BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Kimia merupakan salah satu cabang ilmu yang di era ini banyak dipelajari. Sebagai contoh adanya mata pelajaran kimia pada Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA). Ilmu kimia sendiri merupakan hasil penemuan dari para ilmuwan. Oleh karena itu ilmu kimia dapat dikategorikan sebagai sains, sehingga pembelajaran kimia dapat dikatakan sebagai pembelajaran sains. Pembelajaran sains meliputi berbagai interaksi antara guru dan siswa. Beragamnya interaksi yang terjadi dalam pembelajaran sains maka timbul banyak permasalahan. Masalah tersebut meliputi masalah yang menyangkut bagaimana cara mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Permasalahan dalam pembelajaran sains khususnya ilmu dapat dilihat dari nilai prestasi belajar ilmu kimia. Dalam hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai UAS yang diperoleh siswa seperti pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Rata-rata Nilai UAS SMA Negeri 1 Polokarto Bidang Studi Kimia. Tahun Rata-rata Nilai UAS SMA Negeri 1 Polokarto Bidang Studi Kimia 2001/2002 5,37 2002/2003 6,41 2003/2004 5,79 (Sumber : SMA N 1 Polokarto, 2004) Dari Tabel di atas nilai prestasi pada pelajaran kimia dari tahun ke tahun cukup baik. Permasalahan mengenai prestasi ini dapat berhubungan dengan permasalahan pendidikan yang meliputi permasalahan makro pendidikan dan permasalahan mikro pendidikan. Menurut Sukarjo (2004: 2) permasalah makro pendidikan saat ini meliputi permasalahan yang berhubungan dengan : (1) pemerataan pendidikan; (2) peningkatan mutu pendidikan; (3) efisiensi dan efektifitas pendidikan; (4) relevansi pendidikan; (5) pembinaan generasi muda; (6) globalisasi pendidikan; (7) kependudukan; dan (8) desentralisasi dan otonomi 1 2 pendidikan. Sedangkan permasalahan mikro pendidikan berkaitan dengan masalah : (1) kurikulum pembelajaran sains; (2) siswa dan belajar mengajar; (3) guru dan pembelajaran; (4) lingkungan pembelajaran sains; dan penilaian pembelajaran sains. Masalah–masalah pendidikan baik yang makro maupun yang mikro dalam pembelajaran sains tersebut khususnya pembelajaran kimia mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Alternatif pemecahan masalah yang berhubungan dengan masalah pendidikan yang bersifat mikro yaitu kurikulum pembelajaran sains, maka pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap penyelesaian permasalahaan tersebut yaitu dengan penyempurnaan kurikulum, yaitu dari kurikulum GBPP 1994 menjadi kurikulum yang menyangkut tujuan dan kompetensi struktur serta isi mata pelajaran pokok yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas: 2001) Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya berkaitan dengan komposisi struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energitika zat. Ilmu kimia merupakan (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) yang berupa temuan sains. Oleh sebab itu dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai hasil dan proses. ( Depdiknas, 2004: 1). Dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah adanya penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran yang bervariasi. Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran. Penerapan metode mengajar yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Metode pengajaran yang baik adalah metode yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, 3 sarana yang tersedia serta penguasaan kompetensi. Suatu metode mengajar mempunyai spesifikasi tersendiri, artinya suatu metode yang cocok untuk suatu materi belum tentu cocok jika digunakan pada materi yang lainnya. Materi yang berkaitan dengan hitungan memerlukan metode yang berbeda dengan materi hafalan maupun kimia terapan. Salah satu materi pembelajaran kimia di SMA adalah Larutan Asam Basa. Materi tersebut mengandung atau berisi konsep-konsep yang memerlukan pengamatan siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengamati secara langsung agar pembelajaran lebih jelas. Dalam kurikulum 1994 disebutkan bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh siswa adalah memahami sifat- sifat Larutan Asam Basa dengan melakukan percobaan dan penafsiran hasilnya. Dalam materi larutan Asam dan Basa perlu pengamatan secara langsung, sehingga siswa akan mengalami sendiri dalam penemuan dari konsep dari Larutan Asam Basa tersebut Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut dapat dikembangkan melalui strategi pembelajaran. Salah satunya dengan metode pembelajaran yang bervariasi Seiring dengan perubahan kurikulum tersebut maka perlu suatu metode maupun teknik yang tepat dalam proses belajar mengajar yang dilakukan siswa dan guru. Ada beberapa metode yang bisa digunakan seperti metode konvensional, demonstrasi, tanya jawab, eksperimen laboratorium dan diskusi. Diantara metode pengajaran tersebut tidak ada yang paling baik. Semuanya tergantung pada materi yang diajarkan. Kondisi pengajaran kimia saat ini masih menunjukan adanya peluang yang sangat luas untuk diadakan