SILABUS BINAL

advertisement
ARAH DASAR “BINAL” (BINa imAn berkeLanjutan)
A. PENDAMPINGAN IMAN USIA DINI (0-5 tahun)
FOKUS
KARAKTERISTIK
Pengetahuan Iman
1. Konsep Tuhan bersifat
2.
3.
4.
Tradisi Katolik
1.
2.
fantasi dan emosi, akrab
dengan dongeng-dongeng.
Perkembangan anak lebih
motorik-sensorik,
pengetahuan dikenal lewat
panca indera (eksploratif)
dan kinestetik (gerak)
Psikologis anak masih
artifisial dan konkrit,
pengetahuan iman bukan
dengan doktrin melainkan
bahasa praktis, konkrit dan
nyata
Usia ini merupakan masa
edukasi primer.
Anak masih tergantung
orangtua dalam sikap doa
dan keterlibatan menggereja.
perkembangan bersifat
motorik-kinestetik, tidak
mudah dikendalikan, terus
bergerak, mudah menangisrewel-gaduh
ARAH
1. Anak mengenal
secara sederhana
Allah Bapa
2. dan karya
keselamatan-Nya
CAPAIAN
1. Anak sudah menerima sakramen
inisiasi pertama: baptis
2. Anak mengenal Allah yang mahabaik
dan pencipta alam semesta
3. Anak mengenal santo/santa
pelindungnya.
4. Anak mengenal kisah Yesus terutama
kelahiran-Nya
5. Anak mengenal keluarga kudus dan
kisah pendukung seperti natal dan
pernik-perniknya.
MATERI
1. Pengenalan pertama tentang
Tuhan Allah Bapa mahabaik dan
pencipta.
2. Pengenalan pertama tentang
kisah kelahiran Yesus dan
pernik kisah natal.
3. Kisah santo-santa.
PENDEKATAN
1. Naratif: bercerita dan
mendongeng
2. Ekspresif gerak:
bermain, dramatisasitablo, gerak dan lagu.
3. Aktifitas berkelompok:
mewarnai,
menggambar, melipat
kertas, jalan
berkelompok.
4. Membangun suasana
pendidikan iman dalam
keluarga.
1. Anak mengenal
secara sederhana
kebiasaan resmi
Gereja Katolik
2. Anak mengenal
praktek-praktek
resmi Gereja Katolik
1. Anak bisa menirukan dan
mengucapkan tanda salib
2. Anak mengenal tradisi doa dan
peribadatan
3. Anak mengenal dan mencoba hafal
doa dasar
4. Anak tertarik mengikuti misa mingguan
melalui penerimaan berkat
1. Pengertian tanda salib
2. Lagu-lagu rohani peribadatan
sederhana
3. Doa-doa harian/ dasar
4. Pengertian sederhana tentang
berkat anak dalam misa.
1. Praktek simulatif dan
langsung
2. Membangun suasana
liturgis dalam keluarga
dengan mengajak anak
misa
3. Membangun semangat
doa harian dalam
keluarga
(sebelum/sesudah
makan/tidur)
1
Menjemaat dan Memasyarakat
Moral Katolik
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Moral otoritatif, sepenuhnya
dari luar.
2. Unreflektif, egosentris,
anthromorphis, verbalis,
ritualis dan imitatif.
ARAH
1. Anak mulai
mengenal secara
sederhana sikap dan
tindakan etis ajaran
Moral Katolik
1. Lingkup sosial lebih terpusat
pada keluarga dan orangorang dekatnya.
2. Sosialisasi anak terbatas dan
terpusat pada lingkup kecil:
keluarga dan lingkungan
sekitarnya.
1. Anak muai mengenal
lingkungan gereja
dan lingkungan
sekitar
CAPAIAN
1. Anak mulai mengenal keutamaan primer
manusiawi (kebijaksaaan, keberanian,
keadilan dan penguasaan diri), dengan
sederhana dalam bentuk kepatuhan
baik dan buruk
2. Anak mulai mengenal secara sederhana
keutamaan teologal (iman, harapan dan
kasih)
3. Anak mulai mengenal 10 perintah Allah
sebagai norma dasar Kristiani secara
sederhana dalam bentuk contoh-contoh
konkrit.
1. Anak mulai mengenal ketua lingkungan,
prodiakon, katekis lingkungan, romo
paroki dan orang-orang dekat gereja.
2. Anak mulai ikut peribadatan bersama
orangtua di tingkat keluarga dan
lingkungan
3. Anak mengikuti pembinaan iman anak di
lingkungan/ paroki
4. Anak mulai mencintai alam lingkungan
hidup di sekitar rumah
MATERI
1. Keutamaan primer manusiawi
dan teologal.
2. 10 perintah Allah
3. Cerita dan dongeng nabi,
santo-santa atau tokoh suci
Gereja yang dapat dijadikan
teladan.
4. Lagu-lagu tentang 10 perintah
Allah
1. Pengenalan lingkungan dan
paroki
2. Pengenalan perbedaan
agama, suku dan status sosial
di sekitar rumah secara
sederhana
3. Pengenalan alam ciptaan di
seputar rumah.
PENDEKATAN
1. Naratif: cerita dan
dongeng
2. Ekspresif gerak:
permainan, dramatisasitablo, gerak dan lagu.
3. Membangun suasana
pendidikan moral
kristiani dalam keluarga
melalui pembiasaan,
keteladanan dan
pendekatan direktif
(bimbingan)
1. Eksplorasi: mengajak
secara langsung
2. Membangun suasana
mengenal lingkungan
gereja dan tetangga
sekitar serta alam
ciptaan dalam keluarga
melalui pembiasaan,
keteladanan dan
pendekatan direktif.
