ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN ”INDEX GANDA” (STUDI PADA SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2004 – 2006) Disusun Oleh : Moch. Meizaq Chimky (03610404) FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2007 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre (saraf finansial dunia) dunia ekonomi modern. Bahkan, perekonomian modern tidak akan mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir dengan baik. Setiap hari terjadi transaksi triliunan rupiah melalui institusi ini (Artikel, 2003, www.google.com). Pasar modal sebagai institusi modern tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi. Pada umumnya proses-proses transaksi bisnis yang terjadi dikendalikan oleh para spekulan yang selalu melakukan analisis serta perhitungan untuk mengambil tindakan spekulasi. Aktivitas inilah yang membuat pasar tetap aktif, tetapi aktivitas ini tidak selamanya memberikan keuntungan terutama pada saat terjadi depresi. Ada beberapa prinsip dasar untuk membangun sistem pasar modal yang sesuai dengan ajaran Islam. Implementasinya, memang dibutuhkan proses diskursus yang panjang (Syauqi Beik. Irfan, dalam, www.google.com). Prinsip tersebut, antara lain, tidak diperkenankannya penjualan dan pembelian secara 2 langsung. Saat ini, jika seseorang ataupun sebuah perusahaan ingin menjual atau membeli saham, dia akan menggunakan jasa broker atau pialang. Kemudian broker tersebut akan menghubungi jobbers dan menyampaikan maksud untuk bertransaksi, baik dalam pembelian maupun penjualan saham. Para jobber ini menawarkan 2 rate harga, yaitu rate harga yang akan dibelinya yang biasanya lebih rendah dan rate harga yang akan dijualnya yang biasanya lebih tinggi. Selanjutnya para jobber berkewajiban untuk membeli saham tersebut. Transaksi model ini memberikan 2 implikasi. Yang pertama, para jobber akan melakukan pembelian saham meskipun mereka belum tentu membutuhkannya (Syauqi Beik. Irfan, dalam, www.google.com). Mereka membeli saham dengan harapan akan dapat menjualnya kembali kepada pihak yang memerlukan. Hal ini akan membuka pintu spekulasi. Para spekulan mengetahui bahwa mereka dapat membeli saham yang menguntungkan dari pasar karena para jobber ini mampu menyediakan ready stock. Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik. Untuk itu, prosedur pembelian atau penjualan saham secara langsung tidak diperkenankan. Mengingat firman Allah dalam (QS. al-Baqarah [2]: 275) “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”, maka pada tanggal 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan indeks islam, Jakarta Islamic Indeks, yang merupakan hasil kerja sama dengan PT Danareksa Investment Management. Indeks ini akan melengkapi indeks-indeks yang selama ini ada di BEJ yaitu IHSG dan LQ 45. 3 Kehadiran dari indeks islam ini selain untuk menggairahkan pasar modal, setelah banyak bermunculan bank-bank yang menerapkan prinsip syariah, juga diharapkan mampu menarik pemodal dan masyarakat Islam yang ingin bermain di lantai bursa. Mereka bukan hanya para pemodal yang telah menanamkan modalnya di pasar modal namun juga investor yang masih ragu-ragu untuk melepas dananya untuk membeli saham karena tidak mengetahui secara mendalam aturan syariah. Kesuksesan BEJ mengeluarkan indeks Islam ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan cendekiawan muslim dan pihak-pihak lain yang peduli terhadap pentingnya penerapan nilai-nilai syariah dalam perekonomian dalam upayanya menciptakan suatu tatanan ekonomi dan bisnis yang Islami. Pemilihan obyek penelitian dengan menggunakan saham-saham yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index didasarkan pada pertimbangan bahwa masih minimnya retelatur yang membahas investasi syariah di pasar modal dan Jakarta Islamic Index merupakan satu-satunya index yang menggunakan syariat Islam pertama kali di Indonesia. Keberhasilan Jakarta Islamic Indeks sebagai indeks yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang terlihat dari nilai agregat saham-saham JII cukup signifikan dibandingkan kapitalisasi seluruh saham yang aktif diperdagangkan. Kecenderungan ini mudah sekali dimengerti bahwa masyarakat yang semakin terdidik akan semakin tidak suka menanamkan dana mereka di bank komersial karena bank komersial memberikan return yang lebih kecil, resikonya juga relatif lebih kecil. Masyarakat yang semakin paham akan pasar keuangan, semakin mengerti akan penilaian dan pengendalian risiko investasi. 