i. protein - WordPress.com

advertisement
I. PROTEIN
A. Definisi
Istilah protein berasal dari bahasa Yunani proteos, yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Diperkenalkan pada tahun 1830-an oleh pakarkimia Belanda bernama
Mulder, yang merupakan salah satu dariorang-orang pertama yang mempelajari kimia
dalam protein secarasistematik. Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling
penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup yang merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separonya ada didalam otot,
seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit dan selebihnya
didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, sebagai hormon, pengangkut zatzat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Disamping itu
asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar
koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.
B. Fungsi Protein
Fungsi protein pada umumnya, protein berfungsi sebagai zat pembangun tubuh dan
pelindung tubuh, pendorong metabolisme dan penyokong organ tubuh dalam berbagai
aktivitasnya, tidak hanya itu saja, ada banyak fungsi protein selain itu yang dapat dilihat
dibawah ini.

Membantu dan mendorong pertumbuhan dan memelihara susunan/struktur tubuh
dari sel, jaringan hingga ke organ-organ tubuh.

Protein sebagai sumber karbohidrat.

Membantu tubuh dalam melawan, menghancurkan dan menetralkan zat-zat dari
luar atau asing yang masuk di dalam tubuh.

Protein berfungsi sebagai penyediaan energi bagi tubuh.

Protein berfungsi sebagai asupan diet dan rendah gula.

Memelihara dan menjaga keseimbangan asam basa dan cairan tubuh karna protein
juga berfungsi sebagai buffer (penahan).

Mengatur dan menjalankan metabolisme tubuh karna protein sebagai enzim artinya
protein mengaktifkan dan masuk kedalam reaksi kimia.

Protein juga berfungsi sebagai biokatalisator

Protein merupakan bahan dalam sintesis substansi penting seperti halnya hormon,
enzim, antibodi dan kromosom
C. Klasifikasi Protein
Protein Serabut
Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral
yang terjalin satu sama lain sehngga menyerupa batang yang kaku. Karakteristik
protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis
yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam
unsur-unsur struktur tubuh.




Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat, tidak larut air, Kolagen tidak
mengandung triptofan tapi banyak mengandung hidroksipolin dan
hidroksilisin. Sebanyak 30% protein total manusia adalah kolagen.
Elastin terdapat dalam dalam urat otot. arteri(pembuluh darah) dan jaringan
elastis lain, tidak dapat diubah menjadi gelatin.
Keratin adalah protein rambut dan kuku. Protein ini mengandung banyak
sulfur dalam bentuk sistein. Rambut manusia mengandung 14% sistein.
Miosin merupakan protein utama serat otot.
Protein Globular
Protein Globular dalam globular berbentuk bola, terdapat dalam cairan
jaringan tubuh. Protein ini larutan garam dan asam encer, mudah berubah di
bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi.




Albumin terdapat dalam susu, plasma, dan hemoglobin. Albumin larut
dalam air dan mengalami koagulasi biladipanaskan.
Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan biji tumbuhtumbuhan. Globulin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam
encer dan garam dapur dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi
tinggi. Globulin mengalami koagulasi bila dipanaskan.
Histon terdapat dalam jaringan-jaringan kelenjar tertentu seperti timus dan
pankreas. Histon di dalam sel terikat dengan asam nukleat
Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
Protein Konjugasi
Protein Konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahanbahan nonasam amino. Gugus non asam amino ini dinamakan gugus prostetik.

Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan asamnukleat dan
mengandung 9-10% fosfat.. Hidrolisis asam nukleat menghasilkan purin,
pirimidin, gula(ribosa atau deoksiribosa)dan asam fosfat. Nukleoprotein
terdapat dalam inti sel. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan
karbohidrat dalam jumlah besar Karbohidrat ini merupakan polisakarida
kompleks yang mengandung N-asetil heksoamina dan asam uronat atau gula
lain. Nukleoprotein yang dapat larut dalam air, tidak mudah didenaturasi oleh
panas.




