PENGARUH MANAGEMENT PRESSURE DAN AUDIT TIME

advertisement
PENGARUH MANAGEMENT PRESSURE DAN AUDIT TIME BUDGET
PRESSURE TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR
( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera Bagian Selatan )
ABSTRAK
Oleh:
HENI MEILISA
NPM : 0811031010
Tlpn : 087899100149
Email : [email protected]
Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M, C.P.A.
Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si, Akt
Penelitian ini menggunakan variabel pengukuran intervensi manajemen,
pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time budget, serta
lamanya hubungan audit dalam menguji pengaruhnya secara empiris terhadap
independensi auditor. Selama proses audit, akuntan publik dituntut untuk menjaga
sikap independensinya sehingga informasi keuangan yang berasal dari laporan
keuangan yang telah diaudit dapat dipercaya, bebas dari salah saji material dan
dapat meminimalisasi kesalahan pengambilan keputusan keuangan bagi pihak
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP di wilayah
Sumatera bagian selatan yang terdiri atas 16 KAP. Pengambilan sampel yang
digunakan dengan cara Simple Random Sampling. Kuesioner yang dibagikan
kepada responden sebanyak 70 dan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis
sebanyak 57. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi manajemen, pemutusan
hubungan kerja dan penggantian auditor serta lama hubungan audit berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Sedangkan tight audit time
budget berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap independensi auditor.
Kata Kunci : Independensi auditor, intervensi manajemen, lamanya hubungan
audit, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, serta tight audit time
budget.
ABSTRACT
THE EFFECT OF MANAGEMENT PRESSURE AND AUDIT TIME
BUDGET PRESSURE TOWARDS AUDITOR INDEPENDENCE
(by)
HENI MEILISA
This research using measurement variables such as management intervention,
terimination of patnership and auditor changing, tight audit time budget, also audit
tenure in examine the empirically effect towards auditor independence. Trough
audit process, public accountant requaired to keep their independence, so the
financial information from audited financial report trustworthy, free from material
misstatement, and minimalize decision making errors for stakeholders or
shareholders.
Population in this reseach are auditors from 16 Accountant Firms in ShouternSumatera. Sample were taken by Simple Random Sampling Method. 70
questionnaire were spread and 57 questionnaire were qualified to take. Data
analysis technique used in this research is Double Regression Analiysis.
The result from this research shows management intervention, termination of
patnership and auditor changing and audit tenure negatively significant effect
auditor independence. Meanwhile tight audit time budget negatively unsignificant
effect auditor independence.
Keywords: auditor independence, management intervention, audit tenure,
termination of patnership and auditor changing, also tight audit time budget.
1.1 Latar Belakang
Memasuki era globalisasi, perekonomian dan bisnis suatu negara semakin
berkembang pesat. Hampir tidak ada batasan bagi tiap-tiap negara untuk
mengembangkan kegiatan bisnis baik di dalam maupun di luar negeri.
Ketersediaan informasi bisnis yang lengkap dan akurat turut mendukung
kelancaran kegiatan bisnis suatu entitas. Informasi bisnis dalam konteks ini
berkaitan dengan posisi keuangan entitas dan tingkat kesehatan yang tercantum
dalam laporan keuangan yang harus memenuhi unsur relevance dan reliable.
Maka dari itu, manajemen selaku pengelola keuangan entitas dituntut untuk dapat
mempertanggungjawabkan laporan keuangan agar tidak menyesatkan sebagai
dasar pengambilan keputusan bisnis baik bagi pihak internal maupun eksternal.
Pertanggungjawaban dari manajemen saja tidak mencerminkan bahwa laporan
keuangan telah bebas dari salah saji material dan indikasi kecurangan. Perlu
keterlibatan jasa profesional yang dapat dipercaya dan tidak memihak guna
menjamin kewajaran sebuah laporan keuangan. Jasa profesional itu disebut
dengan assurance service yaitu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas suatu informasi. Orang yang memberikan jasa profesional tersebut lebih
dikenal dengan akuntan publik atau auditor.
Secara umum fungsi akuntan publik adalah sebagai pihak ketiga yang tidak
memihak yang menilai kewajaran sebuah laporan keuangan sebagai upaya
pencegahan dan pendeteksian apabila terjadi penyelewengan dalam kegiatan
bisnis. Selama proses audit, auditor akan bekerja sesuai dengan standar audit dan
dituntut untuk selalu menjaga sikap independensi dan obyektivitasnya. Auditor
juga diharapkan dapat meminimalisasi kesalahan pengambilan keputusan dan
dapat meningkatkan mutu manajemen serta kualitas informasi bisnis. Namun pada
kenyataannya, auditor sering mengalami beberapa hambatan yang dapat
mengganggu serta menurunkan tingkat independensinya baik yang muncul dari
dalam diri auditor itu sendiri maupun dari pihak luar.
Fenomena penurunan tingkat independensi auditor dapat disebabkan oleh
management pressure dan audit time budget pressure. Tekanan manajemen
merupakan suatu ancaman yang dapat menganggu independensi auditor. Pada
dasarnya manajemen cenderung membuat laporan keuangan sebaik mungkin dan
memberikan keuntungan pribadi sehingga pengguna laporan keuangan akan
menilai kinerja keuangan perusahaan berdasarkan tingkat kebenaran informasi
yang minimum. Untuk menutupi kecurangan yang dilakukannya, manajemen akan
cenderung mempengaruhi auditor selama proses audit. Ketika manajemen dan
auditor tidak mencapai kata sepakat dalam kinerja, maka kondisi ini akan
mendorong manajemen untuk mengintervensi auditor agar melakukan tindakan
melawan standar termasuk dalam pemberian opini, bahkan mungkin saja
manajemen memberikan ancaman pemutusan hubungan kerja dan penggantian
auditor.
