BAB II FISIOLOGI SEL OSMOTIC FRAGILITY TEST Tujuan Praktikum Mempelajari pengaruh berbagai macam kosentrasi larutan NaCl, larutan saponin dan larutan ureum terhadap sel darah merah. Dasar teori Membran sel hewan eukariot bersifat semipermiabel dan merupakan struktur sel yang memisahkan sitoplasma dengan lingkungan luarnya. Berperan sebagai pembatas pergerakan bahan masuk dan ke luar sel, molekul hidropobik dapat melewatinya dengan mudah, sedangkan molekul hidropilik lebih sulit. Dibentuk oleh: a. Dua lapisan lipid (posfolipid) bagian kepala yang bersifat hidropilik mengarah ke cairan ekstrasel dan ke sitoplasma, sedangkan kakinya yang hidropobik bertemu pada bagian dalam lapisan membran. b. Protein yang tersusun seperti mosaik pada lapisan lipid (pada bagian dalam, luar dan menembus dari luar ke dalam membran/trasmembran) yang berfungsi sebagai komponen struktural membran, pompa dan saluran ion, carrier, reseptor dan enzim. c. Kolesterol (pada hewan eukariot jumlah kolesterol ini menentukan permeabilitas membran terhadap air, makin banyak kolesterol makin kurang permeabilitasnya terhadap air misal pada tubuli distal ginjal). Air akan bergerak mengikuti gradien osmotik melewati membran sel. Bila sel eritrosit berada pada medium yang lebih rendah tekanan osmotiknya, air akan masuk ke dalam sel. Membran sel eritrosit akan pecah (hemolisis) saat penambahan volume cairan sel, melewati ambang batas yang dapat ditahan membran sel, hemoglobin akan tersebar pada medium. Bila sel yang mengalami hemolisis lebih banyak dari yang tidak mengalami hemolisis, campuran darah dan medium akan bewarna merah cerah. Sebaliknya bila sel yang mengalami hemolisis lebih sedikit dari yang tidak mengalami hemolisis, campuran darah dan medium bewarna merah keruh. Bila sel darah merah berada pada mebium yang lebih tinggi tekanan osmotiknya, air akan ke luar dari sel, sel akan mengkerut (krenasi). Medium yang berisi sel eritrosit yang mengalami krenasi akan bewarna merah keruh. Bila sel berada pada medium yang mengandung bahan pelarut lemak, membran sel akan rusak, sel eritrosit juga akan mengalami hemolisis. Bahan dan alat - Larutan NaCl 0.9%, 0.65%, 0.45%, 0.25%, 0%, (aquadest) - 1% ureum dalam larutan NaCl 0.9% - 1% ureum dalam aquadest - 1% saponin dalam larutan NaCl 0.9% - 1% saponin dalam aquadest - Larutan NaCl 3% - Tabung reaksi 10 buah dalam rak - Pipet 5 ml 11 buah - Gelas objek 1 buah dengan 2 buah kaca penutup - Mikroskop - Kertas tissue/lap bersih dan halus - Darah yang tersedia (di tambah dengan antikoagulan) Tata kerja 1 Beri nomor 1-10 pada tabung reaksi yang digunakan 2 Isi tabung 1 : larutan NaCl 0.9% (larutan isotonis dengan darah sebagai kontrol) 3 Isi tabung 2 : larutan NaCl 0.65% 4 Isi tabung 3 : larutan NaCl 0.45% 5 Isi tabung 4 : larutan NaCl 0.25% 6 Isi tabung 5 : larutan NaCl 0% (aquadest) 7 Isi tabung 6 : 1% ureum dalam larutan NaCl 0.9% 8 Isi tabung 7 : 1% ureum dalam aquadest 9 Isi tabung 8 : 1% saponin dalam larutan NaCl 0.9% 10 Isi tabung 9 : 1% saponin dalam aquadest 11 Isi tabung 10 : larutan NaCl 3% 12 Masing-masing sebangyak 5 ml 13 Tambahkan 3 tetes darah ke dalam setiap tabung dan homogenkan (dengan menggoyangkan rak tabung reaksi) 14 Periksa warna dan kekeruhan larutan di dalam tabung 15 Warna merah cerah menunjukan adanya hemolisis. Warna merah keruh belum tentu tidak terjadi perubahan-perubahan. Kemungkinan sebagian sel eritrosit mengalami hemolisis atau perubahan lainnya. Untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis. Cara pemeriksaan dengan mikroskop : - Pada gelas objek tempatkan di bagian kiri satu tetes larutan dari tabung 1 sebagai kontrol (pembanding), dan pada bagian kanan satu tetes larutan dari tabung 2. tutup masing-msing dengan gelas penutup. - Periksa di bawah mikroskop dengan lensa objektif. 10x dan okuler. 10x . perhatikan dan bandingkan bentuk sel, besar dan banyaknya sel eritrosit dari sampel yang terletak dibagian kanan gelas obyek, yang berasal dari tabung nomor 2. dengan kontrol dibagian kiri gelas obyek. - Lakukan pemeriksaan yang sama untuk tabung-tabung lainnya, dengan menggunakan tabung ke 1 sebagai kontrol. - Catatlah hasil pengamatan pada kolom-kolom yang tersedia. - Pada kolom pemeriksaan makroskopis, tuliskan + bila terlihat jelas adanya hemolisis (warna merah cerah) dan tambahkan derajat hemolisis sempurna bila tidak ditemukan eritrosit pada pemeriksaan mikroskopis dan tidak sempurna bila pada pemeriksaan mikroskopis masih ditemukan sel eritrosit dan - bila belum terlihat adanya hemolisis (warna merah keruh). - Pada kolom pemeriksaan mikroskopis: Untuk bentuk, tuliskan bulat licin, bulan berigi-rigi, atau gambaran lainnya; untuk besar, bandingkan dengan kontrol (dari tabung no.1 ), tuliskan = (sama dengan kontrol), > (lebih besar) dan < (lebih kecil); dan untuk relatif banyaknya sel eritrosit dibandingkan dengan kontrol, tanda = (sama), > (lebih banyak), dan < (lebih sedikit) dari kontrol. Hasil Pengamatan Larutan Makroskopis Warna Derajat Hemolisis Mikroskopis Bentuk sel Ukuran sel Banyaknya sel