Lipoprotein adalah protein larut air yang berkonjugasi dengan lipida, seperti
lesitin dan kolesterol. Lipoprotein terdapat dalam plasma dan berfungsi
sebagai pengangkut lipida dalam tubuh.
Fosfoprotein adalah protein yang terikat melalui ikatan ester dengan asam
fosfat seperti pada kasein dalam susu.
Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral, seperti feritin dan
hemosiderin di mana mineralnya adalah zat besi, tembaga, dan seng.
Bentuk protein konjugasi lain adalah hemoprotein dan flavoprotein.
D. Angka Kecukupan Protein
Komposisi protein yang mengandung unsur karbon menjadikan protein
sebagai bahan bakar sumber energi. Apabila tubuh tidak menerima karbohidrat dan
lemak dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh maka protein
akan dibakar untuk sumber energi. Dalam hal ini, keperluan tubuh akan energi lebih
diutamakan sehingga sebagian protein tidak dapat digunakan untuk membentuk
jaringan.
Protein mensuplai 4 kalori per gram, tetapi secara ekonomis sumber energi
yang berasal dari protein lebih mahal dibandingkan dengan sumber energi yang
berasal dari lemak dan karbohidrat. Sebagai dasar perhitungan, kecukupan protein =
10-15 % dari total suplai kalori. Misalnya 10% dari kecukupan energi = 210 kalori =
52,5 gram protein, (1 kalori = 4 gram protein) (Suhardjo dan Clara, 1992).
E. Akibat Kekurangan Protein
1. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah bagi gejala yang sangat ekstrem yang diderita oleh bayi
dan anak-anak kecil akibat kekurangan konsumsi protein yang parah meskipun
konsumsi energi atau kalori telah mencukupi kebutuhan.Gejalanya, pertumbuhan
terhambat, otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan
(moon face) dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak nafsu makan, tidak
gembira dan suka merengek, kulit kering dan bersisik, pecah-pecah, rambut
rontok, jagung, kurus, kusam. Hati membesar dan berlemak disertai anemia.
2. Marasmus
Berasal dari bahasa Yunani yang artinya wasting atau merusak. Marasmus
adalah istilah yang digunakan bagi gejala yang timbul bila anak menderita
kekurangan energi (kalori) dan kekurangan protein. Marasmus juga bisa disebut
penyakit kelaparan dan terdapat banyak diantara kelompok sosial ekonomi rendah
di sebagian besar negara sedang berkembangdan lebih banyak daripada
kwashiorkor. Gejalanya, pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang,
serta otot-otot berkurang dan melemah, berat badan lebih banyak berpengaruh
daripada ukuran kerangka seperti panjang, lingkar kepala dan lingkar dada. Anak
apatis seperti sudah tua, tidak ada edema, pembesaran hati.
F. Akibat Kelebihan Protein
Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat
menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain terutama
pada bayi. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan
amoniak darah, kenaikan ureum darah dan demam.
G. Sumber Protein
Manusia sangat di anjurkan untuk mengkonsumsi berbagai sumber protein
dari berbagai jenis makanan. Karena makanan satu dengan makanan lainnya
mengandung protein yang berbeda. Fungsi protein berbeda-beda pada setiap
makanan. Berikut adalah sumber protein nabati dan hewani yang cocok untuk di
konsumsi
:
1. Sumber Protein Nabati
contohnya seperti kacang-kacangan (kedelai, almond, kacang mede, kacang hijau,
kacang hazel, kacang merah), jintan, biji bunga matahari dan biji labu.
2. Sumber Protein Hewani
contohnya seperti daging merah, daging unggas, telur, ikan dan produk susu.
H. Jenis-Jenis Protein
Dalam jenis atau macam-macam protein terbagai atas 3 bagian antara lain..
a. Jenis Protein Berdasarkan Fungsinya
Protein terdiri atas 3 macam atau jenis berdasarkan Fungsinya antara lain sebagai
berikut..

Protein Sempurna : protein sempurna adalah protein yang didalamnya
terkandung asam amino yang lengkap. Contohnya kasein pada susu dan
albumin pada putih telur. Protein sempurna pada umumnya terdapat pada
protein hewan.

Protein Kurang Sempurna : protein kurang sempurna adalah protein yang
asam aminonya lengkap tetapi jumlah dari beberapa asam amino sedikit.
Protein kurang sempurna tidak mampu mencukupi pertumbuhan, tetapi protein
kurang sempurna ini dapat mempertahankan jaringan yang telah ada.
Contohnya protein pada lagumin yang terdapat pada kacang-kacangan dan
giladin pada gandum.

