Name of Presentation! - Aceh Investment Coordinating Board

advertisement
Direktorat Kerjasama Regional
Dalam acara:
Sosialisasi Kesepakatan Kerjasama Internasional
yang Terkait dengan Penanaman Modal
Banda Aceh, 30 Agustus 2013
Ruang Lingkup
Kerjasama ASEAN
Kerjasama Subregional ASEAN
Kerjasama Intrakawasan
Ruang Lingkup
Kerjasama ASEAN
Perjanjian Investasi Intra ASEAN
ASEAN
- IGA
(1987)
• Promosi
• Proteksi
AIA (1998)
• Fasilitasi
• Liberalisasi
ACIA
(2009)
ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (2015)
• Promosi
• Fasilitasi
• Proteksi
• Liberalisasi
4
ASEAN Comprehensive Investment Agreement
 Ditandatangani pada KTT ASEAN ke-14, tanggal 26 Februari 2009, Hua
Hin, Thailand
 Perjanjian ACIA mencakup :
• 4 pilar investasi : liberalisasi, proteksi, fasilitasi dan promosi
• 5 sektor : Manufacturing, Agriculture, Fishery, Forestry, Mining &
Quarrying dan Services Incidental to 5 sectors
 ACIA terdiri dari 50 Artikel, 2 Annex, dan 1 buah Schedule (reservation
list dari negara-negara anggota ASEAN)
 Pendekatan Liberalisasi: Standstill approach (no backtracking from
existing reservation list/measures)
 ACIA sudah berlaku sejak tanggal 29 Maret 2012.
4 (empat) Pilar ACIA
AEC 2015: Free Flow of Investment
“Single Market and Production Base”
ACIA meliputi 4 (empat) pilar:
1. Liberalisasi
2. Proteksi
3. Fasilitasi
4. Promosi
Liberalisasi
Proteksi
Fasilitasi
Promosi
6
4 Pilar ACIA: Liberalisasi dan Proteksi
Elemen dalam liberalisasi:
Liberalisasi
 Memberikan perlakuan sama investor asing dengan investor lokal
 Memberikan perlakuan sama seluruh investor asing dari negara
ASEAN. Asean menerapkan Automatic MFN
 Wajib melaksanakan ketentuan dalam TRIMs/Trade Related
Investment Measures
 Tidak boleh mewajibkan investor asing untuk memperkerjakan
tenaga kerja negara tertentu di level manajemen
Elemen dalam proteksi:
 Jaminan perlakuan yang adil dan wajar serta keamanan dan perlindungan
yang penuh/maksimal kepada investor asing)
 Jaminan ganti rugi kepada investor asing bila terjadi kerusuhan
 Jaminan investor asing untuk melakukan transfer profit, capital dll, baik
kedalam maupun keluar negeri
 Ekspropriasi diperbolehkan bila: untuk kepentingan publik, tidak
diskriminasi, diberikan ganti rugi, sesuai dengan hukum yang berlaku
 Jaminan bahwa pihak ketiga dapat menalangi klaim investor yang
kemudian akan ditagih oleh pihak ketiga kepada pemerintah dengan
jumlah tidak melebihi yang diklaim.
 Jaminan penyelesaian sengketa antara investor dengan negara melalui
arbitrase
Proteksi
7
4 Pilar ACIA: Promosi dan Fasilitasi
Promosi






