KETERKAITAN KECUKUPAN VITAMIN A IBU, PRAKTEK PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DENGAN MORBIDITAS BAYI MASRUROH MASTIN DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keterkaitan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian Air Susu Ibu dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Morbiditas Bayi dalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2014 Masruroh Mastin NIM I14090011 ABSTRAK MASRUROH MASTIN. Keterkaitan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian Air Susu Ibu dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Morbiditas Bayi. Dibimbing oleh KATRIN ROOSITA. Vitamin A mempunyai peranan penting bagi kesehatan, yaitu menjaga fungsi normal sistem pertahanan tubuh. Oleh karena itu, rendahnya kecukupan vitamin A pada ibu menyusui sering dikaitkan dengan morbiditas bayi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui keterkaitan kecukupan vitamin A ibu, praktek pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan kelengkapan imunisasi dengan kejadian penyakit infeksi pada bayi usia 5-6 bulan. Penelitian Cross Sectional ini dilakukan di empat desa di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri dengan jumlah contoh 31 orang. Data diambil dengan pengukuran dan wawancara secara langsung. Data yang digunakan meliputi konsumsi pangan ibu, praktek pemberian ASI eksklusif, kelengkapan imunisasi dan morbiditas bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecukupan vitamin A contoh termasuk kategori cukup (58%) dan kurang 42%. Sebanyak 68% bayi contoh pernah mengalami sakit selama satu. Jenis penyakit yang diderita oleh bayi selama sebulan terakhir adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), demam, diare. Semakin baik kecukupan vitamin A ibu, maka periode lama sakit bayi cenderung semakin singkat. Sementara itu, praktek pemberian ASI eksklusif pada bayi cenderung menurunkan frekuensi sakit dan mempersingkat periode lama sakit bayi. Kata Kunci: bayi, ibu menyusui, morbiditas, penyakit infeksi, vitamin A. ABSTRACT MASRUROH MASTIN. Corellation of Maternal Sufficient Level of Vitamin A, Breastfeeding Practices and Basic Immunization Completeness with Infant Morbidity. Supervised by KATRIN ROOSITA. Vitamin A has an important role for health to keep normal function of immune system. Therefore, insufficiency of vitamin A on lactating women is associated with infant morbidity. The study was aimed to analyze correlation of maternal sufficiency of vitamin A, exclusive breastfeeding practices and immunization completeness with infant morbidity. This cross sectional study was conducted in four village at Gurah Subdistrict, Kediri District with 31 samples were included. The data of maternal’s food consumption, exclusive breastfeeding practices, immunization completeness and infant morbidity were collected by interview and data of nutritional status was collected by measurement of body weight and lenght. Maternal sufficiency of vitamin A were 58% sufficient and 42% insufficient. There was 68% of infants suffered of diseases, i.e. respiratory disease, fever, diarrhea. Higher maternal vitamin A sufficiency tend to corellate with shorter period of infant’s illnesses. Meanwhiele, exclusive breastfeeding practices tend corellate with with shorter period and lower frequency of illnesses of infant. Keywords: infant, lactating woman, morbidity , infectious disease, vitamin A. KETERKAITAN KECUKUPAN VITAMIN A IBU, PRAKTEK PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DENGAN MORBIDITAS BAYI MASRUROH MASTIN I14090011 Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 Judul Nama NIM : Keterkaitan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian Air Susu Ibu dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Morbiditas Bayi : Masruroh Mastin : I14090011 Disetujui oleh Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si Pembimbing Diketahui oleh Dr. Rimbawan Ketua Departemen Tanggal Disetujui : Judul Nama NIM Keterkaitan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian Air Susu Ibu dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Morbiditas Bayi Masruroh Mastin I1409001 1 Disetujui oleh Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si Pembimbing Dr. Rimbawan Ketua Departemen Tanggal Disetujui: 0 5 MAR 20i4 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Keterkaitan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian Air Susu Ibu dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Morbiditas Bayi” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana gizi dari program studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak termasuk tenaga kesehatan, ibu dan pemerintah mengenai pentingnya asupan vitamin A ibu terhadap kesehatan anak. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Katrin Roosita, SP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam penulisan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku dosen penguji skripsi yang telah memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 3. Ibu di Kecamatan Gurah yang telah menjadi responden. 4. Staf dan bidan yang bekerja di Puskesmas Gurah yang telah membantu kelancaran penelitian dengan memberikan data ibu dan bayi umur 5-6 bulan. 5. Ayah, ibu, kakak dan adik yang selalu memberi dukungan selama pengerjaan penulisan skripsi ini. 6. Teman-teman yang selalu memberi dukungan dan bantuan selama pengerjaan penulisan skrpsi ini. 7. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Bogor, Maret 2014 Masruroh Mastin DAFTAR ISI PRAKATA ............................................................................................................. vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 Perumusan Masalah ............................................................................................. 2 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3 KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................... 4 METODE ................................................................................................................ 6 Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 6 Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh .................................................................... 6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 6 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................. 8 Definisi Operasional ............................................................................................ 9 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 10 Karakteristik Keluarga ...................................................................................... 11 Pendapatan Per Kapita Keluarga Contoh....................................................... 11 Besar Keluarga ............................................................................................... 11 Karakteristik Ibu ................................................................................................ 11 Umur Ibu ........................................................................................................ 11 Pendidikan Ibu ............................................................................................... 13 Pekerjaan Ibu ................................................................................................. 13 Karakteristik Bayi .............................................................................................. 13 Kecukupan ASI ................................................................................................. 13 Pemberian ASI Eksklusif .................................................................................. 14 Asupan dan Tingkat kecukupan Vitamin A ...................................................... 15 Status Gizi Bayi ................................................................................................. 16 Kelengkapan Imunisasi Dasar ........................................................................... 16 Morbiditas Bayi ................................................................................................. 17 Hubungan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian ASI Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Morbiditas Bayi .............................................. 20 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 21 Simpulan ............................................................................................................ 21 Saran .................................................