2
B. PENDAMPINGAN IMAN ANAK (6-10 tahun)
Tradisi Katolik
Pengetahuan Iman
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Pengetahuan agama masih
terpisah-pisah, episodis,
bersifat inderawi serta
kinetis-motorik
2. Pemahaman masih
antropomofis (konkritmanusiawi), belum mampu
berpikir abstrak
3. Fase peralihan pengetahuan
iman pra-operasional kepada
konkrit operasional sehingga
butuh pengertian-pengertian
sederhana, jelas dan konkrit.
4. Suasana pemahaman iman
yang diberikan hendaknya
bersifat santai, partisipatif
dan menyenangkan
1. Pengetahuan masih bersifat
motorik dan konkrit.
2. Perlu pendekatan tersediri
untuk memahamkan konsep
liturgi dan sakramen yang
abstrak
ARAH
1. Anak memahami
aspek esensial dari
iman katolik tentang
Allah Bapa, Gereja,
Doa, dan pokokpokok ajaran Yesus
secara sederhana
CAPAIAN
1. Anak sudah menerima Inisiasi Baptis
dan mengikuti katekese persiapan
komuni pertama
2. Anak mengenal secara sederhana
pengertian tentang Allah Bapa, ajaran
pokok dan kisah Yesus, Gereja, Doa,
karya keselamatan dan cinta kasih.
3. Anak mengenal kitab suci melalui cerita
atau kisah tokoh rasul perjanjian baru,
keluarga kudus, dan tokoh besar
perjanjian lama seperti Musa, Abraham,
Nuh dll
MATERI
1. Katekese tentang Allah Bapa,
Gereja, Doa dan pokok-pokok
ajaran Yesus
2. Pemahaman sederhana
tentang kitab suci dengan
mengenalkan tokoh-tokoh,
kisah dan nilai yang
terkandung di dalamnya
3. Kisah santo-santa dan kisah
kristiani lainnya.
PENDEKATAN
1. Informatif: pengajaran
sederhana
2. Naratif: cerita dan
dongeng
3. Ekspresif gerak:
bermain, dramatisasitablo, gerak dan lagu
4. Dinamika kelompok:
outbond
5. Multimedia: film dan
interaktif dari internet
6. Membangun suasana:
pendidkan iman dalam
keluarga dan kelompok
anak-anak
1. Anak memahami dan
mampu menjalankan
kebiasaan dan
praktek resmi Gereja
Katolik terkait
Ekaristi, tobat dan
doa-doa katolik
1. Anak sudah menerima komuni pertama
dan tobat pertama
2. Anak sudah mulai mampu duduk dan
mengikuti kegiatan peribadatan meski
belum fokus
3. Anak sudah hafal rumus doa harian dan
aklamasi ibadat
4. Anak mulai mengikuti dan menyenangi
lagu liturgi terutama untuk ekaristi dan
peribadatan
5. Anak mulai memahami simbol liturgi dan
petugasnya meski secara sederhana
6. Anak senang dan rindu mengikuti ibadat
dan ekaristi mingguan.
1. Pemahaman dasar dan latihan
menyambut komuni pertama
dan sakramen tobat
2. Pengertian sederhana TPE,
gambar dan peralatan liturgi
serta petugas liturgi
3. Lagu-lagu rohani dan nyanyian
liturgi peribadatan sederhana
4. Doa harian dan aklamasiaklamasi
1. Praktek simulatif dan
langsung: latihan,
observasi langsung
mengenai liturgi gereja
2. Membangun suasana
endidikan liturgi dalam
keluarga dan kelompok
pembinaan anak
3. Membangun semangat
doa harian dalam
keluarga dan kelompok
bina anak.
3
Menjemaat dan Memasyarakat
Moral Katolik
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Pemahaman tentang moral
masih naif: hitam-putih,
keterpisahan, ada hukuman
ada ganjaran.
2. Membutuhkan model dan
parameter.
3. Cara pandang terhadap
Tuhan: sebagai raja,
penguasa, pengawas,
memberi ganjaran atau
hukuman
ARAH
1. Anak memahami
secara sederhana
tindakan etis dan
ajaran moral katolik
2. Anak secara
sederhana mampu
bersikap etis selaras
ajaran moral katolik
CAPAIAN
1. Anak mulai melakukan pengakuan dosa
pertama sebagai bagian dari komuni
pertama
2. Anak mulai mendalami pengertian
keutamaan primer manusiawi, dengan
sederhana
3. Anak mulai mendalami pengertian
keutamaan teologal secara sederhana
dari kitab suci.
4. Anak mulai mendalami 10 perintah
Allah secara sederhana
MATERI
1. Pemahaman sederhana
tentang sakramen tobat
2. Bahan katekese tentang
keutamaan primer manusiawi
dan teologal serta 10
perintah Allah
3. Cerita nabi, santo-santa,
tokoh suci Gereja, ajaran
kitab suci yang memberi
kekayaan dan contoh konkrit
tentang keutamaan primer
manusiawi dan teologal
4. Lagu-lagu anak tentang nilainilai 10 perintah Allah
1. Mulai keluar dari lingkup
keluarga dan orang-orang
dekatnya
2. Masuk lingkungan teman
sebaya di sekolah,
lingkungan dan wilayah
1. Anak mulai aktif di
lingkungan gereja
dan lingkungan
sekitarnya.
