pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)

advertisement
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA
DI ASPHALT MIXING PLANT (AMP)
PT. BANGKA CAKRA KARYA
SUNGAILIAT
Oleh:
ASTRIA OKTAVIA
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung
[email protected]
ABSTRACT
Astria Oktavia. 302.10.11.006. The Effects of Occupational Health and Safety
(K3) Program and Working Environment on the Productivity of Workers in
Asphalt Mixing Plant (AMP), PT. Bangka Cakra Karya, Sungailiat.
Labor productivity is a major factor for a company to achieve the desired
goals of the company. There are several factors that can effect the increase in
labor productivity, among others: occuptional health and safety (K3) program
and working environment. By paying attention to safety and health (K3) and
working environment, it is expected that a company can increase the labor
productivity of workers. In this experiment the independent variables are the
occuptional health and safety (K3) program and work environment while the
dependent variable is labor productivity. The theory used in this research is the
theory of occupational safety and health (K3) program, theory of work
environment, and theory of labor productivity related to human resource
management.
This study used quantitative research methods. The data used is the primary
data collected directly from the field, which is PT. Bangka Cakra Karya
Sungailiat particularly in Asphalt Mixing Plant (AMP) by distributing
questionnaires. The sampling technique used is non probability sampling which is
simple random sampling with a sample of 100 respondents. As many as 100
questionnaires distributed to workers in the AMP and all questionnaires were
returned. The collected data was tested using multiple linear analysis with t test
(partial), F test (simultaneous), and coefficient of determination (R2) with a
significance level of 5% or 0,05.
The analysis showed that occupational health and safety (K3) program and
working enviroment simultaneously and significantly effect of 568,365 with a
significance level of 0,000. The results of the t test (partial) showed that working
environment had a positive effect on labor productivity i.e. up to 27,795 and it is
more dominant than the occupational safety and health (K3) program. The
occupational safety and health (K3) program showed a positive effect on labor
productivity, which is only up to 3,118. The coefficient of determination indicates
that occupational safety and health (K3) and work environment affected the
productivity labor by 92,1% and the remaining 7,9% is influenced by other
independent variables that were not included in this study.
Keywords: Occupational Safety and Health (K3) Program, Working
Environment, and Labor Productivity.
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, Sumber Daya Manusia
merupakan salah satu aset yang sangat penting yang dimiliki oleh
perusahaan, karena Sumber Daya Manusia berperan penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan suatu perusahaan
sangat ditentukan oleh kinerja Sumber Daya Manusia. Produktivitas kerja
karyawan juga ditentukan oleh sejauh mana sistem yang ada diperusahaan
mampu menunjang dan memuaskan keinginan para karyawan.
Ada beberapa upaya dalam meningkatkan produktivitas kerja
karyawan seperti menyediakan fasilitas kerja yang memadai sehingga
memudahkan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, menciptakan
kondisi kerja yang nyaman baik itu secara fisik maupun non fisik, memberi
kesempatan karyawan untuk mengembangkan diri, memberi penghargaan
atas kerjanya bisa dalam bentuk gaji, insentif, asuransi maupun promosi
jabatan, serta memberikan perlindungan keamanan, keselamatan dan
kesehatan terhadap karyawan.
Dari beberapa upaya dalam meningkatkan produktivitas kerja
karyawan di atas, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas
kerja adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Menurut Suwatno dan Donni Juni (2011:249) :
“Karyawan
merupakan
aset
(kekayaan)
utama
setiap
perusahaan, yang selalu ikut aktif berperan dan paling
menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Oleh
karena itu, keamanan dan keselamatan karyawan perlu
mendapat
pemeliharaan
sebaik-baiknya
dari
pimpinan
perusahaan”.
Perusahaan sebaiknya memperhatikan keselamatan dan kesehatan
karyawannya salah satunya dengan menerapkan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini
sendiri
dirancang
untuk
meminimalisasikan
atau
menekan
angka
kecelakaan-kecelakaan yang menyebabkan cidera maupun penyakit yang
dialami oleh karyawan sebagai akibat dari pekerjaan mereka (Veithzal Rivai
dan Ella Jauvani, 2011:794).
Namun tujuan ini belum sepenuhnya dapat dicapai, mengapa? Kita
lihat saja pada kondisi K3 di Indonesia, berdasarkan data PT Jamsostek dari
tahun 2007 - 2011 jumlah kecelakaan kerja di Indonesia terus meningkat.
Dibawah ini data PT Jamsostek tentang jumlah kasus kecelakaan kerja di
Indonesia dari tahun 2007 - 2011, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel I.1 Kasus Kecelakaan di Indonesia
Tahun
2007
2008
2009
83.714
94.736
96.314
Jumlah Kasus
2010
2011
98.711
99.491
472.966
Sumber : news.bisnis.com, diakses 15 Juni 2014
Berdasarkan data PT Jamsostek di atas dari tahun 2007 - 2011, jumlah
kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 472.966 kasus dengan 83.714 kasus
di tahun 2007, 94.736 kasus di tahun 2008, 96.314 kasus di tahun 2009,
98.711 kasus di tahun 2010, dan 99.491 kasus di tahun 2011.
