“misi” dengan teknik penggabungan unsur live shoot dan

advertisement
PEMBUATAN FILM ACTION BERJUDUL “MISI” DENGAN TEKNIK
PENGGABUNGAN UNSUR LIVE SHOOT DAN SPECIAL EFFECT
Ardhitya Luki H.
D4 Komputer Multimedi, STIKOM Surabaya, Email: kiwophotoworks@gmail.
Abstract
Action film is a battle that many showing elements in each scene. So the audience is
brought into the speed and tension gestures leaders who were fighting. In the action film is often
used for special effect techniques used to visual scenes that can not be achieved with ordinary
tools, replacing the real property within the frame such as an explosion, fire or the destruction of
a lot of buildings and other infrastructure. Besides the special effects used in order not to
endanger the actors and to improve the quality of the captured image, by adding, subtracting, or
changing elements in the frame. The initial process design of this action film begins with a live
shoot a movie shoot as usual. After the shoot live pictures taken then added effects on the editing
process as gunshot or explosion, and the like. The benefits of this action filming material for the
manufacture of hardcore action further references
Kata Kunci: Film, action, soecial effect, cool casual.
Film di Indonesia kembali berkembang
Berbeda dengan film-film luar yang
dan beragam. Hal ini dibuktikan dengan
banyak
banyaknya film dengan berbagai genre
Indonesia seperti The Hunger Games,
seperti Modus Anomali yang bergenre
Battleship,
thriller,
yang
Spiderman dan sebagainya. Film-film itu
bergenre drama, 3 Hari untuk Selamanya
begitu mudahnya menarik hati masyarakat.
yang bergenre road movie, Kuntilanak-
Salah
Kuntilanak yang bergenre horror, Kala yang
Hollywood itu disukai karena digunakannya
bergenre noir dan sebagainya (Imanjaya,
special effect. Hal ini bisa dilihat dari
2006). Sayangnya, perkembangan ini tidak
pemasukan laba per tanggal 30 Maret 2012
disambut dengan baik oleh masyarakat
– 1 April 2012, diduduki oleh fil yang
Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari tingkat
menggunakan special effect seperti The
penjualan
Hunger Games, Wrath Of The Titans ,
Malaikat
tiket
Tanpa
bioskop
Sayap
yang
sulit
menembus satu juta penonton (PPFI, 2010).
dinantikan
satu
The
alasan
oleh
Avengers,
mengapa
masyarakat
Amazing
film-film
Mirror Mirror dll (Cinemags edisi 154).
1
Kenyataannya, di Indonesia masih jarang
berpindah tangan dan kembalilah mereka ke
digunakan special effect.
tujuan awal. Namun tak disangka salah satu
Melalui dibuatnya film action berjudul
“Misi”
dengan
penggabungan
tentara membelot. Ia mempunyai tujuan lain
unsur
yaitu
liveshoot dan special effect ini mampu
mendapat
pengakuan
lari
barang terlarang.
Terjadi konflik antara mereka berdua.
memberikan warna baru di dunia perfilman
kemudian
membawa
Karena film ini bergenre action maka
oleh
digunakan penggabungan liveshoot dan
masyarakat Indonesia.
special effect. Hal ini didukung oleh
Pada film ini digunakan genre action
pernyataan Didik Wijaya dalam bukunya,
karena jenis genre ini jarang digunakan di
Special Effects History and Techniques, film
Indonesia. Kebanyakan hanya genre horror
action akan lebih menarik jika digabung
dan drama. Faktanya genre action di
dengan special effect karena hal itu bisa
Indonesia merupakan genre favorit. Hal ini
meningkatkan dampak suatu obyek terhadap
bisa dibuktikan dari rating yang diterima
indera manusia.
