IMAN? Dalam teks Perjanjian Lama didapati bahwa kata iman ditransliterasikan dari kata emunah. Meski kata emunah sendiri tidak berarti demikian. Emuna ( ) אמנהartinya kesetiaan. Kata ini dapat ditemui dalam kitab Habakuk 2:4. Bila memeriksa kata ini dalam Habakuk 2:4, maka di terjemahkan percaya (LAI-TB). Jika demikian, mengapa emuna1 justru diterjemahkan ‟percaya (nya)‟ dan bukan kesetiaan. Emuna )) אמנה dalam turunan kata merupakan turunan kata dari aman ()אמן.2Penjelasan yang diberikan dalam Word Studies Series bahwa ”kata ini merupakan ide kunci dari iman yang sungguh-sungguh. Bahkan merupakan hal yang khusus dan penting dalam mengekspresikan iman yang sungguh-sungguh kepada Allah (terjemahan bebas)”. Harus dimengerti bahwa tidak mungkin seseorang setia kepada Tuhan jika ia ‟tidak mempercayai‟ Tuhan, yang kepada-Nya ia berserah. Sebuah pertanyaan yang lebih penting adalah apakah kata Ibrani emuna ( ) אמנהharus diterjemahkan sebagai ”iman” atau ”kesetiaan”. Di sebagian besar dalam Perjanjian Lama di mana kata ini dipakai, arti kedua yang digunakan. Bagaimanapun patut diperhatikan bahwa akar kata ini telah dipakai sebelumnya dalam Habakuk 1:5 dengan arti memberikan kepercayaan pada Firman atau janji Allah. Lagi pula, kesetiaan, sebagai 1 D.L. Baker dan A.A. Sitompul, Kamus Singkat Ibrani – Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002, hlm. 11. Definsi yang tertera adalah kesetiaan, kejujuran, dan keteguhan. 2 The Complete Word Study Old Testament. Word Study Series, (USA: AMG Publisher, 2008), p. 2301. Aman kemudian diartikan steadiness, faithfullness, trust, and hinesty. suatu aspek karakter manusia...kesetiaan harus dipraktikan dalam hubungan dengan seseorang atau sesuatu. Dalam hal ini, individu harus setia kepada Allah, kepada Firman dan perjanjian Allah. Dia harus teguh bersandar, atau memiliki kepercayaan yang mendalam kepada Allah.3 Memperhatikan arti kata dan makna operasional kata emuna אמנה, iman dan kesetiaan, berarti kedua arti kata ini harus berada dalam hubungan dialogis-kausal. Bahwa tidak mungkin seseorang ‟setia‟ kepada Allah tanpa ‟percaya‟ kepada Allah, atau, ‟percaya‟ kepada Allah namun tidak dinyatakan dalam ‟kesetiaan‟. Kausalistik, bahwa ”sebab” seseorang percaya kepada Allah akibatnya ia harus setia kepada Allah; akibat dari kesetiaannya kepada Allah disebabkan oleh kepercayaannya kepada Allah. Adalah tidak mungkin bila seseorang berkata ”aku percaya kepada Allah tetapi aku tidak mungkin setia kepada Allah”; atau, aku setia kepada Allah tetapi tidak mungkin aku percaya kepada Allah”. Hebrew Dictionary memberi catatan yang penting bahwa ”emunah is the essential connection, or covenant between Israel and God,"4-emunah memiliki makna suatu hubungan yang esensial/mendasar dan terikatat dalam satu perjanjian, antara Tuhan dan Israel. Dalam Perjanjian Lama, kata yang menunjuk pada percaya adalah aman ( )אמןdengan pengertian yang umum,”bersandar pada sesuatu atau seseorang dengan penuh keyakinan. Dalam arti yang lain, mengikat hati 3 Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison. ed. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary, terj. (Malang: Gandum Mas, 2005), hlm. 1136 4 Hebrew Dictionary. Diakses dari situs http: www. searchgodsword.org yang mampu bertahan pada sabda janji Ilahi, bersandar pada kuasa dan kesetiaan Allah…”.5 Dalam arti yang umum, iman berarti menyatakan iman. Menyatakan iman berkaitan dengan keyakinan, kepercayaan bahwa ”sesuatu” adalah benar. Sesuatu yang dimaksudkan adalah Kristus sebagai dasar keyakinan, yakni keyakinan yang berhubungan dengan keselamatan. Bahwa Ia dapat menghapus dosa dan mengaruniakan kehidupan kekal. Berarti iman kepada Kristus adalah iman yang menyelamatkan. 