 Pengembangan ASEAN SME dan ASEAN multinational enterprises
 Peningkatan komplementaritas industri dan jaringan produksi
 Penyelenggaraan misi investasi dengan fokus pada pengembangan
klaster regional dan jaringan produksi
 Penyelenggaraan seminar peluang investasi
 Pertukaran informasi yang terkait dengan promosi investasi
Penciptaan iklim investasi yang kondusif
Penyederhanaan prosedur investasi
Penyebaran informasi kebijakan investasi
Pembentukan one-stop investment centres
Penguatan database investasi
Pelaksanaan konsultasi bisnis dengan kalangan dunia usaha
Fasilitasi
8
Keuntungan ACIA
Bagi iklim investasi ASEAN
Bagi Dunia Usaha
• Akan tercapai suatu rezim investasi
yang bebas dan terbuka di
kawasan ASEAN pada tahun 2015
• Artikel ACIA yang komprehensif
akan memperkuat aspek proteksi
investasi
dan
meningkatkan
kepercayaan
investor
untuk
investasi di ASEAN
• Meningkatkan investasi intraASEAN, terutama melalui proses
ekspansi industri dari perusahaan
multinasional yang berbasis di
ASEAN.
• Memperkuat integrasi ekonomi.
• ASEAN-based investors dapat menikmati keuntungan perlakuan
non-diskriminasi ketika investasi di negara ASEAN lainnya.
• Ketika ada perselisihan/dispute dengan host government,
investor dapat memilih untuk membawa klaim kepada
pengadilan domestik atau arbitrase internasional.
• Investor dan investasinya akan diberikan fair and equitable
treatment serta full protection and security.
• Kebebasan untuk melakukan transfer dana, termasuk aliran
modal, keuntungan, dividen.
• Investasi tidak akan diekspropriasi, kecuali untuk tujuan publik,
dan memiliki artikel mengenai kompensasi yang didasarkan pada
fair market value.
• Memberikan perlakuan yang sama untuk kompensasi bagi
kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh kerusuhan, pergolakan
sipil.
• Kerjasama dari pemerintah negara-negara ASEAN dalam hal
promosi dan fasilitasi.
FTA ASEAN dengan Mitra Wicara
ASEAN telah menyelesaikan dan menandatangani
FTA ASEAN dengan negara mitra wicara pada
tahun 2009:
 Australia-New Zealand*
 China**
 Korea**
*
Perjanjian FTA mencakup juga ketentuan atau bab mengenai
investasi
** Perjanjian mengenai investasi
Semua perjanjian FTA ASEAN
tersebut kecuali FTA dengan
China, mencakup pula elemen
liberalisasi, selain elemen
proteksi, promosi dan fasilitasi
Akan tetapi, hal-hal yang
pending matters terhadap
beberapa
ketentuan
dimasukkan
dalam
work
programme untuk dibahas
lebih lanjut, seperti ANZ
dan Korea.
FTA ASEAN - Mitra Wicara Lainnya
 ASEAN – India
Perundingan ASEAN-India Investment Agreement saat ini sedang pada tahap legal scrubbing
guna memfinalisasi Draft Text ASEAN-India Investment Agreement sebelum ditandatangani
pada bulan Agustus 2013.
 ASEAN – Jepang
Sampai saat ini, ASEAN-Japan Investment Chapter masih dalam tahap perundingan. Terdapat
perbedaan tingkat ekspektasi antara ASEAN dengan Jepang, dimana Jepang menginginkan
perjanjian investasi dengan added value pada aspek liberalisasi dan proteksi dibandingkan
perjanjian bilateral Jepang dengan masing-masing negara anggota ASEAN. Sementara ASEAN
berpandangan bahwa perjanjian ASEAN-Jepang bersifat regional sehingga tidak dapat
dibandingkan dengan perjanjian bilateral.
 ASEAN + 6 (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP)
Merupakan inisiatif kerjasama ekonomi yang komprehensif yang melibatkan ASEAN dengan 6
(enam) mitra wicara yaitu Australia, New Zealand, Jepang, India, Korea, dan China. Perundingan
masih berada pada tahap pembahasan modalitas (Guiding Principles/Scoping Paper) bagi
kerjasama perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi.
Ruang Lingkup
Kerjasama Subregional ASEAN
Kerjasama Ekonomi Subregional ASEAN
Alasan timbulnya Kerjasama Ekonomi Sub Regional:
 Komplementaritas ekonomi;
 Kedekatan geografis
 Kesatuan sejarah
 Ikatan budaya dan bahasa
Tujuan KESR:
 Mempercepat pembangunan ekonomi
 Pemanfaatan komplementaritas & keunggulan komparatif
 Peningkatan daya saing investasi & ekspor
 Promosi pariwisata
 Menekan biaya transport
 Menekan biaya produksi dan distribusi
Negara Anggota KESR
 IMT–GT : Indonesia – Malaysia - Thailand Growth Triangle
 IMS–GT : Indonesia – Malaysia - Singapore Growth Triangle
 BIMP–EAGA : Brunei Darussalam – Indonesia – Malaysia - Philippines East
Asean Growth Area
 AIDA : Australia – Indonesia Development Area
Saat ini 2 KESR yang masih aktif:
 IMT-GT dan
 BIMP-EAGA
Prinsip Dasar KESR