film The Raid dengan ditonton 1.844.817
Menurut Patricia D. Netzley dalam
orang (PPFI, 2012). Genre action sangat
bukunya Encyclopedia of Movie Special
disukai tapi masih jarang digunakan oleh
Effect, special effect digunakan untuk
sineas film Indonesia. Data ini berasal dari
menvisualkan adegan yang tidak dapat
10 film Indonesia peringkat teratas dalam
dicapai
perolehan jumlah penonton pada tahun 2012
menggantikan properti sesungguhnya yang
berdasarkan tahun edar film dimana genre
berada
action mendapat peringkat teratas diantara 4
tembakan atau penghancuran banyak sekali
film bergenre drama dan 5 film bergenre
gedung dan infrastruktur lainnya. Selain itu
horror (PPFI, 2012).
special
Film ini bercerita tentang seorang tentara
dengan
dalam
effect
alat
frame
yang
seperti
digunakan
membahayakan
aktor
biasa,
ledakan,
agar
dan
tidak
untuk
yang disuruh atasan guna menemani teman
meningkatkan kualitas gambar yang sudah
seperjuangnya untuk menemukan barang
diambil,
terlarang. Dalam perjalanan itu banyak
mengurangi, atau mengubah elemen dalam
kendala yang ditemui tapi hal itu tidak
frame.
menyurutkan
melanjutkan
semangat
misi.
mereka
Barang
itu
dengan
cara
menambahi,
dalam
Harapan dengan dibuatnya film action
sukses
berjudul “Misi” dengan penggabungan unsur
2
liveshoot dan special effect ini yaitu dapat
3.1.1 Studi Literatur
membawa
Merupakan beberapa buku yang digunakan
film
internasional,
Indonesia
kemudian
ke
dunia
mendapat
dalam menyelesaikan Tugas Akhir yaitu:
pengakuan dari bangsa Indonesia sendiri.
a. Pengantar Vidiografi oleh Askurifai
Baskin yang mengajarkan dasar dasar
implementasi teori vidiografi.
METODE
Metode yang digunakan dalam proses
b. The Art of Moviemaking : Script to
pembuatan Tugas Akhir ini menggunakan
Screen 2001 oleh Richard Beck Peacock
gabungan dari metode-metode yang ada.
yang secara garis besar berisi tentang etika
Menurut (Yonohudiyono, 2005) metodologi
dan estetika pembuatan film atau cerita
penelitian
dalam video.
dapat
dibedakan
klasifikasi,
yaitu
penelitian
maksud,
penelitian
dan
dalam
3
aplikatif,
c. Bikin Film Indie itu Mudah oleh M. Bayu
penelitian
Widagdo & Winastwan Gora S. yang
berdasarkan jenis informasi.
mengajarkan cara membuat film.
Jenis penelitian yang digunakan dalam
Tugas Akhir ini yaitu penelitian terapan
3.1.2. Studi Eksisting
dimana hasilnya dapat langsung digunakan
Studi Eksisting sebagai referensi dalam
untuk menyelesaikan masalah sebagai dasar
mengerjaka Tugas Akhir. Studi eksisting
pemahaman. Dalam penyelesaian Tugas
berguna untuk memperdalam ide dan konsep
Akhir ini menggunakan metode penelitian
diwujudkan dalam karya di Tugas Akhhir ini.
kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.
Beberapa video yang menjadi kajian yaitu :
Metode kualitatif digunakan sebagai
a.
dasar pemikiran untuk memecahkan masalah
Act of Valor (2012)
b. The Raid (2012)
yang bersumber dari literature-literatur.
Kuantitatif digunakan untuk menentukan
alternatif pilihan dari data kualitatif melalui
media survey. Metode yang digunakan
untuk memperoleh data dalam metodologi
perancangan yaitu :
3
Bagan pembuatan Tugas Akhir ini adalah:
kalah dan mampu menghasilkan karya yang
baik
dan
layak
dinikmati
masyarakat
Indonesia.
SINOPSIS
Sebuah Tim khusus ditugaskan
untuk mengambil sebuah paket dalam misi
super rahasia yang tidak diketahui banyak
orang, hanya beberapa pihak saja yang
Gambar 1 Bagan pembagian film
mengetahuinya.