Protein Tidak Sempurna : protein tidak sempurna adalah protein yang
kurang atau tidak memiliki asam amino esensial. Protein tidak sempurna tak
mampu mencukupi pertumbuhan dan mempertahankan yang telah ada
sebelumnya. Contohnya, Zein yang terdapat pada jagung, dan beberapa protein
yang ada pada tumbuhan.
Jenis Protein Berdasarkan Komponen-Komponen Penyusunnya
Jenis-jenis protein berdasarkan komponen-komponen penyusunnya terbagi atas 3
antara lain.

Protein Sederhana (Simple Protein) : protein sederhana adalah protein dari
hasil hidrolisa, total protein ini merupakan campuran atas berbagai macam asam
amino.

Protein Kompleks (Complex Protein) : protein kompleks adalah protein dari
hasil hidrolisa total protein jenis ini yang terdiri dari berbagai macam asam amino
selain itu juga tedapat komponen-komponen yang lain seperti unsur logam,
gugusan phospat. dll Contohnya hemoglobin, lipoprotein, glikoprotein dan masih
banyak lagi).

Protein Derivat (Protein derivative) : protein derivat adalah protein yang
merupakan ikatan antara (intermediate product) yang merupakan hasil dari
hidrolisa parsial yang berasal dari protein native. Contohnya albumosa, peptone
dan masih banyak lagi.
I. Struktur Protein
Ada 4 tingkat struktur protein yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur
tersier dan struktur kuartener.
1. Struktur primer
Struktur primer adalah urutan asam-asam amino yang membentuk rantai
polipeptida Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein
yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan
ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada
protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara
asam amino tertentu,menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan
lebih lanjut dengan bantuankertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan
fungsi protein, pada tahun 1957. Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam
amino akan mengubah fungsi protein, danlebih lanjut memicu mutasi genetik.
Gbr.1 Struktur primer
2. Struktur sekunder
Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan berulang dari rangka
protein. Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan beta sheet. Struktur sekunder
protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada
protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder
misalnya ialah sebagai berikut:
> alpha helix (α-helix, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino
berbentuk seperti spiral;
> beta-sheet (β-sheet, “lempeng-beta”), berupa lembaran-lembaran lebar yang
tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen
atau ikatan tiol (S-H);
Gbr 2. Alpha helix dan Beta-sheet.
> beta-turn, (β-turn, “lekukan-beta”);
Gbr 3. β-turn
> gamma-turn, (γ-turn, “lekukan-gamma”).
Gbr 4. γ-turn
3. Struktur tersier
Struktur tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai
polipeptida sehingga membentuk struktur 3 dimensi tertentu.Sebagai contoh, struktur
tersier enzim sering padat, berbentuk globuler.Struktur tersier yang merupakan
gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa
gumpalan.Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan
kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer)
dan membentuk struktur kuartener.
Gbr 5. Struktur Tersier
4. Struktur kuartener
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan 1 rantai
polipeptida. Tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam
membentuk suatu protein, maka disebut struktur kuartener.
Pada umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknua protein sama
dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier.
Gbr 6. Struktur Kuartener
J. Denaturasi
Oleh karena struktur sekunder suatu protein dipertahankan bersama sama oleh
interaksi hidrofobik dan ikatan hidrogen, maka protein dapat mengalami denaturasi
bila bercampur dengan yang juga dapat mendenaturasikan asam asam nukleat, yaitu
pH atau suhu yang ekstrim, zat zat yang memecah ikatan disulfida juga
mendenaturasikan protein. Seperti juga halnya pada asam nukleat, struktur yang lebih
tinggi daripada struktur primer rusak bila protein tidak mengalami denaturasi. Suhu
yang tinggi dan pH yang ektrim bersama sama akan menghidrolisis ikatan peptida
sehingga struktur primer pun lenyap. Pada hidrolisis dalam suasana basa, asam asam
amino akan mengalami rasemasi (kehilangan kegiatan optik) sedangkan sering dan
treonin akan rusak. Pada hidrolisis asam, triptofan akan rusak sedangkan glutamin dan
asparagin akan mengalami deaminasi sehingga terbentuklah kembali asam asam
amino semula.
Denaturasi menyebabkan hilangnya kegiatan biologis dari suatu protein.
Umumnya juga kelarutannya berkurang dengan jelas. Contoh yang paling umum ialah
berubahnya kelarutan ovalbumin, protein terbanyak dalam putih telur, yang
mengalami denaturasi dengan pemanasan bila sebutr telur dipanaskan dalam air
