Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 1, Maret 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) PENERAPAN METODE MAKE A MATCH DAN PERMAINAN PADA KOMPETENSI MENGENAL ANGGOTA TUBUH Villa Kusuma SD Negeri Mulyoharjo 01 Pagerbarang Tegal *Diterima November 2016, disetujui Januari 2017, dipublikasikan Maret 2017 Abstrak Penguasaan belajar siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru masih sangat rendah, Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas I pada mata pelajaran IPA tentang Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan menganalisis data aktivitas dan hasil belajar dari siklus ke siklus. Indikator keberhasilan adalah jika nilai siswa mendapat nilai 70 mencapai 85% maka dikatakan tuntas belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode make a match dan permainan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, terbukti bahwa prestasi belajar siswa mengalami kenaikan dari pra siklus rata-rata kelas hanya 56 dengan ketuntasan belajar 21%, siklus I rata-rata kelas 71 dengan ketuntasan belajar sebesar 61%, dan pada siklus II rata-rata kelas menjadi 84 dengan ketuntasan belajar mencapai 96%. Aktivitas siswa pada prasiklus dengan skor 3,4 (skala 1 - 5), pada siklus I dengan skor 4,3 (skala 1-5) dan pada siklus II 5,0 (pada skala 1-5). © 2017 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter Kata Kunci: Make a Match; Mengenal Anggota Tubuh; Permainan PENDAHULUAN Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar adalah untuk memberikan pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan alam sebagai pengenalan tahap awal. Ilmu Pengetahuan Alam sejak kurikulum yang dikenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) diajarkan sejak kelas I sekolah dasar, yang sebelumnya diajarkan mulai kelas III SD. Hal ini karena dirasakan perlu bahwa IPA harus dikenalkan sejak anak masih duduk di kelas I SD. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPA diharapkan guru dan siswa dapat terlibat dan masing-masing aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran IPA melalui pengalaman langsung akan lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dibandingkan anak hanya mendengar informasi saja. Upaya untuk meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran harus dilakukan seorang guru agar proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mampu menarik perhatian para siswa. Proses belajar mengajar yang tidak menarik dapat mengakibatkan kejenuhan pada diri siswa yang belajar. Bila ini terjadi sudah pasti prestasi siswa tidak dapat ditingkatkan. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, maka guru harus merubah proses belajar mengajarnya, dari proses yang menjenuhkan menjadi proses belajar mengajar yang menarik bagi siswanya. Upaya yang dapat dilakukan guru agar proses belajar mengajar yang menyenangkan adalah guru harus menggunakan berbagai metode dan media yang menarik perhatian siswanya. Metode yang tepat PENERAPAN METODE MAKE A MATCH DAN PERMAINAN PADA KOMPETENSI MENGENAL ANGGOTA TUBUH Villa Kusuma 1 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 1, Maret 2017 menjadikan peserta didik merasa tertarik dengan apa yang dipelajari. Siswa semakin semangat dalam belajar ketika guru dapat memberikan pembelajaran menggunakan metode yang mudah diterima (Syaerozi dkk, 2015). Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sudah banyak dilakukan oleh guru, namun hasilnya belum menunjukkan peningkatan yang berarti, bahkan dapat dikatakan masih berjalan di tempat. Dari hasil pengamatan peneliti tentang masalah di atas ternyata yang menjadi kendala penggunaan metode dan media pembelajaran yang kurang tepat. Pada pembelajaran mata pelajaran IPA Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara Merawatnya ternyata penguasaan siswa terhadap materi tersebut sangat rendah. Pada tahun pelajaran 2014/2015 hasil belajar pada materi yang sama masih rendah yakni dengan rata-rata 50 dengan KKM yang ditetapkan yaitu 70 sehingga ketuntasan belajar siswa baru mencapai 40%. Pada tahun pelajaran 2015/2016 hasil evaluasi dari 28 siswa ternyata yang mendapat nilai di atas KKM hanya 10 siswa atau 36%. Sisanya 18 anak atau 64% belum mencapai KKM. Dari kondisi di atas, untuk dapat meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran yakni IPA di kelas I l. Metode mengajar berhubungan dengan pengalaman belajar yang kemungkinan banyak atau sering digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Setiap metode mengajar masing-masing memiliki keunggulan dalam membentuk kemampuan siswa. Dalam prosesnya penggunaan metode harus dilakukan secara bervariasi yang memprioritaskan aktivitas siswa. Metode make a match merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk menunjukkan proses tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: (1) Apakah dengan metode make a match dan permainan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? (2) Apakah dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya dengan menggunakan model pembelajaran make a match dan Permainan. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Mulyoharjo 01 waktunya dari tanggal 1 Agustus 2015 sampai dengan 30 Oktober 2015. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I dengan jumlah 28 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. 3. Instrumen Penelitian 1) Sumber data penelitian ini adalah 28 siswa kelas I SD Negeri Mulyoharjo 01 dan 1 guru pengamat 2) Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari hasil belajar dan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran. 3) Cara Pengambilan Data a. Data hasil belajar yang diambil dengan memberikan tes akhir siklus kepada siswa, alat yang digunakan berupa soal tes akhir siklus. b. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi. c. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas, diambil dari pengamatan peneliti. d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan diperoleh dari rencana pembelajaran dan lembar pengamatan. 2 PENERAPAN METODE MAKE A MATCH DAN PERMAINAN PADA KOMPETENSI MENGENAL ANGGOTA TUBUH Villa Kusuma Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 1, Maret 2017 4. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Siswa dikatakan tuntas belajar jika secara individual apabila mencapai 70. secara klasikal jika prestasi belajarnya mencapai 70 sebanyak 85%. 2) Siswa dikatakan tuntas belajar jika secara individual apabila mencapai 85%. secara klasikal jika aktivitas siswa mencapai 70 sebanyak 85%. 5. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara Merawatnya. Sedangkan pengamatan awal dilakukan untuk melihat keberhasilan dan memperoleh data-data kaitannya dengan pelaksanaan PTK yang dilakukan. Evaluasi dan observasi awal dalam refleksi ditetapkanlah tindakan yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami serta mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep materi. Penelitian tindakan kelas ini setiap siklusnya melalui 4 tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. 6. Rancangan Setiap Siklus Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas untuk siklus pertama dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) Siklus I a. Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan berbagai latihan dari yang paling simpel ke yang lebih kompleks, membuat lembar pengamatan untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika latihan atau melihat bagaimana metode tersebut diaplikasikan, membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kemampuan siswa dalam Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya, dan yang terakhir adalah mendesain alat evaluasi b. Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini sebagai berikut. 1) Melaksanakan pembelajaran dengan model kontekstual sesuai dengan rencana. 2) Guru menyusun ringkasan materi pelajaran materi pokok Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara Merawatnya yang akan diajarkan kepada siswa. 3) Guru menyusun dan memberikan soal-soal latihan pada siswa. 4) Guru mengadakan pembahasan soal-soal latihan bersama siswa pada soal-soal latihan yang diberikan guru. 5) Mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses pembelajaran. 6) Mengadakan pengamatan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. 7) Mengadakan tes akhir siklus. c. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan proses pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun. d. Refleksi Hasil yang didapatkan dalam tahap ini atau tahap pengamatan dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil pengamatan guru dapat merefleksikan diri dengan melihat data pengamatan apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal materi pokok mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya. Di samping data lembar pengamatan untuk melengkapi data diperlukan wawancara dengan siswa setelah atau pada saat melaksanakan kegiatan pengajaran. PENERAPAN METODE MAKE A MATCH DAN PERMAINAN PADA KOMPETENSI MENGENAL ANGGOTA TUBUH Villa Kusuma 3 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 1, Maret 2017 2) Siklus 2 a. Perencanaan Pada tahap perencanaan Siklus II hal yang dilakukan di antaranya adalah Menyusun RPP untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi, Menyusun soal latihan berupa LKS, Menyusun dan merumuskan alat evaluasi, Menganalisis dokumentasi kondisional meliputi data hasil ulangan materi pokok mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya, angket dan lembar pengamatan guru terhadap pembelajaran IPA yang akan berlangsung, dan Mengidentifikasi masalah dengan mengklarifikasi semua masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. b. Tindakan Tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan yaitu sebagai berikut: 1) Permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan. Dalam hal ini guru atau peneliti memilih model pembelajaran dengan memperbanyak latihan soal. 2) Merencanakan pembelajaran dengan menerangkan materi tentang materi pokok mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya dilanjutkan dengan memberikan contohcontoh soal. 3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran seperti bertanya, mengungkapkan pendapat, latihan dan lain sebagainya. 