1 DIKTAT GEOGRAFI POLITIK Oleh : GUNARDO R.B,M.Si NIP.19490505 198603 1 001 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 2 KATA PENGANTAR Politik dalam dunia pendidikan khususnya di perguruan tinggi pernah kurang mendapat tempat selain di Fakultas Sosial Politik sebagai wadah pemelihara dan pengembangan ilmu politik. Pemerintah nampaknya khawatir bila mahasiswa mengenal dan berkecimpung di dunia politik akan menganggu studinya dan mengganggu stabilitas politik (masa orde baru). Kenyataannya sekarang dunia politik menjadi rebutan semua kalangan masyarakat, yang tadinya pengusaha, militer, dosen, advokat bahkan seniman terjun ke dunia politik. Masalahnya mereka minim pengetahuan tentang politik. Untuk itu diperlukan bahan-bahan untuk memperkaya bekal mereka sebagi politisi dan bahan kuliah bagi mahasiswa yang siapa yahu kelak menjadipolitikus, disusunlah Diktat Geografi Politik ini. UNY telah memberi kesempatan dosen-dosennya untuk berkreasi membuat diktat dan bahan ajr lainnya agar proses belajar belajar semakin menarik dan mudah dilaksanakan. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh para dosen, sejak dari persiapan mengajar dengan menulis diktat, pelaksanaan hingga evaluasinya harus dapat meningkatkan kualitas mahasiswa . Sasaran pembuatan diktat ini terutama memang untuk mahasiswa, diharapkan tumbuh budaya belajar di kalangan mahasiswa sehingga hasil akhir dari perkuliahan adalah sarjana yang kompeten, kreatif dan berani mandiri, bukan sarjana yang kesana kemari membawa stofmap mencari kerja.Syukur dapat mengilhami lahirnya generasi sadar politik dan siap menjadi politikus yang mampu mensejahterakan masyarakat. Terima kasih UNY yang memberi kesempatan civitas akademika untuk berkarya. Penyusun Gunardo R.B,M.Si NIP 19490505 198603 1 001 3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR iv BAB I.PENDAHULUAN 1 BAB II.PENGERTIAN GEOGRAFI 6 A.Konsep-konsep Geografi 6 B.Pendekatan Geografi 17 C.Kajian Geografi 20 BAB III. POLITIK 25 A.Pengertian Politik 25 B.Sejarah Perkembangan Politik 38 C.Fungsi Politik 38 D.Persebaran Aliran Politik 40 E.Lembaga-lembaga Politik 40 BAB IV. PERANAN UNSUR UNSUR GEOGRAFI DALAM POLITIK 44 A.Unsur-unsur alam 44 B.Unsur-unsur manusia 61 BAB V. PERANAN POLITIK TERHADAP GEOGRAFI 68 A.Lingkungan 68 B.Kependudukan 71 C.Bencana Alam 73 D.Pertahanan Keamanan 76 4 BAB VI.KAJIAN GEOGRAFI TERHADAP POLITIK 78 A.Negara dan Sistem Politik 78 B.Pemilu 83 C.Konflik Politik 85 D.Partai Politik 87 E.Prospek Politik di Indonesia 88 BAB VII. PENUTUP 92 DAFTAR PUSTAKA 96 5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Karl Haushofer 32 Gambar 2.Sir Halford Mackinder 32 Gambar 3.Sir Walter Raleigh 33 Gambar 4 Giulio Douhet 33 Gambar 5. Pertambangan batu bara milik P.T.Bakrie 46 Gambar 6. 47 Pertambangan batubara terbuka di Kalimantan Gambar 7. Karikatur Impor Beras dinegeri Agraris 62 Gambar 8. Beras Impor dari Thailand 62 Gambar 9. Bantuan social bagi korban Merapi yang diabadikan 64 Gambar 10. Tari Pendet Budaya Indonesia dibajak Malaysia 65 Gambar 11. Indonesia – Kanada bersahabat lewat budaya tari 66 Gambar 12 Penganggur mencari kerja dalam acara Job Fair 73 Gambar 13. Bencana semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo 76 Gambar 14. OPM pengganggu keamanan Propinsi Papua 77 6 BAB I PENDAHULUAN Buku tentang Geografi Politik masih sangat jarang di kalangan Perguruan Tinggi. Sejak Aburrachmat menulis Pengantar Geografi Politik tahun 1982 perlu waktu 10 tahun N.Daldjoeni menulis Dasar-dasar Geografi Politik tahun 1991 sampai Sri Hayati mengarang Geografi Politik tahun 2007, artinya perlu 16 tahun. Hal itu kemungkinan ilmu Geografi Politik kurang mendapat perhatian semua pihak terutama pemerintah, padahal Geografi Politik dapat menjadi alat pembentukan karakter bangsa. Geografi Politik memberi kesadaran bagaimana kondisi sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia dapat menjadi modal membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa maju dan besar. Perubahan-perubahan politik di Indonesia, mulai dari zaman orde lama, orde baru hingga orde reformasi secara nyata meminggirkan ilmu geografi dari ilmu kebanggaan dan andalan menjadi ilmu yang kurang mendapat porsi pada kurikulum pendidikan formal ( dari SD sampai Perguruan Tinggi). Bahkan di jenjang pendidikan SMP ilmu geografi lenyap tergantikan ilmu pengetahuan sosial. Itulah akibat kebijaksanaan politik pendidikan maka ilmu Geografi tinggal kenangan, apalagi Geografi Politik hanya menjadi mata kuliah pilihan di Universitas ex IKIP. Pada zaman orde baru Pemerintah selalu menyusun Garis-garis Besar Haluan Negara untuk panduan pembangunan jangka panjang 25 tahun dan Pembangunan Lima Tahun untuk pembangunan jangka menengah. Dalam dokumen yang dihasilkan MPR (Majelis Permusyarakat an Rakyat) selalu dicantumkan salah satu modal dasar pembangunan adalah kondisi geografi Indonesia. Hal itu mendasari kebijaksanaan politik pendidikan nasional untuk memberi porsi cukup besar kepada ilmu geografi dalam kurikulum sejak SMP hingga Perguruan Tinggi. Seluruh generasi muda diharapkan mempunyai cukup bekal tentang kondisi geografi Indonesia 7 (tentu saja hanya diajarkan oleh guru geografi). Pemahaman tentang kondisi geografi memudahkan bangsa Indonesia menyusun rencana pembangunan secara bertahap dan tepat menuju ke masyarakat yang sejahtera dengan kekuatan sendiri. Sejak orde reformasi , dengan politik desentralisasi, maka geografi secara perlahan tergeser oleh antropologi dan sosiologi. Pembangunan tidak lagi terpusat tapi diserahkan kepada daerah propinsi dan kabupaten/kota. Dengan demikian maka tidak ada panduan arah pembangunan nasional, artinya daerah mempunyai kebijaksanaan sendiri-sendiri. Sejak itu pembangunan tidak lagi berdasarkan modal dasar geografi, tetapi lebih pada modal politik. Jumlah kabupaten /kota yang mencapai 492 dan propinsi sebanyak 33 disibukkan dengan pemilihan kepala daerah. Gejala banyaknya pemilihan kepala daerah memberi kesempatan Geografi Politik dapat berperanan lebih besar. Salah satu pokok bahasan Geografi Politik adalah Pemilihan Umum (Pemilu), termasuk di dalamnya tentang pemilihan kepala daerah. Geografi Politik dapat memberikan kajiannya sehingga calon kepala daerah dapat menggunakan untuk menyusun issue-isue yang cocok dengan daerahnya dan tentu saja isu isu yang cocok dengan aspirasi masyarakat pemilih. Secara aplikatif Geografi Politik berguna bagi aktor-aktor politik. Informasi yang dikumpulkan tentang sumber daya alam dan sumber daya manusia suatu daerah pada saat ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menyusun program pembangunan. Kondisi seperti apa dimasa depan, misalnya lestarinya sumber daya alam dan meningkatnya derajat hidup masyarakat dapat direncanakan secara baik dengan informasi yang tepat dan akurat, baik kuantitas , kualitas dan sifat sumber daya tersebut. Geografi Politik ingin mengajak pembacanya , terutama mahasiswa peserta kuliah Geografi Politik untuk menggunakan ilmu ini bagi kesejahteraan dirinya, masyarakat sekitar dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Diktat ini akan menjelaskan tentang Geografi dan Politik secara terpisah , kemudian gabungan keduanya sebagai Geografi Politik. Salah satu keunggulan 8 ilmu Geografi adalah pendekatannya (spasial, ekologi dan region) dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam ilmu-ilmu lain sehingga nuansa keruangan dari ilmu itu menjadi jelas dan berdaya guna tinggi. Khususnya penerapan dalam ilmu politik yang menghasilkan berbagai teori Geografi Politik. Kesadaran ruang yang ditimbulkan Geografi Politik bagi pemimpin-pemimpin politik dapat mempengaruhi keputusan politik . Keputusan politik seorang pemimpin dapat berdampak luar biasa dalam kehidupan Negara dan bahkan dunia. Diktator Hitler berani menyerang tetangga-tetangganya dan tega membunuh bangsa Yahudi karena bisikan ahli Geografi Politik yang menjadi penasihat politiknya, yaitu Haushoffer . Maka malapetaka Perang Dunia II 1939-1945 terjadi, salah satunya akibat tindakan Hitler. Sejak itu Geografi Politik dijauhi para pakar karena lebih untuk membenarkan kebijaksanaan ekspansif suatu Negara. Sebagai bangsa besar, baik dari segi luas wilayah, kekayaan alam dan jumlah penduduk seharusnya Indonesia menjadi Negara kaya , makmur dan sejahtera. Padahal pada kenyataannya Indonesia terbelenggu hutang sebesar 1.600 triliun rupiah, mengimpor bahan makanan untuk rakyatnya : beras, gandum, daging, kedelai, bahkan garam. Kenyataan yang menyedihkan. Pertanyaannya mengapa nasib bangsa Indonesia jauh dari harapan sebagaimana cita-cita pendiri bangsa. Jawabannya : keputusan politik pemerintah sejak orde baru. Undang-undang Penanaman Modal Asing tahun 1967 membuka kesempatan orang asing untuk kembali menjajah bangsa Indonesia melalui penguasaan ekonomi, peraturan-peraturan (keputusan politik) yang menguntungkan mereka. Sejak itu Indonesia terus menjalankan kebijaksanaan hutang luar negeri yang semakin membesar. Konon pemerintah beralasan tanpa hutang Indonesia tidak dapat membangun. Padahal uang hutang itu akhirnya dinikmati Negara pemberi hutang. Negara kreditur (Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Perancis,Jerman) mensyaratkan pembangunan proyek-proyek dari uang hutang harus menggunakan tenaga kerja bangsa asing, 9 Amerika Serikat menggunakan tenaga dari Philipina, membeli material produksi mereka. Tenaga Indonesia hanya sebagai pelengkap saja. Kalau ada yang kualitasnya sama dengan buruh Philipina, gajinya jauh berbeda. Mereka digaji Rp.500,-/jam sedangkan tenaga kerja Indonesia maksimal Rp.200,- /jam. Belum lagi para pemimpin selalu mengambil bagian dari dana hutang tadi atau kalau tidak para pemimpin minta pekerjaan borongan (catering). Misalnya proyek PLTU seharga 100 juta dollar, 75%nya dinikmati Negara kreditur dalam bentuk upah manajerial yang cukup tinggi, material yang dikirim dari negaranya yang harganya sampai 3 x harga produk local.Pemerintah cukup tenang karena hutang tersebut pembayarannya setelah 30 tahun. Artinya biar anak cucu yang membayar hutang Negara. Tetapi orang asing tetap orang asing, tujuan utama mereka adalah mencari keuntungan sesuai dengan paham ekonomi kapitalis. Hutang yang hanya 100 juta dollar, pada saat jatuh tempo dengan permainan super licik harga dollar menjadi 6 x lipat. Saat hutang tahun 1967 kurs dollar sama dengan Rp.2.500,- , ketika harus bayar tahun 1997 satu dollar dihargai Rp.15.000,- Maka Indonesia dilanda krisis luar biasa yang disebut krisis moneter . Hutang 100 juta dollar bayarnya 600 juta dollar. Krisis moneter ini mampu menumbangkan Presiden Suharto dan melahirkan Orde Reformasi. Masalahnya setelah pemerintahan berganti, hutang tetap bertambah menumpuk menjadi beban seluruh bangsa sampai anak cucu yang tidak tahu apa-apa harus ikut menanggung kesalahan politik para pemimpin. Geografi Politik sebagai ilmu yang aplikatif ingin memberikan kontribusi kepada bangsa ini agar tidak mengulangi kesalahan para pemimpinnya, yang sama sekali tidak mempertimbangkan unsure-unsur Geografi . Rekomendasi Ikatan Geograf Indonesia yang akan mengembangkan keilmuan geografi secara lebih actual dan aplikatif untuk kepentingan bangsa dan Negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (Sri Hayati dan Ahmad Yani 2007 : x). Dalam wacana IGI dikenal dengan istilah geography for life (agar geografi dapat 10 bermanfaat bagi kehidupan ditengah ketertinggalan bangsa Indonesia dalam memahami sumber daya wilayah di tanah airnya sendiri dari sudut pandang geografi. Dalam matriks berfikir Geografi Politik diharapkan para politisi memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mengemban misi kepeduliannya untuk mempertahankan bangsa dan negaranya Geografi Politik sebagai salah satu cabang ilmu geografi haruslah meninggalkan watak ekspansifnya. Pengalaman zaman Haushoffer harus ditinggalkan dan mulai menyumbangkan kajian-kajiannya untuk kemaslahatan Negara dan rakyatnya. Geografi Politik diharapkan dapat memberi pencerahan kepada mahasiswa sebagai kader-kader pemimpin bangsa di masa depan. Mahasiswa hendaknya menyadari bahwa mereka adalah ahli waris bangsa Indonesia. Kalau mahasiswa bekal ilmunya cukup (termasuk memahami Geografi Politik), imannya kuat , jujur dan berkepribadian baik pastilah Indonesia akan menyongsong masa depannya yang gemilang. 11 BAB II PENGERTIAN GEOGRAFI Geografi Politik merupakan gabungan kata Geografi dan Politik, oleh karena itu perlu dijelaskan pengertian Geografi dan pengertian Politik. Dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertian Geografi yaitu mengenai konsep-konsep geografi, pendekatan geografi dan kajian geografi. A.Konsep-konsep Geografi Konsep merupakan pemahaman dari hasil kesimpulan atau hasil pengamatan yang diperoleh dari sekumpulan data, yang mempunyai kesaman ciri-ciri . Konsep pada dasarnya merupakan identitas atau tanda pengenal dari karakteristrik suatu fakta. Dalam dunia pendidikan konsep dibedakan menjadi konsep dasar dan konsep esensial Konsep dasar merupakan hal penting yang menggambarkan sosok suatu ilmu, Konsep dasar sering pula disebut konsep utama yang menggambarkan hakekat ilmu. Sedangkan konsep esensial merupakan konsep-konsep penting yang perlu diketahui dan dikuasai peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan disetiap jenjang pendidikan . 1. Konsep dasar geografi. Menurut Daldjoeni konsep dasar geografi adalah konsep-konsep asasi yang terdiri dari ; a.Penghargaan budayati terhadap bumi. Lingkungan alam sebenarnya merupakan kombinasi antara unsur alam yang menuntut penyesuaian dari manusia, buktinya manusia yang berlainan periode waktu hidupnya berbedabeda pula dalam menafsirkan lingkungannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah 12 mengubah pandangan manusia terhadap alam sebagai sumber daya. Pemanfaatan sumber daya oleh manusia tergantung pada tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi manusianya b. Konsep regional . Suatu region dipandang sebagai suatu wilayah yang memiliki homogenitas dalam bentuk lahannya, corak kehidupan manusia dan sebagainya. Dalam politik dikenal wilayah partai tertentu bila dalam pemilu mayoritas suara diperoleh partai itu. Misalnya sejak pemilu tahun 1955 Propinsi Jawa Tengah menjadi basis partai-partai nasionalis, sedangkan Propinsi Kalimantan Selatan basisnya partai agama. Pada masa kini Partai Golkar berakar kuat di luar Jawa, sedangkan di Pulau Jawa terdesak oleh Partai Demokrat dan PKS c.Konsep pertalian wilayah, Interelasi antar unsur alam di suatu wilayah menghasilkan suatu kenampakan yang memberi ciri khusus wilayah yang bersangkutan. Misalnya lereng gunung berapi merupakan wilayah subur karena kandungan material dari tubuh gunung yang dikeluarkan ketika terjadi erupsi. Wilayah subur akan menjadi rebutan kekuatan-kekuatan politik karena kaya sumber daya alam. d. Interaksi keruangan. Perbedaan wilayah akan mendorong proses interaksi yang dapat berupa pertukaran barang, jasa, budaya manusia, hal ini akan mendorong terjadinya kerjasama antar wilayah. e. Lokalisasi. Lokalisasi berarti pemusatan kegiatan pada wilayah yang terbatas. Pemusatan ini dapat meningkatkan fungsi suatu wilayah contoh; kota Yogyakarta yang berfungsi sebagai kota budaya 13 ,sekaligus kota pelajar, atau kota pendidikan . Pulau Bali secara ideologis menjadi basisnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan karena ada ikatan emosional antara pimpinan Partai yang keturunan Soekarno (Proklamator Indonesia), perlu diketahui Soekarno mempunyai garis keturunan dari seorang ibu asli Pulau Bali. f.Skala luas,skala sempit. Arti skala studi geografi dapat bersifat mikroskopis (meliput wilayah yang sempit) dapat pula bersifat makroskopis (mencakup wilayah yang luas). g. Konsep perubahan. Kajian geografis disuatu tempat atau wilayah berlaku untuk periode waktu tertentu. Kondisi yang ada pada suatu periode tertentu merupakan hasil dari suatu proses yang berjalan lama melalui berbagai perubahan. Geografi selalu memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi sejalan dengan berjalannya waktu. Demikian pula kehidupan politik di suatu Negara mengalami perubahan seiring dengan dinamika politik di Negara itu. Contohnya Indonesia, awalnya menganut paham demokrasi liberal sejak Pemilu 1955 sampai munculnya Dekrit Presiden 1959 yang melahirkan Demokrasi Terpimpin hingga 1968. Kurun waktu 1959 – 1968 disebut periode Orde Lama. Kemudian sejak Pemilu 1971 Indonesia memasuki periode Demokrasi Pancasila, dengan label Orde baru hingga 1998. Ketika itu jumlah partai dibatasi hanya 3 (Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrasi Indonesia dan Golkar). Golkar selalu mendominasi kemenangan karena dukungan kuat dari PNS dan ABRI. Tahun 1998 muncul gerakan reformasi yang berhasil merubah tatanan politik Indonesia, dengan diizinkannya partai-partai baru sebagai peserta Pemilu tahun 1999 (48 partai), Pemilu 2004 ( 24 partai) dan Pemilu 2009 (36 Partai dan 6 14 partai local di Aceh). Pada hakekatnya pemilu melahirkan demokrasi liberal dengan pemerintahan presidensiil. Seperti Daljoeni yang mengemukakan konsep asasi dalam studi geografi maka Roger Minshull menyebutkan konsep-konsep utama dalam geografi sebagai berikut; a.Persebaran gejala dipermukaan bumi. b.Hubungan dengan gejala lain ditempat yang bersangkutan. c. Hubungannya dengan gejala ditempat yang lain. d.Efek gejala terhadap gejala lain. e.Bervariasinya gejala diberbagai tempat. f.Persebaran gejala yang tidak merata g.Pembauran gejala keruangan . f.Gerakan gejala yang bersifat timbal balik. 