keterkaitan kecukupan vitamin a ibu, praktek pemberian air susu ibu

advertisement
KETERKAITAN KECUKUPAN VITAMIN A IBU, PRAKTEK
PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN KELENGKAPAN
IMUNISASI DASAR DENGAN MORBIDITAS BAYI
MASRUROH MASTIN
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keterkaitan
Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian Air Susu Ibu dan Kelengkapan
Imunisasi Dasar dengan Morbiditas Bayi dalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014
Masruroh Mastin
NIM I14090011
ABSTRAK
MASRUROH MASTIN. Keterkaitan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek
Pemberian Air Susu Ibu dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Morbiditas
Bayi. Dibimbing oleh KATRIN ROOSITA.
Vitamin A mempunyai peranan penting bagi kesehatan, yaitu menjaga
fungsi normal sistem pertahanan tubuh. Oleh karena itu, rendahnya kecukupan
vitamin A pada ibu menyusui sering dikaitkan dengan morbiditas bayi. Penelitian
ini ditujukan untuk mengetahui keterkaitan kecukupan vitamin A ibu, praktek
pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan kelengkapan imunisasi dengan
kejadian penyakit infeksi pada bayi usia 5-6 bulan. Penelitian Cross Sectional ini
dilakukan di empat desa di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri dengan jumlah
contoh 31 orang. Data diambil dengan pengukuran dan wawancara secara
langsung. Data yang digunakan meliputi konsumsi pangan ibu, praktek pemberian
ASI eksklusif, kelengkapan imunisasi dan morbiditas bayi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kecukupan vitamin A contoh termasuk kategori cukup (58%)
dan kurang 42%. Sebanyak 68% bayi contoh pernah mengalami sakit selama satu.
Jenis penyakit yang diderita oleh bayi selama sebulan terakhir adalah infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA), demam, diare. Semakin baik kecukupan vitamin
A ibu, maka periode lama sakit bayi cenderung semakin singkat. Sementara itu,
praktek pemberian ASI eksklusif pada bayi cenderung menurunkan frekuensi
sakit dan mempersingkat periode lama sakit bayi.
Kata Kunci: bayi, ibu menyusui, morbiditas, penyakit infeksi, vitamin A.
ABSTRACT
MASRUROH MASTIN. Corellation of Maternal Sufficient Level of Vitamin A,
Breastfeeding Practices and Basic Immunization Completeness with Infant
Morbidity. Supervised by KATRIN ROOSITA.
Vitamin A has an important role for health to keep normal function of
immune system. Therefore, insufficiency of vitamin A on lactating women is
associated with infant morbidity. The study was aimed to analyze correlation of
maternal sufficiency of vitamin A, exclusive breastfeeding practices and
immunization completeness with infant morbidity. This cross sectional study was
conducted in four village at Gurah Subdistrict, Kediri District with 31 samples
were included. The data of maternal’s food consumption, exclusive breastfeeding
practices, immunization completeness and infant morbidity were collected by
interview and data of nutritional status was collected by measurement of body
weight and lenght. Maternal sufficiency of vitamin A were 58% sufficient and
42% insufficient. There was 68% of infants suffered of diseases, i.e. respiratory
disease, fever, diarrhea. Higher maternal vitamin A sufficiency tend to corellate
with shorter period of infant’s illnesses. Meanwhiele, exclusive breastfeeding
practices tend corellate with with shorter period and lower frequency of illnesses
of infant.
Keywords: infant, lactating woman, morbidity , infectious disease, vitamin A.
KETERKAITAN KECUKUPAN VITAMIN A IBU, PRAKTEK
PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN KELENGKAPAN
IMUNISASI DASAR DENGAN MORBIDITAS BAYI
MASRUROH MASTIN
I14090011
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Judul
Nama
NIM
: Keterkaitan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian Air
Susu Ibu dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Morbiditas
Bayi
: Masruroh Mastin
: I14090011
Disetujui oleh
Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Rimbawan
Ketua Departemen
Tanggal Disetujui :
Judul
Nama
NIM
Keterkaitan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian Air
Susu Ibu dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Morbiditas
Bayi
Masruroh Mastin
I1409001 1
Disetujui oleh
Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si Pembimbing Dr. Rimbawan Ketua Departemen Tanggal Disetujui:
0 5 MAR
20i4
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
“Keterkaitan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian Air Susu Ibu dan
Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Morbiditas Bayi” sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana gizi dari program studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak termasuk tenaga
kesehatan, ibu dan pemerintah mengenai pentingnya asupan vitamin A ibu
terhadap kesehatan anak.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam penulisan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Ibu di Kecamatan Gurah yang telah menjadi responden.
4. Staf dan bidan yang bekerja di Puskesmas Gurah yang telah membantu
kelancaran penelitian dengan memberikan data ibu dan bayi umur 5-6 bulan.
5. Ayah, ibu, kakak dan adik yang selalu memberi dukungan selama pengerjaan
penulisan skripsi ini.
6. Teman-teman yang selalu memberi dukungan dan bantuan selama pengerjaan
penulisan skrpsi ini.
7. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak.
Bogor, Maret 2014
Masruroh Mastin
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 2
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3
KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................... 4
METODE ................................................................................................................ 6
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 6
Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh .................................................................... 6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 6
Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................. 8
Definisi Operasional ............................................................................................ 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 10
Karakteristik Keluarga ...................................................................................... 11
Pendapatan Per Kapita Keluarga Contoh....................................................... 11
Besar Keluarga ............................................................................................... 11
Karakteristik Ibu ................................................................................................ 11
Umur Ibu ........................................................................................................ 11
Pendidikan Ibu ............................................................................................... 13
Pekerjaan Ibu ................................................................................................. 13
Karakteristik Bayi .............................................................................................. 13
Kecukupan ASI ................................................................................................. 13
Pemberian ASI Eksklusif .................................................................................. 14
Asupan dan Tingkat kecukupan Vitamin A ...................................................... 15
Status Gizi Bayi ................................................................................................. 16
Kelengkapan Imunisasi Dasar ........................................................................... 16
Morbiditas Bayi ................................................................................................. 17
Hubungan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian ASI Eksklusif dan
Kelengkapan Imunisasi dengan Morbiditas Bayi .............................................. 20
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 21
Simpulan ............................................................................................................ 21
Saran .................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 27
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Variabel, metode dan instrumen penelitian ...................................................... 7
Jenis dan kategori variabel ............................................................................... 9
Sebaran karakteristik keluarga contoh, ibu dan bayi ...................................... 12
Rata-rata asupan vitamin A ibu ...................................................................... 15
Sebaran bayi berdasarkan status gizi lahir menurut indeks BB/PB, BB/U
dan PB/U ....................................................................................................... 16
Sebaran bayi berdasarkan status gizi sekarang menurut indeks BB/PB,
BB/U dan PB/U .............................................................................................. 16
Sebaran bayi berdasarkan cakupan kelengkapan imunisasi dasar .................. 17
Tabulasi silang kecukupan vitamin A ibu, kelengkapan imunisasi dan
praktek pemberian ASI eksklusif dengan kategori frekuensi sakit bayi. ....... 21
Tabulasi silang kecukupan vitamin A ibu, kelengkapan imunisasi dan
praktek pemberian ASI eksklusif dengan kategori lama sakit bayi ............... 21
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran keterkaitan kecukupan vitamin A ibu, praktek air susu
ibu dan kelengkapan imunisasi dasar dengan morbiditas bayi ......................... 5
2 Sebaran ibu berdasarkan kecukupan produksi ASI ........................................ 14
3 Sebaran bayi berdasarkan pemberian ASI eksklusif oleh ibu ........................ 14
4 Sebaran ibu berdasarkan kecukupan vitamin A ............................................. 15
7 Sebaran bayi yang mengalami sakit berdasarkan jenis penyakit yang
dialami bayi .................................................................................................... 19
8 Sebaran bayi berdasarkan kategori frekuensi dan lama sakit bayi ................... 19
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak telah menjadi fokus utama dalam pembangunan
global. Hal ini ditunjukkan melalui empat tujuan Millenium Development Goals
(MDG’s), terutama tujuan MDG’s keempat dan kelima, yaitu menurunkan angka
kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Kesehatan ibu dan anak menjadi
bagian dari tujuan MDG’s karena masih tingginya angka kematian dan kesakitan
ibu serta angka kematian bayi yang merupakan indikator kesehatan umum dan
kesejahteraan masyarakat (Prasetyawati 2012).
Proporsi kematian bayi neonatal dan postneonatal di Indonesia sebesar
9,0% dengan presentase pada daerah pedesaan lebih besar dari pada daerah
perkotaan. Kematian bayi neonatal sebagian besar disebabkan oleh gangguan
pernapasan yang diikuti oleh prematuritas dan sepsis, sedangkan kematian bayi
postneonatal dan balita disebabkan oleh tingginya morbiditas penyakit infeksi
terutama diare dan pneumonia. Diare menyumbangkan 31,4% kematian pada anak
usia 29 hari sampai 11 bulan dan pneumonia sebesar 23,8% (Depkes RI 2008).