1. Anak merasa bangga sebagai orang
katolik berkat baptisan yang diterimanya
2. Anak mengenal dan tahu rumusan
ARDAS dan Misi paroki
3. Anak mengenal lingkungan gerejanya
dan pengurusnya termasuk pengurus
lingkungannya
4. Anak aktif mengikuti peribadatan dan
pertemuan di keluarga dan lingkungan
5. Anak aktif terlibat pembinaan anak di
lingkungan/ paroki
6. Anak menyadari perbedaan agama
suku, status sosial
7. Anak aktif menjaga kelestarian
lingkungan alam.
1. Motivasi bangga menjadi
katolik
2. Pengenalan ARDAS secara
sederhana
3. Pengenalan lingkungan dan
pernik-pernik paroki
4. Pengenalan perbedaan
agama, suku dan status
sosial
5. Pengenalan alam ciptaan di
seputar rumah
PENDEKATAN
1. Naratif: cerita dan
dongeng fabel moral
kristiani
2. Dinamika kelompok
tentang moral kristiani
3. Multimedia: film dan
kasanah dari internet
tentang moral katolik
4. Ekspresif gerak: bermain,
dramatisasi-tablo, gerak
dan lagu
5. Membangun suasana
pendidikan moral kristiani
dalam keluarga melalui
pembiasaan, keteladanan
dan pendekatan direktif
1. Dinamika kelompok:
motivasi menjadi anak
katolik
2. Eksploratif: mengajak
terlibat langsung
3. Membangun suasana
pendidikan menjemaat
dan memasyarakat dalam
kelompok anak
4. Pendampingan
kesadaran akan
pluralitas.
4
C. PENDAMPINGAN IMAN REMAJA (11-14 tahun)
Tradisi Katolik
Pengetahuan Iman
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Mulai mensintesakan
pemikiran yang membantu
terbentuknya identitas diri.
2. Pengetahuannya bersifat
operasi formal, mengambil
alih pandangan orang lain
dalam perspektifnya sendiri.
3. Menonjolnya hubungan
antar pribadi.
ARAH
1. Remaja memahami
pengertian dasar
iman katolik tentang
Allah Tritunggal,
Gereja, Doa dan
Devosi, Sakramen
dan hidup kristiani
1. Tidak mudah berkonsentrasi,
bermenung dan mengikuti
perayaan secara khidmat
2. Mulai mampu menciptakan
sintesis keyakinan
religiusnya untuk
membentuk identitas diri.
Maka diperlukan pendidikan
tradisi liturgi yang utuh
1. Remaja mampu
menjalankan
kebiasaan dan
praktek resmi dalam
Gereja katolik
menyangkut
perayaan Ekaristi,
tobat, doa-doa
katolik dan
kehidupan devosi
secara gembira
CAPAIAN
1. Remaja sudah menerima inisasi secara
utuh (baptis, komuni pertama dan
Penguatan)
2. Remaja mulai mempelajari pengertian
pokok iman katolik tentang Allah
Tritunggal secara sederhana, Gereja,
Doa dan Devosi, Sakramen dan hidup
kristiani
3. Remaja memperdalam kitab suci bukan
saja melalui cerita atau kisah tetapi juga
pesan-pesan alkitabiah secara
sederhana
4. Remaja mengenal aneka panggilan
hidup dalam Gereja.
1. Remaja tekun menerima komuni dan
tobat secara rutin
2. Remaja mulai terlibat menjadi petugas:
misdinar, lektor, paduan suara sebagai
buah sakramen penguatan
3. Remaja mulai memahami kekayaan
devosi Gereja (novena, ziarah, adorasi,
rosario, jalan salib, karismatik, legio)
4. Remaja berpartisipasi dalam
peribadatan dengan rumus-rumus doa
dan aklamasinya
5. Remaja mencintai ekaristi dan mengerti
makna yang dirayakan
6. Remaja mulai mengenal dan
memahami ajaran dalam liturgi
MATERI
1. Pemahaman pokok-pokok
iman katolik: Allah Tritunggal,
Gereja, Doa dan Devosi,
Sakramen dan hidup kristiani
2. Pemahaman tentang arti dan
makna kitab suci, dengan
mengenal tafsir sederhana
melalui kisah dan penokohan
3. Panggilan hidup kristiani
PENDEKATAN
1. Informatif terbimbing:
pengajaran sederhana
2. Retret/ rekoleksi
3. Dinamika kelompok:
outbond
4. Multimedia: film dan
pengetahuan ajaran
katolik dari internet
5. Ekspresi berkesenian
yang memperkaya iman
6. Membangun suasana
pendidikan iman dalam
rekan sebaya
1. Pengertian pokok ajaran liturgi
secara sederhana
2. Pemahaman TPE dan alatalatnya
3. Pemahaman tata cara tobat
4. Pemahaman doa dan hidup
devosi katolik
5. Pemahaman dan latihan
pengembangan keterlibatan
dalam liturgi
6. Lagu-lagu liturgi peribadatan
untuk remaja
1. Informatif: pemahaman
tentang liturgi dan
devosi
2. Latihan serta observasi
langsung tentang liturgi
3. Membangun suasana
pendidikan liturgi dalam
kelompok remaja
dengan melibatkan
langsung
4. Membangun semangat
doa devosional dalam
kelompok remaja:
ziarah, Taize, koronka
dll
5
Menjemaat dan Memasyarakat
Moral Katolik
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Moral remaja dipengaruhi
persahabatan dan loyalitas.
