PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN DEWASA DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Kadek Ida Krisnadewi NIM : 138114024 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI When I look back on my life, I see pain, mistake and heart ache. When I look in the mirror, I see strength, learned, lessons, and pride in myself vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, karena atas berkat dan perlindunganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Pengobatan Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman Yogyakarta” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, perhatian, saran, kritik, dan bantuan materi hingga selesainya skripsi ini, terutama kepada: 1. Ibu Aris Widayati M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing skripsi atas perhatian, kesabaran, bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi. 2. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi 3. Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm, Apt., M.Sc. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi 4. Bapak, Ibu dan Kakak tersayang atas doa, kasih sayang, semangat dan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Pak Tata dan Ibu Paulin selaku pegawai bagian rekam medik yang sudah abnyak membantu dalam proses perizinan penelitian di RS. Panti Nugroho. 6. Putri dan Gita teman seperjuangan sekaligus sahabat. Terimakasih untuk kerjasama, bantuan, semangat serta informasi yang selalu dibagikan dalam pengerjaan skripsi dari awal hingga akhir. 7. Sahabat-sahabatku Ririn, Ivana, Hesti, Nila, Eko dan Ronny terimakasih untuk canda, tawa dan semangat yang selalu menyertai selama pengerjaan vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi PRAKATA ...................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi ABSTRAK ...................................................................................................... xii ABSTRACT ..................................................................................................... xiii PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 METODE PENELITIAN .................................................................................. 2 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 3 KESIMPULAN ............................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11 LAMPIRAN .................................................................................................... 14 BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 31 ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik Pasien DBD Dewasa ....................................................... 3 Tabel 2. Pola Pengobatan Pasien DBD Dewasa ................................................. 4 x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Izin Penelitian...................................................................... 14 Lampiran 2. Surat Ethical Clearance................................................................ 15 Lampiran 3. Pola Pengobatan ........................................................................... 16 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Insiden terjadinya kasus demam berdarah di Indonesia cukup tinggi sehingga membutuhkan perhatian serius. Pada proses pengobatan demam berdarah pada pasien demam berdarah sangat mungkin ditemukan kesalahan, hal ini dikarenakan pasien mendapatkan obat lebih dari satu dan pengobatan cenderung berlangsung lama. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran pola pengobatan pasien DBD dewasa pada Rumah Sakit Panti Nugroho pada periode JuliDesember 2015. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang mendeskripsikan pada pola pengobatan pasien DBD dewasa. Data diperoleh secara retrospektif berdasarkan pada pasien dewasa ≥18 tahun dengan diagnosis DBD yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho periode Juli-Desember 2015. Terdapat 43 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan diperoleh hasil yakni dengan obat yang paling banyak digunakan adalah cairan rehidrasi yakni Ringer Laktat dan analgesik-antipiretik yakni penggunaan Sanmol®. Pada hasil data penelitian cukup banyak ditemukan penggunaan NSAID sebagai analgesikantipiretik. Penggunaan NSAID berkontraindikasi dengan kondisi pasien DBD. Oleh karena itu, tenaga kesehatan perlu memperhatikan penggunaan NSAID sebagai analgesik-antipiretik pada pasien DBD. Kata Kunci : Pola Pengobatan, Demam Berdarah Dengue, Pasien Dewasa. xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT The incidence of dengue fever cases in Indonesia is high. Many error has been found in the treatment process of dengue fever. This problem occure because the patient receive more than one drug and the treatment process is too long. The main objective in this study is to describe the prescription pattern of dengue fever in patient at Panti Nugroho Hospital on the period July-December, 2015. This research describes the prescription pattern of Dengue Haemorrage Fever (DHF) adult patients. Research data was obtained retrospectively with patient charactization. The characterization include adult patients ≥18 years old with a diagnosis of dengue fever that hospitalized in Panti Nugroho Hospital on the period July-December, 2015. There are 43 cases that met the inclusion criteria. The drug most widely used in the treatment was the rehydration fluid (Ringer Lactate) and analgesic-antipyretic (Sanmol®). On this research, Nonsteroidal Anti-Inflamatory Drugs (NSAIDs) often used as analgesic-antipyretic. DHF patients condition were contraindicated with NSAIDs. Therefore, health professionals need to pay attention to using NSAIDs as analgesic-antipyretic in patients with DHF. Keywords: Prescription Pattern, Dengue Hemorrhagic Fever, Adult Patients. xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDAHULUAN Insiden terjadinya demam berdarah di dunia meningkat 30 kali lipat dalam kurun waktu 50 tahun (WHO, 2009). Demam berdarah dengue di Indonesia muncul pertama kali pada tahun 1968. Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama di Indonesia. Sejak tahun tersebut terjadi peningkatan persebaran kasus ke-32 provinsi (97%) dan 382 kabupaten/kota (77%). Di Indonesia ditemukan rekor tertinggi terjadi pada tahun 2007-2009 dengan jumlah kasus berkisar 150.000-160.000 (WHO, 2009 dan Kementrian Kesehatan RI, 2010). Pada tahun 2012, jumlah kasus DBD di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 1000 kasus dengan jumlah kematian 2 orang di Kota Yogyakarta. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memilki 5 kabupaten, salah satunya adalah Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman memiliki jumlah kasus kejadian DBD cukup tinggi pada tahun tersebut, dengan angka kejadian 236 kasus (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2012). Menurut data Profil Kesehatan Indonesia (2014), angka kejadian DBD sudah memenuhi target Renstra 2014 dengan angka target Renstra yakni ≤ 51 per 100.000 penduduk dan realisasi di tahun 2014 yaitu 39.8 per 100.000 penduduk. Proses penyembuhan penyakit DBD membutuhkan terapi bersifat suportif. Proses terpai DBD membutuhkan waktu yang panjang dan melibatkan banyak pihak antara lain dokter, apoteker, perawat, pasien dan keluarga pasien. Penatalaksanaan yang sesuai guna mendapatkan kualitas terapi yang maksimal. Tenaga kesehatan terutama farmasis wajib untuk memberikan pelayanan kesehatan dan mutu perawatan kepada pasien untuk mencegah terjadinya masalah dalam terapi pengobatan pasien. Masalah tekait penggunaan obat terapi merupakan fokus bagi seorang farmasis dan juga tenaga kesehatan lainnya. Penyakit demam berdarah dengue memerlukan penelaahan secara seksama dikarenakan hal-hal adanya beberapa problem sebagai berikut, kecenderungan meningkatnya jumlah kasus penderita dewasa, perubahan lingkungan yang menyebabkan meningkatnya jumlah vektor penyakit demam berdarah, dan kemampuan vektor tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (Nasronudin, 2007 dan Riskesdas, 2007). Penelitian dilakukan di rumah sakit Panti Nugroho, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian mengenai DRPs pada pengobatan pengobatan pasien demam berdarah dewasa di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Nugroho pada 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI periode tahun 2015 belum pernah dilakukan sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan mendeskripsikan pola pengobatan DBD pada pasien dewasa Rumah Sakit Panti Nugroho periode Juli-Desember 2015. METODE Penelitian ini bersifat non ekperimental, dengan jenis penelitian deskriptif yang memberikan gambaran terkait evaluasi pada pengobatan pasien DBD dewasa. Rancangan penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Panti Nugroho Kabupaten Sleman, dengan menggunakan data restropektif berupa rekam medik pasien DBD dewasa periode Juli-Desember 2015. Kriteria inklusi objek penelitian ini adalah rekam medik pasien dewasa yang terdiagnosis DBD berdasarkan diagnosis yang ditulis oleh dokter pada rekam medik. Usia pasien dewasa yaitu ≥18 tahun dan menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho. Menurut Mutiara (2003), usia dewasa adalah usia ≥ 18 tahun. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah rekam medik yang tidak lengkap dan pasien yang menmiliki penyakit lain (komorbiditas). Pengumpulan data dilakukan dengan menyalin data rekam medik pada lembar form pengambilan data penelitian. Lembar form kemudian diuji coba sehingga instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk mencatat yang benar-benar dibutuhkan. Terdapat populasi kasus sebanyak 50 kasus rawat inap RS Panti Nugroho periode Juli-Desember 2013. Kasus yang tidak dimasukan dalam objek penelitian sebanyak 7 kasus, 4 kasus karena dijadikan sebagai objek uji instrumen dan 3 kasus karena pasien mende rita diabetes, hipertensi dan ISK. Jadi, total kasus yang dianalisis sejumlah 43 kasus. Data yang diperoleh diolah dalam bentuk deskriptif meliputi karakteristik pasien dan pola pengobatan yang ditampilkan dalam bentuk tabel. Wawancara dilakukan ke satu orang dokter penulis resep untuk bertanya maksud dan tujuan terapi. Karakteristik pasien dilakukan dengan penggambaran umum dari pasien DBD dewasa meliputi jenis kelamin, lama perawatan dan usia. Pengelompokan usia pasien dewasa dibagi sebagai berikut : usia 18-25 tahun dewasa muda (young adult), usia 25-64 tahun (middle years) (Mutiara, 2003). Gambaran pola pengobatan dilakukan dengan mendeskripsikan pengobatan yang diberikan pada pasien DBD dewasa yang meliputi golongan obat, jenis obat, 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cara pemberian obat dan bentuk sediaan obat. Pengelompokan golongan obat mengacu pada ISO Indonesia (2012). Pedoman utama yang digunakan adalah Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia (2011), Guidelines on Clinical Management of DF dan Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention, And Control (2009). %πΎπππππ‘ππππ π‘ππ πππ πππ − πππ πππ = ππ’πππβ πππ π’π π·π ππ ππππ π‘πππ πππ‘πππππ π₯ 100% ππ’πππβ π πππ’ππ’β πππ π’π HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Pasien DBD Dewasa Jumlah keseluruhan objek penelitian dalam penelitian ini adalah 43 rekam medik pasien. Karakteristik pasien dibagi menjadi 3 bagian yakni, jenis kelamin, usia dan lama perawatan. Karakteristik pasien DBD dewasa disajikan pada Tabel 1. Pasien DBD dewasa pada penelitian ini lebih banyak laki-laki. Menurut Kemenkes (2010), angka kejadian DBD tidak tergantung dari jenis kelamin yang artinya resiko untuk terkena penyakit DBD untuk laki-laki dan perempuan hampir sama. Tabel 1. Karakteristik Pasien DBD Dewasa No 1 2 3 Pengolongan Demografi Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia Dewasa muda (18-25 tahun) Dewasa penuh (25-64 tahun) Lama Perawatan 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari 8 hari 9 hari Jumlah n=43 28 15 Persentase % 65,1 34,9 22 51,2 21 48,8 1 3 7 12 7 9 3 1 2,3 7,0 16,2 28,0 16,2 21,0 7,0 2,3 Usia menurut pembagian Mutiara (2003) yakni, 18-25 tahun dewasa muda (young adult) sebanyak 51,2% dan usia 25-64 tahun (middle years) sebanyak 48,8% (Mutiara, 2003). Lama perawatan pasien DBD dewasa didapatkan pasien dengan lama perawatan 5 hari merupakan jumlah yang paling tinggi dengan persentase 28 % kemudian diikuti dengan lama perawatan 7 hari dengan persentase 16,2 %. Menurut WHO (2009), perjalanan penyakit DBD sampai ke fase penyembuhan yakni 10 hari. 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pola Pengobatan Pasien DBD Dewasa Hasil deskripsi pola pengobatan pasien DBD dewasa dapat dilihat pada Tabel. 2. Jenis cairan rehidrasi yang diberikan adalah kristaloid yakni ringer laktat. Dosis pemberian cairan pada pasien DBD dewasa RS Panti Nugroho adalah 500 cc tiap 4-5 jam dengan 40 tetes permenit. Pemberian dosis ini sudah sesuai dengan Kemenkes (2004) yakni, pemberian cairan rehidrasi pada orang dewasa adalah 500 cc tiap 4 jam. Tabel 2. Pola Pengobatan Pasien DBD Dewasa No 1 Pola Pengobatan Golongan Obat Jenis obat Rehidrasi Ringer laktat Paracetamol Sanmol® Antrain® Analgesikantipiretik Pethidin® Analsik® Procolic® Sumagesic® Sistenol® Curcuma FCT® Lesichol® Formuno® Isprinol® Vitamin dan mineral Elkana® Imunos® Sanfuliq® Proza® Kalipar® Antibiotik Cefriaxon 4 Dosis Obat Jumlah 500 cc/4-5 jam 3x1 tablet/hari (500 mg) 2x1/hari (1g/100 ml) 3x1/hari (1g/100 ml) 3x1 tablet/hari (500mg) 1 ampul/hari (1g/2ml) 1x1 tablet/hari (500 mg) 1 ampul/hari (50mg) 43 Persentase (%) 100 12 28 18 41,8 6 14 1 2,3 3x1 tablet/hari 2x1 tablet/hari 1x1 tablet/hari (600mg) 3x1 kaplet/hari 4x1 kaplet/hari 3x1 tablet/hari 3x1 kapsul/hari (300mg) 1x1 kaplet/hari 3x1 tablet/hari (500mg) 3x2 sendok teh/hari 1x1 tablet/hari 2x1 kaplet/hari 2x1 kaplet/hari 3x1 tablet/hari (300mg) 4 1 9,3 2,3 