mendidih atau bila dikocok secara mekanis misalnya dalam membuat kue yang sama
akan terjadi dengan menambahkan HCL atau NaOH pekat, walaupun citarasanya
tidak sama.
Sekali suatu protein mengalami denaturasi, maka sangatlah sukar untuk
mengembalikannya ke konfirmasi semula, meskipun bukan mustahil sama sekali.
Pemulihan ini sukar, meskipun penyebab denaturasi tadi telah dlenyapkan. Ini
biasanya karena karena protein telah mengalami perubahan sesudah sintesis dengan
cara perubahan bagian tertentu dari residu asam asam amino tertentu, pembentukan
ikatan disulfida atau pemotongan sepenggal peptida. Protein yang telah berubah tidak
dapat kembali ke struktur yang pada mulanya dihasilkan oleh protein itu sendiri
sebelum mengalami perubahan, bahkan meskipun ditempatkan dalam lingkungan
yang sama.
K. Sintesis Protein
Tumbuh-tumbuhan dan hewan dapat mensintesis protein, yaitu tumbuhtumbuhan dari nitrogen yang tersedia di tanah, sedangkan hewan dari asam amino
yang diperoleh dari makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Hewan
dapat mensintesis beberapa macam asam amino dari nitrogen yang berasal dari
makanan. Metabolisme pada hewan, ekskresi dan kematian akhirnya mengembalikan
nitrogen ke tanah secara berkelanjutan berupa siklus nitrogen. Sintesis protein
meliputi pembentukan rantai panjang asam amino yang dinamakan rantai peptida.
Ikatan kimia yang mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan ikatan
peptida. Ikatan ini terjadi karena satu hydrogen(H) dari gugus amino suatu asam
amino bersatu dengan hidroksil(OH) dari gugus karboksil asam amino lain. Proses
ini menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH yang tersisa akan
membentuk ikatan peptide. Sebaliknya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi
asam amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu molekul air.
Proses ini dinamakan hidrolisis. Bila dua asam amino saling terikat dalam bentuk
ikatan peptida dinamakan dipeptida.
Bila tiga asam amino dan bila lebih banyak lagi asam amino dinamakan
polipeptida.Molekul protein terdiri atas satu atau lebih rantai polipeptida, tiap poli
peptida terdiri atas kurang lebih dua puluh hingga beberapa ratus asam amino.
Karakteristik suatu protein ditentukan oleh jenis asam mino yang membentuknya
berapa kali munculnya, dan urut-urutannya dalam ikatan protein tersebut. Karena
tiap kali asam amino dapat digunakan berapa kali saja dengan urut-urutan yang
berbeda, dapat dibayangkan berapa banyak jenis protein dapat dibentuk. Urut-urutan
asam amino menentukan struktur primer protein tersebut. Struktur sekunder
ditentukan oleh bentuk rantai asam amino: lurus, lipatan atau gulungan, yang
mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dapat dibentuk. Struktur
tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gu-gus R pada asam-asam amino yang
memberi bentuk tiga demensi sehingga membentuk struktur kompak dan padat suatu
protein.
Ketiga tingkat struktur inilah yang memberikan bentuk khas kepada suatu
molekul protein yang menentukan sifat dan fungsi khasnya. Variasi protein yang
dimungkinkan oleh jenis, susunan asam amino dan bentuk strukturnya ini
menghasilkan jutaan jenis protein dengan berbagai karakteristik dan fungsi. Struktur
hormon insulin dengan urut-urutan asam amino yang membentuknya. Insulin
merupakan protein kecil yang terdiri atas lima puluh satu asam amino yang tersusun
dalam dua rantai. Kedua rantai ini dihubungkan satu sama lain oleh dua jembatan.
Jembatan ketiga terbentang di dalam salah satu rantai.
Struktur protein pada umumnya labil, sehingga dalam larutan mudah berubah
bila mengalami perubahan pH, radiasi, cahaya, suhu tinggi, dan sebagainya.
Protein yang berubah ini dinamakan protein denaturasiyang mempunyai sifat-sifat
fisik dan faali yang berbeda dengan protein semula. Suatu contoh adalah protein telur
yang dimasak. Dalam bentuk mentah protein telur merupakan cairan transparan;
setelah dimasak berubah menjadi bentuk padat buram akibat koagulasi karena
dipanaskan. Protein yang telah mengalami denaturasi lebih mudah dicernakan.
Protein tubuh yang mengalami denaturasi tidak dapat melakukan fungsinya semula.
L. Informasi Genetik DNA dan RNA
Setiap makhluk hidup berbeda dalam bentuk protein yang membentuknya,
begitupun tu buh setiap orang. Perbedaan ini terletak pada susunan dan urut-urutan
asam amino yang membentuknya. Petunjuk pembuatan tiap jenis protein dalam tubuh
seseorang dilakukan melalui informasi genetik yang diterima seseorang pada tahap
pembuahan. Informasi ini tersimpan dalam DNA(deoxyribonucleic acid) yang
berada dalam inti tiap sel. Spesifikasi suatu protein, jenis, dan urut-urutan asam
amino yang membentuknya kemudian disampaikan oleh pesuruh RNA(ribonucleic
acid) kepada mesin pembuat protein yang terdiri atas DNA dan suatu protein di
dalam sel. Asam amino yang dibutuhkan kemudian dibawa oleh RNA lain yang
