KOMISI KELUARGA DEWAN KARYA PASTORAL

advertisement
KOMISI KELUARGA
DEWAN KARYA PASTORAL - KEUSKUPAN BANDUNG
Jl. Jawa No. 6 Bandung 40117 ; Email : [email protected]
Telp. (022) 4207232, 4202347 - Fax. (022) 4207231
No
Hal
Lamp.
: 002 / KOMKEL / IX / 2011
: Undangan Enrichment Sie Keluarga
: 1 (satu) lembar
Bandung , 14 September 2011
Kepada
Yth.
di tempat
Salam dalam Damai Yesus , Maria dan Yosef
Kami mengundang Bp/Ibu Pengurus Seksi keluarga Paroki, Pengurus Komunitas, Guru Agama yang
punya kepedulian pada Pembinaan Keluarga Katolik untuk hadir pada acara “ENRICHMENT TAHUN 2011”
yang mengangkat tema : KAWIN CAMPUR AGAMA; PERMASALAHAN, PENCEGAHAN SERTA PASTORALNYA.
Tema tersebut diangkat sejalan dengan Raker Komisi keluarga Regio Jawa 2011 yang prihatin
terhadap meningkatnya perkawinan beda Gereja dan beda Agama secara signifikan. Sedangkan kita
sebagai Gereja belum berbuat banyak dalam pencegahan dan penggembalaannya.
Adapun acara tersebut akan diselenggarakan pada :
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
Pembicara
Peserta
Kontribusi peserta
:
:
:
:
Sabtu – Minggu / 15 – 16 Oktober 2011
Sabtu Pukul 16.00 s/d Minggu Pukul 14.00
Aula Biara Ursulin , Jl. Anggrek no. 60 Bandung
1. Rm. Y. Driyanto, Pr ( dari Keuskupan Bogor )
2. Rm. Y. Fajar Ibnu, MSF (Pusat Pendampingan Keluarga Keuskupan
Semarang)
: Tiap undangan 2 (dua) orang
: Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)/orang dibayar di tempat
Bagi peserta dari luar kota kami sediakan penginapan di Biara Ursulin,
Jl. Anggrek No. 60 Bdg, sedangkan peserta dalam kota pulang.
Bersama ini kami sampaikan juga ToR sebgai penjelasan. Besar harapan kami, Bapak / ibu menanggapi
positif kegiatan ini. Mohon formulir pendaftaran bagi peserta yang akan mengikuti Kegiatan ini dapat
diterima di Sekretariat Komisi Keluarga Keuskupan Bandung (sdri. Dwi) Jl. Jawa No. 6 atau kirim via
Fax no. 022- 4207231 atau email : [email protected]/ [email protected] selambatlambatnya tanggal 9 Oktober 2011. Atas perhatian, kerjasama dan dukungannya, kami mengucapkan
terimakasih.
Mengetahui,
Hormat kami,
F.X. BUDI PRANOTO
MARIA DWI ENDAH
Ketua
Sekretaris
KOMISI KELUARGA
DEWAN KARYA PASTORAL - KEUSKUPAN BANDUNG
Jl. Jawa No. 6 Bandung 40117 ; Email : [email protected]
Telp. (022) 4207232, 4202347 - Fax. (022) 4207231
Nama Kegiatan
Tema Kegiatan
: ENRICHMENT / PENGKAYAAN
: PASTORAL KAWIN CAMPUR
Latar Belakang Kegiatan :
Indonesia adalah Negara dengan pluralism agama, dimana umat Katolik termasuk dalam golongan yang
minoritas. Dengan demikian memungkinkan terjadinya perkawinan campur, baik kawin campur beda gereja
maupun kawin campur dengan beda agama.