2. Konsep-konsep Esensial dalam Geografi . Untuk kepentingan pengajaran geografi di sekolah, Seminar dan Lokakarya ahli geografi yang diselenggarakan di Semarang pada tahun 1989 mengusulkan konsep-konsep yang perlu diajarkan pada para siswa dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Atas sebagai berikut ; a. Konsep lokasi 15 Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal perkembangan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu geografi. Lokasi dipelajari arti dan pemakaiannya sejak ditingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi sehingga muncul teori-teori lokasi. Pembicaraan unsur unsur letak sangat penting dalam geografi terutama berkaitan dengan telaah regional atau kajian wilayah secara garis besar telah dapat dibedakan menjadi; a.1 Letak fisiografis meliputi ; a).letak astronomis. b).letak klimotologis c).letak maritim. d).letak kontinental. e).letak geomorfologis Letak fisiografis adalah letak suatu tempat terhadap alam, artinya letak suatu tempat terhadap tempat-tempat dengan type-type tertentu. a)Letak astronomis menunjuk letak berdasarkan garis lintang dan garis bujur (misalnya Indone sia terletak diantara 95º Bujur Timur – 141º Bujur Timur dan 6 ºLintang Utara – 11º Lintang Selatan. b)Letak klimatologis berdasarkan type iklim tertentu ( misalnya Indonesia terletak di type iklim tropis dengan ciri curah hujan tinggi, panas sepanjang tahun dan mempunyai 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau). 16 c) letak maritim adalah letak terhadap lautan ( Indonesia berbatasan dengan Lautan Hindia di Selatan dan Barat serta Lautan Pasifik di Timur dan Utara). d)Letak continental berdasarkan letaknya terhadap benua (Indonesia terletak diantara benua Asia dan benua Australia ). e)Letak geomorfologis berdasarkan letaknya terhadap gejala gejala alam (misalnya Indonesia terletak di daerah tumbukan lempeng Eurasia dengan lempeng Samudera Hindia). a.2. Letak sosiogeografis meliputi ; a)letak sosial. b).letak ekonomis. c).letak politis. d).letak kultural Letak sosiografis berdasarkan pada kondisi kegiatan manusia di berbagai bidang. a) Letak social berdasarkan pada kondisi social suatu wilayah (misalnya Indonesia terletak di antara Negara yang tingkat kesehatan dan pendidikannya belum maju). b).Letak ekonomis berdasarkan pada kondisi ekonomi suatu wilayah ( Indonesia terletak di Negara-negara dengan pendapatan menengah) c)Letak Politis berdasarkan pada kondisi politik suatu wilayah (Indonesia terletak diantara Negara-negara demokratis) d).Letak kultural berdasarkan pada kondisi budaya suatu wilayah ( Indonesia terletak diantara Negara-negara tradisional dan Negara maju) Secara umum letak suatu tempat dapat memiliki arti strategis. Lokasi yang berkaitan dengan kondisi sekitarnya dapat memberi arti menguntungkan dapat pula merugikan. Lokasi ditepi jalan 17 raya menja dikan harga tanah sangat mahal tetapi kurang disenangi untuk digunakan sebagai tempat tinggal karena kebisingan dan polusi asap kendaraan. b. Konsep jarak . Jarak mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial ekonomi dan pertahanan. Jarak dapat merupakan faktor pembatas yang bersifat alami walaupun jarak dapat juga bersifat artifisial sejalan dengan kemajuan kehidupan dan tehnologi. Jarak meliputi dua hal yaitu jarak absolut dan jarak relatif . Jarak absolut adalah jarak dua tempat yang diukur berdasarkan garis lurus diudara yang mudah diukur pada peta dengan memperhatikan skala peta. Jarak dapat pula dinyatakan pada jarak tem puh baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun satuan biaya angkutan. Sejalan dengan kemajuan tehnologi ,jarak tempuh maupun biaya angkutan dua tempat yang berjauhan berubah dari waktu kewaktu. Jarak yang semula hanya dapat ditem puh selama berhari –hari dengan berjalan kaki berubah dapat ditem puh dalam waktu beberapa jam saja bahkan beberapa menit. Jarak sebagai pemisah antara dua tempat juga berubah sejalan dengan kemajuan saranan transportasi dan komunikasi itulah sebabnya orang mengatakan bahwa dunia semakin kecil dan jarak semakin dekat dengan komunikasi mutahir orang dapat berhubungan melihat suatu peristiwa yang terjadi disuatu tempat bahkan di Benua lain dalam waktu sesaat. Dalam kaitannya dengan perekonomian jarak tetap dalam kaitanya dengan perekono mian. Jarak merupakan faktor pembatas sehingga dirumuskan teori-teori yang berkait an dengan jarak misalnya jarak angkut, nilai sewa tanah, zonifikasi tataguna lahan dan sebagainya. Jarak akan sangat berpengaruh terhadap harga tanahatau nilai sewa tanah. Bandingkan harga tanah atau sewa lahan untuk tempat yang berdekatan jalan raya dengan yang jauh dari jalan raya. 18 c. Konsep keterjangkauan Keterjangkauan terkait dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai. Suatu tempat dapat dikatakan terisolasi kalau tempat tersebut sulit untuk dijangkau , baik dengan sarana transportasi ataupun dengan sarana komunikasi dari tempat yang lain. Rintangan medan yang berupa pegu nungan yang tinggi,hutan yang lebat atau rawa-rawa merupakan contoh penyebab suatu tempat sulit dijangkau .Faktor sosial yang berupa bahasa, adat istiadat, sikap yang berbeda juga dapat menjadi faktor penyebab sulitnya keterjangkauan suatu tempat. Keterjangkauan dapat berubah dengan adanya kemajuan perekonomian dan tehnologi. Sebaliknya tempat-tempat dengan keterjangkauan rendah akan sulit untuk mencapai kemajuan dan mengembangkan perekonomiannya Contoh ;Pulau Jawa lebih padat dan lebih maju dibanding dengan kawasan di Pulau Kalimantan yang di kelilingi rawa-rawa serta hutan yang lebat .Wilayah di Pulau Papua relatif paling tertinggal dibanding kawasan Indonesia lainya karena relatif yang sangat kasar dan banyak suku yang hidupnya terisolasi. d.Konsep pola. Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena di permukanan bumi baik fenomena alam maupun fenomena sosial budaya. Geografi persebaran fenomena, artinya memahami mempelajari pola dan bentuk serta berusaha untuk memanfaatkanya. Apabila memungkinkan juga mengintervensi atau memodifikasi pola yang ada untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar. Contoh; orang berladang dan menggembala ternak di daerah yang hutannya kurang dan bersawah, di daerah datar dan cukup air. Dalam aktivitas politik dikenal 19 pola pemilu lima tahunan, yaitu penyelenggaraan pergantian pimpinan Negara secara demokratis melalui proses yang disebut pemilihan umum. e. Konsep morfologi. Morfologi menggambarkan perwujudan daratan dimuka bumi yang merupakan hasil proses pengang katan atau penurunan wilayah melalui proses geologi yang lazimnya disertai dengan erosi dan sedimentasi. Oleh karena itu lalu terbentuk pulau-pulau, daratan yang luas , pegunungan , lembah,dan dataran aluvialnya .Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang terkait dengan erosi ,pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah, ketersediaan air serta jenis vegetasi yang dominan. Bentuk dataran atau plato dengan kemiringan tidak begitu curam merupakan wilayah yang mudah untuk digunakan sebagai daerah pemukiman dan usaha perekonomiannya. Bila diperhatikan peta penyebaran penduduk di Asia ternyata di daerah yang paling padat penduduknya adalah di lembah sungai besar dengan tanah yang subur. Sedang daerah pegunungan tinggi atau lereng yang terjal dan mempunyai keterjangkauan yang terbatas umumnya merupakan daerah yang jarang penduduknya atau bahkan tidak dihuni manusia . f. Konsep aglomerasi. Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran gejala yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah sempit yang paling menguntungkan baik mengenai keseragaman gejala maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan. Dalam masyarakat perkotaan mereka cenderung mengelompok pada hal yang sejenis (homogen) sehingga timbul pengelompokan permukiman sepertidaerah elit,daerah permukiman pedagang , daerah kumuh (slums) . Sedang didae rah perdesaan semakin subur tanahnya dan semakin luas datar annya semakin besar pula jumlah penduduknya sehingga desa semakin besar.Demikian pula sebaliknya pola aglomerasi 20 penduduk dibedakan menjadi tiga yaitu pola menge lompok,pola tersebar secara acak atau tidak teratur dan pola tersebar teratur. g Konsep nilai kegunaan . Nilai kegunaan suatu fenomena atau berbagai sumber yang tersedia dipermukaan bumi bersifat relatif tidak sama bagi semua orang. Daerah berpantai landai dengan perairan yang jernih belum tentu memiliki nilai kegunaan yang berarti bagi penduduk setempat bila kehidupan mereka berorientasi pada pemanfaatan sumber-sumber di daratan. Sebaliknya bagi orang kota yang hidup berkecukupan, setiap hari selalu sibuk, tinggal didaerah yang sangat padat ,maka daerah pantai yang seperti itu memiliki nilai kegunaan yang tinggi sebagai daerah rekreasi Demikian pula daerah dataran banjir (alluvial plain) yang bagi sementara orang di pandang sebagai daerah rawan dan dianggap kurang bermanfaat tetapi bagi masyarakat yang sudah turun temurun ber tempat tinggal didaerah seperti itu merupakan daerah yang menyenangkan untuk tempat tinggal walau pun harus disertai dengan berbagai pengetahuan kerawanan banjir dan pemanfaatan daerah setempat. Dalam kaitannya dengan politik maka konsep nilai kegunaan menunjukkan bahwa politik banyak gunanya untuk dipelajari. Ilmu Geografi menjadi korban politik pendidikan ketika dalam kurikulum kedudukan mata pelajaran semakin tersingkir atau berkurang jam mengajarnya, bahkan di jenjang SMP hilang karena dianggap tidak penting. Hal itu dapat terjadi karena pengambil keputusan di tingkat Kementerian tidak memahami betapa pentingnya Geografi untuk pembentukan karakter bangsa. Bagaimana kita dapat mencintai Bangsa Indonesia kalau kita tidak mengetahui kondisi geografi Negara Indonesia. Oleh karena itu Geografi Politik akan memberikan penyadaran betapa pentingnya pemahaman geografi bagi suatu bangsa. 21 h. Konsep interaksi. Proses interaksi terjadi karena adanya perbedaan kewilayahan. Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi daya-daya, obyek atau tempat satu sama lain. Setiap wilayah memiliki atau mengem bangkan potensi sumber daya dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada diwilayah lain ,oleh karena itu selalu terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara satu tempat atau wilayah de ngan tempat atau wilayah lain. Misalnya ; daerah perdesaan menghasilkan pangan dan produk-produk lain yang dibutuhkan penduduk perkotaan, sebalik nya perkotaan menghasilkan berbagai barang industri jasa dan informasi yang dibutuhkan penduduk perdesaan.dengan demikian terjadilah proses interaksi atau bahkan interdependensi antara desa dengan kota berupa pengangkutan produk pertanian dari desa ke kota sebaliknya kota menyediakan transportasi pengiriman produk industri atau barang-barang jadi kedesa .Demikian pula dengan adanya perbedaan antara kondisi di daerah perdesaan dan kondisi di perkotaan yang mengakibatkan terjadinya interaksi desa – kota berupa gejala urbanisasi. Kondisi perdesaan yang ditandai dengan adanya berbagai keterbatasan seperti, keterbatasan lahan pertanian , lapangan kerja, fasilitas pendidikan dan hiburan Kemiskinan merupakan faktorfaktor yang mendorong terjadinya perpindahan penduduk dari desa kekota sementara itu kota mempunyai kondisi yang berbeda dengan desa. Misalnya dalam hal kesempatan kerja, ketersediaan sarana pendidikan, hiburan, pelayanan kesehatan dan sebagainya yang semua itu merupakan faktor penarik bagi penduduk perdesaan untuk berurbanisasi. i. Konsep diferensiasi areal (perbedaan keruangan). Setiap tempat atau wilayah mempunyai ciri dan sifat yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap tempat merupakan hasil integrasi berbagai unsur 22 lingkungan. Integrasiberbagai unsur tersebut menyebabkan suatu wilayah mempunyai karakteristik tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dengan region lainnya.,Unsur lingkungan dapat bersifat dinamis oleh karena itu integrasinya juga menghasilkan karekteristik yang berubah-ubah dari waktu kewaktu, misalnya daerah pedesaan dengan corak kehidupan agrarisnya berbeda dengan keadaan diperkotaan bahkan kondisi desa satu dengan desa yang lainnya, kota satu dengan kota yang lainnya juga dapat menunjukkan adanya perbedaanperbedaan karena unsur-unsur pembentukannya juga berbeda. j. Keterkaitan ruangan . Keterkaitan ruangan atau asosiasi keruangan merupakan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain disatu tempat. Kovariasi ini mewujudkan suatu region yang bersifat formal yang berbeda halnya dengan region , fungsional yang terwujud dari integrasi fenomena yang saling berinteraksi. Contoh ; keterkaitan antara kemiringan lereng dengan ketebalan tanah 2.Pendekatan Geografi Geografi mempunyai tiga pendekatan (approach) atau sudut pandang yaitu pendekatan keruangan (spasial), pendekatan lingkungan (ekologis) dan pendekatan wilayah (region) a.Sudut Pandang Keruangan. Pendekatan keruangan menekankan analisisnya pada variasi distribusi dan lokasi dari gejalagejala atau kelompok gejala gejala dipermukaan bumi. Contoh yang dikemukaan oleh Petter Hagget misalnya studi variasi kepadatan penduduk, studi variasi penggunaan lahan, studi variasi tentang kemiskinan dipedesaan. Faktor-faktor yang menyebabkan pola-pola distribusi keruangan yang berbeda-beda dan bagaimana pola-pola keruangan yang ada dapat diubah sedemikian rupa 23 sehingga distribusinya menjadi lebih efektif. Pendekatan keruangan menyangkut pola, proses dan struktur dikaitkan dengan dimensi waktu maka analisisnya bersifat horisontal. b.Sudut Pandang Kelingkungan Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan, yang disebut sebagai ekologi dalam suatu ekosistem , interaksi kehidupan manusia dengan faktor fisis yang membentuk sistem keruangan dan menghubungkan suatu region dengan region lain dikaji dalam geografi. Pendekatan ekologi dalam geografi adalah suatu metodologi untuk men dekati, menelaah dan menganalisa suatu gejala atau sesuatu masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi Geografi sesuai dengan pendapat dari Stoddart, Bliss Jones, Choorly dan Simmons merupakan human ekologi.Dalam pendekatan ini analisis hubungan antar variabel manusia dengan variabel lingkungan lebih ditekankan sehingga dapat dikatakan bahwa analisisnya lebih dikenal sebagai analisis vertical. Organisasi hidup <----->air <---> atmosfer <---->Litosfer Sebuah ekosistem ( natural Ecosytem ). Dalam hal ini metodologi pendekatan analisis dan penelaahan gejala dan masalah geografi menerapkan konsep-konsep ekologi manusia untuk menelaah manusia dengan lingkungannya dalam hubunganya dengan jalinan hidup pada tempat tinggal manusia yang meliputi alam, persaingan, pertukaran dan proses simbiosenya Pandangan dan penelaah ekologi diarahkan pada hubungan antara manusia sebagai mahluk hidup dengan lingkungan alam.Sebagai contoh pendekatan ekologi bahwa suatu permukiman ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktifitas manusia dengan lingkungan alamnya. c.Sudut Pandang Kewilayahan Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa kelingkungan disebut sebagai analisa kewilayahan atau analisa komplek wilayah. Pada analisa ini wilayah tertentu didekati atau 24 dihampiri dengan pengertian areal defferentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya berbeda antara wilayah satu dengan wilayah lain .Pada analisa ini diperhatikan pula mengenai penyebaran fenomena tertentu (analisa keruangan ) dan interaksi antara variabel manusia dan lingkungannya untuk kemudi an dipelajari kaitannya sebagai analisa lingkungan dalam hu bungannya dengan analisa wilayah atau komplek wilayah ini Ramalan wilayah dan perancangan wilayah merupakan aspek-aspek yang penting dalam analisa tersebut. Perkembangan konsep regional dalam geografi banyak digunakan untuk meng analisa berbagai fenomena geosfer yang memiliki variasi keruangan yang secara kausalitas berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya meliputi lingkungan biotik,abiotik maupun cultural sehingga membentuk fenomena jaringan kewila yahan pendekatan wilayah. Pada awalnya lebih menekankan pada idiografik yang mendeskripsikan distri busi dan karakteristik berbagai fenomena dalam wilayah tertentu. Saat ini telah dikembangkan kearah kajian yang lebih bersifat nomotetik kuantitatif dengan menganalisa hubungan kausalitas melalui verifikasi. Secara umum wilayah dapat diartikan sebagai sebagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal tertentu dari daerah sekitarnya, Sehubungan dengan hal ini sebagian dari permukaan bumi dapat disebut sebagai wilayah pertanian dengan catatan bahwa wilayah tersebut didominasi oleh petani dengan sebidang lahan pertanian dan fasilitas usaha tani. Dapat juga dikemukakan suatu ciri wilayah dengan fenomena tertentu misalnya fenomena politik, kebudayaan, kegiatan sosial tertentu, mata pencaharian. Berdasarkan fenomena alam tertentu yang mendasarkan pada iklim,vegetasi, fauna,relief atau topografi yang secara keseluruhan dapat dibedakan berdasarkan ; @ . kenampakan tunggal (single feature) 25 @ . kenampakan berdasarkan jenis tertentu (specific region) @ . kenampakan berdasarkan satu kekhususan (special region) Klasifikasi wilayah menurut jenisnya menekankan kepada jenis sesuatu seperti ; wilayah iklim, wilayah pertanian, wilayah vegetasi, wilayah fisiografi. Konsep yang lain adalah wilayah seragam (uniform region) dan wilayah nodus (nodal region). Wilayah nodus/tombol//tonjol adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling di hubungkan dengan garis melingkar.. Pendekatan ini merupakan penggabungan antara analisis ekologi dengan keruangan. Unitunit wilayah yang dipelajari kemudian dibandingkan satu sama sehingga dapat diketahui persamaan-persamaan , perbedaan–perbedaan serta penyebab-penyebab persamaan atau perbedaan, hubungan fungsional antara masing-masing unit wilayah . C. Kajian Geografi Setiap pakar geografi tentu mempunyai kemampuan mengkaji suatu fenomena secara geografi. Dengan kajian geografi itulah pakar geografi menunjukkan jati dirinya dan ikut menyumbangkan ilmu geografi bagi kehidupan manusia. Kajian geografi berisi uraian tentang : 1.Deskripsi gejala 2.Lokasi 3.Persebaran 4.Interaksi 5.Manfaat 6.Prediksi hasil kajian 26 1. Deskripsi gejala Setiap kajian geografi harus diperjelas dulu gejala yang akan dibahas. Hal itu disebabkan pemahaman gejala yang tidak sama untuk orang yang berbeda latar belakang. Pendeskripsian awal juga akan membatasi pembahasan sehingga lebih fokus dan lebih dipahami .Misalnya pengkajian angkutan darat , kalau tidak dideskripsikan terlebih dulu, maka pemahaman angkutan darat dapat bermakna angkutan umum, angkutan pribadi , bus, mobil atau kereta api .Bahkan referensi orang tentang angkutan darat lebih banyak lagi : prasaran-saarana, jalan yang berjenisjenis (klas I – IV, jalan Negara, propinsi , kabupaten, jalan setapak/tikus, jalan kampong, jalan tanah, berbatu, aspal atau konblok (mengacu bahan penutup jalan) . Fenomena alampun perlu dideskripsikan juga. Banjir misalnya, untuk penduduk pinggir sungai yang selalu mengalami setiap musim hujan, bukanlah masalah. Mereka sudah siap naik kebagian rumah yang lebih tinggi dan segera membersihkan lantai segera setelah air surut. Bagi petani, banjir yang datang berakibat gagal panen yang berarti ancaman bagi hidup beberapa bulan ke depan. Bahkan petani mengalami berbagai kesulitan karena musibah banjir : gagal bayar uang sekolah, gagal bayar hutang bahkan gagal menikah. Petani memang sangat menggantungkan pembiayaan semua kebutuhannya melalui hasil panenan. Deskripsi gejala yang disampaikan pada kajian geografi dibuat sejelas mungkin, terinci dan masalah utama yang ingin dikemukakan. 