Melihat angka kecelakaan kerja di Indonesia masih begitu tinggi,
perusahaan perlu melakukan pemeliharaan terhadap keselamatan dan
kesehatan karyawan agar dapat menekan dan mengurangi tingkat
kecelakaan kerja yang dialami oleh karyawan, terutama pada perusahaanperusahaan yang memiliki tingkat kecelakaan kerja yang tinggi.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah
lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang kondusif juga berperan penting
dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja itu
sendiri terdiri dari lingkungan kerja fisik dan nonfisik. Lingkungan kerja
yang kondusif yaitu suasana kerja yang segar, nyaman, tentram dan aman
sehingga akan memberikan kenyamanan karyawan dalam melaksanakan
tugasnya. Untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman, perlu
memperhatikan pencahayaan, suhu udara, tingkat kebisingan atau
gangguang-gangguang fisik lainnya dan menjaga hubungan yang baik
antara rekan kerja maupun pimpinan. Jika karyawan merasa nyaman dengan
lingkungan kerja dimana ia bekerja, maka karyawan akan betah di tempat
kerjanya sehingga waktu yang dipergunakan secara efektif dalam
melaksanakan tugasnya.
PT. Bangka Cakra Karya, yaitu perusahaan kontruksi (kontraktor)
yang bergerak di bidang pembangunan jalan, jembatan, dan bangunan
gedung, karena PT. Bangka Cakra Karya merupakan perusahaan kontruksi
tentulah memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi terutama pada
pekerja lapangan. Untuk mencapai tujuan perusahaan, PT. Bangka Cakra
Karya selain memiliki karyawan yang profesional juga memiliki pekerja
lapangan yang handal dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan khususnya
pekerjaa proyek pembangunan jalan. Dibawah ini jumlah Pekerja di Asphalt
Mixing Plant (AMP) pada PT. Bangka Cakra Karya sesuai dengan bagian
masing-masing sebagai berikut :
Tabel I.2 Jumlah Pekerja di AMP PT. Bangka Cakra Karya
No.
Bagian
Jumlah
1
Perbengkelan
13 orang
2
Produksi
17 orang
3
Operator Alat Berat
44 orang
4
Supir
47 orang
5
Satpam
4 orang
6
Kantor Atas
4 orang
7
Lab
5 orang
Total :
134 orang
Sumber: PT. Bangka Cakra Karya, 2014
Berdasarkan data diatas, jumlah seluruh pekerja PT. Bangka Cakra
Karya adalah sebanyak 134 orang dengan 13 orang di bagian perbengkelan,
17 orang di bagian produksi Aspal, 44 orang sebagai operator alat berat, 47
orang sebagai supir, 4 orang satpam, 4 orang di bagian dalam kantor, dan 5
orang di bagian Lab.
PT. Bangka Cakra Karya telah menerapkan Program Keselamatan dan
Kesehatan
Kerja
(K3)
dalam
manajemennya
berstandar
OSHAS
18001:2007. Tetapi tidak menutup kemungkinan tetap ada kecelakaan kerja
terjadi yang dialami para karyawan maupun pekerja lapangan PT. Bangka
Cakra Karya. Kecelakaan tersebut terjadi bisa saja dikarenakan kelalaian
pekerja itu sendiri karena kurangnya kesadaran dengan keselamatan diri
sendiri. Insiden kecelakaan kerja pernah dialami oleh pekerja PT. Bangka
Cakra Karya. Dibawah ini jumlah kecelakaan yang dialami oleh pekerja di
PT. Bangka Cakra Karya, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel I.3 Kasus Kecelakaan Pekerja di PT. Bangka Cakra Karya
Tahun
Jenis Kecelakaan
Meninggal
Cacat tetap
Jumlah
Luka Ringan
Kecelakaan
2010
1
2
15
18
2011
0
1
8
9
2012
0
1
11
12
2013
0
0
3
3
Feb 2014
0
0
1
1
Sumber : PT. Bangka Cakra Karya, 2014
Berdasarkan tabel I.3 dapat dilihat peristiwa kecelakaan kerja pada
tahun 20120 sampai Feb 2014 yang sering dialami para pekerja yang
merupakan luka berat bahkan yang paling fatal sampai terjadi kematian.
Terjadinya kecelakaan kerja ini terkadang kesalahan dan kelalaian dari
manusianya sendiri dimana para pekerja sering tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri yang disediakan oleh PT. Bangka Cakra Karya yang telah
sesuai dengan standar internasional. Dari data diatas, penerapan Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Bangka Cakra Karya sudah
cukup berjalan dengan baik karena jumlah kecelakaan kerja dari tahun ke
tahun mengalami penurunan.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, PT. Bangka Cakra
Karya sudah mengadakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Program tersebut diwujudkan dengan pembentukan Tim Tanggap Darurat
(Emergency Response Team) sebagai upaya menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
KESELAMATAN
DAN
“ PENGARUH
KESEHATAN
KERJA
PROGRAM
(K3)
DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
PEKERJA
DI ASPHALT MIXING PLANT (AMP) PT. BANGKA
CAKRA KARYA SUNGAILIAT”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant
(AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat?
