beberapa upaya yang dilakukan untuk

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
KARAKTER SUKSES
Fakultas
Program Studi
FEB
AKUTANSI
Tatap Muka
14
Kode MK
Disusun Oleh
90004
ASRORI,MA
Abstract
Kompetensi
Mengenali karakter merupakan
hal yang penting. Dengan
karakter akan mampu untuk
mengembangkan sehingga akan
melahirkan sikap profesional
Setelah mempelajari modul ini
mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian
karakter
2. Mengenali Kekuatan dan
Kelemahan diri
3. Menjelaskan upaya yang
dilakukan untuk
mengembangkan hard skill
dan soft skill
Pembahasan
Secara umum istilah karakter sering disamakan dengan istilah temperamen,
tabiat, watak atau akhlak yang memberinya sebuah definisi sesuatu yang
menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks
lingkungan. Secara harfiah menurut beberapa bahasa, karakter memiliki berbagai
arti seperti :
-Kharacter (latin) berarti instrument of marking
-Charessein (Perancis) berarti to engrove(mengukir)
-Watek(jawa) berarti ciri wanci
-Watak (Indonesia) berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi
pekerti, tabiat, dan perangai.
Dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur somatopsikis yang
dimiliki sejak lahir, sehingga Donu Kusuma(2007:80) istilah karakter dianggap
sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari seseorang yang bersumber
dari bentukan – bentukan yang diterima dari lingkungan.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1995:445), istilah karakter berarti sifat-sifat
kejiawaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain:
tabiat, watak. Dalam istilah Inggris, karakter berpandanan dengan Character, yang
dalam Oxford Advace Leamer’s Dictionary of Current English (2000) dapat diartikan :
1.Semua baik kualitas maupun ciri-ciri yang membuat seseorang, kelompok orang
atau tempat berbeda dari yang lain
2.Cara yang khas atau kekhasan yang dimiliki oleh sesuatu, peristiwa atau tempat
3.Kualitas pribadi yang tangguh misalnya kemampuan dalam menghadapi situasi
yang sulit atau berbahaya
4.Kualitas menarik dan luar biasa yang dimiliki suatu tempat atau orang
5.Orang yang aneh atau tidak menyenangkan
6.Orang yang menarik dan luar biasa
7.Pendapat khalayak tentang anda, apakah anda dapat dipercaya
Dari penjelasan konsep karakter di atas, maka karakter pada nomor 5 dan 6
lebih bersifat informal, sedangkan nomor 7 mengandung pengertian yang lebih
2012
2
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bersifat formal.Karakter yang baik menurut Maxwell(2001) lebih dari sekedar
perkataan, melainkan sebuah pilihan yang membawa kesuksesan. Ia bukan
anugrah, melainkan dibangun sedikit demi sedikit, dengan pikiran, perkataan,
perbuatan, kebiasaan, keberanian usaha keras, dan bahkan dibentuk dari kesulitan
hidup.Karakter adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang yang menjadi suatu ciri
khas orang tersebut yang biasanya terbentuk dengan sendirinya atau dipengaruhi
oleh lingkungan di sekitar atau orang di sekitarnya.
Pendidikan Karakter
Penguatan pendidikan moral atau pendidikan karakter dalam konteks
sekarang sangat relevan untuk mengatasi kirisis tersebut antara lain berupa
meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja,
kejahatan
terhadap
teman,
penculikan
remaja,
kebiasaan
menyontek,
penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah
menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh
karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral, sikap moral dan
perilaku moral. Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter
yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat
baik, dan melakukan perbuatan kebaiakan
Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli
1. Pendidikan Karakter Menurut Lickona
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala
usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk
mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan
karakter
yang
disampaikan
oleh
Thomas
Lickona.Lickona
menyatakan
bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja
untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan
melakukan nilai-nilai etika yang inti.
2. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
2012
3
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas
tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut,
serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak,
bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010).
4. Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi
Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis
atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifatsifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).
Nilai-nilai dalam pendidikan karakter
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi,
Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat
Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif,Cinta
Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.
Lebih jelas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dapat di lihat pada bagan
dibawah ini
Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka
mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu
warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan
karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to
foster optimal character development (usaha kita secara sengaja dari seluruh
dimensi kehidupan sekolah/madrasah untuk membantu pembentukan karakter
secara optimal.
Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. Di antara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode
keteladanan, metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.
Mengenali Kekuatan dan Kelemahan diri
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena
hanya manusialah yang diberi akal dan pikiran oleh Tuhan. Meskipun demikian,
setiap orang memiliki kodrat yang sama yaitu memiliki kelebihan dan kelemahan.Hal
inilah yang menjadikan manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai
2012
4
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
makhluk sosial. Adanya kelebihan dan kelemahan yang dimiliki setiap orang
menyebabkan
tidak
bisa
hidup
sendirian. Maka,
jika
ada
orang
yang
menyombongkan diri merasa orang yang paling, itu sangat memalukan. Dan
sebaliknya, sangat tidak pantas jika ada orang yang merasa rendah diri, paling
bodoh, paling miskin, paling tidak berharga di hadapan orang lain. Hal itulah yang
dapat
menyebabkan
keputusasaan
bahkan
mengambil
jalan
pintas
dengan carabunuh diri. Jika kita menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan
dan kelemahan, maka setiap orang akan selalu rendah hati dan menghargai hak
azasi manusia.Bagaimanakah untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan diri
sendiri? Cara yang paling tepat adalah dengan melakukan intropeksi diri atau
merenungkan diri untuk melihat kemampuan diri sendiri secara jujur.
Untuk melakukan intropeksi memang bukan hal yang mudah, maka perlu bantuan
orang lain terutama orang-orang di sekitar kita untuk memberikan penilaian kepada
diri kita secara jujur. Namun, dalam hal ini pun tidak mudah. Sebab kadangkala
orang-orang di sekitar kita cendrung mengatakan tidak sejujurnya dan cendrung
menyenangkan hati kita. Hal yang penting untuk melakukan intropeksi adalah :
1.Menghilangkan perasaan superior, yakni menganggap dirinya paling hebat,
sehingga malu jika diketahui kelamahannya.
2.Jangan pernah menganggap orang lain lemah, sebelum menemukan kelemahan
diri sendiri.
3.Menanamkan pemahaman kepada diri sendiri bahwa tujuan introspeksi adalah
untuk memperbaiki diri agar lebih baik dalam bersikap maupun bertingkahlaku.
4.Memperhatikan kritikan yang masuk. Walaupun kritikan itu pedih, namun pada
hakikatnya kritikan itu bersifat membangun terutama membangun mentalitas kita.
5.Menggunakan bantuan alat ukur dalam bentuk angket atau kuersioner yang
khusus dibuat untuk menguji kelemahan diri. Ini biasanya dilakukan oleh lembaga
psikologi.
Dengan mengetahui kelebihan diri, maka kita dapatmengembangkannya sebagai
bentuk kekuatan yang mendorong tercapainya kesejahteraan lahir dan batin bagi
kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang. Selain dengan mengetahui
kelebihan diri, mengetahui kelamahan yang dimiliki juga bermanfaat dalam hal :
•Membatasi sikap perilaku
2012
5
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•memudahkan dalam mencari jalan keluar terbaik
•Mengupayakan agar kelemahan bukan penghambat, tetapi justru pemacu
semangat untuk meningkatkan kemampuan yang menjadi kelebihan kita.
•Mengakui kelebihan orang lain
Untuk itu perlu mengintrospeksi diri, sebelum, menilai kekurangan orang lain.
Kesuksesan sejati akan menghampiri mereka yang tiada henti belajar,
bahkan pengalaman pahitpun merupakan pembelajaran yang sangat berharga.
Manusia sukses adalah manusia yang berguna dan membawa manfaat bagi sesama
manusia dan lingkungannya. Seburuk – buruk manusia adalah yang merugi bagibagi orang banyak. Karakter adalah turunan dari sifat kosisten, amanah, respek,
asertif, kooperatif, telaten, empati dan religius.
Beberapa karakter yang perlu diperhatikan untuk meraih kesuksesan
1.Konsisten, artinya satu kata dengan perbuatan, tidak mudah berubah-ubah karena
pengaruh rayuan, memegang teguh kesepakatan, teguh dengan prinsiptidak
mengikuti kemana arah angin berhembus kencang, dan atau bujukan dari para
”pembisik”.