2. Lokasi Lokasi menunjukkan tempat atau wilayah gejala itu terjadi dengan batas-batas yang jelas, luas cakupannya dan posisi gejala pada gejala yang lebih besar serta arti pentingnya gejala 27 tersebut di kaji. Misalnya kajian tentang partai politik. Pembahasannya meliputi lokasi dengan ditunjukkan nama desa, kecamatan atau kabupaten.tempat partai politik berdiri. Batas-batas wilayah adminitrasi tetangga perlu disampaikan sepanjang daerah yang dikaji menjadi daerah pengaruh partai politik yang bersangkutan Mungkin saja satu desa akan mewakili kecamatan , satu atau kecamatan mewakili kabupaten. Luas cakupan meliputi pokok-pokok bahasan yang akan dkaji, misalnya berfokus pada jumlah anggota di wilayah itu, potensi pemilih dalam pemilihan umum dan simpatisan yang mungkin dapat di tarik menjadi anggota partai .Sedangkan aspek lain seperti kualitas pengurus partai, keberadaan kantor partai, dan kegiatan-kegiatan partai di wilayah itu. 3. Persebaran. Keberadaan suatu gejala di suatu wilayah mungkin saja memusat di salah satu tempat, misalnya dekat dengan ibukota Kecamatan. atau memanjang di pinggir jalan, atau berada di semua desa dari Kecamatan itu. Dengan kata lain persebaran suatu gejala dapat memusat,memanjang, tersebar merata atau tidak merata. Misalnya keberadaan suatu partai politik di suatu Kecamatan dapat dikemukakan seperti apa adanya, visualisasinya menggunakan peta sehingga mudah dipahami. Seandainya kantor partai hanya ada di dekat ibu kota Kecamatan maka desa yang terjauh mungkin saja menggunakan kader-kader partai sebagai saluran komunikasi kegiatan partai. 4. Interaksi. Suatu gejala disuatu wilayah mempunyai hubungan dengan gejala-gejala lain di wilayah itu. Seberapa besar hubungan itu atau seberapa intensitas interaksi antar gejala itu menjadi kajian geografi. Adanya partai politik di suatu Kecamatan, semestinya dapat memenuhi kebutuhan 28 penyaluran aspirasi politik warganya; Kalau sampai ada kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan aspirasi warga setempat tentu ada permasalahan yang perlu diketahui dan diselesaikan. Keberadaan partai politik berhubungan kualitas penduduk suatu wilayah , misalnya tingkat pendidikan, hubungan social dan menyangkut kekerabatan. Kegiatan politik di suatu wilayah berhubungan pula dengan kegiatan ekonomi. Misalnya pada saat ada pemilihan kepala daerah, maka diperlukan tenaga-tenaga kerja untuk kampanye, memaang spanduk,bendera dan baliho. Pembuatan alat-alat peraga memutar ekonomi warga setempat. Sebaliknya cuaca yang tidak ramah, seperti hujan deras disertai badai, dapat menggagalkan kampanye terbuka. 5. Manfaat. Salah satu konsep geografi adalah nilai kegunaan atau asas manfaat. Jadi tiap kajian geografi terhadap fenomena apapun haruslah memberi manfaat bagi pembacanya. Sebagai contoh menjelang pemilu banyak sekali partai politik menjual janji-janji dalam kampanyenya, agar menarik calon pemilih dan akhirnya memenangkan pemilu dengan suara banyak. Selama ini masyarakat kurang mendapat informasi tentang partai dan pemimpinnya. Geografi Politik dapat memberikan kajian tentang partai peserta pemilu dengan menyoroti rekam jejak partai tersebut dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Apakah partai mendukung pabrik rokok atau setuju kampanye anti rokok. Apakah partai menyetujui dan menganjurkan poligami sehubungan dengan isu kesetaraan jender. Kemudian Geografi Politik menyoroti tingkah laku pengurus partai dalam berbagai isu : korupsi, penebangan illegal, NKRI, Pancasila, fundamentalisme. Hasil kajian dapat digunakan referensi oleh masyarakat dalam menentukan pilihannya nanti. Memang 5 menit di kotak suara dapat menentukan nasib 5 tahun kemudian. Bangsa ini harus belajar dari pengalaman 29 pemilu-pemilu sebelumnya yang bertabur janji, tetapi hasilnya banyak para pemimpin masuk bui.Hampir semua elit terjerat kasus, baik gubernur,bupati,dirjen,menteri, hakim, jaksa,pengacara dan bahkan polisi. Geografi Politik harus dapat menghasilkan pencerahan bagi masyarakat agar tidak jatuh untuk kesekian kalinya. 6. Prediksi hasil kajian. Fungsi kajian geografi adalah menggambarkan kondisi suatu gejala secara jelas mulai dari pengertian suatu gejala dalam suatu deskripsi atau uraian tentang gejala itu, lokasi tempat gejala itu berada, persebaran di suatu wilayah dan interaksi gejala itu dengan gejala-gejala lain, sampai menemukan permasalahan yang muncul. Kemudian menemukan nilai kegunaan dari kajian tersebut dan prediksinya. Umumnya masalah muncul karena ketidakseimbangan interaksi antar gejala. Dalam kasus angkutan umum, banyaknya jumlah penduduk yang harus dilayani mempengaruhi jumlah armada, kemampuan masyarakat membayar ongkos angkut mempengaruhi pendapatan sopir dan terjadinya bencana alam banjir dapat menghambat transportasi. Tugas geograf melalui kajiannya dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan bila masalah yang muncul tidak diatasi, atau salah memilih solusi yang ditawarkan. Misalnya ada lobang di tengah jalan, bila tidak segera di tambal lobang akan semakin besar karena genangan air akan semakin menambah kerusakan jalan. Demikian pula dalam kajian fenomena partai politik tertentu, dapat disampaikan prediksi bila partai itu yang dipilih maka konsekuensinya masyarakat akan dibawa ke suatu masyarakat yang homogen. 30 BAB III. POLITIK Setelah memahami ilmu geografi maka perlu pemahaman terhadap politik, agar Geografi Politik sebagai ilmu dapat dimengerti dengan baik. A.Pengertian politik Pengertian dari ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama (Cholisin,2006:2). Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upa ya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional. Politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu : politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles) politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan public Dalam konteks memahami politik perlu dipahami kata kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, system politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan tentang partai politik. 31 Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang system politik, negara,masyarakat, kedaulatan,kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik,perbandingan politik, dsb. Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara lain: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme, federalisme, feminisme, fundamentalisme keagamaan, globalisme, imperialisme, kapitalisme, komunisme, liberalisme, libertarianisme, marxisme, meritokrasi, monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki dsb. Kekuasaan dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Weber menuliskan adanya tiga sumber kekuasaan: pertama dari perundangundangan yakni kewenangan; kedua, dari kekerasan seperti penguasaan senjata; ketiga, dari karisma. Ketiga hal itu berkaitan dengan kekuasaan yang dimiliki Negara. Negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah penduduk yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan pemerintahan, dan keberadaannya diakui oleh negara lain. ketentuan yang tersebut diatas merupakan syarat berdirinya suatu negara menurut konferensi Montevideo pada tahun 1933 1.Tokoh dan pemikir ilmu politik Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun kontempoter antara lain adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels, Immanuel Kant, John Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo Machiavelli, Rousseau, Samuel P Huntington, Thomas Hobbes, Antonio Gramsci, Harold Crouch, Douglas E Ramage 32 Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dari Indonesia adalah: Miriam Budiharjo, Salim Said dan Ramlan Surbaktii. 2.Perilaku politik Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku politik contohnya adalah: Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin Mengikuti dan berhak menjadi insan politik dalam suatu partai politik atau parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau LSM ( lembaga swadaya masyarakat). Ikut serta dalam pesta politik Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas Berhak untuk menjadi pimpinan politik Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku 3.Ideologi Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu , secara umum (lihat 33 Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme). Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar: Tanpa definisi kita tidak akan pernah sampai pada konsep. Karena itu menurut beliau, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat. Mabda’ secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata bada’ayabdau bad’an wa mabda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang )[dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry al-Mabda’]. AlMabda’(ideologi) : pemikiran mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah alasasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan [lihat catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36] Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi: a.Gunawan Setiardjo : Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan. b.Destutt de Tracy: Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. c.Descartes: Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. .d.Machiavelli: Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 34 e.Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. f.Francis Bacon: Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. g.Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. h.Napoleon: Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. i.Muhammad Ismail: Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau kemana alam, manusia dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya? j.Dr. Hafidh Shaleh: Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia. k.Taqiyuddin An-Nabhani: Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 35 Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya. Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa arab. Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga ideologi (mabda’). yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individuindividu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia. Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’). Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia berkata: "Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali." 4.Ideologi politik Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan tatanan kehidupan masyarakat 36 tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan. Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engel dan pengikut mereka, sering dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada abad 20. Contoh ideologi lainnya termasuk: anarkisme, kapitalisme, komunisme, komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme, Demokrasi Islam, demokrasi kristen, fasisme, monarkism, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan demokrat sosial. Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya. 5.Pemikir Geopolitik Friederich Ratzel (1844 - 1904) dengan Teori Ruang. Ia menyatakan "bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang primitif". Pendapat ini dipertegas oleh Rudolf Kjellen (1864 - 1922) dengan Teori Kekuatan yang mengatakan bahwa "negara adalah kesatuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas Karl Haushofer (1869 - 1946) dengan Teori Pan Region, berpendapat bahwa pada hakikatnya dunia dapat dibagi dalam empat kawasan benua (pan region) dan dipimpin oleh negara unggul. Isi teori pan regional adalah: a.Lebensraum (ruang hidup) yang cukup. 37 b.Autarki (swasembada). c.Dunia dibagi empat Pan Region, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, pan Rusia India, dan Pan Eropa Afrika. Gambar 1. Karl Haushofer Sir Halford Mackinder (1861 - 1947) dengan Teori Daerah Jantung (Heart). Teorinya berbunyi "siapa pun yang menguasai Heartland maka ia akan menguasai World Island".Heartland (Jantung Bumi) merupakan sebutan bagi kawasan Asia Tengah, sedangkan World Island mengacu pada kawasan Timur Tengah. Kedua kawasan ini merupakan kawasan vital minyak bumi dan gas dunia. Gambar 2.Sir Halford Mackinder Sir Walter Raleigh (1554 - 1618) dan Alfred T. Mahan (1840 - 1914) dengan Teori Kekuatan Maritim: 38 a.Sir Walter Raleigh mengatakan "siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia". Gambar 3.Sir Walter Raleigh b.Alfred T. Mahan mengatakan "laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat di laut. Oleh karena itu, harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya". Giulio Douhet (1869 - 1930) dan William Mitchel (1879 - 1936) dengan Teori Kekuatan di Udara mengatakan, "kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara". Gambar 4 Giulio Douhet Nicholas J. Spykman (1869 - 1943) dengan Teori Daerah Batas (Rimland Theory). Dalam teorinya tersirat: a.Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (Heartland), bulan sabit dalam (rimland), bulan sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika). 39 b.Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai dunia. c.Daerah bulan sabit dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik dunia daripada daerah jantung dunia d.Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat 6.Feodalisme. Feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini digunakan oleh sejarawan pada sistem politik di Eropa pada Abad Pertengahan, yang menempatkan kalangan kesatria dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai penguasa kawasan atau hak tertentu (disebut fief atau, dalam bahasa Latin, feodum) yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja atau lord). Istilah feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah "masyarakat feodal". Karena penggunaan istilah feodalisme semakin lama semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya istilah ini sekarang dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas. Dalam penggunaan bahasa seharihari di Indonesia, seringkali kata ini digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku negatif yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'. Arti ini sudah banyak melenceng dari pengertian politiknya. 40 7.Kerajaan Kerajaan, wilayah di mana seorang raja memerintah. Dalam sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus, kerajaan/kingdom adalah penggolongan pertama suatu makhluk hidup ( hewan (animalia) atau tumbuhan). Kerajaan, salah satu bentuk pemerintahan di mana kepala negara dan/atau kepala peme rintahan-nya disebut Raja, Ratu, Kaisar, Permaisuri, Sultan, Baginda, Khalifah, Emir 8.Sistem parlementer. Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang mengangkat perdana menteri dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja. Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan. Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala 41 negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini. Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu: Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden/raja. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif. Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan system pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu: Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait. 42 Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling menjatuhkan. Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif. Dalam sistem presidensiil, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya. Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negaranegara Amerika Latin dan Amerika Tengah. Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu : Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat. Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif bukan kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif. 43 B.Sejarah Perkembangan Sejarah politik adalah analisis peristiwa-peristiwa politik, narasi (oral history) , ide, gerakan dan para pemimpin yang biasanya disusun berdasarkan negara bangsa dan walaupun berbeda dengan ilmu bidang sejarah akan tetapi tetap berhubungan antara lain dengan bidang sejarah lain seperti sejarah sosial, sejarah ekonomi, dan sejarah militer. Secara umum, sejarah politik berfokus pada peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan negara-negara dan proses politik formal. Menurut Hegel, Sejarah Politik "adalah gagasan tentang negara dengan kekuatan moral dan spiritual di luar kepentingan materi pelajaran: itu diikuti bahwa negara merupakan agen utama dalam perubahan sejarah" Ini salah satu perbedaan dengan, misalnya, sejarah sosial, yang berfokus terutama pada tindakan dan gaya hidup orang biasa, atau manusia dalam sejarah yang merupakan karya sejarah dari sudut pandang orang biasa. C.Fungsi Fungsi politik dijalankan oleh lembaga-lembaga politik baik itu organisasi politik (partai politik), Negara (wilayah politik) dan organisasi internasional (ASEAN dan Persatuan Bangsa-Bangsa). Berikut peran politik PBB dalam berbagai peristiwa politik : Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB merupakan organisasi internasional terpenting, karena hampir seluruh negara di dunia menjadi anggotanya. Dalam periode perang dingin PBB harus mencerminkan realitas politik bipolar sehingga sering tidak bisa membuat keputusan efektif, setelah berakhirnya perang dingin dan realitas politik cenderung menjadi unipolar dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan Hiper Power, PBB menjadi relatif lebih efektif untuk melegitimasi suatu tindakan internasional sebagai tindakan multilateral dan bukan tindakan unilateral atau sepihak. Upaya AS untuk mendapatkan 44 dukungan atas inisiatifnya menyerbu Irak dengan melibatkan PBB, merupakan bukti diperlukan nya legitimasi multilateralisme yang dilakukan lewat PBB. Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat di berbagai belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat pasukan perdamaian dunia (peace keeping force) yang bersifat tetap dan berada di bawah komando PBB. Hal ini diharapkan bisa mempercepat reaksi PBB dalam mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat misalnya PBB telah memiliki semacam polisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh Sekertaris Jendral PBB untuk beroperasi di daerah operasi PBB. Polisi PBB ini yang menjadi Civpol (Civilian Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia. Fungsi politik nampak jelas dari pelaksanaan hubungan internasional. Hubungan intenasional adalah cabang dari ilmu politik, merupakan suatu studi tentang persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu global di antara negara-negara dalam sistem internasional, termasuk peran negaranegara, organisasi-organisi, antarpemerintah, organisasi-organisasi nonpemerintah (NGO/LSM), dan perusahaan-perusahaan multinasional..Hubungan Internasional adalah suatu bidang akademis dan kebijakan publik dan dapat bersifat positif atau normatif karena berusaha menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu. Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat dengan segala protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan kemungkinan setiap orang bisa menjadi aktor dan memengaruhi jalannya politik baik di tingkat global maupun lokal. Pada sisi lain juga terlihat kemungkinan munculnya pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang mengarahkan pada keteraturan suatu negara (konfederasi?). 45 D.Persebaran Aliran Politik Terdapat banyak aliran politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara lain: a.Demokrasi : paham yang mengutamakan kekuasaan rakyat, dianut sebagian besar Negara-negara Eropa seperti Italia, Perancis,Jerman, Portugal dan di Asia Negara India, Singapura,Philipina,Indonesia serta, Amerika Serikat dan Kanada di benua Amerika. b.Diktatorisme : paham yang meletakkan kekuasaan mutlak ditangan satu orang seperti Khadafi di Libya , Mubarak di Mesir , Sadam Husein di Irak dan Marcos di Philipina yang semua sudah tumbang. c.Komunisme : paham yang ingin membentuk masyarakat sama rasa sama rata tidak ada kelas dalam masyarakat seperti Negara Kuba , Korea Utara, Vietnam , Laos d. Monarki : paham yang menempatkan seseorang / raja atau ratu sebagai kepala Negara. Ada monarki absolute yaitu raja berkuasa secara politik seperti Arab Saudi , Qatar, Kuwait , Maroko dan sebagian Negara-negara Afrika seperti Benin, Lesotho,Swaziland. Sedangkan monarki konstitusional menempatkan raja sebagai kepala Negara dengan sedikit campur tangan politik seperti Malaysia, Jepang, Inggris, Belanda dan Thailand e. Theokrasi : Negara berdasarkan agama yaitu Arab Saudi (penerapan agama Islam) dan Vatikan (agama Katholik) , Meskipun demikian aliran politik tidaklah bersifat mutlak, Negara China ideologinya komunis dengan Partai Komunis yang berkuasa, tetapi ekonominya menganut kapitalis yang berusaha mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan menanamkan modalnya keberbagai negara E.Lembaga politik Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu kebiasaan atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik yang diakui oleh negara lewat 46 KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa pengakuan negara. Dalam konteks ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan memberikan jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah perilaku politik yang terpola dalam bidang politik. Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam suatu bidang/masyarakat tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga pemilihan umumnya (atau sekarang KPUnya) melainkan seluruh perilaku yang terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen. Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi seperti Indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan normanorma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah merubah lembaga feodalistik (perilaku yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan kesejahteraan. Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan perangkat struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk bisa teraktualisasikan, saat tiap individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku. 47 Salah satu lembaga politik adalah partai politik. Seluruh Negara demokrasi pasti mempunyai partai politik sebagai penyalur aspirasi anggotanya, alat merebut kekuasan secara konsitusional melalui pemilihan umum dan kaderisasi pemimpin-pemimpin politik suatu Negara. Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik. Dalam rangka memahami Partai Politik sebagai salah satu komponen Infra Struktur Politik dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai Partai Politik, yakni : 1. Carl J. Friedrich: Partai Politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasan pemerintah bagi pemimpin Partainya, dan berdasarkan penguasan ini memberikan kepada anggota Partainya kemanfaatan yang bersifat ideal maupun materil. 2. R.H. Soltou: Partai Politik adalah sekelompok warga negara yang terorganisir, yang bertindak sebagai satu kesatuan politik, yang dengan memanfaatkan kekuasan memilih, bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka. 48 3. Sigmund Neumann: Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis Politik yang berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan golongan-golongan lain yang tidak sepaham. 4. Miriam Budiardjo: Partai Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya), dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Lembaga politik yang ada dalam suatu Negara dibentuk berdasarkan Undang-undang hasil kese pakatan wakil-wakil rakyat yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau parlemen. Negara Indonesia melengkapi dirinya dengan berbagai lembaga politik seperti lembaga Kepresi denan beserta Menteri-menteri kabinet sebagai lembaga eksekutif (pelaksana undang-undang), DPR dan MPR sebagai lembaga legislatif (pembuat undang-undang) dan Mahkamah Agung sebagai lembaga yudikatif (penegak undang-undang) . Kemudian orde reformasi menghasilkan berbagai lembaga politik yang cukup banyak sebagai alat untuk mengontrol kekuasaan jangan sampai melenceng dari Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pedoman bernegara karena didalamnya memuat tujuan bernegara dan aturan dasarnya. Muncullah lembaga Mahkamah Konstitusi yang mengadili setiap konflik karena perbedaan tafsir dalam berbagai peraturan karena Undang-undang yang dibuat belum tentu sesuai dengan jiwa UUD 1945. Ada Komisi Pemberantasan Korupsi yang telah menyeret pejabat-pejabat Negara (menteri, dirjen,gubernur, bupati/walikota), penegak hukum (polisi,jaksa,hakim dan pengacara) dan pengusaha nakal ke dalam bui karena berbagai kasus korupsi. 49 BAB IV PERANAN UNSUR-UNSUR GEOGRAFI DALAM POLITIK Unsur-unsur Geografi yang berpengaruh terhadap politik meliputi unsur-unsur alam (lithosfer, atmosfer,biosfer dan hidrosfer) dan unsur-unsur manusia (ekonomi,budaya,sosial dan politik). Dalam diktat ini tidak semua unsur-unsur dapat dijelaskan, hanya beberapa unsur yang dapat mewakili penjelasan dari judul bab ini A.Unsur-unsur alam : 1. Gempa Bumi Hari Sabtu 27 Mei 2006, pukul 05.57 WIB pagi, DIY dan Jawa Tengah diguncang gempa berkekuatan 5,9 skala richter. Daerah Kabupaten Bantul sebelah Timur, Kota Yogyakarta bagian Timur , Prambanan Sleman, Prambanan Klaten dan Gantiwarno Klaten luluh lantak. Ribuan orang meninggal dunia (lebih dari 5000 orang) dan luka-luka mulai ringan hingga parah ( sekitar 125.000 orang). Banyak bangunan, gedung dan rumah rata dengan tanah, atau setidaknya mengalami kerusakan yang tidak memungkinkan untuk dihuni atau dijadikan tempat kerja yang aman. Termasuk kantor KPU Kota Yogyakarta , lantai 2 tidak bisa digunakan walaupun tidak parah kerusakannya. Di Yogyakarta sendiri ada lima kecamatan yang kondisinya parah, yakni Umbulharjo, Kotagede, Mergangsan, Mantrijeron, dan Gondokusuman. Saat itu penyelenggaraan Pilkada Kota Yogyakarta yang rencananya di selenggarakan bulan Juni tahun 2006 sampai pada proses batas akhir pencatatan pemilih tambahan, sosialisasi Pilkada, yang bersafari ke 45 kelurahan sedang berlangsung, berkas pencalonan sedang dalam masa perbaikan untuk dikembalikan ke KPUD. Namun semua tahapan tersebut menjadi buyar karena terjadinya gempa bumi. Itulah pengaruh nyata dari unsur Geografi berupa lithosfer ( baca: gempa bumi) tehadap peristiwa politik (baca : pemilihan kepala daerah). 50 Setelah mempertimbangkan beberapa aspek yaitu : 1).aspek teknis, yaitu berupa rusaknya data pemilih, rusaknya infrastruktur pendukung, pengada an logistik dan dalam rangka memberikan kesempatan pasangan calon untuk melengkapi syaratsyarat yang diperlukan; 2) aspek sosiologis, yaitu menerima masukan masyarakat untuk menunda Pilkada dengan pertim bangan kemanusiaan; 3) aspek pembiayaan,apabila ditunda terlalu lama akan menimbulkan pembengkakan pembiaya an Pilkada; dan 4) aspek yuridis adalah peraturan perundang-undangan memungkinkan penundaan, maka setelah melalui koordinasi dengan berbagai pihak yang berkompeten, KPUD memutuskan menunda Pilkada menjadi tanggal 13 Agustus 2006. Situasi yang ada tidak memungkinkan menjalankan agenda Pilkada yang sedang berlangsung. Semua warga Yogyakarta disibukkan dengan aktivitas kemanusiaan. Aktivitas anggota KPUD sendiri selama seminggu pasca gempa di antaranya melakukan kunjungan beberapa anggota panitia pelaksana (Panitia Pelaksana Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara ) yang terkena dampak bencana. Dari pantauan tersebut sebagian besar panitia pelaksana, apalagi sekretariatnya lebih banyak disibukkan menangani proses recovery pasca gempa. Seminggu pasca gempa, KPUD mengundang ketua PPK untuk berkoordinasi sekaligus mengumpulkan data tentang kondisi kesiapan pelaksaan Pilkada di wilayahnya masing-masing. Pada saat yang sama, KPU juga melakukan sounding ( mendengarkan suara suara ) ke masyarakat, memantau pemberitaan media yang terkait dengan pelaksaan Pilkada dan melakukan komunikasi informal dengan pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk tim sukses parpol dari tiga koalisi. Di satu pihak, misalnya Koalisi Merah Putih, menyuarakan agar Pilkada 51 ditunda, sementara dari pihak Koalisi Rakyat Jogya, meskipun tidak terungkap secara eksplisit, lebih cenderung Pilkada tetap berjalan sesuai tahapan yang telah ditetapkan KPUD. KPUD hanya perlu melakukan penyesuaian agenda tanpa harus menunda hari H pemungutan suara. Pihak yang tidak menghendaki penundaan memperkuat argumentasinya dengan adanya fakta bahwa Kulonprogo yang juga terkena imbas bencana gempa bumi walaupun tidak begitu parah, tidak menunda Pilkada. b. Pertambangan Di dalam suatu negara, bilamana salah satu golongan politik mampu menguasi sektor pertambangan maka kekuatan politik dari golongan tersebut akan kuat mengingat sektor pertambangan menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk menunjang kekuatan politik golongan tersebut. Salah satu contoh golongan politik yang mempunyai kekuatan tangguh adalah Partai Golkar. Tambang batu bara di daerah Kalimantan yang dikuasi oleh PT. Kaltim Prima Coal yang sebagaian besar sahamnya dikuasi oleh keluarga Aburizal Bakrie. Hasil dari sektor pertambangan tersebut akan membantu dalam hal pendanaan Partai Golkar mengingat Aburizal Bakrie juga bertindak sebagai ketua umumnya. Gambar 5. Pertambangan batu bara milik P.T.Bakrie 52 Di sisi lain sektor pertambangan juga membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Dalam sebuah perusahaan pertambangan dimungkinkan adanya ribuan karyawan. Biasanya karyawan ini secara otomatis ikut mendukung golongan politik yang menguasai perusahaan pertambangan dimana ia bekerja. Hal ini menyebabkan pengaruh yang besar pada perolehan suara saat golongan politik tersebut mengikuti Pemilu. Karena para pekerja tersebut secara tidak langsung merasa sudah diberi lapangan kerja untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Gambar 6. Pertambangan batubara terbuka di Kalimantan 2.Hidrosfer Salah satu objek kajian geografi yang berpengaruh pada politik adalah hidrosfer. Hidrosfer mencakup perairan darat maupun laut. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah pengaruh perairan laut pada politik terutama yang berkaitan dengan Geostrategi. b.1. Perairan Laut. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagiaan wilayahnya berupa perairan laut. Selain itu, letak perairan laut Indonesia sangat strategis karena merupakan jalur lalu lintas 53 Internasional. Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi terutama di kawasan Asia Pasifik. Sebab konsekuensi letak geografis Indonesia di persilangan jalur lalu lintas internasional, maka setiap pergolakan politik berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap Indonesia. Apalagi jalur suplai kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara melewati perairan Indonesia. Jalur pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke Jepang dan Amerika Serikat, misalnya, Asia Tenggara 70% pelayarannya melewati perairan Indonesia. Karenanya sangat wajar bila berbagai negara berkepentingan mengamankan jalur pasokan minyak ini, termasuk di perairan nusantara, seperti, Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lain-lain. Pasukan Beladiri Jepang secara berkala dan teratur mengadakan latihan operasi jarak jauh untuk mengamankan area yang mereka sebut sebagai "life line," yakni, radius sejauh 1000 mil laut hingga menjangkau perairan Asia Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan Cina, Australia, India, termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadi penutupan jalur-jalur vital tersebut oleh negara-negara di Asia Tenggara (termasuk Indonesia.) Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, memang selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Australia misalnya, sangat kuatir bila Indonesia mengembangkan kekuatan angkatan laut, yang pada gilirannya dapat memperketat pengendalian efektif semua jalur pelayaran di perairan nusantara. Penetapan sepihak selat Sunda dan selat Lombok sebagai perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh Amerika Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia Baru. Tentu apabila dua selat ini 54 menjadi perairan teritorial Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan internasional. Selain hal di atas perairan laut di Indonesia yang strategis dan kaya akan sumber daya alam bisa memicu konflik dengan negara lain. Bahkan mengundang banyak negara untuk menguasai kekayaan laut di Indonesia. Banyak kasus yang terjadi pencurian ikan di wilayah perairan di Indonesia oleh nelayan asing yang pada akhirnya memicu konflik politik dengan negara lain. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu yaitu ditangkapnya petugas DKP oleh Malaysia di perairan Indonesia yang berujung pada konflik politik kedua negara. Uraian di atas memperlihatkan bahwa perairan laut sangat berpengaruh terhadap politik terutama politik antar negara. Hubungan geografi dengan politik merupakan hubungan timbal balik, sehingga tidak hanya geografi saja yang berpengaruh terhadap politik tetapi politik juga berpengaruh terhadap geografi. Jalur pelayaran internasional yang melewati Indonesia tentu saja membawa dampak pada perairan laut Indonesia. Perairan laut di Indonesia yang dilewati jalur pelayaran Internasional tersebut akan menjadi tercemar oleh bahan bakar kapal. Contoh lain pengaruh politik terhadap perairan laut adalah kebijakan pemerintah dalam melarang penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan yang akan mengurangi kerusakan lingkungan di wilayah perairan laut. Dan apabila pemerintah tidak melakukan pelarangan terhadap tindakan tersebut maka kondisi lingkungan perairan laut akan semakin rusak. Dari ulasan di atas terlihat dengan jelas hubungan antara geografi dengan politik. Dalam hal ini hidrosfer memberi pengaruh terhadap politik pada suatu negara terutama negara maritime begitu pula sebaliknya politik berpengaruh pada hidrosfer. 