2. Bagaimanakah Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja
Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya
Sungailiat?
3. Bagaimanakah Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan Lingkungan Kerja secara simultan terhadap Produktivitas Kerja
Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya
Sungailiat?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah,
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mendeskripsikan :
1. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka
Cakra Karya Sungailiat.
2. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di
Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat.
3. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt
Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan digunakan sebagai masukan dalam
pengembangan ilmu sumber daya manusia (SDM) dan sebagai bahan
acuan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh PT. Bangka Cakra
Karya untuk mengetahui apakah dengan adanya Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan Kerja yang Kondusif dapat
meningkatkan produktivitas kerja pekerjanya dan sebagai tambahan
informasi serta bahan masukan bagi pihak PT. Bangka Cakra Karya yang
berhubungan dengan produktivitas kerja.
3. Manfaat Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan PT. Bangka Cakra Karya dalam menentukan upaya
meningkatkan produktivitas kerja pekerja pada masa yang akan datang.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3)
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah menunjuk kepada kondisikondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan (Veithzal Rivai dan Ella
Jauvani, 2011:792).
Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada
dasarnya
program
keselamatan
kerja
dirancang
untuk
menciptakan lingkungan dan perilaku kerja yang menunjang keselamatan
dan keamanan itu sendiri, dan membangun serta mempertahankan
lingkungan kerja fisik yang aman, yang dapat dirubah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan. Dan tujuan kesehatan kerja adalah agar karyawan
atau pegawai di sebuah institusi mendapatkan kesehatan yang seoptimal
mungkin sehingga mencapai mencapai produktivitas kerja yang setinggitingginya.
Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, baik penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan maupun kecelakaan kerja disebabkan oleh
beberapa faktor (Ike Kusdyah, 2008:173-174), diantaranya:
1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat
rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lainlain.
2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan
benda-benda padat.
3. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuhantumbuhan.
4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.
5. Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara
pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya.
Program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Secara umum program memperkecil dan menghilangkan kejadian
kecelakaan kerja dapat dikelompokkan (Sjafri Mangkuprawira, 2009:156168) :
a. Telaahan Personal
b. Sistem Insentif
c. Pelatihan Keselamatan Kerja
d. Peraturan Keselamatan Kerja
2.2
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan kerja dimana para
karyawan tersebut bekerja (menurut Ahyari dalam Chaisunah dan Ani,
2011).
Nitisemito
dalam
Yuis
Nurmalinda
(2008)
menyatakan;
“Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu yang berada disekitar para pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
diembankan”.
Jenis-jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti dalam Yuis Nurmalinda (2008) membagi lingkungan
kerja menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik
secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik
dapat dibagi kedalam dua teori, yaitu:
a. Lingkungan yang berhubungan langsung dengan karyawan (seperti:
pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya).
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya
temperatur, kelembaban, siklus udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap
karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia.
2. Lingkungan kerja non fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Soekidjo Notoatmodjo (2009) menyatakan banyak faktor yang terlibat
dalam lingkungan kerja, baik lingkungan sosio-psikologis yang harus
dipelihara sehingga kondusif atau berpengaruh positif terhadap kesehatan
dan kecelakaan kerja karyawan, antara lain:
1. Pencahayaan dan penerangan
2. Kebisingan
3. Penyejuk tempat kerja
4. Bebas serangga
5. Bau-bauan
6. Peralatan kerja (ergonomik)
7. Alat-alat pelindung diri
2.3
Produktivitas Kerja
Produktivitas adalah satu tolak ukur pencapaian hasil usaha dengan
membandingkan nilai hasil yang dicapai dan nilai semua bahan dan upaya
yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut (Payaman J, 2005 : 137).
Menurut Joko Raharjo (2013 : 62), produktivitas merupakan ukuran tingkat
efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama produksi
berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output)
dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber
(input).
Tipe Produktivitas
Menurut Wibowo, 2011:112 terdapat dua tipe rasio produktivitas,
yaitu :
a. Total Productivity
Total productivity ratio menghubungkan nilai semua keluaran dengan
nilai semua masukan.
b. Partial Productivity
Partial productivity ratio menghubungkan nilai semua keluaran dengan
nilai kategori utama masuka.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi antara lain (Menurut
Sulistiyani dan Rosidah dalam Danang Sunyoto, 2013:203-204), yaitu :
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Keterampilan (skills)
3. Kemampuan (abilities)
4. Sikap (attitude) dan perilaku (behaviors)
2.4
Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori pada penelitian dan hasil penelitian terdahulu maka
dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar II. 1 Kerangka Berpikir Penelitian
Program Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
H1
(X1)
H3
Produktivitas Kerja
(Y)
Lingkungan Kerja
(X2)
H2
Sumber : Sugiyono (2013), dimodifikasi oleh Peneliti (2014)
3. METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme.
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka
Cakra Karya yang beralamat di Kampung Jeruk Desa Mesu Kabupaten
Bangka Tengah. Penelitian ini dilakukan sejak 3 Mei 2014 sampai dengan
selesai.
