LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOLOGI “KEGIATAN 2 : PENGARUH TEKANAN OSMOTIK TERHADAP KEUTUHAN MEMBRAN ERITROSIT” A. Dasar Teori Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron. Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warnanya kuning kemerah-merahan karena mengandung hemoglobin. Komponen erit rosit terdiri dari membran eritrosit, sistem enzim G6PD (Glucose 6-Phosphatedehydrogenase) serta hemoglobin yang terdiri hemo yang merupakan gabungan protoforfilin dengan besi dan globin yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta (Handayani & Haribowo, 2008). Pada kondisi hipertonis yaitu cairan memiliki tekanan atau konsentrasi yang lebih tinggi daripada cairan dalam sel menyebabkan air akan berpindah dari dalam eritrosit keluar sehingga eritrosit akan mengalami penyusutan atau krenasi. Sebaliknya pada kondisi hipotonis, air akan masuk ke dalam sitoplasma eritrosit sehingga eritrosit akan menggembung yang kemudian pecah atau hemolisis. Kecepatan hemolisis dan krenasi dipengaruhi oleh tingkat kepakatan larutan (Nurcahyo & Nurcahyo, 2018). B. Tujuan Praktikum 1. Tujuan Kegiatan a. Mengetahui pengaruh konsentrasi garam yang hipotonis, isotonis dan hipertonis terhadap keutuhan membran sritrosit. b. Mengetahui kecepatan hemolisis dan krenasi eritrosit pada berbagai konsentrasi larutan. 2. Kompetensi Khusus a. Mahasiswa dapat melakukan cara penentuan kecepatan hemolisis dn krenasi eritrosit pada berbagai konsentrasi larutan. b. Mahasiswa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi persentasi hemolisis eritrosit pada berbagai konsentrasi larutan. C. Rumusan Masalah 1. Bagaiman pengaruh konsentrasi garam yang hipotonis, isotonis dan hipertonis terhadap keutuhan membran sritrosit. 2. Bagaimana konsentrasi garam yang hipotonis, isotonis dan hipertonis terhadap keutuhan membran sritrosit. D. Metode Praktikum 1. Jenis kegiatan : Observasi 2. Objek Pengamatan: Sel darah merah manusia 3. Alat dan Bahan: a. Mikroskop 3 buah b. Kaca benda dengan cekungan dan gelas penutup (cover glass) 5 buah c. Pipet 4 buah d. Garam fisiologis 3%, 1%, 0,9%, 0,7% Secukupnya e. Aquades Secukupnya f. Darah periver (probandus) Secukupnya 4. Cara Kerja a. Darah perifer diambil dari ujung jari manis. b. 1 tetes darah diteteskan di atas cekungan kaca objek, kemudian tambahkan 1 tetes NaCl 0,7% dan amati kapan erotrosit tampak mulai berhemolisis menggunakan mikroskop. c. Ulangi langkah (1) dan (2) untuk larutan 0,9%, 1%, 3%, dan aquades. d. Untuk mengetahui kecepatan terjadinya krenasi lakukan seperti langkah di atas dengan menggunakan larutan NaCl 3%. Selanjutnya gambar diambil menggunakan kamera dan catat hasilnya. E. Hasil dan Diskusi Tabel 1. Hasil Percobaan Kecepatan Hemolisis dan Krenasi Kelompok 5 6 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 Kode Nama Kadar garam fisiologis SAN PDA DAK AS Aquades Rerata Aquades RRE KRM NaCl 0,5% FK Rerata NaCl 0,5% AN NT RRE KRM FK AAS NaCl 0,7% ANC SAN PDA DAK AS Rerata NaCl 0,7% AN NT RRE KRM FK AS NaCl 0,9% ANC SAN PDA DAK AS Rerata NaCl 0,9% AN NT RRE KRM NaCl 1,0% FK AS ANC SAN Kecepatan (menit) Hemolisis - Krenasi 1,35 2,12 2,10 2,00 2,00 2,38 1,11 1,83 1,38 1,60 2,00 1,00 1,00 3,28 1,03 0,42 