55 b.2 Perairan darat Air yang merupakan bagian dari hak-hak asasi manusia yang mengandung suatu nilai universal, dimana kebutuhan tersebut adalah kebutuhan yang tidak boleh dilimitasi, dieleminir sebagian dan atau seluruhnya, hal kebutuhan tersebut juga sudah menjadi hak konstitusional setiap warga negara, yang bisa diartikan bahwa keberadaan air bagi rakyat banyak tidak bisa lagi di dalam pemenuhannya tergantung pada Undang-undang atau Peraturan Pemerintahan yang berlaku di sebuah Negara, misalkan dibatasi dengan keberadaan oleh adanya UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA). Apalagi air yang merupakan suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat, serta merupakan suatu elemen yang terpenting bagi kelangsungan kehidupan manusia, suadah merupakan keharusan mendapatkan suatu proteksi yang memadahi bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan umat manusia. Dan fundamentalisnya, hal ini tentunya telah bertentangan, sebagaimana air di dalam perspektif konsep hak asasi manusia (HAM) yang berlaku secara universal, di dalam keterkaitan hubungannya negara dengan warganya, dalam hal ini rakyat yang berkedudukan sebagai pemegang hak (right holder), kemudian di sisi lain negara berkedudukan sebagai pengemban kewajiban (duty holder) mengandung imperatif. Dan kemudian dimana kewajiban negara yang mendasar seharusnya adalah melindungi (proteksi) dan menjamin hak asasi warganya (rakyat), dalam hal itu dimana salah satunya adalah hak atas air – mengupayakan pemenuhan secara positip atau menjamin akses rakyat atas air yang sehat untuk segala kebutuhannya mulai dari urusan rumah tangga, urusan irigasi, urusan produksi lainnya. Isu tentang air yang berkembang di masyarakat semakin berhembus kencang menyusul akan disahkannya RUU Sumberdaya Air, RUU Sumberdaya Air tersebut akan menggantikan Undang-Undang No.11 Tahun 1974 tentang pengairan dalam RUU tersebut, terlihat adanya 56 perubahan cara pandang terhadap sumberdaya air. Air tidak dimaknai lagi sebagai barang publik (publik goods), tetapi juga sudah menjadi komoditas ekonomi (economic goods). Dengan adanya kesadaran bahwa air adalah hak asasi manusia maka semakin gencar masyarakat, lembaga, maupun Negara memperjuangkan air untuk tetap lestari. Perjuangan tersebut dilakukan dengan mengadakan acara-acara,kerja sama,seminar maupun kampanye aksi. Pada tahun 1992, ada dua peristiwa pertemuan yang menjadi dasar pendirian jaringan lembagalembaga air internasional: Konferensi Internasional mengenai Air dan Lingkungan di Dublin dan konferensi PBB mengenai Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janerio. Secara khusus ada 3 lembaga yang saling berkaitan lahir dari dua acara tersebut: Global Water Partnership(GWP), World Water Council(WWC), dan World Commission on Water(WWC).World Commission on Water (WWC) dibentuk pada tahun 1998 dan dipimpin oleh Ishmail Serageldin. Komisi ini beranggotakan 21 orang terkanal dari seluruh dunia. Selain oleh pemerintah Kanada dan Belanda , komisi ini juga didukung secara resmi oleh seluruh organisasi besar PBB yang memiliki mandate yang berhubungan dengan air;yakni UNESCO, FAO, UNDP, WHO, dan UNICEF. Komunitas internasional perlu bersatu padu dalam sebuah model yang baru;model yang tidak dikendalikan oleh motif mendapatkan profit atau didanai oleh Bank Dunia. Model ini harus menerapkan nilai-nilai air sebagai milik bersama,penjagaan air, kesetaraan air, universalitas air, dan perdamaian air. Beberapa teladan positif yang mendukung nilai-nilai tersebut telah terbentuk –termasuk 3 prinsip yang dikembangkan selama 10 tahun terakhir dalam berbagai pertemuan yang disponsori oleh PBB. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang dapat membentuk cara mengatur penggunaan air di masa depan. 57 Prinsip Kedaulatan territorial yang terbatas dan terintegrasi, setiap Negara memiliki hak untuk menggunakan air dalam teritorialnya dengan syarat tindakan tersebut tidak merugikan kepentingan Negara lain. Prinsip komunitas kepentingan-kepentingan: tidak ada satu Negara pun yang dapat menggunakan air dalam wilayahnya tanpa dikonsultasikan dengan Negara lain untuk mencapai pengelolaan yang terintergrasi,atas dasar kerja sama. Prinsip penggunaan yang adil dan masuk akal: setiap Negara memiliki hak untuk menggunakan air di daerah aliran air bersama melalui pemberian kepemilikan dan control untuk bagian sumber daya yang adil dan masuk akal. Agenda bagi gerakan ketahanan air internasional yang dipersenjatai dengan sejumlah solusi lingkungan dan kemanusiaan yang memiliki potensi untuk mengatasi krisis air global. Gerakan ini bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan air dari eksploitasi komersial. Untuk menyelamatkan sumber daya air yang makin menipis, dan mencegah konflik yang lebih jauh, seluruh tingkat pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia harus mulai bekerja sama, seperti yang dahulu pernah dilakukan untuk membangun masyarakat kembali setelah perang berakhir. Untuk memulai misi ini, sesegera mungkin kita harus menyetujui serangkaian prinsip dan nilai pemandu,yakni:. a) Air adalah milik bumi dan seluruh spesies. b) Sedapat mungkin air harus berusaha berada tetap ditempat asalnya. c) Air harus dikonversi setiap saat. d) Air yang tercemar harus kembali disehatkan. e) Air dapat dilindungi paling baik ketika berada didaerah aliran airnya yang alami. f) Air adalah warisan public, yang harus dijaga oleh seluruh tingkat pemerintahan. 58 g) Akses pada pasokan air bersih yang cukup adalah hak asasi dasar manusia. h) Pembela air yang terbaik adalah masyarakat dan warga Negara setempat. i) Publik harus berpartisipasi sebagai mitra sejajar dengan pemerintah untuk melindungi air. j) Kebijakan-kebijakan globalisasi ekonomi tidak mendukung keberlanjutan air (water sustainable). 3.Iklim Tidak semua ilmuwan setuju tentang keadaan dan akibat dari pemanasan global. Beberapa pengamat masih mempertanyakan apakah temperatur benar-benar meningkat. Yang lainnya mengakui perubahan yang telah terjadi tetapi tetap membantah bahwa masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang keadaan di masa depan. Kritikan seperti ini juga dapat membantah bukti-bukti yang menunjukkan kontribusi manusia terhadap pemanasan global dengan berargumen bahwa siklus alami dapat juga meningkatkan temperatur. Mereka menun jukkan fakta-fakta bahwa pemanasan berkelanjutan dapat menguntungkan di beberapa daerah. Para ilmuwan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung menunjukkan tiga perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi model pemanasan global dengan perilaku sebenarnya yang terjadi pada iklim. Pertama, pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade pada pertengahan abad ke-20; bahkan ada masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun 1970-an. Kedua, jumlah total pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi oleh model. Ketiga, troposfer, lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat prediksi model. Akan tetapi, pendukung adanya pemanasan global yakin dapat menjawab dua dari tiga pertanyaan tersebut. Kurangnya pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh besarnya polusi udara yang menyebarkan partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke atmosfer. Partikulat ini, juga dikenal 59 sebagai aerosol, memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan berkelanjutan akhirnya mengatasi efek ini, sebagian lagi karena adanya kontrol terhadap polusi yang menyebabkan udara menjadi lebih bersih. Keadaan pemanasan global sejak 1900 yang ternyata tidak seperti yang diprediksi disebabkan penyerapan panas secara besar oleh lautan. Para ilmuan telah lama memprediksi hal ini tetapi tidak memiliki cukup data untuk membuktikannya. Pada tahun 2000, U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memberikan hasil analisa baru tentang temperatur air yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir. Hasil pengukuran tersebut memperlihatkan adanya kecenderungan pemanasan: temperatur laut dunia pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2 derajat Celsius (0,3 derajat Fahrenheit) daripada temperatur rata-rata 50 tahun terakhir, ada sedikit perubahan tetapi cukup berarti. Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi lebih sedikit pemanasan di troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut beberapa kritikus, pembacaan atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran atmosfer dari permukaan Bumi tidak dapat dipercaya. Pada bulan Januari 2000, sebuah panel yang ditunjuk oleh National Academy of Sciences membahas masa lah ini mengakui bahwa pemanasan permukaan Bumi tidak dapat diragukan lagi. Akan tetapi, pengukuran troposfer yang lebih rendah dari prediksi model tidak dapat dijelaskan . Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantanga saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah 60 dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin. Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca. a.Menghilangkan karbon Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca. Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan 61 batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, dimana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan. Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbon dioksida sama sekali. b.Persetujuan internasional Protokol Kyoto Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto. 62 Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas. Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, George W. Bush mengumumkan bahwa perjanjian untuk pengurangan karbon dioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar. Ia juga menyangkal dengan menyatakan bahwa negaranegara berkembang tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan karbon dioksida ini. Kyoto Protokol tidak berpengaruh apa-apa bila negara-negara industri yang bertanggung jawab menyumbang 55 persen dari emisi gas rumah kaca pada tahun 1990 tidak meratifikasinya. Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika tahun 2004, Presiden Rusia Vladimir Putin meratifikasi perjanjian ini, memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini mulai 16 Februari 2005. Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini dilaksanakan segera, ia hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama karena negara-negara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh dari emisi gas rumah kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat 63 kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama dikemukakan oleh industri minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim bahwa biaya ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300 milyar dollar AS, terutama disebabkan oleh biaya energi. Sebaliknya pendukung Protokol Kyoto percaya bahwa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 milyar dollar AS dan dapat lebih kurang lagi serta dikembalikan dalam bentuk penghematan uang setelah mengubah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri yang lebih effisien. Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida. Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler untuk menegoisasikan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan pinalti yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. Para negoisator merancang sistem dimana suatu negara yang memiliki program pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon. Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti Belanda, dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih rendah. Rusia, merupakan negara yang memperoleh keuntungan bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia sangat payah dan emisi gas rumah kacanya sangat tinggi. Karena kemudian Rusia berhasil 64 memotong emisinya lebih dari 5 persen di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk menjual kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di Uni Eropa. Uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya unsur geografi (baca: atmosfer) berupa iklim terhadap politik (kesepakatan Negara-negara dunia untuk mengurangi CO2 di udara dalam Protokol Kyoto) 4.Biosfer /Tumbuhan. Menteri Kehutanan RI didesak segera menjadikan Kawasan Hutan Batang Toru (KHBT) sebagai kawasan lindung serta mencabut izin perusahaan yang melakukan pengelolaan hutan itu. Manager Program Batang Toru Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Graham Usher, di Medan, mengatakan, berdasar hasil pertemuan koordinasi yang digelar YEL bersama mitra kerja 20-21 Pebruari 2008, merekomendasikan desakan terhadap Menteri Kehutanan MS Kaban, untuk menjadikan Kawasan Hutan Batang Toru (KHBT) sebagai kawasan lindung. "Mengingat keragaman hayati dan persoalan topografi KHBT, kami meminta agar kawasan yang meliputi tiga kabupaten di Sumut ini dapat dijadikan sebagai kawasan lindung," Menteri Kehutanan diharapkan juga dapat merespon KHBT sebagai habitat orang utan. Mengingat hasil survey yang dilakukan YEL, terdapat habitat terakhir untuk populasi orang utan (mawas, jut botar) yang diperkirakan mencapai sekitar 600 ekor di Blok Batang Toru Barat dan sekitar 300-400 ekor di Blok Batang Toru Timur. Termasuk dijumpai juga satwa langka lainnya seperti tapir, harimau sumatera, kambing hutan dan beragam jenis burung khas Sumatera. Untuk flora, hutan ini memiliki beragam jenis flora misalnya bunga bangkai rafflesia, anggrek, cemara gunung, sampinur tali, jenis-jenis mayang dan beragam jenis flora lainnya. 65 Dukungan penyelamatan keragaman hayati ini diharapkan dapat diterbitkan, mengingat adanya Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yang dimiliki oleh PT. Teluk Nauli. Berdasarkan kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap kawasan hutan Batang Toru ternyata kawasan tersebut selayaknya dijadikan hutan lindung sesuai dengan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh para pihak yang terkait dengan kawasan hutan Batang Toru. "Kebijakan lain yang juga diharapkan diterbitkan oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara menetapkan Kawasan Hutan Batang Toru sebagai Kawasan Lindung Strategis Propinsi Sumatera Utara dalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Utara," Sementara Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, Yunus C Hutauruk,mengatakan, keberadaan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Sarulla, sebagai proyek potensial di Kabupaten Tapanuli Utara sangat membutuhkan adanya perlindungan kawasan. "Kita sangat berharap adanya dukungan pemerintah pusat untuk mendukung perlindungan Kawasan Hutan Batang Toru,"katanya. Berdasarkan artikel yang diunduh dari http://illegalloggingwatch.blogspot.com tanggal 2 Oktober 2010 diatas, dapat dilihat bahwasannya terdapat hubungan antara fenomena Biosfer dalam hal ini mengenai pengelolaan hutan dengan isu politik. Keduanya saling mempengaruhi karena dalam suatu permasalahan lingkungan (geografi) selalu menyeret para politikus untuk menyelesaikannya. Baik itu melalui keputusan para menteri terkait atau melalui undangundang.Begitu pula sebaliknya politik sering digunakan orang-orang tertentu untuk merusak atau bahkan menguasai aset berharga sumber daya alam kita. Biosfer (tanaman dan hewan) ternyata juga sangat berpengaruh terhadap lembaga politik seperti Negara dan partai politik. Kemungkinan tanaman dan hewan mempunyai spirit yang dapat dijadikan inspirasi. Memang pada dasarnya manusia terinspirasi oleh keberadaan tanaman 66 dan hewan, dan menjadikannya lambang dalam berbagai aktivitasnya, termasuk aktivitas politik. Seorang pemuda pasti menyerahkan bunga ketika menyatakan cintanya, karena bunga yang wangi harumnya dan indahnya warna warni merupakan lambang yang tepat bagi cintanya. Negara-negara sebagai lembaga politik yang menggunakan tanaman dan hewan sebagai lambangnya antara lain : Thailand - negeri gajah putih , Singapura – singa , Indonesia – Garu da, Rusia – negeri beruang merah, Kanada – gambar daun di benderanya, Cina – negeri Tirai Bambu dan hewan Panda , Australia – Negeri Kangguru , Korea – Negeri ginseng , Mesir – negeri kuda nil. Adapun partai politik yang menggunakan tanaman atau hewan antara lain : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan - Banteng Moncong Putih, Partai Gerindra – Kepala Garuda, Partai Golkar – Pohon Beringin , PKS – Padi dan kapas , PDS – Burung Merpati. B. Unsur-unsur Manusia (Antroposfer) Peranan manusia dalam politik dipahami sebagai suatu kondisi manusia dalam suatu wilayah (baca : Negara) yang mempengaruhi keputusan-keputusan politik yang diambil oleh lembaga pemerintah yang mendapat mandat dari rakyat untuk mengatur Negara dalam berbagai bidang kehidupan. Kondisi manusia dapat dibagi menjadi kondisi ekonomi, sosial, politik dan budaya. 1.Kondisi ekonomi. Dalam suatu Negara yang masih bersifat agraris seperti Indonesia maka kebijakan politik yang diambil berdasarkan pada kondisi pertanian, terutama kebutuhan pangan. Muncullah kebijaksana an Panca Usaha Tani pada awal orde baru untuk memandu petani dalam usaha taninya. Saat itu banyak konflik terjadi, karena petani yang biasanya memakai pupuk kandang diharuskan mema kai pupuk buatan (kimia) walaupun harus impor. Demikian pula bibit padi yang tadinya berasal dari bibit lokal sejenis raja lele, mentik wangi dan cianjur harus diganti dengan bibit IR yang 67 didatangkan dari Philipina. Kondisi pertanian yang masih tradisional dengan hasil panen rendah dalam waktu lama mempengaruhi pemerintah mengambil keputusan politik berupa penerapan Panca Usaha Tani (menentukan Pengolahan Tanah, Bibit,Pengairan,Pemupukan dan Pemberan tasan hama) agar hasil meningkat untuk mengejar pertumbuhan penduduk yang pesat. Demikian kondisi gagal panen, banyak ternak mati dan pabrik-pabrik gula bangkrut (kondisi ekonomi melemah) mendorong pemerintah mengambil keputusan mengimpor beras, sapi dan gula (keputusan politik) untuk memenuhi kebutuhan penduduk sekaligus mencegah kerusuhan social bahkan politik karena kegagalan pemerintah menyediakan bahan pokok bagi warganya. Nampak kondisi ekonomi mempengaruhi keputusan politik. Gambar 7. Karikatur Impor Beras dinegeri Agraris Gambar 8. Beras Impor dari Thailand 68 Tanah Air Indonesia adalah sebuah bangsa yang memiliki tanah pertanian yang sangatsubur, bah kan dalam sebuah lirik lagu disebutkan "tongkat dan batupun jadi tanaman" sebagai ungkapan yang menyatakan betapa suburnya tanah air tercintaini. Tapi mengapa kini kita harus mengimpor beras dari luarnegeri, dengan kata lain berarti pangan bangsa Indonesia ternyata tergantung pada orang asing, bagaimana seandainya mereka tidak mau lagi mengekspor beras ke Indonesia, bisa kelaparan rakyat Indonesia. 