2.Amanah, artinya dapat dipercaya, jujur, tidak munafik, tidak korup dan tidak
khianat. Untuk dapat dipercaya dibutuhkan waktu dan pembuktian dan itu
bagaikan investasi. Tanamlah kejujuran, anda akan memetik kepercayaan.
Manusia yang mempunyai sifat amanah adalah manusia yang bersungguhsungguh mengemban tugas dan tanggung jawabnya, baik ada manusia yang
mengawasinya maupun tidak karena dia sangat yakin bahwa Tuhan tidak pernah
memejamkan mata-Nya, dan manusia akan diminta pertanggung jawabannya
tidak hanya didunia namun juga di akhirat secara adil seadil-adilnya.
3.Respek, artinya saling menghormati dan saling menghargai. Hormat bukan berarti
menghilankan sifat kritis, menghargai bukan berarti memberi terlalu banyak
pujian. Bertenggang rasa, artinya mempunyai kesabaran dan kelapangan dada
menghadapi sesuatu yang tidak sesuai kehendak diri sendiri. Mengalah bukan
untuk kalah, berbeda tetapi tidak perlu berbenturan. Agree to diagree bagian dari
sikap respek terhadap perbedaan. Bahkan, Tuhan mengatakan perbedaan itu
Rahmat untuk umatNya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak respek kepada
siapapun dalam kondisi bagaimanpun.
2012
6
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4.Asertif, artinya teguh dengan pendirian, tidak mudah menyerah/patah hati untuk
mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Coba lagi dan coba lagi adalah sifat
asrtif, berpantang frustasi. Ngotot-ngototan bukan aserif karena ketika ngotot
orang tersebut tidak menggunakan akal sehat, tidak siap untuk win-win
interaction, melainkan ingin menang sendiri. Asertif adalah keteguhan hati untuk
mencari kebenaran sejati, untuk meraih kesuksesan sejati tanpa melepaskan
kontrol emosi.
5.Kooperatif, artinya dapat bekerja sama, berfikiran terbuka dan tidak kaku untuk
saling membantu. Cepat kaki, ringan tangan, suka membantu. Ibaratnya belum
dipanggil sudah datang, belum disuruh sudah pergi. Kooperatif memerlukan
keikhlasan hati karena kooperatif yang dipaksakan atau karena terpaksa akan
membuahkan pamrih. Terutama secara materi kooperatif yang diniatkan sebagai
ibadah akan dicatat oleh malaikat sebagai amal.
6.Telaten, artinya teliti, rinci dan rapi. Tidak hanya telaten dalam administrasi, rapi
dalam dokumentasi, rinci dalam pembukuan keuangan, dan cermat dalam filling
system, namun juga santun dalam belajar, berbudi pekerti dalam berperilaku.
Orang yang sukses menjaga waktunya yang dengan rapi sehingga tak ada
sedikitpun yang disia-siakannya. Orang yang sukses menjaga uang dan harta
bendanya dengan teliti sehingga tak ada se-sen pun yang dimubazirkannya.
Ketelatenan itu menyatu dengan sprititnya serta emosionalnya direfisikannya
dalam pekerjaan dan kariernya.
7.Empati, menggunakan fikiran dan perasaan, artinya dengan hati maupun
merasakan dengan perasaan orang lain, sekaligus dengan fikiran/logika maupun
menangkap serta mencerna jalan fikiran orang tersebut. Empati tidak sam dengan
simpati, melainkan mempunyai makna yang lebih luas. Dalam empati anda
berusaha memahami perasaan dan fikran orang lain agar dapat membantu orang
itu mengatasi persoalan bilaman dia membutuhkan. Ketika bersimpati, perasaan
anda hanyut merasakan perasaan orang tersebut, sebagai akibatnya logika turun
jauh dibawah oerasaan. Dalam berempati, kita tidak menginginkan posisi
perasaan diatas logika.
