PEMBUATAN FILM PENDEK BERGENRE DRAMA KELUARGA BERJUDUL “SECUIL DAGING UNTUK KELUARGAKU” Dimas Pradipta Program Studi DIV Komputer Multimedia STIKOM Surabaya Email: [email protected] Abstract Portrait poverty often perpetuated in a frame, good photography and into a movie. But images film more having soul to convey to the public about a life poverty without clipped. This film use kind of short movie that will also be canning simple with in give messages moral in it. Raised reality social life poor people expected this film can give a fascinating to watch. By using the method research qualitative where research qualitative refer to reasoning both in textual and visually, instrument used in form of instrument documentation directly to the field to ease observations. Based on the idea the early will develop into a story that being climax with furrows expected can express messages contained in it. This short movie lasts about least 20 minutes and wear Plot only spin a story in one day. This short movie spin a story about a married couple living in poverty, the husband will always trying to felicitate his wife in spite of all limitations. Keywords: short film, social reality, poverty. Pendahuluan Di Indonesia, masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi: suatu Pengantar, Rajawali Press (Soekanto, 1982: 10) kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Dengan berlatar belakang kehidupan sosial dan para sineas muda Indonesia juga mampu membuat film independent. Pembuatan film dengan tema-tema sosial maupun budaya bisa menjadi tema dari film independent, hal ini yang mendorong penulis untuk membuat film dengan tema kehidupan sosial. Dengan mengangkat kehidupan keluarga kecil yang hidup serba keterbatasan, dan mampu memberi paradigma (pola pikir) kepada masyarakat terhadap kemiskinan tidak dari segi negatif saja. Berdasarkan ide awal tersebut, akan berkembang menjadi sebuah cerita yang menjadi klimaks dengan alur-alur yang diharapkan dapat menyampaian pesanpesan yang terkandung di dalamnya seperti kebahagiaan, tanggung jawab, kejujuran, dan keikhlasan dalam lingkungan keluarga tak mampu sekalipun. TUJUAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan film pendek ini adalah: 1. Memproduksi sebuah film pendek berjenis drama keluarga dengan latar belakang kehidupan sosial masyarakat kecil. 2. Mengangkat sebuah realita yang ada di kehidupan jaman saat ini. 3. Menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap film pendek di Indonesia. KAJIAN PUSTAKA Kelas Sosial Kelas sosial didefinisikan menurut George Ritzer dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi (2011) sebagai suatu strata (lapisan) orangorang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan sosial yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula. Analisis Marx selalu mengemukakan bagaimana hubungan antara manusia terjadi dilihat dari hubungan antara posisi masing-masing terhadap sarana-sarana produksi, Marx memiliki anggapan yang begitu kuat bahwa posisi di dalam struktur sedemikian ini selalu mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang bertujuan untuk bisa memperbaiki nasib mereka. Realitas Sosial Menurut Sandra Oliver (2007: 96) definisi realitas sosial adalah sebuah tempat dimana kultur berubah, nilainilai masyarakat dan kelompok disusun, disimpan, dan diekspresikan secara jelas. Apa yang diterima masyarakat sebagai realitas dari organisasi akan dibentuk dari kesan pribadi yang tidak jelas dan terbatas yang diperoleh dari kontak langsung dengan organisasi, dari citra dan kesan yang dipilih dari media untuk ditampilkan. Realitas sosial merupakan suatu peristiwa yang memang benar-benar terjadi di tengah-tengah masyarakat. Pengertian Kemiskinan Kemiskinan menurut