PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA DI ASPHALT MIXING PLANT (AMP) PT. BANGKA CAKRA KARYA SUNGAILIAT Oleh: ASTRIA OKTAVIA Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung [email protected] ABSTRACT Astria Oktavia. 302.10.11.006. The Effects of Occupational Health and Safety (K3) Program and Working Environment on the Productivity of Workers in Asphalt Mixing Plant (AMP), PT. Bangka Cakra Karya, Sungailiat. Labor productivity is a major factor for a company to achieve the desired goals of the company. There are several factors that can effect the increase in labor productivity, among others: occuptional health and safety (K3) program and working environment. By paying attention to safety and health (K3) and working environment, it is expected that a company can increase the labor productivity of workers. In this experiment the independent variables are the occuptional health and safety (K3) program and work environment while the dependent variable is labor productivity. The theory used in this research is the theory of occupational safety and health (K3) program, theory of work environment, and theory of labor productivity related to human resource management. This study used quantitative research methods. The data used is the primary data collected directly from the field, which is PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat particularly in Asphalt Mixing Plant (AMP) by distributing questionnaires. The sampling technique used is non probability sampling which is simple random sampling with a sample of 100 respondents. As many as 100 questionnaires distributed to workers in the AMP and all questionnaires were returned. The collected data was tested using multiple linear analysis with t test (partial), F test (simultaneous), and coefficient of determination (R2) with a significance level of 5% or 0,05. The analysis showed that occupational health and safety (K3) program and working enviroment simultaneously and significantly effect of 568,365 with a significance level of 0,000. The results of the t test (partial) showed that working environment had a positive effect on labor productivity i.e. up to 27,795 and it is more dominant than the occupational safety and health (K3) program. The occupational safety and health (K3) program showed a positive effect on labor productivity, which is only up to 3,118. The coefficient of determination indicates that occupational safety and health (K3) and work environment affected the productivity labor by 92,1% and the remaining 7,9% is influenced by other independent variables that were not included in this study. Keywords: Occupational Safety and Health (K3) Program, Working Environment, and Labor Productivity. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aset yang sangat penting yang dimiliki oleh perusahaan, karena Sumber Daya Manusia berperan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja Sumber Daya Manusia. Produktivitas kerja karyawan juga ditentukan oleh sejauh mana sistem yang ada diperusahaan mampu menunjang dan memuaskan keinginan para karyawan. Ada beberapa upaya dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan seperti menyediakan fasilitas kerja yang memadai sehingga memudahkan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, menciptakan kondisi kerja yang nyaman baik itu secara fisik maupun non fisik, memberi kesempatan karyawan untuk mengembangkan diri, memberi penghargaan atas kerjanya bisa dalam bentuk gaji, insentif, asuransi maupun promosi jabatan, serta memberikan perlindungan keamanan, keselamatan dan kesehatan terhadap karyawan. Dari beberapa upaya dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan di atas, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Menurut Suwatno dan Donni Juni (2011:249) : “Karyawan merupakan aset (kekayaan) utama setiap perusahaan, yang selalu ikut aktif berperan dan paling menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Oleh karena itu, keamanan dan keselamatan karyawan perlu mendapat pemeliharaan sebaik-baiknya dari pimpinan perusahaan”. Perusahaan sebaiknya memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawannya salah satunya dengan menerapkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini sendiri dirancang untuk meminimalisasikan atau menekan angka kecelakaan-kecelakaan yang menyebabkan cidera maupun penyakit yang dialami oleh karyawan sebagai akibat dari pekerjaan mereka (Veithzal Rivai dan Ella Jauvani, 2011:794). Namun tujuan ini belum sepenuhnya dapat dicapai, mengapa? Kita lihat saja pada kondisi K3 di Indonesia, berdasarkan data PT Jamsostek dari tahun 2007 - 2011 jumlah kecelakaan kerja di Indonesia terus meningkat. Dibawah ini data PT Jamsostek tentang jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia dari tahun 2007 - 2011, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel I.1 Kasus Kecelakaan di Indonesia Tahun 2007 2008 2009 83.714 