Morbiditas penyakit infeksi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(ISPA), pneumonia, dan campak tertinggi terjadi pada balita, dengan peresentase
terbesar pada anak usia satu sampai empat tahun dan diikuti anak usia di bawah
satu tahun. Prevalensi ISPA pada anak usia di bawah 1 tahun yang terdiagnosis
sebesar 14,9% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 35,92%,
prevalensi
pneumonia yang terdiagnosis sebesar 0,76% dan yang tidak terdiagnosis sebesar
2,20%, prevalensi campak yang terdiagnosis sebesar 1,81% dan yang tidak
terdiagnosis sebesar 2,44%. Prevalensi diare tertinggi juga terjadi pada balita
meskipun tersebar hampir merata pada semua usia. Prevalensi diare anak usia di
bawah satu tahun yang tidak terdiagnosis sebesar 16,5% (Depkes RI 2008).
Kejadian penyakit menular atau yang lebih sering dikenal dengan penyakit
infeksi sering dikaitkan dengan pertahanan tubuh. Sistem pertahanan yang penting
dalam melindungi tubuh terhadap infeksi disamping sistem imun adalah lapisan
mukosa, terutama sel epitel dan sel goblet. Sel epitel melindungi tubuh dari
mikroorganisme yang akan masuk ke dalam tubuh dengan dibantu sel goblet yang
terdapat di lapisan mukosa. Sel goblet akan mengeluarkan mukus untuk
melindungi sel epitel dari serangan mikroorganisme. Mukus yang dihasilkan oleh
sel goblet akan mempercepat pengeluaran mikroorganisme yang menyerang sel
epitel sehingga menghambat proses invasi mikroorganisme (Almatsier 2004).
Kekurangan vitamin A akan menyebabkan penurunan jumlah sel goblet
dan sekresi mukus sehingga sel-sel epitel menjadi kering dan bersisik yang
akhirnya menyebabkan mikroorganisme lebih mudah menyerang (infeksi)
(Almatsier 2004). Kekurangan vitamin A pada anak dapat meningkatkan kematian
anak karena peningkatan morbiditas anak yang disebabkan oleh penyakit infeksi,
seperti campak, diare, infeksi saluran pernapasan, malaria dan HIV (Gershwin et
al. 2004). Oleh karena itu, pada bayi dan anak-anak terjadi peningkatan kebutuhan
vitamin A untuk menunjang pertumbuhan dan meningkatkan pertahanan tubuh
terhadap infeksi (WHO 2011).
2
Prevalensi kekurangan vitamin A balita di Indonesia pada tahun 2006 telah
mengalami penurunan apabila jika dibandingkan tahun 1992. Hasil studi masalah
gizi mikro di 10 provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 1992 balita
dengan serum retinol kurang dari 20µg/dl sebesar 50% dan pada tahun 2006
sebesar 14,6% (Depkes RI 2008). Kekurangan vitamin A pada anak dapat
disebabkan karena ibu mengalami defisiensi vitamin A sehingga kandungan ASI
rendah akan vitamin A atau pada anak yang telah disapih kekurangan vitamin A
terjadi karena kandungan vitamin A pada makanan yang diberikan terlalu rendah.
Selain itu, kekurangan vitamin A pada anak juga dapat disebabkan karena anak
sakit sehingga mengalami anoreksia, malabsorpsi dan peningkatan katabolisme
yang pada akhirnya dapat memperparah status vitamin A anak (Miller et al.
2002).
Kekurangan vitamin A pada bayi akan meningkatkan prevalensi dan
kontribusi morbiditas pada bayi karena menurunnya daya tahan tubuh terhadap
infeksi, sehingga meningkatkan kejadian infeksi (Miller et al. 2002; Gershwin et
al. 2004). WHO (2009) menyarankan pemberian ASI secara eksklusif pada enam
bulan pertama kehidupan bayi karena pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan
morbiditas penyakit infeksi pada bayi. Pemberian imunisasi dapat meningkatkan
kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan kejadian
sakit pada bayi (Hidayat 2008). Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang
keterkaitan kecukupan vitamin A ibu, praktek pemberian ASI dan kelengkapan
imunisasi dengan morbiditas bayi.
Perumusan Masalah
Vitamin A mempunyai peranan penting bagi kesehatan, yaitu menjaga
fungsi normal sistem pertahanan tubuh. Peranan vitamin A dalam sistem
pertahanan tubuh adalah menjaga sistem imunitas tubuh dan integritas jaringan
epitel (Almatsier 2004; Gershwin et al. 2004; Villamor & Fawzi 2005). Jaringan
epitel merupakan pertahanan tubuh yang pertama dari serangan mikroorganisme
patogen yang masuk ke dalam tubuh. Asupan utama vitamin A pada bayi usia 5-6
bulan berasal dari ASI. Kandungan vitamin A di dalam ASI dipengaruhi oleh
asupan vitamin A ibu yang berasal dari konsumsi pangan yang mengandung
provitamin A dan vitamin A. Rendahnya asupan vitamin A pada ibu akan
menyebabkan kandungan vitamin A pada ASI rendah, sehingga asupan vitamin A
pada bayi pun juga rendah (Miller et al. 2002; Ross & Harvey 2003).
Asupan vitamin A yang rendah pada bayi akan menyebabkan bayi
mengalami kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A akan mengakibatkan
jaringan epitel kering dan bersisik karena cairan mukosa tidak dapat
mengeluarkan mukus. Keadaan ini mengakibatkan tubuh mudah terserang
mikroorganisme patogen, sehingga morbiditas bayi karena penyakit infeksi pun
meningkat. Penyakit infeksi yang sering dikaitkan dengan kekurangan vitamin A
pada bayi adalah campak, diare, infeksi saluran pernapasan, malaria dan HIV
(Miller et al. 2002; Gershwin et al. 2004; Villamor & Fawzi 2005). Oleh karena
itu, peneliti tertarik untuk meneliti keterkaitan antara kecukupan vitamin A ibu
dengan morbiditas pada bayi usia 5-6 bulan.
3
Morbiditas pada bayi juga dapat dipengaruhi oleh praktek pemberian ASI
eksklusif dan kelengkapan imunisasi yang diberikan pada bayi. Pemberian ASI
eksklusif dapat menurunkan morbiditas pada bayi karena penyakit infeksi (WHO
2009; Kramer et al. 2003). Imunisasi dasar yang diberikan pada bayi ditujukan
untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan mikroorganisme patogen,
sehingga morbiditas bayi menurun (Hidayat 2008; Prajapati et al. 2012; Pore et al.
2010). Oleh karena itu praktek pemberian ASI dan kelengkapan imunisasi dasar
juga perlu diteliti untuk mengetahui keterkaitannya dengan morbiditas bayi. he
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui keterkaitan kecukupan
vitamin A ibu, praktek pemberian air susu ibu (ASI) dan kelengkapan imunisasi
dengan morbiditas penyakit infeksi pada bayi usia 5-6 bulan.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
1. Menghitung asupan dan menilai tingkat kecukupan vitamin A ibu.
2. Menilai kecukupan produksi ASI dan praktek pemberian ASI.
3. Menilai status gizi, kelengkapan imunisasi dasar, dan morbiditas bayi.
4. Menganilisis hubungan kecukupan vitamin A ibu, praktek pemberian ASI, dan
kelengkapan imunisasi dasar dengan morbiditas bayi.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat, tenaga kesehatan dan pemerintah tentang pentingnya konsumsi
pangan yang mengandung provitamin A dan vitamin A pada ibu untuk menunjang
daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit infeksi. Selain itu, berdasarkan hasil
penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dan pemerintah dapat
menyebarluaskan informasi tentang pentingnya konsumsi pangan yang
mengandung provitamin A dan vitamin A pada ibu yang sedang menyusui,
sehingga ibu akan menyadari akan pentingnya konsumsi pangan yang
mengandung provitamin A dan vitamin A yang akhirnya diharapkan tingkat
morbiditas dan mortalitas pada bayi karena penyakit infeksi dapat menurun.
4
KERANGKA PEMIKIRAN
Vitamin A merupakan vitamin yang berperan penting dalam sistem
pertahanan tubuh. Vitamin A berfungsi menjaga aktivitas sel yang berperan dalam
sistem imunitas tubuh seperti natural killer cell, eosinofil, makrofag dan neutrofil
(Gershwin et al. 2004). Selain itu, vitamin A juga berperan dalam
mempertahankan keutuhan jaringan epitel (Beck 2011). Jaringan epitel merupakan
sistem pertahanan alami tubuh yang bertugas pertama kali untuk melindungi
tubuh ketika mikroorganisme patogen masuk ke dalam tubuh.
Asupan vitamin A bayi usia 5-6 bulan dipengaruhi oleh asupan vitamin A
ibu, karena bayi mendapatkan asupan utama vitamin A dari ASI. Ketersediaan
vitamin A dalam ASI ditentukan oleh tingkat kecukupan vitamin A ibu yang
dipengaruhi oleh asupan vitamin A ibu. Asupan vitamin A ibu didapatkan dari
konsumsi pangan sumber vitamin A dan suplemen vitamin A. Selanjutnya asupan
vitamin A ibu dapat dipengaruhi oleh karakteristik keluarga (umur ibu,
pendidikan formal ibu, pekerjaan ibu, paritas, pendapatan per kapita keluarga)
serta pengetahuan kesehatan dan gizi ibu.
Asupan vitamin yang rendah pada ibu akan menyebabkan ibu mengalami
defisiensi vitamin A, sehingga kandungan vitamin A pada ASI rendah. Hal ini
menyebabkan bayi kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A pada bayi dapat
meningkatkan morbiditas bayi yang disebabkan oleh rendahnya daya tahan tubuh
bayi terhadap infeksi.
