ASUHAN CEREBRO VASKULER ACCIDENT BY Kelompok ABDUL AZIZ A. PROGRAM STUDI S KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER Atherosklerosis Atherosklerosis berkurangnya adalah atau mengerasnya elastisitas pembuluh dinding darah serta darah.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Kencing manis DM.dan tekanan darah tinggi Hipertensi. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut . kelenturan pembuluh Manifestasi klinis atherosklerosis bermacammacam. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Beberapa keadaandibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak a.ah thrombosis..penyakit jantung . PENGERTIAN Stroke / CVA adalah ganguan pada pembuluh darah otak dimana terjadi berhenti/ terganggu aliran darah secara mendadak ke salah satu / lebih daerah otak karena tersumbat / pecahnya pembuluh darah yg ada di otak . . Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain . ETIOLOGI Penyebab dari stroke / CVA adalah karena Thrombosis . Thrombosis Cerebral. maupun perdarahan intra serebral sendiri.Emboli. obesitas/kegemukan . Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya.Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah. Ada pun faktorfaktor yang mempengaruhi atau sebagai penscetus terjadinya CVA adalah penyakit seperti.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada jam sete. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri. Fibrilasi. Emboli Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari detik.RHD b. c. kemudian melepaskan kepingan thrombus . . Haemorhagi . Myokard infark c.Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan. d. ..lemak dan udara. peningkatan viskositas /hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktuwaktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolusembolus kecil.Merupakan tempat terbentuknya thrombus. Hypercoagulasi pada polysitemia Darah bertambah kental . Katupkatup jantung yang rusakakibat Rheumatik Heart Desease.. b. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli a.. menyebabkan terbentuknya gumpalangumpalan pada endocardium. Arteritis radang pada arteri . Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari jam. Hipertensi yang parah. TAHAPAN / STAGE DARI STROKE a. jaringan otak tertekan. Malformasi arteriovenous. pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan . d. . Hipoksia setempat a. oedema. sehingga terjadi infark otak. yang disertai perdarahan subarachnoid.Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Cardiac Pulmonary Arrest c. TIA Trans Iskemik Attack gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. dan mungkin herniasi otak. c. b. Proses dapat berjalan jam atau beberapa hari. akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi pembuluh darah. Stroke involusi stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. sehingga darah arteri langsung masuk vena. Aneurisma Berry. . b. b. Cardiac output turun akibat aritmia . Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain. b. e.terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis. . Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan. Spasme arteri serebral .sehingga otak akan membengkak.biasanya defek kongenital. Ruptur arteriol serebral. Hypoksia Umum a. Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi a. Faktor yang dapat dimodifikasi. termasuk Kebiasaan hidup termasuk mengkonsumsi alkohol yang berlebihan. Wanita yang perokok lima kali lebih berisiko menderita stroke dibanding yang tidak perokok. Herediter Seseorang dengan riwayat keluarga stroke akan berisiko mengalami stroke. TANDA DAN GEJALA Tandatanda terjadinya serangan CVA/ Stroke adalah o Kelumpuhan pada wajah/ angota badan yang lain secara mendadak PARALYSIS o Perubahan mendadak status kesadaran Sinkop. stupor. makanan dengan tinggi lemak.c. c. . Coma . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang. o Afasia ataupun Disartria . Usia Insiden stroke meningkat hingga usia tahun. penggunaan obatobatan tertentu. FAKTORFAKTOR RESIKO TERHADAP STROKE Faktor risiko yang berhubungan dengan stroke dapat dibagi dalam faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. dan sickle cell anemia. Kondisi patologis yang dapat mengkonstribusi terjadinya stroke. Kejadian ratarata pada usia tahun. Gender Insiden stroke lebih besar pada pria daripada wanita b. Stroke komplit dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen. kegemukan. Faktor risiko ini akan meningkat/lebih berisiko pada seseorang yang mempunyai lebih dari satu faktor risiko. perokok. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi termasuk a. termasuk penyakit jantung. Ras Suku bangsa AfrikaAmerika berisiko lebih tinggi mengalami stroke akibat hipertensi d. Ratarata dari pria dan wanita yang menderita penyakit jantung infark akan menderita stroke dalam tahun. migrain/sakit kepala. . hipertensi. polycithemia. diabetes mellitus. Hipertensi yang terkontrol dengan pengobatan yang teratur dapat mencegah terjadinya stroke. Perdarahanintraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat.CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal. Edema dan kongesti disekitar area. Luasnya infark bergantung pada faktorfaktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak. dapat berkembang anoksia cerebral. atau darah dapat beku pada area yang stenosis. Suplai darah ke otak dapat berubah makin lmbat atau cepat pada gangguan lokal thrombus. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadangkadang sesudah beberapa hari.. Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. emboli. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan. perdarahan dan spasme vaskuler atau oleh karena gangguan umum hipoksia karena gangguan paru dan jantung . Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis . thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik . Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah. dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral. PATOFISIOLOGI Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. jika tidak terjadi perdarahan masif. . Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan perbaikan. Thrombus mengakibatkan . Perubahan .o Vertigo. . Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. mual muntah nyeri kepala o Ganguan penglihatan Diplopia . Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. jika aneurisma pecah atau ruptur. atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Pecahnya pembuluh darah otak. . kekacuan mental. WOC Oklusi Penurunan perfusi jaringan cerebral Iskemia Metebolisme anaerob Terganggu Nekrosis jaringan otak aktifitas elektrolit Volume Cairan bertambah Asam laktat TIK meningkat Edema cerebral Pompa Na dan K gagal .Pusing. . .Menurunya kemampuan pembekuan darah. gangguan motoris/ sensorik seperti . parapelgia.Perdarahan pada arteri serebri . Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac arrest. . hemiplegia. . .Konsumsi obatobat anti koagulantia Tanda/ gejala klinis sebelum terjadinya perdarahan .Kebutaan. . leher. gangguan dalam berbicara.disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari menit.Tekanan darah tinggi. PEMERIKSAAN PENUNJANG . vertigo/ syncope.Anoksia pada jaringan di otak bersifat reversibel.Anoksia pada jaringan otak gt bersifat ireversibel/ permanen. .Ketegangan occipital.Perdarahan pada sub Manifestasi klinis . CARA PENCEGAHAN STROKE /CVA Cara pencegahan atau menghindari CVA /Stroke adalah dengan membiasakan dengan perilaku hidup sehat diantarany . . USG Dopler. Peningkatan jumlah protein menunjukan adanya proses inflamasi. MRI magnetic Imaging Resonance Dengan menggunakan gelombang magnetic untuk menentukan posisi serta besar/ luas terjadinya perdarahan otak. BAHAYA CVA / STROKE Bahaya yang dapat ditimbulkan dari serangan CVA / Stroke adalah dapat menimbulkan nekrosis /kematian jaringan pada otak yang dapat berakibat kecacatan berupa kelumpuhan pada anggota gerak badan ataupun dapat menyebabkan kematian. . Pungsi lumbal. Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena Masalah sistem karotis. EEG Melihat masalah yang timbul dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak. posisi henatoma. . . .Pemeriksaan diagnostik/ penunjang . Angiografi serebral Membantu menentukan penyebab dari stroke secara apesifik seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur. CT Scan Memperlihatkan secara spesifik letak oedema. adanya jaringan otak yang infark atau iskemia serta posisinya secara pasti. . . . Tekanan yang meningkat dan di sertai dengan bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya haemoragia pada sub arachnoid atau perdarahan pada intrakranial. kencing manis DM Hipertensi. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari penekanan yang lama pada satu sisi tubuh yang dapat menimbulkan gangguan integritas kulit sepaeri Ulcus Decubitus Keluarga perlu membawa pasien pasca serangan CVA dengan kerusakan motorik/ mengalami kelumpuhan pada ahli Fisioterapi setiap hari pada idelnya Hal ini perlu untuk dilakukan untuk membantu pemulihan koordinasi pergerakan sistemj motorik dari pasien dengan melakukan latihanlatihan Fisioterapi . jam miring kanan. Makan secukupnya untuk menghindari kegemukan Olah raga secara teratur Hindari stress. telentang ataupun tengkurap. depresi/ sedih berkepanjangan dengan berpikir sehat Hindari makanan dengan kolesteol tinggi penyakit. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya KONTRAKTUR/ kaku pada sendi pasien dan juga untuk mencegah terjadinya atrofi pada otot terutama pada otot bagian ekstermitas Melakukan perubahan posisi pada tubuh pasien dalam waktu minimal . PERAWATAN PASIAEN PASCA SERANGAN CVA /STROKE Perawatan pasien dengan stroke dirumah atau sehabis dari RS ialah sangat diperlukan karena hampir semua pasien pasca stroke mengalami kelumpuhan PARALYSIS pada anggota gerak tubuhnya jadi terjadi kerusakan mobilitas fisik dari pasien Perawatan yang dapat dilakukan keluarga dirumah antar lain Melakukan latihan rentang gerak secara pasif /ROM Range Of Motion pada setiap persendian pasien. dan penyakit jantung diobati Check up /periksa ke dokter atau layanan kesehatan . miring kiri. distensi abdomen. serta bio.sosio. . Polisitemia.psiko. denyut nadi yang tidak teratur. menghilangnya bising usus. Peredaradan darah Pernah menderita penyakit jantung. . inkontinensia uri. . Pengkajian . Riwayat kesehtan yang bergubungan dengan faktor pendukung terjadinya stroke.ASUHAN KEPERAWATAN A.spiritual. atau riwayat tekanan darah tinggi. Aktivitas/ istirahat . Eliminasi Perubahan pola eliminasi Anuria. Pernafasan Batuk. merasa tidak berdaya. nyeri kepala. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas. Menurunnya tingkat kesadaran. . menurunya luas lapang pandang/ pandangan kabur. . . dyspnea. . B. penurunan sensasi rasa panas dan dingin. Kenyamanan Ekspresi wajah yang tegang. . kelmahan pada ekstrimitas. Masalah dan rencana tindakan keperawatan . a. tidak mempunyai harapan. . Psikolgis Tidak kooperatif. dan kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya. Keamanan Memungkinkan terjadinya kecelakaan akibat dari pandangan yang kabur. anoreksia. gelisah. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler pada ekstrimitas. mudah lelah.Terdapat penurunan aktivitas karena kelemahan tubuh. . menurunya kekuatan otot. penurunan pendengaran. paralise otot wajah. riwayat perokok. menurunya sensasi raba terutama pada daerah muka dan ekstrimitas. dan kehilangan sensasi pada lidah. perubahan pada konsep diri. gangguan menelan. Status mental koma. afasia. . Interaksi sosial Kesulitan dalam melakukan komunikasi karena afasia. mual muntah akibat peningkatan TIK tekanan intra kranial. sulit dalam beristirahat karena kejang otot atau spasme dan nyeri. kelemahan tubuh secara umum. kehilangan sensasi atau parese/ plegia. Tujuan Pasien menunjukan adanya peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik. nyeri kepala. Persarafan Pusing/ syncope. pupil dilatasi. Nutrisi dn cairan Adanya riwayat menderita Diabetes Melitus. Berikan pasien posisi terlentang. Sajikan makanandan minuman dalam keadaan hangat. b. Observasi tingkat kesadaran. . Tujuan Pasien menunjukan adanya peningkatan kesadaran. b. Bantu pasien secara bertahap dalam melakukan ROM sesuai kemampuan. e. tanda vital. Ajarkan pada pasien tentang rentang gerak yang masih dapat di lakukan. penurunan sensasi rasa panas. Ajarkan pada pasien untuk menggunakan alat bantu secara benar dan aman. f. Ciptakan lingkungan yang aman. d. d. Resiko dingin Tujuan Pasien menggunakan alat yang aman dalam melakukan aktivitas a. c. Observasi kemampuan klien dalam melakukan aktivitas secara aman. perdarahan pada otak. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area bicara pada himisfer otak. c. d. c. . Kaji status neurologis dan catat perubahannya. a. Kolaborasi dalam pemberian O. Lakukan latihan secara aktif dan pasif pada akstrimitas untuk mencegah kekakuan otot dan atrofi. Observasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas . Anjurkan pasien untuk mengambil posisi yang lurus. Lakukan tindakan untuk mengurangi resiko terjadinya cidera. e.b. . Kolaborasi dalam pemberian antispamodic atau relaxant jika di perlukan. Penurunan perfusi jaringan otak berhubungan dengan edema cerebri. tinggi terhadap terjadinya cidera berhubungan dengan penurunan luas lapang pandang. g. kognitif dan fungsi sensori. Beri dukungan terhadap tindakan yang bersifat positif. a. pada pasien akibat ketidak terhadap penatalaksanaan. Kaji pasien terhadap derajat perubahan konsep diri. Observasi kemampuan pasien dalam menerima keadaanya. a. b. . Dampingi dan dengarkan keluhan pasien. Anjurkan pada pasien untuk melakukan kontrol secara teratur. Tujuan Pasien menunjukan peningkatan kemampuan dalam menerima keadaan nya. Ajarkan pada pasien untuk memperbaiki tehnik berkomunikasi. Tujuan Pasien menunjukan kemauan untuk melakukan kegiatan penatalak.Tujuan Pasien mampu melakukan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan komunikasi. . Lakukan komunkasi dengan pasien sering tetapi pendek serta mudah di pahami.sanaan. Jelaskan faktor dengan yang dapat menimbulkan untuk ketidak patuhan faktor terhadap penatalaksanaan. Pergunakan tehnik komunikasi non verbal. c. e. pasien caracara dari mengatasi patuhan penghambat tersebut. f. Perubahan konsep diri berhubungan dengan perubahan persepsi. a. Libatkan keluarga dalam penyuluhan. Observasi kemampuan pasien dalam melakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal. b. Ciptakan suatu suasana penerimaan terhadap perubahan yang dialami pasien. Resiko terjadinya ketidakpatuhan terhadap penatalaksanaan yang berhubungan dengan kurangnya informasi. d. Kolaborasi dalam pelaksanaan terapi wicara. e. Kaji kemampuan pasien dalam beristirahat tidur. c. d. Identifikasi b. Diskusikan c. e. . d.