Sektor swasta sebagai penggerak utama
Konsisten terhadap kebijakan dan kelembagaan yang ada
Pelaksanaan proyek sejalan dengan prioritas nasional
Melakukan pendekatan pembangunan secara bertahap
Memberikan dampak positif terhadap pendapatan perkapita dan
lingkungan
 Melakukan pendekatan dinamis
Hambatan dalam KESR
 Infrastruktur kurang memadai
 Struktur pengambilan keputusan yang kompleks
 Hambatan dalam mobilitas dan kesejahteraan tenaga kerja
15
Keanggotaan IMT-GT

Indonesia – 10 provinsi
Aceh,
Bangka-Belitung,
Bengkulu,
Jambi, Lampung, Sumatra Utara, Riau,
Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, dan
Sumatra Barat

Malaysia – 8 negara bagian
Kedah, Kelantan, Melaka, Negeri
Sembilan, Penang, Perak, Perlis, dan
Selangor

Thailand – 14 provinsi
Krabi,
Nakhon
Si
Thammarat,
Narathiwat, Pattani, Phattalung, Satun,
Songkhla, Trang, Yala, Chumphon,
Ranong, Surat Thani, Phang Nga, dan
Phuket
16
Strategic Thrusts
 Memfasilitasi dan meningkatkan perdagangan dan investasi di kawasan




IMT-GT
Meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian, agro-industri, dan
pariwisata
Memperkuat jaringan infrastruktur dan mendukung integrasi kawasan
subregional
Mengatasi permasalahan lintas sektor seperti pengembangan SDM,
tenaga kerja, dan lingkungan
Memperkuat struktur kelembagaan dan mekanisme kerjasama diantara
para pemangku kepentingan
17
Working Group
Working Group
Sektor-sektor yang terkait
Lead Country
Human Resource
Development
Pendidikan dan pelatihan untuk
pengembangan SDM
Indonesia
Agriculture, Agrobased Industry, and
Environment
Perikanan dan kelautan, lingkungan
hidup
Indonesia
Trade and Investment
Perdagangan, investasi, bea cukai,
imigrasi, karantina
Malaysia
Infrastructure and
Transport
Jasa penerbangan, transportasi darat,
transportasi laut, logistik, energi dan
telekomunikasi
Malaysia
Tourism
Pariwisata, kebudayaan
Thailand
Halal Products and
Services
Penelitian dan pemasaran produk
bersertifikasi halal, pelatihan
Thailand
18
Perkembangan dalam WGTI