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 27 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Variabel, metode dan instrumen penelitian ...................................................... 7 Jenis dan kategori variabel ............................................................................... 9 Sebaran karakteristik keluarga contoh, ibu dan bayi ...................................... 12 Rata-rata asupan vitamin A ibu ...................................................................... 15 Sebaran bayi berdasarkan status gizi lahir menurut indeks BB/PB, BB/U dan PB/U ....................................................................................................... 16 Sebaran bayi berdasarkan status gizi sekarang menurut indeks BB/PB, BB/U dan PB/U .............................................................................................. 16 Sebaran bayi berdasarkan cakupan kelengkapan imunisasi dasar .................. 17 Tabulasi silang kecukupan vitamin A ibu, kelengkapan imunisasi dan praktek pemberian ASI eksklusif dengan kategori frekuensi sakit bayi. ....... 21 Tabulasi silang kecukupan vitamin A ibu, kelengkapan imunisasi dan praktek pemberian ASI eksklusif dengan kategori lama sakit bayi ............... 21 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran keterkaitan kecukupan vitamin A ibu, praktek air susu ibu dan kelengkapan imunisasi dasar dengan morbiditas bayi ......................... 5 2 Sebaran ibu berdasarkan kecukupan produksi ASI ........................................ 14 3 Sebaran bayi berdasarkan pemberian ASI eksklusif oleh ibu ........................ 14 4 Sebaran ibu berdasarkan kecukupan vitamin A ............................................. 15 7 Sebaran bayi yang mengalami sakit berdasarkan jenis penyakit yang dialami bayi .................................................................................................... 19 8 Sebaran bayi berdasarkan kategori frekuensi dan lama sakit bayi ................... 19 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak telah menjadi fokus utama dalam pembangunan global. Hal ini ditunjukkan melalui empat tujuan Millenium Development Goals (MDG’s), terutama tujuan MDG’s keempat dan kelima, yaitu menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Kesehatan ibu dan anak menjadi bagian dari tujuan MDG’s karena masih tingginya angka kematian dan kesakitan ibu serta angka kematian bayi yang merupakan indikator kesehatan umum dan kesejahteraan masyarakat (Prasetyawati 2012). Proporsi kematian bayi neonatal dan postneonatal di Indonesia sebesar 9,0% dengan presentase pada daerah pedesaan lebih besar dari pada daerah perkotaan. Kematian bayi neonatal sebagian besar disebabkan oleh gangguan pernapasan yang diikuti oleh prematuritas dan sepsis, sedangkan kematian bayi postneonatal dan balita disebabkan oleh tingginya morbiditas penyakit infeksi terutama diare dan pneumonia. Diare menyumbangkan 31,4% kematian pada anak usia 29 hari sampai 11 bulan dan pneumonia sebesar 23,8% (Depkes RI 2008). Morbiditas penyakit infeksi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), pneumonia, dan campak tertinggi terjadi pada balita, dengan peresentase terbesar pada anak usia satu sampai empat tahun dan diikuti anak usia di bawah satu tahun. Prevalensi ISPA pada anak usia di bawah 1 tahun yang terdiagnosis sebesar 14,9% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 35,92%, prevalensi pneumonia yang terdiagnosis sebesar 0,76% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 2,20%, prevalensi campak yang terdiagnosis sebesar 1,81% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 2,44%. Prevalensi diare tertinggi juga terjadi pada balita meskipun tersebar hampir merata pada semua usia. Prevalensi diare anak usia di bawah satu tahun yang tidak terdiagnosis sebesar 16,5% (Depkes RI 2008). Kejadian penyakit menular atau yang lebih sering dikenal dengan penyakit infeksi sering dikaitkan dengan pertahanan tubuh. Sistem pertahanan yang penting dalam melindungi tubuh terhadap infeksi disamping sistem imun adalah lapisan mukosa, terutama sel epitel dan sel goblet. Sel epitel melindungi tubuh dari mikroorganisme yang akan masuk ke dalam tubuh dengan dibantu sel goblet yang terdapat di lapisan mukosa. Sel goblet akan mengeluarkan mukus untuk melindungi sel epitel dari serangan mikroorganisme. Mukus yang dihasilkan oleh sel goblet akan mempercepat pengeluaran mikroorganisme yang menyerang sel epitel sehingga menghambat proses invasi mikroorganisme (Almatsier 2004). Kekurangan vitamin A akan menyebabkan penurunan jumlah sel goblet dan sekresi mukus sehingga sel-sel epitel menjadi kering dan bersisik yang akhirnya menyebabkan mikroorganisme lebih mudah menyerang (infeksi) (Almatsier 2004). Kekurangan vitamin A pada anak dapat meningkatkan kematian anak karena peningkatan morbiditas anak yang disebabkan oleh penyakit infeksi, seperti campak, diare, infeksi saluran pernapasan, malaria dan HIV (Gershwin et al. 2004). Oleh karena itu, pada bayi dan anak-anak terjadi peningkatan kebutuhan vitamin A untuk menunjang pertumbuhan dan meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi (WHO 2011). 2 Prevalensi kekurangan vitamin A balita di Indonesia pada tahun 2006 telah mengalami penurunan apabila jika dibandingkan tahun 1992. Hasil studi masalah gizi mikro di 10 provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 1992 balita dengan serum retinol kurang dari 20µg/dl sebesar 50% dan pada tahun 2006 sebesar 14,6% (Depkes RI 2008). Kekurangan vitamin A pada anak dapat disebabkan karena ibu mengalami defisiensi vitamin A sehingga kandungan ASI rendah akan vitamin A atau pada anak yang telah disapih kekurangan vitamin A terjadi karena kandungan vitamin A pada makanan yang diberikan terlalu rendah. Selain itu, kekurangan vitamin A pada anak juga dapat disebabkan karena anak sakit sehingga mengalami anoreksia, malabsorpsi dan peningkatan katabolisme yang pada akhirnya dapat memperparah status vitamin A anak (Miller et al. 2002). Kekurangan vitamin A pada bayi akan meningkatkan prevalensi dan kontribusi morbiditas pada bayi karena menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi, sehingga meningkatkan kejadian infeksi (Miller et al. 2002; Gershwin et al. 2004). WHO (2009) menyarankan pemberian ASI secara eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan bayi karena pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan morbiditas penyakit infeksi pada bayi. Pemberian imunisasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan kejadian sakit pada bayi (Hidayat 2008). Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang keterkaitan kecukupan vitamin A ibu, praktek pemberian ASI dan kelengkapan imunisasi dengan morbiditas bayi. Perumusan Masalah Vitamin A mempunyai peranan penting bagi kesehatan, yaitu menjaga fungsi normal sistem pertahanan tubuh. Peranan vitamin A dalam sistem pertahanan tubuh adalah menjaga sistem imunitas tubuh dan integritas jaringan epitel (Almatsier 2004; Gershwin et al. 2004; Villamor & Fawzi 2005). Jaringan epitel merupakan pertahanan tubuh yang pertama dari serangan mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam tubuh. Asupan utama vitamin A pada bayi usia 5-6 bulan berasal dari ASI. Kandungan vitamin A di dalam ASI dipengaruhi oleh asupan vitamin A ibu yang berasal dari konsumsi pangan yang mengandung provitamin A dan vitamin A. Rendahnya asupan vitamin A pada ibu akan menyebabkan kandungan vitamin A pada ASI rendah, sehingga asupan vitamin A pada bayi pun juga rendah (Miller et al. 2002; Ross & Harvey 2003). Asupan vitamin A yang rendah pada bayi akan menyebabkan bayi mengalami kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A akan mengakibatkan jaringan epitel kering dan bersisik karena cairan mukosa tidak dapat mengeluarkan mukus. Keadaan ini mengakibatkan tubuh mudah terserang mikroorganisme patogen, sehingga morbiditas bayi karena penyakit infeksi pun meningkat. Penyakit infeksi yang sering dikaitkan dengan kekurangan vitamin A pada bayi adalah campak, diare, infeksi saluran pernapasan, malaria dan HIV (Miller et al. 2002; Gershwin et al. 2004; Villamor & Fawzi 2005). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti keterkaitan antara kecukupan vitamin A ibu dengan morbiditas pada bayi usia 5-6 bulan. 3 Morbiditas pada bayi juga dapat dipengaruhi oleh praktek pemberian ASI eksklusif dan kelengkapan imunisasi yang diberikan pada bayi. Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan morbiditas pada bayi karena penyakit infeksi (WHO 2009; Kramer et al. 2003). Imunisasi dasar yang diberikan pada bayi ditujukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan mikroorganisme patogen, sehingga morbiditas bayi menurun (Hidayat 2008; Prajapati et al. 2012; Pore et al. 2010). Oleh karena itu praktek pemberian ASI dan kelengkapan imunisasi dasar juga perlu diteliti untuk mengetahui keterkaitannya dengan morbiditas bayi. he Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui keterkaitan kecukupan vitamin A ibu, praktek pemberian air susu ibu (ASI) dan kelengkapan imunisasi dengan morbiditas penyakit infeksi pada bayi usia 5-6 bulan. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah 1. Menghitung asupan dan menilai tingkat kecukupan vitamin A ibu. 2. Menilai kecukupan produksi ASI dan praktek pemberian ASI. 3. Menilai status gizi, kelengkapan imunisasi dasar, dan morbiditas bayi. 4. Menganilisis hubungan kecukupan vitamin A ibu, praktek pemberian ASI, dan kelengkapan imunisasi dasar dengan morbiditas bayi. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat, tenaga kesehatan dan pemerintah tentang pentingnya konsumsi pangan yang mengandung provitamin A dan vitamin A pada ibu untuk menunjang daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit infeksi. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dan pemerintah dapat menyebarluaskan informasi tentang pentingnya konsumsi pangan yang mengandung provitamin A dan vitamin A pada ibu yang sedang menyusui, sehingga ibu akan menyadari akan pentingnya konsumsi pangan yang mengandung provitamin A dan vitamin A yang akhirnya diharapkan tingkat morbiditas dan mortalitas pada bayi karena penyakit infeksi dapat menurun. 4 KERANGKA PEMIKIRAN Vitamin A merupakan vitamin yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh. Vitamin A berfungsi menjaga aktivitas sel yang berperan dalam sistem imunitas tubuh seperti natural killer cell, eosinofil, makrofag dan neutrofil (Gershwin et al. 2004). Selain itu, vitamin A juga berperan dalam mempertahankan keutuhan jaringan epitel (Beck 2011). Jaringan epitel merupakan sistem pertahanan alami tubuh yang bertugas pertama kali untuk melindungi tubuh ketika mikroorganisme patogen masuk ke dalam tubuh. Asupan vitamin A bayi usia 5-6 bulan dipengaruhi oleh asupan vitamin A ibu, karena bayi mendapatkan asupan utama vitamin A dari ASI. Ketersediaan vitamin A dalam ASI ditentukan oleh tingkat kecukupan vitamin A ibu yang dipengaruhi oleh asupan vitamin A ibu. Asupan vitamin A ibu didapatkan dari konsumsi pangan sumber vitamin A dan suplemen vitamin A. Selanjutnya asupan vitamin A ibu dapat dipengaruhi oleh karakteristik keluarga (umur ibu, pendidikan formal ibu, pekerjaan ibu, paritas, pendapatan per kapita keluarga) serta pengetahuan kesehatan dan gizi ibu. Asupan vitamin yang rendah pada ibu akan menyebabkan ibu mengalami defisiensi vitamin A, sehingga kandungan vitamin A pada ASI rendah. Hal ini menyebabkan bayi kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A pada bayi dapat meningkatkan morbiditas bayi yang disebabkan oleh rendahnya daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi. Morbiditas pada bayi juga berhubungan erat dengan status gizi bayi dan mempunyai hubungan timbal balik. Status gizi kurang menyebabkan sistem pertahanan tubuh rendah, sehingga mempermudah mikroorganisme patogen masuk ke dalam tubuh yang akhirnya akan meningkatkan morbiditas (Caballero et al. 2005). Sementara itu, morbiditas pada bayi menyebabkan bayi mengalami anoreksia, malabsorpsi dan peningkatan katabolisme yang akhirnya dapat memperparah status gizi bayi (Miller et al. 2002). Status gizi pada bayi dengan ASI eksklusif dipengaruhi oleh praktek pemberian ASI ibu, karena bayi hanya mendapatkan asupan zat gizi dari ASI saja. Praktek pemberian ASI ibu dilihat melalui praktek pemberian ASI eksklusif, kecukupan produksi ASI ibu dan frekuensi ibu menyusui. Selain asupan vitamin A ibu dan status gizi bayi, morbiditas pada bayi juga dipengaruhi oleh perilaku hygiene dan sanitasi ibu, pemberian ASI secara eksklusif, pemberian imunisasi kepada bayi dan riwayat penyakit infeksi keluarga. Perilaku hygiene dan sanitasi ibu serta pemberian imunisasi kepada bayi dipengaruhi oleh pengetahuan gizi dan kesehatan ibu. Hygiene dan sanitasi yang buruk akan meningkatkan paparan mikroorganisme patogen, sehingga dapat meningkatkan morbiditas bayi. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan mampu menurunkan morbiditas pada bayi karena penyakit infeksi (WHO 2009). Imunisasi diberikan pada bayi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada bayi sehingga dapat menurunkan morbiditas penyakit infeksi (Maryunani 2010). Penyakit infeksi dapat dengan mudah menular sehingga kejadian penyakit infeksi pada keluarga akan meningkatkan risiko bayi mengalami penyakit infeksi. Selanjutnya kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat dapat dilihat pada gambar 1. 5 Karakteristik Keluarga Umur Ibu Pendidikan Formal Ibu Pekerjaan Ibu Paritas Pendapatan Per Kapita Pengetahuan Gizi & Kesehatan Ibu AsupanVitamin A Ibu Pangan pro vitamin A Pangan vitamin A Tingkat Kecukupan Vitamin A Ibu Perilaku Hygine & Sanitasi Ibu Ketersediaan Vitamin A di ASI Morbiditas Bayi Pemberian Imunisasi Riwayat Penyakit Infeksi keluarga Praktek Pemberian ASI Ibu ASI eksklusif Kecukupan produksi ASI Frekuensi menyusui Status Gizi Bayi Gambar 1 Kerangka pemikiran keterkaitan kecukupan vitamin A ibu, praktek air susu ibu dan kelengkapan imunisasi dasar dengan morbiditas bayi Keterangan : Variabel diteliti : Hubungan variabel diteliti : Variabel tidak diteliti : Hubungan variabel tidak diteliti 5 6 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitian Cross Sectional, yaitu data diambil secara observasi dalam satu waktu yang sama. Penelitian dilakukan di empat desa di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, yaitu Desa Wonojoyo, Desa Kranggan, Desa Bogem dan Desa Gabru. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan kemudahan akses dan perizinan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013. Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Populasi pada penelitian ini adalah ibu dan bayi usia 5–6 bulan yang tinggal dan menetap di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Jumlah contoh didapatkan secara purposive melalui data yang didapatkan dari Puskesmas Gurah. Desa yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian adalah Desa Wonojoyo, Desa Bogem, Desa Kranggan dan Desa Gabru dengan jumlah bayi yang berumur 5–6 bulan sebanyak 42 bayi. Sebanyak 4 orang ibu dan bayi tidak ditemukan rumahnya, 3 orang ibu dan bayi telah pindah tempat tinggal, 1 orang bayi mengalami BBLR dan 3 orang bayi tidak diberikan ASI oleh ibu. Hasil akhir contoh yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak adalah 31 orang. Saryono dan Anggraeni (2013) menyatakan bahwa jumlah contoh pada penelitian ini termasuk sampel besar (≥30) berdasarkan limit theory. Kriteria inklusi pada penelitian adalah sebagai berikut, 1. Ibu dan bayi berumur 5–6 bulan tinggal dan menetap di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. 2. Usia kelahiran normal dan bayi tidak mengalami BBLR. 3. Ibu tidak mengalami gangguan kejiwaan dan dapat berkomunikasi dengan baik. 4. Ibu bersedia menjadi responden yang ditegaskan melalui persetujuan informed consent. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu data dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner dan alat bantu pengukuran. Data yang diambil adalah karakteristik keluarga (pendapatan per kapita keluarga dan besar keluarga), karakteristik ibu (umur, pendidikan formal, pekerjaan), karakteristik bayi (jenis kelamin), asupan vitamin A Ibu, antropometri bayi 5-6 bulan (berat badan dan panjang badan), praktek pemberian ASI (kecukupan produksi ASI dan pemberian ASI eksklusif), kelengkapan imunisasi dan morbiditas bayi selama 1 bulan terakhir. Selengkapnya variabel, jenis data, 7 metode dan instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Data karakteristik keluarga, ibu dan bayi didapatkan dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data antopometri bayi didapatkan dengan cara mengukur langsung berat badan dan panjang badan bayi. Data asupan vitamin A didapatkan dengan metode food recall 2x24 jam yang diambil pada weekday. Data kecukupan produksi ASI ibu didapatkan dengan wawancara intensif dan terstruktur kepada responden dengan menggunakan kriteria Soetjiningsih (1997) dan Kent et al. (2006) yang telah dimodifikasi sesuai dengan dengan situasi dan kondisi. Pertanyaan yang diberikan kepada ibu untuk mengestimasi kecukupan produksi ibu meliputi 1) ASI