2. Persahabatan yang baik
mempengaruhi pandangan
moralitasnya
ARAH
1. Remaja memahami
dan mampu bersikap
tentang tindakan etis
dari ajaran moral
katolik, menyangkut
hati nurai dan
tanggungjawab
pribadi terkait
dengan panggilan
hidup
CAPAIAN
1. Remaja menjayadri bahwa pengakuan
dosa adalah bagian dari kebutuhan dan
pembentukan hati nurani
2. Remaja memperdalam pengertian
keutamaan primer manusiawi dan
teologal
3. Remaja mendalami 10 perintah Allah
4. Remaja mulai mendalami tentang hati
nurai dan tanggungjawab sosial
kristiani: membedakan yang benar dan
salah
5. Remaja bisa bergaul / berpacaran
secara sehat & benar
1. Menyadari identitas dirinya
yang khas dan otonom
2. Relasi sosial mulai
menyeluruh meski masih
ada prasangkan kesamaan
ideologi dan minat namun
dapat menerima berbagai
tradisi di luar dirinya.
1. Remaja aktif terlibat
di lingkungan Gereja
dan masyarakat
sekitar.
2. Remaja aktif terlibat
dengan temanteman sebaya yang
bersifat membangun
minat dan
kepedulian sosial
1. Remaja bangga sebagai orang katolik
dan siap diutus menjadi saksi Kristus
2. Remaja memahami ARDAS keuskupan
dan misi paroki
3. Remaja mengenal seluk beluk
lingkungan gerejanya dengan berbagai
perangkat pengurus dan tata kelolanya
4. Remaja aktif dan mampu terlibat dalam
setiap peribadatan dan pertemuan
lingkungan
5. Remaja aktif terlibat mengikuti
pertemuan dan pembinaan di
lingkungan dan paroki
6. Remaja paham akan pluralitas dan
punya tanggungjawab sosial di
masyarakatnya
7. Remaja aktif dalam gerakan cinta
lingkungan hidup
MATERI
1. Pemahaman tentang
sakramen tobat terkait
dengan moralitas kristiani
2. Pengertian keutamaan
primer dan teologal
3. Bahan katekese 10 perintah
Allah
4. Bahan katekese tentang hati
nurani dan tanggungjawab
sosial
5. Bahan katekese tentang hati
nurani dan Roh Kudus
6. Pacaran dan pergaulan
sehat dan benar
1. Motivasi: bangga sebagai
remaja katolik dan siap
diutus
2. Pengenalan ARDAS dan
misi paroki
3. Pengenalan lingkungan dan
pernik-pernik paroki
4. Tanggungjawab sebagai
warga Gereja: aktif
5. Pendidikan pluralitas
6. Analisis sosial sederhana
7. Pendidikan keutuhan ciptaan
PENDEKATAN
1. Retret/ rekoleksi
terbimbing
2. Membangun suasana
pendidikan moral dalam
kelompok secara asertif,
terbuka dan
bertanggungjawab
3. Dinamika kelompok
4. Multimedia: film dan
kasanah moral kristiani
dari internet
5. Pendidikan seksualitas
terprogram
1. Dinamika kelompok:
pendampingan motivasi
remaja katolik
2. Membangun suasana
pendidikan menjemaat
dan memasyarakat
dengan mengajak dan
mengikutsertakan
3. Festival budaya
4. Pendampingan
kesadaran akan pluralitas
dan toleransi
5. Rekoleksi keutuhan
ciptaan
6
D. PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA (15-35 tahun, belum menikah)
Tradisi Katolik
Pengetahuan Iman
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Sudah mampu menerima
ajaran agama yang bersifat
konseptualitas (eksplisit
maupun abstraksi),
menyadari kejelasan
hubungan suatu sistem,
perspektif dan reflektif.
2. Peka dengan kata-kata
bermakna ganda, menyukai
kata-kata metamor, ironi dan
ungkapan dengan kata-kata
baru “gaul”.
3. Menyukai yang popular dan
modern.
1. Sudah mampu melihat
abstraksi simbol kepada
sesuatu yang lebih realistis
dan mendalam.
2. Dinamis dan kreatif, sehinga
memerlukan pendekatan
yang beragam dan inovatif
termasuk juga dalam polapola pendampingan liturgis
agar menyentuh dan
berkembang.
ARAH
1. Orang muda
memahami
pengertian iman
Katolik mengenai
Allah Tritunggal,
Gereja, Doa dan
devosi, Sakramen,
hidup kristiani, hidup
kekal dan Ajaran
Sosial Gereja
CAPAIAN
1. Orang muda sudah menerima inisiasi
utuh.
2. Orang muda mempelajari pengertian
pokok-pokok iman Katolik tentang Allah
Trituggal, Gereja, Doa dan devosi,
Sakramen, hidup kristiani, hidup kekal
dan Ajaran Sosial Gereja.
3. Orang muda memperdalam Kitab Suci
dengan pesan-pesan alkitabiahnya dan
tafsir sederhana.
4. Orang muda mampu memilih dan
memutuskan aneka panggilan hidup
dalam Gereja
MATERI
1. Allah Tritunggal, Gereja, Doa
dan devosi, Sakramen, hidup
kristiani, hidup kekal dan
Ajaran Sosial Gereja.
2. Kitab Suci dengan pesanpesan dan tafsirnya.
3. Persiapan Hidup Berkeluarga.
PENDEKATAN
1. Informatif: pengajaran
interaktif dan kursus.
