MODUL PERKULIAHAN ETIK UMB ETIKA DAN PERILAKU PROFESIONAL SARJANA Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Sistem Informasi Tatap Muka 01 Abstract Banyak filosof yang menaruh perhatian mendalam mengenai etika, misalnya Aristoteles. Manusia tidak cukup hanya memiliki kapasitas intelektual yang tinggi, tetapi di sisi lain perlu diimbangi dengan pengetahuan etik yang memadai. Gabungan kedua unsur tersebut akan menciptakan manusia atau pribadi yang matang dalam pergaulan di lingkungannya dan pada tataran yang lebih luas lagi, yakni sukses. Kode MK Disusun Oleh MK900004 Dr. Dadan Anugrah, M.Si Kompetensi Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu menemahami dan menjelaskan mengenai: 1. Etik secara luas 2. Sikap 3. Soft skill 4. Prinsip dasar kehidupan ETIKA DAN SIKAP PROFESIONAL SARJANA PENGANTAR Banyak filosof yang menaruh perhatian mendalam mengenai etika1, misalnya Aristoteles. Manusia tidak cukup hanya memiliki kapasitas intelektual yang tinggi, tetapi di sisi lain perlu diimbangi dengan pengetahuan etik yang memadai. Gabungan kedua unsur tersebut akan menciptakan manusian atau pribadi yang matang dalam pergaulan di lingkungannya dan pada tataran yang lebih luas lagi. Ada Pendapat yang mengatakan: ” orang modern adalah orang yang berperadaban, dan orang yang berperadaban adalah orang yang beretika dan beragama”. Dalam konteks ini, etika tidak dimaknai dalam arti sempit (etiket pergaulan), tetapi dimaknai lebih luas yaitu menyangkut kepribadian dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk cara-cara menggapai cita-cita, keinginan, dan lain-lain. Oleh karena itu, Primi Artiningrum dkk (2013) menyebutnya etika membangun sikap profesionalisme Sarjana. Dilihat dari sejarah manusia, persoalan etika dengan segala cabangnya telah diditeliti dan diperdalam sejak para filosof Yunani hingga saat ini. Etika pada dasarnya adalah bagaimana cara membangun diri kita untuk menuju sukses. Menurut Frans magnis Suseno (1987:13), etika dibutuhkan oleh manusia untuk mnjawab persoalan fundamental, yaitu bagaimana saya harus hidup dan bertindak. Etika berkaitan dengan manajemen waktu, menyelesaikan pekerjaan 1 Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.[butuh rujukan. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Etika 2016 2 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan skala prioritas, motivasi untuk mencapai prestasi puncak, memilah-milah tujuan sesuai dengan alokasi waktu, cara mengendalikan pikiran (berpikir positif), cara komunikasi efektif, dan lain-lain. Misalnya, tidak mungkin seseorang mencapai sukses apabila yang bersangkutan tidak memiliki tujuan dan bagaimana cara-cara memperoleh tujuan tersebut, termasuk ia akan gagal apabila tidak memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut. Selama ini, kita senantiasa beranggapan bahwa faktor kesuksesan adalah intelektualitas (kemampuan nalar). Tetapi banyak pakar berpendapat bahwa intelektualitas, bahkan uang sekali pun tidak menjamin seseorang sukses. Intelektualitas dan keterampilan (skills) oleh banyak para pakar disebut dengan hard skill, sedangkan di sisi lain ada yang disebut soft skills, mencakup kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skills sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skills). Penelitian ini pun mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skills dan sisanya 80% oleh soft skills. Adakalanya orang sukses karena ia mampu menjalin hubungan (relationship), membuat jejaring dan menjaga hubungan baik dengan orang lain (human relations). SARJANA Secara sederhana, sarjana adalah salah satu gelar yang didapatkan setelah menamatkan masa pendidikan di bangku kuliah atau universitas tepatnya Strata Satu (S1). Idealnya, seorang sarjana adalah sosok atau pribadi yang memiliki ilmu pengetahuan tinggi serta keterampilan yang tinggi pula. Di mana, ilmu pengetahuan dan keterampilan itu digunakan untuk berkiprah di tengah-tengah masyarakat, atau dalam arti lain membangun masyarakat. 2016 3 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sejatinya, eksistensi seorang sarjana tidak saja dibangun oleh kemampuan intelektual, tetapi ia pun harus melengkapi dirinya dengan attitude (sikap). Banyak kalangan saat ini yang mengatakan bahwa elemen penting dalam aktualisasi (soft skills) atau kecerdasan emosinal adalah sikap (attitude). Sikap merupakan aktualisasi dari pengetahuan dan penghayatan yang mewujud dalam perilaku kita. Tidak mungkin seseorang bersikap ”A”, ”B”, ”C”, dan lain-lain apabila ia tidak memiliki pengetahuan dan perasaan sebagai dasar untuk bersikap. Sikap merupakan tindakan (action) yang terlebih dahulu melalui pertimbanganpertimbangan dalam diri atau jiwa. Stabilitas emosi, religiusitas dan kecerdasan sosial merupakan tiga hal dalam memberikan pertimbangan terhadap tindakan yang akan diambil. SOFT SKILL Apa ? Konsep tentang soft skills sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skills sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skills. Intrapersonal skills mencakup: self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skills mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy) 2016 4 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skills) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skills biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’. Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skills saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skills buruk, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skills, sepeti team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skill-nya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul trend dalam strategi rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for Skill“. Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skills merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skill-nya yang baik. Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan merupakan soft skill. Bagaimana ? Para ahli manajemen percaya bahwa bila ada dua orang dengan bekal hard skill yang sama, maka yang akan menang dan sukses di masa depan 2016 5 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id adalah dia yang memiliki soft skill lebih baik. Mereka adalah benar-benar sumber daya manusia unggul, yang tidak hanya semata memiliki hard skill baik tetapi juga didukung oleh soft skill yang tangguh. Pada posisi bawah, seorang karyawan tidak banyak menghadapai masalah yang berkaitan dengan soft skill. Masalah soft skill biasanya menjadi lebih kompleks ketika seseorang berada di posisi manajerial atau ketika dia harus berinteraksi dengan banyak orang. Semakin tinggi posisi manajerial seseorang di dalam piramida organisasi, maka soft skill menjadi semakin penting baginya. Pada posisi ini dia akan dituntut untuk berinteraksi dan mengelola berbagai orang dengan berbagai karakter kepribadian. Saat itulah kecerdasan emosionalnya diuji. Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain (dikutif dari media online). PRINSIP DASAR KEHIDUPAN Soft skills2 atau kecerdasan emosional memiliki korelasi dengan prinsipprinsip dasar kehidupan.Ya…. hidup harus meiliki prinsip, karena prinsip itulah yang akan menjadi pegangan dalam cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak. Orang yang tidak memiliki prinsip biasanya cenderung mudah 2 Soft skill merupakan kecakapan yang dibutuhkan para professional untuk berhasil dalam bisns dan kehidupan. Lihat: Brian Aprianto dan Fonny Arisandy, tt. Pedoman Lengkap Soft Skills, hal. 1. 2016 6 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dipengaruhi orang lain, sikapnya tidak jelas, mudah berprasangka, bahkan mudah berpikir negatif. Ada sepuluh (10) prinsip kehidupan3 yang bisa dijadikan sebagai pegangan, yaitu: 1. Memiliki keimanan terhadap Tuhan. Keimanan menjadi pondasi terkuat untuk menghadapi kerasnya kehidupan, terlepas agamanya apa. Keimanan adalah sandaran vertikal-spirirtual yang bisa membangkitkan kepercayaan diri dan menjadi rambu-rambu untuk menentukan yang baik dan benar, halal atau haram, dan lain-lain. 2. Etika. Etika bisa dikatakan sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari. Kita adalah zoon politicon, makhluk yang tidak bisa melepaskan diri dari orang lain. Artinya, kita hidup, tumbuh dan berkembang karena kita bermasyarakat, hidup bersama-sama dengan orang lain. Kita tidak bisa memenuhi kebutuhan kita berdasarkan kemampuan kita sendiri, tetapi kita bisa memenuhi kebutuhan dengan bantuan orang lain. Ketika kita bersntuhan dengan orang lain itulah diperlukan etika, baik etika dalam arti sempit (tingkah laku), maupun etika dalam arti luas yaitu membangun diri dengan sikap-sikap yang professional, cerdas dan bertanggung jawab. Kejujuran dan integritas. Ada pepatah “ kejujuran adalah mata uang 3. yang berlaku di mana-mana”. Artinya kejujuran tak terbatasi ruang dan waktu. Kejujuran tak lekang dimakan zaman, tak habis seiring waktu mengalir. Sama halnya dengan kejujuran, kita perlu memiliki integritas. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Purwadarminta, integritas adalah kata benda: yang berarti kesempurnaan, kesatuan, keterpaduan, ketulusan. Semua arti kata itu tepat sekali mendukung pembentukan sosok pribadi manusia sesuai yang diharapkan yaitu manusia yang “paripurna” atau secara sederhananya ialah manusia yang penuh dengan “kemuliaan”. Ada sepuluh karakter yang ada pada lingkup integritas, yaitu: a. Anda menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting 3 Lihat http://darulikhsan.blogspot.co.id/2008/12/10-prinsip-dasar-kehidupan.html 2016 7 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Agar memiliki keunggulan integritas, anda tidak boleh berbohong dalam hal-hal kecil; dan sebagai hasilnya, anda tidak akan tergoda oleh hal-hal yang lebih besar- kekuasaan, prestise, atau uang. Hal yang juga penting, sebagai morang yang berintegritas, anda setia pada nilai moral internal anda, bahkan bila itu berarti anda harus berhadapan dengan resiko kehilangan tempat yang nyaman di dunia. b. Anda menemukan yang benar (saat yang lain melihat warna abu-abu). Untuk mendapatkan keunggulan integritas, anda tidak boleh mengambil keputusan sendiri. Anda mengajukan pertanyaan, menerima saran, berefleksi, dan melihat jauh ke depan. Ringkasnya, pastikan bahwa anda mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan kode integritas pribadi. c. Anda bertanggung jawab. Untuk memiliki keunggulan integritas, anda sadar bahwa pencarian integritas merupakan bagian yang integral dari kepemimpinan. Anda bersikap terbuka dan jujur, mengungkapkan cerita yang baik maupun yang buruk secara lengkap. Anda berbagi semua informasi penting, tidak hanya informasi yang menguntungkan anda. Anda mengaku ketika berbuat salah, meminta maaf, dan memperbaikinya. d. Menciptakan budaya kepercayaan. Dengan memiliki keunggulan integritas, Anda membantu menciptakan lingkungan kerja yang benar, yakni lingkungan yang tidak menguji integritas pribadi karyawan atau rekan kerja anda. Anda memperkuat integritas itu melalui prinsip, control, dan teladan pribadi. Dan Anda memberikan penghargaan pribadi dalam segala tindakan mereka. e. Anda menepati janji. 2016 8 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Karyawan tidak akan mengikuti kata-kata pemimpin yang tidak mereka percayai. Atasan tidak akan mempekerjakan atau mempromosikan pekerja yang tidak mereka percayai. Klien tidak akan membeli produk dari pemasok yang tidak mereka percayai. Untuk memperoleh keunggulan integritas, Anda perlu berlaku penuh integritas, guna memperoleh kepercayaan. f. Anda peduli terhadap kebaikan yang lebih besar Untuk memiliki keunggulan integritas, Anda berkomitmen sangat kuat untuk memberikan keuntungan terhadap organisasi tempat anda bernaung. Anda memedulikan perusahaan, produk, serta layanan anda, dan khususnya rekan satu tim anda. Melalui kerja, Anda memperoleh perasaan tentang adanya tujuan yang lebih dalam. g. Anda jujur namun rendah hati. Untuk memiliki keunggulan integritas, anda tidak memproklamasikan kebaikan atau kejujuran anda. Itu seperti menyombongkan kerendahan hati. Anda seharusnya membuat tindakan anda berbicara lebih keras daripada kata-kata. h. Anda bertindak sebagai sedang diawasi. Untuk memiliki keunggulan integritas, anda perlu berfikir bahwa setiap tindakan anda selalu diawasi. Anda perlu memastikan bahwa integritas anda itu diteruskan ke generasi-generasi mendatang melalui teladan yang anda berikan. i. Anda mempekerjakan Integritas. Untuk memiliki keunggulan integritas, anda perlu mempekerjakan dan mengelilingi diri anda dengan orang-orang berintegritas tinggi. Anda mempromosikan memperlihatkan kemampuan untuk dipercaya. j. 2016 9 Anda konsisten. Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id orang yang Untuk memiliki keunggulan integritas, anda harus memiliki konsistensi dan keterdugaan etis. Hidup anda mencerminkan keutuhan dan keselarasan antara nilai dan tindakan anda. 4. Bertanggung Jawab. Apapun yang kita lakukan harus bisa dipertanggung-jawabkan, entah itu secara administratif di kantor, secara sosial di masyarakat, secara hukum dalam institusi Negara, maupun secara moral-spiritual kepada Tuhan YME. Janganlah jadi pengecut. Kita harus berani mempertanggung jawabkan apapun yang kita lakukan dengan besar hati dan kepala tegak. 5. Hormat pada aturan dan hukum masyarakat. Kita menganal aturan yang tertulis (positif) juga aturan atau hukum yang berlaku di masayarakat (tidak tertulis). Kedua aturan itu sangat penting untuk memagari kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak patut atau melanggar aturan. 6. Hormat pada hak orang lain. Tidak ada kebebasan yang mutlak, melainkan kebebasan kita dibatasi oleh hak orang lain. Janganlah atas nama kebebasan justeru kita melanggar hak orang lain. Menghargai hak orang lain adalah cermin bahwa kita berperadaban. 