pluralisme sistem hukum di indonesia

advertisement

Pembahasan materi ini bertujuan agar mahasiswa
memahami mengenai pluralisme hukum di Indonesia,
sejarah pluralisme hukum, sistem hukum Indonesia
dan gambaran sistematika pembagian hukum dan
klasifikasi ketentuan-ketentuan hukum yang telah
tersusun.
Mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Pengertian pluralisme hukum.
2. Latar belakang sejarah perkembangan
pluralisme sistem hukum di Indonesia.
3. Berbagai sistem hukum di Indonesia, dan
4. Macam-macam pembagian hukum.
Pluralisme sistem hukum adalah Berlakunya
banyak sistem hukum bagi semua golongan
dalam satu wilayah, khususnya di Indonesia
yaitu secara bersamaan berlaku beberapa
sistem hukum, yaitu hukum adat, hukum Islam
dan hukum Barat.
1. Faktor Ethis yaitu :
keanekaragaman Hukum adat kita karena
kita terdiri dari
bermacammacam suku bangsa
2. FaktorYuridis yaitu :
terdiri dari penggolongan penduduk
(Pasal 163 IS) dan pengelompokan hukum
(Pasal 131 IS)

Untuk mengatasi kebhinekaragaman hukum dapat
ditempuh dengan jalan:
A. UNIFIKASI HUKUM,
yaitu Memberlakukan satu jenis hukum untuk
semua
golongan
penduduk
dalam
satu
tempat/daerah.
contohnya: UUPA
Undang-Undang No. 1 Tahun
1974.
B.
KODIFIKASI HUKUM,
yaitu pengumpulan hukum-hukum yang
sejenis ke dalam satu kitab yang disusun
secara sistematis dan lengkap.
contohnya : KUHPer, KUHP
dan
KUHD
Pedoman politik pemerintah Hindia Belanda
terhadap hukum di Indonesia, dicantumkan
dalam :
A. Pasal 131 I.S. (Indische Staatregeling), yang
menggantikan
R.R.
(Regerings
Reglement) Pasal 75, yang pokokpokoknya adalah :
1.
2.
Perintah KODIFIKASI
Hukum Perdata dan Dagang begitu pula Hukum Pidana,
Acara Perdata dan Acara Pidana harus dikodifikasikan atau
diatur dalam Kitab Undang-Undang.
Asas CONCORDANTIE (Konkordansi)
Hukum yang berlaku bagi golongan Eropa harus
dipersamakan / dikonkordansi dengan hukum yang berlaku
di Belanda.
3.
Mengenai Ordonansi yang mengatur Hukum Perdata
dan Hukum Dagang :
- Bagi orang Eropa berlaku Hukum Eropa
- Bagi orang Timur Asing berlaku hukum negara nya
- Bagi Bumiputera berlaku Hukum Adat
- Bagi yang mau menundukan diri terhadap Hukum
Eropa berlaku Hukum Eropa, Penundukan diri :
a. seluruh Hukum Eropa;
b. sebagian Hukum Eropa, misalnya hukum
kekayaan saja;
c. perbuatan-perbuatan hukum tertentu;
d. secara diam-diam, jika pribumi melakukan
perbuatan hukum yang tidak dikenal dalam
hukum adat.
Pembagian Golongan Penduduk menentukan:
1. Penghuni-Penghuni Indonesia dibedakan dalam
golongan Eropa, Bumiputera dan Timur Asing dengan
hukum yang berbeda;
2.
Golongan Eropa terdiri dari :
a. Orang Belanda;
b. Orang Eropa kecuali Belanda;
c. org Jepang, Amerika & Australia.
d. Anak yg lahir sbg anak yg diakui sah o/ org tsb
diatas & keturunannya.
3.
4.
Golongan Timur Asing :
Orang Asia yang lain seperti : Cina, Arab, India, dll serta
keturunannya / yg diakui sah oleh mereka.
Golongan Bumi Putra :
- Yang tunduk pada Hukum Adat.
- semua orang bumiputra, kecuali sudah masuk
golongan lain.
- mereka yang masuk golongan hukum lain tapi
sejak
lama diterima sbg org bumiputra.


Hukum positif dibuat dalam suatu sistem yang tersusun
secara sistematik, yang selanjutnya disebut sebagai SISTEM
HUKUM
Di dunia ada banyak sistem hukum, diantaranya yang
terbesar adalah :
 Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law)
 Sistem Hukum Anglo-Amerika
 Sistem Hukum Islam
 Sistem Hukum Adat (Van Vollenhoven)


Asal-usul Eropa Continental :
Dulu ahli hukum Yunani mengatakan bahwa yang
disebut hukum adalah yang tertulis dalam kitab hukum.
Asal-usul Anglo Saxon :
Dulu ahli hukum di Inggris mengatakan bahwa mustahil
semua hukum dapat ditulis. Biarkan hukum
berkembang sesuai dengan kebiasaan masyarakat
karena tiap hari hukum bisa berubah sesuai dengan
tuntutan zaman.

1.
2.
3.
4.
5.
Hk. menurut sumbernya :
Undang-undang.
Kebiasaan
Jurisprudensi
Traktat/treaty/perjanjian Internasional.
Doktrin/pendapat ahli hukum.

Hukum munurut bentuknya :
1. Hukum tertulis.
2. Hukum tidak tertulis.

Hukum dilihat dari waktu berlakunya :
1. Ius Constitutum.
2. Ius Constituendum.


Hukum dilihat dari fungsi-nya / cara
mempertahankan hk :
1. Hk. Materiil.
2. Hk. formiil.
Hukum dilihat dari sifat/sanksi/daya kerjanya
:
1. Memaksa (dwingen recht)
2. Melengkapi (aanvullend recht)

Hukum dilihat dari isinya :
1. Hukum. Publik.
2. Hukum Privat.

Hukum menurut tempat berlakunya : nasional, Internasional,
asing, gereja.

Hukum menurut wujudnya :
1. Hk. Obyektif
2. Hk. subyektif.
Hukum Tantra atau Hukum Negara


Hukum Tantra/ Hukum Tata Negara
▪
▪

Materiil
Formil
Hukum Administrasi Tantra/ Hukum
Administrasi Negara
▪
▪
Materiil
Formil
Hukum Perdata


Hukum Perdata Materiil
▪
▪
Hukum Pribadi
Hukum Harta Kekayaan
▪
▪
▪
▪
▪

Hukum benda : hukum benda tetap, hukum benda lepas.
Hukum perikatan : hukum perjanjian, hukum
penyelewengan perdata, hukum perikatan lainnya.
Hukum immaterial
Hukum Keluarga
Hukum Waris
Hukum perdata formil
▪ Hukum Pidana
▪ Hukum Pidana Materiil
▪ Hukum Pidana Formil
Download