darah - Fapet C 2010

advertisement
 PENDAHULUAN
 FUNGSI BIOLOGIK DARAH
 KOMPOSISI DARAH
 SIFAT KIMIA FISIKA DARAH
 SINTESIS DARAH
 ERITROSIT
 LEUKOSIT
 CLOTTING (PEMBEKUAN DARAH)
PENDAHULUAN
 PENGERTIAN HEMATOLOG
HAEME Berarti
DARAH
 LOGOS
Berarti ILMU

BATASAN HEMATOLOGI
 ILMU YANG MEMPELAJARI DARAH DAN BEBERAPA ASPEKNYA
• ASPEK NON FISIK :
• ASPEK FISIK
:
ANTARA LAIN FUNGSI DARAH
ANTARA LAIN PERBEDAAN PLASMA DAN
SERUM SERTA BENTUK SEL-SEL DARAH
BATASAN DARAH
 SEBAGIAN CAIRAN TUBUH EKSTRASELULLER DI DALAM
SIRKULASI TERTUTUP DAN MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG
SANGAT DIPERLUKAN OLEH SEL-SEL TUBUH
POSISI DARAH DIDALAM CAIRAN TUBUH
 CAIRAN TUBUH TERDIRI ATAS :
a. CAIRAN INTRASELULAR (DIDALAM SEL)
b. CAIRAN EKSTRASELULAR (DILUAR SEL)










Cairan interstitial
Cairan darah
Cairan gastrointestinal
Cairan peritonial
Cairan abdominal
Cairan thoracal
Cairan kardial
Caiaran serebrospinal
Caiaran intra okular
Dll.
FUNGSI BIOLOGIK DARAH
1. Respirasi selular
 Oksigen di dalam darah

Dari paru-paru
tubuh
Dihantarkan darah  ke sel-sel
 Fungsi oksigen untuk oksigenasi selular (=inspirasi
selular =oksidasi selular)
 Karbondioksida di dalam darah.

Dari sel-sel tubuh Dihantarkan darah  Ke paruparu  Keluar tubuh  Ekspirasi selular
2. Fungsi Nutrisi
 Zat pakan yang diserap dalam saluran
pencernaan dihantarkan darah ke sel-sel tubuh
 Selanjutnya digunakan atau disimpan
3. Fungsi Ekresi
 Sisa metabolisme atau zat-zat yang tidak
dipakai , dibawa melalui darah ke organ
Ekskresi selanjutnya Dibuang atau
dinetralkan
4. Fungsi Imunitas
 Leukosit, antibodi Zat-zat protektif lainnya
dihantarkan darah ke sel-sel yang membutuhkan
5. Fungsi Humoral
 Hormon dari Kelenjar Endokrin dihantarkan darah
ke sel-sel yang membutuhkan
6. Fungsi mengatur tekanan osmotik
 Konsentrasi zat-zat Terlarut (terutama protein)
didalam darah diatur darah agar tekanan osmotik
darah normal
7. Fungsi Keseimbangan Cairan Tubuh
 Cairan darah mengalir terus menerus ke sel atau
rongga jaringan
 selama perjalanannya cairan darah akan
ditahan/ditambah sesuai dengan keadaan tempat.
8. Fungsi mengatur suhu tubuh
 cairan darah mempunyai berat jenis panas tinggi
sehingga berkemampuan menyimpan panas banyak
 cairan darah bersirkulasi cepat sehingga panas
dengan cepat disebarkan :
 Keseluruh tubuh
 Ke permukaan tubuh (proses penguapan)
 Ke paru-paru (proses penguapan)
9. Fungsi mengatur keseimbangan elektrolit/asam
basa darah
 Konsentrasi H+ dan OH- cairan darah =
konsentrasi cairan tubuh (relatif stabil)
10.
Fungsi pengaturan tekanan darah
 Darah mengatur tekanan darah melalui :
 Pengaturan volume darah, dan
 Zat-zat terlarut
11. Fungsi menghindarkan pendarahan
Melalui proses pembekuan darah.
SIFAT KIMIA FISIKA DARAH
1. Berat jenis yang bervariasi antara 1.054 –
1.060
2. Laju viskositasnya sekitar 3-5 kali
viskositas air
3. Warna darah ternak biasanya merah
terang apabila darah mengandung
banyak oksigen, namun dapat berwarna
kebiru-biruan apabila kandungan oksigen
kurang
4. Memiliki laju endap
KOMPOSISI DARAH
1. PLASMA DARAH  55 %
2. SEL-SEL DARAH  45 %;
terdiri dari:
a. SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)
b. SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
c. KEPING-2 DARAH (THROMBOSIT)
1. PLASMA DARAH
 Adalah suatu cairan darah diantara sel-sel
darah yang bebas
 Berupa cairan yang homogen (darah arteri)
 Jumlah plasma :  55% dari darah total
 Konsentrasi persenyawaan-persenyawaan
dalam plasma darah BERFLUKTUASI
Tergantung input dan output
 Persenyawaan-persenyawaan yang ada
dalam darah :
 Air