4 Portofolio merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari sekumpulan aset, baik berupa aset riil (real asset) yang berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan aset financial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang baik berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang yang dimiliki oleh investor. Portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain mempunyai expected return terbesar dengan risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama. Pada hakekatnya pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi resiko dengan diversifikasi, yaitu dengan mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif. Penelitian ini mencoba menerapkan model indeks ganda secara empiris untuk menghitung expected return, variance, dan covariance setiap efek secara akurat karena pengambilan aktual efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG tetapi ada lebih dari satu faktor yang dapat mempengaruhinya, hal tersebut yang dijadikan peneliti sebagai alasan dalam penggunaan indeks ganda sebagai alat analisis dan model indeks tunggal untuk membentuk portofolio optimal pada saham-saham Jakarta Islamic Index. Minimnya informasi mengenai tingkat keuntungan dan risiko yang akan didapat oleh seorang investor dalam menghadapi risiko-risiko yang akan terjadi dalam menanamkan modalnya. Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Portofolio Optimal Dengan Menggunakan ”Index Ganda” (Studi Pada Saham-saham JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2004 – 2006)” 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mengambil perumusan masalahnya adalah : 1. Saham-saham apa saja yang terbentuk pada portofolio yang optimal ? 2. Berapa besarnya proporsi dari saham yang terbentuk dalam portofolio optimal ? C. Batasan Penelitian Pembatasan penelitian perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok penelitian yang diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan. Peneliti dalam hal ini membatasi penelitian sebagai berikut : 1. Periode penelitian adalah periode tahun 2004-2006 2. Return aktiva bebas risiko (RBR) menggunakan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) bulanan. 3. Variabel yang termasuk dalam saham individual terdiri dari Earning per share, Return on Equity, Return on Investment, Tingkat Inflasi bulanan. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui portofolio yang optimal pada saham-saham Jakarta Islamic Indeks. 2. Untuk mengetahui seberapa besar proporsi masing-masing saham di dalam portofolio optimal. 6 E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam pembentukan portofolio yang optimal untuk mengambil keputusan investasi dalam saham-saham JII di pasar modal. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu referensi untuk penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan portofolio optimal. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian tentang pembentukan portofolio optimal pernah dilakukan oleh Linda Widyasari pada tahun 2006 dengan judul “Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Model Index Ganda (Studi Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di BEJ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sahamsaham yang terbentuk dalam portofolio optimal pada perusahaan properti dan real estate di BEJ serta mengetahui proporsi dana masing-masing saham yang digunakan untuk membentuk portofolio optimal pada perusahaan properti dan real estate di BEJ. Adapun perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan model index ganda menghasilkan komposisi sebagai berikut : 1. Saham-saham properti dan real estate yang terbentuk dalam portofolio optimal adalah saham PT. Duta Pertiwi (DUTI), PT. Karka Jasa Profilia (KARK) dan PT. Summarecon Agung (SMRA). 2. Expected return portofolio yang dimiliki oleh masing-masing saham yang terbentuk dalam portofolio pada saham properti dan real estate adalah sebesar 560.1129712 sedangkan untuk risiko portofolio saham yang terbentuk dalam portofolio optimal pada saham properti dan real estate adalah sebesar 0.05508927 atau 5.508 %. 3. Dilihat dari proporsi dana dapat dilihat bahwa saham DUTI memiliki proporsi dana dalam portofolio sebesar 0.00001 atau 0.001 %, saham KARK memiliki 8 proporsi dana dalam portofolio sebesar 0.00001 atau 0.001 % dan saham SMRA memiliki proporsi dana sebesar 0.9998 atau 99.98 %. Peneliti terdahulu memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti yang sekarang. Adapun persamaannya adalah : 1. Alat analisis yang digunakan untuk mencari portofolio optimal menggunakan model index ganda. 2. Data laporan keuangan menggunakan data bulanan. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah sebagai berikut : 1. Obyek penelitian sekarang adalah saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index sedangkan obyek peneliti terdahulu adalah saham-saham properti dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. 