALIKAN KONDISI
“HUKUM” YANG MELINDUNGI HAM
DAN BERKEADILAN”
Disampaikan oleh :
Abdul Haris Semendawai, SH, LLM
Dalam Panel Hukum dan Ekonomi; Konfrensi Nasional
Demokrasi dan Tirani Modal 5-7 Agustus 2008
PENDAHULUAN
Lengsernya Soeharto 1998 babak baru dalam
perbincangan mengenai hukum dan regim
hukum.
 Gagasan mengenai kepastian hukum, negara
hukum, jaminan perlindungan hukum
merupakan diksi yang secara konsisten
dilekatkan dalam gagasan reformasi hukum dan
dipersepsikan sebagai bagian tak terpisah dalam
pembentukan demokrasi dalam masa transisi.
 Supremasi hukum dipercaya merupakan salah
satu pilar penting untuk mengakhiri regim orde
baru, dan menata struktur ketata negaraan yang
lebih demokratis.

FAKTA
Hukum telah berfungsi sebagai alat untuk
melindungi kepentingan modal.
 Institusi Hukum juga telah dibangun untuk
melaksanakan hukum  tanpa melihat apakah
hukum tersebut memberikan keadilan atau tidak
 Hukum telah mengabaikan kaum marginal dan
tidak melindungi kepentingan dan hak-hak
kelompok miskin, vulnerable groups, dll.
 Berbagai Pelanggaran HAM  Hak-hak Sipil
dan Politik maupun Hak-hak Ekosob telah
terjadi.

MENGEMBALIKAN PERAN HUKUM
Responsif
 Konstruktif (Tdk hanya respon tetapi visioner)
 Sistem Pemerintahan dan Kenegaraan Indonesia


Indonesia adalah Negara berdasarkan atas hukum
(rechsstaat) bukan berdasarkan atas kekuasaan
belaka (machstaat).
Seluruh lembaga negara, lembaga pemerintahan
mendasarkan pada hukum dan keadilan.
 Hukum berhadapan dengan Kekuasaan

Penyelenggara Pemerintahan berdasarkan
sistem Konstitusi
 Etc.

PILIHAN UNTUK PERLINDUNGAN HAM
Apakah ada jalan agar HAM dapat dilindungi?
 Mengintegrasikan Hukum HAM Internasional ke
dalam Hukum Nasional
 Apa yang dimaksud dgn Hukum HAM
Internasional?
 Bagaimana integrasi dapat dilakukan?

MENGAPA HUKUM HAM INTERNASIONAL
DIPILIH
Hak-hak dan Kebebasan Dasar
 Threshold bagi keberlanjutan Manusia dan
Negara
 Perhormatan, Perlindungan dan Pemenuhannya
menjadi tanggung-jawab bersama masyarakat
internasional.
 Prinsip Pacta Sunt Servanda  setiap perjanjian
berlaku sebagai undang-undang berarti harus
dilaksanakan atau ditaati.
 Prinsip Primat Hukum Internasional  suatu
traktat berderajat lebih tinggi daripada UUD
dari negara peserta traktat.

INSTRUMEN HUKUM HAM
INTERNASIONAL
Deklarasi, Standar, Prinsip, Pedoman, etc.
 Perjanjian Internasional di Bidang HAM
 Customary Internasional Law
 Indonesia sudah meratifikasi :


…
CARA MENGINTEGRASIKAN
HUKUM HAM INTERNASIONAL
1.
2.
3.
4.
Dengan membuat peraturan perundang-undangan yang secara khusus
memasukkan hukum internasional ke
hukum nasional.
Dengan cara mengaplikasikan secara
langsung treaty dalam hukum domestik
sebagai self-executing
Melalui interpretasi dan aplikasi pasalpasal konstititusi atau undang-undang
Dengan menerima hukum kebiasaan
internasional
BAGAIMANA MENGINTEGRASIKANNYA
ADOPSI
 Putusan Pengadilan
 RATIFIKASI

KEWAJIBAN NEGARA
To Promote
 To Protect
 To Fulfill

TJ NEGARA UNTUK MENGHORMATI

Tidak campur tangan terhadap orang yang
menikmati haknya  pemindahan secara paksa,
membatasi secara sewenang-wenang hak untuk
memberikan suara atau kebebasan berkumpul dan
berorganisasi.
TJ NEGARA UNTUK MELINDUNGI

mengambil tindakan-tindakan untuk
memastikan bahwa pihak ketiga tidak
menghambat pemenuhan HAM.  Negara harus
melindungi asesibilitas pendidikan dengan
memastikan bahwa setiap orangtua dan majikan
tidak melarang anak-anak perempuan untuk
bersekolah.
TJ NEGARA UNTUK MEMENUHI

mengambil langkah yang progresif untuk
merealisasikan hak dimaksud.
 Kewajiban
memfasilitasi (rights to
facilitate)
 Kewajiban menyediakan (rights to
provide)
TJ NEGARA
Mengikat Negara Pihak secara keseluruhan.
 Seluruh cabang2 pemerintahan : eksekutif, legislatif dan
yudikatif dan otoritas publik atau pemerintahan lainnya,
dilevel manapun (nasional, regional atau lokal). Semuanya
memiliki posisi untuk melalakukan tanggung-jawab
negara.