Plasma
Nutrien : protein, karbohidrat, lipid,vitamin, mineral
Hormon
Urea
Ion-ion
Sifat fisik plasma darah
 Warna plasma darah
 Tergantung pada :
1. spesies
 2. jumlah plasma darah
 Pada umumnya plasma darah berwarna :
 Kuning
 Kuning ringan
 Colourless (tidak berwarna)

 Plasma : kucing, anjing, domba dan kambing
Dalam jumlah banyak : - Kuning ringan
- Colourless
Perbedaan Plasma dan Serum
 Plasma : Cairan darah sebelum darah
membeku (terkandung unsur
pembekuan darah )
 S)erum : Cairan diatas bekuan
darah (tidak mengandung unsur
pembekuan darah)
Permana
 Air dalam plasma darah
 Komponen utama cairan darah
 Menentukan tekanan darah (memelihara
volume air)
 Menghantarkan :
 - sel-sel darah
 - Plasma protein
 - Gas
 MINERAL dan ion-ion dalam plasma darah
 Didalam plasma darah banyak terdapat material
inorganik (terutama : Na, Ca, Mg, Cl, Fosfat,
Bicarbonat, Sulfat)
 Berperan, mengatur : tekanan osmotik pH
darah
 PLASMA PROTEIN dalam darah
 Plasma protein :  8% dari plasma darah
 Plasma protein terdiri atas :
Albumin
 Globulin
 Fibrinogen
 Fungsi :
 Mengatur tekanan osmotik
 pH darah
 Proses imunologik
 Proses pembekuan darah