merembes ke luar puting, 2) Bayi menyusu >10 menit dalam sekali menyusui, 3) Bayi tidak rewel dan biasanya tidur tenang setelah menyusu, 4) Ibu dapat mendengar suara menelan ketika bayi menelan ASI, 5) Ibu merasakan geli karena aliran ASI setiap kali bayi menyusu, 6) Bayi menyusu dalam sehari (24 jam) lebih dari enam kali, 7) Bayi buang air kecil dalam sehari lebih dari enam kali, 8) Bayi buang air besar dalam sehari lebih dari tiga kali, 9) Ibu merasa ASI cukup untuk bayi. Praktek pemberian ASI eksklusif diketahui langsung dengan wawancara kepada Ibu. Data morbiditas bayi didapatkan dengan wawancara secara intensif dan terstruktur kepada responden tentang jenis penyakit infeksi yang pernah dialami bayi selama satu bulan terakhir, frekuensi sakit, lama sakit dan pengobatan yang dilakukan. Tabel 1 Variabel, metode dan instrumen penelitian Variabel Karakterisrik Keluarga Pendapatan per kapita keluarga Besar keluarga Karakteristik ibu Umur ibu Pendidikan formal ibu Pekerjaan ibu Karakteristik Bayi Jenis Kelamin Asupan vitamin A ibu Antropometri bayi Berat badan Panjang Badan Kelengkapan imunisasi Praktek Pemberian ASI Kecukupan produksi ASI Pemberian ASI eksklusif Riwayat Penyakit Infeksi Metode Wawancara Instrumen Kuesioner Wawancara Kuesioner Wawancara Kuesioner Food Recall 2x24 jam Kuesioner Penimbangan dan Timbangan badan dan pita pengukuran langsung ukur Wawancara Wawancara Kuesioner Kuesioner Wawancara Kuesioner 8 Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi coding, entry, cleaning dan analisis data. Coding adalah pemberian kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban pertanyaan dalam kuesioner sehingga memudahkan saat memasukkan data ke komputer. Entry adalah memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Proses cleaning adalah proses pemeriksaan seluruh data yang telah dimasukkan. Seluruh data yang diperoleh, selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan program Microsoft Excell dan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16 for Window. Data yang didapatkan dari kuesioner kemudian diolah dan dikategorikan seperti yang disajikan pada Tabel 2. Data karakteristik responden yang diambil meliputi data karakteristik keluarga, karakteristik Ibu dan karakteristik bayi. Data karakteristik keluarga terdiri dari besar keluarga dan pendapatan per kapita. Karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan formal dan pekerjaan. Data karakteristik bayi yang diambil adalah jenis kelamin bayi. Besar keluarga dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan BKKBN (1997) yang terdiri dari keluarga kecil (≤4 orang), sedang (5–6 orang) dan besar (≥7 orang). Pendapatan keluarga per bulan di kelompokkan menjadi 2 kategori sesuai dengan garis kemiskinan Provinsi Jawa Timur, yaitu ≤Rp 264 294 dan > Rp264 294 (BPS 2013). Umur ibu dikategorikan menjadi 6 kelompok, yaitu 20–23 tahun, 24–27 tahun, 28–31 tahun, 32–35 tahun, 36–39 tahun dan 40–43 tahun. Jenis kelamin bayi dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan. Pendidikan ibu dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu tidak sekolah (0 tahun), tidak tamat SD (1–5 tahun), SD/sederajat (6 tahun), SMP/sederajat (9 tahun), SMA/sederajat (12 tahun) dan perguruan tinggi (>12 tahun) (Dahliati et al. 2005). Status pekerjaan ibu dibagi menjadi dua, yaitu bekerja dan tidak bekerja (Morrill 2011). Data asupan vitamin A dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu pangan yang mengandung provitamin A dan vitamin A (Khan et al. 2006). Tingkat kecukupan vitamin A ibu diketahui melalui asupan vitamin A ibu yang didapatkan dari kuesioner food recall 2 24 jam. Data yang didapatkan dari kuesioner food recall 2 24 jam selanjutnya dikonversi menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) tahun 2007. Tingkat kecukupan vitamin A dikelompokkan berdasarkan Gibson (2005), yaitu kurang (TK≤77%) dan cukup (TK>77%). Data kecukupan produksi ASI dikelompokkan menjadi sangat kurang (skor<3), kurang (skor 3–6) dan cukup (skor>6). Skor pada data kecukupan produksi ASI dibuat berdasarkan jawaban ya atas sembilan pertanyaan yang diajukan kepada ibu. Data status gizi bayi didapatkan melalui hasil pengukuran berat badan dan panjang badan bayi yang selanjutnya dikelompokkan berdasarkan CDC dan WFP (2005), yaitu gizi baik (–2<Z-scores<+2), gizi kurang (3<Zscores<–2) dan gizi buruk (Z-scores<–3). Data pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dikelompokkan menjadi dua, yaitu ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif (Seid et al. 2013). Data kelengkapan imunisasi dikelompokkan mejadi dua, yaitu lengkap dan tidak lengkap (Pore et al. 2010). Frekuensi sakit bayi dikelompokkan menjadi dua, yaitu rendah (≤median) dan tinggi (>median) dan lama sakit bayi dikelompokkan menjadi singkat (≤median) dan lama (>median) (Untoro et al. 2005). 9 Tabel 2 Jenis dan kategori variabel Variabel Pendidikan formal (Dahliati et al. 2005) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pekerjaan (Morrill 2011) 1. 2. Pendapatan per bulan 1. (BPS 2013) 2. Besar Keluarga (BKKBN 1997) 1. 2. 3. Asupan vitamin A (Khan et al. 2006) 1. 2. Tingkat Kecukupan Vitamin A 1. (Gibson 2005) 2. Kecukupan Produksi ASI (Soetjiningsih 1. 1997; Kent et al. 2006) 2. 3. Status Gizi Bayi 1. (CDC, WFP 2005) 2. 3. Pemberian ASI Eksklusif (Seid et al. 2013) 4. 5. Pemberian Imunisasi (Pore et al. 2010) 1. 2. Frekuensi Sakit Bayi (Untoro et al. 2005) 1. 2. Lama Sakit Bayi (Untoro et al. 2005) 1. 2. Kategori tidak sekolah (0 tahun) tidak tamat SD (1–5 tahun) SD/Sederajat (6 tahun) SMP/Sederajat (9 tahun) SMA/Sederajat (12 tahun) Perguruan Tinggi (>12 tahun) Bekerja Tidak Bekerja ≤ Rp 264 294 > Rp 264 294 Kecil (≤ 4 orang) Sedang (5–6 orang) Besar (≥ 7 orang) Pangan Provitamin A Pangan Vitamin A Kurang (TK≤77%) Cukup (TK>77%) Sangat Kurang (Skor<3) Kurang (Skor 3–6) Cukup (Skor >6) Gizi Baik (–2< Z-scores<+2) Gizi Kurang (3< Z-scores<–2) Gizi Buruk (Z-scores<–3) ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif Lengkap Tidak Lengkap Rendah (Frekuensi≤nilai median) Tinggi (Frekuensi>nilai median) Singkat (Lama Sakit≤nilai median) Lama (Lama Sakit>nilai median) Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif dan inferensia terdiri dari: 1. Deskriptif a. Karakteristik keluarga b. Karakteritik ibu c. Karakteristik bayi d. Asupan dan tingkat kecukupan vitamin A ibu e. Pemberian ASI eksklusif f. Kecukupan produksi ASI g. Status gizi bayi h. Kelengkapan imunisasi i. Morbiditas bayi 2. Uji inferensia dengan menggunakan uji Spearman untuk melihat, a. Kecukupan vitamin A ibu dengan frekuensi dan lama sakit bayi. b. Pemberian ASI eksklusif dengan frekuensi dan lama sakit bayi. 10 c. Kelengkapan imunisasi dasar dengan frekuensi dan lama sakit bayi. Definisi Operasional Contoh adalah ibu dan bayi berumur 5–6 bulan yang telah memenuhi kriteria inklusi. Ibu adalah ibu yang mempunyai bayi laki-laki atau perempuan dengan umur 5–6 bulan. Asupan vitamin A ibu adalah jumlah dan jenis sumber vitamin A yang dikonsumsi ibu selama satu hari berdasarkan metode food recall 2 24 jam. Kecukupan vitamin A ibu adalah perbandingan asupan vitamin A ibu dengan kecukupan yang dianjurkan dalam Angka Kecukupan Gizi 2004 untuk ibu menyusui dalam bentuk presentase yang selanjutnya dikategorikan menjadi cukup dan kurang. ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu selama enam bulan pertama umur bayi tanpa pemberian makanan atau minuman lain, kecuali suplemen vitamin atau mineral dan obat. Status gizi adalah hasil asupan zat gizi dan pemanfaatannya di dalam tubuh yang dilihat dengan indeks antropometri BB/PB dan dinyatakan dalam bentuk Zskor menurut CDC dan WFP (2005). Imunisasi dasar adalah imunisasi yang wajib diberikan sejak bayi, terdiri dari imunisasi BCG, Hepatitis B, DPT-HB, polio dan campak. Kecukupan produksi ASI adalah kecukupan ASI yang diproduksi oleh Ibu yang diukur secara kualitatif berdasarkan penilaian subjektif ibu tentang cukup atau tidaknya produksi ASI bayi. Morbiditas adalah jenis, lama dan frekuensi sakit infeksi pada bayi usia 5–6 bulan yang diketahui melalui tanda dan gejala penyakit. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Gurah merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan yang mempunyai luas wilayah 50.83 km2 ini mempunyai jumlah penduduk 74 711 jiwa yang terdiri dari 37 580 laki-laki dan 37 131 perempuan. Batas wilayahnya sebelah barat Kecamatan Gampengrejo dan Kota Kediri, sebelah utara Kecamatan Pagu, sebelah timur Kecamatan Pare serta sebelah selatan Kecamatan Wates dan Plosoklaten. Kecamatan Gurah terdiri dari 21 desa dengan 55 dusun, 118 rukun 11 warga dan 455 rukun tetangga. Jumlah rumah tangga 24 145 dengan kepadatan penduduk 1 470 jiwa per km2. Kecamatan Gurah mempunyai dua pusat kesehatan masyarakat, yaitu Puskesmas Gurah dan Puskemas Adan-Adan. Puskesmas Gurah terletak di Desa Gurah dengan 12 wilayah kerja seluas ±22.83 km2. Desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Gurah terdiri dari Desa Gurah, Desa Kranggan, Desa Gabru, Desa Wonojoyo, Desa Turus, Desa Banyuanyar, Desa Besuk, Desa Bangkok, Desa Bogem, Desa Blimbing, Desa Nglumbang dan Desa Ngasem. Jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gurah sebanyak 43 610 jiwa dengan laki-laki 21 839 jiwa dan perempuan 21 771 jiwa. Tenaga kesehatan yang bekerja di bawah Puskesmas Gurah terdiri dari dokter umum (2 orang), dokter gigi (1 orang), bidan (14 orang), perawat (7 orang), tenaga kefarmasian (1 orang), tenaga gizi (1 orang), tenaga kesehatan masyarakat (1 orang), tenaga sanitasi (1 orang) dan tenaga teknisi medis (1 orang). Wilayah kerja Puskesmas Gurah mempunyai 43 posyandu, tetapi posyandu yang aktif hanya 58%. Persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 16.97% dan sebagian besar bayi yang berada di wilayah kerja puskesmas ini berstatus gizi baik (87.99%). Hanya 5.93% bayi yang mempunyai status gizi kurang dan 0.78% bayi yang mempunyai status gizi buruk. Karakteristik Keluarga Pendapatan Per Kapita Keluarga Contoh Keluarga contoh yang mempunyai pendapatan per kapita di atas garis kemiskinan Provinsi Jawa Timur bulan September 2013 (Rp 269 294) sebesar 58% dan sisanya 42% berada dibawah garis kemiskinan. Lindeboom et al. (2009) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara status sosioekonomi dengan status kesehatan anak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan per kapita keluarga, maka diduga akan semakin baik tingkat kesehatan anak, karena akses terhadap pelayanan kesehatan juga meningkat. Besar Keluarga Definisi keluarga menurut UU No 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Rata-rata besar keluarga contoh adalah 4±0.7 orang. Sebagian besar keluarga contoh (84%) termasuk ke dalam kategori keluarga kecil menurut BKKBN (1997) dan sisanya (16%) termasuk ke dalam kategori keluarga sedang. Karakteristik Ibu Umur Ibu Umur ibu pada penelitian ini berkisar diantara 20 sampai 43 tahun dengan rata-rata 30 ± 6.65 tahun. Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase tertinggi usia ibu berada pada rentang 28 sampai 31 tahun, yaitu sebesar 26%. Sementara itu, 12 persentase terendah usia ibu berada pada rentang 40 sampai 43 tahun, yaitu sebesar 6%. Umur ibu menurut Santrock (2003) berada di rentang usia dewasa. Sebagian besar ibu berada pada tahap dewasa awal. Tabel 3 Sebaran karakteristik keluarga contoh, ibu dan bayi Karakteristik Karakteristik Contoh Pendapatan/kapita/bulan ≤Rp 269 294 >Rp 269 294 Total Besar Keluarga Kecil (≤4 orang) Sedang (5–6 orang) Total Karakteristik Ibu Usia Ibu (tahun) 20–23 24–27 28–31 32–35 36–39 40–43 Total Tingkat pendidikan Ibu SD/Sederajat (6 tahun) SMP/Sederajat (9 tahun) SMA/Sederajat (12 tahun) Perguruan Tinggi (>12 tahun) Total Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Total Karakteristik Bayi Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Jumlah (n) Persentase (%) 13 18 31 42 58 100 26 5 31 84 16 100 7 3 8 7 4 2 31 23 10 26 23 13 6 100 2 10 17 2 31 6 32 55 6 100 7 24 31 23 77 100 14 17 31 45 55 100 Dewasa awal biasanya dimulai pada akhir usia belasan atau awal dua puluhan sampai akhir tiga puluhan. Hurlock (1998) menyatakan bahwa umur ibu berpengaruh terhadap pengasuhan anak karena ibu dengan umur muda cenderung lebih memperhatikan kepentingannya sendiri dibandingkan dengan kepentingan anak dan keluarga. Hasil studi yang dilakukan Taffa (2003) menunjukkan indek 13 harapan hidup bayi pada ibu yang dewasa lebih tinggi dari pada ibu remaja, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Pendidikan Ibu Pendidikan formal terendah ibu adalah SD/Sederajat (6%) dan tertinggi menempuh perguruan tinggi (6%). Mayoritas ibu (55%) menempuh pendidikan formal sampai SMA/Sederajat (Tabel 3). Pendidikan akhir orang tua dapat mempengaruhi pola pengasuhan anak oleh orang tua. Orang tua dengan pendidikan lebih tinggi akan lebih memahami pentingnya peranan orang tua terhadap anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua diduga akan semakin baik pengetahuan gizinya sehingga keadaan gizi anak akan terjamin, yang pada akhirnya tingkat kesehatan anak akan lebih baik (Astari et al. 2005) Pekerjaan Ibu Sebagian besar ibu (77%) tidak berkerja dan sisanya (7%) ibu bekerja (Tabel 3). Ibu yang bekerja dapat meningkatkan pendapatan keluarga, sehingga dapat meningkatkan akses terhadap makanan dan perawatan kesehatan. Namun, ibu yang bekerja dapat mengurangi waktu ibu untuk mengawasi dan mengurus anak, sehingga juga dapat menurunkan tingkat kesehatan anak (Gennetian et al. 2010). Karakteristik Bayi Umur bayi pada penelitian ini berada pada kisaran 5 sampai 6 bulan. Bayi pada umur ini sudah mampu meraih benda di sekitarnya dan terkadang memasukkan benda yang diraihnya ke mulutnya, sehingga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami penyakit infeksi (Rochat 1995). Jumlah bayi dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak (55%) dari pada bayi dengan jenis kelamin lakilaki (45%) (Tabel 3). Kecukupan ASI Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam organik yang diekskresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu (Bahiyatun 2008). ASI merupakan makanan yang paling tepat untuk diberikan kepada bayi karena mengandung kombinasi zat gizi yang sempurna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Zat gizi pada ASI mudah untuk dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang belum sempurna. Selain itu, ASI juga bermanfaat untuk kekebalan tubuh dan psikologis ibu serta anak (ADA 2001). Produksi ASI dipengaruhi oleh frekuensi menyusui, hidrasi, konsumsi, kondisi psikologis, keadaan fisik dan kesehatan ibu (Mahan & Stump 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecukupan produksi ASI tergolong ke dalam kategori cukup (84%) dan kurang (16%). Tidak terdapat Ibu yang memiliki kecukupan produksi ASI sangat kurang. 14 Kurang 16% Cukup 84% Gambar 2 Sebaran ibu berdasarkan kecukupan produksi ASI Pemberian ASI Eksklusif Kandungan zat gizi pada ASI sudah dapat mencukupi kebutuhan zat gizi bayi usia 0-6 bulan. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama ditujukan untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan bayi secara optimal (WHO 2009). Data hasil penelitian (Gambar 3) menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif oleh ibu hanya sebesar 23% dan sisanya 77% tidak diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri (2012) pemberian ASI eksklusif di daerah Kecamatan Gurah hanya sebesar 16.97%. Sementara itu, pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 38% (Kemenkes 2013). ASI Eksklusif 23% ASI tidak Eksklusif 77% Gambar 3 Sebaran bayi berdasarkan pemberian ASI eksklusif oleh ibu Rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat dipengaruhi oleh peran tenaga kesehatan dalam memberikan dukungan kepada ibu. Abba et al. (2010) menyatakan bahwa tenaga kesehatan berperan penting dalam keputusan dan praktek pemberian ASI eksklusif ibu. Dukungan dan konseling yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu dapat meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam inisiasi menyusui dini dan lama pemberian ASI eksklusif. Dukungan keluarga yang rendah terutama suami juga dapat menurunkan pemberian ASI eksklusif pada ibu (Tan 2011). Selain itu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan 15 pertama juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, rencana pemberian ASI eksklusif ketika hamil, tempat kelahiran, dan konsultasi pemberian makan pada bayi yang telah dilakukan (Seid et al. 2013). Asupan dan Tingkat kecukupan Vitamin A Vitamin A pada umumnya berperan dalam penglihatan, sintesis protein dan diferensiasi sel, serta mendukung reproduksi dan pertumbuhan (Whitney & Rolfes 2008). Kebutuhan vitamin A dapat dipenuhi dari konsumsi pangan yang mengandung vitamin A dan pangan yang mengandung provitamin A (karetenoid) (Tang 2010). Rata-rata asupan vitamin A Ibu dari semua jenis pangan yang mengandung vitamin A dan provitramin A sebesar 793.29±356.35 RE. Asupan vitamin A Ibu lebih besar dari pangan yang mengandung provitamin A (585.73±388.81 RE) dari pada pangan yang mengandung vitamin A (207.56±266.83 RE). Pangan yang mengandung provitamin A menyumbang asupan vitamin A Ibu sebesar 71% dan pangan yang mengandung vitamin A hanya sebesar 29%. Linting (2012) menyatakan bahwa provitamin A dalam bentuk karetenoid seperti betakaroten merupakan sumber utama vitamin A dari komposisi diet seseorang. Tabel 4 Rata-rata asupan vitamin A ibu Kelompok Pangan Semua jenis pangan Pangan mengandung vitamin A Pangan mengandung provitamin A Rata-Rata Asupan Vitamin A (RE) 793,29±356,35 207,56±266,83 585,73±388,81 Kurang 42% Cukup 58% Gambar 4 Sebaran ibu berdasarkan kecukupan vitamin A Asupan vitamin A ibu akan mempengaruhi tingkat kecukupan vitamin A ibu. Gambar 4 menunjukkan bahwa sebanyak 58% ibu mempunyai tingkat kecukupan vitamin A dalam kategori cukup dan sisanya 42% ibu dalam kategori kurang. Kecukupan vitamin A ibu akan mempengaruhi kadar vitamin A dalam ASI, sehingga ibu yang mengalami kekurangan vitamin A akan menyebabkan kadar vitamin A dalam ASI rendah, yang akhirnya dapat menyebabkan bayi umur 0-6 bulan mengalami kekurangan vitamin A (Ross & Harvey 2003). 