PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - OKTOBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis 1. Total perdagangan Perancis periode Januari-Oktober 2014 tercatat sebesar € 788,15 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 1,00% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat senilai € 796,14 miliar. Total perdagangan tersebut, terdiri dari ekspor sebesar € 363,81 miliar atau turun 0,74% dibandingkan periode yang sama tahun 2013, dan impornya mencapai € 424,34 miliar, atau turun 1,23%. Neraca perdagangan Perancis pada periode Januari-Oktober 2014 defisit sebesar € 60,54 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 4,02% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang mencapai angka sebesar € 63,07 miliar. 2. Negara tujuan utama ekspor Perancis pada periode Januari-Oktober 2014, umumnya ke kawasan Uni Eropa, yaitu : Jerman sebesar € 60,65 miliar, pangsanya 16,67%, meningkat sebesar 1,45%; Belgia sebesar € 26,79 milar, pangsanya 7,36% (-6,21%); Italia sebesar € 26,29 miliar, pangsanya 7,23% (+1,97%); dan Spanyol sebesar € 26,13 miliar, pangsanya 7,18% (+5,99%). Kontribusi keempat negara tersebut terhadap total ekspor Perancis pada periode ini, sebesar 38,44%. Bagi Perancis Indonesia hanya menjadi negara tujuan ke-48, sedangkan, Singapura dan Malaysia masing-masing di urutan ke-15 dan ke-37. 3. Beberapa komoditi ekspor utama Perancis ke Dunia pada periode Januari-Oktober 2014, yang meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013, antara lain : Nuclear Reactors, Boilers, Machinery sebesar € 41,75 milar, pangsanya 11,50% dan naik sebesar 1,11%, juga merupakan komoditi dengan nilai ekspor yang tertinggi pada periode ini ; Vehicles Other Than Railway Or Tramway sebesar € 30,03 milar, pangsanya 8,27% dan naik sebesar 1,82%; Plastics And Articles Thereof sebesar € 14,90 miliar, pangsanya 4,10% dan naik sebesar 4,40%. Sedangkan, yang mengalami penurunan nilai ekspor, antara lain : Aircraft, Spacecraft, And Parts Thereof sebesar € 33,99 miliar, pangsanya 9,36%, dengan penurunan sebesar 3,15%; Powered Aircraft "E.G. Helicopters And Aeroplanes"; sebesar € 29,10 miliar, pangsanya 8,01% dan turun sebesar 3,50%. Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; sebesar € 27,69 miliar, pangsanya 7,62%, dengan penurunan sebesar 2,36%; Pharmaceutical Products; sebesar € 22,43 miliar, pangsanya 6,18%, dengan penurunan sebesar 5,49%. 4. Sementara itu, untuk negara asal impor Perancis pada periode Januari-Oktober 2014, umumnya juga dari kawasan Uni Eropa. Impor Perancis dari Jerman sebesar € 82,36 miliar, dengan pangsa 19,41%, turun sebesar 0,16%; Belgia sebesar € 47,15 miliar, (11,11% ) dan turun 0,88%; Italia sebesar € 32,42 miliar, (7,64%) dan naik 0,66%, serta Belanda sebesar € 31,49 miliar, (7,42%) dan naik 0,40%. Keempat negara tersebut, memberi kontribusi sebesar 45,58% terhadap total impor Perancis pada periode ini. Singapura dan Vietnam merupakan negara-negara ASEAN yang tercatat sebagai negara asal impor Perancis dengan peringkat masing-masing ke-34 dan ke-36. Sementara itu, Indonesia posisinya di peringkat ke-48. Sedangkan, Thailand dan Malaysia peringkatnya masih di atas Indonesia masing-masing di peringkat ke-40 dan ke-43. 5. Beberapa komoditi impor utama Perancis dari Dunia pada periode Januari-Oktober 2014, yang meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013, antara lain : Nuclear Reactors, Boilers, Machinery sebesar € 47,65 miliar, pangsanya 11,18%, dengan kenaikan sebesar 0,11%; Vehicles Other Than Railway Or Tramway sebesar € 36,73 milar, pangsanya 8,61% dan naik sebesar 2,19%; Pharmaceutical Products sebesar € 17,67 miliar, pangsanya 4,14% dan naik sebesar 7,06%. Sedangkan, yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain : Mineral Fuels, Mineral Oils And Products Of Their Distillation; sebesar € 63,88 milar, pangsanya 14,98% dan turun sebesar 8,14% ; Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; sebesar € 34,84 miliar, pangsanya 8,17% dan turun sebesar 1,31%; Petroleum Oils & Oils Obtained Frm Bitum Minerals, Crude; sebesar € 26,61 