1) Iman dalam Perjanjian Baru Di Perjanjian Baru, kata yang digunakan adalah pisteuo (πιστεύω) artinya mempercayai apa yang dikatakan seseorang. Kata "iman" dan kata kerjanya "percaya" sering muncul dalam Alkitab, dan memang merupakan istilah penting yang menggambarkan hubungan antara umat atau seseorang dengan Allah. Di bawah ini akan ditinjau secara singkat makna istilah itu dalam Alkitab, khususnya dalam Perjanjian Baru. Kata "iman" yang dipakai dalam Perjanjian Baru merupakan terjemahan dari kata Yunani πίστις (pistis)6, sedangkan kata kerjanya "percaya" adalah terjemahan dari kata πιστεύω (pisteuoo). Kata-kata ini sudah dipakai dalam Septuaginta, Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) dalam bahasa Yunani, sebagai terjemahan kata Ibrani aman ()אמן, yang berarti keadaan yang benar dan dapat dipercayai/diandalkan. Kata ini dan kata-kata sekelompoknya dalam 5 Ibid Barclay, M. Newman, Jr., Kamus Yunani Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 134 6 Alkitab Ibrani sering digunakan untuk menyatakan rasa percaya kepada Allah dan percaya kepada firman-Nya. Percaya kepada Allah mencakup arti percaya bahwa Ia benar dan dapat diandalkan, mempercayakan diri kepada-Nya, dan taat serta setia kepada-Nya. Percaya pada firman-Nya berarti percaya dan menerima apa yang sudah difirmankan-Nya itu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa istilah iman dan percaya dalam Alkitab sering mengandung komponen-komponen makna sebagai percaya dan menerima bahwa sesuatu itu benar, mengandalkan/mempercayakan diri, setia, dan taat. Kata Yunani pistis (πίστις) sering mempunyai komponen-komponen makna seperti tersebut di atas, baik dalam Septuaginta maupun dalam Perjanjian Baru. Dalam konteks tertentu hanya satu atau dua komponen makna yang difokuskan, dan komponen lainnya tidak ditekankan, atau malahan tidak berlaku. Dalam Perjanjian Baru, "iman" terutama ditujukan kepada Yesus, yaitu percaya kepada-Nya dan perkataan-Nya, bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat, dan mempercayakan diri kepada-Nya, serta juga percaya dan menerima kebenaran Injil. Berikut ini kita akan memeriksa arti pisteuo (πιστεύω )7 dan pistis (πίστις) 8 dalam terjemahan Perjanjian Baru bahasa Indonesia versi Terjemahan Baru. Iman berarti “sikap yang di dalamnya seseorang melepaskan andalan pada segala usahanya sendiri untuk mendapatkan keselamatan, 7 Spiros Sodiates, The Complete Word Study New Testament. Word Study Series, (USA: AMG Publisher, 2008), p. 930. Kata pisteuo merupakan akar kata dari pistis artinya iman, percaya. 8 Ibid entah itu kebajikan, kebaikan susila atau apa saja kemudian sepenuhnya mengandalkan Yesus Kristus dan mengharap hanya dari Dia segala sesuatu yang dimaksud oleh „keselamatan”.9 Definisi ini telah merangkum apa yang telah diuraikan di atas. 2) Unsur-unsur Iman10 Iman tidak hanya sekedar pengertian intelektual atas suatu doktrin melainkan lebih dari itu. Karena itu ada beberapa unsur dari iman: a. Unsur Intelektual – Kognisi11 Bahwa iman melibatkan intelek dan menekankan bahwa ada kebenaran dasar tertentu yang harus dipercayai untuk keselamatan. b. Unsur Emosional – Afeksi12 Bahwa keyakinan harus melibatkan emosi bukan hanya kesadaran intelek semata akan kebenaran-kebenaran melainkan secara batin / menjiwai / hidup dan menghidup kebenaran Injil – Yohanes 16:8-11. c. Unsur Kehendak – Psikomotorik13 Sebagai akibat dari pengetahuan atau kesadaran akan kebenaran Injil dan dengan teguh meyakininya maka harus diwujudnyatakan dalam tindakan” Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan 9 Tim Peny, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, (Malang: Gandum Mas, 1999), hlm. 431 Enns, Op. Cit, hlm. 87 11 Loc. Cit 12 Loc. Cit 13 Loc. Cit 10 diselamatkan. Juruselamat”. Mengaku dengan mulut adalah sebuah tindakan – keputusan. Karena itu, orang percaya dan diselamatkan, tidak hanya mencakup salah satu unsur iman saja melainkan seluruhnya. Ini berarti secara totalitas kedirian manusia mengiyakan hal tersebut. Dari definisi iman di atas, dimengerti bahwa