BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek penting internal yang ada di dalam perusahaan sebagai penggerak atau pelaksana setiap kegiatan operasional yang dijalankan perusahaan. Dalam penerapannya, sumber daya manusia pun memiliki tugas dan jabatan masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Pentingnya sumber daya manusia di suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan harus bisa mengatur serta memberdayakan sumber daya manusia yang mereka miliki dengan baik. Dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari, selain bekerja dan menjalankan misi-misi perusahaan, sumber daya manusia juga perlu mendapatkan timbal balik agar dapat meningkatkan kinerja mereka. Menurut Luthas (2005, p212), working condition dan supervisor merupakan salah satu bentuk timbal balik yang perlu diwujudkan perusahaan agar sumber daya manusia di dalam perusahaan dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Luthas (2005, p212) mengatakan bahwa working condition adalah keadaan atau suasana di tempat kerja yang merupakan faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja. Bila kondisi kerjanya baik, bersih, atraktif, dan nyaman, maka karyawan akan merasa mudah dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam kondisi kerja seperti itu kebutuhan- 1 2 kebutuhan fisik dipenuhi dan memuaskan tenaga kerja. working condition biasa dapat berbentuk budaya organisasi. Sedangkan supervisor dapat berbentuk hubungan antara atasan dan bawahan bisa disebut dengan hubungan fungsional dan keseluruhan (entity) . Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana atasan membantu bawahan, untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi karyawan, misalnya dengan memberikan pekerjaan yang menantang. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-niai yang seru. Tugas utama supervisor dalam perusahaan sendiri adalah memberikan motivasi kepada karyawan yang bekerja dalam perusahaan. PT. Cakra Bahana merupakan perusahaan pelayaran swasta nasional yang melayani industri energi nasional sebagai agen operator laut. Dengan total pegawai tiap divisi pada PT. Cakra Bahana adalah sebagai berikut : Tabel 1.1. Jumlah Sumber Daya Manusia PT Cakra Bahana Divisi Perwakilan Manajemen 14 Divisi Pemasaran Divisi Divisi Operasional Keuangan 21 16 14 Sumber: Data Primer Usaha bisnis diawali dengan mengambil kontrak time charter dari pertamina. Indonesia menjadi satu-satunya perusahaan minyak. Sejak saat itu perusahaan tumbuh dengan menangani kontrak bahan bakar transportasi dari klien strategis seperti PLN (Perusahaan Listrik Negara). 3 Setelah menjalankan penelitian awal, ditemukan beberapa indikasi masalah yang ada pada perusahaan PT Cakra Bahana, terutama masalah menyangkut kepuasan sumber daya manusia di dalam perusahaan. Terbukti dari wawancara awal kepada bapak PT Cakra Bahana yang mengatakan bahwa terdapat banyak complain yang diutarakan para pegawai atau pekerja pada beberapa bulan terakhir, dimana ketidakpuasan sumber daya manusia tersebut akan dilihat dari bagaimana motivasi yang telah diberikan oleh supervisor dan manager serta bagaimana budaya organisasi yang ada dalam perusahaan. Tabel 1.2 Jumlah complain pegawai november – februari Bulan Divisi Pemasaran Divisi Operasional Divisi Keuangan November Divisi Perwakilan Manajemen 2 3 3 5 Desember 5 7 8 9 Januari 11 13 15 19 Februari 14 17 19 21 Total 32 40 45 54 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa banyak jumlah complain dari karyawan meningkat dari bulan november hingga februari. Menurut Ricky W.Griffin dan Gregory Moorhead (2007) manyatakan bahwa suatu sistem keyakinan barsama yang dimiliki oleh anggota organisasi sarta memiliki nilai-nilai barsama yang kuat, diterima secara luas dalam malakukan segala kegiatan dan program pikiran secara kolektif didalam organisasi, serta memiliki keyakinan barsama 4 yang bertahan, yang dikomunikasikan melalui berbagai media simbolis, yang menciptakan makna di dalam kerja. Sejumlah simbol-simbol, upacara, dan mitos yang mengkomunikasikan nilai-nilai dan keyakinan yang melandasinya dari organisasi kepada pegawainya serta sejumlah nilai-nilai barsama yang dominan dan koneren yang disampaikan olah simbol-simbol seperti