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi independensi auditor adalah time
pressure. Auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu
yang telah disusun serta menyelesaikan tugas audit tepat waktu. Semakin lama
waktu audit yang dihabiskan, biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi. Pada
akhirnya auditor akan menghadapi dua masalah yang mengacu pada perilaku
fungsional dan disfungsional. Masalah fungsional yang dihadapi auditor meliputi
sikap auditor yang meminta tambahan anggaran waktu audit pada atasannya dan
penggunaan teknik audit yang lebih efisien. Masalah kedua yang dihadapi auditor
adalah perilaku disfungsional yaitu auditor melakukan Reduced Audit Quality
Practices (RAQPs) dan Under Reporting of Time (URT). Reduce Audit Quality
Practices merupakan tindakan penghentian prosedur audit, tidak melengkapi
tugas audit secara penuh atau melakukan penghilangan prosedur. Sedangkan
Under Reporting of Time merupakan suatu kondisi ketika auditor melakukan
pelaporan secara dini atas waktu aktual pelaksanaan prosedur audit.
Lama hubungan audit terhadap klien juga dapat mempengaruhi independensi
auditor. Semakin eratnya jalinan hubungan antara auditor dengan klien seringkali
mengakibatkan sulitnya untuk menegakkan independensi. Secara manusiawi,
auditor yang dibayar oleh klien akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak
mengecewakan dan tidak kehilangan klien. Kondisi yang menyudutkan auditor
inilah yang kemudian menimbulkan kemungkinan hilangnya independensi auditor
sehingga auditor akan menuruti keinginan manajemen.
Fenomena-fenomena yang telah disebutkan tadi telah diteliti oleh Prabowo
(2009), tekanan manajemen diproksikan menjadi tiga variabel yaitu intervensi
manajemen klien, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, high fee
audit. Sedangkan faktor yang kedua yaitu audit time budget pressure yang
diproksikan menjadi dua variabel yaitu tight audit time budget, sanksi atas audit
over time budget. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa intervensi
manajemen klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi
auditor, tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemutusan hubungan kerja dan
penggantian auditor dengan independensi auditor, high fee audit berpengaruh
positif dan signifikan terhadap independensi auditor, tidak ada pengaruh yang
signifikan atara tight audit time budget dengan independensi auditor, sanksi atas
audit over time budget berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi
auditor.
Penelitian sejenis dikembangkan oleh Rimawati (2011) dengan menambah satu
variabel independen yaitu lamanya hubungan audit yang mengacu pada penelitian
yang telah dilakukan oleh Kasidi (2007). Hasil dari penelitian Nike Rimawati
(2011) menunjukkan bahwa intervensi manajemen klien, pemutusan hubungan
kerja dan penggantian auditor, lamanya hubungan audit berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap independensi auditor. High fee audit, sanksi atas audit
overtime budget berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor.
Sedangkan tight audit time budget berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap independensi auditor.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan
replikasi dari penelitian sebelumnya. Alasan dilakukan replikasi ini karena penulis
ingin menguji dan mendapatkan hasil yang berbeda dengan cakupan wilayah yang
berbeda yaitu Kantor Akuntan Publik di wilayah Sumbagsel dengan mengambil
judul ”Analisis Pengaruh Management Pressure dan Audit Time Budget
Pressure terhadap Independensi Auditor.”
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah intervensi manajemen, tingkat pemutusan hubungan kerja dan
penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya hubungan audit dengan
klien berpengaruh terhadap independensi auditor ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat disampaikan tujuan penelitian
yang hendak dicapai yaitu :
Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh intervensi
manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time
budget terhadap independensi auditor, dan lamanya hubungan audit dengan klien
terhadap independensi auditor.
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Jasa assurance
Proses audit merupakan bagian dari assurance service. Messier (2000)
menyatakan bahwa assurance service dapat meningkatkan kualitas informasi
melalui peningkatan kepercayaan dalam hal reliabilitas, keandalan, dan relevansi
informasi. Jasa yang dimaksud adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam
menilai dan memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan yang telah
disusun oleh manajemen terkait dengan kepatuhan perusahaan dalam menyajikan
laporan keuangan yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Informasi ini nantinya
akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis yang tepat bagi
pemakai laporan keuangan, American Institut Certified of Publik Accountant
(AICPA) Special Committee on Assurance Service (1998) dalam Agoes (2007).
2.1.2 Auditor
Auditor merupakan seseorang yang melaksanakan beberapa aspek jasa audit,
Arens dan Loebbecke (1991). Boynton et al (2002) mengklasifikasikan tiga jenis
auditor yaitu:
1. Auditor Pemerintah
2. Auditor Intern
3. Auditor Independen
Arens dan Loebbecke (1991) juga menambahkan hierarki organisasi dalam suatu
Kantor Akuntan Publik terdiri dari empat tingkatan yaitu :
1. Partner
2. Manajer
3. Auditor senior
4. Auditor junior
2.1.3 Independensi
Berdasarkan Standard Profesional Akuntan Publik seksi 220 (2008),independen
berarti tidak mudah dipengaruhi. Auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari
kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien,
baik terhadap manajemen maupun pemilik. Definisi sejenis dikemukakan oleh
Arens dan Loebbecke (2003) dalam Agoes (2007) yang menyatakan bahwa
independensi sebagai cara pandang yang tidak memihak didalam penyelenggaraan
pengujian audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit.
Auditor tidak boleh memihak kepentingan siapapun, berkewajiban untuk jujur
tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada
kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan
publik (Christiawan, 2005).
2.1.4 Teori Agensi
Teori Agensi menjelaskan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu
atau lebih principal dengan agen (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam hal ini
Teori Agensi menjelaskan hubungan antara principal (pemilik perusahaan)
dengan agen 1 (manajemen) dan agen 2 (auditor). Principal menyediakan fasilitas
dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan untuk dikelola oleh agen
1(manajemen) untuk meningkatkan kemakmuran melalui peningkatan nilai
perusahaan.