2. Retret-rekoleksi
3. Dinamika kelompok/
outbond
4. Multimedia
5. Membangun suasana
pendidikan iman
dalam komunitas
kategorial/teritorial.
1. Orang muda
semakin menghayati
dan mampu
menjalankan
kebiasaan dan
praktek resmi Gereja
Katolik menyangkut
Ekaristi, Tobat, doa
Katolik, kehidupan
devosi secara
ekspresif, semarak
dan khidmat.
1. Orang muda semakin mencintai Ekaristi
dan sakramen tobat, serta mulai
mengarahkan pilihan ke sakramen
perkawinan atau hidup selibat.
2. Orang muda terampil dengan aklamasiaklamasi dan rumus-rumus doa dalam
peribadatan.
3. Orang muda semakin kuat dalam
identitas tradisi imannya.
4. Orang muda semakin berminat dalam
menghidupi devosi dan segala
ragamnya.
5. Orang muda semakin terampil dan
terlibat aktif menjadi petugas liturgi dan
tim kerja liturgi.
1. Pengertian ajaran liturgi yang
sesuai dan dapat
dikembangkan untuk orang
muda.
2. Pemahaman TPE yang kreatif
sesuai orang muda.
3. Pemahaman secara
mendalam keterlibatan dalam
liturgi dan peribadatan.
4. Lagu-lagu liturgi yang semarak
dan gembira, serta kasanah
nyanyian liturgi yang dekat
orang muda.
5. Pemahaman perayaan
sakramen perkawinan.
6. Pemahaman tentang devosi
dan ragamnya.
1. Informatif:
pendampingan
pemahaman liturgi
Gereja.
2. Latihan dan praktek
dalam tim liturgi orang
muda.
3. Pendidikan liturgi
dalam kelompok untuk
berkreasi mencipta
dan mengembangkan
liturgi kreatif.
4. EKM dan Festival
liturgi orang muda.
5. Membangun
semangat doa
devosional dalam
kelompok.
7
Menjemaat dan Memasyarakat
Moral Katolik
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Orang muda sudah
mampu mengambil
keputusan
berdasarkan
pertimbangan moral
lebih utuh;
menggabungkan
tata nilai pribadi
dengan
kebijaksanaan
komulatif di
sekitarnya.
ARAH
1. Orang muda
menyadari dan
mampu bersikap
tentang tindakan
etis dari ajaran
moral Katolik,
terutama
menyangkut
tanggungjawab
pribadi dan sosial
berkaitan profesi
dan panggilan
hidupnya.
1. Menerima kelompok
atau golongan yang
secara ideologis
sesuai dengan
norma dan
pemahaman orang
muda.
2. Ada pemahaman
yang meluas
melampaui norma
dan kepentingan
golongan.
3. Ada keterbukaan
ideologi atau
pemikiran mendasar
dengan berbagai
lintas kepercayaan
dan tradisi.
1. Orang muda aktif
terlibat dalam
lingkungan Gereja
dan masyarakat
sekitar dengan
menjadi penggerak
dan kader muda
yang handal.
CAPAIAN
1. Orang muda menyadari bahwa pengakuan dosa
adalah bagian dari kebutuhan dan pembantukan
nurani.
2. Orang muda memperdalam dan
mengembangkan keutamaan primer manusiawi
(kebijaksanaan, keberanian, keadilan dan
penguasaan diri) dalam sikap dan perilakunya.
3. Orang muda memperdalam keutamaan teologal
(iman, harapan dan kasih) sebagai bagian dari
gerak hidup berimannya.
4. Orang muda memahami bahwa 10 perintah Allah
sebagai norma dasar kristiani.
5. Orang muda mampu mengelola Hati Nurani dan
tanggungjawab sosial kristianinya dalam profesi
karya dan perilakunya.
6. Orang muda mempersiapkan perkawinan dan
panggilan hidupnya secara bertanggungjawab.
7. Orang muda mampu mengembangkan moral
sosial dalam perilakunya.
1. Orang muda bangga sebagai orang katolik dan
siap diutus menjadi saksi Kristus.
2. Orang muda paham rumusan ARDAS dan misi
paroki.
3. Orang muda kenal lingkungan Gerejanya.
4. Orang muda aktif terlibat dalam setiap
peribadatan dan pertemuan lingkungan.
5. Orang muda aktif terlibat dalam pembinaan
Gereja, menjadi pengurus dan fasilitator
6. Orang muda sadar bahwa perbedaan SARA
untuk memajukan kepentingan dan kesejahteraan
bersama.
7. Orang muda terlibat dalam kegiatan masyarakat.
MATERI
1. Pemahaman Sakramen
tobat
2. Pemahaman
keutamaanprimer dan
keutamaan teologal
3. Katekese 10 perintah Allah
4. Katekese Hati Nurani dan
tanggungjawab sosial
5. Persiapan hidup perkawinan
6. Etika kristiani
7. Moral sosial
PENDEKATAN
1. Retret/ rekoleksi
terbimbing
2. Membangun suasana
pendidikan moral kristiani
dalam kelompok profesi
atau pun kategorial
3. Kursus persiapan hidup
berkeluarga
4. Kursus etika kristiani dan
moral sosial
1. Motivasi: bangga menjadi
orang muda katolik dan siap
diutus.
2. Ardas Keuskupan dan Misi
Paroki.
3. Pengenalan lingkungan dan
pernik-pernik tentang paroki
beserta segala pedoman
dan perangkat tata
organisasinya.
