AR_0154

advertisement
WANITA YANG KEGEMUKAN LEBIH BANYAK
DARI YANG KURUS DI RIAU
PEKANBARU, BALITBANG RIAU, 15/15/2016. Indonesia saat ini menghadapi masalah ‘double
burden’, dalam hal ini masalah gizi kurang belum teratasi, namun masalah gizi lebih sudah mulai
terjadi. Status gizi dan kesehatan wanita perlu menjadi perhatian karena akan berpengaruh pada
saat kehamilan dan selanjutnya pada bayi yang dilahirkan. Status gizi kurus maupun gemuk sama
berbahayanya bagi wanita hamil. Status gizi ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu
berat badan (BB) dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan (TB) dalam meter atau
ringkasnya seperti rumus berikut BB (Kg)/TB2 (m). Seseorang dikatakan kurus jika IMT < 18,5,
normal jika IMT 18,5 – 25,0, dan kegemukan jika IMT > 25,0 Kg/m2.
Pada tahun 2013 dilakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan yang dilakukan di seluruh Propinsi di Indonesia. Berdasarkan data yang
dianalisis dari survey ini, wanita usia 15 – 49 tahun yang kurus di Riau adalah 9,7%, normal adalah
62,0%, dan kegemukan adalah 28,3%. Wanita yang kegemukan jumlahnya 3 kali lebih banyak
dibandingkan wanita kurus atau 2-3 dari 10 orang wanita di Riau mengalami kegemukan.
Prevalensi wanita yang kegemukan paling tinggi di Kabupaten Siak yaitu 41,0%, dan paling rendah
di Kabupaten Indragiri Hilir yaitu 20,6%. Prevalensi wanita kurus paling banyak di Indragiri Hilir
yaitu 16,3% dan paling rendah di Kota Pekanbaru yaitu 6,0%
Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi wanita kegemukan yang tinggal di perkotaan tidak
berbeda jauh dengan yang tinggal di perdesaan yaitu masing-masing 28,9% dan 27,9%.
Berdasarkan indeks kepemilikan (ekonomi), terlihat kecenderungan semakin tinggi status ekonomi
keluarga maka akan semakin tinggi prevalensi kegemukan. Prevalensi kegemukan dari status
ekonomi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi masing-masing adalah 19,7%,
27,7%, 31,8%, 32,0%, dan 30,1%.
Permasalahan kegemukan sepertinya terjadi juga karena pengetahuan yang rendah.
Prevalensi kegemukan pada wanita dengan pendidikan SD kebawah paling tinggi yaitu 31,4%,
dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP atau SMA yaitu masing-masing 24,0 dan 28,4%.
Sosialisasi dan penerapan gizi seimbang dengan 4 pilar utamanya yaitu 1) mengonsumsi
makanan beragam, 2) membiasakan perilaku hidup bersih, 3) melakukan aktivitas fisik, dan 4)
mempertahankan dan memantau berat badan normal, nampaknya saat ini sudah harus menjadi
perhatian semua pihak.
Sumber :
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pokok-pokok Hasil Riskesdas Provinsi Riau. Jakarta: Lembaga
Penerbitan Balitbangkes.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kemenkes RI.
Download