Pembentukan one stop investment centers di masing-masing negara IMTGT untuk memfasilitasi proses perijinan
Penyederhanaan prosedur dan harmonisasi peraturan mengenai Bea Cukai,
Imigrasi, dan Karantina, dibentuk Task Force CIQS (Custom, Immigration,
Quarantine and Security)
Pembentukan pasar dan distribusi perdagangan di area perbatasan antara
lain memfasilitasikan pembangunan IMT-GT Plaza dan pengembangan
border township
Implementation Blueprint (IB) 2012-2016 sebagai pedoman yang lebih
operasional dan detil, sementara sebelumnya Roadmap 2007-2011 lebih
bersifat indikatif
Revitalisasi Working Group agar dapat lebih berfungsi efektif
Update dan peninjauan kembali proyek-proyek konektivitas prioritas
19
Proyek IMT-GT di Indonesia dalam IB 2012 – 2016
Flagship Program 1: Five Connectivity Corridors
1. Ipoh–Medan Direct Flight
2. Sumatra Ports Development Project
(i) Belawan Port
(iii) Malahayati Port
(ii) Ulee Lheue Port
(iv) Kuala Enok Port
3. Sumatra Toll Roads
(i) Palembang and Indraraja Toll Road
(ii) Palembang–Betung Toll Road
4. Bakauheni–Terbanggi Besar
5. Banda Aceh–Kuala Simpang Toll Road
6. ASEAN Highway route 151 East–West Feeder link between Pekanbaru–
Bukittinggi–Pematang Siantar–Jambi–Sarolangun; Bengkulu–Lubuk Linggau
Lahat; Baturaja–Bandang Lampung
7. ASEAN Highway Route between Banda Aceh and Palembang
8. Melaka–Pekanbaru Power Interconnection
9. Melaka–Dumai Economic Corridor Multimodal Transport Project
(i) Dumai Port
(ii) Pekanbaru-Dumai Road
20
Mekanisme Institusi KESR
In-Country
Sub-Regional
Private Sector
Leaders Summit
Minister
Ministers Meeting
Senior Official
Senior Officials Meeting
Business Council Board
National Secretariat
Secretariat
Business Council
Secretariat
Working Group/Cluster
Business Council
Organizations
Sub WG/WG
Business Council
Organizations
In-Country
Mechanisms
(Public & Private)
In-Country
Mechanisms
(Public & Private)
Development Partner
Partner Organizations
Keterlibatan Pemerintah Daerah
Cluster/WG
Meetings
Business Council
Meetings
Kadinda
Laporan Internal
Peserta WG Daerah
Kepada Gubernur
SOM
Governor
Forum
MM
Identifikasi proyek partnership
Pemerintah daerah dan Swasta Daerah
SUMMIT
IMPLEMENTING
PROGRAM/PROJECT
AGREED
Ruang Lingkup
Kerjasama Intrakawasan
Maksud dan Tujuan
 Maksud
Forum kerjasama ekonomi yang terbuka, informal, tidak mengikat secara hukum
(mengikat secara program), sukarela dan tetap berada dalam koridor disiplin WTO dan
berbagai perjanjian internasional lainnya.
 Tujuan
 Memperkuat sistem perdagangan multilateral yang terbuka
 Meningkatkan liberalisasi perdagangan dan investasi di Asia Pasifik
 Meningkatkan kerjasama pembangunan Asia Pasifik
 Bogor Goals
Menciptakan sistem perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka dengan target
pencapaian tahun 2010 bagi Ekonomi maju dan 2020 untuk Ekonomi berkembang,
melalui:
 Penyusunan Rencana Aksi Kolektif (Collective Action Plan)
 Penyusunan Rencana Aksi Individu (Individual Action Plan/IAP)
24
Pilar Kerjasama APEC
Liberalisasi
Perdagangan
dan Investasi
Fasilitasi
Bisnis
Kerja Sama
Ekonomi
dan Teknik
(ECOTECH)
25
Struktur APEC
Peran Indonesia dalam Kerjasama APEC
 Turut membentuk APEC tahun 1989
 Tuan rumah dan pendorong utama Bogor Goals yang dibentuk
tahun 1994
 Salah satu inisiator utama pilar Economic and Technical Cooperation
pada tahun 1995
 Salah satu inisiator utama kerja sama antikorupsi (2004) dan
kesiaptanggapan bencana (2005)
 Salah satu inisiator pembentukan paper penilaian terhadap Bogor
Goals tahun 2010
27
Manfaat APEC bagi Indonesia
 APEC mendorong peningkatan investasi bagi pembangunan
infrastruktur di Indonesia sehingga meningkatkan konektivitas
domestik dan kemudian dengan kawasan yang lebih luas.
 Proyek-proyek pelatihan teknis APEC dan sharing of best practices
untuk meningkatkan kapasitas perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat
 Membantu memperkuat peran ekonomi dari kelompok-kelompok yang
lebih rentan seperti UKM dan perempuan, dan membantu penguatan
dalam hal ketahanan pangan dan inklusivitas keuangan.
28
Keketuaan Indonesia pada APEC 2013
 Tema APEC Indonesia 2013:
“Resilient Asia-Pacific, Engine of Global Growth”
 Isu Prioritas:

Attaining the Bogor Goals, dengan fokus kepada pencapaian
Bogor Goals - perluasan perdagangan dan investasi, dan
reformasi struktural;

Achieving Sustainable Growth with Equity, dengan fokus kepada
daya saing global UKM, financial inclusion, ketahanan pangan,
perempuan, dan kesehatan;

Promoting Connectivity, dengan fokus kepada konektivitas fisik,
termasuk pengembangan dan investasi infrastruktur dan
konektivitas kelautan (Blue Economy), konektivitas institusional,
dan konektivitas people-to-people.
29
Memanfaatkan Peluang APEC 2013

Peran aktif Indonesia dalam memajukan arsitektur ekonomi regional

Memanfaatkan integrasi ekonomi kawasan bagi pertumbuhan ekonomi

Penciptaan lapangan kerja

Peningkatan investasi dan ekspor

Promosi potensi perdagangan, investasi, pariwisata dan kebudayaan
30
IEG-PPD on Investment
 Public Private Dialogue (PPD) on Investment merupakan kegiatan yang
dilaksanakan setiap tahun pada sub fora Investment Expert Group (IEG) dan
dalam penyelenggaraannya menggunakan APEC funding.
 PPD tahun 2013 mengambil tema Corporate Social Responsibility (CSR) for
Local Communities, yang telah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30
Januari 2013 di Ballroom 3-5, Ritz Carlton Hotel, Jakarta.
 PPD 2013 menghadirkan para pembicara dari pejabat pemerintah dan CEO
perusahaan swasta & BUMN dari ekonomi di kawasan Asia Pasifik serta
organisasi internasional (World Bank).
 Kesimpulan dari hasil PPD bahwa CSR telah mengalami perkembangan yang
signifikan seiring waktu, dimulai dari CSR sebagai inisiatif dari perusahaan
sendiri hingga melibatkan banyak pihak selain dari perusahaan dan dengan
konsep mulai dari community development hingga ke supply-chain
management.
31
APEC Investment Forum
 Investment Forum merupakan side event dari rangkaian pertemuan
Pemimpin APEC 2013, dilaksanakan tanggal 5 Oktober 2013 sebagai preAPEC CEO Summit 2013.
 Bekerjasama dan koordinasi dengan APEC Business on Advisory Council
(ABAC) Indonesia selaku penyelenggara APEC CEO Summit 2013.
 Fokus pada upaya menjual dan memasarkan proyek investasi di Indonesia
khususnya investasi di sektor prioritas yaitu pangan, energi dan
infrastruktur.
 Investment Forum akan terdiri dari half-day seminar, presentasi proyek
investasi, 1-on-1 project consultation, pameran proyek investasi, dan
consultation desk.
 Seminar direncanakan akan menghadirkan Prof. Nouriel Roubini sebagai
pembicara utama.
32
Terima Kasih
Direktorat Kerjasama Regional, Gd Suhartoyo BKPM Lt. 6
Jl. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190
Telp./Fax. 62-21-5252769
Invest in
Download