1 2,3 5 11,6 9 21 5 11,6 7 16,2 3 7 3 7 1 4 7 2,3 9,3 16,2 1 2,3 3 7 1x1 vial/hari(500 mg) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Thiampenicol 2x1 vial/hari (250mg) 3x1 kapsul/hari 4,6 2 Lanjutan Tabel 1 (500 mg) 1.Antitukak Omeprazole Pumpisel® Panloc® Pantozol® Pumpitor® Acran® Obat untuk Saluran Cerna Ranitidin Episan® 1x1 ampul/hari (40mg) 1 ampul/12 jam (40mg) 2x1 vial/hari (40mg) 1x1 vial/hari (40mg) 1 ampul/24 jam (40 mg/hari) 1 ampul/12 jam (40mg) 1x1 tablet/hari (40mg) 2x1 kapsul/hari (20mg) 1 ampul/hari (50mg/2ml) 2x1 tablet/hari (150mg) 2x1 ampul/hari (25mg/ml) sediaan 2 ml 3x1 sendok teh/hari (500mg/5ml) 2 4,6 5 11,6 5 11,6 2 4,6 3 7 3 7 12 28 5 11,6 15 34,8 1 2,3 4 9,3 4 9,3 3 7 2.Antiemetik Ondansentron Lametic® Kliran® Kortikosteroid Diuretik Metilprednisolon Lasix® 5 3x1 ampul/hari (4mg) 2x1 ampul/hari 4 mg 1 ampul/12 jam (2mg/ml) sediaan 4 ml 2x1 ampul/hari (4mg) 2x1 vial/hari (125mg) 3x1 tablet/hari (4mg) 2x1 ampul/hari(20mg /2ml) 1 ampul/hari (20mg/2ml) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1x1 tablet/hari (20mg) 2 Cara Oral 43 100 Parenteral 43 100 Kaplet Tablet Sirup Kapsul Injeksi Infus 1 3 7 12 7 9 2,3 7,0 16,2 28,0 16,2 21,0 Lanjutan Tabel 1 3 Pemberian Obat Bentuk Sediaan Oral Parenteral A. Golongan dan Jenis Obat 1. Analgesik-Antipiretik Pada penelitian ini analgesik-antipiretik digunakan pada kasus (69,8%). Kasus DBD biasanya diawali dengan fase demam, fase demam akan berlangsung 2-7 hari. Pemberian analgesik-antipiretik diberikan untuk mengatasi demam, sakit kepala dan nyeri perut yang sering muncul pada pasien DBD. Penggunaan analgesik-antipiretik yang direkomendasikan paling tepat adalah Paracetamol (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Dari data hasil penelitian antipiretik dana analgesik digunakan yakni, Paracetamol, Sanmol®, Antrain®, Analsik®, Procolic®, Sumagesic®, dan Sistenol®. Sumagesic® dan Sanmol® adalah analgesik antipiretik dengan zat aktif Paracetamol. Paracetamol merupakan obat analgesik yang paling aman bagi pasien DBD, karena analgesik lain seperti asetosal dan ibuprofen yang bersifat antiplatelet berkontraindikasi dengan pasien DBD. Sistenol® merupakan analgesik-antipiretik dengan kombinasi antara Paracetamol dan n-acetylcysteine. Pemberian kombinasi Parcetamol pada pengobatan DBD tidak sesuai dengan protokol penatalaksanaan DBD, karena antipiretik yang digunakan seharusnya adalah obat tunggal, tanpa adanya campuran dengan zat aktif lain (Setyoputranto, 2005). Antrain®, Analsik® dan Procolic® merupakan obat analgesik-antipiretik dengan zat aktif golongan dipiron (NSAID). Antrain® adalah obat dengan komposisi zat aktif yakni Metamozole HCl. Analsik® adalah obat analgesik dengan kombinasi Methampyrone, diazepam, Echinacea purpurea, Phyllanthus niruri, Black elderberry, Zn picolinate dan vitamin C. Procolic® adalah obat analgesik dengan zat aktif yakni Metamizole, hyoscine-Nbutylbromide (MIMS, 2017). 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pethidin® merupakan obat analgesik kuat golongan opioid dengan zat aktif meperidine untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat. Analgesik ini biasa digunakan apabila pemberian analgesik biasa tidak menunjukan respon. Dosis penggunaan dapat ditingkatkan apabila terjadi toleransi. Pada tatalaksana DBD tidak dicantumkan penggunan analgesik opioid sebagai pilihan mengatasi nyeri yang dirasakan pasien DBD (MIMS,2017). Metampyron dan metamizole merupakan obat dipiron yang termasuk golongan obat NSAID, penggunaan NSAID diindikasikan untuk mengatasi nyeri pasien dan sebagai antipiretik. Penggunaan NSAID dari data yang diperoleh paling banyak menggunakan Analsik® dan Antrain®. Penggunaan obat dipyron pada pasien DBD dapat menyebabkan penurunan jumlah platelet dan meningkatkan resiko dari penyakit DBD (Quijano et al., 2005). Pasien DBD sebaiknya dihindarkan dari penggunaan NSAID, karena penderita DBD umumnya terjadi trombositopenia dan hal ini kontraindikasi dengan penggunaan NSAID (Ministry of Health, 2009). Mekanisme dari NSAID adalah menghambat enzim siklooksigenase 1 (COX-1) dan siklooksigenase 2 (COX-2). Enzim COX-1 dapat menginduksi tromboksan A2. Fungsi tromboksan A2 yakni memperkuat agregasi trombosit untuk mencegah terjadinya perdarahan. Penggunaan obat NSAID pada pasien DBD, sebaiknya dihindarkan karena dapat memperparah kondisi pendarahan yang dialami pasien (Kotter et al., 2014 dan Patterson et al, 2016). 2. Vitamin dan Mineral Bedasarkan data penelitian vitamin yang diberikan yakni Curcuma FCT®, Formuno®, Elkana®, Imunos®, Sanfuliq®, Proza® dan Lesichol®. Pemberian vitamin untuk pasien DBD bersifat suportif untuk memulihkan kondisi pasien (Kalayanarooj, 2011). Pemberian vitamin dan mineral pada pasien DBD juga untuk membantu memelihara fungsi hati. Pasien DBD cendrung mengalami hepatomegali (pembesaran hati), pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri saat ditekan pada daerah hati berhubungan dengan adanya pendarahan (Kemenkes, 2004). 3. Obat untuk Saluran Cerna Terapi kedua yang paling banyak diberikan pada pasien adalah obat untuk saluran cerna (88,3%) meliputi obat antitukak dan antiemetik (Lihat Tabel 2). Dari hasil penelitian 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI didapatkan obat anti tukak yanng diberikan yakni, Omeprazole, Pumpisel®, Panloc®, Pantozol®, Pumpitor®, Episan® dan Ranitidin. Pumpisel®, Panloc®, Pumpitor® dan Pantozol® merupakan obat antitukak golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) sedangkan Episan® merupakan antitukak denganz at aktif sucralfat. Pasien paling banyak mendapatkan obat antitukak golongan H2RA yakni Ranitidin. Pertimbangan pemberian antitukak yakni manifestasi klinis yang paling sering muncul pada pasien DBD adalah terjadinya pendarahan pada gastrointestinal (Wulandari, 2009). Oleh sebab itu, obat antitukak diperlukan untuk melindungi lambung dari asam yang dapat menimbulkan tukak lambung parah, akibat kondisi mukus lambung yang rusak akibat pendarahan serta untuk mengatasi keluhan nyeri lambung (Rajapakse et al, 2014). Pemberian antitukak yang direkomendasikan adalah Ranitidin IV atau PPI yakni Pantoprazol (Ministry of Health, 2009). Pasien juga mengkonsumi antiemetik untuk mengatasi mual, antiemetik yang paling sering digunakan adalah Ondansentron (Lihat Tabel 2). Pertimbangan pemberian antiemetik ialah pasien DBD cendrung sering merasa mual dan rasa tidak nyaman di perut. Pemberian antiemetik yang direkomendasikan oleh Ministry of Health, (2009) adalah Domperidon. 4. Antibiotik Antibiotik biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Pada kasus terdapat penggunaan antibiotik sebanyak 11,6 %. Pada pasien DBD pertahanan tubuh menurun dan dapat terjadi leukopenia, pada kondisi tersebut tubuh cendrung rentan terkena infeksi bakteri (profilaksis). Obat antibiotik yang digunakan pasien rawat inap RS. Panti Nugroho adalah Thiampenicol dan Cefriaxon (Lihat Tabel 2). 