Principal ingin mengetahui segala informasi termasuk menilai kinerja
manajemen yang terkait dengan investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini
dilakukan dengan meminta laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban agen
(manajemen). Namun seringkali terjadi kecenderungan manajemen untuk
melakukan tindakan yang melanggar yaitu dengan membuat laporannya kelihatan
baik, sehingga kinerjanya dianggap baik. Sebagai upaya pencegahan, principal
menggunakan jasa pihak independen yaitu agen 2 (auditor independen) untuk
mengurangi atau meminimalkan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen saat
membuat laporan keuangan.
Jadi, teori keagenan digunakan untuk membantu auditor sebagai pihak ketiga
untuk memahami konflik kepentingan yang dapat muncul antara principal dan
agen 1 (manajemen). Principal selaku investor bekerjasama dan menandatangani
kontrak kerja dengan agen 1 (manajemen) untuk menginvestasikan keuangan
mereka. Selanjutnya dengan adanya agen 2 (auditor) yang independen diharapkan
tidak terjadi kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.
Auditor independen mengevaluasi kinerja manajemen sehingga akan
menghasilkan informasi bisnis yang relevan yang berguna bagi investor maupun
kreditor dalam mengambil keputusan rasional untuk investasi.
2.1.5 Teori Sikap dan Perilaku Etis
Menurut Krech dan Krutchfield (1983) dalam Prabowo (2009) sikap adalah
keadaan dalam diri manusia yang menggerakan untuk bertindak, menyertai
manusia dengan perasaan-perasaan tertentu dalam menanggapi objek yang
terbentuk atas dasar pegalaman-pengalaman. Sedangkan perilaku merupakan
perwujudan atau manifestasi karakteristik-karakteristik seseorang dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan Maryani (2001) dan Ludigdo (2000) dalam
Samsudin (2009). Teori sikap dan perilaku (Theory of Attitude and Behaviour),
dipandang sebagai teori yang dapat menjelaskan independensi. Teori ini berusaha
menjelaskan mengenai aspek perilaku manusia dalam suatu organisasi khususnya
auditor yang mengalami hambatan- hambatan yang dapat mengancam sikap
independensi dan obyektivitasnya selama proses audit.
2.1.6 Intervensi Manajemen
Intervensi merupakan usaha campur tangan dalam perselisihan antara dua pihak.
Intervensi yang dimaksud adalah tekanan yang dilakukan oleh manajemen
terhadap auditor selama proses audit dengan cara mempengaruhi opini audit.
Manajemen mengintervensi auditor untuk mempengaruhi fungsi pengujian
laporan keuangan dengan cara memaksa auditor melakukan tindakan yang
melanggar standar audit, termasuk dalam pemberian opini yang tidak sesuai
dengan keadaan klien yang sesungguhnya, Nichols dan Price (1976) dalam
Harhinto (2004). Pemberian jasa selain audit akan menjadi ancaman potensial
bagi independensi, karena akan meningkatkan tekanan terhadap auditor agar
bersedia mengeluarkan pendapat yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap kliennya, maka opininya tidak
akan memberikan tambahan apapun (Mautz dan Sharaf, 1993).
2.1.7 Tingkat Ancaman Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian
Auditor
Pemutusan hubungan kerja merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh salah
satu pihak yang melakukan perikatan untuk mengakhiri perikatan tersebut karena
alasan tertentu. Pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor dapat terjadi
karena ketidakpuasan klien terhadap jasa yang diberikan auditor. Konflik yang
terjadi antara auditor dan pihak manajemen akan mengancam dan menyudutkan
auditor yang secara tidak langsung membuat auditor merasa tidak nyaman. Fokus
serta kualitas audit yang dihasilkan auditor dapat berkurang akibat tekanan
manajemen.
2.1.8Tight Audit Time Budget Pressure
Audit time budget pressure biasa disebut dengan time pressure. Time pressure
memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure dan time deadline pressure.
Time budget pressure adalah suatu keadaan ketika auditor dituntut untuk
melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun (Herningsih,
2001). Anggaran waktu (time budget) disusun digunakan untuk memprediksi
waktu yang dibutuhkan setiap tahap pelaksanaan program audit untuk berbagai
tingkat auditor. Penentuan waktu dalam program audit merupakan pertimbangan
penting karena tagihan biaya audit kepada klien didasarkan pada banyaknya
waktu audit yang dibebankan kepada perikatan. Semakin lama waktu yang
dianggarkan dalam pelaksanaan audit akan semakin besar pula tagihan biaya yang
dibebankan dan sebaliknya. Elemen paling mahal dari suatu perikatan audit
adalah waktu ( jam kerja) auditor, sehingga anggaran waktu audit digunakan
untuk mengukur efisiensi staf serta mendorong auditor untuk menyelesaikan
proses audit dan melaporkannya tepat waktu.
2.1.9 Lamanya Hubungan Audit dalam Memberikan Layanan Jasa kepada
Perusahaan
Masa kerja auditor ditentukan paling lama 3 tahun untuk klien yang sama,
sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 6 tahun,
berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien
sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi. Tenure adalah lamanya
waktu auditor tersebut telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu unit/unit
usaha/perusahaan atau instansi. Semakin lama auditor melakukan audit pada suatu
klien, tentunya auditor akan lebih mengenal karakteristik serta budaya perusahaan.
Namun sebagai pribadi yang profesional auditor harus selalu mempertahankan
sikap professional skepticism.
2.2 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai independensi auditor
antara lain :
Prabowo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Tekanan
Manajemen Klien dan Audit Time Budget Pressure terhadap Independensi
Auditor” (Studi Kasus pada KAP di Semarang). Tekanan manajemen diproksikan
menjadi tiga variabel yaitu intervensi manajemen klien, pemutusan hubungan
kerja dan penggantian auditor, serta high fee audit. Sedangkan faktor yang kedua
yaitu audit time budget pressure yang diproksikan menjadi dua variabel yaitu
tight audit time budget, sanksi atas audit over time budget.