16 Status Gizi Bayi Status gizi pada bayi dapat dinilai secara antropometri melalui pengukuran berat badan dan panjang badan. Indeks antropometri yang biasa digunakan untuk menilai status gizi bayi adalah berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan menurut umur (PB/U) dan berat badan menurut panjang badan (BB/PB) (Kemenkes 2012). Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar bayi (97%) mempunyai status gizi lahir baik dan terdapat 3% bayi mempunyai status gizi lahir lebih menurut BB/U dan BB/PB. Sementara itu, menurut PB/U terdapat 13% bayi yang mempunyai gizi kurang (stunting) dan sisanya 87% mempunyai status gizi baik. Das et al. (2012) menyatakan bahwa status gizi bayi saat lahir berhubungan dengan lama istirahat ibu, konsumsi makanan ibu, konsumsi suplemen zat besi selama hamil dan perawatan kehamilan. Tabel 5 Sebaran bayi berdasarkan status gizi lahir menurut indeks BB/PB, BB/U dan PB/U Status Gizi Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk Total BB/PB Jumlah Persentase (n) (%) 1 3 30 97 0 0 0 0 31 100 Indeks BB/U Jumlah Persentase (n) (%) 1 3 30 97 0 0 0 0 31 100 PB/U Jumlah Persentase (n) (%) 4 13 27 87 0 0 0 0 31 100 Tabel 6 Sebaran bayi berdasarkan status gizi sekarang menurut indeks BB/PB, BB/U dan PB/U Status Gizi Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk Total BB/PB Jumlah Persentase (n) (%) 2 6 29 94 0 0 0 0 31 100 Indeks BB/U Jumlah Persentase (n) (%) 0 0 31 100 0 0 0 0 31 100 PB/U Jumlah Persentase (n) (%) 1 3 27 87 3 10 0 0 31 100 Seluruh bayi yang menjadi contoh mempunyai status gizi sekarang dalam kategori baik menurut BB/U. Namun, menurut BB/PB sebanyak 6% bayi gizi lebih (gemuk) dan sisanya 94% mempunyai gizi baik (Tabel 6). Kegemukan pada bayi umumnya disebabkan oleh kelebihan konsumsi susu formula dan ASI (Osayande et al. 2009). Kegemukan yang terjadi pada bayi dapat menyebabkan bayi mempunyai status kesehatan yang rendah. Selain itu, bayi yang mengalami kegemukan ketika bayi cenderung akan mengalami kegemukan juga ketika dewasa, sehingga status kesehatan juga akan menurun ketika dewasa karena kelebihan berat badan risiko terjadinya penyakit tidak menular kronis pun meningkat (Laksman et al. 2012). Hasil penilaian menurut PB/U 10% bayi mengalami gizi kurang (stunting), 3% gizi lebih (tinggi dan sisanya 87% gizi baik (tinggi badan normal) (Tabel 6). Stunting merupakan akibat kekurangan gizi 17 jangka panjang yang umumnya disebabkan oleh kekurangan asupan sehari-hari dan penyakit infeksi (Umeta et al. 2002). Kelengkapan Imunisasi Dasar Imunisasi merupakan salah satu cara untuk memberikan kekebalan bayi dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga dengan pemberian imunisasi diharapkan bayi dapat tumbuh dalam keadaan sehat (Hidayat 2008). Imunisasi dasar yang wajib diberikan kepada bayi pada saat usia 0-6 bulan adalah BCG, DPT, Polio dan hepatitis B (Prasetyawati 2012). Gambar 6 menunjukkan bahwa sebanyak 52% bayi belum melengkapi imunisasi dasar yang telah diwajibkan pemerintah dan 48% bayi sudah memenuhi kelengkapan imunisasi dasar yang dianjurkan. Sementara itu, cakupan kelengkapan imunisasi di Indonesia sebesar 59,2% ( Kemenkes RI 2013). Tidak Lengkap 52% Lengkap 48% Gambar 5 Sebaran bayi berdasarkan kelengkapan pemberian imunisasi dasar Tabel 7 Sebaran bayi berdasarkan cakupan kelengkapan imunisasi dasar Jenis Imunisasi BCG DPT 1 DPT 2 DPT 3 Polio 1 Polio 2 Polio 3 Polio 4 Hepatitis B Jumlah (n) 30 30 28 15 30 30 28 15 31 Persentase (%) 97 97 90 48 97 97 90 48 100 Tabel 7 menunjukkan cakupan kelengkapan imunisasi dasar bayi tertinggi pada jenis imunisasi Hepatitis B (100%) dan terendah pada imunisasi DPT 3 dan Polio 4 (48%). Cakupan imunisasi BCG, DPT 1, Polio 1 dan Polio 2 masingmasing sebesar 97%, serta DPT 2 dan Polio 3 masing-masing sebesar 90%. Imunisasi DPT 3 dan Polio 4 dapat diberikan pada bayi sampai umur bayi 6 bulan, sedangkan pada penelitian ini umur bayi berada pada rentang 5-6 bulan. 18 Kelengkapan imunisasi dasar bayi juga dapat dipengaruhi oleh pemanfaatan pelayanan kesahatan oleh ibu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi (Etena & Deressa 2012). Morbiditas Bayi Morbiditas atau yang biasa dikenal dengan kesakitan merupakan derajat sakit, cidera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas biasanya dinyatakan dalam angka prevalensi atau insidensi yang umum atau spesifik. Terdapat tiga ukuran morbiditas, yaitu jumlah orang yang sakit, periode atau lama sakit yang dialami, dan yang ketiga adalah durasi penyakit (Timmreck 2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68% bayi pernah mengalami sakit selama satu bulan terakhir dan 32% bayi tidak mengalami sakit. Bayi yang mengalami ISPA selama satu bulan terakhir sebesar 90%, demam sebesar 5% dan yang mengalami ISPA dan diare sebesar 5%. Tidak Sakit 32% Sakit 68% Gambar 6 Sebaran bayi berdasarkan kejadian sakit pada bayi ISPA adalah penyakit saluran atas atau bawah yang biasanya menular yang disebabkan oleh virus atau gabungan virus dan bakteri. Gejala ISPA pada umumnya demam, batuk nyeri tenggorokan, pilek, sesak napas dan kesulitan bernapas. Penyakit ini dapat disebarkan oleh beberapa faktor, yaitu kondisi lingkungan (polutan udara, kepadatan anggota keluarga) dan kelembapan (kebersihan, musim, temperatur), ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan serta langkah pencegahan infeksi untuk mencegah penyebaran, faktor pejamu (usia, kebiasaan merokok, kemampuan pejamu menularkan infeksi, status kekebalan, status gizi, status kesehatan, dan infeksi sebelumnya), dan karakteristik patogen (cara penularan, daya tular, faktor virulensi dan jumlah atau dosis mikroba) (WHO 2007). 19 ISPA (90%) ISPA dan Diare (5%) 5% Demam (5%) 5% 90% Gambar 7 Sebaran bayi yang mengalami sakit berdasarkan jenis penyakit yang dialami bayi Diare didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi buang air besar dan/atau peningkatan kadar air tinja yang mempengaruhi konsistensi dan volume tinja. Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi secara oral melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh bakteri, virus atau protozoa (Azemi et al. 2013). Sementara itu, emam (pireksi) yaitu peninggian suhu tubuh di atas 38,3o C. Penyebab dari demam sulit untuk identifikasi karena demam merupakan gejala umum dari penyakit. Pada umumnya demam disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus (NICE 2013). Selain itu, demam juga dapat disebabkan infeksi oleh jamur atau parasit (Jenson & Baltimore 2007). Frekuensi dikategorikan menjadi rendah dan tinggi, sedangkan lama sakit dikategorikan menjadi singkat dan lama (Untoro et al. 2005). Berdasarkan hasil pengategorian frekuensi sakit bayi, sebanyak 55% bayi berada dalam kategori rendah dan sisanya sebanyak 45% dalam kategori tinggi. Hasil pengkategorian lama sakit menunjukkan bahwa sebanyak 52% bayi mempunyai periode lama sakit singkat dan sisanya 48% dalam kategori lama (Gambar 8). 