Morbiditas pada bayi juga berhubungan erat dengan status gizi bayi dan
mempunyai hubungan timbal balik. Status gizi kurang menyebabkan sistem
pertahanan tubuh rendah, sehingga mempermudah mikroorganisme patogen
masuk ke dalam tubuh yang akhirnya akan meningkatkan morbiditas (Caballero
et al. 2005). Sementara itu, morbiditas pada bayi menyebabkan bayi mengalami
anoreksia, malabsorpsi dan peningkatan katabolisme yang akhirnya dapat
memperparah status gizi bayi (Miller et al. 2002). Status gizi pada bayi dengan
ASI eksklusif dipengaruhi oleh praktek pemberian ASI ibu, karena bayi hanya
mendapatkan asupan zat gizi dari ASI saja. Praktek pemberian ASI ibu dilihat
melalui praktek pemberian ASI eksklusif, kecukupan produksi ASI ibu dan
frekuensi ibu menyusui.
Selain asupan vitamin A ibu dan status gizi bayi, morbiditas pada bayi
juga dipengaruhi oleh perilaku hygiene dan sanitasi ibu, pemberian ASI secara
eksklusif, pemberian imunisasi kepada bayi dan riwayat penyakit infeksi keluarga.
Perilaku hygiene dan sanitasi ibu serta pemberian imunisasi kepada bayi
dipengaruhi oleh pengetahuan gizi dan kesehatan ibu. Hygiene dan sanitasi yang
buruk akan meningkatkan paparan mikroorganisme patogen, sehingga dapat
meningkatkan morbiditas bayi. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan mampu
menurunkan morbiditas pada bayi karena penyakit infeksi (WHO 2009).
Imunisasi diberikan pada bayi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada
bayi sehingga dapat menurunkan morbiditas penyakit infeksi (Maryunani 2010).
Penyakit infeksi dapat dengan mudah menular sehingga kejadian penyakit infeksi
pada keluarga akan meningkatkan risiko bayi mengalami penyakit infeksi.
Selanjutnya kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat dapat dilihat pada
gambar 1.
5
Karakteristik Keluarga
Umur Ibu
Pendidikan Formal Ibu
Pekerjaan Ibu
Paritas
Pendapatan Per Kapita
Pengetahuan Gizi &
Kesehatan Ibu
AsupanVitamin A Ibu
Pangan pro vitamin A
Pangan vitamin A
Tingkat Kecukupan Vitamin A
Ibu
Perilaku Hygine &
Sanitasi Ibu
Ketersediaan
Vitamin A di ASI
Morbiditas Bayi
Pemberian
Imunisasi
Riwayat Penyakit
Infeksi keluarga
Praktek Pemberian ASI Ibu
ASI eksklusif
Kecukupan produksi ASI
Frekuensi menyusui
Status Gizi Bayi
Gambar 1 Kerangka pemikiran keterkaitan kecukupan vitamin A ibu, praktek air susu ibu dan kelengkapan imunisasi dasar dengan
morbiditas bayi
Keterangan
: Variabel diteliti
: Hubungan variabel diteliti
: Variabel tidak diteliti
: Hubungan variabel tidak diteliti
5
6
METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian Cross Sectional, yaitu data diambil secara
observasi dalam satu waktu yang sama. Penelitian dilakukan di empat desa di
Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, yaitu Desa Wonojoyo, Desa Kranggan,
Desa Bogem dan Desa Gabru. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara
purposive dengan pertimbangan kemudahan akses dan perizinan. Penelitian
dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013.
Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh
Populasi pada penelitian ini adalah ibu dan bayi usia 5–6 bulan yang
tinggal dan menetap di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Jumlah contoh
didapatkan secara purposive melalui data yang didapatkan dari Puskesmas Gurah.
Desa yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian adalah Desa Wonojoyo, Desa
Bogem, Desa Kranggan dan Desa Gabru dengan jumlah bayi yang berumur 5–6
bulan sebanyak 42 bayi. Sebanyak 4 orang ibu dan bayi tidak ditemukan
rumahnya, 3 orang ibu dan bayi telah pindah tempat tinggal, 1 orang bayi
mengalami BBLR dan 3 orang bayi tidak diberikan ASI oleh ibu. Hasil akhir
contoh yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak adalah 31 orang. Saryono dan
Anggraeni (2013) menyatakan bahwa jumlah contoh pada penelitian ini termasuk
sampel besar (≥30) berdasarkan limit theory. Kriteria inklusi pada penelitian
adalah sebagai berikut,
1. Ibu dan bayi berumur 5–6 bulan tinggal dan menetap di Kecamatan Gurah,
Kabupaten Kediri.
2. Usia kelahiran normal dan bayi tidak mengalami BBLR.
3. Ibu tidak mengalami gangguan kejiwaan dan dapat berkomunikasi dengan
baik.
4. Ibu bersedia menjadi responden yang ditegaskan melalui persetujuan informed
consent.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu data dikumpulkan
secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner dan alat bantu
pengukuran. Data yang diambil adalah karakteristik keluarga (pendapatan per
kapita keluarga dan besar keluarga), karakteristik ibu (umur, pendidikan formal,
pekerjaan), karakteristik bayi (jenis kelamin), asupan vitamin A Ibu, antropometri
bayi 5-6 bulan (berat badan dan panjang badan), praktek pemberian ASI
(kecukupan produksi ASI dan pemberian ASI eksklusif), kelengkapan imunisasi
dan morbiditas bayi selama 1 bulan terakhir. Selengkapnya variabel, jenis data,
7
metode dan instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel
1.
Data karakteristik keluarga, ibu dan bayi didapatkan dengan cara
wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data antopometri bayi
didapatkan dengan cara mengukur langsung berat badan dan panjang badan bayi.
Data asupan vitamin A didapatkan dengan metode food recall 2x24 jam yang
diambil pada weekday. Data kecukupan produksi ASI ibu didapatkan dengan
wawancara intensif dan terstruktur kepada responden dengan menggunakan
kriteria Soetjiningsih (1997) dan Kent et al. (2006) yang telah dimodifikasi sesuai
dengan dengan situasi dan kondisi. Pertanyaan yang diberikan kepada ibu untuk
mengestimasi kecukupan produksi ibu meliputi 1) ASI merembes ke luar puting,
2) Bayi menyusu >10 menit dalam sekali menyusui, 3) Bayi tidak rewel dan
biasanya tidur tenang setelah menyusu, 4) Ibu dapat mendengar suara menelan
ketika bayi menelan ASI, 5) Ibu merasakan geli karena aliran ASI setiap kali bayi
menyusu, 6) Bayi menyusu dalam sehari (24 jam) lebih dari enam kali, 7) Bayi
buang air kecil dalam sehari lebih dari enam kali, 8) Bayi buang air besar dalam
sehari lebih dari tiga kali, 9) Ibu merasa ASI cukup untuk bayi.
Praktek pemberian ASI eksklusif diketahui langsung dengan wawancara
kepada Ibu. Data morbiditas bayi didapatkan dengan wawancara secara intensif
dan terstruktur kepada responden tentang jenis penyakit infeksi yang pernah
dialami bayi selama satu bulan terakhir, frekuensi sakit, lama sakit dan
pengobatan yang dilakukan.
Tabel 1 Variabel, metode dan instrumen penelitian
Variabel
Karakterisrik Keluarga
Pendapatan per kapita
keluarga
Besar keluarga
Karakteristik ibu
Umur ibu
Pendidikan formal ibu
Pekerjaan ibu
Karakteristik Bayi
Jenis Kelamin
Asupan vitamin A ibu
Antropometri bayi
Berat badan
Panjang Badan
Kelengkapan imunisasi
Praktek Pemberian ASI
Kecukupan produksi ASI
Pemberian ASI eksklusif
Riwayat Penyakit Infeksi
Metode
Wawancara
Instrumen
Kuesioner
Wawancara
Kuesioner
Wawancara
Kuesioner
Food Recall 2x24 jam
Kuesioner
Penimbangan
dan Timbangan badan dan pita
pengukuran langsung
ukur
Wawancara
Wawancara
Kuesioner
Kuesioner
Wawancara
Kuesioner
8
Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data meliputi coding, entry, cleaning dan analisis data.
Coding adalah pemberian kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban
pertanyaan dalam kuesioner sehingga memudahkan saat memasukkan data ke
komputer. Entry adalah memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang
telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar.
Proses cleaning adalah proses pemeriksaan seluruh data yang telah dimasukkan.
Seluruh data yang diperoleh, selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan
program Microsoft Excell dan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi
16 for Window.
Data yang didapatkan dari kuesioner kemudian diolah dan dikategorikan
seperti yang disajikan pada Tabel 2. Data karakteristik responden yang diambil
meliputi data karakteristik keluarga, karakteristik Ibu dan karakteristik bayi. Data
karakteristik keluarga terdiri dari besar keluarga dan pendapatan per kapita.
Karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan formal dan pekerjaan. Data
karakteristik bayi yang diambil adalah jenis kelamin bayi. Besar keluarga
dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan BKKBN (1997) yang terdiri dari
keluarga kecil (≤4 orang), sedang (5–6 orang) dan besar (≥7 orang). Pendapatan
keluarga per bulan di kelompokkan menjadi 2 kategori sesuai dengan garis
kemiskinan Provinsi Jawa Timur, yaitu ≤Rp 264 294 dan > Rp264 294 (BPS
2013). Umur ibu dikategorikan menjadi 6 kelompok, yaitu 20–23 tahun, 24–27
tahun, 28–31 tahun, 32–35 tahun, 36–39 tahun dan 40–43 tahun. Jenis kelamin
bayi dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan. Pendidikan ibu
dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu tidak sekolah (0 tahun), tidak tamat
SD (1–5 tahun), SD/sederajat (6 tahun), SMP/sederajat (9 tahun), SMA/sederajat
(12 tahun) dan perguruan tinggi (>12 tahun) (Dahliati et al. 2005). Status
pekerjaan ibu dibagi menjadi dua, yaitu bekerja dan tidak bekerja (Morrill 2011).