3.3
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di Asphalt Mixing plant
(AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan total pekerja sebanyak 134 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013 :119-120). Dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling probability yaitu simple random sampling.
Simple random sampling yaitu semua anggota populasi memperoleh
kesempatan yang sama untuk dipilih secara random/acak sebagai bagian
dari sampel dalam penelitian ini.
Perhitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
Yamane dalam buku Jonathan Sarwono (2011: 89) sebagai berikut:
n=
N
1 + N (e)2
Keterangan:
n
: Ukuran sampel
N
: Ukuran populasi
e
: Tingkat ketepatan 5% (0,05)
Berdasarkan rumus Yamane, maka dapat dihitung banyak sampel
sebagai berikut:
n=
134
1 + 134 (0,05)2
n = 100,37
Hasil yang diperoleh adalah 100,37 (dibulatkan), jadi dalam penelitian
ini diambil 100 responden dari keseluruhan jumlah pekerja di Asphalt
Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya yang berjumlah 134 orang.
3.4
Metode Pengumpulan Data
Jenis Data
1. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara (interview) dan
melalui penyebaran daftar pertanyaan/pernyataan (kuesioner) kepada
pekerja di Asphat Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya
Sungailiat.
2. Data sekunder diperoleh dari PT. Bangka Cakra Karya berupa dokumendokumen untuk dipelajari dan kemudian dijadikan bahan pendukung
dalam masalah yang diteliti.
Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Lapangan
a. Kuesioner
Memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis secara
tertutup kepada responden yaitu pekerja di Asphalt Mixing Plant
(AMP) PT. Bangka Cakra Karya.
b. Wawancara (interview)
Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang
berwenang dalam perusahaan untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan perusahaan.
c. Observasi/Pengamatan
Mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
2. Studi Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur, buku-buku,
karya ilmiah atau referensi lain yang berhubungan dengan pokok bahasan
sehingga digunakan sebagai acuan analisa untuk memecahkan masalah
yang dihadapi oleh perusahaan.
3.5
Metode Analisis Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi liner berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh (X1) Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan (X2) Lingkungan Kerja terhadap (Y) Produktivitas Kerja Pekerja di
Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat.
Menurut Duwi Priyatno (2009:47) persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Ket.
Y
= Produktivitas Kerja
X1
= Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
X2
= Lingkungan Kerja
a
= Konstanta
b1,b2
= Koefisien regresi
Nilai-nilai koefisien dapat dilihat pada tabel Coefficients.
Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam
kuesioner atau skala, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah
tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur (Duwi Priyatno, 2010 : 90).
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,
biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf
signifikansi 0,05 atau 5%, artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total dengan nilai minimal korelasi
0,30. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi
0,05. Jika r hitung ≥ r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan
dinyatakan valid. Sedangkan jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau
item pertanyaan dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Duwi Priyatno, 2010:97).
Metode yang sering digunakan dalam penelitian adalah metode
Cronbach’s Alpha yaitu apabila nilai alpha hasil perhitungan dari SPSS
lebih besar dari 0,60 maka kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data dapat dilakukan dengan
melihat grafik normal probability plot. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika signifikansi > 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu
sebagai berikut (Duwi Priyatno, 2009 : 56-59) :
 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah antara dua variabel
independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
X2 = Lingkungan Kerja) pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau terjadinya korelasi antar variabel independen.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai
Tolerance dan VIF (Duwi Priyatno, 2009:59).
Kriteria dalam pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Jika nilai Tolerance < 0,10 atau VIF > 10, maka terjadi
multikolinearitas.
b. Jika nilai Tolerance > 0,10 atau VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titiktitik pada scatterplots regresi (Duwi Priyatno, 2009 : 60) sebagai berikut:
 Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa
besar presentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1 =
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)
secara serentak terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja).
Apabila besarnya nilai R2 = 0, maka tidak ada presentase sumbangan
pengaruh yang diberikan oleh variabel independen (X1 = Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) terhadap
variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja). Sebaliknya, apabila nilai R 2
= 1, maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 =
Lingkungan Kerja) terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja)
adalah sempurna. Nilai R2 dapat dilihat pada tabel Model Sumamary
pada nilai Adjusted R Square (Duwi Priyatno, 2009:56).
2. Uji t (Parsial)
Uji t untuk mengetahui apakah variabel independen (X1 = Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) secara
parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas
Kerja).
Kriteria dalam melakukan uji t (parsial) sebagai berikut (Duwi Priyatno,
2009: 50-51) :
a. Jika t hitung < t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Artinya variabel independen (X1 = Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)
secara parsial/invidual tidak mempengaruhi variabel dependen (Y =
Produktivitas Kerja) secara signifikan.
b. Jika t hitung > t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya variabel independen (X1 = Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)
secara parsial/individual mempengaruhi variabel dependen (Y =
Produktivitas Kerja) secara signifikan.