cerita, mitos, legenda, slogan, anekdot, dan dongeng. Pola asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, dikembangkan suatu kelompok di dalam pembelajaran untuk menghadapi permasalahan adaptasi eksternalnya dan integrasi internalnya. Serta Ricky W.Griffin dan Gregory Moorhead mengatakan budaya organisasi adalah kumpulan nilai-nilai barsama, seringkali sudah diterima begitu saja, yamg membantu orang-orang di dalam suatu organisasi untuk memahami tindakantindakan apa saja yang dianggap bisa diterima dan yang mana yang dianggap tidak bisa diterima. Seringkali nilai-nilai ini dikomunikasikan melalui cerita-cerita dan sarana simbolis lainnya Dari uraian diatas, maka penelitian ini akan dilanjutkan untuk mengetahui pengaruh yang menyebabkan penurunan kepuasan kerja karyawan dilihat dari dua variabel yang mempengaruhi yaitu Budaya Organisasi dan Motivasi. Selanjutnya, penelitan ini akan diberi judul “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Cakra Bahana” 1.2. Formulasi Masalah 1. Bagaimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Cakra Bahana? 5 2. Bagaimana pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Cakra Bahana? 3. Bagaimana pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja secara simultan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Cakra Bahana? 1.3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dan batasan penelitian akan dijabarkan sebagai berikut : 1. Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah PT. Cakra Bahana yang beralamat di jalan Griya Utama blok A no.75, Sunter Agung, Jakarta Utara. 2. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada PT. Cakra Bahana. 1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengukur pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Cakra Bahana. 2. Untuk mengukur pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Cakra Bahana. 3. Untuk mengukur pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Cakra Bahana. 6 1.5. Penelitian Terdahulu 1.5.1 Penelitian Terdahulu 1 Dalam jurnal yang dituliskan oleh Eric W. MacIntosh dan Alison Doherty pada tahun 2010 berjudul “The influence of organizational culture on job satisfaction and intention to leave”, ditemukan hasil penelitian, “in a partially mediated model that fit the data well: x2 = 3.57, p = .472; NFI = .99; CFI = 1.00; RMSEA = .033 (see Fig. 2). Three of the cultural dimensions significantly influenced job satisfaction: the first two, atmosphere and service-programs, had a positive association while the third, formalization, had a negative or inverse association with job satisfaction. The dimension of connectedness significantly and inversely influenced intention to leave. Inspection of the structural paths indicated that atmosphere (b = .48, p < .001) and connectedness (b = 0.21, p < .001) held moderate to large associations with job satisfaction.” Dari hasil penelitian terdahulu yang menggunakan metode PATH Analysis, menjelaskan bahwa tiga dimensi dari budaya organisasi mempengaruhi kepuasan kerja secara signifikan dmana dua sisanya tidak mempengaruhi secara signifikan. Hal ini membuktikan bahwa memang budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja. 1.5.2 Penelitian Terdahulu 2 Rizwan Saleem pada tahun 2010 berjudul “Effect of Work Motivation on Job Satisfaction in Mobile Telecommunication Service Organizations of Pakistan” 7 ditemukan hasil, “The standard deviations are showing the diversity of data which indicated that there was a variety of opinions between the employees. Analysis of variance shows that how much the model is valid and what is the significance of the model. In this research work, significance level is 0.042 that is not a significant level for the model that was selected. It can be concluded that there must be some other variables that are intervening in our model and making contribution at a significant level. Thus the model has not attained the favorable level of significant and could not be used for further research. The regression data for the beta and the R square are shown in the table 1.1d at the end.” Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Yang membuktikan bahwa memang motivasi kerja mempengaruhi kepuasan kerja secara signifikan.