8.Religius, artinya taat dalam menjalankan ajaran agama/kepercayaan yang diyakini
tanpa meremehkan agama/kpercayaan orang lain. Sifat religius terpancar dari
tutur kata serta perilakunya, tersirat pada kepekaan nuraniunya sebagai
manisfestasi pemahaman dan ibadah religinya. Spritual yang terkandung dalam
2012
7
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
nurani bukan untuk dipamerkan, bukan untuk mengintimidasi orang lain,
melainkan untuk mengasihi. Setiap Langkah dan keputusannya berdasarkan
keikhlasan yang rujukannya adalah petunjuk Tuhan serta Rasulnya. Dalam setiap
tindakan, dia berlaku adil, dalam membuka hari selalu diawali dengan doa
memohonkan petunjuk, bimbingan serta keridhoan Tuhan.
PERANAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL
Hard skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan
seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah
tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang bisa
membuat sebuah alat yang berguna jika dia tidak mengetahui cara pembuatan,
tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin seseorang mampu
memperbaiki sesuatu jika dia tidak tuhu apa yang dia perbaiki Sebelum melamar
sebuah pekerjaanpun seharusnya lulusan perrguruan tinggi (mahasiswa) harus
memperhatikan
pekerjaan
yang
akan
diterimanya
dengan
kemampuannya.
Membandingkan kemampuan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan adalah hal
yang
baik. Untuk
itu
mahasiswa
perlu
mempersiapkan
dirinya
dengan
mengembangkan hard skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan diimbangi
dengan soft skill sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan. Karena hampir
semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai
antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Bagi perekrutan
karyawan
bagi
perusahaan
pendekatan hard
skill saja
kini
sudah
ditinggalkan. Percuma jika hard skill baik, tetapi soft skillnya buruk.
Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang
juga
mensyaratkan
kemampuan soft
skill,
seperi team
work,
kemampuan
komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Perusahaan
cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard
skillnya lebih rendah. Alasannya adalah memberikan pelatihan ketrampilan jauh
lebih mudah daripada pembentukan karakter. Hal tersebut menunjukkan bahwa hard
skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam
bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Dunia kerja saat ini membutuhkan sumber daya yang terampil, sebagai
seorang mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian hard skill yang tinggi, Hard
skillmerupakan keahlian bagaimana nilai akhir kuliah mahasiswa/nilai akademis
2012
8
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(IPK) mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk memenuhi admnistrasi dalam
melamar pada suatu perusahaan, selain harus memiliki IPK yang tinggi di era
persaingan yang ketat ini juga kita dituntut memiliki soft skill yaitu ketrampilan
seseorang
dalam
berhubungan
dengan
orang
lain
(interpersonal
skill) ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill), Baik hard
skills maupun soft skillsmerupakan prasyarat kesuksesan seorang sarjana dalam
menempuh kehidupan setelah selesai pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di
atas bahwahard skills ditekankan pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut
disiplin
keilmuantertentu,sedangkansoftskills merupakan
perilaku personal dan interpersonalskill yang diperlukan untuk mengembangkan dan
mengoptimalkan kinerja seorang manusia.
Menurut Pumphrey dan Slatter (2002) dalam artikel Teguhwijaya menengarai
bahwa soft skill memiliki karakteristik sebagai berikut:
Bersifat generik,dalamarti
digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda. Dapat ditransfer dan
diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut juga sebagai
keterampilan hidup (life skills). Merupakan keterampilan atau atribut yang terdapat
dalam aktivitas seperti pemecahan masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi,
dan bekerja dalam kelompok. Dapat dipromosikan sebagai keterampilan yang
memberi kontribusi dalam ‘pembelajaran seumur hidup’ (‘life long learning’). Dapat
dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah. Dapat ditransfer
dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki latar
belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda. Berdasarkan data
yang diadopsi dari Havard School of Bisnis, kemampuan danketerampilan yang
diberikan di bangku pembelajaran, 90 persen adalah kemampuan teknis dan
sisanya soft skill.Padahal, yang nantinya diperlukan untuk menghadapi dunia kerja
yaitu
hanya
sekitar 15
persen
kemampuan hard
skill. Dari data tersebut,
lanjutnya, dapat menarik benang merah bahwa dalam memasuki dunia kerja soft
skill-lah yang mempunyai peran yang lebih dominan.Beberapa daftar softskill yang
umumnya dibutuhkan di dunia kerja : Inisiatif, etika/integritas, berfikir kritis, kemauan
belajar, komitmen, motivasi, bersemangat, dapa diandalkan, komunikasi lisan,
kreatif, kemampuan analitis, manajemen diri, menyelesaikan persoalan, dapat
meringkas,
berkooperasi,
fleksibel,
mampu
bekerja
dalam
tim,
mandiri,
mendengarkan, tangguh, berargumen logis, kemampuan mengatasi stress dan
manajemen waktu.