Hasilnya dapat disimpulkan bahwa intervensi manajemen klien berpengaruh
positif dan signifikan terhadap independensi auditor, tidak ada pengaruh yang
signifikan antara pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor dengan
independensi auditor, high fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap
independensi auditor, tidak ada pengaruh yang signifikan atara tight audit time
budget dengan independensi auditor, sanksi atas audit over time budget
berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor.
Penelitian serupa dengan Prabowo (2009) oleh Rimawati (2011) dengan
menambahkan satu variabel yaitu lamanya hubungan audit menunjukkan bahwa
intervensi manajemen klien, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor,
lamanya hubungan audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
independensi auditor. High fee audit, sanksi atas audit overtime budget
berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor. Sedangkan tight
audit time budget berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap independensi
auditor.
2.3 Rerangka Pemikiran
Intervensi manajemen
Pemutusan hubungan
kerja dan penggantian
auditor
Independensi
auditor
Tight audit time budget
Lamanya hubungan
audit
2.4 Hipotesis
2.4.1 Intervensi Manajemen
Tekanan manajemen seringkali terjadi dalam situasi konflik akibat adanya
perbedaan pendapat atas hasil pelaksanaan pengujian laporan keuangan. Menurut
Tsui dan Gul (1996) dalam Samsudin(2009), independensi auditor akan luntur
pada situasi konflik. Situasi konflik semakin meruncing ketika klien mulai
melakukan intervensi pada proses audit. Auditor yang merasa dibatasi dan dalam
keadaan tertekan sedikit banyak akan terganggu bahkan cenderung mengikuti
kemauan manajemen dengan memberikan opini yang tidak sesuai dengan fakta.
Gejala seperti ini merupakan indikasi penurunan kualitas audit dan independensi
auditor. Hal ini dapat dialami oleh auditor , bahkan KAP besar sekalipun tetap
rentan akan gangguan intervensi manajemen. Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Intervensi manajemen berpengaruh negatif terhadap
independensi auditor.
2.4.2 Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor
Selama proses audit, auditor akan berusaha untuk melaksanakan program audit
layaknya standar-standar audit yang telah ditentukan untuk menghasilkan kualitas
audit yang baik yang mampu meningkatkan nilai suatu KAP dengan cara
menegakkan sikap independensi. Namun kebutuhan ketatnya persaingan antar
KAP menjadikan auditor menghindari pemutusan hubungan kerja sepihak
termasuk penggantian auditor. Keadaan demikian memaksa auditor bersikap
menuruti keinginan manajemen klien. Auditor sering dihadapkan pada konflik
yang dilematis. Disatu sisi auditor harus mematuhi standar audit yaitu auditor
harus bersikap independen dan tidak memihak kepada siapapun, tetapi disisi lain
memiliki sikap self-interest atau keinginan pribadi untuk memenuhi kebutuhan.
Jika auditor mengalami pemutusan hubungan kerja maka pribadinya tidak akan
terpenuhi, sehingga pada akhirnya auditor akan menuruti kemauan klien.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Tingkat ancaman pemutusan hubungan kerja dan penggantian
auditor yang tinggi berpengaruh negatif terhadap independensi
auditor.
2.4.3 Audit Time Budget
Sebelum melaksanakan proses audit, KAP akan menentukan anggaran waktu yang
harus diikuti oleh auditor. Time budget disusun agar auditor dapat melaksanakan
tugas audit secara efisien dengan tujuan untuk mengurangi biaya audit. Semakin
cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya audit semakin kecil dan sebaliknya.
Dengan adanya time budget ini memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas
sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Dalam anggaran waktu ketat
auditor cenderung akan melakukan pelanggaran standar audit.Auditor bisa
melakukan premature sign off untuk mempercepat proses audit dan pelaporan
lebih dini. Sebaliknya dapat terjadi yaitu auditor tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan sampai batas waktu yang ditentukan sehingga auditor meminta
anggaran waktu tambahan. Hal tersebut mengindikasikan penurunan kualitas audit
dan independensi auditor. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3 : Penerapan tight audit time budget berpengaruh negatif terhadap
independensi auditor.
2.4.4 Lamanya Hubungan Audit Dalam Memberikan Layanan Jasa Pada
Klien
Semakin lama auditor menjalin kerjasama dengan klien, maka akan terjadi
hubungan yang lebih erat lebih dari sekadar hubungan kerja. Hal ini akan
mempengaruhi auditor secara negatif karena independensi auditor cenderung
melemah dan mungkin saja untuk mengeluarkan opini yang tidak sesuai. Akan
sulit bagi auditor untuk menegakkan independensinya. Sebagian besar peneliti
membahas lamanya hubungan KAP dalam memberikan layanan jasa terhadap
perusahaan klien dengan independensi auditor mendukung sudut pandang ini.
Kasidi (2007) menyatakan terdapat hubungan yang negatif antara lamanya
hubungan perusahaan audit dengan perusahaan klien dalam hubunganya dengan
independensi auditor. Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis :
H4 : Lamanya hubungan audit dengan klien berpengaruh negatif
terhadap independensi auditor.
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data primer dalam penelitian ini berupa opini auditor yang didapat melalui
survey, yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis dalam bentuk kuesioner
maupun wawancara langsung terhadap responden.Dalam penelitian ini data
sekunder didapat dari buku-buku, jurnal, internet, majalah, dan literatur lainnya.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode survey, yaitu teknik pengumpulan dan analisis data berupa
opini dari responden baik dengan menggunakan kuesioner maupun wawancara.
Kuesioner diantarkan secara langsung pada KAP di Palembang dan Bandar
Lampung, serta mengirim kuesioner melalui jasa pos untuk wilayah Jambi,
Bengkulu.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek/subyek yang memiliki
karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005). Sedangkan sampel adalah
bagian terkecil dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2005).