dinamakan alat angkut RNA ke tempat yang membutuhkan.
Urut-urutan khusus asam amino tiap protein menentukan konfigurasi
khususnya yang menentukan fungsi khusus protein tersebut. Bila terjadi kesalahan
genetik dalam pemben tukan protein ini, akan terjadi kelainan protein tubuh yang
tidak dapat diperbaiki. Untuk membuat protein tertentu, suatu sel harus memiliki
semua jenis asam amino pada waktu yang sama dalam jumlah yang dibutuhkan. Bila
kurang dalam asam amino non-esensial, tubuh dapat segera membuatnya, asalkan
tersedia cukup asam amino lain sebagai pemasok nitrogen yang dibutuhkan. Bila
asam amino esensial yang kurang, tubuh tidak dapat melanjutkan pembuatan protein
yang dibutuhkan, atau asam amino esensial yang dibutuhkan diambil dari hasil
pemecahan protein lain dalam tubuh.
M. Mutu Protein
Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang
dikandungnya. Protein komplet atau protein dengan nilai biologi tinggi atau bermutu
tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis asam amino esensal
dalamproporsi yang sesuai untuk keperluan. Semua protein hewani kecuali gelatin,
merupakan protein komplit. Gelatin kurang dalam asam amino triptofan.
Protein tidak komplet, atau protein bermutu rendah adalah protein yang tidak
mengan- dung atau mengandung dalam jumlah kurang satu atau lebih asam amino
esensial. Sebagian besar protein nabati kecuali kacang kedelai dan kacang-kacangan
lain merupakan protein tidak komplet. Beberapa jenis protein mengandung semua
macam asam amino esensial, namun masing- masing dalam jumlah terbatas namun
cukup untuk perbaikan jaringan tubuh akan tetapi tidak cukup untuk pertumbuhan.
Asam amino dalam jumlah terbatas memungkinkan pertumbuhan ini dinamakan asam
amino pembatas, atau limiting amino acid. Merionin merupakan asam amino
pembatas kacang-kacangan, lisin dari beras dan triptofan dari jagung. Bila terdapat
secara bersamaan dalam makanan sehari-hari, beberapa macam protein dapat saling
mengisi dalam asam amino esensial.
Dua jenis protein yang terbatas dalam asam amino yang berbeda, bila
dimakan secara bersamaan di dalam tubuh dapat menjadi susunan protein komplet.
Misalnya, bila nasi yang terbatas dalam lisin dicampur dengan tempe yang terbatas
dalam metionin,
didapatkan campuran yang memungkinkan pertumbuhan
Menambahkan sedikit susu yang mengandung semua jenis asam amino ke dalam
bubur beras akan memberikan cukup lisin kepada bubur tersebut untuk
memungkinkan per tumbuhan. Hal-hal ini perlu diperhatikan dalam menyusun menu
seimbang, misalnya untuk dalam keadaan ekonomi terbatas. Campuran dua jenis
protein nabati atau penambahan sedikit protein hewani ke protein nabati akan
menghasilkan protein tinggi dengan harga relatif rendah. Dalam keadaan rercampur
asam amino yang berasal dari berbagai jenis protein dapat saling mengisi untuk
menghasilkan protein yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan.
N. Absorpsi dan Transportasi
Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini segera
diabsorpsi dalam waktulima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi
dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi yaitu
masing-masing untuk asam amino netral, asam asam dan basa. serta untuk prolin dan
hidroksiprolin Absorpsi ini menggunakan mekanisme transpor natrium seperti halnya
pada absorpsi glukosa. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah
melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati dan
sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa ke sel-sel jaringan. Kadang-kadang
protein yang belum dicerna dapat memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam
darah. Hal ini sering terjadi pada protein susu dan protein telur yang dapat
menimbulkan gejala alergi(immunological sensitive protein). Sebagian besar asam
amino diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus. 1% protein yang
dimakan di feses. endogen yang berasal dari sekresi saluran cerna dan sel-sel yang
rusak juga dicerna dan diabsorpsi
O. Ekskresi
Oleh sesuatu sebab, absorpsi protein mungkin tidak terjadi secara komplit
Beberapa jenis protein, karena struktur fisika atau kimianya tidak dapat dicerna dan
dikeluarkan melalui usus halus tanpa perubahan. Di samping itu absorpsi asam amino
bebas dan mungkin tidak terjadi 100%, terutama bila fungsi usus halus terganggu,
seperti pada infeksi saluran cerna atau kehadiran faktor-faktor antigizi seperti lesitin
atau protein yang mencegah terbentuknya tripsin dalam makanan. Protein atau asam
amino yang tidak diabsorpsi ini masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi
metabolisme mikroflora kolon dan produknya dikeluarkan melalui feses, terutama
dalam bentuk protein bakteri.
II. ASAM AMINO
Ada 3 jalur metabolisme asam amino : penguraian, sintesis dan pemanfaatan
Penguraian asam amino
1. Deaminasi (Penghilangan Gugus Amino)