94.736 96.314 Jumlah Kasus 2010 2011 98.711 99.491 472.966 Sumber : news.bisnis.com, diakses 15 Juni 2014 Berdasarkan data PT Jamsostek di atas dari tahun 2007 - 2011, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 472.966 kasus dengan 83.714 kasus di tahun 2007, 94.736 kasus di tahun 2008, 96.314 kasus di tahun 2009, 98.711 kasus di tahun 2010, dan 99.491 kasus di tahun 2011. Melihat angka kecelakaan kerja di Indonesia masih begitu tinggi, perusahaan perlu melakukan pemeliharaan terhadap keselamatan dan kesehatan karyawan agar dapat menekan dan mengurangi tingkat kecelakaan kerja yang dialami oleh karyawan, terutama pada perusahaanperusahaan yang memiliki tingkat kecelakaan kerja yang tinggi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang kondusif juga berperan penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja itu sendiri terdiri dari lingkungan kerja fisik dan nonfisik. Lingkungan kerja yang kondusif yaitu suasana kerja yang segar, nyaman, tentram dan aman sehingga akan memberikan kenyamanan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman, perlu memperhatikan pencahayaan, suhu udara, tingkat kebisingan atau gangguang-gangguang fisik lainnya dan menjaga hubungan yang baik antara rekan kerja maupun pimpinan. Jika karyawan merasa nyaman dengan lingkungan kerja dimana ia bekerja, maka karyawan akan betah di tempat kerjanya sehingga waktu yang dipergunakan secara efektif dalam melaksanakan tugasnya. PT. Bangka Cakra Karya, yaitu perusahaan kontruksi (kontraktor) yang bergerak di bidang pembangunan jalan, jembatan, dan bangunan gedung, karena PT. Bangka Cakra Karya merupakan perusahaan kontruksi tentulah memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi terutama pada pekerja lapangan. Untuk mencapai tujuan perusahaan, PT. Bangka Cakra Karya selain memiliki karyawan yang profesional juga memiliki pekerja lapangan yang handal dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan khususnya pekerjaa proyek pembangunan jalan. Dibawah ini jumlah Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) pada PT. Bangka Cakra Karya sesuai dengan bagian masing-masing sebagai berikut : Tabel I.2 Jumlah Pekerja di AMP PT. Bangka Cakra Karya No. Bagian Jumlah 1 Perbengkelan 13 orang 2 Produksi 17 orang 3 Operator Alat Berat 44 orang 4 Supir 47 orang 5 Satpam 4 orang 6 Kantor Atas 4 orang 7 Lab 5 orang Total : 134 orang Sumber: PT. Bangka Cakra Karya, 2014 Berdasarkan data diatas, jumlah seluruh pekerja PT. Bangka Cakra Karya adalah sebanyak 134 orang dengan 13 orang di bagian perbengkelan, 17 orang di bagian produksi Aspal, 44 orang sebagai operator alat berat, 47 orang sebagai supir, 4 orang satpam, 4 orang di bagian dalam kantor, dan 5 orang di bagian Lab. PT. Bangka Cakra Karya telah menerapkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam manajemennya berstandar OSHAS 18001:2007. Tetapi tidak menutup kemungkinan tetap ada kecelakaan kerja terjadi yang dialami para karyawan maupun pekerja lapangan PT. Bangka Cakra Karya. Kecelakaan tersebut terjadi bisa saja dikarenakan kelalaian pekerja itu sendiri karena kurangnya kesadaran dengan keselamatan diri sendiri. Insiden kecelakaan kerja pernah dialami oleh pekerja PT. Bangka Cakra Karya. Dibawah ini jumlah kecelakaan yang dialami oleh pekerja di PT. Bangka Cakra Karya, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel I.3 Kasus Kecelakaan Pekerja di PT. Bangka Cakra Karya Tahun Jenis Kecelakaan Meninggal Cacat tetap Jumlah Luka Ringan Kecelakaan 2010 1 2 15 18 2011 0 1 8 9 2012 0 1 11 12 2013 0 0 3 3 Feb 2014 0 0 1 1 Sumber : PT. Bangka Cakra Karya, 2014 Berdasarkan tabel I.3 dapat dilihat peristiwa kecelakaan kerja pada tahun 20120 sampai Feb 2014 yang sering dialami para pekerja yang merupakan luka berat bahkan yang paling fatal sampai terjadi kematian. Terjadinya kecelakaan kerja ini terkadang kesalahan dan kelalaian dari manusianya sendiri dimana para pekerja sering tidak menggunakan Alat Pelindung Diri yang disediakan oleh PT. Bangka Cakra Karya yang telah sesuai dengan standar internasional. Dari data diatas, penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Bangka Cakra Karya sudah cukup berjalan dengan baik karena jumlah kecelakaan kerja dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, PT. Bangka Cakra Karya sudah mengadakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Program tersebut diwujudkan dengan pembentukan Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team) sebagai upaya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KESELAMATAN DAN “ PENGARUH KESEHATAN KERJA PROGRAM (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA DI ASPHALT MIXING PLANT (AMP) PT. BANGKA CAKRA KARYA SUNGAILIAT”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat? 2. Bagaimanakah Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat? 3. Bagaimanakah Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja secara simultan terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mendeskripsikan : 1. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat. 2. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat. 3. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan digunakan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu sumber daya manusia (SDM) dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh PT. Bangka Cakra Karya untuk mengetahui apakah dengan adanya Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan Kerja yang Kondusif dapat meningkatkan produktivitas kerja pekerjanya dan sebagai tambahan informasi serta bahan masukan bagi pihak PT. Bangka Cakra Karya yang berhubungan dengan produktivitas kerja. 3. Manfaat Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan PT. Bangka Cakra Karya dalam menentukan upaya meningkatkan produktivitas kerja pekerja pada masa yang akan datang. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah menunjuk kepada kondisikondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan (Veithzal Rivai dan Ella Jauvani, 2011:792). Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada dasarnya program keselamatan kerja dirancang untuk menciptakan lingkungan dan perilaku kerja yang menunjang keselamatan dan keamanan itu sendiri, dan membangun serta mempertahankan lingkungan kerja fisik yang aman, yang dapat dirubah untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dan tujuan kesehatan kerja adalah agar karyawan atau pegawai di sebuah institusi mendapatkan kesehatan yang seoptimal mungkin sehingga mencapai mencapai produktivitas kerja yang setinggitingginya. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, baik penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan maupun kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa faktor (Ike Kusdyah, 2008:173-174), diantaranya: 1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lainlain. 2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan benda-benda padat. 3. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuhantumbuhan. 4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja. 5. Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya. Program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Secara umum program memperkecil dan menghilangkan kejadian kecelakaan kerja dapat dikelompokkan (Sjafri Mangkuprawira, 2009:156168) : a. Telaahan Personal b. Sistem Insentif c. Pelatihan Keselamatan Kerja d. Peraturan Keselamatan Kerja 2.2 Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan kerja dimana para karyawan tersebut bekerja (menurut Ahyari dalam Chaisunah dan Ani, 2011). Nitisemito dalam Yuis Nurmalinda (2008) menyatakan; “Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu yang berada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”. Jenis-jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti dalam Yuis Nurmalinda (2008) membagi lingkungan kerja menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Lingkungan kerja fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi kedalam dua teori, yaitu: a. Lingkungan yang berhubungan langsung dengan karyawan (seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya). b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya temperatur, kelembaban, siklus udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia. 2. Lingkungan kerja non fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Soekidjo Notoatmodjo (2009) menyatakan banyak faktor yang terlibat dalam lingkungan kerja, baik lingkungan sosio-psikologis yang harus dipelihara sehingga kondusif atau berpengaruh positif terhadap kesehatan dan kecelakaan kerja karyawan, antara lain: 1. Pencahayaan dan penerangan 2. Kebisingan 3. Penyejuk tempat kerja 4. Bebas serangga 5. Bau-bauan 6. Peralatan kerja (ergonomik) 7. Alat-alat pelindung diri 2.3 Produktivitas Kerja Produktivitas adalah satu tolak ukur pencapaian hasil usaha dengan membandingkan nilai hasil yang dicapai dan nilai semua bahan dan upaya yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut (Payaman J, 2005 : 137). Menurut Joko Raharjo (2013 : 62), produktivitas merupakan ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama produksi berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output) dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber (input). Tipe Produktivitas Menurut Wibowo, 2011:112 terdapat dua tipe rasio produktivitas, yaitu : a. Total Productivity Total productivity ratio menghubungkan nilai semua keluaran dengan nilai semua masukan. b. Partial Productivity Partial productivity ratio menghubungkan nilai semua keluaran dengan nilai kategori utama masuka. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi antara lain (Menurut Sulistiyani dan Rosidah dalam Danang Sunyoto, 2013:203-204), yaitu : 1. Pengetahuan (knowledge) 2. Keterampilan (skills) 3. Kemampuan (abilities) 4. Sikap (attitude) dan perilaku (behaviors) 2.4 Kerangka Berpikir Berdasarkan teori pada penelitian dan hasil penelitian terdahulu maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut: Gambar II. 1 Kerangka Berpikir Penelitian Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) H1 (X1) H3 Produktivitas Kerja (Y) Lingkungan Kerja (X2) H2 Sumber : Sugiyono (2013), dimodifikasi oleh Peneliti (2014) 3. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya yang beralamat di Kampung Jeruk Desa Mesu Kabupaten Bangka Tengah. Penelitian ini dilakukan sejak 3 Mei 2014 sampai dengan selesai. 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di Asphalt Mixing plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan total pekerja sebanyak 134 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013 :119-120). Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling probability yaitu simple random sampling. Simple random sampling yaitu semua anggota populasi memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih secara random/acak sebagai bagian dari sampel dalam penelitian ini. Perhitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Yamane dalam buku Jonathan Sarwono (2011: 89) sebagai berikut: n= N 1 + N (e)2 Keterangan: n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi e : Tingkat ketepatan 5% (0,05) Berdasarkan rumus Yamane, maka dapat dihitung banyak sampel sebagai berikut: n= 134 1 + 134 (0,05)2 n = 100,37 Hasil yang diperoleh adalah 100,37 (dibulatkan), jadi dalam penelitian ini diambil 100 responden dari keseluruhan jumlah pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya yang berjumlah 134 orang. 3.4 Metode Pengumpulan Data Jenis Data 1. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara (interview) dan melalui penyebaran daftar pertanyaan/pernyataan (kuesioner) kepada pekerja di Asphat Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat. 2. Data sekunder diperoleh dari PT. Bangka Cakra Karya berupa dokumendokumen untuk dipelajari dan kemudian dijadikan bahan pendukung dalam masalah yang diteliti. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Lapangan a. Kuesioner Memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis secara tertutup kepada responden yaitu pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya. b. Wawancara (interview) Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang berwenang dalam perusahaan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan perusahaan. c. Observasi/Pengamatan Mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. 2. Studi Kepustakaan Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur, buku-buku, karya ilmiah atau referensi lain yang berhubungan dengan pokok bahasan sehingga digunakan sebagai acuan analisa untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan. 3.5 Metode Analisis Data Analisis Regresi Linier Berganda Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi liner berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh (X1) Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan (X2) Lingkungan Kerja terhadap (Y) Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat. Menurut Duwi Priyatno (2009:47) persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Ket. Y = Produktivitas Kerja X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) X2 = Lingkungan Kerja a = Konstanta b1,b2 = Koefisien regresi Nilai-nilai koefisien dapat dilihat pada tabel Coefficients. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur (Duwi Priyatno, 2010 : 90). Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total dengan nilai minimal korelasi 0,30. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Jika r hitung ≥ r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan dinyatakan valid. Sedangkan jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan dinyatakan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Duwi Priyatno, 2010:97). Metode yang sering digunakan dalam penelitian adalah metode Cronbach’s Alpha yaitu apabila nilai alpha hasil perhitungan dari SPSS lebih besar dari 0,60 maka kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data dapat dilakukan dengan melihat grafik normal probability plot. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut (Duwi Priyatno, 2009 : 56-59) : Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah antara dua variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan X2 = Lingkungan Kerja) pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau terjadinya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Duwi Priyatno, 2009:59). Kriteria dalam pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Jika nilai Tolerance < 0,10 atau VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas. b. Jika nilai Tolerance > 0,10 atau VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titiktitik pada scatterplots regresi (Duwi Priyatno, 2009 : 60) sebagai berikut: Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Uji Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar presentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) secara serentak terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja). Apabila besarnya nilai R2 = 0, maka tidak ada presentase sumbangan pengaruh yang diberikan oleh variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja). Sebaliknya, apabila nilai R 2 = 1, maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja) adalah sempurna. Nilai R2 dapat dilihat pada tabel Model Sumamary pada nilai Adjusted R Square (Duwi Priyatno, 2009:56). 