Tabel 3.2 Daftar KAP yang menjadi Sampel Penelitian
NO.
Nama
1.
KAP Drs. Farid Djahidin, Nurdiono
2.
KAP Weddie Andrianto dan Muhaimin ( Cabang)
3.
KAP Drs. A. Zubaidi, Komarudin
4.
KAP Drs. Achmad Djunaidi B.
5.
KAP Drs. Achmad Rifai dan Bunyamin
6.
KAP Drs. Ahmad Nuroni
7.
KAP Drs. Charles Panggabean dan Rekan
8.
KAP Edward L. Tobing, Madilah Buhori ( Cabang)
9.
KAP Drs. H. Suparman
10.
KAP Drs. Muhamad Zen dan Rekan ( Cabang )
11.
KAP Drs. Said Muhammad G.B.
12.
KAP Drs. Tanzil Djunaidi dan Eddy ( Pusat )
13.
KAP Darman Usman
14.
KAP Drs. Hardi dan Rekan ( Cabang )
15.
KAP Muhammad Adi
16.
KAP Charles dan Nurlena ( Pusat )
Sumber : Direktori IAPI, 2012
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Penelitian
3.4.1.1 Variabel dependen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah independensi auditor.
3.4.1.2 Variabel independen (X)
1. Intervensi manajemen (X1)
2. Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor (X2)
3. Tight Audit Time Budget(X3)
4. Lama hubungan audit (X4)
3.5 Metode Analisis Data
3.5. 1. Metode Regresi Berganda
Model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam
persamaan berikut ini :
Y = α + β1IM + β2PHK + β3TATB + β4LHA + e
Keterangan :
Y
= Independensi auditor
IMK
= Intervensi manajemen
PHK
= Pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor
TATB
= Tight audit time budget
LHA
= Lamanya Hubungan Audit
3.5.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi
responden (profil responden, posisi atau jabatan responden pada KAP, dan lama
waktu kerja sebagai auditor) dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian
(intervensi manajemen klien, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor,
tight audit time budget, dan lamanya hubungan audit).
3.5.3 Uji Kualitas data
3.5.3.1 Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut ( Ghozali,
2009). Untuk menguji validitas kuesioner dilakukan dengan melakukan analisis
faktor dengan nilai yang diharapkan > 0,50.
3.5.3.2 Uji Reliabilitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha >0.60 (Ghozali, 2009).
3.5.4 Uji Asumsi Klasik
3.5.4.1 Uji Normalitas
3.5.4.2 Uji Multikolonieritas
3.5.4.3 Uji Autokorelasi3.5.4.4 Uji Heteroskedastisitas
3.5.5 Uji Hipotesis
3.5.5.1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi
sangat penting dalam regresi.
3.5.5.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua varibel bebas yang
dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan Uji F yaitu dilakukan dengan
hanya melihat nilai signifikansi < 0,05.
3.5.5.3. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masingmasing variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen. Uji -t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t <
0,05 dan melihat apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel
bernilai positif atau negatif.
4.1 Deskripsi Data
Analisis deskriptif bertujuan memudahkan dalam menginterprestasikan hasil
analisis lebih lanjut karakteristik responden secara keseluruhan berupa profil
responden, posisi atau jabatan responden pada KAP, dan lama waktu kerja
sebagai auditor serta deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (intervensi
manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time
budget, dan lamanya hubungan audit).
Penelitian ini menggunakan 70 eksemplar kuesioner yang disebarkan ke 16 KAP
di wilayah Sumatera bagian Selatan ( Bandar Lampung, Palembang, Bengkulu,
dan Jambi). Peneliti mendatangi secara langsung untuk KAP yang berada di
wilayah Bandar Lampung dan Palembang, sedangkan sisanya peneliti kirimkan
via pos. Kriteria responden adalah auditor junior, senior, manajer dan partner yang
terdapat pada seluruh KAP di wilayah Sumatera bagian Selatan. Data mengenai
persebaran responden terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Pengembalian Kuesioner
Penyebaran Kuesioner
Kuesioner yang disebar
Kuesioner yang kembali
Kuesioner yang tidak lengkap
Kuesioner yang dapat digunakan
Sumber : data yang diolah, 2012
Jumlah
70
60
3
57
Persentase
100%
86%
4%
81%
4.1.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin.
Untuk mengetahui karakteristik responden yang dijadikan sampel, maka berikut
ini akan disajikan distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Laki-laki
45
79%
Perempuan
12
21%
Tidak menjawab
-
0%
Total
57
100%
Sumber : data yang diolah, 2012
4.1.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan.
Tabel berikut ini menyajikan distribusi karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan:
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
D3
2
3,5%
S1
49
86%
4.1.3
S2
6
10,5%
S3
0
0%
Total
57
100%
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya
Bekerja Sebagai Auditor
Tabel berikut ini menyajikan distribusi karakteristik responden berdasarkan
lamanya bekerja sebagai auditor:
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai
Auditor
Lama Bekerja ( tahun)
Jumlah
Persentase
1-5
38
67%
6-10
17
29,5%
>10
2
3,5%
Sumber : data yang diolah, 2012
4.2 Analisis Hasil Penelitian
a. Uji Validitas
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Item Pertanyaan
Intervensi
Hub. Kerja
Audit Time
Hub. Audit
Independensi
KMO MSA
0,598
0.757
0.668
0.550
0.705
Kesimpulan semua valid
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
b. Uji Reliabilitas
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Reabilitas
Item Pertanyaan
Intervensi
Hub. Kerja
Audit time
Hub. Audit
Independensi
Cronbach Alpha (α)
0,753
0.789
0.830
0.739
0.755
Kesimpulan semua reliabel
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
1.2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 2. Grafik Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.8 Uji Statistik Normalitas
One Sample Kolmogorov Smirnov Test.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
57
.0000000
2.75511590
.090
.073
-.090
.683
.740
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Uji Multikolonieritas
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B
Beta
Std. Error
Collinearity Statistics
T
Sig.