Nilai t hitung dapat dilihat pada tabel Coefficients dan t tabel dapat dicari
pada tabel statistik pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df
= n-k-1 (k adalah jumlah variabel independen X1 dan X2).
3. Uji F (Simultan)
Uji F atau uji koefisien secara serentak, yaitu untuk mengetahui apakah
variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan X2 = Lingkungan Kerja secara serentak berpengaruh terhadap
variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja).
Kriteria dalam melakukan uji F (simultan) sebagai berikut (Duwi
Priyatno, 2009:48-49) :
a. Jika F hitung < F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H o
diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel independen (X1 = Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)
secara serentak tidak mempengaruhi variabel dependen (Y =
Produktivitas Kerja) secara signifikan.
b. Jika F hitung > F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya variabel independen (X1 = Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)
secara serentak mempengaruhi variabel dependen (Y = Produktivitas
Kerja) secara signifikan.
F hitung dapat dilihat pada tabel ANOVA dan F tabel dapat dicari pada
tabel statistik pada signifikansi 0,05df1 = k-1, dan df2 = n-k (k adalah
jumlah variabel).
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Pekerja di Asphalt Mixing Plant
(AMP) dengan jumlah responden 100 orang.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel IV.1: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1
Laki-laki
97
97%
2
Perempuan
3
3%
100
100%
Total
Sumber: data diolah, 2014
Data pada tabel IV.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 97 responden
atau sekitar 97% dan berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 3
responden atau sekitar 3%. Hal ini menunjukkan bahwa didalam Asphalt
Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya didominasi dengan laki-laki
dan yang sering melakukan pekerjaan lapangan adalah laki-laki.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No
Usia
Frekuensi
Persentase
1
20-29 tahun
34
34%
2
30-39 tahun
45
45%
3
40-49 tahun
19
19%
4
50-59 tahun
2
2%
Total
100
100%
Sumber : data diolah, 2014
Data pada tabel IV.2 menunjukkan sebagian besar responden berusia
30-39 tahun sebanyak 45 responden (45%), usia 20-29 tahun sebanyak 34
responden (34%), usia 40-49 tahun sebanyak 19 responden (19%), dan usia
50-59 tahun sebanyak 2 responden (2%).
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Persentase
1
SMP
16
16%
2
SMA/SMK/STM
78
78%
3
D3
-
-%
4
S1
6
6%
Total
100
100%
Sumber : data diolah, 2014
Data pada tabel IV.3 menunjukkan sebagian besar responden
berpendidikan SMA/SMK/STM sebanyak 78 responden (78%), SMP
sebanyak 16 responden (16%), S1 sebanyak 6 responden (6%), dan D3 tidak
ada responden.
Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian
Tabel IV.4 Karakteristik Berdasarkan Bagian
No
Bagian
Frekuensi
Persentase
1
Perbengkelan
10
10%
2
Produksi
15
15%
3
Operator Alat Berat
30
30%
4
Supir
34
34%
5
Satpam
4
4%
6
Kantor/Adm.
4
4%
7
Laboraturium
3
3%
Total
100
100%
Sumber : data diolah, 2014
Data pada tabel IV.4 menunjukkan sebagian besar responden dibagian
supir sebanyak 34 responden (34%), bagian operator alat berat sebanyak 30
responden (30%), bagian produksi sebanyak 15 responden (15%), bagian
perbengkelan sebanyak 10 responden (10%), bagian satpam sebanyak 4
responden (4%), bagian kantor/Adm. Sebanyak 4 responden (4%), dan
bagian laboraturium sebanyak 3 responden (3%).
b. Pembahasan
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil regresi dari data primer yang diolah menggunakan
SPPS 22.0, diperoleh hasil regresi linier berganda pada Tabel IV.33.
Tabel IV.33 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
B
Std.Error
1,510
1,054
Program K3
0,061
0,020
Lingkungan Kerja
1,597
0,057
1 (Constant)
Coefficients
Beta
t
Sig.
1,432
0,155
0,102
3,118
0,002
0,906
27,795
0,000
Sumber: data diolah, 2014
Sehingga diperoleh persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Y = 1,510 + 0,061X1 + 1,597X2
Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a. Konstanta sebesar 1,510, artinya jika Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) nilainya 0, maka
Produktivitas Kerja (Y) nilainya adalah 1,510.
b. Koefisien regersi variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) (X1) sebesar 0,061, artinya jika Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) mengalami kenaikan satu angka, maka
Produktivitas Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,061 dan
koefisien regresi variabel X1 (Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas Kerja, semakin
naik Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja maka semakin
meningkat Produktivitas Kerja atau sebaliknya.
c. Koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja (X2) sebesar 1,597, artinya
jika Lingkungan Kerja mengalami kenaikan satu angka, maka
Produktivitas Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,597 dan
koefisien regresi variabel X2 (Lingkungan Kerja) bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara Lingkungan Kerja dengan Produktivitas
Kerja, semakin naik Lingkungan Kerja maka semakin meningkat
Produktivitas Kerja atau sebaliknya.