2012
9
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
BEBERAPA UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENGEMBANGKAN HARD
SKILL DAN SOFT SKILL
Untuk menjawab pertanyaan Apakah mahasiswa memiliki sikap/sifat negatif
bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik? Maka kita perlu melihat
keadaan tiap individu, apakah itu keadaan fisik, ekonomi, lingkungan, keluarga
dll. Menurut tim pengajar bahwadalam kehidupan ini individu tidak terbebas dari
kondisi yang memuaskan atau menyenangkan dan ataupun kondisi yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan, tidak atau kurang memuaskan. Ditambahkan juga
bahwa seseorang harus mensikapi kondisi tersebut apakah bila memuaskan atau
menyenangan
disiapi
dengan carameluap-luap
sehingga
lupa
diri,
ataukah
mensikapinya dengan cara yang sederhana bahwa dalam hidup ada saatnya
menyenangkan dan ada saatnya tidak menyenangkan. Demikian juga apabila
kondisi tidak atau kurang meyenangkan bagaimanakah individu mensikapinya
apakah dengan cara menyalahkan diri sendiri dan orang lain atau bahkan
menyalahkan lingkungan dengan berlebihan, sehingga timbul antipati.Kedua kondisi
tersebut harus disikapi dengan sikap optimis, menerima sebagaimana adanya tidak
pesimis apalagi mengeluh dan menyelahkan diri sendiri. Dalam hal bersikan individu
harus dapat menerima knyataan sebagaimana adanya dengan penuh harapan
bahwa segala sesuatu akan berakhir dengan tetap mencari solusi yang benar tidak
merugikan diri sendiri dan orang lain ataupun lingkungan. Harus terbina pada diri
individu sebagai hasil pendidikan terutama oleh pendidikan diri sendiri bahwa dalam
hidup tidak tidak selalu terjadi sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan untuk
memahami diri sendiri dan orang lain sertalingkungan sebagaimana adanya dan
selalu berusaha berbuat yang terbaik dalam hidup merupakan hasil pendidikan yang
berlangsung tanpa batas.
Dalam mengembangkan hard skill seorang peserta didik (mahasiswa) sering
diadakan perlombaan-perlombaan. Selain itu, tidak jarang pendidik memberikan
hadiah sebagai penghargaan kepada anak didiknya yang memiliki prestasi
baik. Bahkan pertandingan antar mahasiswa dalam satu negara atapun antar negera
sering dibuat sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki seseorang. Hal ini sematamata bertujuan untuk mengembangkan hard skill. Selain hard skill, seserorang tidak
2012
10
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terlepas dari soft skill, karena seseorang tidak terlepas dari dirinya sendiri dan orang
lain. Maksudanya adalah seseorang punya akal, hati nurani yang harus
dikembangkan untuk mampu mengatur dirinya sendiri dan untuk berinteraksi dengan
orang lain. Umumnya kelemahan dibidang soft skillberupa karakter yang melekat
pada diri seseorang.Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft
skill bukan sesuatu yang stagnan.Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan
seiring
dengan
pengalaman
kerja. Ada
banyak carameningkatkan soft
skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah
dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminarseminar
manajemen.
Meskipun,
satucara ampuh
untuk
meningkatkan soft
skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.
Mengikuti organisasi adalah salah satu cara untuk berinteraksi dengan orang
lain.