iman menjadi unsur terpenting dalam kesembuhan. T.L. Osborn berkata “faith is decisive act”.14 Sedangkan Alkitab mencatat bahwa Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibrani 11:1-3). “Now faith is the substance of things hoped for, the evidence of things not seen (Heb. 11;1)…faith is the title deed to the property you know you posess, even though you have not yet seen it”.15 Tidak ada kesembuhan dan pemulihan tanpa iman di dalam Tuhan Yesus dan perkataan-Nya. “Faith is expecting God to do what you know He has said in His word tht He will do. Faith is believing that God speaks the truth”.16 Dapat diiyakan bahwa iman menentukan tindakan. Masih dalam Surat Ibrani, dikatakan bahwa “karena iman, maka Nuh dengan petunjuk 14 T.L. Osborn, Healing The Sick, (Tulsa: Harrison House, 1992), p. 67 T.L. Lowery, God’s Healing Power Released, (n.p: n.p, nd), p. 54 16 Ibid 15 Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan, dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui (Ibrani 11:7,8). Iman Nuh dan Abraham, mempengaruhi tindakan mereka. Weslley Brill bekata “dasar segala sesuatu yang kita harapkan boleh diterjemahkan dengan beberapa kata, misalnya „kepastian, dasar keyakinan, keyakinan, bukti dan bukti hak milik”.17 Jika iman adalah bukti dan hak milik maka orang percaya dapat menjadikannya sebagai dasar dan harapan untuk memperoleh kesembuhan dan pemulihan dalam hidupnya. Dan bukan hanya itu saja, apa pun dapat diharapkan dari Allah karena dasar tersebut. Perkataan Kristus di dalam Markus 11:22 diterjemahkan sebagai berikut : “Percayalah kepada Allah.“ Namun arti sesungguhnya dalam bahasa Yunani adalah : “Milikilah iman Allah”.18 Post berkata ”betapa sederhana nasihat ini...dan bahwa Tuhan mau bekerja bagi kita asal kita percaya kepada-Nya”.19 Berarti harus dimengerti bahwa iman menjadi syarat mutlak bagi keselamatan dan dalam meraih segala harapan di dalam Allah. 17 J. Wesley, Brill, Tafsir Surat Ibrani, (Bandung: Kalam Hidup, 2003), hlm. 175-176 Baile J. Brian, Pilar-pilar Iman; (Nafiri Gabriel, (Jakarta, 2003). 19 Walter, M. Post, Tafsiran Injil Markus, (Bandung: Kalam Hidup, 1998), hlm.134 18 Dengan demikian akan mengalami kuasa iman. ”Ayat 23 kita dapati kuasa iman itu. Jika kita memohon sesuatu dengan tiada perasaan bimbang dalam hati, dengan penuh keyakinan bahwa permohonan kita itu akan dikabulkan...”20Termasuk di dalamnya kesembuhan, pemulihan keluarga, dan lain-lain. Hal yang dicatat Markus dalam Injil Markus 5:34 merupakan bukti iman. Dikatakan "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!". Dari teks ini, titik perhatian Yesus ada pada iman perempuan tersebut. “Yesus menghubungkan penyembuhan perempuan itu dengan iman-nya”.21 Tetapi harus diingat bahwa “dalam PB iman bukanlah pengalaman subjektif semata-mata melainkkan sesuatu yang menerima kuasanya dari sasaran yang disandarinya”.22 Ini berarti orang percaya harus bersandar dengan yakin kepada Kristus. “There is any doubt remaining in your heart “.23Bila iman menentukan tindakan maka keraguan menghancurkan iman. “ Doubt destroys faith”.24 Smith Wiggelsworth berkata: You never get anywhere if you depend on your feelings. There is something a thousand time better than feelings, and it is the powerful Word of God. There is devine revelation within you that came when you were born from above, and this is real faith25 20 21 Ibid Tim Penyunting, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Matius-Wahyu, (Jakarta: YKBK, 2003), hlm. 144. 22 Ibid Osborn. Op. Cit, p. 266 24 Lowery. Op. Cit, p. 265 25 Op. Cit, p. 268 23 Iman muncul dari pendengaran dan pendengaran akan Firman Tuhan. Karena itu orang percaya harus bertindak dalam iman. ”faith is actively refusing the power of the devil. It is not saying mere words. You must have activity of faith....”.26 Iman harus diaktifkan jika ingin melihat kuasa iblis dikalahkan. 26 Op. Cit, p. 276