4. Perspektif tentang
tanggungjawab dalam
kegiatan lingkungan, paroki
dan masyarakat.
5. Pendidikan kebangsaan
6. Pendidikan kader, etika
lingkungan hidup dan Sospol
1. Retret-rekoleksi sosial
2. Membangun suasana
pendidikan menjemaat
dan bermasyarakat
dengan mengajak dan
mengikutsertakan.
3. Pendampingan motivasi
orang muda.
4. Pendampingan
kebangsaan: kesadaran
pluralitas dan toleransi
beragama.
5. Kaderisasi sosial
kemasyakatan.
8
E. PENDAMPINGAN IMAN ORANG DEWASA (36-60 tahun, sudah menikah)
Tradisi Katolik
Pengetahuan Iman
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Proses menghayati
pengetahuan iman bersifat
kristis terhadap segala
macam simbol dan
pengetahuan agama.
2. Terjadi ketertarikan secara
mendalam pengetahuan dan
tradisi keagamaan secara
universal.
3. Bingkai pandangan hidupnya
lebih utuh, integrasi rasionya
lebih utuh dan seimbang,
peka terhadap fakta bahwa
hidup adalah anugerah.
ARAH
1. Dipahaminya
pengertian iman
katolik lebih
mendalam dan utuh
menyangkut Allah
Tri Tunggal, Gereja,
Doa, devosi,
Sakramen, hidup
kristiani, hidup kekal
dan Ajaran Sosial
Gereja.
1. Bingkai pandangan hidupnya
lebih utuh, peka terhadap
fakta bahwa hidup adalah
anugerah.
2. Berupaya mewujudkan
kesesuaian antara
kedalaman iman dengan
perwujudan konkrit.
3. Kesempatan untuk
pendidikan liturgi dan devosi
melalui pembelajaran ajaranajaran Gereja.
4. Kehidupan iman memasuki
kematangannya
1. Semakin dihayatinya
dan dipraktekannya
kebiasaankebiasaan dan
praktek-praktek
resmi Gereja Katolik
menyangkut seluruh
perayaan liturgi dan
sakramentali secara
mendalam, utuh dan
khidmat.
CAPAIAN
1. Orang dewasa sudah menerima
sakramen inisiasi secara utuh.
2. Orang dewasa memperdalam
pengertian pokok-pokok iman: Allah Tri
Tunggal, Gereja, Doa dan devosi,
Sakramen, hidup kristiani, hidup kekal
dan Ajaran Sosial Gereja.
3. Orang dewasa memperdalam Kitab
Suci dan pesan alkitabiah serta
tafsirannya sesuai dengan nilai hidup
baik secara pribadi/ komunitas.
4. Orang dewasa yang akan dan telah
menikah sudah mengikuti persiapan
hidup berkeluarga secara terstruktur
dan berkesinambungan.
1. Orang dewasa makin mencintai dan
mendalami Ekaristi, sakramen tobat dan
doa dan devosional.
2. Orang dewasa mampu jadi teladan
tentang sikap dan aklamasi serta
rumus-rumus doa dalam peribadatan.
3. Orang dewasa semakin menghidupi
identitas tradisi imannya.
4. Orang dewasa makin menghidupi
devosi dan segala ragamnya dalam
hidup harian.
5. Orang dewasa makin terampil dan
terlibat aktif mencipta kekayaan
khasanah liturgi dengan menjadi
petugas liturgi dan terlibat dalam Tim
kerja Liturgi.
MATERI
1. Allah Tri Tunggal, Gereja,
Doa dan devosi, Sakramen,
hidup kristiani, hidup kekal
dan Ajaran Sosial Gereja.
2. Kitab Suci, pesan-pesan
alkitabiah, tafsir kitab suci
untuk hidup berkeluarga,
sosial bermasyarakat dan
pribadi.
3. Membangun keluarga katolik
sebagai komunitas kasih,
hidup dan iman.
PENDEKATAN
1. Informatif: pengajaran
atau katekese umat.
2. Sarasehan iman
3. Kursus atau pelatihan
terprogram.
4. Suasana pendidikan iman
dalam sarasehan.
5. Pertemuan rohani
terbimbing (retret –
rekoleksi)
1. Katekese liturgi tentang
sakramen, ibadat
sakramentali dan devosi.
2. Pemahaman Tata Perayaan
Ekaristi.
3. Ajaran resmi Gereja tentang
hidup liturgi yang benar dan
inkulturatif.
4. Lagu-lagu liturgi dan
peribadatan yang inkulturatif.
1. Informatif: pendampingan
berkelanjutan tentang
liturgi Gereja.
2. Kaderisasi terencana
dalam mengembangkan
Tim Liturgi.
3. Membangun suasana
pendidikan liturgi dalam
kelompok disertai
seminar tentang liturgi
peribadatan dan devosi.
4. Membangun semangat
doa devosional dalam
kelompok secara
teroganisir.
9
Menjemaat dan Memasyarakat
Moral Katolik
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Pertimbangan
moral adalah
prinsip artinya
pemahaman
pribadi
ditempatkan
dalam
perspektif
umum/
masyarakat;
memperhitung
kan etika yang
berlaku
umum.
ARAH
1. Dimampukannya
orang dewasa
bersikap dan
bertindak etis
sesuai Moral
Katolik, secara
khusus
menyangkut
tanggungjawab
sosial berkaitan
profesi, hidup
keluarga dan
panggilan hidup
di tengah
masyarakat.