2.892
.006
Tolerance VIF
(Constant) 16.211
5.606
X1
-.433
.098
-.500
-4.425
.000
.982
1.018
X2
-.344
.146
-.285
-2.350
.023
.851
1.175
X3
-.124
.133
-.114
-.932
.355
.841
1.189
X4
-.412
.187
-.278
-2.203
.032
.788
1.269
a. Dependent Variable: Y
Pada sisi paling kanan muncul nilai VIF dan Tolerance. Tampak bahwa
tidak ada nilai VIF yang di atas 10 atau Tolerance di bawah 0,1. Berarti
tidak terdapat gangguan multikolinearitas pada model penelitian.
c. Uji Autokorelasi
Tabel 4.10 Nilai Durbin-Watson
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1
.590a
.348
.298
2.83199
1.960
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
b. Dependent Variable: Y
Dari hasil pengolahan data diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai DurbinWatson yang dihasilkan yaitu sebesar 1,960. Berdasarkan tabel DW
dengan (n) = 57, (k)=4, dan tingkat signifikasi 0,05 maka didapat nilai dL=
1,4264 dan du= 1,7253. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi
d. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 3. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
4.4 Hasil Uji Regresi
Tabel 4.11 Hasil Regresi
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
B
Std.
Error
(Constant)
16.211
5.606
X1
-.433
.098
X2
-.344
X3
X4
Model
a. Dependent Variable: Y
Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity
Statistics
T
Sig.
2.892
.006
Tolerance VIF
-.500
-4.425
.000
.982
1.018
.146
-.285
-2.350
.023
.851
1.175
-.124
.133
-.114
-.932
.355
.841
1.189
-.412
.187
-.278
-2.203
.032
.788
1.269
Berdasarkan dari hasil pengujian pada tabel 4.10 maka dapat disusun model
sebagai berikut :
Y = 16,211 – 0,433IM – 0,344PHK – 0,124TATB – 0,412LHA + e
a. Konstanta
Nilai konstanta sebesar +16,211. Hasil ini menunjukkan apabila semua
variabel independen bernilai nol, maka tingkat independensi auditor
nilainya akan sebesar + 16,211.
b. Koefisien Intervensi Manajemen sebesar -0,433. Hasil ini menyatakan
setiap penambahaan satu satuan variabel intervensi manajemen akan
mengurangi independensi auditor sebesar -0,433 dengan asumsi
variabel lain tetap.
c. Koefisien Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian auditor
sebesar -0,344. Hasil ini menyatakan setiap penambahaan satu satuan
variabel pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor akan
mengurangi independensi auditor sebesar -0,344 dengan asumsi
variabel lain tetap.
d. Koefisien Tight Audit Time Budget sebesar -0,124. Hasil ini
menyatakan setiap penambahaan satu satuan variabel tight audit time
budgetauditor akan mengurangi independensi auditor sebesar -0,124
dengan asumsi variabel lain tetap.
e. Koefisien Lama Hubungan Audit dengan Klien sebesar -0,412. Hasil
ini menyatakan setiap penambahaan satu satuan variabel lama
hubungan audit dengan klien akan mengurangi independensi auditor
sebesar -0,412dengan asumsi variabel lain tetap.
Hasil Pengujian Hipotesis
1.2.1
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi
Model
1
R
R Square
.590a
.348
Adjusted R
Square
.298
Std. Error of the
Estimate
2.83199
Model
R
.590a
1
Adjusted R
Square
R Square
.348
Std. Error of the
Estimate
.298
2.83199
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 4.12dapat dijelaskan nilai adjusted R2sebesar 0, 298. Ini
berarti bahwa sebesar 29,8% variasi independensi auditor dipengaruhi oleh
intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight
audit time budget, dan lamanya hubungan audit secara bersama- sama, sedangkan
sisanya sebesar 70,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian
ini.
1.2.2
Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Tabel 4.13Hasil Uji F
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
222.460
4
55.615
Residual
417.049
52
8.020
Total
639.509
56
F
Sig.
6.934
.000a
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 4.13 didapat Fhitung6,934 dengan Probabilitas (Sig) 0.000 < 0.05
maka model regresi dapat digunakan untuk mempredeksi independensi atau
dengan kata intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian
auditor, tight audit time budget, dan lamanya hubungan audit berpengaruh secara
bersama-sama terhadap independensi auditor.
4.4.3 Uji Parsial (Uji t)
Tabel 4.14 Hasil Uji t
Variabel
Konstanta
Intervensi
manajemen
Nilai
Koefisien
16,211
-0,433
Standar
Eror
5,606
0,098
t-value
p-value
2,897
-4,425
0,006
0,000
Hub. Keja
Audit Time
Hub. Audit
-0,344
-0,124
-0,412
0,146
0,133
0,187
N= 57
-2,350
-0,932
-2,203
0,023
0,355
0,032
Sumber : lampiran 3
Berdasarkan uji paramater individual/parsial (uji statistik t) untuk variabel
Intervensi Manajemen diperoleh nilai sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p value
0,000< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Intervensi Manajemen secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor.
Uji paramater individual/parsial (uji statistik t) untuk variabel Pemutusan
Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor diperoleh nilai sig 0,023 lebih kecil
dari 0,05 (p value 0,023< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Pemutusan
Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Independensi Auditor.
Uji paramater individual/parsial (uji statistik t) untuk variabel Tight Audit Time
Budget diperoleh nilai sig 0,355lebih besar dari 0,05 (p value 0,355 > 0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa tight audit time budget secara parsial berpengaruh tidak
signifikan terhadap Independensi Auditor.
Uji paramater individual/parsial (uji statistik t) untuk variabel lamanya hubungan
audit diperoleh nilai sig 0,032 lebih kecil dari 0,05 (p value 0,032 < 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa Integritas Auditor secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Auditor.