Data asupan vitamin A dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu pangan
yang mengandung provitamin A dan vitamin A (Khan et al. 2006). Tingkat
kecukupan vitamin A ibu diketahui melalui asupan vitamin A ibu yang didapatkan
dari kuesioner food recall 2 24 jam. Data yang didapatkan dari kuesioner food
recall 2 24 jam selanjutnya dikonversi menggunakan Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM) tahun 2007. Tingkat kecukupan vitamin A dikelompokkan
berdasarkan Gibson (2005), yaitu kurang (TK≤77%) dan cukup (TK>77%).
Data kecukupan produksi ASI dikelompokkan menjadi sangat kurang
(skor<3), kurang (skor 3–6) dan cukup (skor>6). Skor pada data kecukupan
produksi ASI dibuat berdasarkan jawaban ya atas sembilan pertanyaan yang
diajukan kepada ibu. Data status gizi bayi didapatkan melalui hasil pengukuran
berat badan dan panjang badan bayi yang selanjutnya dikelompokkan berdasarkan
CDC dan WFP (2005), yaitu gizi baik (–2<Z-scores<+2), gizi kurang (3<Zscores<–2) dan gizi buruk (Z-scores<–3). Data pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan dikelompokkan menjadi dua, yaitu ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif
(Seid et al. 2013). Data kelengkapan imunisasi dikelompokkan mejadi dua, yaitu
lengkap dan tidak lengkap (Pore et al. 2010). Frekuensi sakit bayi dikelompokkan
menjadi dua, yaitu rendah (≤median) dan tinggi (>median) dan lama sakit bayi
dikelompokkan menjadi singkat (≤median) dan lama (>median) (Untoro et al.
2005).
9
Tabel 2 Jenis dan kategori variabel
Variabel
Pendidikan formal (Dahliati et al. 2005)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pekerjaan (Morrill 2011)
1.
2.
Pendapatan per bulan
1.
(BPS 2013)
2.
Besar Keluarga (BKKBN 1997)
1.
2.
3.
Asupan vitamin A (Khan et al. 2006)
1.
2.
Tingkat Kecukupan Vitamin A
1.
(Gibson 2005)
2.
Kecukupan Produksi ASI (Soetjiningsih 1.
1997; Kent et al. 2006)
2.
3.
Status Gizi Bayi
1.
(CDC, WFP 2005)
2.
3.
Pemberian ASI Eksklusif (Seid et al. 2013)
4.
5.
Pemberian Imunisasi (Pore et al. 2010)
1.
2.
Frekuensi Sakit Bayi (Untoro et al. 2005)
1.
2.
Lama Sakit Bayi (Untoro et al. 2005)
1.
2.
Kategori
tidak sekolah (0 tahun)
tidak tamat SD (1–5 tahun)
SD/Sederajat (6 tahun)
SMP/Sederajat (9 tahun)
SMA/Sederajat (12 tahun)
Perguruan Tinggi (>12 tahun)
Bekerja
Tidak Bekerja
≤ Rp 264 294
> Rp 264 294
Kecil (≤ 4 orang)
Sedang (5–6 orang)
Besar (≥ 7 orang)
Pangan Provitamin A
Pangan Vitamin A
Kurang (TK≤77%)
Cukup (TK>77%)
Sangat Kurang (Skor<3)
Kurang (Skor 3–6)
Cukup (Skor >6)
Gizi Baik (–2< Z-scores<+2)
Gizi Kurang (3< Z-scores<–2)
Gizi Buruk (Z-scores<–3)
ASI Eksklusif
Tidak ASI Eksklusif
Lengkap
Tidak Lengkap
Rendah (Frekuensi≤nilai median)
Tinggi (Frekuensi>nilai median)
Singkat (Lama Sakit≤nilai median)
Lama (Lama Sakit>nilai median)
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis secara
deskriptif dan inferensia terdiri dari:
1. Deskriptif
a. Karakteristik keluarga
b. Karakteritik ibu
c. Karakteristik bayi
d. Asupan dan tingkat kecukupan vitamin A ibu
e. Pemberian ASI eksklusif
f. Kecukupan produksi ASI
g. Status gizi bayi
h. Kelengkapan imunisasi
i. Morbiditas bayi
2. Uji inferensia dengan menggunakan uji Spearman untuk melihat,
a. Kecukupan vitamin A ibu dengan frekuensi dan lama sakit bayi.
b. Pemberian ASI eksklusif dengan frekuensi dan lama sakit bayi.
10
c. Kelengkapan imunisasi dasar dengan frekuensi dan lama sakit bayi.
Definisi Operasional
Contoh adalah ibu dan bayi berumur 5–6 bulan yang telah memenuhi kriteria
inklusi.
Ibu adalah ibu yang mempunyai bayi laki-laki atau perempuan dengan umur 5–6
bulan.
Asupan vitamin A ibu adalah jumlah dan jenis sumber vitamin A yang
dikonsumsi ibu selama satu hari berdasarkan metode food recall 2 24 jam.
Kecukupan vitamin A ibu adalah perbandingan asupan vitamin A ibu dengan
kecukupan yang dianjurkan dalam Angka Kecukupan Gizi 2004 untuk ibu
menyusui dalam bentuk presentase yang selanjutnya dikategorikan menjadi
cukup dan kurang.
ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu selama enam bulan pertama umur
bayi tanpa pemberian makanan atau minuman lain, kecuali suplemen
vitamin atau mineral dan obat.
Status gizi adalah hasil asupan zat gizi dan pemanfaatannya di dalam tubuh yang
dilihat dengan indeks antropometri BB/PB dan dinyatakan dalam bentuk Zskor menurut CDC dan WFP (2005).
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang wajib diberikan sejak bayi, terdiri dari
imunisasi BCG, Hepatitis B, DPT-HB, polio dan campak.
Kecukupan produksi ASI adalah kecukupan ASI yang diproduksi oleh Ibu yang
diukur secara kualitatif berdasarkan penilaian subjektif ibu tentang cukup
atau tidaknya produksi ASI bayi.
Morbiditas adalah jenis, lama dan frekuensi sakit infeksi pada bayi usia 5–6
bulan yang diketahui melalui tanda dan gejala penyakit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Gurah merupakan salah satu kecamatan yang terletak di
Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan yang mempunyai luas
wilayah 50.83 km2 ini mempunyai jumlah penduduk 74 711 jiwa yang terdiri dari
37 580 laki-laki dan 37 131 perempuan. Batas wilayahnya sebelah barat
Kecamatan Gampengrejo dan Kota Kediri, sebelah utara Kecamatan Pagu,
sebelah timur Kecamatan Pare serta sebelah selatan Kecamatan Wates dan
Plosoklaten. Kecamatan Gurah terdiri dari 21 desa dengan 55 dusun, 118 rukun
11
warga dan 455 rukun tetangga. Jumlah rumah tangga 24 145 dengan kepadatan
penduduk 1 470 jiwa per km2.
Kecamatan Gurah mempunyai dua pusat kesehatan masyarakat, yaitu
Puskesmas Gurah dan Puskemas Adan-Adan. Puskesmas Gurah terletak di Desa
Gurah dengan 12 wilayah kerja seluas ±22.83 km2. Desa yang menjadi wilayah
kerja Puskesmas Gurah terdiri dari Desa Gurah, Desa Kranggan, Desa Gabru,
Desa Wonojoyo, Desa Turus, Desa Banyuanyar, Desa Besuk, Desa Bangkok,
Desa Bogem, Desa Blimbing, Desa Nglumbang dan Desa Ngasem. Jumlah
penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gurah sebanyak 43 610 jiwa
dengan laki-laki 21 839 jiwa dan perempuan 21 771 jiwa.
Tenaga kesehatan yang bekerja di bawah Puskesmas Gurah terdiri dari
dokter umum (2 orang), dokter gigi (1 orang), bidan (14 orang), perawat (7
orang), tenaga kefarmasian (1 orang), tenaga gizi (1 orang), tenaga kesehatan
masyarakat (1 orang), tenaga sanitasi (1 orang) dan tenaga teknisi medis (1
orang). Wilayah kerja Puskesmas Gurah mempunyai 43 posyandu, tetapi
posyandu yang aktif hanya 58%. Persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
sebesar 16.97% dan sebagian besar bayi yang berada di wilayah kerja puskesmas
ini berstatus gizi baik (87.99%). Hanya 5.93% bayi yang mempunyai status gizi
kurang dan 0.78% bayi yang mempunyai status gizi buruk.
Karakteristik Keluarga
Pendapatan Per Kapita Keluarga Contoh
Keluarga contoh yang mempunyai pendapatan per kapita di atas garis
kemiskinan Provinsi Jawa Timur bulan September 2013 (Rp 269 294) sebesar
58% dan sisanya 42% berada dibawah garis kemiskinan. Lindeboom et al. (2009)
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara status sosioekonomi dengan
status kesehatan anak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan per
kapita keluarga, maka diduga akan semakin baik tingkat kesehatan anak, karena
akses terhadap pelayanan kesehatan juga meningkat.