Kawin campur memang telah menjadi persoalan yang tidak mudah. Artinya suatu perkawinan campur belum tentu
bermasalah, tapi juga belum tentu tidak bermasalah. Kebanyakan orang melakukannya berdasarkan emosi sesaat,
tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam lembaga perkawinan. Alasan yang digunakan
kebanyakan adalah kata “cinta” sampai-sampai bisa jadi iman Katolik dikorbankan begitu saja
Di Indonesia tidak dikenal istilah kawin campur. Hukum perkawinan kita, Undang-Undang perkawinan
Nomor 1 Tahun 1974, secara eksplisit menyatakan bahwa sebuah perkawinan baru dikatakan sah manakala telah
dilakukan menurut hukum masing-masing agama/kepercayaan. Ini berarti pula bahwa calon mempelai itu harus
beragama sama, harus seiman. Tapi bagaimana jika calon mempelai berbeda agama yang banyak terjadi di
masyarakat itu? Sampai sekarang belum ada satu pun hukum positif, entah undang-undang atau peraturan
pemerintah, yang memberikan solusi.
Dalam Gereja Katolik telah jelas dan tegas dirumuskan dalam Kitab Hukum Kanonik 1983 Kan. 1124 bahwa
perkawinan campur adalah perkawinan antar dua orang yang dibaptis, yang diantaranya satu dibaptis dalam
Gereja Katolik atau diterima di dalamnya setelah baptis dan tidak meninggalkan secara resmi, sedang pihak yang
lainnya tercatat pada Gereja atau persekutuan Gerejawi yang tidak mempunyai kesatuan penuh dengan Gereja
Katolik. Untuk hal tersebut, tanpa izin jelas dari otoritas yang berwenang, dilarang.
Berbeda dengan perkawinan campur yang hanya dilarang, perkawinan yang salah satu dibaptis dalam
gereja Katolik dan yang lainnya tidak dibaptis, adalah tidak sah dan perkawinan ini dihalangi (kan. 1086 § 1) . Dari
halangan itu jangan diberikan dispensasi sebelum dipenuhi syarat-syarat yang disebut dalam Kan 1125 dan 1126.
Izin semacam itu dapat diberikan oleh Ordinaris wilayah, jika terdapat alasan yang wajar dan masuk akal.
Memang tampaknya Hukum Gereja dalam hal perkawinan campur ini terlihat rumit. Pada prakteknya
tidaklah demikian. Biasanya pembicaraan bisa berjalan dengan baik dan lancar. Sekali lagi yang mau dipertahankan
oleh Gereja Katolik adalah keyakinan iman Katolik dari umatnya, serta pengertian yang bijaksana dari pihak yang
bukan Katolik. Hal ini sebenarnya adalah hal yang luhur dan mulia, dan tidak ada sikap unutk merendahkan atau
memojokkan agama / keyakinan lain.
Sikap tegas dan jujur dari Gereja ini mau mengajarkan sebenarnya pada pasangan yang tidak bisa tidak melainkan
melakukan kawin campur untuk belajar jujur dan terbuka serta saling menghargai iman yang berbeda, tanpa harus
mengorbankan begitu saja iman Katolik yang luhur itu.
Berdasarkan sejarah dan pengalaman , alasan pelarangan dan penghalangan perkawinan ini karena
merupakan bahaya yang akan mengakibatkan penyimpangan bagi mempelai Katolik dan anak-anaknya. Pihak
Katolik akan sangat terganggu, terhambat atau bahkan terhalangi dalam menjalani iman katoliknya, membaptis
anak-anaknya dalam Gereja Katolik dan mendidik mereka secara Katolik. Konkritnya, hak dan kewajiban pihak
Katolik berhadapan frontal dengan hak dan kewajiban pihak lainnya yang sama kuatnya..
Larangan dan penghalangan itu bertautan juga dengan meningkatnya dan meluasnya pendapat dalam
masyarakat umum (termasuk Gereja Protestan dan terutama masyarakat bukan Kristiani) yang melawan
sakramentalitas dan indissolubilitas perkawinan.
KOMISI KELUARGA
DEWAN KARYA PASTORAL - KEUSKUPAN BANDUNG
Jl. Jawa No. 6 Bandung 40117 ; Email : [email protected]
Telp. (022) 4207232, 4202347 - Fax. (022) 4207231
Download