Dalam rangka mengembangkan atribut soft skill peserta didik di perguruan
tinggi, diperlukan evaluasi diri dari setiap mahasiswa tentang kekuatan mana yang
dimiliki saat ini, sekaligus kelemahannya. Para mahasiswa diberi lembar kuesioner
yang berisi atribut soft skill. Lalu mengisinya dengan memberi tanda mana yang
sudah
merasa
cukup
mereka
miliki
dan
mana
yang
masih
perlu
dikembangkan. Atribut yang paling banyak muncul di daftar sehingga terlihat atribut
mana yang memiliki modus tertinggi untuk dikembangkan. Lalu program studi di
mana mahasiswa itu berada meninjau visi program studinya, dan berupaya untuk
memadukan antara harapan mahasiswa, harapan lembaga dan sumberdaya yang
dimiliki. Dengan demikian akan terpilih beberapa atribut yang perlu dan penting
dikembangkan untuk para mahasiswanya. Pengembangan soft skill di perguruan
tinggi juga dapat dilakukan melalui kegiatan proses pembelajaran dan juga kegiatan
kemahasiswaan dalam kegiatan ekstra kurikuler atau kokurikuler. Hal yang
terpenting, softskills ini bukan bahan hafalan melainkan dipraktekkan oleh individu
yang belajar atau yang ingin mengembangkannya. Pada saat mahasiswa ingin
mengembangkan minat dan bakatnya di dalam bidang olah raga umpamanya,
acapkali pembimbing kegiatan olah raga senantiasa berpusat pada teknik
bagaimana memenangkan pertandingan yang akan dilakukan oleh mahasiswanya.
Seni bergaul dengan Bijak
2012
11
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kita senantiasa harus berhubungan dengan orang lain, baik hubungan pribadi
maupun hubungan professional di dunia kerja. Kualitas kehidupan kita akan menjadi
lebih baik jika kita mau meningkatkan kompetensi social agar bisa bergaul dengan
sehat, efektif, dan harmonis, sembari tetap berani menjadi diri sendiri.
Tidak semua orang tahu bagaimana harus bersikap dan membawa diri dalam
beragam relasi dan situasi social, Namun, jika kita punya kemuan untuk melatih diri,
kita bisa mengembangkan kemampuan bergaul yang sehat dan efektif.
Seni bergaul bijak dapat kita pelajari untuk meninhgkatkan kecerdasan
interpersonal dan sikap yang tepat. Ketrampilan sosial merupakan pengembangan
diri yang kita butuhkan untuk memperbaiki hubungan yang rusak, membina
hubungan baru, meninhgkatkan keharmonisan dan menjaga relasi agar tetap erat
dan positif dengan siapa pun.
Kinerja dengan IQ, EQ dan SQ
Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995)
berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran
rasional dan pikiran emosional. Pikiran rasional digerakkan oleh kemampuan
intelektual atau yang popular dengan sebutan “Intelligence Quotient” (IQ),
sedangkan pikiran emosional digerakan oleh emosi. Contoh keseharian dalam hal
EQ adalah kemampuan berpikir positif terhadap orang lain, empati, bertanggung
jawab, berinteraksi sosial, mudah menahan emosi marah dan kebencian atau
pengendalian
diri,
kerjasama,
kecakapan
sosial,
semangat
dan
motivasi,
dan menghargai orang lain. Sementara itu SQ berperan dalam melengkapi IQ dan
EQ yang dimiliki seseorang. Dengan SQ seseorang dapat mengefektifkan IQ dan
EQ yang dimilikinya dengan rambu-rambu sistem nilai agama dan kemanusiaan.
Karena itu dia mampu memaknai hidup dan kehidupan dalam konteks yang lebih
luas. Misalnya keseimbangan hidup untuk dunia dan untuk akhirat. Menghargai
sesama rekan kerja sebagai mahluk Tuhan. Dengan kata lain tidak berperilaku
sombong dan sebaliknya selalu rendah hati. Orang seperti ini juga pandai bersyukur
atas karunia Tuhan. Dan takut kepada-Nya kalau akan berbuat buruk. Apa implikasi
penguasaan IQ, E-SQ dalam dunia pekerjaan? Sudah banyak referensi yang
mengatakan bahwa IQ tidak akan berarti apa-apa ketika EQ dan SQ terabaikan.