2. SEL-SEL DARAH
 SEL DARAH MERAH :
 Nama lain : - Eritrosit ( Red
Blood Cell)
 SEL DARAH PUTIH :

Nama lain : - Lekosit
(White Blood Cell )
 TROMBOSIT (PLATELET
DARAH)
FAKTOR-FAKTOR PENENTU KOMPOSISI DARAH
 Keseimbangan asam basa
 Keseimbangan ion
 Keseimbangan cairan darah
 Aktivitas organ hati
 Aktivitas tubuh
 Olah raga : antara lain meningkatkan
pembentukan Hb dan eritrosit
 Komposisi darah ARTERI Diseluruh tubuh sama
dan stabil
 Komposisi darah VENA Tergantung aktivitas
organ
 Bila Komposisi darah berubah, Secara cepat
Kembali ke semula dengan cara :
 Konsentrasi zat-zat dalam darah berlebih
Segera dikeluarkan dari darah Ke organ /
jaringan untuk dibuang/disimpan
 Bila konsentrasi turun
 Cadangan organ/jaringan diserap kembali
masuk ke sirkulasi darah
PROSES HEMOPOIESIS
 BATASAN HEMOPOIESES :
 PROSES PEBENTUKAN SEL-SEL DARAH DI DALAM
ORGAN HEMOPOIETIK
 ORGAN HEMOPOIETIK TERLETAK PADA SISTEM
RETIKULO ENDOTHELIAL (RES : RETICULO
ENDOTHELIAL SYSTEM)
 RES PADA HEWAN MUDA :
 KANTONG YOLK
 LIMPA
 HATI
 LYMPHONODE
 RES PADA HEWAN DEWASA : SUMSUM TULANG
 BATASAN ERITROPOIESIS
 PROSES PEMBENTUKAN SEL-SEL DARAH MERAH
DI DALAM ORGAN ERITROPOIETIK
Jalur Hemopoieses
Reticulo Endothelial System Hewan Dewasa
 ERITROPOIESIS
 ADALAH : SUATU PROSES PEMBENTUKKAN ERITROSIT DI
DALAM ORGAN ERITROPETIK
 ORGAN ERITROPOIETIK :
 TEMPAT ATAU ORGAN PEMBENTUKKAN ERITROSIT
 ZAT ERITROPOIETIN
(=ERYTROPOIETIC
STIMULANTING FACTOR) = ESF) :
 ZAT YANG MENGATUR /MERANGSANG PEMBENTUKKAN
ERITROSIT
 ERITROPOIESIS MENINGKAT
 BILA JUMLAH OKSIGEN YANG DITRANSPORT KE
SEL-SEL TUBUH BERKURANG
 (HIPOKSIA : SEL KEKURANGAN O2)

TEMPAT ORGAN ERITROPOIETIK
a. PHASE EMBRIONAL
 ERITROSIT PRIMITIF DIBENTUK DI DALAM KANTUNG
KUNING TELUR
b. bTRIMESTER KEDUA KEHAMILAN
1. ERITROSIT TERUTAMA DIBENTUK OLEH HATI KEMUDIAN
OLEH LIMPA DAN KELENJAR LIMFE
c. TRIMESTER KETIGA KEHAMILAN DAN SETELAH
DILAHIRKAN

ERITROSIT DIBENTUK OLEH SUM-SUM TULANG

SAMPAI DENGAN 5 TAHUN SEMUA TULANG

SAMPAI DENGAN 20 TAHUN SEMUA TULANG
PANJANG KECUALI HUMERUS DAN TIBIA
(BERLEMAK)

DIATAS 20 TAHUN DIHASILKAN OLEH :
SUM-SUM TULANG MEMBRANOSE :

OS. VERTEBRAE (T. PUNGGUNG)

OS. STERNUM (T. DADA)

OS. COSTAE (T. IGA)

OS. PELVIS (T. PINGGUL)
ERITROSIT
(SEL DARAH MERAH = RED BLOOD CELLS)


ERITROSIT MEMBERI WARNA MERAH PADA DARAH
FUNGSI ERITROSIT:
1. MENGHANTARKAN OKSIGEN DARI PARU-PARU 
JANTUNG KIRI  SELURUH TUBUH  SEL-SEL
TUBUH

MAKA TERJADI :
 OKSIGENASI SELULAR
 RESPIRASI SELULAR
 INSPIRASI SELULAR
 OKSIDASI SELULAR
2. MEMBAWA KARBONDIOKSIDA DARI SEL-SEL TUBUH
KE JANTUNG KANAN  ORGAN EKSKRESI PARUPARU
KE LUAR TUBUH (=EKSPIRASI SELULAR)
ANATOMI ERITROSIT
 TERNAK UNGGAS &
HEWAN BERDERAJAT
RENDAH :
 ERITROSIT BERBENTUK
ELLIPS
 ERITROSIT BERINTI
 TERNAK MAMALIA
 ERITROSIT BERBENTUK
BI CONCAVE BULAT
SEPERTI PIRING
 TIDAK BERINTI
 DIAMETER ERITROSIT
BERVARIASI TERGANTUNG
SPESIES HEWAN
SPESIES
KUDA
DOMBA
KAMBING
BABI
ANJING
KUCING
MANUSIA
DIAMETER (MICRON)
5,6
5,0
4,1
6,2
7,3
6,5
7,5
JUMLAH ERITROSIT