Uji Instrumen Data
Uji Validitas
Layak atau tidaknya suatu item pertanyaan yang akan digunakan dilakukan
uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%,
artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor
total dengan nilai minimal korelasi 0,30 (Duwi Priyatno, 2010:90). Dimana
N-2 = 100-2 = 98 atau dapat dilihat rtabel = 0,1966 (Ghozali, 2013:52). Hasil
uji validitas dapat dilihat pada tabel IV.34 dibawah ini:
Tabel IV.34 Hasil Uji Validitas
No
Variabel
Total Correlations Sig. (2-tailed)
(r hitung)
1
2
3
Ket.
(r tabel)
(Program
X1.1
0,421
0,1966
Valid
Keselamatan
X1.2
0,478
0,1966
Valid
dan Kesehatan X1.3
0,694
0,1966
Valid
Kerja (K3))
X1.4
0,409
0,1966
Valid
X1.5
0,638
0,1966
Valid
X1.6
0,496
0,1966
Valid
X1.7
0,573
0,1966
Valid
X1.8
0,545
0,1966
Valid
X1.9
0,676
0,1966
Valid
X1.10
0,735
0,1966
Valid
X1.11
0,444
0,1966
Valid
X1.12
0,526
0,1966
Valid
X1.13
0,602
0,1966
Valid
X1.14
0,631
0,1966
Valid
(Lingkungan
X2.1
0,574
0,1966
Valid
Kerja)
X2.2
0,758
0,1966
Valid
X2.3
0,751
0,1966
Valid
X2.4
0,533
0,1966
Valid
X2.5
0,615
0,1966
Valid
(Produktivitas
Y.1
0,560
0,1966
Valid
Kerja)
Y.2
0,663
0,1966
Valid
Y.3
0,675
0,1966
Valid
Y.4
0,427
0,1966
Valid
Y.5
0,345
0,1966
Valid
Y.6
0,407
0,1966
Valid
Y.7
0,521
0,1966
Valid
Y.8
0,631
0,1966
Valid
Y.9
0,687
0,1966
Valid
Sumber : data diolah, 2014
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen dengan software pengolahan data
SPSS versi 22.0, nilai validitas yang terdapat pada kolom total correlations
dari variabel program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), lingkungan
kerja, dan produktivitas kerja lebih besar dari 0,30, dengan kata lain seluruh
item pertanyaan dikatakan valid.
Uji Reliabilitas
Metode yang sering digunakan dalam penelitian adalah metode Cronbach’s
Alpha yaitu apabila nilai alpha hasil perhitungan dari SPSS lebih besar dari
0,60 maka kuesioner atau item-item pertanyaan tersebut dapat dikatakan
reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel IV.35 dibawah ini:
Tabel IV.35 Hasil Uji Reliabilitas
No
1
Variabel
Program Keselamatan
Cronbach’s Alpha
N of items
0,835
14
dan Kesehatan Kerja
(K3)
2
Lingkungan Kerja
0,652
5
3
Produktivitas Kerja
0,715
9
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dari variabel Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), Lingkungan Kerja dan Produktivitas Kerja
dengan menggunaka program SPSS versi 22.0, nilai reliabilitas yang
terdapat pada tabel Reliability Statistics yang dilihat pada Cronbach’s Alpha
> 0,60 dengan ini masing-masing variabel dinyatakan reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Data
Normalitas data dapat dilakukan dengan melihat grafik normal probability
plot. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Hasil uji
normalitas dapat dilihat pada gambar IV.3 dibawah ini:
Gambar IV.3 Hasil Uji Normalitas
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan gambar IV.3 diatas dapat disimpulkan bahwa data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas atau data berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai
Tolerance dan VIF (Duwi Priyatno, 2009:59). Apabila nilai Tolerance >
0,10 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas atau
sebaliknya apabila nilai Tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10, maka terjadi
multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel IV.36
dibawah ini:
Tabel IV.36 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Collinearity Statistic
Keputusan
Independen
Tollerance
VIF
Program K3
0,762
1,312
tidak terjadi multikolinearitas
Lingkungan Kerja
0,762
1,312
tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tollerance kurang dari 0,10 yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada variabel independen yang memiliki
nilai VIF lebih besar dari 10. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi pada
penelitian ini.
Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola
titik-titik pada scatterplots regresi (Duwi Priyatno, 2009 : 60). Hasil uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar IV. 4 dibawah:
Gambar IV.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan gambar IV.4 menunjukkan bahwa model regresi tidak
terjadi heteroskedastisitas, hal ini terlihat jelas bahwa titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk suatu pola
tertentu.