Gunawan Sumodiningrat dkk (dalam Winoto 1999: 60) adalah sebuah konsep ilmiah yang lahir sebagai dampak ikutan dari pembangunan dalam kehidupan. Kemiskinan di pandang sebagai masalah dalam pembangunan, yang keberadaannya di tandai dengan adanya pengangguran dan keterbelakangan. kemiskinan lahir sebagai dampak dari adanya pembangunan dalam kehidupan seperti di era globalisasi pada jaman sekarang. Masalah kemisikinan muncul karena adanya kelompok anggota masyarakat yang secara struktural tidak mempunyai peluang dan kemampuan yang memadai untuk mencapai tingkat kehidupan yang layak, itu sebabnya yang menjadikan faktor terciptanya halhal negatif di perkotaan seperti halnya pemukiman kumuh dan liar, munculnya kriminalitas yang disebabkan minimnya lapangan pekerjaan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pengertian Film Film adalah gambar hidup atau movie atau sering disebut dengan sinema, yang merupakan bentuk dari sebuah seni, hiburan dan bisnis. Film merupakan hasil gambar rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, atau dengan menggunakan teknik animasi (Peacock, 2001: 5). Film memiliki beberapa genre yang akan memberikan karakteristik dalam sebuah film. Segmentasi audien dalam sebuah film akan memperhatikan jenis genrenya. Penggunaan genre dalam sebuah film akan membuat daya tarik tersediri bagi setiap audien yang menontonya. Setiap film pendek memiliki teknik yang menjadi point di setiap film. Gambar 1 Jenis-Jenis Genre Film (Sumber: google.co.id) Film Pendek (Short Movie) Film pendek merupakan film yang durasinya singkat yaitu dibawah 50 menit dan didukung oleh cerita yang pendek (Mabruri, 2010). Dengan durasi film yang pendek, para pembuat film dapat lebih selektif mengungkapkan materi yang ditampilkan melalui setiap shot akan memiliki makna yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh penontonnnya. Perkembangan di dunia industri perfilman sekarang ini tidak hanya di produksi melalui rumah-rumah produksi saja. Melainkan banyak pula karya-karya film yang dihasilkan oleh sineas-sineas muda yang dapat menghasilkan sebuah karya berupa moving picture secara independent. Mekanisme Produksi Karya Film Mekanisme produksi film adalah sebuah proses yang lazim diterapkan dalam proses pengerjaan film pada umumnya (Mabruri, 2010). Mekanisme tersebut meliputi pra produksi, produksi dan pasca produksi. Persentase pembagian pengerjaan karya film adalah 70% di bagian pra produksi, 20% dalam tahap produksi sedangkan 10% tahap pasca produksi. Pengerjaan sebuah film tidak lepas dari kerja sama 3 pihak yaitu penulis scenario, sutradara dan produser. Penulis skenario adalah orang yang menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan yng sesuai dengan kaidah penulisan naskah. Sutradara adalah orang yang mewujudkan gagasan yang tertuang dalam sebuah skenario menjadi rekaman audio visual. Sedangkan produser adalah orang yang membantu sutradara dalam mengelola proses pembuatan film (Tino, 2008) Pada umumnya tim kerja produksi film terdiri dari beberapa bagian yaitu manajer produksi, asisten sutradara, sinematografer, perekan suara, pengarah artistic, penyunting gambar. Proses Pembuatan Film Ide adalah proses awal mula dari pembuatan sebuah film, pengertian ide adalah gagasan sebuah cerita yang nantinya akan dituangkan menjadi sebuah cerita dalam skenario. Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario (2004: 46-50), dijelaskan bahwa ide didapatkan dari kisah pribadi penulis, novel, cerpen, film lain yang diambil inti cerita dan diadaptasikan, dan juga produser itu sendiri. Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario (2004: 90), skenario adalah naskah cerita yang sudah lengkap dengan deskripsi dan dialog, telah matang, dan siap digarap dengan bentuk visual. Skenario berisi informasiinformasi seperti scene, nama pemeran, deskripsi visual, tokoh yang berdialog, beat, dialog dan transisi. Sudut Pengambilan Gambar Di dalam pembuatan film terdapat beberapa sudut pandang kamera yang digunakan dalam shoting, beberapa sudut pandang kamera, kontinuitas, komposisi dan editing. Sudut pandang kamera (Angle Camera) adalah sudut pandang penonton. Mata kamera adalah mata penonton. Sudut pandang kamera mewakili sudut pandang penonton. Dengan demikian penempatan kamera ikut menentukan sudut pandang penonton dan wilayah yang dilihat oleh penonton atau oleh kamera pada suatu shot. Pemilihan sudut pandang kamera yang tepat akan mempertinggi visualisasi dramatik dari suatu cerita (Biran, 2006). Shot Size Dalam dunia pertelevisian dan perfilman terdapat beberapa ukuran shot yang dikenal sebagai komposisi dasar dari sebuah pembingkaian gambar. Gambar 2 Camera Shots, Angles and Movement (Sumber: google.co.id) METODE PENELITIAN Metodologi dalam penelitian ini menggunakan penelitian secara kualitatif, di mana penelitian kualitatif merujuk pada penalaran baik secara tekstual maupun secara visual. Instrument yang digunakan oleh ialah instrument secara dokumentasi lapangan, dimana akan diambil gambar secara langsung di lapangan untuk mendapatkan data yang sepenuhnya akurat. Melalui observasi, dapat diperoleh pandangan secara langsung mengenai apa yang sebeneranya terjadi dilapangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data terkait realitas sosial keluarga miskin yang terjadi di perkampungan padat penduduk. Dipilihlah wilayah wonocolo Surabaya sebagai instrument dokumentasi lapangan untuk mendapatkan data yang diinginkan. PRA PRODUKSI Ide dan Konsep Ide muncul berawal dari keinginan penulis membuat film pendek bergenre drama keluarga dengan potret kemiskinan, karena jarang sekali film bergenre drama keluarga dengan potret kemiskinan. Film ini menggunakan konsep film pendek yang yang mempunyai alur cerita berkisah hanya satu hari, dengan konsep seperti itu penulis berharap dapat menampilkan suatu karya film pendek dengan durasi kurang lebih 20 menit dengan baik dan dapat diterima oleh audiens. film pendek ini di produksi dengan pengambilan gambar teknik secara liveshot, karena film pendek dengan teknik liveshot dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat daripada media animasi. Penulis ingin membuktikan bahwa para sineas lokal tidak kalah dan mampu menghasilkan karya yang baik dan layak dinikmati masyarakat Indonesia. Pada proses syuting berlangsung untuk mengambil adegan pemain yang akan dimainkan dalam film, penulis dalam melakukan liveshot tidak menggunakan kamera video pada umumnya, tetapi menggunakan kamera DSLR dalam pengambilan gambar. Sinopsis Bercerita tentang sebuah keluarga kecil yang miskin hidup di perkampungan sederhana, keluarga tersebut hidup seorang bapak bernama Feri beserta istri yang sedang hamil bernama Gita. Berawal dari kehidupan keluarga ini yang susah dan miskin, semua rintang kehidupan telah mereka hadapi tetapi mereka selalu menjalani dengan tegar, ikhlas, dan sabar. Feri selalu memberikan yang terbaik untuk keluarganya, namun apa daya Feri hanyalah seorang pekerja serabutan yang hanya mengandalkan tenaga dan keringat. Untuk membeli sesuap nasi pun Feri harus membanting tulang agar mendapatkannya. Suatu saat Gita meminta sesuatu kepada feri, Gita meminta untuk makan daging karena merasa sedang hamil dan membutuhkan asupan gizi untuk janinnya tetapi apa daya Feri belum bisa menuruti istrinya tersebut karena uang yang didapat Feri belum bisa untuk membeli daging untuk istrinya. Karena Feri pun baru saja keluar dari pekerjaannya yang lama, Feri pun berusaha keras untuk mencari pekerjaan kembali