Lembaga di Amerika Serikat yang diberi nama Emotion Quotient Inventory (EQI )
telah mengumpulkan data-data orang-orang yang sukses. Hasilnya menunjukkan
2012
12
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bahwa peran IQ terhadap keberhasilan seseorang yang sukses rata-rata hanya 6 %
sampai 20% saja. Selebihnya karena peran EQ dan SQ. Dari informasi seperti itu
apakah dengan demikian ketika perusahaan akan membuka peluang atau
lowongan kerja kepada khlayak tidak diperlukan persyaratan IQ tinggi? Tidak seperti
itu. IQ tetap sangat penting dan ia merupakan pintu awal kesuksesan seseorang
dalam dunia kerja. Disadari bahwa selama ini perguruan tinggi tidak secara formal
memasukkan ESQ dalam kurikulum. Karena itu selain kebutuhan akan IQ maka
perusahaan perlu melakukan proses pembelajaran E-SQ secara intensif ketika
sudah menerima karyawan baru. Bentuknya antara lain bisa berupa sosialisasi,
pelatihan-pelatihan, dan seminar seminar motivasi berprestasi, pengendalian diri,
kepemimpinan,
komunikasi,
kepribadian,
kesadaran
diri,
kecakapan
sosial,
keagamaan, soft skills, dsb. Disamping itu akan lebih baik lagi perusahaan
menanamkan dan mengembangkan budaya korporat, kedisiplinan, etos kerja keras,
kerjasama, dan kekeluargaan
Berikut adalah beberapa karakteristik orang sukses yang Anda harus bisa
kuasai, yang dilansir dari All Women Stalk.
1. Disiplin
Anda tidak akan pernah bisa meraih kesuksesan hanya dengan bermalas-malasan.
Disiplin adalah kuncinya. Meskipun tidak mudah, Anda harus bisa menerapkannya
pada diri sendiri dengan cara apapun. Banyak hal yang harus dikorbankan dan
butuh kesabaran ekstra untuk bisa menjadi pribadi mantap penuh kedisiplinan.
2. Selalu berpikir positif
Akan selalu ada cahaya di ujung lorong gelap. Tanamkan peribahasa tersebut di
benak Anda, supaya semua kesulitan yang Anda alami bisa terlampaui dengan
mudah. Tuhan tidak akan memberikan kesulitan tanpa jalan keluar. Yakinlah bahwa
dalam setiap masalah yang Anda hadapi, akan selalu ada hikmah yang bisa
semakin membentuk karakter sukses dalam diri Anda.
3. Sabar
Untuk memasak mi instan, Anda juga butuh proses. Dari hal sekecil ini, Anda bisa
belajar bahwa tidak ada di dunia ini yang benar-benar serba instan. Kesuksesan
2012
13
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang sudah didapatkan orang-orang besar di dunia selalu dimulai dari nol. Nikmati
semua proses yang lalui, dan ingatlah bahwa bahagia bisa ditemukan dalam proses.
4. Bangga pada kemampuan diri
Perbedaan antara bangga pada diri sendiri dan sikap sombong memang begitu tipis.
Namun, Anda harus selalu bisa membedakannya, untuk dapat memacu diri sendiri
berbuat lebih baik lagi. Tidak semua orang bisa meraih apa yang sudah Anda miliki,
dan jadikan itu sebagai motivasi diri.
5. Perkecil ego
Semua orang pada dasarnya egois. Sikap tersebut memang dibutuhkan untuk dapat
bertahan hidup di dunia ini. Namun, ego yang dimanjakan begitu saja malah akan
menghancurkan diri Anda sendiri. Oleh karenanya, pikirkan kepentingan yang lain
juga sebelum Anda mengambil keputusan.
6. Selalu mau belajar
Selalu akan ada ilmu yang bisa dipelajari di dunia ini, bahkan sampai akhir hayat
Anda nanti. Jangan pernah menutup diri akan perubahan dan nasihat orang lain,
karena siapa tahu dari 2 hal tersebut Anda akan mendapatkan pelajaran hidup yang
berharga.
7. Integritas
Korupsi, kolusi, dan nepotisme bisa terjadi di dunia ini karena pelakunya tidak
memiliki integritas dalam apapun yang dikerjakannya. Pilihan jalan pintas yang tidak
jujur akan selalu hadir, namun integritas yang tinggi akan menghindarkan Anda dari
hal-hal buruk semacam ini
2012
14
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
2012
15
ETIK UMB
ASRORI,MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download