ASAS PERUNDANG-UNDANGAN DAN CONTOHNYA ASAS PERUNDANG-UNDANGAN DAN CONTOHNYA A. ASAS LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI Dalam hukum terdapat suatu asas penting yang dikenal dengan “specialis derogat legi generali”. Secara sederhana hal ini berarti aturan yang bersifat khusus (specialis) mengesampingkan aturan yang bersifat umum (generali), maka aturan yang bersifat umum itu tidak lagi sebagai hukum ketika telah ada aturan yang bersifat khusus. Dengan kata lain, aturan yang khusus itulah sebagai hukum yang valid, dan mempunyai kekuatan mengikat untuk diterapkan terhadap peristiwa-peristiwa konkrit. Contoh/kasus yang berkenaan dengan asas lex specialis derogat legi generali : 1. Pemberlakuan KUHD terhadap KUHPerdata dalam hal perdagangan. Apabila ada suatu perbuatan dibidang perdagangan, maka yang hukum yang digunakan adalah KUHD meskipun pebuatan tersebut diatur didalam KUHPerdata. Hal ini dikarenakan KUHD merupakan ketentuan yang lebih khusus sedangkan KUHPerdata masih bersifat umum. 2. UU Kesehatan terhadap KUHP UU Kesehatan sebagai lex specialis (hukum yang khusus) dengan KUHP sebagai lex generalis (hukum yang umum). Dalam Pasal 15 ayat (1) UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan diatur perihal diperbolehkannya aborsi atas indikasi medis, yaitu dalam keadaan darurat yang membahayakan jiwa ibu hamil dan atau janinnya. Berbeda dengan UU Kesehatan, KUHP sama sekali tidak memperkenankan tindakan aborsi, apapun bentuk dan alasannya. Artinya dalam hal ini, jika terjadi suatu kasus aborsi atas indikasi medis (seperti diatas), berdasarkan asas Lex Specialis derogate Legi Generalis, maka yang berlaku adalah UU Kesehatan dan bukan KUHP. B. ASAS LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI Asas sederajat, Jadi Lex peraturan peraturan otomatis Posterior dengan yang yang asas Derogat paling telah ini Legi baru diganti peraturan Priori yaitu melumpuhkan dengan yang peraturan lama pada peraturan peraturan yang tidak yang baru, berlaku yang lama. secara lagi. Biasanya dalam peraturan perundangan-undangan ditegaskan secara ekspilist yang mencerminkan asas ini. Contoh yang berkenaan dengan Asas Lex Posterior Derogat Legi Priori : UU No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang – Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara terhadap UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Dalam pasal 19 UU No. 51 tahun 2009 dinyatakan bahwa : “Pasal 19 (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena: a. atas permintaan sendiri secara tertulis; b. sakit jasmani atau rohani secara terus menerus; c. telah berumur 65 (enam puluh lima) tahun bagi ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan tata usaha negara, dan 67 (enam puluh tujuh) tahun bagi ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan tinggi tata usaha negara; dan/atau d. Ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugasnya.” Sedangkan dalam pasal 19 UU No. 5 tahun 1986 dinyatakan bahwa : “Pasal 19 (1) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena : a. permintaan sendiri; b. sakit jasmani atau rohani secara terus menerus; c. telah berumur enam puluh tahun bagi Ketua, Wakil ketua, dan Hakim pada Pengadilan Tata Usaha Negaradan enam puluh tiga tahun bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara; d. ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugasnya”. Dalam kedua undang – undang tersebut terdapat perbedaan mengenai umur diberhentikannya seorang Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim di ranah Pengadilan Tata Usaha Negara, yang dimana dalam UU 51 tahun 2009 (lebih baru) “ …telah berumur 65 (enam puluh lima) tahun bagi ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan tata usaha negara, dan 67 (enam puluh tujuh) tahun bagi ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan tinggi tata usaha negara…”. sedangkan dalam UU No. 5 tahun 1986 (lebih lama) “…telah berumur enam puluh tahun bagi Ketua, Wakil ketua, dan Hakim pada Pengadilan Tata Usaha Negaradan enam puluh tiga tahun bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara…”. Dalam penerapannya saat ini berlaku UU No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang – Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Dengan kata lain berlaku asas lex posterir derogat legi Priori C. ASAS LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFERIOR Asas lex tinggi akan suatu peraturan lebih tinggi, superior derogat melumpuhkan yang maka peraturan lebih yang legi rendah digunakan inferiori yang yaitu peraturan lebih rendah. bertentangan dengan adalah peraturan Jadi yang yang jika lebih ada peraturan yang lebih tinggi tersebut. Bagi peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, maka dapat dilakukan Judicial Review (uji material) yang diajukan melalui gugatan dan keberatan kepada Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Kasus yang bertentangan dengan asas lex superior derogat legi inferior: Episode kejatuhan Bank Tripanca memunculkan suatu sisi permasalahan hukum dalam pengelolaan keuangan daerah. Pemkab Lampung Timur berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 bersikeras bahwa penyimpanan dana APBD di Bank Tripanca tidak bertentangan dengan hukum. Peraturan Perundang-Undangan yang melandasi pengelolaan pemerintahan daerah adalah UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; Kedua peraturan perundang-undangan ini menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. Otonomi daerah memberikan hak, wewenang dan kewajiban kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri namun tetap dalam koridor sistem hukum dalam pengertian dilaksanakan berdasarkan hukum. Oleh karena itu, ketika dihadapkan kepada konflik antara UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, tentunya sesuai dengan teori hirarki hukum kita harus mendahulukan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah terhadap Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Disini kemudian timbul pertanyaan sejauh mana Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dijadikan dasar keberlakukan suatu kebijakan pengelolaan keuangan daerah, tentunya berdasarkan teori hirarki hukum, kita harus mendasarkan jawaban kita. Pasal 193 Ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan dana APBD tidak boleh disimpan atau didepositokan di bank nonpemerintah. Pasal ini secara jelas memberikan norma larangan untuk menyimpan atau mendepositokan dana APBD di bank nonpemerintah, dengan kata lain dana APBD hanya dapat disimpan atau didepositokan di bank pemerintah. Sementara itu Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menyebutkan bupati dapat membuka rekening kas daerah di lebih dari satu bank yang sehat merupakan suatu ketentuan lanjutan dari ketentuan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dalam artian bank yang sehat ini haruslah masuk ke dalam kategori bank pemerintah sesuai teori hirarki hukum. Perlu dipertanyakan lagi apakah Bank Tripanca termasuk kategori bank pemerintah atau nonpemerintah. Kalau memang Bank Tripanca bukan merupakan Bank pemerintah, berarti Pemkap Lampung Timur telah melanggar Pasal 193 Ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (bertentangan dengan asas lex superior derogat legi inferiori). DAFTAR PUSTAKA Peraturan : Kitab Undang – Undang Hukum Pidana; UU UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan; UU No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang – Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara; UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara; Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Buku : Kusumohamidjojo, B. (2016). Teori Hukum. Bandung. Yrama Widya. Website : https://ambilgratis.com/2015/01/20/asas-dalam-hukum-lex-superior-lex-specialis-lexposterior-asas-legalitas/. Diakses tanggal 27 April 2019 pukul 17.42; https://www.teraslampung.com/alay-kabur-lagi-inilah-kronologi-kasus-bank-tripancadan-korupsi-apbd-lampung-timur/. diakses tanggal 27 April 2019 pukul 18.00.