2. Uji t (Parsial) Uji t untuk mengetahui apakah variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja). Kriteria dalam melakukan uji t (parsial) sebagai berikut (Duwi Priyatno, 2009: 50-51) : a. Jika t hitung < t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) secara parsial/invidual tidak mempengaruhi variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja) secara signifikan. b. Jika t hitung > t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) secara parsial/individual mempengaruhi variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja) secara signifikan. Nilai t hitung dapat dilihat pada tabel Coefficients dan t tabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df = n-k-1 (k adalah jumlah variabel independen X1 dan X2). 3. Uji F (Simultan) Uji F atau uji koefisien secara serentak, yaitu untuk mengetahui apakah variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja). Kriteria dalam melakukan uji F (simultan) sebagai berikut (Duwi Priyatno, 2009:48-49) : a. Jika F hitung < F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H o diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) secara serentak tidak mempengaruhi variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja) secara signifikan. b. Jika F hitung > F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) secara serentak mempengaruhi variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja) secara signifikan. F hitung dapat dilihat pada tabel ANOVA dan F tabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05df1 = k-1, dan df2 = n-k (k adalah jumlah variabel). 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan jumlah responden 100 orang. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel IV.1: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-laki 97 97% 2 Perempuan 3 3% 100 100% Total Sumber: data diolah, 2014 Data pada tabel IV.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 97 responden atau sekitar 97% dan berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 3 responden atau sekitar 3%. Hal ini menunjukkan bahwa didalam Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya didominasi dengan laki-laki dan yang sering melakukan pekerjaan lapangan adalah laki-laki. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia Frekuensi Persentase 1 20-29 tahun 34 34% 2 30-39 tahun 45 45% 3 40-49 tahun 19 19% 4 50-59 tahun 2 2% Total 100 100% Sumber : data diolah, 2014 Data pada tabel IV.2 menunjukkan sebagian besar responden berusia 30-39 tahun sebanyak 45 responden (45%), usia 20-29 tahun sebanyak 34 responden (34%), usia 40-49 tahun sebanyak 19 responden (19%), dan usia 50-59 tahun sebanyak 2 responden (2%). Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1 SMP 16 16% 2 SMA/SMK/STM 78 78% 3 D3 - -% 4 S1 6 6% Total 100 100% Sumber : data diolah, 2014 Data pada tabel IV.3 menunjukkan sebagian besar responden berpendidikan SMA/SMK/STM sebanyak 78 responden (78%), SMP sebanyak 16 responden (16%), S1 sebanyak 6 responden (6%), dan D3 tidak ada responden. Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian Tabel IV.4 Karakteristik Berdasarkan Bagian No Bagian Frekuensi Persentase 1 Perbengkelan 10 10% 2 Produksi 15 15% 3 Operator Alat Berat 30 30% 4 Supir 34 34% 5 Satpam 4 4% 6 Kantor/Adm. 4 4% 7 Laboraturium 3 3% Total 100 100% Sumber : data diolah, 2014 Data pada tabel IV.4 menunjukkan sebagian besar responden dibagian supir sebanyak 34 responden (34%), bagian operator alat berat sebanyak 30 responden (30%), bagian produksi sebanyak 15 responden (15%), bagian perbengkelan sebanyak 10 responden (10%), bagian satpam sebanyak 4 responden (4%), bagian kantor/Adm. Sebanyak 4 responden (4%), dan bagian laboraturium sebanyak 3 responden (3%). b. Pembahasan Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil regresi dari data primer yang diolah menggunakan SPPS 22.0, diperoleh hasil regresi linier berganda pada Tabel IV.33. Tabel IV.33 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Standardized Unstandardized Coefficients Model B Std.Error 1,510 1,054 Program K3 0,061 0,020 Lingkungan Kerja 1,597 0,057 1 (Constant) Coefficients Beta t Sig. 1,432 0,155 0,102 3,118 0,002 0,906 27,795 0,000 Sumber: data diolah, 2014 Sehingga diperoleh persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y = 1,510 + 0,061X1 + 1,597X2 Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 1,510, artinya