1,05 0,36 1,31 - 1,89 1,35 0,98 1,50 1,50 2,43 2,20 2,38 1,01 0,47 1,03 0,45 1,39 1,25 0,95 3,00 2,10 3,27 1,53 1,53 0,65 - 6 1 2 3 4 5 6 PDA DAK AS Rerata NaCl 1,0% AN NT RRE KRM FK AS NaCl 3,0% ANC SAN PDA DAK AS Rerata NaCl 3,0% - 0,32 1,43 0,33 1,49 1,17 0,90 4,10 4,00 4,20 3,25 1,23 0,40 0,23 0,50 0,20 1,83 Percobaan pengaruh tekannan osmotik terhadap keutuhan membran eritrosit dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam yang hipotonis, isotonis dan hipertonis terhadap keutuhan membran eritrosit dan mengetahui kecepatan hemolisis dan krenasi eritrosit pada berbagai konsentrasi larutan. Untuk mengamati peristiwa tersebut, maka darah yang telah diambil dan diletakkna di kaca cekung diberikan larutan garam berbagai konsentrasi dan diamati menggunakan mikroskop. Cairan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi dari cairan dalam sel disebut dengan cairan hipertonis. Karena cairan ini akan menarik air dari sitoplasma eritrosit menyebabkan sel akan mengalami krenasi atau disebut juga plasmolisis yang ditunjukkan dengan perubahan sel menjadi mengkerut. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa cairan yang bersifat hipertonis yaitu pada pemberian garam NaCl dengan konsentrasi tinggi (lebih pekat dan kental) yaitu 3%, 1% dan 0,9%. Sedangkan cairan hipotonis yaitu cairan yang konsentrasinya lebih rendah daripada cairan dalam sel. cairan ini akan masuk ke dalam eritrosit sehingga mengembang dan pecah atau disebut juga hemolisis. Peristiwa ini ditunjukkan pada konsentrasi rendah (lebih encer) yaitu 0,7% da 0,5%. Sedangkan akuades dalam hal ini mengalami krenasi, dimana seharusnya sel tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan aquades. Kepekatan cairan sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh sel mengalami krenasi dan plasmlolisis. Semakin pekat suatu cairan maka semakin semain cepat cairan akan mengalami perubahan membran eritrosit. kemudian perubahan membran eritrosit ini berkaitan dengan bagaimana pergerakan air dalam sel atau disebut juga sebagai peristiwa osmosis. Dari Tabel 1 diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk krenasi dan hemolisis belum sesuai dengan teoritis. Ketidaktelitian praktikan saat melakukan mengamatan baik saat menggunakan mikroskop dan menekan stopwatch merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian waktu krenasi dan plasmolisis dengan teori secara kualitatif. F. Kesimpulan Pengaruh konsentrasi garam NaCl yang hipotonis, osotonis dan hipertonis terhadap keutuhan membran eritrosit yaitu. Semakin bedar tingkat konsentrasi larutan garam maka semakin besar peluang sel untuk mengalami penyusutan atau krenasi dan semakin kecil untuk mengalami penggembungan dan pecah (hemolisis). Larutan yang mengalami krenasi yaitu pada NaCl konsetrasi 3%, 1%, dan 0,9% serta hemolisis pada konsentrasi 0,5% dan 0,7%. Semakin tingi konsentrasi laruta semakin cepat peristiwa krenasi dan hemolisis terjadi. G. Daftar Pustaka Nurcahyo, Heru & Djukri. . 2018. Petunjuk Praktikum Biologi. DIY: UNY. Handayani, W, & Haribowo, S, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Media. H. Dokumentasi Gambar 1. Sebagian Sel Mengkerut (Krenasi) Gambar 2. Sebagian Sel Menggembung (Plasmolisis)