BAB VIII - DistroDoc

advertisement
A. Protein
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti
"yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks
berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa,
selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan
penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius
pada tahun 1838.
SIFAT-SIFAT PROTEIN
1.
2.
3.
4.
5.
Protein mempunyai sifat-sifat yaitu :
Ionisasi yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion
positif dan ion negative.
Denaturasi yaitu perubahan konformasi serta posisi protein
sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuannya menunjang
aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang sehingga tubuh
mengalami keracunan.
Viskositas yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara
molekul di dalam zat cair yang mengalir.
Kristalisasi yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan
penambahan garam ammonium sulfat atau NaCl pada larutan
dengan pengaturan pH pada titik isoelektriknya.
Sistem koloid yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu
partikel kecil yang terdispersi dari medium pendispersi atau
pelarutnya.
PENGELOMPOKAN
PROTEIN
Klasifikasi protein dapat dilakukan dengan berbagai
cara :
1. Berdasarkan bentuknya :
a. Protein fibriler (skleroprotein)
Adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini
tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan
garam, asam basa ataupun alkohol.
Contohnya kolagen yang terdapat pada tulang rawan,
gumpalan darah.
b. Protein globuler (steroprotein)
Adalah protein yang berbentuk bola. Protein ini larut
dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah
berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam,
pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein
ini mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah
diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologiknya
seperti yang dialami oleh enzim dan hormon.
2. Berdasarkan sumber asal, protein dibedakan menjadi dua
golongan :
a. Protein Hewani
Yaitu Bahan makanan hewani merupakan sumber protein
yang baik, dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu,
daging, unggas, ikan, dan kerang.
b. Protein Nabati
Yaitu Sumber makanan dari tumbuhan seperti : kacang,
kedelai dan hasilnya seperti tempe, tahu, serta kacangkacangan lain.
3.
Berdasarkan hasil hidrolisisnya, protein dibagi menjadi
a. protein majemuk
Hasil hidrolisis protein majemuk berupa asam amino dan zatzat lain, contoh lemak dan karbohidrat.
b. Protein tunggal
Hasil hidrolisis protein tunggal hanya berupa asam amino,
contoh provitamin, albumin dan prolamin.
4. Berdasarkan fungsinya, protein dibedakan atas enzim (sebagai
biokatalis), protein transpor (mengangkut O2 ke sel) atau
pembangun, protein cadangan (cadangan makanan), protein
kontraktil (menggerakkan otot), protein struktural (melindungi
jaringan dibawahnya), protein pelindung (sebagai pelindung
mikroorganisme patogen), dan hormon (mengatur reaksi dalam
tubuh).
5. Berdasarkan gugus alkil pada rantai protein, protein serabut
dibedakan menjadi α keratin (protein pada tanduk, rambut dan
kulit), β keratin (serat pada kepompong ulat sutra, jaring laba-laba,
paruh burung atau unggas, dan kuku), serta kolagen (protein pada
kulit, urat, tulang dan jaringan penghubung).
Identifikasi
Protein
Identifikasi protein dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
reaksi berikut.
1. Uji biuret
ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer
ditambahkan pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan
warna ungu, adalah test yang umum untuk protein dan diberikan
oleh peptida yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret
dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip
dengan struktur peptida dari protein.
2. Reaksi Xantoprotein
Jika sampel protein ditambah asam nitrat pekat dan
dipanaskan akan berwarna kuning. Jika ditambah basa, larutan
akan berwarne jingga. Uji ini untuk mengetahui protein yang
mengandung inti benzena
3.
4.
Reaksi millon
Jika sampel protein dipanaskan dengan merkuri nitrat
kemudian ditambah asam nitritnakan terbentuk cincin
yang berwarna merah. Uji ini mengetahui adanya belerang
dalam protein.
Reaksi uji belerang
Jika sampel protein direaksikan dengan NaOH lalu
dipanaskan dan ditambah Pb(CH3COOH)2 atau Pb(NO3)2
akan terjadi endapan hitam yang berasal dari PbS. Uji ini
untuk mengetahui adanya belerang dalam protein.
DENATURASI
PROTEIN
Denaturasi adalah suatu perubahan atau modifikasi
terhadap rantai polipeptida atau susunan ruang. Denaturasi
protein terjadi dikarenakan pengaruh bahan kimia, mekanik,
pH dan panas. Denaturasi merupakan proses terpecahnya
ikatan hydrogen, ikatan garam, interaksi hidrofobik dan
terbukanya lipatan molekul.
B. ASAM AMINO
Asam amino adalah suatu polimer yang tersusun oleh
beberapa asam amino. Polimer ini disebut juga poliamida.
Asam-asam amino bergabung dengan berbagai cara
membentuk hemoglobin, hormon, enzim, otot, rambut, kuku,
dan kulit. Asam Amino merupakan senyawa karbon yang
mengandung gugus karboksil ( - COOH) dan gugus amina ( NH3). Rumus umum asam amino adalah sebagai berikut:
Sifat-sifat ASAM
AMINO
Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut
dalam pelarut organik non polar seperti eter, aseton, dan
kloroform. Sifat asam amino ini berbeda dengan asam karboksilat
maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik maupun
aromatik yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang
larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Demikian amina
pula umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik.
Asam amino adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih
gugus karboksil (−COOH) dan satu atau lebih gugus amino (−NH2)
yang salah satunya terletak pada atom C tepat disebelah gugus
karboksil (atom C alfa).
Asam-asam amino bergabung melalui ikatan peptida yaitu
ikatan antara gugus karboksil dari asam amino dengan gugus
amino dari asam amino yang disampingnya.
DASAR PENGELOMPOKAN
ASAM AMINO
1.
Asam amino esensial, tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia.
Terdiri dari: valin, leusin, isoleusin, treonin, lisin, metionin,
fenilalanin, triptofan, histidin, dan arginin
Struktur berbagai Asam Amino Essensial dapat dilihat di bawah ini:
valin
leusin
isoleusin
metionin
fenilalanin
histidin
arginin
triptofan
treonin
lisin
2. Asam amino non esensial, dapat disintesis oleh tubuh manusia.
Terdiri dari: glisin, alanin, serin, asam glutamat, tirosin, sistein, dan
prolin.
Struktur berbagai Asam Amino Non Essensial dapat dilihat di
bawah ini:
Glisin
Alanin
Tirosin
Sistein
Serin
Prolin
Asam glumat
Ending-nya......
Download