phi 02 (pluralisme)

advertisement
PHI
Pertemuan II
Berdasarkan kriterianya hukum dapat
dibedakan sebagai berikut:
Menurut sumbernya, hukum dibedakan sebagai berikut :
Sumber hukum formal, terdiri dari :
1) Hukum undang-undang;
2) Hukum kebiasaan/hukum adat;
3) Hukum traktat (perjanjian);
4) Hukum yurisprudensi;
5) Doktrin hukum (pendapat atau ajaran ahli hukum).
Sumber hukum material terdiri dari :
1) Filosofis (menurut filosofi),
2) Sosiologis (hukum yang disesuaikan dengan fakta sosial), dan
3) Historis (dengan mempertimbangkan sejarah).
Menurut bentuknya, hukum ini terdiri dari :
1. Hukum tertulis, hukum ini terdiri dari:
1) Hukum tertulis yang dikodifikasikan, misalnya Hukum pidana dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Hukum Perdata dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (WvK).
2) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan, misalnya Undang-Undang:
Merek, Hak Cipta, Hak Paten, Kepailitan, Arbitrase, Perseroan Terbatas,
Yayasan, Koperasi, Notaris, dan sebagainya.
• Kodifikasi adalah membukukan hukum sejenis, secara lengkap,
sistematis menjadi satu dalam satu kitab undang-undang. Berbeda
dengan unifikasi, adalah penyatuan hukum yang berlaku secara
nasional.
2. Hukum tidak tertulis (Hukum Kebiasaan dan Hukum Adat), yaitu
hukum yang tumbuh dan berkembang dari keyakinan dan kesadaran
hukum masyarakat, tetapi tidak tertulis, dan masyarakat menaatinya
seperti halnya menaati undang-undang (hukum tertulis).
• Menurut tempat berlakunya, hukum
dibedakan sebagai berikut.
– Hukum nasional, yaitu hukun yang berlaku dalam
suatu Negara.
– Hukum internasionl, yaitu hukum yang mengatur
hubungan hukum antara Negara dan/atau antara
organisasi/lembaga internasional).
– Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku di Negara
lain atau Negara asing.
– Hukum gereja (Kanonik), yaitu hukum yang
ditetapkan oleh gereja (katolik Roma) berlaku
untuk anggotanya.
– Hukum Islam, yaitu hukum yang berlaku untuk
orang-orang yang beragama Islam.
• Menurut waktu berlakunya hukum dibagi
dalam:
• Ius Constitutum (ius positum/ius operatum), yaitu
hukum yang berlaku pada waktu sekarang dalam suatu
masyarakat di wilayah tertentu;
• Ius constituendum, yaitu hukum yang diterapkan
berlaku untuk waktu yang akan datang atau hukum
yang dicita-citakan;
• Hukum asasi (kodrat), yaitu hukum yang berlaku
dimana-mana dan kapan aja tidak terbatas oleh ruang
waktu dan tempat. Hukum asasi ini berlaku untuk
semua bangsa dan bersifat abadi.
Menurut fungsinya atau cara mempertahankannya,
dibedakan sebagai berikut.
• Hukum material (materiel recht atau substantive law),
yaitu keseluruhan peraturan atau norma hukum yang
mengatur hubungan hukum antar subjek hukum yang
satu dengan subjek hukum yang lain yang
mengutamakan kepentingan tertentu.
• Hukum formal atau (formeelrecht/procesrecht/ajective
law) atau hukum acara, yaitu keseluruhan peraturan
atau norma hukum yang mengatur cara melaksanakan
dan mempertahankan hukum material, misalnya
Hukum Acara Pidana.
Menurut sifatnya, hukum dibedakan sebagai berikut.
• Hukum yang memaksa atau hukum imperaktif
(dwingendrecht), yaitu peraturan atau norma hukum
yang dalam keadaan konkret tidak dapat
dikesampingkan oleh para pihak yang bersengketa atau
harus ditaati secara mutlak.
• Hukum pelengkap atau hukum yang bersifat mengatur
(hukum fakultatif), yaitu peraturan atau norma hukum
yang dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan
oleh para pihak yang mengadakan perjanjian, seperti
tentang bentuk perjanjian boleh tertulis dan boleh
tidak tertulis, boleh dilakukan atau dibuat dihadapan
notaris atau di bawah tangan.