2.Kondisi Sosial Pertumbuhan penduduk yang pesat pada periode 1961 – 1970 yang mencapai 2,34% mempenga ruhi keputusan politik pemerintah untuk menggalakkan Program Keluarga Berencana. Lembaga yang menangani kependudukan berdiri atas Keputusan Presiden terkenal dengan sebutan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Badan ini mengkampanyekan Dua Anak Cukup, karena saat itu setiap keluarga rata-rata mempunyai anggota 6 – 10 orang. Masa sebelum nya ada pendapat tradisional di kalangan masyarakat bahwa banyak anak banyak rezeki. Bahkan pemerintah memberi bantuan tunjangan penghasilan bagi pegawai negeri sipil dan tentara baik uang maupun beras (satu anak bantuan beras 10 kg per bulan). Bagi PNS yang mempunyai anak delapan maka tiap bulan dapat membawa pulang satu kwintal beras. Kondisi demikian memper parah keuangan Negara. Oleh karena itu, mendukung kampanye dua anak cukup, pemerintah juga membuat keputusan politik yang hanya memberi bantuan tunjangan bagi dua anak saja. Sejak itu pegawai negeri dan masyarakat umumnya enggan mempunyai anak lebih dari dua. Letusan merapi ini juga dimanfaatkan berbagai instasi untuk menunjukan eksistensinya. Hal ini ditujukan untuk pencitraan instansi yang bersangkutan sehingga dikenal masyarakat. Partai-partai politik pun ikut berlomba-lomba memberikan sumbangannya. Mereka secara tidak 69 langsung bersaing untuk mendapatkan hati masyarakat korban bencana dengan membagibagikan sembako ataupun sumbangan yang lain. Denagn begitu, pada pemilu tahun selanjutnya masyarakat memilih partai itu. Bencana alam yang menimbulkan masalah social kadang digunakan oleh pihak tertentu untuk menaikkan citranya seperti gambar berikut : Gambar 9. Bantuan social bagi korban Merapi yang diabadikan 3.Budaya Pada masa orde lama pernah muncul keputusan politik yang melarang music ngak ngik ngok yang hanya berisi cinta, karena pemerintah menganggap music demikian berbahaya bagi pem bangunan karakter bangsa. Kebijaksanaan pemerintah mengutamakan penyiaran lagu-lagu perjuangan yang dapat membangkitkan semangat bekerja keras bagi rakyat Indonesia. Kebijaksanaan Politik yang mendukung itu disebut Berdikari (Berdiri di Atas kaki sendiri), berdaulat dalam politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian dalam budaya. Tapi pada masa orde baru konsep politik berdikari berubah ke politik terbuka. Kebijakanaan pintu terbuka 70 menyebabkan budaya asing masuk, music dan film-film barat mendesak produk dalam negeri. Sementara kekhawatiran terhadap Cina membuat pemerintah mengeluarkan keputusan politik melarang budaya barongsay, membatasi kepercayaan Kong Hu Cu dan meminta warga Cina mengganti nama. Maka Han Sie Long menjadi Handoko atau Liem Swi King menjadi Halim. Budaya dapat mempengaruhi hubungan politik suatu negara dengan negara lain, . Tari pendet salah satu budaya asli Indonesia di klaim oleh Malaysia untuk sarana promosi pariwisata. Hal ini membuat situasi politik kedua negara menjadi semakin memanas setelah sebelumnya sempat tegang karena kasus TKI dan perbatasan. Aura kebencian pun semakin membara diantara masyarakat kedua negara. Negara seolah tidak berdaya melihat aset berharga milik bangsa diambil negara lain. Pengembangan dan penghargaan negara terhadap budaya bangsa masih kurang, perhatian negara masih terfokus pada pengembangan ekonomi saja. Untuk memajukan dan melindungi budaya agar tidak diklaim negara lain maka dibutuhkan kemauan dari segenap pihak yang berwenang. . Gambar 10. Tari Pendet Budaya Indonesia dibajak Malaysia 71 Gambar 11. Indonesia – Kanada bersahabat lewat budaya tari 4.Politik. Kondisi politik suatu Negara ditentukan oleh keputusan politik penguasa. Pada orde lama Partai Masyumi yang besar dilarang karena tidak mendukung demokrasi terpimpin. Pada masa orde baru Partai Komunis Indonesia dilarang karena dianggap mendalangi pemberontakan G30S. Dan untuk memudahkan pengawasan dengan dalih stabilitas politik maka pemerintah membuat keputusan politik yang menyederhanakan system kepartaian yang tadinya berjumlah sepuluh menjadi tiga saja. Tetapi perubahan politik pada tahun 1998 jugalah yang menyebabkan pemerintah membuka kran berdirinya partai-partai baru sampai seratus lebih, walaupun yang berhak menjadi peserta pemilu 48 partai pada tahun 1999. Sesungguhnya politik (proses pertarungan di DPR, suara-suara rakyat melalui media massa, pilihan rakyat pada pemilu ) akan mempengaruhi politik (kebijakan yang diambil, arah pembangunan Negara dan system politik 72 yang dianut). Kalau masa orde lama system parlementer dianggap gagal maka diganti system demokrasi terpimpin. Oleh orde baru system demokrasi terpimpin diganti dengan system demo krasi Pancasila. Orde reformasi mengganti system demokrasi Pancasila menjadi demokrasi murni, suara banyak yang menentukan, system perwakilan yang dipilih langsung. 73 BAB V PERANAN POLITIK TERHADAP GEOGRAFI Tidak dapat disangkal bahwa peranan politik terhadap geografi sangat besar. Dalam pendahuluan disampaikan bagaimana geografi sebagai ilmu kedudukannya semakin terancam dan terpinggirkan karena keputusan politik. Demikian pula dalam praktek bernegara peranan politik seperti kebijakan atau keputusan politik yang diambil mempengaruhi geografi (dalam arti kondisi geografi suatu wilayah). Dalam diktat ini peranan politik akan dibahas pada 4 topik saja yaitu : A.Lingkungan B. Kependudukan C.Bencana Alam D.Pertahanan Keamanan A. Lingkungan. Betapa pentingnya lingkungan dalam kehidupan manusia tidak perlu diperdebatkan. Baik lingkungan alam maupun lingkungan budaya. Lingkungan alam berupa tanah, air, udara dan hayati sungguh menentukan hidup manusia. Ketersediaan lingkungan alam akan membatasi kehidupan manusia. Demikian pula lingkungan budaya berupa kehidupan ekonomi,social dan politik juga berpengaruh pada aktivitas manusia. Akan tetapi aktivitas manusia ternyata juga cukup besar peranannya dalam mengubah lingkungan. Apalagi aktivitas politik manusia yang dengan kesadaran tinggi mengambil keputusan-keputusan politik peranannya pada lingkungan akan dibahas dalam diktat ini. 1.Lingkungan alam Keputusan politik di awal orde baru tahun 1970 an yang mencanangkan Panca Usaha Tani sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan telah berdampak kerusakan lingkungan, khususnya tanah, yang cukup besar dirasakan akibatnya hingga kini. Kebijakan menggunakan pupuk kimia telah menyebabkan tanah rusak, kandungan mikroorganisme mati, dan susah diolah dan kesuburannya semakin rendah. Ketergantungan tanah terhadap pupuk kimia (buatan) sangat 74 besar. Kebijakan politik pertanian untuk menggunakan pestisida, herbisida dan fungisida dalam memberantas hama telah menyebabkan musnahnya berbagai serangga yang berguna untuk tumbuhan dan matinya mahluk-mahluk mikro organisme penyubur tanah. Zat-zat kimia pemberantas hama turut andil dalam kerusakan lingkungan tanah. Harus ada keputusan politik pemerintah untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan kebijakan menggunakan pupuk kandang dan pemberantas hama alamiah. Hal itu tentu tidak mudah, karena pabrikan bahanbahan kimia penghasil pupuk dan pemberantas hama akan terus berusaha menggunakan segala cara, juga melalui jalur politik, dengan mempengaruhi pengambil keputusan untuk tetap melestarikan penggunaan pupuk kimia. Disinilah pertarungan politik antara mereka yang pro lingkungan dan pro ekonomi bebas beradu kuat, sementara rakyat menunggu dengan cemas. Kaum cendekiawan seharusnya mengambil peran untuk mempengaruhi keputusan politik agar pro lingkungan, bukan demi diri sendiri, tetapi demi anak cucu generasi masa depan. Mereka dapat membuat kajian ilmiah yang meyakinkan bahwa kerusakan lingkungan tanah akan mengancam kelangsungan hidup keturunannya. Demikian pula kerusakan lingkungan air nampak di depan mata. Air sungai yang jernih dan melimpah tinggal kenangan karena keputusan politik : emas hijau . Awal 1970 an politik emas hijau yang menyatakan hutan adalah kekayaan alam yang tinggal diambil saja, menyebabkan orang berbondong-bondong menebang hutan, menjual dalam bentuk gelondongan. Kerusakan hujan sebagai penyimpan air tak dimengerti mereka karena keputusan politik yang segera menghasilkan uang dari menebang hutan. Rusaknya hutan menyebabkan rusaknya sumber air dan lebih parah lagi terjadi erosi yaitu pengelupasan tanah subur karena air hujan langsung menghantam tanah dan menyeretnya kedalam sungai. Sungai menjadi keruh berwarna kuning, 75 airnya berlebihan atau banjir waktu musim penghujan, tetapi kering di musim kemarau. Lingkungan air rusak karena politik emas hijau. Lingkungan merupakan suatu bagian dari fenomena geosfer yang terdiri dari beberapa komponen yaitu air, udara, tanah, hewan, tumbuhan, beserta manusia didalamnya. Jika salah satu komponen tersebut mengalami gangguan akan berpengaruh terhadap komponen yang lainya. Kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, dan bencana lainya akhir – akhir ini terjadi akibat kebijakan pemerintah yang kurang ramah lingkungan. Bencana akibat kerusakan lingkungan juga sedang marak terjadi di negara Indonesia. Hal ini tentunya berakibat pada lumpuhnya beberapa sektor seperti ketahanan pangan (food security), ketahanan pendidikan (education security), ketahanan sosial (social security), serta ketahanan ekonomi (economic security). Seperti banjir yang terjadi di DKI Jakarta sering membuat aktifitas warga terganggu karena rumahnya terendam banjir, selain itu juga menimbulkan beberapa jalan terputus sehigga menimbulkan kemacetan. Banjir di Jakarta disebabkan karena salahnya kebijakan pemerintah dalam hal pembangunan yang kurang memperhatikan lingkungan. Serangkaian bencana alam yang terjadi telah menarik simpati maupun kedermawanan (philantrophy) masyarakat sebagai ikatan solidaritas untuk saling membantu korban bencana alam. Tentu hal ini sebuah tindakan yang terpuji. Akan tetapi niat baik yang ada justru sering dimanfaatkan oleh sekelompok elit politik baik secara perorangan maupun secara institusi di negeri ini untuk berpesta pora meraup simpati masyarakat sebagai sarana mengumpulkan massa demi kepentingan politik sesaat yaitu pemilihan umum baik eksekutif maupun legislatif. Oleh karena itu perlu adanya paradigma baru dalam kebijakan politik nasional maupun lokal yang lebih peka terhadap krisis lingkungan. Sehingga dalam penanganan bencana alam tidak hanya 76 bersifat parsial dan temporer tetapi bersifat berkelanjutan. Green Politik merupakan sebuah upaya untuk mengatasi krisis lingkungan yang berbasis pada sudut pandang perpolitikan. Partai Politik memiliki peran komunikasi politik, aspirasi politik, pendidikan politik, maupun dalam kapasitasnya sebagai sarana sosialisasi politik. Dalam konteks tersebutlah sejatinya eksistensi partai politik diharapkan mampu memberikan kontribusi akan lahirnya kesejahteraan rakyat. green politics sudah selayaknya hadir sebagai sebuah common platform bagi segenap pelaksanaan pembangunan nasional yang memiliki wawasan lingkungan. Karena pada hakikatnya pembangunan mengupayakan keberlanjutan (sustainabilitas) yang antara lain berparadigma Pertama, menjangkau perspektif jangka panjang melebihi satu-dua generasi sehingga kegiatan pembangunan perlu mempertimbangkan dampak jangka panjang. Kedua, menyadari berlakunya hubungan keterkaitan (interdependency) antar pelaku-pelaku alam, sosial dan buatan manusia. Ketiga, memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang memenuhi kebutuhannya. Keempat, pembangunan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya alam sehemat mungkin, limbahpolusi serendah mungkin, ruang (space) sesempit mungkin, energi diperbarui semaksimal mungkin, energi tidak-diperbarui sebersih mungkin, serta dengan manfaat lingkungan, sosial, budaya-politik dan ekonomi seoptimal mungkin. Kelima, pembangunan diarahkan pada pemberantasan kemiskinan, perimbangan ekuitas sosial yang adil serta kualitas hidup sosial, lingkungan, dan ekonomi yang tinggi. B.Kependudukan Kebijakan politik orde baru dengan program keluarga berencana telah berhasil menurunkan angka kelahiran yang pada akhirnya menurunkan angka pertambahan penduduk. Angka 77 pertambahan penduduk turun mulai dari 2,34% (1960-1970), 1,95% (1970-1980), 1,60% (1980 1990) , 1,4% (1990 – 2000). Keputusan politik pemerintah berupa pendirian Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang mempunyai anggaran besar dan tenaga sukarela berupa kader-kader KB sampai di tingkat desa telah berhasil menurunkan angka kalahiran. Semboyan dua anak cukup termuat dalam setiap gang masuk kampong dan tugu-tugu kota, sehingga setiap warga membaca, memahami dan melaksanakannya. Pemerintah memberi fasilitas pembagian kondom gratis, vasektomi dan tubektomi gratis, bahkan protes kaum ulama diabaikan, karena pemerintah merasa kuat dalam melaksanakan keputusan politiknya. Hampir semua departemen melaksanakan program KB, meskipun hanya penyuluhan. Organisasi Dharma Wanita (istri pegawai negeri) dan PKK menjadi ujung tombak program KB. Hasilnya luar biasa, masyarakat sekarang malu kalau punya anak lebih dari dua. Orde reformasi memandang program KB tidak penting lagi. Kucuran dana untuk BKKBN menurun drastis, bahkan lembaga ini tidak lagi mempunyai struktur sampai ke desa. Akibatnya kampanye KB kalah dengan kampanye pemilihan kepala daerah yang hampir tiap hari ada di Indonesia. Hasilnya pertumbuhan penduduk naik lagi, meskipun hanya 0,05% dari 1,40% menjadi 1,45% . Angka 0,05% memang kecil, tapi kalau di kalikan 240.000.000 orang penduduk Indonesia artinya sama dengan jumlah bayi 120.000. Melihat kenyataan tersebut, apakah akan ada perubahan politik kependudukan pemerintah ? Kependudukan menyangkut pula masalah pengangguran dan kemiskinan. Maraknya penawaran kerja secara langsung adalah gejala politik seperti pada gambar berikut : 78 Gambar 12 Penganggur mencari kerja dalam acara Job Fair Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana manusia tidak memiliki pekerjaan tetap dan atau bekerja serabutan ( kerjanya tidak memenuhi standar jam kerja) dan sedang mencari pekerjaan serta sedang menunggu panggilan kerja. Pengangguran biasa terjadi di Negara berkembang dengan penduduknya yang besar namun lapangan pekerjaan yang sedikit, pengangguran juga dapat terjadi karena adanya pencari kerja tidak memenuhi permintaan pasar sebab pendidikan mereka yang kurang, pendidikan mereka kurang karena biaya pendidikan mahal padahal sudah ada peraturan biaya pendidikan yang murah. Rasa malas yang ditanamkan oleh Negara kapitalisme yang pernah menduduki Indonesia, mereka biasanya mengandalkan sesuatu yang instan, hal tersebut menimbulkan rasa malas dan enggan bekerja pada penduduk Indonesia saat ini. C.Bencana Alam Politik memang tidak dapat secara langsung mempengaruhi bencana alam. Akan tetapi akibat keputusan politik bencana alam dapat terjadi. Seperti banjir : bencana ini terjadi karena air hujan tidak dapat ditahan oleh tumbuhan yang ditebangi secara massal akibat politik emas hijau. Keputusan politik mengizinkan penambangan batu kapur banyak menimbulkan bencana longsor 79 di Jawa Barat. Politik lebih tepat mempunyai peranan dalam mitigasi bencana (mengurangi resiko korban akibat bencana alam). Masih terngiang ketika pemerintah belum mempunyai kebijakan politik dalam menangani bencana alam, tsunami Aceh tahun 2004 telah menelan korban jiwa kurang lebih 200.000 jiwa dan gempa bumi di Bantul menewaskan 6000 jiwa dalam waktu 55 detik. Sejak tahun 2006 pemerintah secara serius mengatasi bencana alam dengan membentuk Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) dan Badan-badan serupa di propinsi dan kabupaten /kota. Keputusan politik inilah yang cukup strategis mengingat Negara Indonesia rentan terhadap bencana alam : gempa bumi, banjir, tsunami, letusan gunung api, longsor dan angin puting beliung. Kerugian akibat bencana alam luar biasa, baik kerugian harta bencana maupun kerugian jiwa manusia yang tak dapat dihitung secara materi. Sudah tepat kebijakan pemerintah dalam menangani bencana. Diharapkan pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten /kota) segera menghasilkan peraturan-peraturan daerah yang mendukung upaya penanggulangan bencana alam. Seperti Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengeluarkan peraturan tentang zona bahaya Gunung Merapi dengan menetapkan jarak 5 km dari puncak Merapi sebagai zona bebas penduduk dan usaha, artinya wilayah yang tidak boleh dihuni ataupun dijadikan tempat usaha. Zona II antara 5 km – 10 km sebagai daerah bahaya II yaitu penduduk tidak boleh menghuni tetapi diperbolehkan berusaha. Zona III antara 10 km – 15 km penduduk boleh menghuni dan berusaha tetapi setiap waktu siap untuk diungsikan bila Merapi menunjukkan tanda-tanda erupsi. Zona IV adalah wilayah lebih dari 15km sebagai daerah bebas bencana Merapi. Disamping itu Badan Meteorologi dan Geofisika membuat tandatanda bahaya yang harus dimengerti oleh penduduk sekitar Merapi. Berdasarkan jumlah gempa tremor, kepulan asap yang muncul, suhu udara dan titik api di puncak Merapi BMG mengklasifikasi kondisi bahaya Merapi menjadi Siaga, Awas dan Bahaya Merapi. 