Tahapan pertama dalam penguraian asam amino adalah pemindahan gugus
amino (Transaminasi) dengan tujuan membuang kelebihan nitrogen dan
menguraikan sisa rangka karbonnya.

Pemindahan gugus amino dari asam amino ke asam keto menghasilkan asam
keto dari asam amino asal dan asam amino baru dari asam keto yang sudah
menerima gugus amino. Reaksi ini dikatalis oleh aminotransferase atau
transaminase. Sebagai aseptor utama gugus amino adalah alfa ketoglutarat
membentuk asam amino gutamat

Glutamat selanjutnya mentransfer gugus aminonya dalam transaminasi kedua
ke oxaloasetat membentuk aspartat
Transaminasi sebenarnya terjadi dalam 2 tahap

Pertama, pemindahan gugus amino ke enzim dengan partisipasi piridoksal pospat
(PLP) dimana enzim tersebut sesudah mengikat pospat akan menjadi piridoksamin
pospat (PMP)

Kedua, transfer gugus amino dari enzim ke alfa ketoglutarat membentuk asam amino
glutamat dan enzim kembali

Deaminasi terjadi melalui deaminasi oksidatif dari glutamat oleh glutamat
dehidrogenase membebaskan amonia. Reaksi ini membutuhkan NAD+ atau NADP+
sebagai oksidator dan membentuk kembali alfa ketoglutarat untuk berperan dalam
transaminasi berikutnya.