7. Cinta pada pekerjaan. Apapun posisi dan profesi kita, kita harus mencintainya, sebab dari situlah kita akan mendapatkan buahnya. Bekerja atau pekerjaan adalah sebuah proses yang teruys berlangsung (dinamis), bisa jadi apa yang pertama kali kita rasakan “tidak betah” pada satu pekerjaan, suatu hari justeru dicintainya. Jadi, mewujudkan cinta terhadap pekerjaan adalah sebuah proses dan pekerjaan yang tak pernah mengenal kata berhenti. 8. Berusaha keras untuk menabung dan investasi. Perilaku gemar menabung dan berinvestasi adalah menejemen positif dalam kehidupan. Usia kita terbagi ke dalam tiga, bagian: anak-anak, produktif (bekerja), dan tua (pensiun). Menabung merupakan bekal untuk hari depan, sebagai investasi untuk membesarkan dan mendidik anak-anak, dan lain.lain. 2016 10 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 9. Mau bekerja keras. Dunia ini seakan-akan tak memberikan tempat kepada orang yang leha-leha, yang kerjaannya hanya melamun. Kita harus bekerja keras, kesempatan harus direbut, karena memang persaingan sedemikian berat. Bekerja keras adalah pangkal dari keberhasilan dan kesuksesan. Rasanya tidak ada suatu kisah sukses orang lain tanpa terlebih dahulu bekerja keras. 10. Tepat waktu. Salah satu penyakit kita (umumnya orang Indonesia) adalah “jam ngaret”, entah itu pergi ke kantor, ketemu dengan teman yang sudah janjian, menghadiri rapat, dan lain-lain. Orang Barat mengatakan waktu adalah uang (konsep kapitlis). Kita menyia-nyiakan waktu, maka kira rugi (tidak mendapatkan apa-apa). Orang Arab mengatakan waktu adalah pedang, artinya apabila kita menyia-nyiakan waktu maka kepala kita ditebas pedang (rugi, bahkan cenderung bahaya). Aturlah waktu sedemikian rupa sehingga waktu yang diberikan Tuhan tidak menjadi sia-sia. Dalam dunia yang penuh persaingan saat ini, bergelar sarjana saja tidak cukup, tetapi harus dilengkapi dengan sikap professional. Yang dimaksud profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan. Atau definisi dari profesional adalah orang yang hidup dengan cara mempraktekan suatu keterampilan atau keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut keahliannya. Jadi dapat disimpulkan profesional yaitu orang yang menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya4. Secara teoretik, seseorang dikatakan professional apabila dalam dirinya terdapat tiga hal penting, yaitu: 1. Skill, yang artinya orang tersebut harus benar-benar ahli di bidangnya. 4 Lihat http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-profesional-dan-ciri-cirinyalengkap.html 2016 11 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Knowledge, yang artinya orang tersebut harus dapat menguasai, minimalnya berwawasan menganai ilmu lain yang berkaitan dengan bidangnya. 3. Attitude, yang artinya bukan hanya pintar, akan tapi harus memiliki etika yang diterapkan didalam bidangnya. Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka ciri-ciri professional dapat dilihat dari: 1. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi. 2. Memiliki kode etik. 3. Memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang tinggi. 4. Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat. 5. Memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan program kerja. 6. Menjadi anggota organisasi dari profesinya. PENUTUP Pembahasan di atas membawa kita kepada beberapa kesimpulan, yaitu: Pertama, untuk meraih sukses (berhasil) tidak saja hanya berdasarkan kemampuan intelektual (nalar), melainkan ditentukan pula (lebih banyak) oleh kecerdasan emosi (emotional intelligence). Kedua, derivasi dari kecerdasan emosi bermuara kepada attitude (sikap), dan sikap ini bisa dilihat dari sekian banyak indikator atau klarakteristik orang yang memiliki integritas. Ketiga, ruang lingkup etika bukan saja pada makna atau arti yang sempit (etiket pergaulan), melainkan etika dalam arti luas, yaitu pengembangan kepribadian dan pengelolaan potensi. Sukses tidaklah didapat melaui cara-cara yang instan, melainkan perlu kerja keras dan proses yang panjang, mungkin sepanjang kehidupan kita. Sukses merupakan kumpulan dari perbuatan dan tindakan kita yang cerdas dalam mengenali berbagai tantangan kehidupan. 2016 12 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Referensi Brian Aprianto dan Fonny Arisandy, tt. Pedoman Lengkap Soft Skills, Kunci Sukses dalam Karier, Bisnis, dan Kehidupan Pribadi. Jakarta: PPM Frans magnis Suseno, 1987. Etika Dasar, Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius. Primi Artiningrum, dkk., 2013. Etika dan Perilaku Profesional Sarjana. Jakarta: Graha Ilmu. http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-profesional-dan-ciri-cirinyalengkap.html http://darulikhsan.blogspot.co.id/2008/12/10-prinsip-dasar-kehidupan.html https://id.wikipedia.org/wiki/Etika 2016 13 Etik UMB Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id