MENEGASKAN EKONOMI PANCASILA

advertisement
Strategi Bisnis Rasulullah
1
Arab Gurun dan Arab Petra
M. Suyanto
Arabia Gurun dihuni oleh suku pengembara di Akkadian yang
disebut Aribi, seringkali menyerbu Negara sekitarnya, misalnya
Arabia Felix dan Mesopotamia, yang mereka kadangkala
memperoleh kemenangan. Untuk memahami orang terisolasi yang
dikenal sebagai orang tanpa sejarah dibutuhkan kerja keras,
meskipun demikian mereka dikenal sebagai penunggang unta pada
abad ke sepuluh atau kesembilan sebelum Masehi (SM). Pada 250
SM berbagai suku Arabia mulai bergerak menuju Levant. Suku
yang tercatat tersebut adalah suku Qedar dan Nabatu yang
membuat jalan ke wilayah Edomit, Moabite dan Yahudi. Pada
periode Parthian dan Romawi, beberapa dinasti Arabia menguasai
kota di Syam (Syiria) dan Irak. Kota tersebut antara lain Palmyra,
Emesa, Edessa, Hatra, Chacene dan Gerrha. Sementara itu orang
modern umumnya berfikir bahwa penduduk dari Semenanjung
Arabia sebagai Arab, para ahli sejarah kuno seringkali merujuk
orang-orang ini dengan nama suku mereka secara langsung. Ini
merupakjan hal yang sangat penting untuk menemukan siapa orang
Arab yang sesungguhnya.
Orang Arab Petra tinggal di antara Mesir dan Mesopotamia,
yang akhirnya menetap dari pengembaraan sebagai cara hidup
mereka, membangun beberapa kota. Orang yang utama di daerah
ini adalah orang Nabasia dan Petra sebagai ibukota mereka.
Referensi tertua untuk orang Arab dapat ditemukan dalam kitab
Injil Genesis, dimana pedagang Arab jual beli dengan Josep anak
Jacob. Referensi lainnya ditemukan di laporan perang Raja
Assyirian Salmanasser pada 853 SM dan laporan tentang sebuah
kerajaan yang bernama Aribi, yang disebutkan dari Tiglath- Pileser
III (745 – 727 SM) ke depan dan pengikut Asssyrian sampai
pertengahan kedua abad ketujuah. Kemudian, Arab ditundukkan
oleh raja Babilonia Nabonidus, yang membuat oase Tema menjadi
ibukotanya dan mencapai Yatribu (Medina). Menurut peneliti
Yunani, Herodotus, raja Persia Cambyses tidak menduduki Arab
ketika menyerang Mesir pada 525 SM. Penggantinya, Darius I
tidak menyebutkan Arab dalam prasasti Behistun dari tahun
Strategi Bisnis Rasulullah
pertama pemerintahannya, tetapi menyebutkannya dalam akhir
catatan. Halini menunjukkan bahwa Darius hanya menundukkan
sebagian dari wilayah Arabia. Tidak ada petunjuk yang
menunjukkan loyal atau tidak loyal terhadap terhadap raja Persia.
Setelah raja Macedonia Alexander yang Agung menaklukkan
kekaisaran Persia antara 335 sampai 323 SM, bagian dari Arabia
yang tersisa lebih atau kurang otonomi selama berabad-abad. Pada
106 Masehi (M), bagian Arabia berhubungan dengan Yordan yang
dijadikan provinsi kekaisaran Romawi dibawah kekuasaan Trajan.
Ada beberapa kota dalam propinsi ini mulai dari utara menuju
keselatan, Adraa (Dara’), Dion, Gerasa (Jerash), Philadelphia
(amman) dan Aila (Aqaba). Selama periode Romawi, sejarawan
Josephus dan Strabo dengan bebas mencampuradukkan
penggunaan kata Arab dengan Nabasia dan sebaliknya raja
Nabasia dikenal sebagai raja Arab dan kerajaan mereka dikenal
sebagai Arabia. Maka ini hanyalah kesesuaian Kerajaan Nabasia
menjadi Provinsi Arabia, yang memasukkannya ke Kekaisaran
Rowawi. Meskipun, kendali rute laut oleh Himyar sangat
meyakinkan. Pada akhir abad ketiga, raja Samir Yuhar
menyatukan Yaman. Ia menganggap cukup penting untuk
bernegosiasi dalam kestaraan dengan raja Kekaisaran Persia.
2
Download