4) Guru memberikan soal-soal latihan pada akhir pertemuan. 5) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus II. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran (guru) maupun data pembelajaran siswa. Pengamat melakukan kegiatan pengamatan untuk guru dan siswa dengan cara menyiapkan lembar pengamatan berupa check list. d. Refleksi Dalam kegiatan refleksi data dikumpulkan kemudian dievaluasi oleh peneliti. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara mengukur baik cara kuantitatif maupun kualitatif. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana pula hasil pembelajaran guru, kemudian direfleksikan berupa hasil analisis yang telah dikerjakan. PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Data Hasil belajar Siswa Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Tiap-Tiap Siklus Mata Pelajaran IPA No Hasil Belajar Siswa Siklus Pra Siklus Siklus I Rata-rata 56 71 1. SKM/KKM 70 70 2. Tuntas (%) 21% 61% 3. Belum Tuntas (%) 79% 39% 4. 4 PENERAPAN METODE MAKE A MATCH DAN PERMAINAN PADA KOMPETENSI MENGENAL ANGGOTA TUBUH Villa Kusuma Siklus II 84 70 96% 4% Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 1, Maret 2017 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 96% 100% 80% 61% 60% 40% 21% 20% 0% Pra Siklus Siklus I Siklus II Persentase Ketuntasan Gambar 1. Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Hasil tes formatif pra siklus pada mata pelajaran IPA materi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya diketahui bahwa prestasi belajar siswa yang mencapai nilai 70 ke atas sebanyak 21%, hal ini dikatakan masih mencapai di bawah KKM. Beberapa hal yang dapat ditarik dari hasil analisis tes, lebih dari 79% siswa belum paham tentang materi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya. Hal tersebut perlu dilakukan latihan-latihan secara berulang-ulang. Siklus I Hasil tes formatif siklus I pada mata pelajaran IPA materi Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya diketahui bahwa prestasi belajar siswa yang mencapai nilai 70 ke atas sebanyak 61%, tidak mencapai tuntas belajar hal ini dikatakan masih mencapai di bawah memperoleh nilai 70 ke atas. Siklus II Data hasil tes perbaikan pembelajaran pada siklus II, diperoleh nilai tertinggi 100, nilai terendah 0, mean sebesar 78,6. b. Rekapitulasi Aktivitas belajar Siswa Adapun untuk lebih menjelaskan keadaan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dipaparkan dalam bentuk diagram batang sepeti berikut ini: Aktivitas Belajar Siswa 5 5.0 Rata-rata 4.0 4.3 3.4 3.0 2.0 1.0 0.0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Rata-rata Gambar 2. Grafik aktivitas belajar PENERAPAN METODE MAKE A MATCH DAN PERMAINAN PADA KOMPETENSI MENGENAL ANGGOTA TUBUH Villa Kusuma 5 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 1, Maret 2017 Pra Siklus Aktivitas siswa pada pra siklus, masih rendah baik pada kegiatan awal, kegiatan inti, maupun pada kegiatan akhir. Pembelajaran yang dilaksanakan kurang memotivasi belajar siswa sehingga antusias siswa dalam pembelajaran kelihatan tidak aktif, kurang berani dalam bertanya, sikap malumalu dalam menjawab pertanyaan guru, dan kesiapan siswa dalam belajar belum optimal. Siklus I Aktivitas siswa pada siklus I, lebih baik dari pra siklus, namun pada kegiatan inti, maupun pada kegiatan akhir siswa kurang ikut terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan sudah memotivasi belajar siswa sehingga antusias siswa dalam pembelajaran kelihatan cukup aktif, berani bertanya manakala mendapati materi yang belum jelas, masih sekitar 39% sikap malu-malu dalam menjawab pertanyaan guru, dan kesiapan siswa dalam belajar belum optimal. Nilai-rata –rata aktivitas siswa sebanyak 4,3 naik dari rata-rata 3,4 hal ini dikatakan cukup baik. Siklus II Aktivitas siswa pada siklus II, lebih baik dari siklus I, pada kegiatan inti, maupun pada kegiatan akhir siswa terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan sudah memotivasi belajar siswa sehingga antusias siswa dalam pembelajaran kelihatan cukup aktif, berani bertanya manakala mendapati materi yang belum jelas, masih sekitar 70% sikap malu-malu dalam menjawab pertanyaan guru, dan kesiapan siswa dalam belajar belum optimal. Nilai-rata –rata aktivitas siswa sebanyak 5,0 naik dari rata-rata 4,3 hal ini dikatakan sangat baik. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti dalam melakukan pembelajaran, dan hasil diskusi dengan teman sejawat, pelaksanaan perbaikan pembelajaran pra siklus diperoleh data keaktifan siswa belum tampak menonjol. Keaktifan siswa amat sedikit meskipun guru dalam mengajar sudah menggunakan alat peraga. Siswa bila disuruh maju mengerjakan soal di papan tulis, kelihatan masih agak takut-takut. Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran belum begitu tinggi sehingga perlu upaya perbaikan pembelajaran. Pada Siklus I Peningkatan keaktifan baru sedikit meskipun guru dalam mengajar sudah menggunakan alat peraga. Siswa bila disuruh maju mengerjakan soal di papan tulis, kelihatan masih agak takut-takut. Ketuntasan hasil belajar baru mencapai 61% siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas. Dengan kata lain siswa perlu dilatih dan diberikan motivasi agar lebih baik prestasi belajarnya. Hasil belajar yang diperoleh siswa belum memenuhi harapan guru, maka guru memandang perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus II. Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada oktober 2015. Melihat hasil tes perbaikan pembelajaran siklus II hasilnya sudah memenuhi harapan sebab hasil tes siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I. Dari 28 siswa yang mencapai nilai di atas 70 pada siklus I baru mencapai 61% dan meningkat menjadi 96% pada akhir siklus II. Hal ini mengalami peningkatan mencapai 30%. Melihat hasil perbaikan pembelajaran siklus II dapat dikatakan pelaksanaan siklus kedua telah mencapai ketuntasan belajar, karena hasil akhir sudah memenuhi harapan guru. Selain hasil belajar yang meningkat ditemukan pula adanya peningkatan motivasi belajar dan kemandiriannya, yaitu siswa lebih mantap dalam mengerjakan soal latihan secara mandiri yang biasanya suka melihat hasil kepada teman, meminta bantuan guru, dan tidak mau mengerjakan soal. Pada akhir siklus I diketahui dari 28 siswa seluruhnya mengerjakan soal secara mandiri, penuh antusias, menggunakan waktu yang tersedia secara optimal. Dengan demikian perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan sampai akhir siklus II, melalui penerapan metode latihan dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. 6 PENERAPAN METODE MAKE A MATCH DAN PERMAINAN PADA KOMPETENSI MENGENAL ANGGOTA TUBUH Villa Kusuma Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 1, Maret 2017 Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IPA materi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya dengan indikator hasil belajar sebagaimana disebutkan dalam tujuan perbaikan, maka dapat diketahui keberhasilannya. Pembelajaran ditekankan pada peningkatan kemampuan siswa untuk menguasai materi pelajaran sehingga mampu mengetahui dan mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya. Indikator ketuntasan belajar yaitu secara klasikal siswa yang memperoleh nilai 70 telah mencapai 85% ke atas. Secara individual tuntas belajar adalah siswa telah mencapai nilai 70 ke atas. Untuk membandingkan keberhasilan siklus I dan II yang telah dilaksanakan dapat diketahui dari ketuntasan belajarnya dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa atau 96 % dan belum tuntas 1 siswa atau 4%. Untuk lebih dapat memahami hasil penelitian ini berikut disajikan perbandingan hasil nilainya yang dinyatakan tuntas dan belum tuntas sebagaimana tabel berikut: Tabel 2. Ketuntasan Belajar siklus I dan II Siklus I Siklus II Belum Tuntas Belum Tuntas % JML % JML % JML % JML 61 11 39 27 96 1 4 17 Sebagaimana tabel perbandingan di atas, upaya guru yang telah dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Siswa diberi latihan soal yang bervariasi. 2) Siswa diberi dorongan agar tumbuh rasa percaya diri. 3) Prestasi yang diperoleh menunjukkan peningkatan. Berdasarkan hasil di atas guru menganggap bahwa perbaikan pembelajaran telah berhasil. Rasa percaya diri pada sebagian besar siswa tampak lebih meningkat, dibuktikan bila diberi tugas mengerjakan soal di papan tulis siswa lebih cepat meresponnya. SIMPULAN Metode make a match dan permainan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada kompetensi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya, terbukti bahwa prestasi belajar siswa mengalami kenaikan dari pra siklus dengan rata rata kelas hanya 56 dengan ketuntasan belajar 21%. Pada siklus I rata-rata mencapai 71 dengan ketuntasan 61%, pada siklus II rata-rata kelas mencapai 84 dengan ketuntasan mencapai 96%. Media pembelajaran mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya yang mencukupi kebutuhan siswa dapat meningkatkan aktivitas siswa tentang kompetensi dasar mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya. Aktivitas siswa pada siklus I dengan skor 3,4 (dalam skala 1 - 5), pada siklus I dengan skor 4,3 ( dalam skala 1-5) dan pada siklus II 5,0 dengan skala (1-5). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsmi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Endang, Retno, W., 2002, Metode Penelitian Kelas, Semarang: UNNES. Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. PT Bumi Aksara. Hamalik, O. 2007. Perencanaan Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Raja Grafindo Persada. Syaerozi, Eko Supraptono, dan Sutarno. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Drill Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengolah Data Menggunakan Microsoft Excel 2007. Semarang: Edu komputika Jurnal. UU No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Semarang: Aneka Ilmu. Wardani, I.G.A.K. Juleha Siti, Marsinah Ngadi. 2004. Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta: Universitas Terbuka PENERAPAN METODE MAKE A MATCH DAN PERMAINAN PADA KOMPETENSI MENGENAL ANGGOTA TUBUH Villa Kusuma 7