Menurut isinya, hukum dibedakan sebagai berikut :
• Hukum publik (public law/recht), yaitu keseluruhan
peraturan atau norma hukum yang mengatur hubungan
hukum antara Negara dengan orang dan atau badan yang
mengutamakan kepentingan umum, seperti Hukum Tata
Negara, Hukum Tata Usaha Negara/Hukum Administrasi
Negara/Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Pidana, Hukum
Internasional (Publik) dan Hukum Acara (Pidana, Tata Usaha
Negara, dan Mahkamah Konstitusi).
• Hukum privat atau hukum sipil (private law/privaatrecht),
yaitu keseluruhan peraturan atau norma hukum yang
mengatur hubungan hukum antara perseorangan dan/atau
badan pribadi yang mengutamakan kepentingan pribadi,
atau keseluruhan peraturan hukum yang mengatur
hubungan hukum antara perseorangan yang satu dengan
perseorangan yang lain untuk kepentingan pribadi, seperti
Hukum Dagang dalam (WvK).
Konflik Antarumber Hukum, konflik dapat terjadi antara sumber hukum formal,
misalnya sebagai berikut.
a) Lex specialis derogate lex generalis, yaitu apabila terjadi konflik antar undangundang yang bersifat khusus dengan undang-undang yang bersifat umum, maka
undang-undang yang bersifat umum harus dikesampingkan.
b) Lex superiori derogate lex inferiori, yaitu apabila ada dua undang-undang yang
tidak sederajat tingkatannya mengatur objek yang sama dan saling bertentangan,
maka undang-undang yang lebih tinggi tingkatannya mengesampingkan undangundang yang tingkatannya dibawahnya.
c) Lex posteriori derogate lex priori, yaitu undang-undang atau peraturan yang
berlaku belakangan (baru) mengesampingkan undang-undang atau peraturan
terdahulu (lama).
Konflik antara undang-undang dengan kebiasaan, apabila terjadi konflik antara
undang-undang dengan kebiasaan maka pada prinsipnya undang-undang yang harus
diberlakukan atau dipergunakan, terutama undang-undang yang bersifat memaksa.
Konflik antara undang-undang dengan putusan pengadilan, apabila terjadi konflik
antara undang-undang dengan putusan pengadilan dapat diselesaikan dengan asas res
judicata pro veritate habetur, artinya “putusan hakim (pengadilan) adalah benar”.
Pengertian Pluralisme Hukum
Pluralisme sistem hukum adalah Berlakunya
banyak sistem hukum bagi semua golongan
dalam satu wilayah, khususnya di Indonesia
yaitu secara bersamaan berlaku beberapa
sistem hukum, yaitu hukum adat, hukum Islam
dan hukum Barat.
FAKTOR PENYEBAB BERBHINEKA HUKUM DI INDONESIA
1. Faktor Ethis yaitu :
keanekaragaman Hukum adat kita karena
kita terdiri dari bermacammacam suku
bangsa
2. Faktor Yuridis yaitu :
terdiri dari penggolongan penduduk
(Pasal 163 IS) dan pengelompokan hukum
(Pasal 131 IS)
• Untuk mengatasi kebhinekaragaman hukum dapat
ditempuh dengan jalan:
A. UNIFIKASI HUKUM,
yaitu Memberlakukan satu jenis hukum untuk
semua
golongan
penduduk
dalam
satu
tempat/daerah.
contohnya: UUPA
Undang-Undang No. 1 Tahun
1974.
B.
KODIFIKASI HUKUM,
yaitu pengumpulan hukum-hukum yang
sejenis ke dalam satu kitab yang disusun
secara sistematis dan lengkap.
contohnya : KUHPer, KUHP dan KUHD
Sejarah Pluralisme Sitem Hukum Indonesia
Pedoman politik pemerintah Hindia Belanda
terhadap hukum di Indonesia, dicantumkan
dalam :
A. Pasal 131 I.S. (Indische Staatregeling),
yang
menggantikan R.R. (Regerings Reglement)
Pasal 75, yang pokokpokoknya adalah :
1.
2.
Perintah KODIFIKASI
Hukum Perdata dan Dagang begitu pula Hukum Pidana,
Acara Perdata dan Acara Pidana harus dikodifikasikan atau
diatur dalam Kitab Undang-Undang.
Asas CONCORDANTIE (Konkordansi)
Hukum yang berlaku bagi golongan Eropa harus
dipersamakan / dikonkordansi dengan hukum yang berlaku
di Belanda.
3.