FAKTOR GENETIK



SPESIES
RAS
INDIVIDUAL

FAKTOR
LINGKUNGAN LUAR
:




PAKAN
IKLIM
PENYAKIT
MANAGERIAL
JUMLAH ERITROSIT
SPESIES HEWAN
KUDA
SAPI
DOMBA
KAMBING
KUCING
KELINCI
AYAM
MANUSIA
RATAAN JUMLAH
ERITROSIT
(JUTA/mm3)
6,9
6,3
8,1
13,9
7,2
5,9
3
5
 KOMPOSISI ERITROSIT
1. AIR
2. BENDA PADAT

HAEMOGLOBIN (Hb)

STROMA

(62-72%)
(28-38%)
( 95%)
( 5%)
FUNGSI UTAMA HEMOGLOBIN
1.
MENGIKAT O2 (DALAM BENTUK HbO2)DALAM
PARU-PARU DAN MENGHANTARKANNYA KE SELSEL TUBUH UNTUK PROSES INSPIRASI SELULAR

OKSIGENASI SELULAR

OKSIDASI SELULAR
2.
DARI SEL-SEL, Hb MENGIKAT CO2 (HbCO2, SISA
METABOLISME SELULAR) DAN
MENGHANTARKANNYA KE ALAT-ALAT EKSKRESI 
DIKELUARKAN KE UDARA MELALUI PARU-PARU
(EKSPIRASI SELULER)
Struktur Hemoglobin
 STROMA
TERDIRI ATAS :
1. PROTEIN
2. LIPIDA
1. LECITIN
2. CEPHALIN
3. CHOLESTEROL
3. ZAT-ZAT INORGANIK
FUNGSI STROMA
 MENENTUKAN TEKANAN OSMOTIK ERITROSIT
 MENENTUKAN KEKUATAN MEMBRAN
ERITROSIT
 BERKAITAN ERAT DENGAN PROSES HEMOLISIS
 HEMOLISIS
 SUATU KEADAAN HEMOGLOBIN KELUAR DARI
ERITROSIT SEHINGGAHEMOGLOBIN TERDAPAT
BEBAS DI DALAM PLASMA ATAU SEKITAR SELSEL ERITROSIT
 MEKANISME HEMOLISIS KURANG
DIKETAHUI
 BEBERAPA PENYEBAB HEMOLISIS
1. PENURUNAN TEKANAN OSMOTIK PLASMA
2. RUPTURA STROMA
3. TEMPERATUR TINGGI ( 64C ATAU LEBIH
KECIL)
4. PENGOCOKKAN DARAH
5. PENAMBAHAN ZAY-ZAT :
1.
2.
SAPONI
SABUN
6. BISA ULAR DLL
TIGA MACAM CAIRAN :
CAIRAN HIPOTONIK
1.


AIR, LARUTAN GARAM LEMAH
Menurunkan Tekanan Osmotik Plasma
CAIRAN ISOTONIK
2.


(NaCl FAAL= NaCl 0,9%)
Tekanan osmotik plasma dengan Eritrosit seimbang
CAIRAN HIPERTONIK
3.