2. Variabel bebas peneliti sekarang menggunakan Earning per share, Return on Equity, Return on Investment, Tingkat Inflasi. Peneliti terdahulu menggunakan inflasi, PER, PBV dan DER. 3. Return aktiva bebas risiko (RBR) untuk peneliti terdahulu menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Peneliti saat ini menggunakan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). B Tinjauan Teori 1. Investasi Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehan 9 modal (Downes dan Goodman dalam Warsono, 2001;1). Sedangkan menurut (Halim, 2005:4) investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu pertama investasi pada aset-aset financial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Kedua investasi pada asetaset riil (real assets) yang berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. 2. Proses Investasi Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Beberapa tahapannya adalah sebagai berikut:(Halim, 2005:4) a. Menentukan tujuan investasi Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersedian jumlah dana yang akan diinvestasikan. b. Melakukan analisis Dalam hal ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya 10 terlalu tinggi ataukah terlalu rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu : 1) Pendekatan fundamental. Pendekatan ini berdasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. 2) Pendekatan teknikal. Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. c. Membentuk portofolio Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. d. Mengevaluasi kinerja portofolio Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung. e. Merevisi kinerja portofolio Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Investasi dalam aktiva keuangan dapat dilakukan dengan investasi langsung ataupun investasi tidak langsung (Jogiyanto, 2000:7). a. Investasi langsung adalah investasi yang dilakukan dengan pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan yang diperjual belikan. Aktiva keuangan bisa berupa tabungan dan deposito. Serta investasi 11 langsung yang dapat diperjual belikan berupa surat berharga pendapatan tetap dan saham. b. Investasi tidak langsung adalah suatu investasi yang dilakukan melalui pembelian dari perusahaan investasi dimana perusahaan investasi merupakan perusahaan yang mengelola dana investasi yang mempunyai aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain. Perusahaan investasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi Unit Investment Trust, Closed-end Investment companies dan Open-end Investment Companies Investasi (Jogiyanto, 2000:10) 3. Analisis portofolio Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset financial yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan jalan diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif (Halim,2005:54). Investor dapat menentukan kombinasi efek-efek untuk membentuk portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Suatu portofolio dapat dikatakan efisien apabila memenuhi dua kriteria yaitu: (Halim,2005:54) a. Memberikan ER terbesar dengan risiko yang sama. b. Memberikan risiko terkecil dengan ER yang sama. Semua portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana 12 yang optimal. Sedangkan untuk membentuk portofolio yang optimal kita harus menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan prevensinya (Halim, 2002:59). 4. Risiko investasi pada saham Pengertian dasar risiko terkait dengan keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat ketidak pastiannya terukur secara kuantitatif. Risiko merupakan suatu subyek yang memiliki ukuran kuantitas dan dapat diketahui tingkat probabilitas kejadiaannya serta memiliki data pendukung mengenai kemungkinan kejadiaannya. Risiko dalam kontek manajemen investasi merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata. Prevensi investor terhadap risiko dibagi menjadi tiga (Halim, 2002:38) : 1) Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka orang tersebut akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar. Karakteristik investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi 2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investasi jenis ini umumnya cukup flexible dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi. 13 3) Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Karakteristik investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasi. Dalam kontek portofolio risiko dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Risiko sistematis. Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara penggabungan berbagai risiko (Djohanputro,2006:18). 2) Risiko tidak sistematis. Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan jalan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. 5. Return dalam investasi Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dibedakan menjadi dua, pertama return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung dengan menggunakan data historis, dan kedua return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor di masa mendatang (Halim, 2002:30). Komponen return meliputi (Halim, 2002:30) : 14 1). Capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder. 2). Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan. Expected return secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari berbagai return historis, faktor penimbangnya adalah probabilitas masingmasing return. Sedangkan untuk expected return pada portofolio adalah rata-rata tertimbang dari expected return saham individual, faktor penimbangnya adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing saham (Halim, 2002:31). 6. Investasi syariah Dalam Islam dikenal shariah, sebagai God’s laws atau Islamic Laws, yang mengatur persoalan ibadah dan muamalah. Shariah adalah seperangkat do’s & don’ts, mengatur yang dibolehkan dan dilarang. Landasan syariah adalah kebijaksanaan dan kebahagian manusia di dunia dan akhirat. Kesejahteraan ini terletak pada keadilan, kasih sayang, kesejahteraan, dan kebijaksanaan. Tujuan syariah yang paling dasar adalah memajukan kesejahteraan manusia yang terletak pada jaminan atas keyakinan, intelektual, masa depan, dan harta milik (Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah, A’lam al-Muwaqqi’in, dalam Achsien 2003:1). Kehidupan sosial ekonomi, termasuk sistem keuangan dan instrumentasinya, tidak pula luput dalam pengaturan tersebut, dan dalam hal ini 15 jatuh kepada lingkup shariah muamalah. Islamic Finance adalah shariah based finance, keuangan yang secara logis menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, sekaligus instrumentasi, dan aplikasi dari nilai epistimologi (sumber pengetahuan) Islam. Industri Islamic fiinancial services merupakan industri yang tumbuh paling cepat secara global, rata-rata sebesar 10% sampai 15% per tahun (Achsien, 2003:2). Berkembangnya Islamic finance merupakan representasi masuknya hukum-hukum religius dalam wilayah kehidupan komersial. Islamic finance menantang hukum komersial sekuler yang diasumsikan lebih efisien dan superior, menantang hukum komersial yang memisahkan dirinya dari pertimbangan religius dan kepatuhan ajarannya. Konsep diskonto sangat penting dalam teori analisis modal dan investasi. Secara praktis, digunakan dalam evaluasi proyek ataupun keputusan investasi. Dalam capital and interest dan Positive Theory of Capital memang menyebutkan bahwa positive time preference merupakan pola ekonomi yang normal, sistematis, dan rasional. Diskonto dalam posotive time preference ini didasarkan pada, atau paling tidak berhubungan intim dengan, tingkat bunga (interest rate). Perbedaan pendapat terjadi pada saat suatu rate tertentu digunakan sebagai faktor diskonto. Yang satu menganggap dilarang karena Islam melarang adanya riba, di pihak lain, ditemukan adanya praktek penjualan dalam bentuk bay as-salam dan bay mu’ajjal yang ternyata tidak dilarang dalam Islam.pendapat yang membolehkan penggunaan rate sebagai faktor diskonto 16 didasarkan pada alasan bahwa discount rate dan interest rate merupakan dua hal yang berbeda. Dan faktor diskonto ini diperlukan secara definitif untuk kepentingan effisiensi. ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS 3:130). Islamic capital market dalam perkembangannya saat ini telah mempunyai Dow Jones Islamic Index (DJII) untuk portofolio pasar internasional, RHB Islamic Index di Malaysia dan Jakarta Islamic Index (JII) di Indonesia yang dapat dijadikan benchmark untuk market portofolio. Namun, hal ini memunculkan permasalahan untuk penggunaan risk free rate yang dalam proxi Barat menggunakan T-Bills rate. Secara teoritis tidak ada yang ekuivalen dengan Islamic market, karena tidak diizinkan pemerintah meminjam dengan basis bunga. Dalam melakukan perhitungan portofolio optimal untuk memperoleh variabel ”i” atau return aktiva bebas risiko (RBR) yang biasa menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk konvensional, sedangkan untuk portofolio dengan indeks syariah menggunakan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yang merupakan instrumen moneter berdasarkan prinsip syariah. 