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen (Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Lingkungan Kerja) mempengaruhi variabel dependen (Produktivitas Kerja),
maka dapat dilihat uji koefisien determinasi pada tabel IV.37 dibawah ini:
Tabel IV.37 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R
R Square
0,960a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
0,920
0,997
0,921
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.37 dapat diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,921. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen (Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Lingkungan Kerja) menjelaskan 92,1% terhadap variabel dependennya
(Produktivitas Kerja). Sedangkan sisanya sebesar 7,9% dijelaskan oleh
variabel independen lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Uji T (Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja) secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen (Produktivitas Kerja). Untuk hasil
uji T dapat dilihat pada tabel IV.38 dibawah ini:
Tabel IV.38 Hasil Uji T (Parsial)
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
B
Std.Error
1,510
1,054
Program K3
0,061
0,020
Lingkungan Kerja
1,597
0,057
3 (Constant)
Coefficients
Beta
t
Sig.
1,432
0,155
0,102
3,118
0,002
0,906
27,795
0,000
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.38 diatas, dapat dilihat nilai thitung pada kolom t
dengan df = n-k-1 = 100-2-1 = 97 maka nilai ttabel sebesar 1,9847 dengan
signifikansi α (0,000) < α 5% (0,05), nilai ttabel dicari di Ms Excel dengan
rumus =tinv(0.05,97) (Duwi Priyatno, 2010:67). Nilai thitung untuk variabel
program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebesar 3,118 > 1,9847.
Dengan demikian H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap produktivitas kerja pekerja di
Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya. Dan nilai thitung
untuk variabel lingkungan kerja sebesar 27,795 > 1,9847. Dengan demikian
H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
lingkungan
kerja
berpengaruh
signifikan
secara
parsial
terhadap
produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka
Cakra Karya.
Uji F (Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja secara serentak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Produktivitas Kerja). Untuk hasil
uji F dapat dilihat pada tabel IV.39 dibawah ini:
Tabel IV.39 Hasil Uji F (Simultan)
Model
Sum of
df
Mean Square
F
1128,907
2
564,454
568,365
96,333
97
0,993
1225,240
99
Sig.
Squares
1
Regression
Residual
Total
0,000b
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.39 diatas, dapat dilihat nilai Fhitung pada kolom F
dengan df = n-k-1 = 100-2-1 = 97 maka nilai Ftabel sebesar 3,0902 dengan
signifikansi α (0,000) < α 5% (0,05), nilai Ftabel dicari di Ms Excel dengan
rumus =finv(0.05,2,97) (Duwi Priyatno, 2010:67). Nilai Fhitung untuk
variabel program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan
kerja sebesar 568,365 > 3,0902. Dengan demikian H0 ditolak dan sebaliknya
Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh signifikan secara
serempak terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant
(AMP) PT. Bangka Cakra Karya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT.
Bangka Cakra Karya dengan nilai thitung 3,118 > ttabel 1,9847.
2. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja
pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan
nilai thitung 27,795 > ttabel 1,9847.
3. Secara simultan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan
lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja
pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan
nilai Fhitung 568,365 > Ftabel 3,0902.
4. Dalam penelitian ini, variabel independen yang diteliti berpengaruh
terhadap produktivitas kerja sebesar 92,1% berarti ada pengaruh sebesar
7,9% dari variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat hendaknya perlu meningkatkan
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diharapkan
dengan adanya program K3 yang lebih baik serta memperhatikan dan
menciptakan lingkungan kerja yang baik dan kondusif sehingga dapat
meningkatkan produktivitas pekerja.
2. Supaya perusahaan lebih meningkatkan kepedulian terhadap pekerja
tentang pentingnya K3, salah satunya yang dapat dilakukan perusahaan
adalah dengan cara memberikan sosialisasi secara berkelanjutan kepada
pekerja. Selain itu juga pengawasan yang di terapkan perusahaan harus
lebih di tingkatkan lagi sehingga diharapkan dapat meminimalisir tingkat
kecelakaan kerja yang akan terjadi.
3. Perusahaan sebaiknya menyediakan ruang tunggu bagi sopir-sopir yang
sedang menunggu untuk mengisi bahan material untuk pengaspalan agar
mereka dapat istirahat sembari menunggu giliran. Ruang tunggu ini
diperlukan agar para sopir dapat beristirahat dan saat melakukan
perjalanan tidak mudah lelah dan mengantuk.
4. Pekerja kiranya senantiasa berperan aktif dalam mensukseskan program
K3 yang dicanangkan perusahaan sehingga produktivitas kerja dapat
meningkat.
5. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat membuat pekerja merasa
nyaman dalam bekerja dan lebih semangat bekerja sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, sebaiknya
perusahaan lebih memperhatikan lingkungan kerja ditempat dimana para
pekerja bekerja dan mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
seperti suasana kerja yang nyaman, aman dan tentram sehingga akan
memberikan kenyamanan pekerja dalam melaksanakan tugasnya.
6. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan melibatkan beberapa variabel
independen lainnya yang mempengaruhi produktivitas kerja seperti gaya
kepimimpinan, motivasi dan kompensasi finansial serta non finansial.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Badrudin. (2013). Dasar-dasar Manajemen. Cet. 1. Bandung:Alfabeta
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Mangkuprawira, Sjafri. (2009). Bisnis, Manajemen, dan Sumberdaya Manusia.
Cetakan 2. Bogor: IPB Press
Notoatmodjo, Soekidjo. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan
4. Jakarta : Rineka Cipta
Panggabean, Mutiara Sibarani. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet.