1. Batas
kesadaran
sosial lebih
meluas
melampaui
golongan,
memiliki
ideologi yang
terbuka dan
mampu
menghubungk
an
keterbukaan
tradisi lain
yang bukan
miliknya.
1. Terlibatnya
secara aktif
orang dewasa
dalam lingkungan
Gereja dan
masyarakat
sekitar serta
menjadi
penggerak dan
kader yang
handal.
CAPAIAN
1. Orang dewasa mampu memahami bahwa
pengakuan dosa bukan lagi kebutuhan dan
pembentukan nurani tetapi kebiasaan hidup katolik.
2. Orang dewasa mampu mengembangkan
keutamaan primer manusiawi (kebijaksanaan,
keberanian, keadilan dan penguasaan diri) dalam
seluruh sikap hidupnya.
3. Orang dewasa mampu meresapkan lebih
mendalam keutamaa teologal (Iman, harapan dan
kasih) sebagai gerak dalam hidup berimannya.
4. Orang dewasa mampu menyadari bahwa 10
perintah Allah adalah norma dasar kristiani dalam
hidup hariannya.
5. Orang dewasa mampu mengelola hati nurani dan
tanggungjawab sosial kristianinya dalam
berkeluarga dan bermasyarakat.
6. Orang dewasa makin menyadari dan
mengembangkan panggilan berkeluarga dan
hidupnya secara bertanggungjawab.
1. Orang dewasa bangga sebagai orang katolik.
2. Orang dewasa paham rumusan ARDAS dan visi
misi Gereja parokinya serta mampu
mengimplementasikan dalam menjemaat dan
memasyarakat.
3. Orang dewasa paham segala seluk beluk
lingkungan gereja dengan berbagai perangkat
pengurus dan tata kelolanya.
4. Orang dewasa aktif dan mampu terlibat dalam
setiap peribadatan dan pertemuan lingkungan,
mampu memimpin/ memfasilitasi, mengkoordinir
dan mengelolanya.
5. Orang dewasa aktif terlibat mengikuti pertemuan
pembinaan di lingkungan/ paroki bahkan menjadi
pengurus dan fasilitator.
6. Orang dewasa aktif memajukan kesejahteraan
bersama dan membangun kepentingan bangsa.
MATERI
1. Katekese Tobat
2. Katakese keutamaan primer dan
teologal.
3. Katekese nilai-nilai keutamaan
dalam 10 perintah Allah.
4. Katekese tentang Hati Nurani dan
Tanggungjawab sosial
5. Pembinaan hidup kristiani
6. Etika kristiani dan moral sosial.
PENDEKATAN
1. Retret/ rekoleksi
terbimbing
2. Membangun suasana
pendidikan moral kristiani
dalam lingkungan,
wilayah dan paroki.
3. Pertemuan antar
keluarga.
4. Katekese bina lanjut.
5. Kursus etika kristiani dan
moral sosial.
1. Motivasi: bangga menjadi orang
katolik yang siap diutus menjadi
rasul-rasul awam militan.
2. ARDAS KAS, visi misi paroki
beserta perspektif baru hidup
bermasyarakat.
3. Segala informasi seluk beluk
lingkungan dan pernik-pernik
paroki dari pengorganisasiannya,
tata kelola administrasi dan
keuangannya.
4. Perspektif tanggungjawab dalam
kegiatan lingkungan dan paroki
serta masyarakat sebagai bagian
dari kerasulan awam.
5. Pendidikan kader sosial politik dan
kemasyarakatan.
1. Informatif: peran
kerasulan awam dalam
tugas misioner.
2. Pendampingan motivasi
menjadi umat katolik
dalam perutusan Gereja.
3. Membangun suasana
pendidikan menjemaat
dan memasyarakat
dengan mengajak dan
mengikutsertakan secara
langsung dalam kegiatan.
4. Kaderisasi: pembentukan
kader-kader sosial politik
kemasyarakatan secara
berkelanjutan.
5. Gerakan penyadaran
tentang lingkungan hidup.
10
F. PENDAMPINGAN IMAN USIA LANJUT (di atas 60 tahun)
Tradisi Katolik
Pengetahuan Iman
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Melihat totalitas
hidupnya: apakah
merasa terbuang dan
banyak penyesalan
atau merasa penuh
kebahagiaan; merasa
ditinggalkan, ditolak
atau merasa bangga
di hari tuanya.
2. Aktivitasnya makin
terbatas dalam hal
pengetahuan, mental
dan sosial. Dinamika
hidpnya dalam ruang
yang lebih kecil.
1. Penghayatan tradisi
mengarah pada
kesendirian karena
keterbatasan fisik dan
mental. Diharapkan
makin bahagia dan
setia dalam doa dan
ekaristi, yaitu sebagai
ungkapan penyerahan
diri kepada Allah.
2. Rela melepaskan
semuanya: kelekatan,
karya dan aktifitas;
makin mengarahkan
diri sebagai pendoa
bagi keluarga dan
Gereja.
ARAH
1. Dipahaminya Iman
Katolik secara
mendalam dan
utuh menyangkut
hidup kristiani dan
hidup kekal.
CAPAIAN
1. Para lansia sudah menerima inisiasi penuh dan
berbuah dalam kehidupan sesama.
2. Para lansia makin menyadari pokok-pokok iman
katolik dalam kesaksian dan kejujuran hati,
mewartakan apa yang diyakini.
3. Para lansia makin menyadari bahwa kitab suci
dan pesan-pesannya mewartakan bahwa Allah
senantiasa menyelamatkan dan mengasihi.