60% 55% Presentase 52% 45% 50% 48% 40% Frekuensi Sakit Rendah 30% Frekuensi Sakit Tinggi 20% Lama Sakit Singkat 10% Lama Sakit Lama 0% Rendah Tinggi Frekuensi Sakit Singkat Lama Lama Sakit Gambar 8 Sebaran bayi berdasarkan kategori frekuensi dan lama sakit bayi 20 Hubungan Kecukupan Vitamin A Ibu, Praktek Pemberian ASI Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Morbiditas Bayi Terdapat kecenderungan semakin baik kecukupan vitamin A ibu, maka periode lama sakit bayi semakin singkat (p = 0.619, r = -0.093) (Tabel 9). Namun, tidak terdapat kecenderungan hubungan pada kecukupan vitamin A ibu dengan frekuensi sakit bayi (p = 0.928, r = -0.017) (Tabel 8). Vitamin A berperan penting dalam menjaga struktur dan fungsi normal dari membran mukosa (Agostoni et al. 2010). Membran mukosa merupakan pertahanan tubuh pertama karena berada pada lapisan paling luar, sehingga kekurangan vitamin A dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi (Ross & Harvey 2003; Whitney & Rolfes 2008). Bayi yang mendapat ASI eksklusif cenderung memiliki frekuensi sakit dan periode lama sakit yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan bayi. Hasil dari uji statistik untuk praktek ASI eksklusif dengan frekuensi sakit adalah p = 0.894, r = -0.025 dan praktek ASI eksklusif dengan periode lama sakit adalah p = 0.749, r = -0.060. Jenis penyakit yang paling banyak dialami oleh bayi adalah ISPA. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama umur bayi dapat menurunkan risiko terjadinya diare dan infeksi saluran pernapasan pada bayi (WHO 2009). Hasil studi yang dilakukan oleh Oddy et al. (2003) pemberian ASI selama 6 bulan pertama umur bayi dapat menurunkan morbiditas bayi oleh penyakit saluran pernapasan dan infeksi. Tidak ditemukan kecenderungan bahwa semakin baik kelengkapan imunisasi bayi maka frekuensi sakit bayi semakin rendah dan lama sakit bayi semakin singkat (Tabel 8 & Tabel 9). Hal ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pore et al. (2010), yaitu bayi yang mendapatkan imunisasi secara lengkap sesuai dengan umurnya lebih terlindungi dari berbagai jenis infeksi pernapasan, sedangkan bayi yang tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap lebih mudah terserang infeksi. Imunisasi dapat memberikan kekebalan bayi dan anak terhadap berbagai penyakit sesuai dengan vaksin yang diberikan. Pemberian imunisasi diharapkan dapat meningkatkan kesehatan bayi dan anak (Hidayat 2008). Imunisasi BCG diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri (radang tenggorokan), pertusis (radang paru) dan tetanus. Imunisasi Polio diberikan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit poliomeilitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh pada kaki. Imunisasi hepatitis B diberikan 12 jam setelah lahir, dilanjutkan saat usia 1 bulan dan antara 3-6 bulan (Maryunani 2010). Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik langsung maupun tidak langsung. Faktorfaktor yang dapat menyebabkan ISPA pada bayi diantaranya adalah status sosial ekonomi yang rendah, rendahnya status gizi, berat badan lahir rendah, inisiasi pemberian ASI, pemberian makanan prelaktal, status imunisasi, polusi udara di dalam rumah, kebiasaan merokok pada orang tua, jumlah keluarga yang terlalu besar dan tingkat buta huruf ibu (Goel et al. 2012; Prajapati et al. 2012;). Duijts et al. (2010) menyatakan terdapat beberapa faktor risiko yang berpengaruh dengan 21 kejadian penyakit infeksi pada bayi, yaitu berat lahir, usia kehamilan, status sosial ekonomi, etnis, jumlah saudara, penitipan anak dan kebiasaan merokok orang tua. Tabel 8 Tabulasi silang kecukupan vitamin A ibu, kelengkapan imunisasi dan praktek pemberian ASI eksklusif dengan kategori frekuensi sakit bayi. Kategori Frekuensi Sakit Kategori Kecukupan Vitamin A Ibu Kelengkapan Imunisasi Praktek Pemberian ASI eksklusif Tabel 9 Kurang Cukup Total Tidak Lengkap Lengkap Total Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif Total Tinggi (%) 19% 26% 45% 26% 19% 45% 35% 10% 45% Rendah (%) 23% 32% 55% 26% 29% 55% 42% 13% 55% Total (%) 42% 58% 100% 52% 48% 100% 77% 23% 100% Tabulasi silang kecukupan vitamin A ibu, kelengkapan imunisasi dan praktek pemberian ASI eksklusif dengan kategori lama sakit bayi Kategori Lama Sakit Kategori Kecukupan Vitamin A Ibu Kelengkapan Imunisasi Praktek Pemberian ASI eksklusif Kurang Cukup Total Tidak Lengkap Lengkap Total Tidak ASI Eksklusif ASI Eksklusif Total Lama (%) 23% 26% 48% 26% 23% 48% 39% 10% 48% Singkat (%) 19% 32% 52% 26% 26% 52% 39% 13% 52% Total (%) 42% 58% 100% 52% 48% 100% 77% 23% 100% SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Asupan vitamin A contoh didominasi dari pangan yang mengandung provitamin A dan sebanyak 58% ibu mempunyai kecukupan vitamin A pada kategori cukup. Hasil penilaian kecukupan produksi ASI menunjukkan bahwa sebagian besar ibu (84%) mempunyai produksi ASI dalam kategori cukup. Namun, sebagian besar bayi tidak diberikan ASI secara eksklusif (77%). Status gizi seluruh bayi dalam kategori gizi baik secara BB/U, tetapi hasil penilaian menurut BB/PB terdapat sebagian kecil (6%) yang berada dalam kategori gizi lebih dan menurut PB/U juga terdapat sebagian kecil bayi yang gizi lebih (3%) dan gizi kurang (10%). Sebanyak 48% bayi mendapatkan imunisasi dasar dengan 22 lengkap sesuai dengan usianya. Bayi yang pernah sakit dalam sebulan terakhir sebesar 68% dengan jenis ISPA, diare dan demam. Terdapat kecenderungan semakin baik kecukupam vitamin A ibu, maka periode lama sakit bayi semakin singkat. Praktek pemberian ASI eksklusif pada bayi juga cenderung menurunkan frekuensi sakit dan mempersingkat periode lama sakit bayi. Saran Asupan vitamin ibu perlu diperhatikan baik baik dari jumlah ataupun sumbernya, karena kecukupan vitamin A ibu akan mempengaruhi kecukupan vitamin A bayi. Praktek pemberian ASI eksklusif pada bayi perlu diperhatikan dan ditekankan lagi oleh ibu dan peran serta tenaga kesehatan sangat diperlukan dalam pelaksanaan pemberian ASI eksklusif. Selain itu, juga perlu ditingkatkan lagi kepatuhan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi, peran serta dukungan keluarga sangat diperlukan dalam hal ini. DAFTAR PUSTAKA [ADA] American Dietetic Asociation. 2001. Position of the American Dietetic Association : Breaking the barriers to breastfeedi`ng. Journal of The American Dietetic Association. 110 (10) : 1213-1220. [Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta (ID) : Depkes RI. [BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1997. Gerakan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Jakarta (ID): BKKBN. [BPS] Badan Pusat Statistika. 2013. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, September 2013. [diunduh 12 Februari 2013]. Tersedia pada : http://www.bps.go.id/tab_sub/print.php?id_subyek=23%20& notab=1. [Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta (ID): Kemenkes RI. [Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta (ID) : Kemenkes RI. [WHO] World Health Organization. 2007. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan. Janewa (US): WHO. _______. 2009. Infant and young child feeding. Geneva (US) : WHO Press. _______. 2011. Guideline vitamin A supplementation in postpartum women. Geneva (US): World Health Organization. 23 Abba AM, Koninck MD, Hamelin AM. 2010. A qualitative study of the promotion of exclusive breastfeeding by health professionals in Niamey, Niger. International Breastfeeding Journal. 5(8). doi:10.1186/1746-4358-5-8. Agostoni C, Bresson JL, Tait SF, Flynn A, Golly I, Korhonen H, Lagiou P, Lovik M, Marchelli R, Martin A et al. 2010. Scientific Opinion on the substantiation of health claims related to vitamin A (including βcarotene) and maintenance of normal vision (ID 4239, 4701), maintenance of normal skin and mucous membranes (ID 4660, 4702), and maintenance of normal hair (ID 4660) pursuant to Article 13(1) of Regulation (EC) No 1924/2006. EFSA Journal. 8(10):1754 [13 pp]. doi:10.2903/j.efsa.2010.1754. Almatsier. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka Utama. Astari LD, Nasoetion A, Dwiriani CM. 2005. Hubungan Karakteristik Keluarga, Pola Pengasuhan dan Kejadian Stunting Anak Usia 6-12 Bulan. Media Gizi dan Keluarga. 29 (2) : 40-46. Azemi M, Jaha VI, Kolgreci S, Berisha M, Jakupi X, Gashi S, Kamberi TH. 2013. Causes of Infectious Acute Diarrhea in Infants Treated at Pediatric Clinic. Med Arh. 67(1): 17-21. doi:10.5455/medarh.2013.67.17-21. Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Ester M, editor. Jakarta (ID) : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Beck ME. 2011. Ilmu Gizi dan Diet: Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Kristiani, penerjemah. Hartono A, editor. Yogyakarta (ID) : Penerbit ANDI. Terjemahan dari : Nutrition and Dietetics for Nurses. Caballero B, Allen L, Prentice P. 2005. Encyclopedia of Human Nutrition. 2th ed. Oxford (US) : Elsevier. CDC, WFP. 2005. A Manual : Measuring and Interpreting Malnutrition and Mortality. Rome (US) : WFP. Dahlianti R, Nasoetion A, Roosita K. 2005. Keragaan perawatan kesehatan masa nifas, pola konsumsi jamu tradisional dan pengaruhnya pada ibu nifas di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Bogor. Media Gizi dan Keluarga. 