2. Bogor: Ghalia Indonesia
Priyatno,
Duwi.
(2009).
SPSS untuk Analisis
Korelasi, Regresi,
dan
Multivariate.Cetakan 1. Yogyakarta: Gava Media
Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Cetakan 1.
Yogyakarta: Media Kom.
Rachmawati, Ike Kusdyah. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed. 1.
Yogyakarta: ANDI
Raharjo, Joko. (2013). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet.
1. Platinum
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. (2011). Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan. Edisi 2. Cetakan 4. Jakarta:Rajawali Pers
Sarwono, Jonathan. (2011). Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif
dan Riset Kualitatif Secara Benar. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo
Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Cetekan 4.
Bandung : ALFABETA
Sulistyo, Joko. (2010). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala
Sunyoto, Danang. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. 1.
Yogyakarta: CAPS
Suwatno dan Priansa, Donni Juni. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi
Publik dan Bisnis. Bandung:Alfabeta.
Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja. Edisi 3-5. Cet. 5. Jakarta: Rajawali Pers
B. Internet
Chaisunah dan Muttaqiyathun, Ani. (2011). “Pengaruh Kompensasi dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Studi Kasus
Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya”. Jurnal Universitas
Ahmad Dahlan. (http://manajemen.uad.ac.id/jurnal/file/sept/pengaruh
%20kompensasi%20danlingkungan%20terhadap%20kerja%20karyaw
an%20PT.pdf, diakses 26 Juni 2014)
Indra. (2008). Mengenal OHSAS 18001 dalam penerapan SMK3. (http://digisi-
indonesia.com/article/80001/mengenal-ohsas-18001-dalampenerapan-smk3.html, diakses pada tanggal 15 Juni 2014)
Indrawan, Dewa Cahyadi dan Dewi, A.A. Sagung Kartika. (2013). “Pengaruh
Kompensasi, Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Cargo Asas International, Denpasar”.
Jurnal, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana (UNUD)
Bali. (http://ojs.unud.ac.id/index.php/manajemen/article/view/8125/0,
diakses tanggal 11 Juli 2014)
Nova, Jessica. 2012. Kecelakaan Kerja : Dalam 5 tahun klaim tanggungan
Jamsostek
naik
200%.
(http://news.bisnis.co./read/20120601/186/79447/kecelakaan-kerjadalam-5-tahun-klaim-tanggungan-jamsostek-naik-200-percent)
Nurmalinda, Yuis. (2008). “Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan”. Tesis, Program
Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
USU
Repositary
©
2008.
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/4241, diakses 2 Juli
2014)
Oketunji, Serah Funmilayo. (2014). “Influence of Occupational Health and Safety
(OHS) Information Availability and Use on Job Performance of
Library Personnel in Public Universities in South-West Nigeria”.
European Scientific Journal. May 2014. Edition Vol.10, No.14. ISSN :
1857-7881
(print) e-ISSN
1857-7431.
(http://eujournal.org/index.php./esj/article/view/3413, diakses tanggal
11 Juli 2014)
Paramita, Catarina Cori Pradnya dan Wijayanto, Andi. (2012). “Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Pada PT. PLN (PERSERO) APJ Semarang”. Jurnal
Administrasi Bisnis, FISIP Universitas Diponegoro. Vol.1 No.1,
September 2012.
(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/janis/article/view/4313/3934,
diakses 26 Juni 2014)
Putra, Angga Ananda dan Ruzikna. (2012). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
Karyawan PT. PLN (PERSERO) Unit Pelayanan Transmisi (UPT)
Pekanbaru”. Jurnal.
(http://www.share-pdf.com/06037dca87fe4750a18f1b982efd8e06/
Jurnal%20angga%20ananda%20P.htm, diakses 1 Juli 2014)
Taiwo, Akinyele Samuel. (2010). “The Influence of Work Environment on
Workers Productivity : A Case of Selected Oil and Gas Industry in
Lagos, Nigeria”. African Journal of Business Management Vol.4 (3),
pp. 299-307, March 2010. ISSN 1993-8233 ©2010 Academic
Journals. (http://www. Academicjournals.org/AJBM, diakses 11 Juli
2014)
Ukhisia, Bella Gloria., Astuti, Retno., dan Hidayat, Arif. (2012). “Analisis
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas
Karyawan dengan Metode Partial Least Squares (PLS) Pada PG
Krebet Baru II Malang”. Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas
Brawijaya.
(http://skripsitip.staff.ub.ac.id/files/2013/08/Jurnal-Bella-G-U.pdf,
diakses 26 Juni 2014)
Yusnita, Maya dan Febrianti, Tutik. (2007). “Pengaruh Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Bagian Produksi Pada PT. Keong Nusantara Abadi Natar Lampung
Selatan”. Jurnal Administrasi Bisnis, Politeknik Darussalam. ILMIAH
Volume V No.1, 2012.
(http://portal.kopertis2.or.id/jspui/handle/123456789/221, diakses 26
Juni 2014)
Download