4.5
Pembahasan
4.5.1 Temuan dan Interprestasi
Pengujian terhadap sampel 57 orang staf Kantor Akuntan Publik yang berada di
wilayah Sumatera bagian Selatan untuk mengetahui apakah Independensi Auditor
dipengaruhi oleh intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan
penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya hubungan audit. Dalam
pengujian tersebut dapat dibuktikan bahwa intervensi manajemen, pemutusan
hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya
hubungan audit sebagai variabel bebas dapat mempengaruhi variabel
independensi auditor sebagai variabel terikatnya.
a.
Pengujian Intervensi manajemen
Pengujian variabel intervensi manajemen terhadap independensi auditor
mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan. Berdasarkan hasil uji
hipotesis maka H1 diterima. Intervensi manajemen bertolak belakang
terhadap tingkat independensi, semakin tinggi tingkat intervensi maka
independensi auditor akan terganggu. Hasil ini didukung oleh dilakukan
oleh pihak manajemen maka penelitian Rimawati (2011) yang menyatakan
bahwa intervensi manajemen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
idependensi auditor.
Hal ini juga didukung oleh Tsui dan Gul (1996) dalam Samsudin (2009)
yang menyatakan bahwa independensi auditor akan luntur pada situasi
konflik. Situasi akan mulai meruncing pada saat manajemen melakukan
intervensi bisa dalam bentuk pembatasan dan menekan agarauditor
memberikan opini yang baik. Sehingga dalam situasi ini akan muncul
indikasi penurunan kualitas audit dan penurunan independensi auditor.
b.
Pengujian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor
Pengujian variabel pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor
terhadap indepedensi auditor mempunyai pengaruh yang negatif dan
signifikan. Berdasarkan hasil uji hipotesis maka H2 diterima. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Rimawati (2011) yang menyatakan
bahwa tingkat pemutusan hubungan kerja berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap independensi auditor.
Ketatnya persaingan antar KAP menjadikan auditor menghindari
pemutusan hubungan kerja sepihak termasuk penggantian auditor. Pada
keadaan ini auditor sering dihadapkan pada konflik yang dilematis. Disatu
sisi auditor harus mematuhi standar audit untuk bersikap independen dan
tidak memihak kepada siapapun, tetapi disisi lain memiliki sikap selfinterest atau keinginan pribadi untuk memenuhi kebutuhan dan tentunya
auditor tidak ingin mengecewakan klien.
Bentuk ancaman pemutusan hubungan kerja secara terus menerus ini yang
pada akhirnya akan menyebabkan terganggunya independensi auditor.
Secara hasil uji dan pola berpikir yang logis, semakin banyak auditor
mendapatkan ancaman maka independensinya akan berkurang.
c.
Pengujian Tight Audit Time Budget
Pengujian variabel Tight Audit Time Budget terhadap independensi auditor
mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji
hipotesis maka H3 ditolak. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
tekanan anggaran waktu memiliki pengaruh yang negatif bagi para auditor
dilihat dari nilai koefisien determinasi yaitu sebesar – 0, 124. Hanya saja
time pressure tidak signikfikan secara statistik terhadap independensi.
Artinya tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh secara statistik
terhadap independensi auditor. Hasil ini turut mendukung penelitian De
Zoort dan Lord (1997) dalam Simanjuntak (2008) yang menyebutkan,
bahwa ketika auditor menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan
memberikan respon dengan dua cara yaitu fungsional dan disfungsional.
Secara fungsional auditor akan bekerja lebih baik dan menggunakan waktu
sebaik-baiknya, hal ini sesuai juga dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Glover (1997) dalam Simanjuntak (2008) yang mengatakan bahwa
anggaran waktu diidentifikasikan sebagai suatu potensi untuk
meningkatkan penilaian audit (audit judgement) dengan mendorong
auditor untuk lebih memilih informasi yang relevan dan menghindari
penilaian yang tidak relevan.
Tekanan anggaran waktu ini dapat juga dikaitkan dengan risiko audit.
Tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh dalam keadaan tekanan waktu
yang tinggi dan dan risiko serta tantangan penugasan yang rendah. Auditor
akan tetap dapat menjaga kualitas serta independensinya.
d.
Pengujian Lamanya Hubungan Audit terhadap Independensi Auditor
Pengujian variabel lamanya hubungan audit terhadap independensi auditor
mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan. Berdasarkan hasil uji
hipotesis maka H4 diterima. Lama hubungan audit pada klien
menunjukkan hubungan yang berlawanan. Hal ini mengindikasikan
semakin lama auditor melakukan audit pada suatu perusahaan maka
independensinya akan semakin berkurang. Semakin lama auditor
melakukan audit pada suatu perusahaan, maka akan terjadi hubungan yang
lebih erat dan sulit bagi auditor untuk menegakkan independensinya. Maka
dari itu dibentuk upaya pencegahan yaitu pembatasan masa audit untuk
auditor maksimal tiga kali berturut-turut pada perusahaan yang sama agar
independensi auditor tidak terganggu. Hal ini sesuai dengan penelitian
Kasidi (2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara
lamanya hubungan audit dengan tingkat independensi auditor.
e.
Pengujian variabel yaitu intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja
dan penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya hubungan
audit berpengaruh terhadap tingkat independensi auditor. Hasil ini didukung
oleh tabel 4.12 yang menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut
berpengaruh terhadap independensi auditor yang dapat diketahui dari hasil
output SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05.
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian melalui media kuesioner terhadap 57 orang auditor
akuntan publik pada enam belas KAP di wilayah Sumatera Bagian Selatan yang
terdiri dari Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Jambi, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengujian untuk variabel intervensi manajemen terhadap independensi
auditor menyatakan hasil berpengaruh negatif dan signifikan, maka H1
diterima.