Besar Keluarga
Definisi keluarga menurut UU No 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan
anaknya, atau ibu dan anaknya. Rata-rata besar keluarga contoh adalah 4±0.7
orang. Sebagian besar keluarga contoh (84%) termasuk ke dalam kategori
keluarga kecil menurut BKKBN (1997) dan sisanya (16%) termasuk ke dalam
kategori keluarga sedang.
Karakteristik Ibu
Umur Ibu
Umur ibu pada penelitian ini berkisar diantara 20 sampai 43 tahun dengan
rata-rata 30 ± 6.65 tahun. Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase tertinggi usia
ibu berada pada rentang 28 sampai 31 tahun, yaitu sebesar 26%. Sementara itu,
12
persentase terendah usia ibu berada pada rentang 40 sampai 43 tahun, yaitu
sebesar 6%. Umur ibu menurut Santrock (2003) berada di rentang usia dewasa.
Sebagian besar ibu berada pada tahap dewasa awal.
Tabel 3 Sebaran karakteristik keluarga contoh, ibu dan bayi
Karakteristik
Karakteristik Contoh
Pendapatan/kapita/bulan
≤Rp 269 294
>Rp 269 294
Total
Besar Keluarga
Kecil (≤4 orang)
Sedang (5–6 orang)
Total
Karakteristik Ibu
Usia Ibu (tahun)
20–23
24–27
28–31
32–35
36–39
40–43
Total
Tingkat pendidikan Ibu
SD/Sederajat (6 tahun)
SMP/Sederajat (9 tahun)
SMA/Sederajat (12 tahun)
Perguruan Tinggi (>12 tahun)
Total
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
Total
Karakteristik Bayi
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Jumlah (n)
Persentase (%)
13
18
31
42
58
100
26
5
31
84
16
100
7
3
8
7
4
2
31
23
10
26
23
13
6
100
2
10
17
2
31
6
32
55
6
100
7
24
31
23
77
100
14
17
31
45
55
100
Dewasa awal biasanya dimulai pada akhir usia belasan atau awal dua
puluhan sampai akhir tiga puluhan. Hurlock (1998) menyatakan bahwa umur ibu
berpengaruh terhadap pengasuhan anak karena ibu dengan umur muda cenderung
lebih memperhatikan kepentingannya sendiri dibandingkan dengan kepentingan
anak dan keluarga. Hasil studi yang dilakukan Taffa (2003) menunjukkan indek
13
harapan hidup bayi pada ibu yang dewasa lebih tinggi dari pada ibu remaja, tetapi
tidak ada perbedaan yang signifikan diantara keduanya.
Pendidikan Ibu
Pendidikan formal terendah ibu adalah SD/Sederajat (6%) dan tertinggi
menempuh perguruan tinggi (6%). Mayoritas ibu (55%) menempuh pendidikan
formal sampai SMA/Sederajat (Tabel 3). Pendidikan akhir orang tua dapat
mempengaruhi pola pengasuhan anak oleh orang tua. Orang tua dengan
pendidikan lebih tinggi akan lebih memahami pentingnya peranan orang tua
terhadap anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua diduga akan semakin baik
pengetahuan gizinya sehingga keadaan gizi anak akan terjamin, yang pada
akhirnya tingkat kesehatan anak akan lebih baik (Astari et al. 2005)
Pekerjaan Ibu
Sebagian besar ibu (77%) tidak berkerja dan sisanya (7%) ibu bekerja
(Tabel 3). Ibu yang bekerja dapat meningkatkan pendapatan keluarga, sehingga
dapat meningkatkan akses terhadap makanan dan perawatan kesehatan. Namun,
ibu yang bekerja dapat mengurangi waktu ibu untuk mengawasi dan mengurus
anak, sehingga juga dapat menurunkan tingkat kesehatan anak (Gennetian et al.
2010).
Karakteristik Bayi
Umur bayi pada penelitian ini berada pada kisaran 5 sampai 6 bulan. Bayi
pada umur ini sudah mampu meraih benda di sekitarnya dan terkadang
memasukkan benda yang diraihnya ke mulutnya, sehingga dapat meningkatkan
risiko bayi mengalami penyakit infeksi (Rochat 1995). Jumlah bayi dengan jenis
kelamin perempuan lebih banyak (55%) dari pada bayi dengan jenis kelamin lakilaki (45%) (Tabel 3).
Kecukupan ASI
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam organik yang diekskresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu
(Bahiyatun 2008). ASI merupakan makanan yang paling tepat untuk diberikan
kepada bayi karena mengandung kombinasi zat gizi yang sempurna untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Zat gizi pada ASI mudah untuk dicerna
oleh sistem pencernaan bayi yang belum sempurna. Selain itu, ASI juga
bermanfaat untuk kekebalan tubuh dan psikologis ibu serta anak (ADA 2001).
Produksi ASI dipengaruhi oleh frekuensi menyusui, hidrasi, konsumsi,
kondisi psikologis, keadaan fisik dan kesehatan ibu (Mahan & Stump 2008). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kecukupan produksi ASI tergolong ke dalam
kategori cukup (84%) dan kurang (16%). Tidak terdapat Ibu yang memiliki
kecukupan produksi ASI sangat kurang.
14
Kurang
16%
Cukup
84%
Gambar 2 Sebaran ibu berdasarkan kecukupan produksi ASI
Pemberian ASI Eksklusif
Kandungan zat gizi pada ASI sudah dapat mencukupi kebutuhan zat gizi
bayi usia 0-6 bulan. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama ditujukan
untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan bayi secara optimal
(WHO 2009). Data hasil penelitian (Gambar 3) menunjukkan bahwa bayi yang
diberikan ASI eksklusif oleh ibu hanya sebesar 23% dan sisanya 77% tidak
diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Menurut
Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri (2012) pemberian ASI eksklusif di daerah
Kecamatan Gurah hanya sebesar 16.97%. Sementara itu, pemberian ASI eksklusif
di Indonesia sebesar 38% (Kemenkes 2013).
ASI
Eksklusif
23%
ASI tidak
Eksklusif
77%
Gambar 3 Sebaran bayi berdasarkan pemberian ASI eksklusif oleh ibu
Rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat dipengaruhi oleh
peran tenaga kesehatan dalam memberikan dukungan kepada ibu. Abba et al.
(2010) menyatakan bahwa tenaga kesehatan berperan penting dalam keputusan
dan praktek pemberian ASI eksklusif ibu. Dukungan dan konseling yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu dapat meningkatkan kepercayaan diri
ibu dalam inisiasi menyusui dini dan lama pemberian ASI eksklusif. Dukungan
keluarga yang rendah terutama suami juga dapat menurunkan pemberian ASI
eksklusif pada ibu (Tan 2011). Selain itu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
15
pertama juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, rencana pemberian ASI eksklusif
ketika hamil, tempat kelahiran, dan konsultasi pemberian makan pada bayi yang
telah dilakukan (Seid et al. 2013).
Asupan dan Tingkat kecukupan Vitamin A
Vitamin A pada umumnya berperan dalam penglihatan, sintesis protein
dan diferensiasi sel, serta mendukung reproduksi dan pertumbuhan (Whitney &
Rolfes 2008). Kebutuhan vitamin A dapat dipenuhi dari konsumsi pangan yang
mengandung vitamin A dan pangan yang mengandung provitamin A (karetenoid)
(Tang 2010). Rata-rata asupan vitamin A Ibu dari semua jenis pangan yang
mengandung vitamin A dan provitramin A sebesar 793.29±356.35 RE. Asupan
vitamin A Ibu lebih besar dari pangan yang mengandung provitamin A
(585.73±388.81 RE) dari pada pangan yang mengandung vitamin A
(207.56±266.83 RE). Pangan yang mengandung provitamin A menyumbang
asupan vitamin A Ibu sebesar 71% dan pangan yang mengandung vitamin A
hanya sebesar 29%. Linting (2012) menyatakan bahwa provitamin A dalam
bentuk karetenoid seperti betakaroten merupakan sumber utama vitamin A dari
komposisi diet seseorang.
Tabel 4 Rata-rata asupan vitamin A ibu
Kelompok Pangan
Semua jenis pangan
Pangan mengandung vitamin A
Pangan mengandung provitamin A
Rata-Rata Asupan Vitamin A (RE)
793,29±356,35
207,56±266,83
585,73±388,81
Kurang
42%
Cukup
58%
Gambar 4 Sebaran ibu berdasarkan kecukupan vitamin A
Asupan vitamin A ibu akan mempengaruhi tingkat kecukupan vitamin A
ibu. Gambar 4 menunjukkan bahwa sebanyak 58% ibu mempunyai tingkat
kecukupan vitamin A dalam kategori cukup dan sisanya 42% ibu dalam kategori
kurang. Kecukupan vitamin A ibu akan mempengaruhi kadar vitamin A dalam
ASI, sehingga ibu yang mengalami kekurangan vitamin A akan menyebabkan
kadar vitamin A dalam ASI rendah, yang akhirnya dapat menyebabkan bayi umur
0-6 bulan mengalami kekurangan vitamin A (Ross & Harvey 2003).
16
Status Gizi Bayi
Status gizi pada bayi dapat dinilai secara antropometri melalui pengukuran
berat badan dan panjang badan. Indeks antropometri yang biasa digunakan untuk
menilai status gizi bayi adalah berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan
menurut umur (PB/U) dan berat badan menurut panjang badan (BB/PB)
(Kemenkes 2012). Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar bayi (97%)
mempunyai status gizi lahir baik dan terdapat 3% bayi mempunyai status gizi
lahir lebih menurut BB/U dan BB/PB. Sementara itu, menurut PB/U terdapat 13%
bayi yang mempunyai gizi kurang (stunting) dan sisanya 87% mempunyai status
gizi baik. Das et al. (2012) menyatakan bahwa status gizi bayi saat lahir
berhubungan dengan lama istirahat ibu, konsumsi makanan ibu, konsumsi
suplemen zat besi selama hamil dan perawatan kehamilan.