5. Kortikosteroid Penggunaan kortikosteroid pada pasien DBD di RS. Panti Nugroho sebesar 9,3%. Kortikosteroid yang digunakan di RS Panti Nugroho adalah metilprednisolon. Pemberian metilprednisolon ada secara oral dan parenteral. Kortikosteroid biasanya digunakan untuk menangani edema otak pada enselopati dengue yang merupakan manifestasi syok berkepanjangan, tetapi kontraindikasi pada DSS dengan pendarahan masif (Lardo, 2013). Hasil wawancara dengan dokter, kortikosteroid diberikan ke pasien di hari ke-7 yang biasanya ditandai dengan adanya syok. Penggunaan 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kortikosteroid juga biasanya untuk mengatasi reaksi alergi misal gatal-gatal dan kemerahan dikulit akibat injeksi ataupun transfusi (Wulandari, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tham et al., (2012), pemberian kortikosteroid pada pasien DBD tidak lebih efektif daripada tanpa pemberian kortikosteroid dalam memperbaiki manifestasi klinis, hasil pemeriksaan laboratorium, lama perawatan, kebutuhan transfusi darah, serta kejadian mual muntah. Kortikosteroid juga dikatakan tidak efektif untuk menangani syok pada DBD dan dapat menyebabkan pendarahan gastrointestinal (Ministry of Health, 2009). Pada kasus pasien tidak mengalami edema otak ataupun reaksi alergi, hal ini mungkin karena pencatatkan data rekam medik yang tidak lengkap. 6. Diuretik Diuretik yang digunakan adalah Lasix®, penggunaan diuretik di RS. Panti Nugroho sebesar 9,3%. Pemberian diuretik pada pasien ada secara oral dan parenteral (Lihat Tabel 2). Penggunaan Lasix® sebagai diuretik pada kasus 6 dan 16 tidak diperlukan. Hasil wawancara dengan dokter, pemberian diuretik karena pasien DBD mengalami kebocoran plasma sehingga terjadi pembengkakkan dan biasa ditandai dengan rasa sesak pada pasien. Diuretik biasanya digunakan untuk mengatasi tanda-tanda kelebihan cairan seperti, asites (pengumpulan cairan di rongga abdomen) dan udem paru (pengumpulan cairan dalam pleura). Diuretik digunakan untuk segera mengeluarkan cairan tersebut agar tidak timbul komplikasi lain yang membahayakan seperti sesak nafas (Kalayanarooj, 2011). Pada kasus tidak dijelaskan pasien mengalai sesak atau pembengkakkan, hal ini mungkin karena informasi data rekam medik yang tidak lengkap. B. Cara Pemberian dan Obat Bentuk Sediaan Obat Cara pemberian obat pada pasien DBD dewasa di Instalasi Rawat Inap RS. Panti Nugroho 100% kasus mendapatkan obat yang diberikan secara oral dan 100% secara parenteral. Bentuk sediaan yang diberikan pada pasien DBD dewasa adalah sediaan oral yang meliputi kaplet sebesar 2,3 %, tablet 7,0%, sirup 16,2% dan kapsul 28,0%, disamping itu pasien mendapatkan sediaan parenteral yang meliputi injeksi 16,2% dan infus 21,0%. Pemberian obat oral yang paling banyak digunakan adalah tablet. Pemberian obat parenteral didapat bentuk sediaan yang paling banyak digunakaan adalah infus (Lihat Tabel 2). 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pemberian obat secara oral mempunyai segi keuntungan yakni mudah digunakan, tidak memerlukan peralatan tertentu dalam penggunaannya, pasien merasa lebih nyaman dalam penggunaannya karena tidak ada rasa sakit, efektif dan praktis. Kekurangan pemberian obat secara oral adalah respon yang lambat jika dibandingkan dengan parenteral dan tidak memungkinkan diberikan pada pasien dalam kedaaan tidak sadar (Sanjoyo, 2015). Pemberian obat secara parenteral mempunyai segi keuntungan yakni, kecepatan efek obat jika dibandingkan dengan pemberian secara oral lebih cepat kemudian dapat diberikan pada pasien bisa dalam keadaan tidak sadar. Kerugian dari cara pemberian parenteral adalah pemberiannya memberikan rasa tidak nyaman pada pasien dalam hal ini nyeri saat pemberian obat (Ningrum, 2015 dan Sanjoyo, 2015). KESIMPULAN Dari penelitian mengenai “Pola Pengobatan Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman Yogyakarta” obat yang paling banyak digunakan adalah cairan rehidrasi yakni Ringer Laktat dan analgesik-antipiretik yakni penggunaan Sanmol®. Pada hasil data penelitian cukup banyak ditemukan penggunaan NSAID sebagai analgesik-antipiretik. Penggunaan NSAID berkontraindikasi dengan kondisi pasien DBD. Oleh karena itu, tenaga kesehatan perlu memperhatikan penggunaan NSAID sebagai analgesik-antipiretik pada pasien DBD. 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Daftar Pustaka American Pharmacists Association and the National Association of Chain Drug Stores Foundation, 2008. Medication therapy management in pharmacy practice: Core elements of an MTM service model (version 2.0), Journal of the American Pharmacists Association. (3), p.348. Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2006, Tentang Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat, BPOM Indonesia, Jakarta. Cipolle,R.J., Strand,L.M., and Morley,P.C., 2012. Pharmaceutical Care Pratice: The Patientcentered Approach to Medication Management Service. Third Edition, McGraw-Hill Education, pp.178-179. Departemen Kesehatan RI, 2004. Pengobatan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 51. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta, hal.114. Kalayanarooj,S., 2011. Clinical Manifestation and Management of Dengue/DHF/DSS, Tropical Medical and Health. (39). pp. 83-87. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 47. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Buletin Jendela Epidemiologi Topik Utama Demam Berdarah Dengue. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 1-4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Kemenkes RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta, hal.73-75. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kotter,T., Costa,B.R., Fassler,M., Blozik,E., Linde,K., Juni,P., et al, 2015. MetamizoleAssociated Adverse Events: A Systematic Review and Meta-Analysis, Plos One. pp 118 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lardo,S., 2013. Penatalaksaan Demam Berdarah Dengue dengan Penyulit, CDK, (40). hal. 656-650 Maher,R.,L., Hanlon,J., and Hajjar,E.,R., 2013. Clinical Consequences of Polypharmacy in Eldery, Expert Opinion Drug Safety. (9). hal 1-9 MIMS, 2017. Search Drug Information, MIMS (online), http://www.mims.com/indonesia diakses 3 April 2017 Ministry of Health, 2009., Guideline on Clinical Management of Dengue Fever/Dengue Haemorrhagic Fever, Epidemiological Unit, India, pp. 10-11 Mutiara,E., 2003. Karakteristik Penduduk Lanjut Usia Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 1990, USU Digital Library. hal. 2 Ningrum, R.,A., 2015. Sekali Merengkuh Interferon, Tiga Aktivitas Terlampaui, BioTrends, (1). Hal 22-25 Patterson,J., Sammon,M., and Garg,M., 2016. Dengue, Zika and Chikungunya: Emerging Arboviruses in the New World, Western Journal of Emergency Medicine. (17). pp. 671-679 Quijano,D., Centeno,V., and Vega, 2005. Effectiveness of Early Dipyrone Administration on Severityof Dengue Virus Infection in A Propective Cohort, Enferm Infecc Microbiol Clinic (10) hal. 59-68 Rajapakse,S., Rodrigo,C., Maduranga,S., and Rajapakse, A.C., 2014. Corticosteroids in the Treatment of Dengue Shock Syndrome, Infection and Drug Resistance. (7). pp. 137143. Rizky,Z., Mukaddas,A., dan Faustine,I., 2011. Identifikasi Drug Related Problem (DRPs) pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue (DBD) di Instalasi Rawat Inap RSUD Undeta Palu Tahun 2011, Online Jurnal of Natural Science. (3). hal. 99-107. Sanjoyo, R., 2015. Obat (Biomedik Farmakologi), Web UGM http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/obat.pdf, diakses 3 April 2017 (Online), Setyoputranto,N.,P.,W., 2005. Pola Peresepan Pasien Demam Berdarah Dengue Dewasa Non Komplikasi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr.Sardjito Yogyakarta Tahun 2002, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Singhi,S., Kissoon,N., and Bansal,A., 2007. Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever: Management Issues in an Intensive Care Unit, Jornal de Pediatria. (83). p. 25. Tam,D.T.H., Ngoc,T.V., Tien,N.T.H., Kieu,N.T.T., Thuy,T.T.T., Thanh,L.T.C., et al, 2012. Effect of Short-Course Oral Corticosteroid Therapy in Early Dengue Infection in Vietnames Patients: A Randomized, Placebo-Controlled Trial, Clinical Infection Disease. Pp. 1-9 Wulandari,B.,A., 2009. Evaluasi Drug Related Problem (DRPs) pada Pasien Anak Dengue Shock Syndrome (DSS) Di Instalasi Rawat Inap RSUP.DR. Sardjito Yogyakarta Tahun 2008, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. World Health Organization, 2009., Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention, And Control, WHO Press, France, pp. 3-5. Yasin,N.M., Sunowo,J., dan Supriyanti,E.,2009, Drug Related Problem (DRP) dalam Pengobatan Dengue Hemoraggic Fever (DHF) pada Pasein Pediatrik, Majalah Farmasi Indonesia. (20), hal. 27, 33. 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2. Surat Ethical Clearance 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI No No. RM U JK Diagnosis Utama L P Nama Obat 1 174 607 26 L DF 7 Ringer laktat Analsik® Formuno® 2 3 174 349 171 184 42 38 L P DF DF 8 7 Injeksi Pumpisel® Ringer laktat Paracetamol Injeksi Ondansentron Ringer laktat Paracetamol Injeksi Ondansentron Procolic® 4 152 731 37 L DHF 5 Komposisi Methampyrone 500 mg, diazepam 2mg Echinacea purpurea dry extr 250 mg, Phyllanthus niruri dry extr 50 mg, Black elderberry dry extr 300 mg, Zn picolinate 10 mg, vit C 100 mg Pantoprazole Dosis Range 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari 1x1 kaplet/hari 1-4 kaplet/hari 1-3 kaplet/hari 2x1 vial/hari (40mg) Paracetamol 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500 mg) Ondansentron 3x1 ampul/hari (4mg) Paracetamol 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500 mg) Ondansentron Metamizole 250 mg, hyoscine-Nbutylbromide 10 mg 3x1 ampul/hari (4mg) 2x1 tablet/hari Antasida Doen® Ranitidin Ranitidin Pumpitor® Omeprazole 2x1 kapsul/hari (20mg) Injeksi Omeprazole Omeprazole 1 ampul/12 jam Pantoprazole 500 cc/tiap 4-5 jam 1x1 vial/hari (40mg) Ringer laktat Injeksi Pumpisel® Injeksi Sanmol® 3x1 tablet/hari 2x1 tablet/hari (150mg) Paracetamol 2x1/hari (1g/100 ml) 16 1 vial (40 mg) IV per hari 500 mg –1000 mg/ hari. Maksimal 4g/hari 4-8 mg/hari. 500 mg –1000 mg/ hari. Maksimal 4g/hari 4-8 mg/hari. 1-2 tablet 3x 3-4 tablet/hari 150 mg 2x sehari, 300mg/hari. Maksimal 300mg Dosis awal 20mg/hari, selanjutnya bisa ditingkatkan bila belum membaik 40mg/hari 1 vial (40 mg) IV per hari 500mg-4g/hari Bentuk sediaa n Infus Tablet Kaplet Cara Pemberia n Parenteral Oral Oral Injeksi Parenteral Infus Tablet Parenteral Oral Injeksi Parenteral Infus Tablet Parenteral Oral Injeksi Tablet Parenteral Oral Tablet Tablet Oral Oral Tablet Oral Injeksi Parenteral Infus Injeksi Parenteral Parenteral Injeksi Parenteral PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Formuno® Isprinol® 5 6 174 809 175 529 55 36 L P DF DF 4 7 Ringer laktat Analsik® Echinacea purpurea dry extr 250 mg, Phyllanthus niruri dry extr 50 mg, Black elderberry dry extr 300 mg, Zn picolinate 10 mg, vit C 100 mg Methisoprinol Episan® Methampyrone 500 mg, diazepam 2 mg Sucralfat Injeksi Sanmol® Pumpitor® Paracetammol Omeprazole Ringer laktat Paracetamol Injeksi Ondansentron Injeksi Panloc® Injeksi Metilprednisolon Lesichol® Kalipar® Proza® Lasix®20mg/ml 1x1 kaplet/hari 1-3 kaplet/hari Injeksi Parenteral 3x1 tab/hari (500mg) 50mg/kgBB/hari Tablet Oral 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari 1-4 tablet/hari Infus Tablet Sirup Parenteral Oral Oral Oral Injeksi Oral 3x1 sendok teh/hari (500mg/5ml) 2x1/hari 1 g/100 ml 2x1 kapsul/hari Paracetamol 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500 mg) Ondansentron 3x1 ampul/hari (4mg) Pantoprazol 1 ampul/24 jam (40mg) 2x1 vial/hari (125mg) Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300 mg for Lesichol-300 & 600 mg for Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6 mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10 mg, nicotinamide 30 mg K-I Aspartat Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5 mL syr Echinacea extr (polinacea) 125 mg, Zn picolinate 5 mg Furosemid 17 10ml 4 kali sehari (4g) 500mg-4g/hari Dosis awal 20mg/hari, selanjutnya bisa ditingkatkan bila belum membaik Kapsul Infus Tablet Parenteral Oral Injeksi Parenteral 40 mg/hari Injeksi Parenteral 10-500 mg/hari Injeksi Parenteral 3x1 kapsul/hari (300mg) 1-2 kap 3 kali sehari (300mg) Kapsul Oral 3x1 tablet/hari (300mg) 2x1 kaplet/hari 1-3 tablet/hari Tablet Oral 1-3 kaplet/hari Kaplet Oral 1 ampul/12 jam Edema : 20-80mg Injeksi Parenteral 500 mg –1000 mg/ hari. Maksimal 4g/hari 4-8 mg/hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (20mg/2ml) Pethidine 7 8 172 909 159 406 50 18 P P DF DF 4 5 Ringer laktat Proza® Opioid 1 ampul/hari (50mg) Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5 mL syr Echinacea extr (polinacea) 125 mg, Zn picolinate 5 mg Injeksi Ondansentron Sanmol® Paracetamol Ringer laktat Sanmol® Paracetamol Injeksi Ondansentron Thiampenicol 9 172 491 18 P DF 5 Paracetamol Episan® Sucralfat Sanfuliq® Curcuma longa rhizome extr (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin phospholipids 140 mg, Schizandrae fructus extr 135 mg, choline Lbitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2 mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg Ondansentron Kliran® 18 Injeksi Parenteral 500 cc/tiap 4-5 jam 2x1 kaplet/hari 1-3 kaplet/hari Infus Kaplet Parenteral Oral 2x1 ampul/hari 4 mg 4-8 mg/hari. Injeksi Parenteral 3x1 tablet/hari (500mg) 500mg-4g tablet/hari Tablet Oral 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 3x1 ampul/hari (4mg) 500mg-4g tablet/hari 4-8 mg/hari. Infus Tablet Parenteral Oral Injeksi Parenteral Kapsul Oral Infus Tablet Parenteral Oral Sirup Oral 1 kaplet/hari Kaplet Oral 4-8mg/hari Kaplet Oral 3x1 kapsul/hari (500 mg) 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari Ringer laktat Sanmol® single dose Edema otak : 2040mg 3x sehari Nyeri : 25-50mg tiap 4 jam 3x1 sendok teh/hari (500mg/5ml) 2x1 kaplet/hari 2x1 kaplet/hari (4mg) 1,5g/dosis terbagi 500mg-4g tablet/hari 500mg-4g/hari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 170 826 20 P DF 8 Ringer laktat Panloc® Pantoprazole Proza® Sanmol® Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5 mL syr Echinacea extr (polinacea) 125 mg, Zn picolinate 5 mg Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300 mg for Lesichol-300 & 600 mg for Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6 mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10 mg, nicotinamide 30 mg Paracetamol Inpepsa® Sucralfatt Lesichol® 11 175 280 36 L DF 3 Ringer laktat Proza® Lesichol® Sistenol® Injeksi Panloc® 1 ampul/24 jam 12 170 610 48 L DF 6 Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5 mL syr Echinacea extr (polinacea) 125 mg, Zn picolinate 5 mg Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300 mg for Lesichol-300 & 600 mg for Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6 mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10 mg, nicotinamide 30 mg Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine 200 mg Pantoprazol Ringer laktat Injeksi Ondansentron Sanmol® Ondansentron Paracetamol Thiampenicol Thiampenicol 500 cc/tiap 4-5 jam 40 mg/hari Infus Parenteral Injeksi Parenteral 1-3 kaplet/hari Kaplet Oral 3x1 kapsul/hari 1-2 kap 3 kali sehari (300mg) Kaplet Oral 3x1 tablet/hari (500mg) 3x1 sendok teh/hari (500mg/5ml) 500mg-4g tablet/hari 500mg-4g/hari Tablet Oral Sirup Oral Infus Kaplet Parenteral Oral 1 ampul/12 jam (40mg) 2x1 kaplet/hari 500 cc/tiap 4-5 jam 2x1 kaplet/hari 3x1 kapsul/hari 1-2 kap 3 kali sehari (300mg) Kaplet Oral 3x1 kaplet/hari 3x1 kaplet/hari Kaplet Oral 1 ampul/24 jam (40mg) 40mg/hari Injeksi Parenteral 4-8mg/hari Infus Injeksi Parenteral Parenteral Tablet Oral Kapsul Oral 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 ampul/hari (4mg) 3x1 tablet/hari (500mg) 3x1 kapsul/hari (500 mg) 19 1-3 kaplet/hari 500mg-1000mg Maksimal 4g/hari 1,5mg/ dosis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terbagi 13 171 487 24 P DF 8 Ringer laktat Paracetamol Proza® Lesichol® 14 170 591 16 L DF 5 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500 mg) Paracetamol Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5 mL syr Echinacea extr (polinacea) 125 mg, Zn picolinate 5 mg Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300 mg for Lesichol-300 & 600 mg for Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6 mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10 mg, nicotinamide 30 mg 2x1 kaplet/hari 2x1 kapsul/hari Ringer laktat Injeksi Ondansentron Injeksi Antrain Metamizole Na 1 ampul/hari (1g/2ml) Injeksi Acran Ranitidin HCl Sanmol® Paraceamol Lesichol® Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300 mg for Lesichol-300 & 600 mg for Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6 mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10 mg, nicotinamide 30 mg Pantoprazol 1 ampul/hari (50mg/2ml) 3x1 tablet/hari (500mg) 3x1 kapsul/hari Injeksi Panloc® Proza® 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 ampul/hari (4mg) Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5 mL syr Echinacea extr (polinacea) 125 20 1 ampul/24 jam (40mg) 2x1 kaplet/hari Infus Tablet Parenteral Oral Kaplet Oral Kaplet Oral Infus Injeksi Parenteral Parenteral 500mg tiap 6-8 jam 50 mg 6-8 jam Injeksi Parenteral Injeksi Parentteral 500-1000mg/hari. Maksimal 4g/hari 1-2 kap 3 kali sehari (300mg) Tablet Oral Kaplet Oral 40 mg/hari Injeksi Parenteral 1-3 kaplet/hari Kaplet Oral 500 mg –1000 mg/ hari. Maksimal 4g/hari 1-3 kaplet/hari 1-2 kap 3 kali sehari (300mg) 4-8mg/hari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mg, Zn picolinate 5 mg 15 174 995 25 L DHF 7 Ringer laktat Sanmol® Lesichol® Injeksi Ondansentron Sumagesic® 16 172 887 16 L DHF 6 Ringer laktat Injeksi Ondansentron Sanmol® Paracetamol Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300 mg for Lesichol-300 & 600 mg for Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6 mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10 mg, nicotinamide 30 mg Ondansenttron Paracetamol 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 2x1 kapsul/hari Parenteral Oral Kaplet Oral 4-8mg/hari Injeksi Parenteral 1x1 tablet/hari (600mg) 3-4 kali/hari Tablet Oral 4-8mg/hari Infus Injeksi Parenteral Parenteral Tablet Oral Tablet Oral Injeksi Parenteral Tablet Oral Paracetamol 3x1 tablet/hari (500mg) Antrain® Metamizole Na 1x1 tablet/hari (500 mg) Lasix® Furosemid 1 ampul/hari (20mg/2ml) Theragran® Vit A 10,000 IU, vit B1 10 mg, vit B2 10 mg, vit B6 5 mg, vit B12 5 mcg, vit C 200 mg, vit D 400 IU, Ca pantothenate 20 mg, niacinamide 100 mg, K iodide 150 mcg, Fe 12 mg, Mg 65 mg, manganese 1 mg, copper 2 mg, Zn 1.5 mg 1x1 tablet/hari 21 Infus Tablet 3x1 ampul/hari (4mg) 500 cc/tiap 4-5 jam 2x1 ampul/hari Ondansentron 500-1000mg/hari. Maksimal 4g/hari 1-2 kap 3 kali sehari (300mg) 500mg1000mg/hari. Maksimal 4g 1 tablet/hari. Bila rasa nyyeri masih ada 1 tab 6-8 jam Edema : 20-80mg single dose Edema otak : 2040mg 3x sehari 1x1 tablet/hari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Elkana® 17 18 170 624 171 989 37 18 L P DF DHF 4 6 Metilprednisolon Vitamin A 2.400 IU, Vitamin B1 4 mg, Vitamin B2 1,2 mg, Vitamin B6 1,2 mg, Vitamin B12 4 mcg, Vitamin C 60 mg, Vitamin D 400 IU, Nikotinamid 16 mg, Kalcium Pantotenat 6 mg, Kolin 12 mg, Inositol 12 mg, Kalsium Glukonat 300mg, Kalsium Hipofosfit 20mg, Natrium Hipofosfit 20mg, I – Lisina HCl 200mg. Metilprednisolon Ringer laktat Paracetamol Paracetamol Curcuma FCT® Curcuma xanthorrhiza 20 mg 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 3x1 tablet/hari Ranitidin Ranitidin 2x1 tablet/hari 500-1000mg/hari. Maksimal 4g/hari 3 kali sehari 1-2 tablet 3-4 tablet/hari Ringer laktat Paracetamol Paracetamol 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500 mg) 3x1 ampul/hari (4mg) 500-1000mg/hari. Maksimal 4 g 4-8 mg/hari Injeksi Ondansentron Injeksi Omeprazol 19 174 744 23 L DF 4 Ringer laktat Paracetamol Analsik® Injeksi Ondansentron Injeksi Cefriaxon Ondansentron Omeprazole Paracetamol Methampyrone 500 mg, diazepam 2mg Cefriaxon 22 3x2 sendok teh/hari 1-2 sendok/2 kali sehari Sirup Oral 3x1 tablet/hari (4mg) 4-24mg/hari Teblet Oral Infus Tablet Parenteral Oral Tablet Oral Tablet Oral Infus Tablet Parenteral Oral Injeksi Parenteral Injeksi Parenteral Infus Tablet Parenteral Oral Tablet Injeksi Oral Parenteral Injeksi Parenteral 1x1 ampul/hari (40mg) 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500 mg 3x1 tablet/hari 2x1 ampul/hari (4mg) 40mg/hari 1x1 vial/hari (500 mg) 1g/hari 500-1000mg/hari. Maksimal 4 g 1-4 tablet/hari 4-8 mg/hari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 