7. Model indeks Model indeks atau model faktor mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian sutau efek sensitif terhadap perubahan berbagai macam faktor atau indeks. Sebagai proses perhitungan tingkat pengembalian, suatu model indeks berusaha untuk mencakup kekuatan ekonomi utama yang secara 17 sistematis dapat menggerakkan harga saham untuk semua efek. Secara implisit, dalam kontruksi model indeks terdapat asumsi bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi (Halim,2005:82). Suatu pernyataan formal mengenai hubungan itu adalah model indeks atau model faktor dari tingkat pengembalian efek. Hasilnya, dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk menghitung ER, varians, dan kovarians setiap efek sehingga dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik sensitivitas portofolio terhadap perubahan faktor atau indeks (Halim,2005:82). Ada dua model indeks yang dapat digunakan untuk menghitung portofolio optimal: a. Model indeks tunggal Model ini dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana. Model Indeks Tunggal merupakan penyederhanaan dari model Markowitz Model Indeks Tunggal dikembangkan oleh William Sharpe (1963) yang disebut dengan single-index model, yang dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar, karena return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar. Model ini mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atau indeks tunggal yang 18 dimasukkan dalam model. Faktor atau indeks tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Halim,2005:82). Tujuan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk menyederhanakan perhitungan portofolio model Markowitz. Pada portofolio model Markowits dibutuhkan parameterparameter input berupa: 1). Tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham. 2). Variance masing-masing saham. 3). Covariance antar saham-saham. Perhitungan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan beta (excess return to beta) (Jogiyanto,2000:225). b. Model Indeks Ganda (Multi-Index Models) Multi-index models lebih berpotensi dalam upaya untuk mengestimasi expected return, standar deviasi dan kovarians efek secara akurat dibanding single index models. Pengembalian aktual efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG, artinya terdapat kemungkinan adanya lebih dari satu faktor yang dapat mempengaruhinya. Multi index models menganggap bahwa ada faktor lain selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek, misalnya tingkat bunga bebas risiko(Halim; 2005:86). 19 Model tersebut sebenarnya merupakan model regresi linier berganda, dimana tingkat pengembalian efek i akan dipengaruhi oleh banyak variabel bebas yaitu F1 sampai Fn. Tingkat pengembalian efek i yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas tersebut dinyatakan dengan i dan ei. Dalam hal ini i merupakan rata-rata dari tingkat pengembalian yang tidak dipengaruhi oleh variabel bebas dalam model. Sedangkan ei merupakan tingkat pengembalian unik yang bersifat acak dan diasumsikan rata-ratanya bernilai 0. C Kerangka pikir Kerangka pikir atau disebut juga kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Suatu kerangka pikir akan memberikan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi masalah penelitian. Peneliti dalam hal ini mengungkapkan bagaimana proses, logika atau rasionalitas kemungkinan terjadinya portofolio saham yang optimal pada sahamsaham Jakarta Islamic Index. Seorang investor yang rasional dalam menentukan keputusan investasi pasti akan memilih berinvestasi pada saham portofolio optimal karena saham ini mempunyai tingkat risiko rendah dengan tingkat pengembalian tertentu. Untuk membentuk suatu portofolio saham yang optimal seorang investor dapat menggunakan model indeks yang dibagi menjadi dua yaitu model indeks tunggal dan model indeks ganda. Apabila dikaitkan dengan melakukan estimasi terhadap expected return, standar deviasi dan kovarian secara 20 akurat model indeks ganda lebih berpotensi karena model ini melihat bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengembalian aktual efek. Hasil perhitungan yang didapat dengan menggunakan model indeks ganda akan menghasilkan saham portofolio optimal yang nantinya dapat digunakan investor sebagai bahan pertimbangan apakah nantinya akan melakukan investasi pada saham tersebut apakah tidak. Gambar 1 Prosedur Pembentukan Portofolio Optimal Saham-saham Jakarta Islamic Index Investor Analisis Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal Model Indeks Ganda Inflasi, EPS, ROE, ROI Portofolio Optimal Keputusan Investasi 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis penelitian Penelitian ini adalah studi kasus dalam arti bahwa implikasi dan hasil penelitian ini hanya dapat diterapkan pada perdagangan Jakarta Islamic Indeks. 2. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan adalah dokumenter yang diperoleh dari data sekunder yang secara tidak langsung berasal dari rasio keuangan yang berupa (Earning per Share, Return on Equity, Return on Invesment, tingkat inflasi) dan harga saham penutupan bulanan selama periode tahun 2004-2006. 3. Teknik Pengumpulan data Menggunakan teknik dokumentasi, dengan mengumpulkan datadata yang diperlukan untuk analisa pada perusahaan yang telah dipilih sebagai populasi dan telah dipublikasikan dalam Jakarta Islamic Indeks 4. Populasi dan Sampel Penelitian ini populasinya adalah seluruh saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index yang berjumlah 30 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan terhadap populasi yang memiliki kriteria tertentu yaitu : 22 a. Saham-saham yang selalu tercatat dalam Jakarta Islamic Index periode 2004 – 2006. b. Saham-saham yang mempunyai rasio keuangan lengkap periode 2004 – 2006. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan terdapat 10 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian diantaranya ANTM (Aneka Tambang,Tbk), GJTL (Gajah Tunggal, Tbk), INDF (Indofood Sukses Makmur, Tbk), INTP (Indocement Tunggal Prakasa, Tbk), ISAT (Indosat, Tbk), MEDC (Medco Energi Internasional, Tbk), TLKM (Telekomunikasi Indonesia, Tbk), UNTR (United Tractors, Tbk), UNVR (Unilever Indonesia, Tbk), SMCB (Holcim Indonesia, Tbk). 5. Definisi operasional variabel a. Earning per Share (EPS) atau rasio nilai pasar. Rasio ini menunjukkan laba yang dapat dibukukan oleh perusahaan untuk setiap unit saham biasa yang digunakan. Satuan (lembar). EPS Laba _ yang _ tersedia_ bagi _ pemegang _ saham _ biasa jumlah_ saham_ biasa _ yang _ beredar b. Return on Equity (ROE) rasio pengembalian atas ekuitas. Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan modal ekuitas yang dimiliki. Satuan %. ROE EACS Ekuitas _ biasa 23 c. Return on Investment (ROI) rasio pengembalian atas investasi, merupakan perbandingan antara laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders / EACS) dengan aktiva total. Rasio pengembalian atas investasi = EACS Aktiva _ Total d. Tingkat inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga naik secara umum dan terus menerus. Satuan (%). e. Return aktiva bebas risiko (RBR) menggunakan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Satuan (%). 6. Teknik Analisa Data Analisis pembentukan portofolio yang optimal dapat dilakukan dengan langkah sebagai beikut (Halim, 2005 : 85) : a. Menentukan nilai dari Beta : n XY X n X 2 Y X 2 b. Menentukan nilai Alpha Y a X a Y X rata-rata Y atau rata-rata X c. Varians residual ei2 Ri i i Rmi 24 d. Koefisien korelasi A, m n XY X Y n X X n Y Y 2 2 2 2 e.Excess return to beta ratio. Rasio ini adalah : ERBi E Ri RBR i Keterangan : ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i E Ri = return ekspektasi berdasarkan model indeks ganda untuk sekuritas ke-i RBR = return aktiva bebas risiko menggunakan sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) i = Beta sekuritas ke-i f. Kemudian hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut: Ai ERi RBR . i ei2 dan Bi i2 ei2 Notasi : ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematik. n g. Hitung nilai Ci rumusnya sebagai berikut : Ci Ai .R BR i 1 n 1 R BR . Bi i 1 25 h. Setelah sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan dicari besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar : Wi Xi dan nilai Xi sebesar : X i k X i ERBi C * 2 ei i j 1 Keterangan : Wi = proporsi sekuritas ke-i K = jumlah sekuritas di portofolio optimal i = Beta sekuritas ke-i ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i ERBi = excess return to Beta sekuritas ke-i C* = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar. i. Untuk menghitung expected return, variance dan covariance setiap efek dapat dirumuskan dengan suatu formula : E Ri i i 1F1 i 2F 2 i 3F 3 ....... i nFn ei Keterangan : E(Ri) = Ekspektasi return efek I = Ekspektasi return efek I jika tiap faktor bernilai 0 (konstanta). i 1.. i n = Sensitivitas efek I terhadap faktor (koefisien regresi) F1…Fn = Faktor yang mempengaruhi return efek I ei = faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model = 0 j.Variance individual model indeks ganda sebagai berikut : i 1 F1 2 F 2 ....... in Fn ei 2 2 2 2 2 2 2 2 26 Covariance pengukur yang menunjukkan arah pergerakan dua buah variable. Covariance individual model indeks ganda sebagai berikut : i 1 F1 2 F 2 ...... in Fn ei 2 2 2 2 2 2 2 27 DAFTAR PUSTAKA Al-Qurannu’l – Karim. Achsien, H. Iggi. 2003. Investasi Syariah di Pasar Modal. Cetakan kedua. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. PT RINEKA CIPTA. Jakarta Fatwa Dewan Syariah Nasional. 2003. Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Artikel. www.google.com. Diakses pada tanggal 17 Maret 2007 pukul 14.30 BBWI. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi ke-2. Salemba Empat. Jakarta Husnan, Suad.2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis sekuritas. Edisi ketiga. YKPN. Yogyakarta. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi ketiga. BPFE. Yogyakarta. Syauqi Beik, Irfan. 2003. Prinsip-prinsip Pasar Modal Syariah. Artikel. www.google.com. . Diakses pada tanggal 17 Maret 2007 pukul 14.36 BBWI. Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan; Jilid 1. UMM Press. AMP. YKPN. Widayat dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis. Edisi 1. Malang: CV. Cahaya Press.