Tabel 5
Sebaran bayi berdasarkan status gizi lahir menurut indeks BB/PB,
BB/U dan PB/U
Status Gizi
Gizi Lebih
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Total
BB/PB
Jumlah Persentase
(n)
(%)
1
3
30
97
0
0
0
0
31
100
Indeks
BB/U
Jumlah Persentase
(n)
(%)
1
3
30
97
0
0
0
0
31
100
PB/U
Jumlah Persentase
(n)
(%)
4
13
27
87
0
0
0
0
31
100
Tabel 6 Sebaran bayi berdasarkan status gizi sekarang menurut indeks BB/PB,
BB/U dan PB/U
Status Gizi
Gizi Lebih
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Total
BB/PB
Jumlah Persentase
(n)
(%)
2
6
29
94
0
0
0
0
31
100
Indeks
BB/U
Jumlah Persentase
(n)
(%)
0
0
31
100
0
0
0
0
31
100
PB/U
Jumlah Persentase
(n)
(%)
1
3
27
87
3
10
0
0
31
100
Seluruh bayi yang menjadi contoh mempunyai status gizi sekarang dalam
kategori baik menurut BB/U. Namun, menurut BB/PB sebanyak 6% bayi gizi
lebih (gemuk) dan sisanya 94% mempunyai gizi baik (Tabel 6). Kegemukan pada
bayi umumnya disebabkan oleh kelebihan konsumsi susu formula dan ASI
(Osayande et al. 2009). Kegemukan yang terjadi pada bayi dapat menyebabkan
bayi mempunyai status kesehatan yang rendah. Selain itu, bayi yang mengalami
kegemukan ketika bayi cenderung akan mengalami kegemukan juga ketika
dewasa, sehingga status kesehatan juga akan menurun ketika dewasa karena
kelebihan berat badan risiko terjadinya penyakit tidak menular kronis pun
meningkat (Laksman et al. 2012). Hasil penilaian menurut PB/U 10% bayi
mengalami gizi kurang (stunting), 3% gizi lebih (tinggi dan sisanya 87% gizi baik
(tinggi badan normal) (Tabel 6). Stunting merupakan akibat kekurangan gizi
17
jangka panjang yang umumnya disebabkan oleh kekurangan asupan sehari-hari
dan penyakit infeksi (Umeta et al. 2002).
Kelengkapan Imunisasi Dasar
Imunisasi merupakan salah satu cara untuk memberikan kekebalan bayi
dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga dengan pemberian imunisasi
diharapkan bayi dapat tumbuh dalam keadaan sehat (Hidayat 2008). Imunisasi
dasar yang wajib diberikan kepada bayi pada saat usia 0-6 bulan adalah BCG,
DPT, Polio dan hepatitis B (Prasetyawati 2012). Gambar 6 menunjukkan bahwa
sebanyak 52% bayi belum melengkapi imunisasi dasar yang telah diwajibkan
pemerintah dan 48% bayi sudah memenuhi kelengkapan imunisasi dasar yang
dianjurkan. Sementara itu, cakupan kelengkapan imunisasi di Indonesia sebesar
59,2% ( Kemenkes RI 2013).
Tidak
Lengkap
52%
Lengkap
48%
Gambar 5 Sebaran bayi berdasarkan kelengkapan pemberian imunisasi dasar
Tabel 7 Sebaran bayi berdasarkan cakupan kelengkapan imunisasi dasar
Jenis Imunisasi
BCG
DPT 1
DPT 2
DPT 3
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
Hepatitis B
Jumlah (n)
30
30
28
15
30
30
28
15
31
Persentase (%)
97
97
90
48
97
97
90
48
100
Tabel 7 menunjukkan cakupan kelengkapan imunisasi dasar bayi tertinggi
pada jenis imunisasi Hepatitis B (100%) dan terendah pada imunisasi DPT 3 dan
Polio 4 (48%). Cakupan imunisasi BCG, DPT 1, Polio 1 dan Polio 2 masingmasing sebesar 97%, serta DPT 2 dan Polio 3 masing-masing sebesar 90%.
Imunisasi DPT 3 dan Polio 4 dapat diberikan pada bayi sampai umur bayi 6 bulan,
sedangkan pada penelitian ini umur bayi berada pada rentang 5-6 bulan.
18
Kelengkapan imunisasi dasar bayi juga dapat dipengaruhi oleh pemanfaatan
pelayanan kesahatan oleh ibu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi (Etena &
Deressa 2012).
Morbiditas Bayi
Morbiditas atau yang biasa dikenal dengan kesakitan merupakan derajat
sakit, cidera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas biasanya dinyatakan
dalam angka prevalensi atau insidensi yang umum atau spesifik. Terdapat tiga
ukuran morbiditas, yaitu jumlah orang yang sakit, periode atau lama sakit yang
dialami, dan yang ketiga adalah durasi penyakit (Timmreck 2002). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68% bayi pernah mengalami sakit
selama satu bulan terakhir dan 32% bayi tidak mengalami sakit. Bayi yang
mengalami ISPA selama satu bulan terakhir sebesar 90%, demam sebesar 5% dan
yang mengalami ISPA dan diare sebesar 5%.
Tidak Sakit
32%
Sakit
68%
Gambar 6 Sebaran bayi berdasarkan kejadian sakit pada bayi
ISPA adalah penyakit saluran atas atau bawah yang biasanya menular
yang disebabkan oleh virus atau gabungan virus dan bakteri. Gejala ISPA pada
umumnya demam, batuk nyeri tenggorokan, pilek, sesak napas dan kesulitan
bernapas. Penyakit ini dapat disebarkan oleh beberapa faktor, yaitu kondisi
lingkungan (polutan udara, kepadatan anggota keluarga) dan kelembapan
(kebersihan, musim, temperatur), ketersediaan dan efektivitas pelayanan
kesehatan serta langkah pencegahan infeksi untuk mencegah penyebaran, faktor
pejamu (usia, kebiasaan merokok, kemampuan pejamu menularkan infeksi, status
kekebalan, status gizi, status kesehatan, dan infeksi sebelumnya), dan karakteristik
patogen (cara penularan, daya tular, faktor virulensi dan jumlah atau dosis
mikroba) (WHO 2007).
19
ISPA (90%)
ISPA dan Diare (5%)
5%
Demam (5%)
5%
90%
Gambar 7 Sebaran bayi yang mengalami sakit berdasarkan jenis penyakit yang
dialami bayi
Diare didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi buang air besar dan/atau
peningkatan kadar air tinja yang mempengaruhi konsistensi dan volume tinja.
Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi secara oral melalui konsumsi makanan
atau air yang terkontaminasi oleh bakteri, virus atau protozoa (Azemi et al. 2013).
Sementara itu, emam (pireksi) yaitu peninggian suhu tubuh di atas 38,3o C.
Penyebab dari demam sulit untuk identifikasi karena demam merupakan gejala
umum dari penyakit. Pada umumnya demam disebabkan oleh infeksi bakteri atau
virus (NICE 2013). Selain itu, demam juga dapat disebabkan infeksi oleh jamur
atau parasit (Jenson & Baltimore 2007).
Frekuensi dikategorikan menjadi rendah dan tinggi, sedangkan lama sakit
dikategorikan menjadi singkat dan lama (Untoro et al. 2005). Berdasarkan hasil
pengategorian frekuensi sakit bayi, sebanyak 55% bayi berada dalam kategori
rendah dan sisanya sebanyak 45% dalam kategori tinggi. Hasil pengkategorian
lama sakit menunjukkan bahwa sebanyak 52% bayi mempunyai periode lama
sakit singkat dan sisanya 48% dalam kategori lama (Gambar 8).
60%
55%
Presentase
52%
45%
50%
48%
40%
Frekuensi Sakit Rendah
30%
Frekuensi Sakit Tinggi
20%
Lama Sakit Singkat
10%
Lama Sakit Lama
0%
Rendah
Tinggi
Frekuensi Sakit
Singkat
Lama
Lama Sakit
Gambar 8 Sebaran bayi berdasarkan kategori frekuensi dan lama sakit bayi
20
Hubungan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian ASI Eksklusif
dan Kelengkapan Imunisasi dengan Morbiditas Bayi
Terdapat kecenderungan semakin baik kecukupan vitamin A ibu, maka
periode lama sakit bayi semakin singkat (p = 0.619, r = -0.093) (Tabel 9). Namun,
tidak terdapat kecenderungan hubungan pada kecukupan vitamin A ibu dengan
frekuensi sakit bayi (p = 0.928, r = -0.017) (Tabel 8). Vitamin A berperan penting
dalam menjaga struktur dan fungsi normal dari membran mukosa (Agostoni et al.
2010). Membran mukosa merupakan pertahanan tubuh pertama karena berada
pada lapisan paling luar, sehingga kekurangan vitamin A dapat meningkatkan
kerentanan tubuh terhadap infeksi (Ross & Harvey 2003; Whitney & Rolfes
2008).