NaCl PEKAT)
Meningkatkan Tekanan Osmotik Plasma
 CAIRAN HIPOTONIK
 Bila dimasukkan KE DALAM CAIRAN DARAH 
TEKANAN OSMOSE DARAH MENURUN 
TERJADI ALIRAN AIR KE DALAM SEL-SEL
ERITROSIT melalui membran semi permeable 
SEL-SEL ERITROSIT MENGGEMBUNG 
MEMBRAN SEl ERITROSIT RUPTURA (pecah)
SECARA MEKANIK  Hb KELUAR DARI ERITROSIT
 HEMOLISIS
 CAIRAN ISOTONIK
 Bila dimasukkan KE DALAM CAIRAN DARAH 
Tidak Merubah Tekanan Osmotik  Terjadi
keseimbangan
 CAIRAN HIPERTONIK
 Bila dimasukkan KE DALAM CAIRAN DARAH  TEKANAN
OSMOSE DARAH MENINGKAT  CAIRAN ERITROSIT
KELUAR  ERITROSIT MENGKERUT
TEKANAN OSMOTIK DARAH BERVARIASI
TERGANTUNG : SPESIES, JENIS HEWAN
DIEKIVALENSIKAN DENGAN KONSENTRASI NaCl FAAL
(0,9 GRAM PER 100 GRAM H2O)
(AQUA AD)
Species, Jenis Kelamin
Persentase
DOMBA
KAMBING
KUDA
SAPI
ANJING
PRIA
WANITA
0,978
0,955
0,927
0,936
0,933
0,945
0,927
LEUKOSIT
(SEL-SEL DARAH PUTIH =WHITE BLOOD CELLS)
 BENTUKNYA LEBIH BERVARIASI (DIBANDING
DENGAN ERITROSIT)
 UNTUK SISTEM PERTAHANAN TUBUH (SEBAGAI
UNIT MOBIL) TERHADAP AGEN INFEKSI YANG
MENYERANG TUBUH DENGAN CARA FAGOSITOSIS
KEMUDIAN MENGHANCURKAN AGEN INFEKSI
 DALAM SISTEM PERTAHANAN TUBUH LEKOSIT
BEKERJA SAMA DENGAN SISTEM
RETIKULOENDOTHEL
MACAM LEUKOSIT
a. GRANULOSIT
b. AGRANULAR
 NEUTHROPHILES
 LYMPHOCYTES
 EOSINOPHILES

 BASOPHILES
MONOCYTES
 SETELAH LEKOSIT TERBENTUK
DITRANSPORTASIKAN
KE DALAM DARAH KE DAERAH INFEKSI/PERADANGAN
(YANG MEMERLUKAN)
 JUMLAH LEUKOSIT JAUH LEBIH RENDAH DARIPADA
ERITROSIT
 SATUAN JUMLAH LEUKOSIT RIBUAN /MM3
 JUMLAH LEUKOSIT MENINGKAT PADA HEWAN
MENDERITA INFEKSI
 UMUR LEUKOSIT HEWAN : 1 – 4 HARI
Pembekuan Darah (Clotting)
1. Luka
2. Adanya gesekan permukaan luka yang
kasar dengan darah maka enzim
tromboplastin segera bergabung dengan
kalsium dan protrombin di plasma darah
3. Terbentuklah jalinan benang-benang
(fibrin) yang dihasilkan membentuk lapisan
pelindung, yang akhirnya mengeras
4. Lapisan sel-sel paling atas akhirnya mati,
menumpuk, sehingga membentuk
keropeng. Di bawah keropeng ini, atau
lapisan pelindung, sel-sel baru sedang
terbentuk
Faktor I : Fibrinogen
Faktor II : Prothrombin, Prothrombin kompleks da Prethrombin
Faktor III : Thromboplastin, Thromboplastin jaringan
Faktor IV : Calcium
Faktor V : Ac-globulin, Labile factor, dan Proaccelerin
Factor VII : Stable factor, Serum prothrombin conversion accelerator (SPCA)
Factor VIII : Antihemophilic globulin (AHG), Antihemophilic factor (AHF),
Platelet cofactor I, Facteur antihemophilique A,
Thromboplastinogen
Factor IX : Plasma thromboplastin component (PTC), Chrismas factor,
Platelet cofactor II, Autoprothrombin II, Facteur antihemophilique
B
Factor X : Autoprothrombin III, Stuart-Power fafctor, Prothombokinase
Factor XI : Plasma thromboplastin antecedent (PTA)
Factor XII : Hageman Factor (HF), Contact factor , prekalikrein dan high
Molecule kininogen mengaktifkan faktor XIIa
Factor XIII : Fibrin stabilizing factor (FSF), Laki-Lorand (L-L) factor,
Fibrinase, Plasma transglutaminase
Proses Pembentukan Fibrin
Download