vi ABSTRAK KATA KUNCI: Pluralisme, Toleransi dan Pendidikan Agama Islam Pluralisme masyarakat adalah salah satu ciri utama dari masyarakat multikultural yang dibangun oleh suatu rasa kebanggaan bersama tetapi dengan tetap menghargai, mengedepankan dan membanggakan pluralisme masyarakat. Kata “pluralisme” yang dalam bahasa inggris “pluralism” merupakan gabungan dari kata plural dan isme. Kata “plural” diartikan dengan menunjukkan lebih dari satu. Sedangkan isme diartikan dengan sesuatu yang berhubungan dengan paham atau aliran. Pluralisme yang berasal dari kata “plural” sebagaimana tersebut berarti lebih dari satu atau banyak. Dengan demikian yang dimaksud “pluralisme” adalah terdapat banyaknya ragam latar belakang (agama) dalam kehidupan masyarakat yang mempunyai eksistensi hidup berdampingan, saling bekerja sama dan saling berinteraksi antara penganut satu agama dengan penganut agama lainnya, atau dalam pengertian yang lain, setiap penganut agama dituntut bukan saja mengakui keberadan dan menghormati hak agama lain, tetapi juga terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan, guna tercapainya kerukunan bersama. Dr. Yusuf Al Qardlawi, salah seorang pemikir Islam abad ini. Tokoh yang pemikirannya coba kami dalami dalam skripsi ini menyatakan bahwa hubungan sesama warga negara, yang muslim maupun bukan, sepenuhnya ditegakkan diatas asas-asas toleransi, keadilan, kebajikan dan kasih sayang. Untuk menopang kehidupan yang beranke ragam dalam masyarakat plural dan multicultural, dibutuhkan satu pondasi kuat, yakni toleransi. Dalam kajian islam, kata yang dipergunakan untuk mendekatkan kata toleransi adalah tasamuh, yang telah menjadi istilah mutakhir bagi toleransi. Bentuk akar dari kata ini mempunyai dua macam konotasi: “kemurahan hati” (Jud wa karam) dan “kemudahan” (tasahul). Karena itu, kaum muslimin berbicara tentang tasamuh al_islam dan tasamuh al-dini sangat berbeda dengan toleransi yang dipahami oleh Barat. Di Barat kata “toleransi” itu menunjukkan adanya sebuah otoritas berkuasa, yang dengan enggan bersikap sabar atau membiarkan orang lain yang berbeda. Namun, dalam islam kata “tasamuh” yang menjembatani kata toleransi justru menunjukkan kemurahan hati dan kemudahan dari kedua belah pihak atas dasar saling pengertian. Istilah itu selalu dipergunakan dalam bentuk resiprokal (hubungan timbal balik). Dengan demikian toleransi dalam islam bisa dimaknakan membangun sikap untuk saling menghargai, saling menghormati antara satu dengan lainnya. Banyak sekali rujukan Al Qur’an dan Hadits nabi yang mengajak kepada kaum muslim untuk menghargai perbedaan atau kemajemukan dalam masyarakat, namum dalam prakteknya kerap kita jumpai muncul gesekan-gesekan (gaps ) yang bernuansa SARA, dan pastinya sangat intoleran serta mencederai ajaran islam itu sendiri. Untuk itu, praktek menjunjung tinggi nilai-nilai pluralism dan toleransi sebisa mungkin bisa digali dari konsep Pendidikan Agama Islam yang disarikan dari sumber otentiknya, yaitu Al Qur’an dan Hadits.