Review Perkembangan Industri Reksa Dana Sebelum Krisis

advertisement
Review Perkembangan Industri Reksa Dana Sebelum Krisis
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal
baik pemodal institusional maupun individual, termasuk juga pemodal-pemodal kecil dan
mereka yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian serta pengetahuan yang terbatas
untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa dana dapat memberikan
keuntungan bagi Investor apabila portfolio efek yang dikelola oleh manajer investasi
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan, namun jika portfolio efek tersebut
mengalami kerugian maka reksa dana juga bisa mengalami kerugian.
Ini berarti, reksa dana tidak selamanya memberikan tingkat imbal hasil (return)
yang tinggi, yang artinya reksa dana itu juga mengalami kenaikan dan penurunan.
Agustus 2007 merupakan awal mulanya bulan buruk yang membawa kepahitan krisis
ekonomi sampai sekarang. Sekilas kita akan membahas perkembangan industri reksa
dana sebelum krisis keuangan global (subprime mortgage) yang menimpa dunia saat ini
sampai dengan sekarang.
Pada akhir 2007, reksa dana mulai menunjukkan pertumbuhan yang agak kurang
menyenangkan. Menurut data dari BAPEPAM – LK, pada akhir Desember 2007, total
dana kelolaan (NAB) seluruh reksa dana mengalami penurunan yang signifikan yakni, 11, 53%. Meskipun secara keseluruhan reksa dana mengalami -11,53%, reksa dana
campuran dan reksa dana terproteksi masih bisa bertumbuh 3,63% dan 2, 08%,
sedangkan reksa dana indeks -78,58%, saham -30,59%, pendapatan tetap -4,67%, dan
pasar uang 0,87%. Disisi lain, jumlah unit penyertaan malah naik 7,93% yakni 325.244.
Tetapi setelah itu, yakni pada akhir Januari 2008, reksa dana secara keseluruhan
mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni, tumbuh sebesar 20,09%. Angka ini
yakni disumbang terbesar oleh reksa dana saham yang bertumbuh 72, 21%, indeks
7,04%, campuran 3,03%. Disamping itu juga, pada saat itu ada juga reksa dana yang
mengalami penurunan yakni reksa dana pendapatan tetap -3,32%, pasar uang 2,55%,
terproteksi -1,34%. Dan sisanya dipengaruhi oleh munculnya reksa dana etf saham, etf
pendapatan tetap dan syariah. Disisi lain, jumlah unit penyertaan mengalami kenaikan
sebesar 7,64% yakni 350.105.
Ternyata dampak krisis keuangan global terasa pada Oktober 2008. Menurut data
BAPEPAM – LK, pada Oktober 2008, secara keseluruhan reksa dana mengalami
penurunan yang sangat signifikan yakni, -20,95%. Penyumbang besar penurunan ini
adalah reksa dana saham dan pasar uang yaitu -34,76% dan 34,59%. Sedang sisanya
reksa dana indeks -29,81%, pendapatan tetap -21,90%, campuran -21,82 dan terproteksi 2,58%.
Setelah Oktober 2008 tersebut, secara keseluruhan reksa dana hanya mengalami
pertumbuhan yang tidak terlalu signifikan. Pada April dan Mei 2009 yang lalu, secara
keseluruhan, reksa dana hanya bertumbuh sebesar 9,91% dan 8,29%. Pertumbuhan ini
disebabkan arus dana atau capital inflow asing yang membanjiri industri instrumen
investasi di Indonesia, termasuk di dalamnya industri reksa dana.
Pada akhir Mei 2009 yang lalu, selain total dana kelolaan (NAB) mengalami
pertumbuhan 8,29% atau sebesar 92,12 triliun, jumlah unit penyertaan juga mengalami
peningkatan sebesar 1,85% atau sebesar 356.783.
(dalam Rp. Miliar)
Total Reksa Dana
38,000.00
36,000.00
34,000.00
32,000.00
30,000.00
28,000.00
26,000.00
24,000.00
22,000.00
20,000.00
18,000.00
16,000.00
14,000.00
12,000.00
10,000.00
8,000.00
6,000.00
4,000.00
2,000.00
-07
O ct
-07
N ov
-0 7
D ec
-0 7
Jan
-0 8
Fe b
-0 8
Ma
r-0 8
A pr
-08
Ma
y -0 8
Jun
-0 8
J u l08
A ug
-08
S ep
-08
O ct
-08
N ov
-0 8
D ec
-0 8
Jan
-0 9
Fe b
-0 9
Ma
r-0 9
A pr
-09
May
-0 9
-07
S ep
A ug
J u l-
07
saham
p.uang
camp.
pend. Tetap
terproteksi
indeks
Sumber : BAPEPAM – LK, diolah
Total Reksa Dana
(dlm Rp. Miliar)
Total Reksa Dana VS Jumlah Unit Penyertaan
100,000.00
Jumlah Unit Penyertaan
500,000.00
95,000.00
450,000.00
90,000.00
85,000.00
400,000.00
80,000.00
350,000.00
75,000.00
70,000.00
300,000.00
65,000.00
60,000.00
250,000.00
55,000.00
50,000.00
200,000.00
Jul-07 Aug- Sep- Oct- Nov- Dec- Jan- Feb- Mar- Apr- May- Jun- Jul-08 Aug- Sep- Oct- Nov- Dec- Jan- Feb- Mar- Apr- May07
07
07
07
07
08
08
08
08
08
08
08
08
08
08
08 09
09
09
09
09
Sumber : BAPEPAM – LK, diolah
Dari uraian sebelumnya, penulis melihat bahwa reksa dana terproteksi kenaikan
dan penurunannya relatif stabil dibandingkan reksa dana lainnya. Sekilas dari namanya
reksa dana ini sesuai dengan karakter investor Indonesia yang sangat mendewakan
“keamanan dan kepastian”. Reksa dana terproteksi sebenarnya adalah Reksa dana yang
memberikan proteksi atas nilai investasi awal investor melalui mekanisme pengelolaan
portofolio. Manajer Investasi selanjutnya akan menginvestasikan dana nasabah pada efek
bersifat utang yang masuk kedalam kategori layak investasi (ratingnya BBB keatas).
Iklim investasi di industri reksa dana memang masih cukup menjanjikan. Ini
dikarena tingkat imbal hasil (return) reksa dana Indonesia jauh melebihi return reksa
dana di Asia pada umumnya.
Reksa Dana bukan merupakan produk bank, sehingga tidak dijamin oleh bank,
serta tidak termasuk dalam cakupan objek program penjaminan pemerintah atau
penjaminan simpanan. Oleh karena itu, semakin tinggi potensi keuntungan yang dapat
Investor raih, semakin besar pula risiko hilangnya nilai investasi Investor.
Pilih jangka waktu investasi yang sesuai dengan rencana keuangan Anda dan
jangan mudah terpengaruh pendapat orang lain, serta berpikir dan bertindak realistis
dalam berinvestasi. Selamat berinvestasi.
Oleh: Adler Haymans & Arifin Hasudungan, dimuat di Majalah File Investasi Edisi Juli 2009
Download