untuk mendapatkan uang kembali untuk membeli daging keinginan istrinya. Sampai di sebuah jembatan mulailah Feri merasa sangat putus asa karena uang yang ia dapat sangat kurang untuk membeli daging, dan saat itu Feri pun kehilangan akal sehatnya, ia melihat seekor anjing di depannya lantas cepat Feri membunuh anjing tersebut dan mengambil dagingnya. Senja pun menjelang Feri kembali pulang dengan gontai dan perasaan yang sangat risau, Gita sangat gembira akan kedatangan Feri membawa sekantong plastik berisikan daging. Langsung dimasaknya daging tersebut oleh Gita. Masakan telah matang dengan senangnya Gita hendak menyantap daging itu, tak lama Feri pun merebut piring berisikan daging dan langsung membuang daging tersebut. Gita sangat kesal, bertanya-tanya kepada Feri. Feri pun menceritakan semuanya, dengan sabar Gita menanggapi dan memberi tahu apa yang telah suaminya lakukan itu adalah salah. Gita pun memberitahukan bahwa segala sesuatu yang kita tidak mampu tidak perlu kita paksakan, Feri pun memeluk Gita. Gita tetap menyemangati suaminya agar selalu sabar dan tabah. . PRODUKSI Untuk meminimalkan dana dan waktu, produksi dilakukan selama 12 hari di 4 tempat yang berbeda. Proses syuting pertama dilakukan di daerah perkampungan Wonocolo Surabaya, kemudian dilanjutkan syuting di A Yani Surabaya untuk pengambilan adegan makan di warung, lalu di jembatan Menanggal Surabaya untuk pengambilan adegan pengemis, dan yang terakhir di Wiyung Surabaya untuk pengambilan adegan kerja di proyek bangunan. Pemilihan backsound untuk film pendek ini harus sesuai dengan film yang akan di produksi, penulis memilih backsound dari artis ibukota TonyQ Rastafara yang berjudul Yang Terulang dan Matahariku, dengan mengambil lagu tersebut karena sesuai dengan tema yang ada di dalam karya film pendek Tugas Akhir ini. Dalam pembuatan film drama keluarga berjudul “Secuil Daging Untuk Keluargaku” ini menggunakan berbagai macam peralatan sinematrografi sederhana, yaitu: Camera DSLR dengan kemampuan merekam video. Lensa 50mm, 18-55mm. Microphone/micboom. Tripod dan Monopod. Komputer/laptop editing. Memory SDHC kamera PASCA PRODUKSI Tahap ini adalah tahap terakhir atau editing, didalam tahap ini tidak hanya sekedar memilih gambar dan menggabungkannya saja melainkan menambahkan effect-effect di dalamnya. Pada tahapan pasca produksi ini dilakukan proses editing dan penambahan sound efek dan lagu dengan beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya: Proses pemilihan video Proses awal dimana menyeleksi beberapa stock shoot yang telah diambil selama 7 hari. Materi pemilihan berdasarkan kelayakan gambar secara visual dan audio. Gambar 4 Penataan stock shoot video Dalam penataan atau proses editing secara sederhana memberikan suatu maksud dengan menggunakan bahasa visual yang terdiri dari stock shoot. Sehingga menjadi sebuah alinea, kalimat-kalimat harus disusun menurut aturan logis tertentu yang akan menghasilkan pula suatu gaya tersendiri untuk menyampaikan fakta atau data menurut apa adanya. Untuk menata suatu scene, stock shoot dihubungkan satu dengan yang lain. Proses Colour Grading effect Dalam proses ini adalah merubah atau memodifikasi warna terhadap gambar sehingga menimbulkan kesan tertentu. pemilihan warna sesungguhnya tidak didasari oleh teori khusus melainkan hanya untuk menajamkan dan memberikan nilai estetika tersendiri. Gambar 3 Stock Gambar Roll Film Proses Penataan Stock Shoot Proses ini dilakukan dengan bantuan program editing video, setelah melakukan pemilihan video stock shoot, Proses selanjutnya melakukan penataan yang mengacu kepada storyboard. Gambar 5 Proses colour grading effect Sound Editing Dalam proses ini penambahan backsound dilakukan guna mendukung tatanan visual. sebuah pesan yang sebenarnya terkandung di dalam fim tersebut. 