miliar, pangsanya 6,24%, dengan penurunan sebesar 9,17%; Petroleum Oils And Oils Obtained From Bituminous Minerals (Excl. Crude); sebesar € 21,33 miliar, pangsanya 5,00%, dengan penurunan sebesar 3,02%. B. Perkembangan perdagangan bilateral Perancis dengan Indonesia 1. Pada periode Januari-Oktober 2014, total perdagangan Perancis dengan Indonesia tercatat senilai € 2.006,49 juta, turun sebesar 9,19% dibandingkan dengan total perdagangan periode yang sama tahun 2013, dengan nilai € 2.209,58 juta. Realisasi total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor senilai € 862,62 juta, dan impor sebesar € 1.143,87 juta. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013, ekspor turun sebesar 8,73%. Sedangkan, untuk impor turun sebesar 9,54%. Sehingga, neraca perdagangan antara Perancis dengan Indonesia pada periode Januari-Oktober 2014 tercatat defisit bagi Indonesia sebesar € 281,24 juta atau turun sebesar 11,93% jika dibandingkan dengan periode Januari-Oktober 2013 yang tercatat defisit bagi Indonesia sebesar € 319,33 juta. 2. Beberapa komoditi ekspor Perancis ke Indonesia pada periode Januari-Oktober 2014 yang meningkat, antara lain : Produk diary meningkat sebesar € 44,4 juta atau naik 102,4% ; Mesin dan Peralatan Listrik meningkat sebesar 22,6 juta, atau naik 25,14% ; Optical, Photografi; Sinematografi, meningkat sebesar 3,7 juta , atau naik 14,81%. 3. Impor Perancis dari Indonesia pada periode Januari-Oktober 2014 terdiri dari : Mesin dan Peralatan Listrik; mengalami penurunan sebesar 13,51% , dari € 320,81 juta menjadi € 277,47 juta; Karet dan Produk2 karet, turun sebesar 25,64% , dari € 116,01 juta menjadi € 86,30 juta; Produk kayu, Pulp dan Furniture, mengalami penurunan sebesar 0,38% , dari € 79,76 juta menjadi € 79,46 juta; Tekstil dan Produk2 Tekstil, turun sebesar 0,36% , dari € 78,13 juta menjadi € 77,85 juta. C. Informasi lainnya 1. Promosi minyak kelapa sawit Indonesia di Prancis Sehubungan maraknya iklan di media cetak, elektronik serta label kemasan makanan yang menentang penggunaan minyak sawit pada industri makanan serta rencana Parlemen Perancis mengenakan pajak bea masuk minyak sawit sebesar 300% (yang dikenal dengan nutela tax) pada tahun 2011, maka pada 11 Desember 2014 bertempat di KBRI Paris, dilaksanakan pertemuan antara Indonesia Palm Oil Costumer Care (IPOCC) yang diwakili Bpk. Bayu Krisnamurthi dan Ketua Adhoc IPOCC, Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan ; sementara pihak Perancis terdiri dari Alliance pour une huile de palme durable, media Perancis, dan kalangan NGO (Greenpeace dan Rainforest Alliance). Pertemuan dimaksudkan membangun kesamaan pola fikir dan kerjasama antara Indonesia sebagai negara produsen utama minyak sawit dunia dengan pihak yang mendorong penggunaan minyak sawit pada industri makanan, pihak yang perduli lingkungan dan media sebagai sarana diseminasi informasi, kepada industri dan masyarakat pengguna minyak sawit di Perancis. Perancis merupakan pemimpin dalam membangun opini di Eropa, selain itu media dan parlemen lebih tertarik mengangkat isu-isu yang bersifat negatif untuk konsumsi publik dan konstituennya. Minyak sawit, merupakan produk minyak nabati dari buah pohon kelapa sawit, dan produksinya lebih efisien dibandingkan minyak nabati lainnya seperti rapeseed, sun flower dan colza. Berbagai isu negatif selalu muncul dalam pengembangan industri minyak sawit mulai dari isu deforestasi, masyarakat sekitar hutan, orang utan hingga terakhir isu kesehatan. Isu minyak sawit seperti moving the goal post (satu isu selesai maka muncul isu baru), dan akan seperti itu selamanya. Konsumsi minyak sawit Perancis rata-rata kurang dari 500 ribu ton/tahun atau 5,21% dari total konsumsi minyak sawit Uni Eropa yang mencapai 9,3 juta ton pada tahun 2013. Sedangkan, impor minyak sawit Perancis dari Indonesia rata-rata kurang dari 100 ribu ton/tahunnya. Periode Januari - September 2014 impor minyak sawit Perancis sebesar € 30,2 juta atau turun 17,51% dibanding periode yang sama tahun 2013 yang mencapai nilai € 36,6 juta. Sumber : Laporan Atdag Paris, Perancis, Desember 2014