142 264 43 L DF 6 Ringer laktat Injeksi Acran® Ranitidin HCl 500 cc/tiap 4-5 jam 2x1 ampul/hari (50mg/2ml) 2x1 ampul/hari (4mg) 2x1/hari (1g/100ml) Injeksi Kliran® Injeksi Sanmol® Ondansentron Paracetamol Episan® Sucralfat Sanfuliq® Curcuma longa rhizome extr (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin phospholipids 140 mg, Schizandrae fructus extr 135 mg, choline Lbitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2 mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg Methisoprinol Isprinol® Injeksi Cefriaxon 3x1 sendok teh/hari (500mg/5ml) 2x1 kaplet/hari 3x1 tablet/hari 1x1 vial/hari (500 mg) 23 Infus Injeksi Parenteral Parenteral 4-8mg/hari 500-1000mg/hari. Maksimal 4 g 10ml 4 kali sehari (4g) 1 kaplet/hari Injeksi Injeksi Parenteral Parenteral Sirup Oral Kaplet Oral 50mg/kgBB/hari 1g/hari Tablet Injeksi Oral Parenteral 50 mg 6-8 jam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 152 522 16 L DF 6 Ringer laktat Sanmol® Ondansentron Imunos® Paracetamol 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 2x1 tablet/hari (4 mg) 1x1 tablet/hari Antrain® Ondansentron Echinacea (EFLA 894) 500 mg, Zn picolinate 10 mg, selenium 15 mcg, ascorbic acid 50 mg. Metamizole Na Lasix® Furosemid 1 ampul/hari (20mg/2ml) Elkana® Vitamin A 2.400 IU, Vitamin B1 4 mg, Vitamin B2 1,2 mg, Vitamin B6 1,2 mg, Vitamin B12 4 mcg, Vitamin C 60 mg, Vitamin D 400 IU, Nikotinamid 16 mg, Kalcium Pantotenat 6 mg, Kolin 12 mg, Inositol 12 mg, Kalsium Glukonat 300mg, Kalsium Hipofosfit 20mg, Natrium Hipofosfit 20mg, I – Lisina HCl 200mg Metilprednisolon 3x2 sendok teh/hari Metilprednisolon 24 1x1 tablet/hari 3x1 tablet/hari (4mg) Infus Tablet Parenteral Oral Tablet Tablet Oral Oral 1 tablet/hari. Bila rasa nyeri masih ada 1 tab 6-8 jam Edema : 20-80mg single dose Edema otak : 2040mg 3x sehari 1-2 sendok/2 kali sehari Tablet Oral Injeksi Parenteral Sirup Oral 4-24mg/hari Tablet Oral 500-1000mg/hari. Maksimal 4g 4-8mg/hari 1 tablet/hari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 153 136 18 L DF 5 Ringer laktat Injeksi Sanmol® 3x1/hari Sanfuliq® Pumpitor® 23 152 565 30 P DF 4 Ringer laktat Injeksi Pumpisel® Episan® Formuno® Sanfuliq® 24 151 818 62 L DF 4 Ringer laktat Injeksi Acran® 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1/hari (1g/100 ml) Paracetamol Curcuma longa rhizome extr (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin phospholipids 140 mg, Schizandrae fructus extr 135 mg, choline Lbitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2 mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg Omeprazole 2x1 kaplet/hari 2x1 kapsul/hari (20mg) 500 cc/tiap 4-5 jam 2x1 vial/hari (40mg) Pantoprazole Sucralfat Echinacea purpurea dry extr 250 mg, Phyllanthus niruri dry extr 50 mg, Black elderberry dry extr 300 mg, Zn picolinate 10 mg, vit C 100 mg Curcuma longa rhizome extr (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin phospholipids 140 mg, Schizandrae fructus extr 135 mg, choline Lbitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2 mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg Injeksi Antrain ® Injeksi Panloc® Metamizole Na Lesichol® Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300 mg for Lesichol-300 & 600 mg for Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6 Pantoprazole 25 Dosis awal 20mg/hari, selanjutnya bisa ditingkatkan bila belum membaik Infus Injeksi Parenteral Parenteral Kaplet Oral Kapsul Oral Infus Injeksi Parenteral Parenteral Sirup Oral Kaplet Oral 3x1 sendok teh/hari (500mg/5ml) 1x1 kaplet/hari 1 vial (40 mg) IV per hari 10ml 4 kali sehari (4g) 1-3 kaplet/hari 2x1 kaplet/hari 1 kaplet/hari Kaplet Oral 50 mg 6-8 jam Infus Injeksi Parenteral Parenteral 500mg tiap 6-8 jam 40mg/hari Injeksi Parenteral Injeksi Parenteral 1-2 kap 3 kali sehari (300mg) Kapsul Oral 500 cc/tiap 4-5 jam 1 ampul/hari (50mg/2ml) 1 ampul/hari (1g/2ml) Ranitidin HCl 500-1000mg/hari. Maksimal 4 g 1 kaplet/hari 1 ampul/24 jam (40mg) 3x1 kapsul/hari (300mg) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Proza® Pantozol® 25 120 954 57 P DF 2 mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10 mg, nicotinamide 30 mg Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5 mL syr Echinacea extr (polinacea) 125 mg, Zn picolinate 5 mg Pantoprazole Ringer laktat Paracetamol Injeksi Ondansentron 26 27 28 132 417 136 979 136 979 56 20 20 L P P DHF DF DF 7 5 5 Ringer laktat Lasix® Furosemid Sanmol® Paracetamol Injeksi Antrain® Metamizole Formuno® Echinacea purpurea dry extr 250 mg, Phyllanthus niruri dry extr 50 mg, Black elderberry dry extr 300 mg, Zn picolinate 10 mg, vit C 100 mg Ringer laktat Sistenol® Pantozol® Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine 200 mg Pantoprazol Injeksi Lametic® Ondansentron HCl Ringer laktat Injeksi Ranitidin Ranitidin Injeksi Ondansentron 26 2x1 kaplet/hari 1-3 kaplet/hari Kaplet Oral 1x1 tablet/hari (40mg) 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500 mg) 20-40 mg/hari Tablet Oral Infus Tablet Parenteral Oral 3x1 ampul/hari (4mg/2ml) sediaan 2ml 500 cc/tiap 4-5 jam 1x1 tablet/hari (20mg) 3x1 tablet/hari (500mg) 1 ampul/hari (1g/2ml) 4-8 mg/hari. Injeksi Parenteral 20-80mg/hari Infus Tablet Parenteral Oral Tablet Parenteral Injeksi Parenteral Kaplet Oral 500-1000mg/hari. Maksimal 4 g 1x1 kaplet/hari 500-1000mg/hari. Maksimal 4g 500mg tiap 6-8 jam 1-3 kaplet/hari 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 kaplet/hari 3x1 kaplet/hari Infus Kaplet Parenteral Oral 20-40 mg/hari Tablet Oral IV: 8mg 2x sehari Injeksi Parenteral 50mg/hari Infus Injeksi Parenteral Parenteral 4-8mg/hari Injeksi Parenteral 1x1 tablet/hari (40mg) 1 ampul/12 jam (2mg/ml) sediaan 4 ml 500 cc/tiap 4-5 jam 2x1 ampul/hari (25mg/ml) sediaan 2 ml 2x1 ampul/hari (4mg/2ml) sediaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2ml 29 30 31 32 151 735 19 172 677 23 175 626 21 171 923 45 L L L P DF DF DF DF 7 3 5 5 Ringer laktat Curcuma FCT ® Ranitidin Injeksi Antrain® Metamizole HCl 2x1 tablet/hari (150mg) 1 ampul/hari (1g/2ml) Ringer laktat Curcuma FCT ® Curcuma xanthorrhiza 20 mg 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari Ranitidin Ranitidin Sistenol® Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine 200 mg Ringer laktat Sanmol® Ringer laktat Paracetamol Curcuma FCT® Ranitidin Paracetamol Curcuma longa rhizome extr (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin phospholipids 140 mg, Schizandrae fructus extr 135 mg, choline Lbitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2 mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg Ranitidin Ondansentron 33 171 077 23 L DHF 5 500 cc/tiap 4-5 jam 2x1 tablet/hari Curcuma longa rhizome extr (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin phospholipids 140 mg, Schizandrae fructus extr 135 mg, choline Lbitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2 mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg Ranitidin Ringer laktat Paracetamol Curcuma FCT® Curcuma longa rhizome extr 27 1 kaplet/hari 150 mg 2x sehari, 300mg/hari. 500mg tiap 6-8 jam 500-1000mg/hari. Mkasimal 4g 2x1 tablet/hari (150mg) 3x1 kaplet/hari 3 kali sehari 1-2 tablet 150 mg 2x sehari, 300mg/hari. 3x1 kaplet/hari 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 2x1 tablet/hari 500-1000mg/hari. Maksimal 4g 1 kaplet/hari 2x1 tablet/hari (150mg) 2x1 tablet/hari (4mg) 150 mg 2x sehari, 300mg/hari. 4-8mg/hari 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 2x1 tablet/hari 500-1000mg/hari. Maksimal 4 g 1 kaplet/hari Infus Kaplet Perenteral Oral Tablet Oral Injeksi Parenteral Infus Tablet Parenteral Oral Infus Tablet Parenteral Oral Tablet Oral Tablet Oral Infus Tablet Parenteral Oral Kaplet Oral Tablet Oral Tablet Oral Infus Tablet Parenteral Oral Kaplet Oral PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin phospholipids 140 mg, Schizandrae fructus extr 135 mg, choline Lbitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2 mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg Injeksi Ranitidin 34 111 642 23 L DF 6 Ringer laktat Sistenol® Injeksi Ondansentron Sanmol® Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine 200 mg Ondansentron Paracetamol Injeksi Ranitidin 35 36 125 922 149 224 36 21 P P DF DF 5 5 Ringer laktat Formuno® 2x1 ampul/hari (25mg/ml) sediaan 2 ml 500 cc/tiap 4-5 jam 4x1 kaplet/hari 50mg/hari Injeksi Parenteral 3x1 kaplet/hari Infus Kaplet Parenteral Oral 1x1 ampul/hari (4mg/2m) 3x1 tablet/hari (500mg) 2x1 ampul/hari (25mg/ml) sediaan 2 ml 500 cc/tiap 4-5 jam 1x1 kaplet/hari 4-8mg/hari Injeksi Parenteral 500-1000mg/hari. Maksimal 4 g 50mg/hari Tablet Oral 10ml 4 kali sehari (4g) 500-1000mg/hari. Maksimal 4g 1g/hari 10-500 mg/hari Episan ® Echinacea purpurea dry extr 250 mg, Phyllanthus niruri dry extr 50 mg, Black elderberry dry extr 300 mg, Zn picolinate 10 mg, vit C 100 mg Sucralfat Injeksi Sanmol® Paracetamol 3x1 sendok teh/hari (500mg/5ml) 2x1/hari (1g/100ml) Injeksi Cefriaxon Injeksi Metilprednisolon Metilprednisolon 2x1 vial/hari (250mg) 2x1 vial/hari (125mg) Curcuma xanthorrhiza 20 mg 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 2x1 tablet/hari Ringer laktat Paracetamol Curcuma FCT Ranitidin 2x1 tablet/hari (150mg) Injeksi 1x1 ampul/hari (4mg) 28 Injeksi Parenteral 1-3 kaplet/hari 500-1000mg/hari. Maksimal 4 g 3 kali sehari 1-2 tablet 150 mg 2x sehari, 300mg/hari. Maksimal 300mg 4-8mg Infus Kaplet Parenteral Oral Sirup Oral Injeksi Parenteral Injeksi Parenteral Infus Tablet Parenteral Oral Tablet Oral Tablet Oral Injeksi Parenteral PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ondansentron 37 38 165 690 174 382 21 21 P L DF DF 7 6 Ringer laktat Paracetamol Infus Tablet Parenteral Oral Tablet Oral Tablet Oral 4-8mg/hari Infus Injeksi Parenteral Parenteral 2x1 vial/hari (40mg) 1x1 kaplet/hari 40-80mg 1-3 kaplet/hari Injeksi Kaplet Parenteral Oral 50mg/kgBB/hari Tablet Oral Paracetmol 3x1 tablet/hari (500mg) 2x1/hari (1g/100ml) 500-1000mg/hari. Maksimal 4g Injeksi Parenteral Infus Tablet Parenteral Oral Curcuma xanthorrhiza 20 mg 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 3x1 tablet/hari Tablet Oral Tablet Oral 1-4 kaplet/hari 1-3 kaplet/hari Infus Kaplet Kaplet Parenteral Oral Oral 40-80mg Injeksi Parenteral Curcuma FCT® Curcuma xanthorrhiza 20 mg Ranitidin Ranitidin Ringer laktat Injeksi Kliran® Injeksi Pumpisel® Formuno® 2x1 tablet/hari (150mg) 500 cc/tiap 4-5 jam 2x1 ampul/hari (4mg) Ondansentron Pantoprazol Echinacea purpurea dry extr 250 mg, Phyllanthus niruri dry extr 50 mg, Black elderberry dry extr 300 mg, Zn picolinate 10 mg, vit C 100 mg Isprinol® Injeksi Sanmol® 39 170 683 30 L DHF 5 Ringer laktat Paracetamol Curcuma FCT® Ranitidin 40 174 607 26 L DHF 6 Ringer laktat Analsik® Formuno® 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari (500mg) 2x1 tablet/hari Methampyrone 500 mg, diazepam 2mg Echinacea purpurea dry extr 250 mg, Phyllanthus niruri dry extr 50 mg, Black elderberry dry extr 300 mg, Zn picolinate 10 mg, vit C 100 mg Injeksi Pumpisel® 2x1 tablet/hari (150mg) 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 tablet/hari 1x1 kaplet/hari 2x1 vial/hari (40mg) 29 500-1000mg/hari. Maksimal 4 g 3 kali sehari 1-2 tablet 150 mg 2x sehari, 300mg/hari. 500-1000mg/hari. Maksimal 4g 3 kali sehari 1-2 tablet 150 mg 2x sehari, 300mg/hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 170 788 35 L DF 7 Ringer laktat Sistenol Lesichol® Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine 200 mg Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300 mg for Lesichol-300 & 600 mg for Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6 mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10 mg, nicotinamide 30 mg Injeksi Panloc ® 42 170 551 19 L DF 7 Pantozol ® Pantoprazol Antrain® Metamizole HCl Ringer laktat Injeksi Antrain® Metamozole HCl Curcuma xanthorrhiza 20 mg Ranitidin 43 173 800 19 L DF 5 Ondansentron Paracetamol Episan® Sucralfat Oral 1 ampul/24 jam (40 mg/hari) 1x1 tablet/hari (40mg) 1x1 tablet/hari (500mg) (40 mg/hari) Injeksi Parenteral 20-40 mg/hari Tablet Ora 1 tablet/hari. Bila rasa nyeri masih ada 1 tab 6-8 jam Tablet Orall Infus Injeksi Parenteral Parenteral Tablet Oral Tablet Oral Infus Injeksi Injeksi Parenteral Parenteral Parenteral Sirup Oral 2x1 tablet/hari 3x1 sendok teh/hari (500/5ml) 30 Parenteral Oral Kapsul 500 cc/tiap 4-5 jam 2x1 ampul/hari (4mg) 2x1/hari (1g/100ml) Lampiran 3. Pola Pengobatan Infus Kaplet 1-2 kap 3 kali sehari (300mg) 2x1 tablet/hari (150mg) Ringer laktat Injeksi Kliran® Injeksi Sanmol® 3x1 kaplet/hari 3x1 kapsul/hari 500 cc/tiap 4-5 jam 1x1 ampul/hari (1g/2ml) 3x1 tablet/hari (500mg) Paracetamol Curcuma FCT® 500 cc/tiap 4-5 jam 3x1 kaplet/hari 500mg tiap 6-8 jam 500mg1000mg/hari. Maksimal 4g 3 kali sehari 1-2 tablet 150 mg 2x sehari, 300mg/hari. 4-8mg/hari 500-1000mg/hari. Maksimal 4g 10ml 4 kali sehari (4g) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BIOGRAFI PENULIS Penulis skripsi dengan judul “Pola Pengobatan Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman Yogyakarta” bernama Kadek Ida Krisnadewi. Anak kedua dari pasangan I Putu Gelgel dan Luh Gede Hadriani. Penulis lahir di Denpasar, 8 Juli 1995. Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai di TK 6 Saraswati Denpasar (2000-2001). Pendidikan dilanjutkan ke SD 17 Dauh Puri Denpasar (2001-2007), setelah itu dilanjutkan ke SMP 10 Denpasar (2007-2010), pendidikan menengah atas di SMA 3 Denpasar (2010-2013). Kemudian pendidikan dilanjutkan hingga perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis terlibat dalam berbagai kepanitian dalam kampus. Penulis terlibat dalam Kepengurusan Organisasi Jaringan Kesehatan Mahasiswa (JMKI). Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten pratikum Biokimia (2016), Anatamo Fisiologi Manusia (2017) dan Farmasi Fisika (2017). 31