Bahkan
penjelasan
mengenai paket itu pun dirahasiakan. Tim
khusus itu tidak diberitahu apa yang mereka
ambil dalam misi ini. Tim khusus yang
KONSEP DAN IDE
Berawal dari
penulis menonton
terdiri dari 8 orang itu berangkat ke lokasi
film the raid yang menggabungkan antara
untuk mengambil paket yang dijaga ketat.
live shoot dan special effect, dan film action
dengan persenjataan yang mumpuni mereka
seperti the raid jarang sekali dibuat. Oleh
menyelinap
karena itu penulis berkeinginan untuk
mengeliminasi penjaga2 yang ada disana.
membuat
Mereka
suatu
film
action
yang
ke
berhasil
pegunungan
menembus
dan
pertahanan
menggunakan gabungan live shoot dan
musuh dan terjadi kontak senjata antara tim
special effect, sehingga mampu menambah
khusus dan penjaga2. Mereka berhasil
film
mengamankan
action
local
yang
menggunakan
gabungan live shoot dan special effect.
paket,
mereka
terkejut
dengan isi paket itu. Setelah mendapatkan
Penulis mencoba menjadikan special
paket, mereka bergegas kembali ke lokasi
effect sebagai adegan perang seperti efek
penjemputan, tanpa disangka, musuh telah
tembakan dan percikan darah, serta live
memanggil bala bantuan dan tim khusus
shoot untuk karakternya. Penulis ingin
berlarian
membuktikan bahwa para sineas lokal tidak
4
tidak
berdaya
dibuatnya.
STORYBOARD
Proses
penggabungan
terjadi
pada
software adobe after effect, dimana video
live shoot yang telah disusun ditambah
dengan
effect
percikan
tembakan
dan
percikan darah serta effect ledakan di setiap
frame yang menunjukan adegan perang, dan
ditambahkan
effect
glow
saat
terjadi
tembakan. Sehingga video dapat menyatu
antara live shoot dan special effect.
PASCAPRODUKSI
Gambar 2 storyboard
Pada tahapan pasca produksi ini
silakukan proses editing dan spesial efek
PRODUKSI
dengan
Untuk meminimalkan dana dan waktu,
yang
berbeda.
Proses
1.
syuting
3
hari
2
malam,
yang
harus
Proses pemilihan video
Proses
pertama dilakukan di hutan daerah kota Batu
selama
langkah
dilakukan, yaitu:
produksi dilakukan selama 6 hari di 3
tempat
beberapa
kemudian
awal
dimana
menyeleksi
beberapa stock shoot
yang telah
diambil
dilanjutkan syuting di bekas pabrik soda
pemilihan
kota Sidoarjo selama 2 hari, dan terakhir
semalam
7
hari.
berdasarkan
Materi
kelayakan
gambar secara visual dan audio.
adegan breafing dilakukan di ruko sekaligus
dubing.
2.
1 Special effect
Proses Penataan stock shoot
Proses ini dilakukan dengan bantuan
Dalam tahap ini penulis mempersiapkan
program
effect yang akan digunakan seperti suara
editing
vidio.
Setelah
melakuan pemilihan vidio stock shoot,
tembakan, gambar percikan tembakan dan
darah yang menunjang film.
2 Proses penggabungan live shoot dan
Proses
selanjutnya
penataan
yang
tretment.
special effect
5
melakukan
mengacu
kepada
terhadap
gambar
menimbulkan
kesan
sehingga
tertentu.
pemilihan warna sesungguhnya tidak
didasari oleh teori khusus melainkan
hanya
Gambar 3 Proses penataan stock
untuk
menajamkan
dan
memberikan nilai estetika tersendiri.
shoot
Dalam penataan atau proses
editing secara sederhana memberikan
suatu maksud dengan menggunakan
bahasa visual yang terdiri dari stock
shoot.