Bayi yang mendapat ASI eksklusif cenderung memiliki frekuensi sakit dan
periode lama sakit yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi
ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan bayi. Hasil dari uji statistik
untuk praktek ASI eksklusif dengan frekuensi sakit adalah p = 0.894, r = -0.025
dan praktek ASI eksklusif dengan periode lama sakit adalah p = 0.749, r = -0.060.
Jenis penyakit yang paling banyak dialami oleh bayi adalah ISPA. Pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama umur bayi dapat menurunkan risiko terjadinya
diare dan infeksi saluran pernapasan pada bayi (WHO 2009). Hasil studi yang
dilakukan oleh Oddy et al. (2003) pemberian ASI selama 6 bulan pertama umur
bayi dapat menurunkan morbiditas bayi oleh penyakit saluran pernapasan dan
infeksi.
Tidak ditemukan kecenderungan bahwa semakin baik kelengkapan
imunisasi bayi maka frekuensi sakit bayi semakin rendah dan lama sakit bayi
semakin singkat (Tabel 8 & Tabel 9). Hal ini bertolak belakang dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Pore et al. (2010), yaitu bayi yang mendapatkan
imunisasi secara lengkap sesuai dengan umurnya lebih terlindungi dari berbagai
jenis infeksi pernapasan, sedangkan bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
secara lengkap lebih mudah terserang infeksi. Imunisasi dapat memberikan
kekebalan bayi dan anak terhadap berbagai penyakit sesuai dengan vaksin yang
diberikan. Pemberian imunisasi diharapkan dapat meningkatkan kesehatan bayi
dan anak (Hidayat 2008). Imunisasi BCG diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). Imunisasi DPT diberikan
untuk mencegah terjadinya penyakit difteri (radang tenggorokan), pertusis (radang
paru) dan tetanus. Imunisasi Polio diberikan untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit poliomeilitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan
dapat mengakibatkan lumpuh pada kaki. Imunisasi hepatitis B diberikan 12 jam
setelah lahir, dilanjutkan saat usia 1 bulan dan antara 3-6 bulan (Maryunani 2010).
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada bayi dan anak dapat
disebabkan oleh beberapa faktor baik langsung maupun tidak langsung. Faktorfaktor yang dapat menyebabkan ISPA pada bayi diantaranya adalah status sosial
ekonomi yang rendah, rendahnya status gizi, berat badan lahir rendah, inisiasi
pemberian ASI, pemberian makanan prelaktal, status imunisasi, polusi udara di
dalam rumah, kebiasaan merokok pada orang tua, jumlah keluarga yang terlalu
besar dan tingkat buta huruf ibu (Goel et al. 2012; Prajapati et al. 2012;). Duijts
et al. (2010) menyatakan terdapat beberapa faktor risiko yang berpengaruh dengan
21
kejadian penyakit infeksi pada bayi, yaitu berat lahir, usia kehamilan, status sosial
ekonomi, etnis, jumlah saudara, penitipan anak dan kebiasaan merokok orang tua.
Tabel 8 Tabulasi silang kecukupan vitamin A ibu, kelengkapan imunisasi dan
praktek pemberian ASI eksklusif dengan kategori frekuensi sakit bayi.
Kategori Frekuensi Sakit
Kategori
Kecukupan Vitamin A
Ibu
Kelengkapan Imunisasi
Praktek Pemberian ASI
eksklusif
Tabel 9
Kurang
Cukup
Total
Tidak Lengkap
Lengkap
Total
Tidak ASI Eksklusif
ASI Eksklusif
Total
Tinggi
(%)
19%
26%
45%
26%
19%
45%
35%
10%
45%
Rendah
(%)
23%
32%
55%
26%
29%
55%
42%
13%
55%
Total
(%)
42%
58%
100%
52%
48%
100%
77%
23%
100%
Tabulasi silang kecukupan vitamin A ibu, kelengkapan imunisasi dan
praktek pemberian ASI eksklusif dengan kategori lama sakit bayi
Kategori Lama Sakit
Kategori
Kecukupan Vitamin A
Ibu
Kelengkapan Imunisasi
Praktek Pemberian ASI
eksklusif
Kurang
Cukup
Total
Tidak Lengkap
Lengkap
Total
Tidak ASI Eksklusif
ASI Eksklusif
Total
Lama
(%)
23%
26%
48%
26%
23%
48%
39%
10%
48%
Singkat
(%)
19%
32%
52%
26%
26%
52%
39%
13%
52%
Total
(%)
42%
58%
100%
52%
48%
100%
77%
23%
100%
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Asupan vitamin A contoh didominasi dari pangan yang mengandung
provitamin A dan sebanyak 58% ibu mempunyai kecukupan vitamin A pada
kategori cukup. Hasil penilaian kecukupan produksi ASI menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu (84%) mempunyai produksi ASI dalam kategori cukup.
Namun, sebagian besar bayi tidak diberikan ASI secara eksklusif (77%). Status
gizi seluruh bayi dalam kategori gizi baik secara BB/U, tetapi hasil penilaian
menurut BB/PB terdapat sebagian kecil (6%) yang berada dalam kategori gizi
lebih dan menurut PB/U juga terdapat sebagian kecil bayi yang gizi lebih (3%)
dan gizi kurang (10%). Sebanyak 48% bayi mendapatkan imunisasi dasar dengan
22
lengkap sesuai dengan usianya. Bayi yang pernah sakit dalam sebulan terakhir
sebesar 68% dengan jenis ISPA, diare dan demam. Terdapat kecenderungan
semakin baik kecukupam vitamin A ibu, maka periode lama sakit bayi semakin
singkat. Praktek pemberian ASI eksklusif pada bayi juga cenderung menurunkan
frekuensi sakit dan mempersingkat periode lama sakit bayi.
Saran
Asupan vitamin ibu perlu diperhatikan baik baik dari jumlah ataupun
sumbernya, karena kecukupan vitamin A ibu akan mempengaruhi kecukupan
vitamin A bayi. Praktek pemberian ASI eksklusif pada bayi perlu diperhatikan
dan ditekankan lagi oleh ibu dan peran serta tenaga kesehatan sangat diperlukan
dalam pelaksanaan pemberian ASI eksklusif. Selain itu, juga perlu ditingkatkan
lagi kepatuhan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi, peran serta dukungan
keluarga sangat diperlukan dalam hal ini.
DAFTAR PUSTAKA
[ADA] American Dietetic Asociation. 2001. Position of the American Dietetic
Association : Breaking the barriers to breastfeedi`ng. Journal of The
American Dietetic Association. 110 (10) : 1213-1220.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan
Dasar 2007. Jakarta (ID) : Depkes RI.
[BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1997. Gerakan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Jakarta (ID): BKKBN.
[BPS] Badan Pusat Statistika. 2013. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin,
Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, September 2013.
[diunduh
12
Februari
2013].
Tersedia
pada
:
http://www.bps.go.id/tab_sub/print.php?id_subyek=23%20& notab=1.
[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta (ID): Kemenkes RI.
[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar
2013. Jakarta (ID) : Kemenkes RI.
[WHO] World Health Organization. 2007. Pencegahan dan pengendalian infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan
pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan. Janewa (US): WHO.
_______. 2009. Infant and young child feeding. Geneva (US) : WHO Press.
_______. 2011. Guideline vitamin A supplementation in postpartum women.
Geneva (US): World Health Organization.
23
Abba AM, Koninck MD, Hamelin AM. 2010. A qualitative study of the
promotion of exclusive breastfeeding by health professionals in
Niamey, Niger. International Breastfeeding Journal. 5(8).
doi:10.1186/1746-4358-5-8.
Agostoni C, Bresson JL, Tait SF, Flynn A, Golly I, Korhonen H, Lagiou P, Lovik
M, Marchelli R, Martin A et al. 2010. Scientific Opinion on the
substantiation of health claims related to vitamin A (including βcarotene) and maintenance of normal vision (ID 4239, 4701),
maintenance of normal skin and mucous membranes (ID 4660, 4702),
and maintenance of normal hair (ID 4660) pursuant to Article 13(1) of
Regulation (EC) No 1924/2006. EFSA Journal. 8(10):1754 [13 pp].
doi:10.2903/j.efsa.2010.1754.
Almatsier. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Astari LD, Nasoetion A, Dwiriani CM. 2005. Hubungan Karakteristik Keluarga,
Pola Pengasuhan dan Kejadian Stunting Anak Usia 6-12 Bulan. Media
Gizi dan Keluarga. 29 (2) : 40-46.
Azemi M, Jaha VI, Kolgreci S, Berisha M, Jakupi X, Gashi S, Kamberi TH. 2013.
Causes of Infectious Acute Diarrhea in Infants Treated at Pediatric
Clinic. Med Arh. 67(1): 17-21. doi:10.5455/medarh.2013.67.17-21.
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Ester M, editor.
Jakarta (ID) : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Beck ME. 2011. Ilmu Gizi dan Diet: Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Kristiani, penerjemah. Hartono A, editor.
Yogyakarta (ID) : Penerbit ANDI. Terjemahan dari : Nutrition and
Dietetics for Nurses.
Caballero B, Allen L, Prentice P. 2005. Encyclopedia of Human Nutrition. 2th ed.
Oxford (US) : Elsevier.
CDC, WFP. 2005. A Manual : Measuring and Interpreting Malnutrition and
Mortality. Rome (US) : WFP.
Dahlianti R, Nasoetion A, Roosita K. 2005. Keragaan perawatan kesehatan masa
nifas, pola konsumsi jamu tradisional dan pengaruhnya pada ibu nifas
di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Bogor. Media Gizi dan
Keluarga. 29 (2): 55-56.