80 Dari bencana lumpur Lapindo kita dapat melihat rusaknya lingkungan yang akibat kelalaian manusia. Permasalahan yang muncul akibat lumpur Lapindo tidak kunjung usai dikarenakan beberapa faktor antara lain: Pemerintah yang menutupi kesalahan pihak Lapindo, pemerintah memutuskan bahwa bencana Lapindo bukanlah human error tetapi murni bencana alam. Pemilik perusahaan yaitu milik Bakrie Group (Ketua Partai Golkar) tidak mau memberikan ganti rugi yang sesuai kepada korban lapindo, sehingga masyarakat menjadi semakin menderita dan menuntut hak2nya Ganti rugi yang di berikan kepada korban lapindo ternyata di ambil dari dana APBD Kawasan lumpur yang berbahaya pada akhirnya di gunakan sebagai OBYEK WISATA GEOLOGI bagi masyrakat umum sehingga orang yang sehat justru tertarik untuk berwisata di tempat yang berpolusi dan membahayakan kesehatan. 81 Gambar 13. Bencana semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo D.Pertahanan dan Keamanan Secara sederhana dalam teori politik ada yang berbasis kekuatan darat, kekuatan laut dan kekuatan udara. Pada saat suatu pemerintah memilih kekuatan darat sebagai basis pertahanan dan keamanan, maka poltik pertahanan dan keamanan akan cenderung memperkuat angkatan darat dan peralatannya jauh melebihi kekuatan angkatan laut dan angkatan udara. Contoh Indonesia, meskipun kenyataannya luas laut melebihi luas daratan, lebih tepat Indonesia itu Negara maritime, tetapi karena pemimpinnya sebagian besar angkatan darat maka pembangunan pertahanan dan keamanannya bertitik tolak pada kekuatan darat. Sebagai akibatnya penerimaan personil angkatan darat jauh lebih besar dari pada angkatan lainnya. Pembelian tank, senjatasenjata serbu, dan berbagai peralatan perang lainnya biayanya lebih banyak. Sampai angkatan darat mendirikan pabrik senjata sendiri yang bernama PINDAD (Perusahaan Industri Angkatan Darat). Berbeda dengan Amerika Serikat yang mengutamakan angkatan Laut dan Angkatan Udara, sehingga teknologi pertahanan keamanan mencapai taraf yang sangat maju. Mereka telah 82 mempunyai Kapal-kapal Induk yang sangat besar, tempat parkirnya ratusan pesawat tempur dan arsenal penembak peluru-peluru kendali jarak jauh. Sehingga dalam Perang di Irak – Kuwait , Amerika Serikat menggempur wilayah Irak dari kapal-kapal induknya tanpa dapat dibalas, karena kapal induknya berjarak ratusan km dari sasaran tembak di daratan. Demikian pula NATO sewaktu menggempur Libya, cukup mengirimkan pesawat terbang tanpa awak yang secara tepat menghantam kota-kota di Libya. Pemimpin Libya Moamer Khadafi yang begitu tangguh akhirnya tumbang oleh serangan-serangan jarak jauh. Hampir tidak ada korban dari pasukan NATO. Seharusnya Indonesia sebagai Negara maritime mulai mempertimbangkan perubahan politik pertahanan dan keamanannya dari kekuatan darat ke kekuatan laut dan udara. Panjang Indonesia yang mencapai 5000 km, begitu luas wilayahnya (70% berupa laut), memerlu kan kekuatan angkatan laut dan agkatan udara yang handal untuk mempertahankan keutuhan wilayah Negara Indonesia. OPM merupakan organisasi papua merdeka yang dibentuk oleh warga Papua karena ketidakpuasan warga terhadap pemerintahan pusat. Mereka ingin memisahkan diri dengan NKRI karena mereka merasa bukan satu rumpun dengan masyarakat Indonesia sebagian besar, banyak terjadi diskriminasi, Selain karena hal hal tersebut diatas, adanya organisasi- organisasi kedaerahan yang memberontak juga disebabkan karena adanya kepentingan organisasi lain yang sengaja mengambil keuntungan dari adanya konflik tersebut. Gambar 14. OPM pengganggu kemanan Propinsi Papua 83 VI. KAJIAN GEOGRAFI TERHADAP POLITIK Penafsiran dan analisis Geografi Politik dapat dimulai dari pengkajian yang berpangkal pada aktivitas politik manusia. Politik berasal dari bahasa Yunani “Polis” berarti kota yang berstatus negara. Segala aktivitas polis untuk kelestariannya disebut Politica. Politik pada hakekatnya “ The art and science of government”· pada karya ‘Il Principle yang diterbitkan tahun 1513, Machiavelli dalam Haryomataram (1972), mengemukakan “Politic Is Power”. Politik adalah daya upaya memperoleh kekuasaan, penggunaan atau menghambat penggunaannya. Politik dilakukan dalam rangka menjamin kehidupan negara, dimana kekuasaan (political power) berpusat pada pemerintahan negara yang bersangkutan. Oleh karena iu, maka perjuangan politik pada akhirnya ditujukan untuk menguasai pemerintahannya. Jika politik diartikan sebagai pendistribusian kekuasaan (power) serta kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities) dalam kerangka mencapai tujuan politik (nasional), maka Geografi Politik berupaya mencari hubungan antara konstelasi geografi dengan pendistribusian tersebut diatas. Hal ini disebabkan karena bagaimanapun juga pendistribusian itu harus ditebarkan pada hamparan geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak yang tidak homogen diseluruh wilayah negara. Inilah cirinya yang ditengarai sebagai sebab mengapa efek dan efektivitas pendistribusian itu terhadap masyarakat juga tidaklah homogen sifatnya, yang disebabkan oleh dampak dan intensitas pendistribusian yang bervariasi diseluruh wilayah negara. A.Negara dan Sistem Politik Definisi dari geografi politik telah dirumuskan oleh beberapa ahli geografi. Menurut Ad Hoc Commitee on Geography, Association of American Geographers (Glassner, 1995: 3), geografi politik adalah sebagai kajian tentang interaksi antara wilayah geografis dan proses-proses politik. 84 Sejalan dengan itu, menurut Weigert (Glassner, 1995: 3), geografi politik merupakan bagian dari geografi manusia yang memperhatikan salah satu aspek tertentu dari hubungan manusia dan alam, serta segala bentuk tipikal hubungan antara faktor-faktor geografis dan entitas politik. Jackson (Glassner, 1995: 3) membuat definisi geografi politik adalah studi tentang fenomena po litik dalam konteks wilayah. Dalam definisi yang lebih panjang dan detail, Kaperson dan Minghi (Glassner,1995:4) menjelaskan bahwa Geografi politik merupakan studi tentang struktur keruang an dan kewilayahan proses-proses politik dan sistem-sistem sosial, serta interaksi antara pro ses dan sistem politik, atau sederhananya merupakan analisis keruangan tentang fenomena politik. Harsthone dalam Daljoeni (1991: 15) mengemukakan definisi geografi politik sebagai ilmu yang mempelajari keseiringan spasial (spatial concomitants) dari politik atau suatu analisis geografi dari gejala politik. Gejala politik yang ditangkap oleh geograf adalah pengorganisasian ruang secara politik pada berbagai level, baik nasional, regional, maupun lokal. Berbeda dengan Cressey dalam Suharyono dan Moch Amien (1994: 110), geografi politik merupakan penerapan prinsip-prinsip geografi untuk memahami masalah-masalah politik dalam negara dan internasional. Untuk itu perlu pertimbangan fakta-fakta mengenai lokasi, perbatasan dan koherensi internal yang berkaitan dengan usaha penyejahteraan bangsa. Berdasarkan dari beberapa definisi geografi politik diatas, maka dapat diketahui bahwa kajian geografi politik itu sangat luas. Namun yang jelas dalam studinya terdapat komponen geografi dan komponen politik yang saling berinteraksi untuk dianalisis dalam konteks keruangan. Jay Singh Yadav (1996: 9) menjelaskan bahwa salah satu atau setiap aspek dalam bidang politik yang dapat diidentifikasikan memiliki komponen keruangan yang jelas adalah obyek kajian yang sah dalam Geografi Politik. Secara lebih lanjut Miriam dalam Cholisin (2006: 33) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan (strategic 85 frontier), desakan penduduk (population pressure), daerah pengaruh (sphere of influence) mempengaruhi politik. Dari pernyataan tersebut maka hal itu telah memperlihatkan perlunya memperhatikan peranan geografi dalam politik. Negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah penduduk yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan pemerintahan, dan keberadaannya diakui oleh negara lain. ketentuan yang tersebut diatas merupakan syarat berdirinya suatu negara menurut konferensi Montevideo pada tahun 1933 Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara lain: anarkisme, autoritarian, demokrasi, diktatirisme, fasisme,federalism, feminism, fundamentalisme keagamaan, globalisme, imperalisme, kapitalisme, komunisme, liberalism, libertarianisme, marxisme, meritokrasi, monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki, dsb. Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem social. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap di antara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan 86 mengubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik. Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Namun dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas sistem politik diukur dari kemampuannya untuk mempertahankan diri dari tekanan untuk berubah. Pandangan ini tidak membedakan antara sistem politik yang demokratis dan sistem politik yang otoriter. Kajian Geografi Politik terhadap Negara dapat disampaikan contohnya sebagai berikut : Singapura si kecil yang kaya raya a.Deskripsi : Negara Singapura adalah kepulauan yang merdeka sejak 1965 dari penjajahan Inggris dan memisahkan diri dari federasi dengan Malaysia. Jumlah penduduk kurang 3 juta dan luas wilayah yang tidak terlalu luas, tetapi terkenal karena pendapatan kapita yang tinggi, pemerintahan yang bersih, dan tergolong Negara maju dan kaya. b.Lokasi : Singapura terletak di Selat Malaka yang sibuk dengan lalu lintas kapal laut yang membawa barang dan penumpang dari Cina,Jepang,Korea,Philipina, Indonesia menuju ke 87 India,Arab Saudi,Afrika sampai Eropa dan sebaliknya. Jadi lokasi Singapura sangat strategis di tengah-tengah Negara maju maupun berkembang. Hampir semua perusahaan besar dari Negaranegara maju membuka usaha di Singapura. Oleh karena itu untuk urusan ekspor dan impor dari dan ke Asia Tenggara harus melalui Singapura. Singapura kaya karena menjual jasa keuangan, pengangkutan dan sertifikasi barang yang memenuhi standart internasional c.Persebaran : Bagian tersibuk dari Singapura adalah bagian wilayah Selatan dan Barat dimana Bandar Udara Changi dan Pelabuhan Laut berada, bagian tengah adalah pusat kota yang penuh dengan bangunan perkantoran, pemerintahan, perdagangan dan hiburan. d.Interakasi : Singapura berinteraksi dengan sebagian besar Negara di dunia, bahkan Negara Israel yang controversial bagi Indonesia mempunyai duta besar di Singapura. Bagi Singapura asal Negara itu berguna untuknya maka aliran politik tidak menjadi penghambat hubungan dagang. Cina yang komunis, Amerika yang kapitalis, Jepang yang monarkis dapat bertemu di Singapura untuk saling bekerja sama di berbagai bidang. e.Manfaat : Singapura yang pemerintahannya bersih, relatif bebas korupsi, disiplin dan menjaga kebersihan, menyediakan hiburan modern dan transportasi lancer dapat menjadi percontohan. Indonesia dapat mengambil manfaat dari Singapura, bagaimana mereka membangun pelabuhan kecil menjadi Negara kaya raya padahal wilayahnya sempit dan sedikit sumber daya alamnya. Kunci keberhasilan Singapura terletak pada sumber daya manusia yang suka kerja keras, belajar apa saja, hemat, jujur, dan melayani tamu sepenuh hati. Singapura negeri multi kultur, karena Cina,Melayu, India dan bangsa-bangsa lain dapat hidup rukun, damai dengan toleransi tinggi. Rakyat sangat patuh pada pemerintah yang tidak korup dan sungguh –sungguh bekerja untuk kemakmuran bangsa. 88 f.Prediksi : Kalau Indonesia mau belajar dari Singapura, terutama dalam menciptakan pemerintahan yang bersih niscaya Indonesia akan menjadi Negara maju dan sejahtera dalam waktu yang tidak terlalu lama. B.Pemilu Ilmu Geografi Politik telah mengalami perkembangan sesuai gejala politik yang dikajinya. Salah satunya adalah Geografi Politik Pemilihan Umum. Pemilihan Umum menurut Sulastomo (2003: 67) merupakan proses awal kehidupan yang demokratis. Dalam Geografi Politik Pemilihan Umum menekankan pada lingkup pembahasan wilayah (tradisional) dan pendekatan spasial (perilaku) terhadap pemilihan umum. Disamping itu dikaji pula Geografi Kampanye dan pengorganisasian spasial dalam suatu daerah pemilihan serta penyimpangan Pemilu, akibat kesalahan sistem organisasi ruang, sehingga penduduk di suatu wilayah tidak memiliki wakil di parlemen (Jai Singh Yadav. 1996: 9) Peter Taylor dan Ronald Johnson, sebagaimana dikutip Glassner (1993: 184-185), menyatakan bahwa ada tiga fokus utama kajian geografi pemilu. Pertama, the geography of voting, yaitu kajian yang menjelaskan pola dan sebaran suatu hasil pemilu. Kedua, pengaruh faktor geografi dalam perolehan suara. Beberapa hal yang masuk di dalamnya adalah isu saat pemilu, kandidat/calon, pengaruh kampanye dan yang paling geografis diantara semuanya (most geogrphic of all) adalah “the neighborhood effect” (efek ketetanggaan). Yaitu hubungan antara hasil pemilu dengan rumah atau distrik sang calon/kandidat. Ketiga, geografi perwakilan, yaitu mencermati bagaimana sistem representasi atau sistem pemilu yang dipakai dalam sebuah wilayah, berdasarkan sistem proporsional atau distrik, menghasilkan wakil dari suatu wilayah. Penelitian ini adalah penelitian geografi politik pemilu. Penelitian yang akan mengkaji mengenai 89 pola persebaran suara partai di suatu wilayah. Disamping itu juga perlunya mengetahui pengaruh faktor geografi terhadap hasil suara partai politik. Pemilu adalah sebagai salah satu sarana dalam pelaksanaan kedaulatan yang berdasarkan pada demokrasi perwakilan. Oleh karenanya maka pemilu dapat diartikan sebagai mekanisme penyeleksian dan pendelegasian ataupun penyerahan kedaulatan kepada orang partai yang dipercayai. Orang atau partai yang dipercayai tersebut kemudian menguasai pemerintahan sehingga melalui pemilu diharapkan dapat menciptakan pemerintahan yang representatif. Pemilihan umum pada hakekatnya merupakan proses demokrasi untuk memilih sejumlah pemimpin dan wakil rakyat (Althoff, 1997: 129). Indonesia menggunakan sistem multipartai, Cholisin (2006: 103) mengungkapkan bahwa sistem multipartai terdiri atas dua partai lebih yang dominan. Sistem berkembang pada masyarakat yang pluralis alam budaya maupun sosial-ekonomi. Itu berarti bangsa Indonesia menjadikan sistem multipartai sebagai sistem pemilunya. Terjadi perbedaan yang mencolok tentang partai dalam pemilu semasa orde baru dibandingkan dengan setelah orde baru. Pada jaman orde baru menurut Asep (2008: 2), partaipartai politik tidak lebih dari sebuah representasi kehendak dan alat kekuasaan daripada sebagai alat demokrasi bagi upaya menyalurkan aspirasi yang tumbuh dari bawah. Setelah orde baru, partai politik tumbuh bagai jamur di musim hujan, sehingga menjelang pemilu 2009 terhitung lebih dari 100 partai politik mendaftar di lembaga pemilihan umum, meskipun yang lolos proses kualifikasi hanya mencapai 48 partai politik peserta pemilu (Asep, 2008: 3). Perbedaan sistem pemilu 2004 dengan pemilu 2009 adalah dalam perebutan kursinya. Pemilu 2009 menggunakan sistem suara terbanyak. Dimana yang terpilih adalah yang memiliki 90 suara terbanyak. Berbeda pada pemilu sebelumnya, pemilu 2004. Pada pemilu 2004 Mohammad Najib (2005: 6) menjelaskan bahwa calon yang berhak memperoleh kursi DPR/DPD adalah calon yang mencapai angka Bilangan Pembagi Tetap (BPP), atau yang tidak mencapai angka BPP, tapi terpilih berdasarkan pada daftar nomor urut. Akibatnya, calon yang hampir mendekati BPP, karena berada dalam urutan bawah dapat dikalahkan oleh calon dengan perolehan suara sangat kecil, karena calon terakhir menempati ranking atas. BPP itu sendiri sebagai penentu perolehan kursi masing-masing parpol. BPP akan diperoleh dengan cara membagi jumlah suara yang sah dengan jumlah kursi yang diperebutkan. Suara sah yang diperoleh parpol dibagi BPP sama dengan perolehan kursi parpol. C. Partai Politik Dalam suatu negara yang demokratis selalu terdapat suatu partai Politik. Definisi partai politik menurut Leon D. Epstein dalam Cholisin (2006: 94), partai politik sebagai satu kelompok pengejar kedudukan pemerintahan yang secara bersama terikat pada identitas atau label yang dimilikinya. Menurut Sigmun Neuman dalam Cholisin (2006: 95), partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada pengendalian kekuasaan pemerintah dan bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan berbeda. Asep Saeful Muhtadi (2008: 164) dengan penjelasan sederhana, partai pada dasarnya merupakan fasilitas saluran aspirasi masyarakat, sehingga karenanya, ia menjadi alat sementara untuk mencapai suatu tujuan bersama. 