29 (2): 55-56. Das S, Bapat U, More NS, Alcock G, Fernandez A, Osrin D. 2012. Nutritional status of young children in Mumbai slums: a follow-up anthropometric study. 11(100). doi:10.1186/1475-2891-11-100. Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. 2012. Profil Puskesmas Tahun 2012. Kediri (ID) : Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Duijts L, Jaddoe VWV, Hofman AH, Moll HA. 2010. Prolonged and Exclusive Breastfeeding Reduces the Risk of Infectious Diseases in Infancy. Pediatrics. 18:126. doi: 10.1542/peds.2008-3256. 24 Etana B, Deressa W. 2012. Factors Associated with Complete Immunization Coverage in Children Aged 12–23 Months in Ambo Woreda, Central Ethiopia. BMC Public Health. 12(566). doi:10.1186/1471-2458-12-566. Gennetian L, Hill H, Lopoo L, London A. 2010. Mothers’ Employment and Health of Low-Income Children. J Health Econ. 29(3) : 353–363. doi:10.1016/ j.jhealeco.2010.02.007. Gershwin ME, Nestel P, Keen CL. 2004. Handbook of Nutrition and Immunity. United States of Amerika (ID) : Humana Press. Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment. 2th ed. Oxford (US) : Oxford University Press. Goel K, Ahmad S, Agarwai G, Goel P, Kumar V. 2012. A Cross Sectional Study on Prevalence of Acute Respiratory Infections (ARI) in Under-Five Children of Meerut District, India. J Community Med Health Educ. 2(9):176. doi:10.4172/2161-0711.1000176. Hidayat AAA. 2008. Pengantar Kesehatan Anak untuk Kebidanan. Jakarta (ID) : Salemba Medika. Hurlock EB. 1998. Psikologi perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan . Soedjarmo, Istiwidayanti, penerjemah; Ridwan S, editor. Jakarta (ID) : Erlangga. Terjemahan dari Developmental Psychology. Jenson HB, Baltimore RS. 2007. Infectious Disease: Fever without a focus. In: Kliegman RM, Marcdante KJ, Jenson HB, Behrman RE. ed. Nelson Essentials of Pediatrics. 5th ed. New York: Elsevier, 459-461. Khan NC, West CE, Pee S, Bosch D, Phuong HD, Hulshof PJM, Khoi HH, Verhoef H, Hautvast JGAJ. 2007. The contribution of plant foods to the vitamin A supply of lactating women in Vietnam: a randomized controlled trial. Am J Clin Nutr. 85:1112–20. Kent JC, Mitoulas LR, Cregan MD, Ramsay DT, Doherty DA, Hartmann PE. Volume and Frequency of Breastfeedings and Fat Content of Breast Milk Throughout the Day. Pediatrics 118(7) :e387-e395 . doi:10.1542/peds.2005-1417 Laksman R, Elks CE, Ong KK. 2012. Childhood Obesity. Circulation. 126:17701779. doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.111.047738. Lindeboom M, Nozal AL, Klaauw B. 2009. Parental education and child health: Evidence from a schooling reform. J Health Econ : 109–131. Linting J. 2012. Provitamin A metabolism and functions in mammalian biology. Am J Clin Nutr. 96(suppl):1234S–44S. doi: 10.3945/ajcn.112.034629. Mahan LK, Stump SE. 2008. Krause’s Food and Nutrition Theraphy. United States (US) : Saunders Elsevier. Maryunani A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta (ID) : CV. Trans Info Media. 25 Miller M et al. 2002. Why do children become vitamin A deficient? Proceeding of the XX International Vitamin A Consultative Group Meeting. J Nutr 132:2867S- 80S. Morrill MS. 2011. The effects of maternal employment on the health of schoolage children. J Health Econ. 240-57. doi: 10.1016. [NICE] National Institute of Health and Clinical Excellence. 2013. Feverish Illness in Children: Assessment andinitial management in children younger than 5 years of age. London (US): NICE. Oddy WH, Sly PD, de Klerk NH, Landau LI, Kendall GE, Holt PG, Stanley FJ. 2003. Breast feeding and respiratory morbidity in infancy: a birth cohort study. Arch Dis Child. 88:224–228. Osayande A, Watson R, Kolasa KM, Blevins A. 2009. How should you manage an overweight breastfed infant? Clinical Inquiries. 58(2):331a-331b. Prajapati B, Talsania N, Lala MK, Sonalia KN. 2012. A study of risk factors of acute respiratory tract infection (ARI) of under five age group in uban and rural communities of Ahmedabad district, Gujarat. Healthline. 3(1) : 16-20. Prasetyawati AE. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium Development Goals, Ed 5th. (MDGs). Yogyakarta (ID) : Nuha Medika. Pore PD, Ghattargi CH, Rayate MV. 2010. Study Of Risk Factors of Acute Respiratory Infection (ARI) in Underfives in Solapur. National Journal of Community Medicine. 1 (2) : 64-67. Ross JS, Harvey PWJ. 2003. Contribution of breastfeeding to vitamin A nutrition of infants: a simulation model. Bulletin of the World Health Organization. 81 (2). Rochat P, Goubet N. 1995. Development of Sitting and Reaching In 5- To & Month-Old Infants. Infant Behavior and Development. 18. 53-68. Santrock JW. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja ed 6th. Alih Bahasa Adelar SB, Saragih S, penerjemah; Kristiaji WC, Sumiharti Y. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari Adolescence. Seid AB, Yesuf ME, Koye DN. 2013. Prevalence of Exclusive Breastfeeding Practices and associated factors among mothers in Bahir Dar city, Northwest Ethiopia: a community based cross-sectional study. International Breastfeeding Journal. 8 (14). doi:10.1186/1746-4358-814. Soetjiningsih. 1997. ASI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta (ID) : Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Supariasa DN, Bakri B, Fajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta (ID) : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Taffa N. 2003. A comparison of pregnancy and child health outcomes between teenage and adult mothers in the slums of Nairobi, Kenya. Int J Adolesc Med Health. 15(4):321 -329. 26 Tan KL. 2011. Factors Associated with Exclusive Breastfeeding among Infants Under Six Months of Age in Peninsular Malaysia. International Breastfeeding Journal. 6(2). doi:10.1186/1746-4358-6-2. Tang G. 2010. Bioconversion of Dietary Provitamin A Carotenoids to Vitamin A in Humans. Am J Clin Nutr. 91(suppl):1468S–73S. doi:10.3945/ajcn. 2010.28674G. Timmreck TC. 2002. An Introduction to Epidemiology. 3th ed. United States : World Headquarters Umeta M, West CE, Verhoef H, Haidar J. Hautvast JGAJ. 2002. Factors Associated with Stunting in Infants Aged 5–11 Months in the DodotaSire District, Rural Ethiopia. J Nurt. 1065:1069. Untoro J,Karyadi E, Wibowo L, Erhardt MW, Gross R. 2005. Multiple Micronutrient Supplements Improve Micronutrient Status and Anemia But Not Growth and Morbidity of Indonesian Infants: A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Trial. J Nurt. 135: 639S–645S. Villamor E & Fawzi WW. 2005. Effects of Vitamin A Supplementation on Immune Responses and Correlation with Clinical Outcomes. Clinical Microbiology Reviews. 18(3): 446–464. Whitney E, Rolfes SR. 2008. Understanding Nutrition. 8th ed. United States of Amerika (US) : Thomson Wadsworth. 27 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 28 Mei 1991. Penulis merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara, putri pasangan Drs. Masduqi, M.Pdi dan Solikatin. Pendidikan TK ditempuh pada tahun 19951997 di TK Dharma Wanita Kebonagung. Kemudian pendidikan SD ditempuh pada tahun 1997–2003 di MI PSM Kebonagung, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Gurah tahun 2003–2006 dan SMA Negeri 1 Kediri tahun 2006–2009. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Fakultas Ekologi Manusia, Departemen Gizi Masyarakat melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2009. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi, yaitu Staff Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia BEM TPB IPB (2009–2010), Sekretaris Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia BEM FEMA IPB (2010–2011), Bendahara Umum BEM FEMA IPB (2011–2012), Staff Komunitas Literasi Edukasi Gizi (2013–sekarang). Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Patofisiologi Gizi (2012/2013). Bulan Juni–Agustus 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Sarangtiung, Kotabaru, Kalimantan Selatan yang bekerja sama dengan PT Arutmin dan Maret 2013 penulis mengikuti Internship Dietetic (ID) di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Penulis tercatat sebagai penerima beasiswa PPA. Penulis juga pernah mendapatkan Juara III Bisnis Plan BEM FEMA (2009/2010), Juara II Lomba Karya Tulis Nasional INDEX Fakultas Ekologi Manusia IPB (2010/2011), Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengembangan Masyarakat didanai oleh Dikti (2011/2012), finalis Indonesia’s Leadership Competiton (2011/2012), Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian didanai oleh Dikti (2012/2013).