4. Para lansia mampu menjadi teladan iman dan
tempat bertanya bagi anak, cucu dan orang lain,
serta mampu mempersiapkan kematiannya
dengan baik dan penuh syukur.
MATERI
1. Hidup kekal: Surga, api
penyucian dan neraka.
2. Kitab Suci dengan pesanpesannya, terutama
mengenai pertobatan, akhir
kehidupan, syukur dan
penyerahan diri.
3. Lima taham penghadapi
kesedihan/kematian:
penyangkalan, kemarahan,
bargaining, depresi dan
penerimaan.
PENDEKATAN
1. Kunjungan lansia,
kegiatan penyegaran
jasmani-rohani, katekese
lingkungan dan kelompok
kategorial.
2. Retret atau rekoleksi
terbimbing.
1. Dihayati dan
dihidupinya
kebiasaan dan
praktek resmi
gereja katolik,
menyangkut
seluruh perayaan
liturgi dan
sakramentali
secara mendalam,
penuh dalam
keheningan batin.
1. Para lansia makin memperdalam ekaristi,
sakramen tobat, kehidupan doa dan devosi,
serta penerimaan Sakramen Orang Sakit.
2. Para lansia mampu menajdi teladan dalam
sikap doa.
3. Para lansia semakin menghidupi identitas tradisi
imannya dalam keheningan dan syukur.
4. Para lansia makin memberikan teladan dalam
devosi dengan segala ragamnya dalam hidup
sehari-hari.
1. Liturgi dan penjelasannya
tentang Sakramen Tobat dan
Sakramen Pengurapan
Orang Sakit.
2. Doa dan devosi
3. Lagu-lagu liturgi dan
peribadatan inkulturatif.
1. Doa dalam kelompok.
2. Ekaristi harian
3. Sakramen Tobat,
Sakramen Pengurapan
Orang Sakit perlu
dipahami dan dirayakan.
4. Kunjungan keluarga, dan
sapaan dari anak-cucu.
11
Menjemaat dan Memasyarakat
Moral Katolik
FOKUS
KARAKTERISTIK
1. Pertimbangan
moral lebih soal
kepuasan dalam
keluarga dan
penyesuaian hidup
dengan rutinitas
yang
menyenangkan.
Saling merawat
sebagai suami-istri.
Membentuk diri
untuk siap
kehilangan
pasangan dengan
sikap positif. Nilai
etika moral yang
dibangun
diarahkan pada
yang adiluhung.
1. Biasanya batas
kesadaran sosial
sudah utuh,
memandang
perbedaan sosial
dengan
kerendahan hati,
lebih bijak dan arif
menerima
semuanya.
ARAH
1. Makin dihidupinya
moral katolik terutama
menyangkut
tanggungjawab
panggilan hidupnya
dalam keluarga dan
masyarakat.
CAPAIAN
1. Para lansia mampu meresapkan secara lebih
mendalam bahwa keutamaan teologal (iman,
harapan dan kasih) sebagai puncak seluruh
rangkaian hidup yang harus diperjuangkan
dengan semangat pertobatan.
2. Para lansia mampu mengintegrasikan secara
utuh keutamaanprimer manusiawi
(kebijaksanaan, keberanian, keadilan dan
penguasaan diri) sebagai bagian hidup dan
perilakunya yang tak terpisahkan.
3. Para lansia meresapkan 10 perintah Allah
sebagai norma dasar kristiani yang
dikembangkan dalam hidup sehari-hari.
4. Para lansia mampu menjadikan hati nurani dan
tanggungjawab sosial kristianinya dalam
teladan bagi anak-cucu.
5. Para lansia menemukan kesejatian panggilan
berkeluarga dan panggilan hidupnya.
MATERI
1. Katekese hati nurani dan
tanggungjawab sosial dalam
segala aspek kehidupan:
pribadi, keluarga,
masyarakat.
2. Tobat dan pemurnian diri.
3. Menjalani masa tua yang
berarti dan penuh syukur.
PENDEKATAN
1. Pendidikan moral kristiani
dalam kelompok lansia
dan keluarga.
2. Retret atau rekoleksi
terbimbing.
3. Pertemuan antar lansia.
1. Dilibatkannya lansia
dalam lingkungan
Gereja dan
masyarakat sekitar
sesuai
kemampuannya.
1. Para lansia bangga sebagai orang katolik,
bangga akan baptis dan siap mengabdi dalam
ketulusan di tengah masyarakat.
2. Para lansia mendukung dengan mengikuti
pertemuan dan pembinaan di lingkungan
maupun paroki, semampu dan sesuai
kesehatan fisiknya.
3. Para lansia memajukan kepentingan dan
kesejahteraan bersama serta membangun
kepentingan bangsa.
4. Para lansia mendukung segala kegiatan
kemasyarakatan di lingkungan sekitarnya
sesuai kemampuan fisiknya.
1. Motivasi: bangga menjadi
umat katolik dan siap dalam
penantian akhir dalam
kesetiaan.
2. Kesadaran tanggungjawab
aktif dalam kegiatan
lingkungan, paroki dan
masyarakat, sesuai
kesehatan fisiknya.
3. Hidup bermasyarakat di usia
senja.
1. Pendidikan menjemaat
dan bermasyarakat
sesuai kemampuan.
2. Pendampingan motivasi
menjadi uamt katolik dan
penerimaan perutusan
akhir atas kesetiaan
sebagai warga katolik.
3. Temu lansia dalam
kasanah sosial
kemasyarakatan.
12
Download