usaha perbaikan mutu pendidikan sehubungan dengan masih rendahnya nilai pelajaran kimia disekolah merupakan bukti nyata adanya kelemahan dalam proses belajar mengajar. Salah satu kelemahan tersebut kemungkinan adalah pada pemilihaan metode mengajar, karena pemilihan metode mengajar yang kurang tepat dapat mengakibatkan siswa bosan dan enggan mengikuti pelajaran (Mulyati Arifin, 1995: 210). Akibatnya tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai optimal. Dari uraian diatas maka perlu dikembangkan suatu metode mengajar yang menarik misalnya metode pembelajaran CTL (Contextual Teaching and 4 Learning) yang lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menemukan dan membentuk konsep ilmu pengetahuan. Metode pembelajaran CTL merupakan suatu metode pembelajaran yang saat ini sedang digalakkan. CTL merupakan suatu metode pembelajaran yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja. CTL merupakan suatu perpaduan dari banyak praktek pengajaran yang baik dan beberapa pendekatan reformasi pendidikan yang dimaksudkan untuk memperkaya relevansi dan fungsi analisis pendidikan untuk semua siswa. CTL menekankan pada berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan, lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisaan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan. Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yaitu; konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian sebenarnya (Authentic assessment). Dengan metode yang baru memungkinkan siswa untuk mempelajari ilmu kimia dengan lebih serius. Dengan metode yang baru pula akan menumbuhkan minat siswa untuk belajar kimia diharapkan dengan metode yang baru akan menghasilkan prestasi yang lebih tinggi. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang dan uraian diatas maka timbul permasalahan diantaranya: 1. Apakah ada pengaruh pengggunaan metode pengajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan larutan asam basa 2. Apakah ada pengaruh minat belajar siswa pada pokok bahasan larutan asam basa ? 5 3. Apakah ada interaksi antara metode pengajaran (pengajaran pengajaran CTL dan konvensional) dengan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar pada pokok bahasan larutan asam basa ? 4. Apakah metode pengajaran CTL memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional pada pokok bahasan asam basa. 5. Apakah metode pengajaran CTL dapat digunakan pada setiap sub pokok bahasan asam basa ? 6. Apakah siswa yang memiliki minat belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi pula pada pokok bahasan larutan asam basa ? C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan pasti, maka perlu diberikan pembatasan masalah. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka pembatasan masalah dititik-beratkan pada : 1. Objek penelitian Yang menjadi objek penelitian adalah Siswa Kelas 2 Semester 2 SMA Negeri 1 Polokarto tahun pelajaran 2004/2005. 2. Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini salah metode pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) sebagai kelas eksperimen dan metode konvensional sebagai kelas kontrol. 3. Faktor internal yang dilihat sehubungan dengan penelitian ini adalah minat siswa. 4. Pokok Bahasan Asam Basa. Pokok Bahasan Asam Basa yang diteliti adalah pengenalan Asam Basa dan Teori Asam Basa . 6 D. Perumusan Masalah Masalah yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh penggunaan metode pengajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Larutan Asam Basa Siswa Kelas 2 Semester 2 SMA Negeri 1 Polokarto ? 2. Apakah ada pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa jika diberi metode pengajaran CTL maupun konvensional pada pokok bahasan Larutan Asam Basa Siswa Kelas 2 Semester 2 SMA Negeri 1 Polokarto ? 3. Apakah ada interaksi antara metode pengajaran (metode CTL dan pengajaran konvensional) dengan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar pokok bahasan Larutan Asam Basa Siswa Kelas 2 Semester 2 SMA Negeri 1 Polokarto? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya : 1. Pengaruh penggunaan pengajaran metode CTL terhadap prestasi belajar Larutan asam Basa Siswa Kelas 2 Semester 2 SMA Negeri 1 Polokarto. 2. Pengaruh minat terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Larutan Asam Basa Siswa Kelas 2 Semester 2 SMA Negeri 1 Polokarto. 3. Interaksi antara metode pengajaran CTL dan pengajaran konvensional dengan minat terhadap prestasi belajar siswa pokok bahasan Larutan Asam Basa Siswa Kelas 2 Semester 2 SMA Negeri 1 Polokarto. F. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan: 1. Sumbangan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat untuk pokok bahasan Larutan Asam Basa. 2. Informasi kepada guru dan tenaga pengajar mengenai manfaat pengajaran dengan metode CTL. 3. Alternatif model pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan Larutan Asam Basa. 7 4. Informasi sumbangan minat dan metode pembelajaran CTL terhadap prestasi belajar pokok bahasan Larutan Asam Basa.