jika Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) nilainya 0, maka Produktivitas Kerja (Y) nilainya adalah 1,510. b. Koefisien regersi variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X1) sebesar 0,061, artinya jika Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengalami kenaikan satu angka, maka Produktivitas Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,061 dan koefisien regresi variabel X1 (Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja) bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas Kerja, semakin naik Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja maka semakin meningkat Produktivitas Kerja atau sebaliknya. c. Koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja (X2) sebesar 1,597, artinya jika Lingkungan Kerja mengalami kenaikan satu angka, maka Produktivitas Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,597 dan koefisien regresi variabel X2 (Lingkungan Kerja) bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja, semakin naik Lingkungan Kerja maka semakin meningkat Produktivitas Kerja atau sebaliknya. Uji Instrumen Data Uji Validitas Layak atau tidaknya suatu item pertanyaan yang akan digunakan dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total dengan nilai minimal korelasi 0,30 (Duwi Priyatno, 2010:90). Dimana N-2 = 100-2 = 98 atau dapat dilihat rtabel = 0,1966 (Ghozali, 2013:52). Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel IV.34 dibawah ini: Tabel IV.34 Hasil Uji Validitas No Variabel Total Correlations Sig. (2-tailed) (r hitung) 1 2 3 Ket. (r tabel) (Program X1.1 0,421 0,1966 Valid Keselamatan X1.2 0,478 0,1966 Valid dan Kesehatan X1.3 0,694 0,1966 Valid Kerja (K3)) X1.4 0,409 0,1966 Valid X1.5 0,638 0,1966 Valid X1.6 0,496 0,1966 Valid X1.7 0,573 0,1966 Valid X1.8 0,545 0,1966 Valid X1.9 0,676 0,1966 Valid X1.10 0,735 0,1966 Valid X1.11 0,444 0,1966 Valid X1.12 0,526 0,1966 Valid X1.13 0,602 0,1966 Valid X1.14 0,631 0,1966 Valid (Lingkungan X2.1 0,574 0,1966 Valid Kerja) X2.2 0,758 0,1966 Valid X2.3 0,751 0,1966 Valid X2.4 0,533 0,1966 Valid X2.5 0,615 0,1966 Valid (Produktivitas Y.1 0,560 0,1966 Valid Kerja) Y.2 0,663 0,1966 Valid Y.3 0,675 0,1966 Valid Y.4 0,427 0,1966 Valid Y.5 0,345 0,1966 Valid Y.6 0,407 0,1966 Valid Y.7 0,521 0,1966 Valid Y.8 0,631 0,1966 Valid Y.9 0,687 0,1966 Valid Sumber : data diolah, 2014 Berdasarkan hasil uji validitas instrumen dengan software pengolahan data SPSS versi 22.0, nilai validitas yang terdapat pada kolom total correlations dari variabel program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), lingkungan kerja, dan produktivitas kerja lebih besar dari 0,30, dengan kata lain seluruh item pertanyaan dikatakan valid. Uji Reliabilitas Metode yang sering digunakan dalam penelitian adalah metode Cronbach’s Alpha yaitu apabila nilai alpha hasil perhitungan dari SPSS lebih besar dari 0,60 maka kuesioner atau item-item pertanyaan tersebut dapat dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel IV.35 dibawah ini: Tabel IV.35 Hasil Uji Reliabilitas No 1 Variabel Program Keselamatan Cronbach’s Alpha N of items 0,835 14 dan Kesehatan Kerja (K3) 2 Lingkungan Kerja 0,652 5 3 Produktivitas Kerja 0,715 9 Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan hasil uji reliabilitas dari variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Lingkungan Kerja dan Produktivitas Kerja dengan menggunaka program SPSS versi 22.0, nilai reliabilitas yang terdapat pada tabel Reliability Statistics yang dilihat pada Cronbach’s Alpha > 0,60 dengan ini masing-masing variabel dinyatakan reliabel. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data Normalitas data dapat dilakukan dengan melihat grafik normal probability plot. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar IV.3 dibawah ini: Gambar IV.3 Hasil Uji Normalitas Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan gambar IV.3 diatas dapat disimpulkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas atau data berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Duwi Priyatno, 2009:59). Apabila nilai Tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas atau sebaliknya apabila nilai Tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel IV.36 dibawah ini: Tabel IV.36 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Collinearity Statistic Keputusan Independen Tollerance VIF Program K3 0,762 1,312 tidak terjadi multikolinearitas Lingkungan Kerja 0,762 1,312 tidak terjadi multikolinearitas Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tollerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini. Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi (Duwi Priyatno, 2009 : 60). Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar IV. 4 dibawah: Gambar IV.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan gambar IV.4 menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas, hal ini terlihat jelas bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk suatu pola tertentu. Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi (R2) Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja) mempengaruhi variabel dependen (Produktivitas Kerja), maka dapat dilihat uji koefisien determinasi pada tabel IV.37 dibawah ini: Tabel IV.37 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square 0,960a 1 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 0,920 0,997 0,921 Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel IV.37 dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,921. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja) menjelaskan 92,1% terhadap variabel dependennya (Produktivitas Kerja). Sedangkan sisanya sebesar 7,9% dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Uji T (Parsial) Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Produktivitas Kerja). Untuk hasil uji T dapat dilihat pada tabel IV.38 dibawah ini: Tabel IV.38 Hasil Uji T (Parsial) Standardized Unstandardized Coefficients Model B Std.Error 1,510 1,054 Program K3 0,061 0,020 Lingkungan Kerja 1,597 0,057 3 (Constant) Coefficients Beta t Sig. 1,432 0,155 0,102 3,118 0,002 0,906 27,795 0,000 Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel IV.38 diatas, dapat dilihat nilai thitung pada kolom t dengan df = n-k-1 = 100-2-1 = 97 maka nilai ttabel sebesar 1,9847 dengan signifikansi α (0,000) < α 5% (0,05), nilai ttabel dicari di Ms Excel dengan rumus =tinv(0.05,97) (Duwi Priyatno, 2010:67). Nilai thitung untuk variabel program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebesar 3,118 > 1,9847. Dengan demikian H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya. Dan nilai thitung untuk variabel lingkungan kerja sebesar 27,795 > 1,9847. Dengan demikian H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya. Uji F (Simultan) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen (Produktivitas Kerja). Untuk hasil uji F dapat dilihat pada tabel IV.39 dibawah ini: Tabel IV.39 Hasil Uji F (Simultan) Model Sum of df Mean Square F 1128,907 2 564,454 568,365 96,333 97 0,993 1225,240 99 Sig. Squares 1 Regression Residual Total 0,000b Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel IV.39 diatas, dapat dilihat nilai Fhitung pada kolom F dengan df = n-k-1 = 100-2-1 = 97 maka nilai Ftabel sebesar 3,0902 dengan signifikansi α (0,000) < α 5% (0,05), nilai Ftabel dicari di Ms Excel dengan rumus =finv(0.05,2,97) (Duwi Priyatno, 2010:67). Nilai Fhitung untuk variabel program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja sebesar 568,365 > 3,0902. Dengan demikian H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh signifikan secara serempak terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan nilai thitung 3,118 > ttabel 1,9847. 2. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan nilai thitung 27,795 > ttabel 1,9847. 3. Secara simultan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan nilai Fhitung 568,365 > Ftabel 3,0902. 4. Dalam penelitian ini, variabel independen yang diteliti berpengaruh terhadap produktivitas kerja sebesar 92,1% berarti ada pengaruh sebesar 7,9% dari variabel-variabel lain diluar penelitian ini. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat hendaknya perlu meningkatkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diharapkan dengan adanya program K3 yang lebih baik serta memperhatikan dan menciptakan lingkungan kerja yang baik dan kondusif sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja. 2. Supaya perusahaan lebih meningkatkan kepedulian terhadap pekerja tentang pentingnya K3, salah satunya yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan cara memberikan sosialisasi secara berkelanjutan kepada pekerja. Selain itu juga pengawasan yang di terapkan perusahaan harus lebih di tingkatkan lagi sehingga diharapkan dapat meminimalisir tingkat kecelakaan kerja yang akan terjadi. 3. Perusahaan sebaiknya menyediakan ruang tunggu bagi sopir-sopir yang sedang menunggu untuk mengisi bahan material untuk pengaspalan agar mereka dapat istirahat sembari menunggu giliran. Ruang tunggu ini diperlukan agar para sopir dapat beristirahat dan saat melakukan perjalanan tidak mudah lelah dan mengantuk. 4. Pekerja kiranya senantiasa berperan aktif dalam mensukseskan program K3 yang dicanangkan perusahaan sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. 5. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat membuat pekerja merasa nyaman dalam bekerja dan lebih semangat bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan lingkungan kerja ditempat dimana para pekerja bekerja dan mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif seperti suasana kerja yang nyaman, aman dan tentram sehingga akan memberikan kenyamanan pekerja dalam melaksanakan tugasnya. 6. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan melibatkan beberapa variabel independen lainnya yang mempengaruhi produktivitas kerja seperti gaya kepimimpinan, motivasi dan kompensasi finansial serta non finansial. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Badrudin. (2013). Dasar-dasar Manajemen. Cet. 1. Bandung:Alfabeta Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mangkuprawira, Sjafri. (2009). Bisnis, Manajemen, dan Sumberdaya Manusia. Cetakan 2. Bogor: IPB Press Notoatmodjo, Soekidjo. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan 4. Jakarta : Rineka Cipta Panggabean, Mutiara Sibarani. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. 2. Bogor: Ghalia Indonesia Priyatno, Duwi. (2009). SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate.Cetakan 1. Yogyakarta: Gava Media Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Cetakan 1. Yogyakarta: Media Kom. Rachmawati, Ike Kusdyah. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed. 1. Yogyakarta: ANDI Raharjo, Joko. (2013). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. 1. Platinum Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Edisi 2. Cetakan 4. Jakarta:Rajawali Pers Sarwono, Jonathan. (2011). Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif dan Riset Kualitatif Secara Benar. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Cetekan 4. Bandung : ALFABETA Sulistyo, Joko. (2010). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala Sunyoto, Danang. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. 1. Yogyakarta: CAPS Suwatno dan Priansa, Donni Juni. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung:Alfabeta. Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja. Edisi 3-5. Cet. 5. Jakarta: Rajawali Pers B. Internet Chaisunah dan Muttaqiyathun, Ani. (2011). “Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Studi Kasus Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya”. Jurnal Universitas Ahmad Dahlan. (http://manajemen.uad.ac.id/jurnal/file/sept/pengaruh %20kompensasi%20danlingkungan%20terhadap%20kerja%20karyaw an%20PT.pdf, diakses 26 Juni 2014) Indra. (2008). Mengenal OHSAS 18001 dalam penerapan SMK3. (http://digisi- indonesia.com/article/80001/mengenal-ohsas-18001-dalampenerapan-smk3.html, diakses pada tanggal 15 Juni 2014) Indrawan, Dewa Cahyadi dan Dewi, A.A. Sagung Kartika. (2013). “Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Cargo Asas International, Denpasar”. Jurnal, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana (UNUD) Bali. (http://ojs.unud.ac.id/index.php/manajemen/article/view/8125/0, diakses tanggal 11 Juli 2014) Nova, Jessica. 2012. Kecelakaan Kerja : Dalam 5 tahun klaim tanggungan Jamsostek naik 200%. (http://news.bisnis.co./read/20120601/186/79447/kecelakaan-kerjadalam-5-tahun-klaim-tanggungan-jamsostek-naik-200-percent) Nurmalinda, Yuis. (2008). “Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan”. Tesis, Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. USU Repositary © 2008. (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/4241, diakses 2 Juli 2014) Oketunji, Serah Funmilayo. (2014). “Influence of Occupational Health and Safety (OHS) Information Availability and Use on Job Performance of Library Personnel in Public Universities in South-West Nigeria”. European Scientific Journal. May 2014. Edition Vol.10, No.14. ISSN : 1857-7881 (print) e-ISSN 1857-7431. (http://eujournal.org/index.php./esj/article/view/3413, diakses tanggal 11 Juli 2014) Paramita, Catarina Cori Pradnya dan Wijayanto, Andi. (2012). “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. PLN (PERSERO) APJ Semarang”. Jurnal Administrasi Bisnis, FISIP Universitas Diponegoro. Vol.1 No.1, September 2012. (http://ejournal.undip.ac.id/index.php/janis/article/view/4313/3934, diakses 26 Juni 2014) Putra, Angga Ananda dan Ruzikna. (2012). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Karyawan PT. PLN (PERSERO) Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Pekanbaru”. Jurnal. (http://www.share-pdf.com/06037dca87fe4750a18f1b982efd8e06/ Jurnal%20angga%20ananda%20P.htm, diakses 1 Juli 2014) Taiwo, Akinyele Samuel. (2010). “The Influence of Work Environment on Workers Productivity : A Case of Selected Oil and Gas Industry in Lagos, Nigeria”. African Journal of Business Management Vol.4 (3), pp. 299-307, March 2010. ISSN 1993-8233 ©2010 Academic Journals. (http://www. Academicjournals.org/AJBM, diakses 11 Juli 2014) Ukhisia, Bella Gloria., Astuti, Retno., dan Hidayat, Arif. (2012). “Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Partial Least Squares (PLS) Pada PG Krebet Baru II Malang”. Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. (http://skripsitip.staff.ub.ac.id/files/2013/08/Jurnal-Bella-G-U.pdf, diakses 26 Juni 2014) Yusnita, Maya dan Febrianti, Tutik. (2007). “Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. Keong Nusantara Abadi Natar Lampung Selatan”. Jurnal Administrasi Bisnis, Politeknik Darussalam. ILMIAH Volume V No.1, 2012. (http://portal.kopertis2.or.id/jspui/handle/123456789/221, diakses 26 Juni 2014)