Terjadi di mitokondria
Penggabungan Amonium dan Nitrogen

Maksud penggabungan disini adalah penggabungan amonium dan protein dari
aspartat pada siklus urea

Ada 5 tahap dalam siklus urea yaitu :
a. Kondensasi dan aktivasi NH4 dan HCO3 membentuk carbomyl fosfat. Reaksi ini
terjadi di mitokondria dan dikatalis oleh ornithin transkabamoylase. Oleh karena
berlangsung di mitokondria dan dikatalis oleh Carbamoyl Phospat Aynthetase
(CPS)
b. Transfer gugus karboamoyl fosfat ke ornithin membentuk citrulyn. Reaksi ini
terjadi di mitokondria dan dikatalis oleh ornithyn transkabamoylase. Oleh karna
berlangsung di mitokondria, maka ornithin yang dihasilkan sitoplasma harus
ditranspor ke mitokondria melalui system transpor spesifik. Reaksi selanjutnya
dalam siklus utra terjadi di sitoplasma. Oleh karena itu cytrulin yang terbentuk
harus dikeluarkan dari mitokondria.
c. Penggabungan gugus amino dari aspartat ke citrulin membentuk argininosuksinat.
Enzim yang mengkatalisnya adalah arginino suksinat synthetase
d. Pemecahan argininosuksinat menadi arginin dan rangka karbon aspartat menjadi
fumarat oleh enzim argininosuksinase. Arginin merupakan prekursor dari urea.
Fumarat selanjutnya diubah kembal menjadi aspartat melalui siklus krebs. Jadi,
antara siklus urea dan siklus krebs berhubungan melalui fumarat diubah menjadi
oxaloasetat yang selanjutnya mengalami transaminasi membentuk aspartat.
Pembebasan urea dari arginin dan membentuk ornithin kemballi. Reaksi ini
dikatalis enzim arginase. Ornithin selanjutnya dikembalikan ke mitokondria.
A. Pengertian Asam Amino
Asam amino adalah senyawa organik yang mengandung gugus amino dan
gugus asam (biasanya asam karboksilat). Terdapat sekitar 500 jenis asam amino yang
sebagian besar adalah non-fisiologis. Selain itu, banyak asam amino fisiologis penting
tidak digunakan dalam protein. Namun, dalam biokimia, istilah “asam amino”
umumnya mengacu pada salah satu dari 20 jenis unit monomer yang paling umum
digunakan untuk membangun protein.
Semua asam amino memiliki struktur kimia yang mirip, berisi sebuah atom
karbon pusat dan karbon ini terpasang sebuah gugus karboksil, yang terdiri dari
karbon dan oksigen, dan gugus amino yang terbuat dari nitrogen dan hidrogen. Asam
amino yang dihubungkan oleh ikatan kimia yang disebut peptida membentuk protein.
Ikatan ini sangat sulit dipecahkan, namun asam, enzim, dan agen lainnya mampu
memecahkan ikatan tersebut misalnya saat proses pencernaan. Rantai samping pada
asam amino memberikan sifat kimia yang berbeda pada masing-masing yang
mempengaruhi bbagaimana berinteraksi ketika dimasukkan ke dalam molekul protein
dan bagaimana sel-sel mencernanya.
B. Jenis Asam Amino
Essensial


Non Essensial


Berasal dari bahan makanan,
tubuh tidak dapat mensintesa
Leusin,
Isoleusin,
Valin,
Triptofan, Fenilalanin, Metionin,
Treonin, Lisin, Histidin
Tubuh dapat mensintesa melalui
transaminase
Glutamat,
Alanin,
Aspartat,
Glutamin
Asam amino dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Asam amino esensial yaitu asam amino yang tidak dibuat oleh tubuh sehingga
kebutuhannya dipasok dari makanan.
2. Asam amino non esensial yaitu asam amino yang diproduksi tubuh dan
mencukupi kebutuhan walaupun tidak diperoleh dari makanan.
C. Fungsi Biologis Asam Amino
Fungsi biologis asama amino adalah sebagai berikut:
1. Bahan utama penyusun protein.
2. Pertumbuhan
3. Pemeliharaan tubuh
4. Beberapa asam amino bertindak sebagai neurotransmitter dan beberapa bertindak
sebagai awal bahan untuk biosintesis neurotransmitter, hormon, dan senyawa
biokimia penting lainnya.
5. Asam amino dapat dimetabolisme untuk menghasilkan energi setelah cadangan
karbohidrat dan lemak habis.
Download