LANJUTAN
 Aparat
dimana negara bertanggung-jawab
termasuk group atau individu seperti
menteri-menteri, pegawai-negeri sipil, hakim,
aparat kepolisian, petugas penjara, petugas
imigrasi, guru, pemerintah yang mengontrol
bisnis dan group lainnya yang sama.
 Ini berarti berkewajiban untuk mencegah,
menginvestigasi, menghukum dan bilamana
mungkin memulihkan hak-hak yang
dilanggar dan menyediakan kompensasi.
LANJUTAN

Hukum HAM Internasional kadang-kadang
memiliki efek penting terhadap pihak ke 3, dimana
negara bertanggung-jawab untuk mengambil
tindakan yang logis untuk mencegah individu dan
kelompok (bukan negara) dari perbuatan yang akan
melanggar HAM; atau menyediakan perlindungan
yang memadai terhadap pelanggaran tersebut.
LANJUTAN
Ketika negara mengikatkan diri pada hukum HAM
internasional, negara memiliki kewajiban hukum
mutlak untuk menjamin perlindungan HAM yang
efektif terhadap semua orang di dalam
jurisdiksinya
 Tugas hukum negara untuk melindungi,
memberikan implikasi pada kewajiban negara
untuk mencegah, menginvestigasi dan menghukum
pelanggaran HAM, juga bila mungkin memulihkan
hak korban atau menyediakan kompensasi.
 Negara tidak hanya memiliki tugas hukum untuk
menyediakan perlindungan terhadap pelanggaran
HAM yang dilakukan aparat negara tetapi juga
memastikan keberadaan perlindungan yang
memadai melalui hukum domestik terhadap
pelanggaran HAM dilakukan antar individu.

PERAN DARI AKTOR BUKAN NEGARA



Setiap orang  wajib patuh pada peraturan perundangundangan, hukum tak tertulis, dan hukum internasional
mengenai hak asasi manusia yang telah diterima oleh
negara Republik Indonesia (Pasal 67 UU No. 39 tahun
1999).
Tanggung jawab Hak Asasi Manusia selain dibebankan
kepada Negara, juga dibebankan kepada individu.
Tanggung jawab non state actor hanyalah menghormati
kebebasan yang telah diberikan. (Pasal 69 UU 39/1999
LANJUTAN
 Negara
memiliki kewajiban hukum
internasional untuk memastikan
perlindungan hukum yang memadai dalam
hukum nasionalnya terhadap pelanggaran
HAM yang dilakukan oleh Perusahaan.
 Perusahaan sendiri memiliki kewajiban
hukum dibidang HAM yang berasal dari
hukum nasional.
 Di level internasional, perusahaan dinilai
memiliki, sebagai minimum, tanggung-jawab
etis untuk menghormati Hak-hak Asasi yang
dasar.
LINGKARAN LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN KEWAJIBAN NEGARA
Ratifikasi
Reparasi
Mekanisme
Complaint
Harmonisasi
Penerapan
Norma
RANHAM
Pembentukan Panitia RANHAM
 Ratifikasi
 Harmonisasi
 Diseminasi
 Implementasi
 Monitoring dan Evaluasi

LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS
DILAKUKAN OLEH NEGARA
 Mengakui
secara hukum keberadaan Hak
 Implementasi yang efektif dalam bidang
hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya
pertahanan keamanan negara, dan bidang
lain (Pasal 72 UU No. 39/1999)
 Menyediakan mekanisme penyelesaian atas
pelanggaran HAM, yang dapat diakses oleh
semua orang tanpa diskriminasi
 Memberikan Kompensasi, Restitusi dan
Rehabilitasi bila terjadi Pelanggaran Hak
PHASE PENERIMAAN HUMAN RIGHTS
Phase 1 : Repression and Activation of Network
 Phase 2 : Denial
 Phase 3 : Tactical Concessions
 Phase 4 : Prescriptive Status
 Phase 5 : Rule consistent behavior

DIMANA INTERVENSI DALAM PEMBUATAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ?

Berisi Norma Hukum





Nilai-nilai Fundamental




Ada Perintah
Ada Larangan
Ada Kebolehan
Ada Sanksi yang tegas
Kebenaran
Keadilan
Kesusilaan
Azas-azas Hukum





Asas lex superiori derogat lex antheriori
Asas lex superiori derogat lex inferiori
Asas lex posteriori derogat lex priori
Asas lex specialis derogat lex generalis
Asas Egaliter
LANDASAN PERUNDANG-UNDANGAN
Landasan filosofis
 Landasan Sosiologis
 Landasan Yuridis
 Landasan Politis
 Landasan Tekhnis Perancangan

REKOMENDASI
Identifikasi kita ada dimana?
 Mendorong tahap berikutnya bukan mengulang
 Negara

Mengembalikan Kedaulatan Hukum
 Konsultasi Publik atas Hukum dan Kebijakan


Civil Society

Melakukan Pemetaan dan koordinasi
Download