Das S, Bapat U, More NS, Alcock G, Fernandez A, Osrin D. 2012. Nutritional
status of young children in Mumbai slums: a follow-up anthropometric
study. 11(100). doi:10.1186/1475-2891-11-100.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. 2012. Profil Puskesmas Tahun 2012. Kediri
(ID) : Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri.
Duijts L, Jaddoe VWV, Hofman AH, Moll HA. 2010. Prolonged and Exclusive
Breastfeeding Reduces the Risk of Infectious Diseases in Infancy.
Pediatrics. 18:126. doi: 10.1542/peds.2008-3256.
24
Etana B, Deressa W. 2012. Factors Associated with Complete Immunization
Coverage in Children Aged 12–23 Months in Ambo Woreda, Central
Ethiopia. BMC Public Health. 12(566). doi:10.1186/1471-2458-12-566.
Gennetian L, Hill H, Lopoo L, London A. 2010. Mothers’ Employment and
Health of Low-Income Children. J Health Econ. 29(3) : 353–363.
doi:10.1016/ j.jhealeco.2010.02.007.
Gershwin ME, Nestel P, Keen CL. 2004. Handbook of Nutrition and Immunity.
United States of Amerika (ID) : Humana Press.
Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment. 2th ed. Oxford (US) :
Oxford University Press.
Goel K, Ahmad S, Agarwai G, Goel P, Kumar V. 2012. A Cross Sectional Study
on Prevalence of Acute Respiratory Infections (ARI) in Under-Five
Children of Meerut District, India. J Community Med Health Educ.
2(9):176. doi:10.4172/2161-0711.1000176.
Hidayat AAA. 2008. Pengantar Kesehatan Anak untuk Kebidanan. Jakarta (ID) :
Salemba Medika.
Hurlock EB. 1998. Psikologi perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan . Soedjarmo, Istiwidayanti, penerjemah; Ridwan S,
editor. Jakarta (ID) : Erlangga. Terjemahan dari Developmental
Psychology.
Jenson HB, Baltimore RS. 2007. Infectious Disease: Fever without a focus. In:
Kliegman RM, Marcdante KJ, Jenson HB, Behrman RE. ed. Nelson
Essentials of Pediatrics. 5th ed. New York: Elsevier, 459-461.
Khan NC, West CE, Pee S, Bosch D, Phuong HD, Hulshof PJM, Khoi HH,
Verhoef H, Hautvast JGAJ. 2007. The contribution of plant foods to the
vitamin A supply of lactating women in Vietnam: a randomized
controlled trial. Am J Clin Nutr. 85:1112–20.
Kent JC, Mitoulas LR, Cregan MD, Ramsay DT, Doherty DA, Hartmann PE.
Volume and Frequency of Breastfeedings and Fat Content of Breast
Milk Throughout the Day. Pediatrics 118(7) :e387-e395 .
doi:10.1542/peds.2005-1417
Laksman R, Elks CE, Ong KK. 2012. Childhood Obesity. Circulation. 126:17701779. doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.111.047738.
Lindeboom M, Nozal AL, Klaauw B. 2009. Parental education and child health:
Evidence from a schooling reform. J Health Econ : 109–131.
Linting J. 2012. Provitamin A metabolism and functions in mammalian biology.
Am J Clin Nutr. 96(suppl):1234S–44S. doi: 10.3945/ajcn.112.034629.
Mahan LK, Stump SE. 2008. Krause’s Food and Nutrition Theraphy. United
States (US) : Saunders Elsevier.
Maryunani A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta (ID) : CV.
Trans Info Media.
25
Miller M et al. 2002. Why do children become vitamin A deficient? Proceeding of
the XX International Vitamin A Consultative Group Meeting. J Nutr
132:2867S- 80S.
Morrill MS. 2011. The effects of maternal employment on the health of schoolage children. J Health Econ. 240-57. doi: 10.1016.
[NICE] National Institute of Health and Clinical Excellence. 2013. Feverish
Illness in Children: Assessment andinitial management in children
younger than 5 years of age. London (US): NICE.
Oddy WH, Sly PD, de Klerk NH, Landau LI, Kendall GE, Holt PG, Stanley FJ.
2003. Breast feeding and respiratory morbidity in infancy: a birth
cohort study. Arch Dis Child. 88:224–228.
Osayande A, Watson R, Kolasa KM, Blevins A. 2009. How should you manage
an overweight breastfed infant? Clinical Inquiries. 58(2):331a-331b.
Prajapati B, Talsania N, Lala MK, Sonalia KN. 2012. A study of risk factors of
acute respiratory tract infection (ARI) of under five age group in uban
and rural communities of Ahmedabad district, Gujarat. Healthline. 3(1)
: 16-20.
Prasetyawati AE. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium
Development Goals, Ed 5th. (MDGs). Yogyakarta (ID) : Nuha Medika.
Pore PD, Ghattargi CH, Rayate MV. 2010. Study Of Risk Factors of Acute
Respiratory Infection (ARI) in Underfives in Solapur. National Journal
of Community Medicine. 1 (2) : 64-67.
Ross JS, Harvey PWJ. 2003. Contribution of breastfeeding to vitamin A nutrition
of infants: a simulation model. Bulletin of the World Health
Organization. 81 (2).
Rochat P, Goubet N. 1995. Development of Sitting and Reaching In 5- To &
Month-Old Infants. Infant Behavior and Development. 18. 53-68.
Santrock JW. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja ed 6th. Alih Bahasa
Adelar SB, Saragih S, penerjemah; Kristiaji WC, Sumiharti Y. Jakarta :
Erlangga. Terjemahan dari Adolescence.
Seid AB, Yesuf ME, Koye DN. 2013. Prevalence of Exclusive Breastfeeding
Practices and associated factors among mothers in Bahir Dar city,
Northwest Ethiopia: a community based cross-sectional study.
International Breastfeeding Journal. 8 (14). doi:10.1186/1746-4358-814.
Soetjiningsih. 1997. ASI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta (ID) :
Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Supariasa DN, Bakri B, Fajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta (ID) :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Taffa N. 2003. A comparison of pregnancy and child health outcomes between
teenage and adult mothers in the slums of Nairobi, Kenya. Int J Adolesc
Med Health. 15(4):321 -329.
26
Tan KL. 2011. Factors Associated with Exclusive Breastfeeding among Infants
Under Six Months of Age in Peninsular Malaysia. International
Breastfeeding Journal. 6(2). doi:10.1186/1746-4358-6-2.
Tang G. 2010. Bioconversion of Dietary Provitamin A Carotenoids to Vitamin A
in Humans. Am J Clin Nutr. 91(suppl):1468S–73S. doi:10.3945/ajcn.
2010.28674G.
Timmreck TC. 2002. An Introduction to Epidemiology. 3th ed. United States :
World Headquarters
Umeta M, West CE, Verhoef H, Haidar J. Hautvast JGAJ. 2002. Factors
Associated with Stunting in Infants Aged 5–11 Months in the DodotaSire District, Rural Ethiopia. J Nurt. 1065:1069.
Untoro J,Karyadi E, Wibowo L, Erhardt MW, Gross R. 2005. Multiple
Micronutrient Supplements Improve Micronutrient Status and Anemia
But Not Growth and Morbidity of Indonesian Infants: A Randomized,
Double-Blind, Placebo-Controlled Trial. J Nurt. 135: 639S–645S.
Villamor E & Fawzi WW. 2005. Effects of Vitamin A Supplementation on
Immune Responses and Correlation with Clinical Outcomes. Clinical
Microbiology Reviews. 18(3): 446–464.
Whitney E, Rolfes SR. 2008. Understanding Nutrition. 8th ed. United States of
Amerika (US) : Thomson Wadsworth.
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 28
Mei 1991. Penulis merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara, putri pasangan
Drs. Masduqi, M.Pdi dan Solikatin. Pendidikan TK ditempuh pada tahun 19951997 di TK Dharma Wanita Kebonagung. Kemudian pendidikan SD ditempuh
pada tahun 1997–2003 di MI PSM Kebonagung, kemudian melanjutkan di SMP
Negeri 1 Gurah tahun 2003–2006 dan SMA Negeri 1 Kediri tahun 2006–2009.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB),
Fakultas Ekologi Manusia, Departemen Gizi Masyarakat melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2009. Selama menjadi mahasiswa, penulis
aktif dalam organisasi, yaitu Staff Departemen Pengembangan Sumber Daya
Manusia BEM TPB IPB (2009–2010), Sekretaris Departemen Pengembangan
Sumber Daya Manusia BEM FEMA IPB (2010–2011), Bendahara Umum BEM
FEMA IPB (2011–2012), Staff Komunitas Literasi Edukasi Gizi (2013–sekarang).
Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Patofisiologi
Gizi (2012/2013).
Bulan Juni–Agustus 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi
(KKP) di Desa Sarangtiung, Kotabaru, Kalimantan Selatan yang bekerja sama
dengan PT Arutmin dan Maret 2013 penulis mengikuti Internship Dietetic (ID) di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Penulis tercatat sebagai penerima beasiswa
PPA. Penulis juga pernah mendapatkan Juara III Bisnis Plan BEM FEMA
(2009/2010), Juara II Lomba Karya Tulis Nasional INDEX Fakultas Ekologi
Manusia IPB (2010/2011), Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengembangan Masyarakat didanai oleh Dikti (2011/2012), finalis Indonesia’s
Leadership Competiton (2011/2012), Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Penelitian didanai oleh Dikti (2012/2013).
Download