Mengenai Ordonansi yang mengatur Hukum Perdata dan
Hukum Dagang :
- Bagi orang Eropa berlaku Hukum Eropa
- Bagi orang Timur Asing berlaku hukum negara nya
- Bagi Bumiputera berlaku Hukum Adat
- Bagi yang mau menundukan diri terhadap Hukum
Eropa berlaku Hukum Eropa, Penundukan diri :
a. seluruh Hukum Eropa;
b. sebagian Hukum Eropa, misalnya hukum
saja;
c. perbuatan-perbuatan hukum tertentu;
d. secara diam-diam, jika pribumi melakukan
perbuatan hukum yang tidak dikenal dalam
hukum adat.
kekayaan
B. Pasal 163 I.S. (Indische Staatregeling)
Pembagian Golongan Penduduk menentukan:
1. Penghuni-Penghuni Indonesia dibedakan dalam golongan
Eropa, Bumiputera dan Timur Asing dengan hukum yang
berbeda;
2. Golongan Eropa terdiri dari :
a. Orang Belanda;
b. Orang Eropa kecuali Belanda;
c. org Jepang, Amerika & Australia.
d. Anak yg lahir sbg anak yg diakui sah o/ org tsb
diatas & keturunannya.
3. Golongan Timur Asing :
Orang Asia yang lain seperti : Cina, Arab, India, dll serta
keturunannya / yg diakui sah oleh mereka.
4. Golongan Bumi Putra :
- Yang tunduk pada Hukum Adat.
- semua orang bumiputra, kecuali sudah masuk
golongan lain.
- mereka yang masuk golongan hukum lain tapi
sejak
lama diterima sbg org bumiputra.
SISTEM HUKUM
• Hukum positif dibuat dalam suatu sistem yang tersusun secara
sistematik, yang selanjutnya disebut sebagai SISTEM HUKUM
• Di dunia ada banyak sistem hukum, diantaranya yang terbesar
adalah :
–
–
–
–
Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law)
Sistem Hukum Anglo-Amerika
Sistem Hukum Islam
Sistem Hukum Adat (Van Vollenhoven)
• Asal-usul Eropa Continental :
Dulu ahli hukum Yunani mengatakan bahwa yang disebut
hukum adalah yang tertulis dalam kitab hukum.
• Asal-usul Anglo Saxon :
Dulu ahli hukum di Inggris mengatakan bahwa mustahil
semua hukum dapat ditulis. Biarkan hukum berkembang
sesuai dengan kebiasaan masyarakat karena tiap hari
hukum bisa berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Macam-Macam Pembagian Hukum.
•
1.
2.
3.
4.
5.
Hk. menurut sumbernya :
Undang-undang.
Kebiasaan
Jurisprudensi
Traktat/treaty/perjanjian Internasional.
Doktrin/pendapat ahli hukum.
• Hukum munurut bentuknya :
1. Hukum tertulis.
2. Hukum tidak tertulis.
• Hukum dilihat dari waktu berlakunya :
1. Ius Constitutum.
2. Ius Constituendum.
• Hukum dilihat dari fungsi-nya / cara
mempertahankan hk :
1. Hk. Materiil.
2. Hk. formiil.
• Hukum dilihat dari sifat/sanksi/daya kerjanya
:
1. Memaksa (dwingen recht)
2. Melengkapi (aanvullend recht)
• Hukum dilihat dari isinya :
1. Hukum. Publik.
2. Hukum Privat.
• Hukum menurut tempat berlakunya : nasional, Internasional,
asing, gereja.
• Hukum menurut wujudnya :
1. Hk. Obyektif
2. Hk. subyektif.
Pembidangan Tata Hukum
•
Hukum Tantra atau Hukum Negara
– Hukum Tantra/ Hukum Tata Negara
•
•
Materiil
Formil
– Hukum Administrasi Tantra/ Hukum Administrasi
Negara
•
•
Materiil
Formil
•
Hukum Perdata
–
Hukum Perdata Materiil
•
•
Hukum Pribadi
Hukum Harta Kekayaan
–
–
–
•
•
–
Hukum benda : hukum benda tetap, hukum benda lepas.
Hukum perikatan : hukum perjanjian, hukum
penyelewengan perdata, hukum perikatan lainnya.
Hukum immaterial
Hukum Keluarga
Hukum Waris
Hukum perdata formil
• Hukum Pidana
– Hukum Pidana Materiil
– Hukum Pidana Formil
Sekian & Terimakasih
Download