2. Pengujian untuk variabel pemutusan hubungan dan penggantian auditor
terhadap independensi auditor menyatakan hasil berpengaruh negatif dan
signifikan, maka H2 diterima.
3. Pengujian untuk variabel tight audit time budget terhadap independensi
auditor menyatakan hasil yang negatif dan tidak signifikan, maka H3
ditolak.
4. Pengujian untuk variabel lama hubungan audit terhadap independensi
auditor menyatakan hasil yang negatif dan signifikan, maka H4 diterima.
5. Pengujian untuk variabel intervensi manajemen, pemutusan hubungan
kerja dan penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya
hubungan audit terhadap independensi auditor secara simultan
memberikan hasil yang signifikan, berarti intervensi manajemen,
pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time
budget, dan lamanya hubungan audit mempengaruhi independensi auditor.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya masih memiliki beberapa keterbatasan. Hal ini terjadi
diluar perhitungan peneliti. Beberapa kendala yang dihadapi dalam penelitian ini
antara lain:
a.
Untuk penelitian dengan metode survey langsung ke KAP, sering
kesulitan untuk dapat meyakinkan auditor agar bersedia mengisi
kuesioner yang diberikan.
b.
Penelitian dengan via pos, ada beberapa KAP yang tidak mengembalikan
kuesioner sehingga jumlah sampel tidak terlalu banyak.
c.
Penelitian ini membutuhkan waktu yang lama dalam pengumpulan data.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2007. Auditing ( Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Amalia, Yuliana., Netty Herawaty, dan Enggar Diah Puspa Arum.2009. Pengaruh
Time Pressure dan Risiko Audit terhadap Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit. Jurnal Cakrawala Akuntansi. Vol 1,No 1. Februari: 2132.
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 1998. AICPA
Professional Standards. New York: AICPA.
Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke. 1991. Auditing: An Integrated
Approach,7th .NewJersey: Prentice Hall.
Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke. 2003. Auditing: An Integrated
Approach, 9th. New Jersey: Prentice Hall.
Boynton, Johnson and Kell. 2002. Modern Auditing 7th ed. John Wolley & Sons
Inc.
Christiawan, Yulius Jogi. 2005. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:
Refleksi hasil penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol. 4.
No.2: pp 79-92.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Research in
Accounting. Journal of Accounting Literature, 16, 28 – 86, p. 45.
Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap Kualitas
Audit: Studi Empiris pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi
Universitas Diponegoro.
Herningsih, Sucahyo. 2001. Penghentian Prematur atas Prosedur Audit : Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik. Tesis. Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
IAI. 2008. Standard Profesional Akuntan Publik Seksi 220: Independensi. IAIKAP. Jakarta : Salemba Empat.
IAPI. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi no.75. IAI-KAP. Jakarta : Salemba
Empat.
Indiantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: BPFE
Institut Akuntan Publik Indonesia. Daftar KAP di Wilayah Jambi. Dari
http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2011/Jambi.pdf, Desember
2011.
Institut Akuntan Publik Indonesia. Daftar KAP di Wilayah Palembang. Dari
http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2011/Palembang.pdf,
Desember 2011.
Institut Akuntan Publik Indonesia. Daftar KAP di Wilayah Bandar Lampung. Dari
http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2011/Jambi.pdf, Desember
2011.
Institut Akuntan Publik Indonesia. Daftar KAP di Wilayah Bengkulu. Dari
http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2011/Bengkulu.pdf,
Desember 2011.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2012. Undang-Undang No. 5 Tahun 2011
tentang Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.
Jensen, M. dan Meckling W.1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.
3:305 – 360.
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Yogyakarta: FE UGM.
Kasidi.2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor Persepsi
manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur di Jawa.Tesis. Program Pasca
Sarjana Magister Sains Akuntansi, Undip.
Kretch, D. Crutchfield, R.S. dan Ballachey.1987. Individual in Society. McGrawHill. Kogakusha.
Kode Etik Akuntan Publik IAI 2001
Ludigdo, Unti.2000. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Terhadap Etika Bisnis.
Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi,Universitas Gajah
Mada.
Maryani, Dwi., dan Bambang Supomo. 2001. Studi Empiris Pengaruh Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Individual. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 3.
No. 1, April: p.367 – 376.
Mautz, R.K dan H.A. Sharaf. 1993. The Philosophy of Auditing. Sarasota:
American Accounting Association.
Messier, W.F. 2000. Auditing and Assurance Services: A Systematic Approach.
United States of America: Mc Graw-Hill Companies.
Nichols and Price. 1976. The Accounting Review Vol .51.
Prabowo, Tri Jatmiko Wahyu dan Deni Samsudin. 2009. Pengaruh Tekanan
Manajemen Klien dan Audit Time Budget Pressure terhadap Independensi
Auditor . Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Sains
Akuntansi,Universitas Diponegoro.
Rimawati, Nike. 2011. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ruchjat, Kosasih. 2000. Akuntan Publik Tidak Independen Bila Terlalu Lama
Menjadi Auditor Suatu Entitas ?. Media Akuntansi. Juni. Pp. 47 – 48.
Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Risiko Kesalahan
terhadap Penurunan Kualitas Audit. Tesis. Program Pasca Sarjana
Magister Sains Akuntansi,Universitas Diponegoro.
Sukriah, Ika, Akram, Biana Adha. 2009. Pengaruh Pengalaman kerja,
Independensi, Obyektivitas, Integritas, dan Kompetensi terhadap Kualitas
Audit. Simposium Nasional Akuntansi XII.
Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Shockley, R. 1981. Perceptions of Auditors Independen: An Empirical Analysis.
The Accounting Review. Oktober. p. 785-800.
Tsui, J.S.L. dan F.A. Gul.1996. Auditors Behaviour in Audit Conflict Situation :
A Research Note on The Role of Locus of Control an Ethical Reasoning.
Accounting, Organizations and Society. Vol. 21. Pp. 41-51.
Download