Sehingga
menjadi
sebuah
Gambar 4 proses grading
alinea, kalimat-kalimat harus disusun
menurut aturan logis tertentu yang
akan menghasilkan pula suatu gaya
3.
4.Special Effect
tersendiri untuk menyampaikan fakta
Dalam proses ini penambahan efek
atau data menurut apa adanya. Untuk
gambar ledakan dari senjata dan
menata
shot
darah pada saat tertembak guna
dihubungkan satu dengan yang lain.
mendukung visual agar terlihat nyata.
Sebuah scene klasik disusun mulai
Proses editing special effect pada
dengan sebuah long shot, dilanjutkan
film “MISI” menggunakan software
dengan sebuah close up dan diakhiri
Adobe After Effect. Pada prosesnya
dengan sebuah long shot lagi atau cut
gambar dalam film “MISI” terbagi
away. Tetapi kebiasaan ini sekarang
menjadi beberapa chanel, dimana
sudah tidak lagi ditaati secara ketat.
chanel-chanel berisi gambar asli,
Yang tetap dipertahankan orang dalam
kemudian ditambah efek tembakan
membuat scene, bukan lagi shot-
dan
shotnya, tetapi arti scene itu sendiri.
visual dari film tersebut.
suatu
scene,
stock
Proses Colour Grading
Dalam
proses
ini
adalah
proses
merubah atau memodifikasi warna
6
glow
sehingga
mendukung
format media. Dalam proses rendering
memiliki pengaturan tersendiri sesuai
hasil yang diinginkan. Sedangkan
dalam film action berjudul “MISI”
menggunakan format media AVI.
Gambar 5 editing special effect
5. Sound Editing
Dalam
proses
ini
penambahan
Gambar 7 Proses Sebelum Rendering
backsound dilakukan guna mendukung
tatanan visual. Proses sound editing
pada
film
“MISI”
7. Mastering
menggunakan
Mastering
musik free lisence yang didapat dari
merupakan
proses
dimana file yang telah di render
berbagai situs musik di internet. Pada
dipindahkan ke dalam media kaset,
prosesnya sound dalam film “MISI”
VCD, DVD atau media lainya. Film
terbagi menjadi 2 chanel dimana
action ini menggunakan media DVD.
chanel pertama berisikan suara asli
yang dihasilkan dari gambar dan
8. Publikasi
chanel kedua adalah suara tambahan
Setelah selesai mengolah seluruh
yang diberikan.
hasil film, maka penulis melakukan
publikasi.
Media
yang
digunakan
penulis untuk publikasi adalah poster
dan
DVD.
Kemudian
diimplementasikan ke dalam bentuk
Gambar 6 Proses Sound Editing
cetak berupa poster dan DVD (cover
wajah dan cover cakram) seperti
6. Rendering
gambar di bawah ini :
Adalah proses akir dari pasca
produksi dimana semua proses editing
stock shoot disatukan menjadi sebuah
7
Effendi, Heru. 2009. Mari Membuat Film.
Jakarta: Erlangga.
Imanjaya, Ekky. 2006. A to Z about
Indonesian.
Bandung:
DAR!
MIzan.
Netzley, Partricia D. 2001. Encyclopedia of
Movie Special Effect. New York :
Checkmark Books.
Onong Uchjana Effendy, (1989) MA,
Kamus Komunikasi. Bandung:
Mandar Maju
Gambar 4.7 Poster film “MISI”
Pratista, Himawan. 2008. Memahami
Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka.
Rosady Ruslan, SH, MM, (2004)
DAFTAR PUSTAKA
Metode Penelitian PR dan Komunikasi,
Askurifai, Baksin. 2003. Membuat
Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Askurifai, Baksin. 2009. Pengantar
Vidiografi. Bandung: Widya Padjadjaran.
Wijaya, Didik. 2000. Special Effect History
and Techniques. Jakarta: Escaeva.
8
Download