3. Sebuah film pendek diharapkan tak hanya menjadi sebuah wahana hiburan semata melainkan menjadi sebuah kajian yang menarik yang dapat dikembangkkan dalam ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu yang lain. Yang tentunya memiliki tujuan positif untuk mengembangkan berbagai aspek kehidupan sosial yang di inginkan bersama. Gambar 6 Penataan sound editing Rendering Adalah proses akhir dari pasca produksi dimana semua proses editing stock shoot disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses rendering memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. Gambar 7 Proses rendering KESIMPULAN Berdasarkan seluruh penelitian hasil produksi yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembuatan film pendek bergenre drama keluarga dengan mengangkat kehidupan masyarakat miskin sangat butuh ketelitian dalam segi karakter pemeran, seperti pemilihan pemain/casting yang benar-benar mendalami perannya agar terlihat realistis. 2. Film pendek yang bertema kehidupan sosial masyarakat miskin memiliki pengaruh yang sangat besar kepada para penikmat film untuk SARAN Berdasarkan seluruh hasil uji coba yang telah berhasil dilakukan, maka saran untuk penelitian ini adalah: 1. Penelitian tentang kelas sosial dalam realitas masyarakat miskin yang di aplikasikan kedalam sebuah karya film pendek ini diharapkan dapat menjadi wawasan, inspirasi dan hiburan bagi para masyarakat luas. Penulis berharap bagi peneliti selanjutnya supaya dapat menampilkan film dengan genre yang sama dan dengan mengangkat kehidupan sosial dengan sudut pandang yang berbeda. 2. Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam mengaplikasikan hasil penelitian ini kedalam film pendek karena dalam pembuatan film pendek ini sangat diperlukan perencanaan dan perancangan yang lebih matang dan didukung oleh beberapa tim/crew dengan spesifikasi (Job descriptions) tersendiri. Namun dalam pembuatan film pendek bergenre drama keluarga berjudul Secuil Daging Untuk Keluargaku ini dikerjakan dengan jumlah tim/crew yang terbatas. DAFTAR PUSTAKA Soekanto, S. 1982. Sosiologi: Suatu Pengantar. Rajawali Press. Saptaria, Rikrik, E. 2006. Acting Handbook. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sumber Internet: Alfathri, Adlin. 2006. Resistensi Gaya Hidup: Teori Dan Realitas. Yogyakarta: Jalasutra Mabruri, Anton, 2010. Manajemen Produksi Program Acara Televisi. Depok: Mind 8 Publising House. Bare, Richard. 1970. “The Film Director”, New York, Coolier Book. Biran, Yusa, Misbach, 2006. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya dan PT. Demi Gisela Citra Pro. Baksin, A. 2009. Pengantar Vidiografi. Bandung: Widya Padjadjaran. Lutters, E. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta: Penerbit Erlangga. Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Jakarta: Penerbit Erlangga. Oliver, Sandra. 2007. Public Relations Strategy. Jakarta: Penerbit Erlangga. Prakosa, G. 2008. Film Pinggiran: Antologi Film Pendek, Film Eksperimental, dan Film Dokumenter. Jakarta Pusat: Koperasi Sinematografi IKJ. (http://pkesinteraktif.com/edukasi/opini/ 2396-mengatasikemiskinan.html) Diakses pada tanggal 22 Desember 2012 pukul 13.40. (http://sosiopedia.blogspot.com/2011/12 /teori-kelas-sosial-karlmarx.html) Diakses pada tanggal 26 Desember 2012 pukul 23.22. (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/200 9/12/realitas-sosial/) Diakses pada tanggal 27 Desember 2012 pukul 15.10. (http://organisasi.org/definisipengertian-masalah-sosial-danjenis-macammasalah-sosialdalam-masyarakat) Diakses pada tanggal 27 Desember 2012 pukul 18.19. (http://itcentergarut.blogspot.com/2011/ 09/sudut-kamera-cameraangle.html) Diakses pada tanggal 3 Januari 2013 pukul 14.20.