91 Ramlan Surbakti (1992: 16) mendifinisikan secara lebih konkrit dan operasional dengan menyatakan bahwa partai politik merupakan kelompok anggota yang terorganisir secara rapi dan stabil yang dipersatukan dan dimotivasi dengan idiologi tertentu, dan yang berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan melalui pemilihan umum guna melaksanakan alternatif kebijakan umum yang mereka susun. Partai Politik di Indonesia mempunyai sejarah panjang , sejak sebelum kemerdekaan Indonesia telah mempunyai partai politik sebagai alat perjuangan .Tercatat : Partai Nasional Indonesia, Partai Indonesia Raya, Partai Syarikat Islam Indonesia, Partai Komunis Indonesia. Pada Pemilu I tahun 1955 ada empat partai besar yang mendominasi parlemen yaitu Partai Nasional Indonesia, Partai NU , Partai Masyumi dan Partai Komunis Indonesia. Sedangkan peserta pemilu mencapai puluhan partai, bahkan waktu itu orang non partai diperbolehkan mencalonkan diri melalui jalur independen. Partai-partai kecil namun eksistensinya diakui oleh masyarakat, terbukti mereka mempunyai wakil di lembaga konstituante : Partai Murba, Partai Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, dan masih banyak lagi. Pada Pemilu II tahun 1971 tinggal 10 Partai yang memenuhi syarat sebagai peserta pemilu setelah Masyumi dan PKI dibubarkan . Partai Nasional Indonesia, Golkar, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Murba, Partai Katolik, Partai Kristen Indonesia, Partai NU, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia . Sedangkan pada pemulipemilu selanjutnya dalam naungan rezim orde baru partai peserta pemilu tinggal 3 yaitu PDI (fusi dari PNI,IPKI,MURBA, Parkindo dan Partai Katolik), Golongan Karya (Golkar) yang identik dengan pegawai negeri dan tentara, serta PPP (Partai Persatuan Pembangunan) sebagai fusi partai-partai berbasis Islam. Tercatat pemilu yang diselenggarakan sejak tahun 1977, 1982, 1987, 1992, sampai 1997 Golkar selalu memenangkan pemilu. Sedangkan nomer dua PPP dan 92 nomer tiga PDI. PDI partai yang selalu konflik karena heterogenitasnya.Tokoh-tokoh PNI banyak yang memilih bergabung dengan Golkar karena kepentingan politiknya. Pada pemilu 1997, meskipun Golkar menang mutlak tapi legitimasinya sangat rendah. Masyarakat tiap hari demonstrasi menuntut mundurnya Presiden Suharto karena ekonomi Indonesia ambruk. Akhirnya Presiden Suharto menyatakan mundur tanggal 21 Mei 1998 setelah Gedung MPR DPR diduduki mahasiswa dan serangkaian kekacauan di bulan Mei 1998. Wakil Presiden Habibi menggantikan Suharto sebagai Presiden dan berhasil menyelenggarakan Pemilu tahun 1999. Pemilu ini diikuti oleh 48 partai politik setelah PDI,PPP dan Golkar mengalami perpecahan. Muncullah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pimpinan Megawati sebagai pemenang pemilu, diikuti Partai Golkar,PPP, PAN,PKB,PDS,PKS. Pemilu berikutnya dibawah rezim Reformasi tahun 2004 menempatkan Golkar sebagai pemenang pemilu, diikuti PDIP, Partai Demokrat (baru), PAN,PPP.PKB,PKS. Kemudian pemilu 2009 Partai Demokrat memenangi pemilu, diikuti Partai Golkar, PDIP, PKS,PAN,PPP,PKB,Hanura dan Gerindra. Ada 9 partai yang mampu mendudukkan wakilnya di DPR setelah melewati ambang batas suara 2,5%. D.Konflik Politik Konflik Politik pada dasarnya adalah memperebutkan kekuasaan berlandaskan pada ideology politik yang diyakini sebagai yang paling benar. Konflik politik dapat bersifat lokal, misalnya dalam perebutan kedudukan Ketua Partai. Setiap kali ada konggres , Muktamar atau Musyawa rah Nasional yang agendanya pemilihan Ketua Umum Partai, konflik politik akan mengemuka. Calon-calon ketua akan menggalang massa dengan membentuk Tim Sukses yang berkampanye mempengaruhi peserta konggres yang mempunyai hak suara untuk memilih calon yang diusungnya. Maka konflik politikpun merebak. Melalui money politic /politik uang dengan 93 memberikan sejumlah uang dengan dalih uang transport, uang akomodasi atau uang lelah. Juga dalam sidang terjadi perebutan mikropon untuk berbicara keras-keras disertai gebrakan meja. Konflik politik terjadi antar partai kalau sudah menyangkut keputusan-keputusan politik (seperti penentuan angka ambang batas suara dalam pemilu), PDIP menghendaki 5%, Partai Demokrat dan Golkar 4%, PKS 3% dan lainnya menginginkan tetap 2,5%. Ruang Sidang DPR ramai dengan debat antar anggota dari masing-masing partai yang mengusulkan aspirasinya. Konflik-konflik politik muncul pula di dalam Negara seperti kasus Aceh dan Papua di Indonesia, kasus Tibet di Cina, kasus Sudan Selatan di Sudan , kasus Basque di Spanyol , kasus Taliban di Afghanistan. Konflik antar Negara sampai kini masih dirasakan sebagai ancaman bagi dunia yaitu Perang Korea yang melibatkan Korea Utara (Negara komunis) dengan Korea Selatan (Negara republik), konflik Israel dengan Palestina, konflik kepulauan Spratley yang melibatkan Cina,Vietnam,Brunei,Malaysia,Philipina dan Taiwan, konflik perbatasan Thailand dengan Kamboja. E.Prospek Partai Politik di Indonesia. Sebagai Negara yang memilih demokrasi maka Indonesia akan tetap memerlukan partai politik. Partai politik menjadi alat demokrasi yang syah. Ibaratnya suatu pertandingan memperebutkan kekuasaan maka demokrasi mensyaratkan adanya pemilihan umum sebagai wujud kekuasaan rakyat, cara bermain yang diatur dalam perundang-undangan dan partai politik sebagai pemain nya. Partai politiklah yang berhak mendudukkan calonnya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Ketiga lembaga politik itu menentukan nasib bangsa Indonesia untuk lima tahun kedepan, karena siklus pemilu adalah lima tahunan. Bagi partai-partai politik yang kalah diberi kesempatan untuk mengikuti 94 pemilu berikutnya. Sesungguhnya itulah cara demokratis yang telah disetujui bersama agar pergantian pemimpin nasional atau pemerintahan berjalan dengan damai dan sesuai dengan kehendak rakyat banyak. Kalah menang menjadi biasa asal dilakukan sesuai dengan peraturan. Peranan partai politik dalam kehidupan bernegara sungguh penting karena menentukan kebijakan kebijakan politik sesuai dengan ideology partai tersebut untuk masa lima tahun pemerintahannya. Pengalaman Indonesia pada pemilu I yang tidak menghasilkan suara mayoritas, maka pemerintah jatuh bangun dalam hitungan bulan, sehingga tidak ada kestabilan politik dan pada akhirnya Negara tidak sempat membangun. Kurun waktu 1955 – 1959 para pemimpin yang duduk dalam badan konstituante tidak berhasil menyusun Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Pemungutan suara tidak pernah dapat memenangkan salah satu opsi dari partai-partai politik yang ada. Saat itu ada tiga aliran politik yang mewarnai kehidupan politik Indonesia yaitu kaum Nasionalis (diwakili Partai Nasional Indonesia), kaum Islamis (Partai NU dan Partai Masyumi) dan kaum komunis (PKI). Opsi yang diperebutkan adalah Negara Indonesia berdasarkan agama atau sekuler (memisahkan agama dari kehidupan Negara). Sidang-sidang konstituamte selalu menemui jalan buntu. Akhirnya Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden bulan Juli 1959 yang menyatakan kembali pada Undang-Undang Dasar 1945 dengan system demokrasi terpimpin. Dibentuklah MPR Sementara dan DPR Sementara sebagai lembaga tinggi Negara dengan keangggotaan dari perwakilan partai politik, golongan fungsional dan perwakilan daerah.Keanggotaan itu tidak melalui suatu pemilihan umum, oleh karena itu Wakil Presiden Mohammad Hatta mengundurkan diri karena merasa tidak cocok dan menyatakan demokrasi di Indonesia sudah mati. Periode 1959 – 1970 dapatlah disebut sebagai demokrasi terpimpin tanpa pemilu, secara kenyataan kehidupan politik Indonesia mengalami dinamika luar biasa seperti pemberontakan DI/TII, Permesta, Perjuangan Merebut Irian Barat, Konflik dengan Malaysia, 95 Indonesia keluar dari PBB, dan peristiwa G30S/PKI yang melahirkan Orde Baru dengan peranan militer yang besar. Tahun 1971 – 1998 masa orde baru dengan pemilu-pemilu yang hanya diikuti tiga partai politik (Golkar,PDI dan PPP) menghasilkan pemerintahan yang stabil dan pembangun an disegala bidang dengan trilogy pembangunan : stabilitas keamanan, stabilitas politik dan stabilitas ekonomi. Partai Golkar selalu mendominasi kekuasaan Negara karena selalu menang pemilu dengan ditopang Birokrasi,Pengusaha dan Militer. Pada periode 1971-1998 pembangun an berjalan pesat, Indonesia mengalami kemajuan di berbagai bidang sehingga memperoleh penghargaan internasional pada program keluarga berencana dan program swasembada pangan. Pemerintah beralasan kesuksesan pembangunan karena penerapan asas trilogi pembangunan yang berintikan stabilitas. Demi stabilitas maka segala cara digunakan untuk memenangkan Golkar sebagai partai pemerintah dalam pemilu, kalau perlu dengan kecurangan. Demi stabilitas maka pemimpin politik segala lapisan harus ada unsur militer (baca : ABRI). Periode itu militer menduduki jabatan mulai dari ketua RT, ketua RW, Lurah,Camat,Bupati,Walikota,Gubernur, Menteri sampai Presiden. Kalau yang sudah purna tugas (pensiun) maka jabatan-jabatan komisa ris di perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah telah menunggu atau mendirikan perusaha an-perusahaan sendiri sebagai partner pada proyek-proyek pemerintah. Militer yang senang berpolitik dapat dan mudah menjadi pengurus partai, demikian pula di dunia pendidikan beberapa jendral menjadi rector. Indonesia terlena dengan stabilitas, padahal di balik itu dana pembangunan ditopang hutang luar negeri yang semakin besar dan membebani keuangan Negara. Pelanggaran hak azasi manusia (HAM) merajalela, orang dapat di tahan , dipenjara tanpa proses pengadilan. Pancasila sebagai dasar Negara dijadikan ajaran dan bahan indoktrinasi sehingga seluruh rakyat harus ditatar, harus patuh, harus loyah. Padahal di kehidupan nyata korupsi terjadi disemua aspek kehidupan masyarakat, sogok menyogok, suap menyuap. Uang 96 menjadi pelicin urusan. Istilah KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) diartikan Kasih Uang Habis Perkara. Mau menjadi pegawai negeri harus disiapkan sejumlah uang dan konon untuk menjadi tentarapun ada tarifnya. Kondisi riil di masyarakat, sungguh berbeda dengan isi berita media massa ( yang dikontrol pemerintah dengan lembaga sensor) yang menyajikan suksesnya pembangunan.Hampir tiap hari pemerintah mengadakan acara gunting pita meresmi kan proyek ini proyek itu. Kontradiksi ini menghasilkan situasi panas di dalam negeri, sukses pembangunan tetapi kemiskinan bertambah, pengangguran membengkak, harga-harga naik, kriminalitas merajalela. Ketidakpuasan masyarakat bergabung dengan intervensi luarnegeri menghasilkan krisis moneter diikuti krisis politik, gerakan massa berhasil menumbangkan rezim orde baru dan menghasilkan rezim reformasi yang memilih demokrasi sebagai system bernegara. Dalam alam demokrasi maka peranan partai politik menjadi penting dan prospeknya menjadi cerah. Melalui partai politik orang dapat menjadi anggota DPR dan menentukan nasib negeri ini. Melalui partai politik orang dapat menjadi Presiden, Gubernur ,Bupati dan Walikota karena jabatan-jabatan itu harus melalui suatu pemilihan yang langsung dipilih rakyat dan hanya partai politik yang berhak mengajukan calonnya. Prospek partai politik di Indonesia kiranya cukup cerah di masa demokrasi ini. 97 BAB VII. PENUTUP Penulisan diktat Geografi Politik ini pastilah tidak memuaskan semua pihak, apalagi para ahli bidang Geografi Politik. Oleh karena itu perlu saran dan kritik bagi siapapun untuk dapat menyempurnakan diktat ini, agar dapat dipergunakan oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Geografi Politik sebagai mata kuliah pilihan. Akan tetapi sebagai awal dari sebuah karya tulis, diktat ini telah menjadi langkah permulaan untuk kegiatan akademik yaitu menyediakan bahan bacaan bagi mahasiswa. Investasi di bidang akademik, seperti pembuatan diktat dan buku ilmiah, secara material memang tidak menguntungkan. Akan tetapi keuntungan non materialnya hampir tidak dapat diukur. Mahasiswa dapat menggunakan diktat ini kapan saja untuk mengenal dan memperdalam materi Geografi Politik. Memang harus diakui bahwa sekarang ini zaman teknologi informasi yang luar biasa cepat, menjadikan diktat dan buku seperti barang kuno yang ketinggalan zaman, karena mahasiswa dapat memperoleh bahan kuliah dari sumber internet yang hamper tidak terbatas dan terbaru. Peristiwa yang terbaru segera dapat di akses dan menjadi pengetahuan mahasiswa melalui berbagai situs yang ada. Cukup dengan handphone dan laptop mahasiswa mampu berlayar menangkap ikan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sudah banyak materi tentang Geografi yang disampaikan, demikian pula materi tentang politik. Akan tetapi masih saja terasa kurang, karena sifat ilmu pengetahuan seperti orang minum air laut, rasa dahaga muncul walaupun baru beberapa saat air mengaliri tenggorokan. Itulah yang membuat ilmu pengetahuan semakin berkembang, selalu bertambah dan menarik. Demikian pula ilmu geografi politik sebagai hasil perenungan geografi dengan politik, semakin dibaca semakin kurang saja.Oleh karena itu diktat ini hanya sebuah pengantar saja bagi siapapun yang hendak memperdalam dan memperluas ilmu geografi politik. Tidak hanya mahasiswa saja, tetapi para politikus pemula, kader-kader partai dapat memanfaatkan ilmu geografi sebagai bahan untuk 98 mengambil keputusan politik partainya. Geografi Politik bertujuan agar setiap kebijakan politik yang diambil, haruslah berdasarkan berbagai pertimbangan (dalam Geografi Politik tentu pertimbangan-pertimbangan geografis) sehingga hasil akhir dari kebijakan itu sungguh untuk kesejahteraan umat manusia.Pertimbangan geografis selalu mengarahkan pada keseimbangan, keselarasan,kelestarian dan keberlanjutan alam dan lingkungan hidup. Geografi memandang alam semesta ini anugerah Tuhan yang harus selalu dijaga kelestariannya untuk menjamin kehidupan umat manusia sepanjang masa. Geografi Politik dapat memberikan masukan apabila keputusan politik tidak memperhatikan pertimbangan geografis maka kerusakan dan kehancuran alam akan mengancam kehidupan manusia. Seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelum nya, kini telah terjadi bahaya banjir, longsor, krisis air dan pemanasan global. Geografi Politik dapat menjelaskan bahwa banjir dapat diakibatkan oleh keputusan politik yang mengutamakan peningkatan ekonomi (dalam hal ini pemasukan pendapatan Negara) dengan cara menebang hutan sebanyak-banyaknya sebagai perwujudan politik emas hijau tanpa memperdulikan aspek geografi yang lain seperti kerusakan tanah (erosi), pemanasan global (karena sumber Oksigen berkurang) dan musnahnya ribuan organisme yang berguna bagi manusia.Tetapi geografi politik dapat memberikan solusi melalui kajian-kajiannya sehingga melahirkan politik hijau (green policy), yaitu keputusan politik untuk menghentikan penebangan hutan dan melaksanakan reboisasi (penghutanan kembali).Geografi Politik memberikan argumentasi ilmiah bahwa politik emas hijau hanya mendatangkan keuntungan sesaat dan politik hijau akan menyelamatkan umat manusia dari kehancuran. Perkembangan Geografi Politik tergantung pada komitmen para ilmuwannya sendiri. Mahasiswa sebagai kader-kader intelektual yang tertarik pada Geografi Politik dapat menyumbangkan pemikirannya melalui serangkaian kegiatan ilmiah berupa seminar, penulisan 99 karya ilmiah dan penyebarluasan ilmu geografi politik melalui berbagai media massa. Perlu juga memberi masukan kepada tokoh-tokoh partai politik, bahwa ilmu geografi politik penting bagi kader-kader partai agar kelak menggunakan analisa geografi politik dapat mengambil keputusan politik yang tepat. Bagi mahasiswa tidak perlu phobia atau ketakutan terhadap aktivitas politik. Bahkan dapat disampaikan bahwa kalau kita takut politik dan tidak mau berpolitik, maka kita akan menjadi korban permainan politik. Kebijakan politik pada masa orde baru yang sangat membatasi aktivitas politik mahasiswa, dengan program Normalisasi Kehidupan Kampus pada awal tahun 1980 an, berdampak dimonopolinya politik oleh kalangan militer sampai pada akhir orde baru. Militer secara sengaja memberi pendidikan politik kepada taruna-taruna di Akademi Militer (baik Angkatan Darat,Laut,Darat,maupun Kepolisian) agar lulusannya selain mampu menjadi perwira militer yang tangguh tetapi sanggup pula menjabat jabatan politik seperti anggota DPR dan MPR, Bupati,Gubernur,Menteri ,bahkan pemimpin partai politik. Dari sembilan partai yang duduk di DPR periode 2009-2014 maka sekurang-kurangnya tiga partai dipimpin oleh mantan jenderal militer. Partai Demokrat didirikan dan dipimpin oleh Letnan Jendral (Purnawirawan) Susilo Bambang Yudhoyono, Partai Hanura oleh Jendral (Purnawirawan) Wiranto dan Partai Gerindra oleh Letnan Jenderal (Purnawirawan) Prabowo Subianto. Sementara di partai-partai lain pensiunan militer dan polisi duduk pada posisi penting di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (PKS ada Adang Dorojatun mantan Wakapolri, Partai Golkar memiliki Syamsul Muarif dan Luhut Panjaitan mantan letjen, mantan komandan Kopasus Muchdi PR aktif di PPP). Pada masa taruna di Akademi Militer maka ilmu politik diajarkan dalam bentuk wawasan nusantara dan taktik strategi penguasaan territorial. Sebagai perwira mereka memang harus mempertahankan keutuhan NKRI apapun caranya, kalau perlu dengan penguasaan politik. Awal orde baru ada kesepakatan politik kalau tentara tidak ikut pemilihan 100 umum, tetapi otomatis memperoleh kursi di DPR/MPR sebanyak 20%. Diktat ini meskipun jauh dari sempurna tetapi tetap berharap dapat menyumbangkan wawasan baru kepada mahasiswa bahwa masa depan Indonesia memang tergantung pada keputusan-keputusan politik para pemimpin-pemimpinnya yang terpilih secara demokratis melalui pemilihan umum. Untuk mengikuti pemilu harus melalui partai politik. Oleh karena itu Geografi Politik dapat menjadi bekal bagi mahasiswa yang tertarik ikut menentukan nasib bangsa dengan menjadi pemimpin politik melalui partai politik, tidak sekedar mengikuti kuliah Geografi Politik 2 sks dan lulus dengan nilai A. Nilai A tidak berguna kalau hanya di simpan di Almari, maka Amalkan ilmu Geografi Politik agar kelak setelah lulus mahasiswa menjadi Abdi masyarakat yang dapat bertindak Adil dalam masyarakat yang Aman dan makmur. 101 DAFTAR PUSTAKA Abdurrachmat. 1982. Pengantar Geografi Politik. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi IKIP Barlow, Maude dan Tony Clarke.2005.Blue Gold Perampasan dan Komersialisasi Sumber Daya Air. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama. Cholisin. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta :FISE Daldjoeni N. 1991. Dasar-dasar Geografi Politik. Bandung : PT.Citra Aditya Bhakti Dadang Supardan. 2008 .Pengantar Ilmu Sosial. Penerbit Bandung : Bumi Aksara Glassner ,M.I. 1993. Political Geography.New York : Jhon Wiley & Sons Inc. Miriam Budiardjo.2008. Dasar-dasar Ilmu Politik .Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Utama Tim Litbang Kompas.2004. Partai Partai Politik di Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kompas Yadav,J.S. 1996 .Intisari Pemikiran Tentang Geografi Politik.Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM Sri Hayati, Ahmad Yani . 2007: Geografi Politik . Bandung : P.T.Refika Aditama http://www.geounesa.net/news/index.php?option=com_content&view=article&id=93:konsepsigeopolitik&catid=54:geografi-politik&Itemid=96 http://www.geografi.web.id/2010/01/geografi-politik.html http://illegalloggingwatch.blogspot.com