KECINTAAN TERHADAP ALQUR’AN SEBAGAI LANDASAN PERJUANGAN UMMAT Muqoddimah Firman Allah Swt: “Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Q.S. Al maidah: 16) Sabda Rosulullah Saw: “Sesungguhnya Allah swt akan meninggikan (kedudukan) beberapa kaum dengan Al Qur’an dan akan merendahkan (kedudukan) kaum yang lain dengan Al Qur’an.” (HR. Muslim) Al Qur’an merupakan pedoman hidup umat manusia untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat, membawa ummat manusia kepada kebahagiaan lahiriyah dan batiniyah, tercapainya kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam Ridha Allah swt. Al Qur’an juga merupakan sumber kekuatan ummat Islam untuk meraih kemenangan dalam menghadapi musuh – musuh Allah swt. Hal ini telah terbukti pada masa generasi terbaik ummat ini, yaitu pada masa Rosulullah saw dan Khulafaur Rasyidin Al mahdiyyin. Di masa itu Al Qur’an benar-benar terwujud dalam seluruh aspek kehidupan, individual maupun masyarakat, ubudiyah, ekonomi maupun sosial semuanya diatur berdasarkan Al Qur’an. Kehebatan Al Qur’an dalam menjayakan ummat ini sangat difahami oleh musuh-musuh Allah swt, oleh karena itu mereka membuat suatu kesimpulan bahwa untuk melemahkan ummat Islam itu bukan diperangi secara fisik, tetapi harus dijauhkan dari Al Qur’an. Strategi ini dinyatakan oleh Samuel Zwemer(1867 – 1952) , Ketua Umum Asosiasi Agen Yahudi, dihadapan para peserta konggres misionaris dunia di Yerusalem, tahun 1935. Napoleon Bonaparte, penguasa Perancis yang menaklukkan Mesir. Dia bertanya, ‘Dimanakah markas kaum muslimin?” Orang-orang menjawad, “Di Mesir”. Sebagai seorang penakluk, maka ia bersama pasukannya bergerak menuju Mesir, disertai seorang penerjemah Arab. Sesampainya di Mesir, dia bersama penerjemahnya itu langsung menuju perpustakaan. Dia berkata kepada sang penerjemah, “Bacakan salah satu buku ini untukku.” Si penerjemah mengambil salah satu buku di antara sederet buku yang ada, dan ternyata ia mengambil al-Quran. Lembar pertama yang dibukanya membuatnya terpesona; ia membacakan ayat ini kepada Napoleon : “Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Q.S. al-Isra : 9) Napoleon keluar dari perpustakaan. Dari malam hingga pagi, dia terus memikirkan ayat tersebut. Setelah terjaga dari tidurnya di pagi hari, untuk kedua kalinya, dia langsung ke perpustakaan. Dia meminta kepada penerjemahnya untuk membacakan al-Quran kembali. Si penerjemah membuka al-Quran, membacakan beberapa ayat dan mengartikannya. Setelah itu, Napoleon kembali ke rumahnya. Malam harinya, ia terus tenggelam dalam lamunan tentang al-Quran itu. Hari ketiga, dia kembali lagi ke perpustakaan. Atas permintaan Napoleon, si penerjemah langsung membacakan beberapa ayat dan menerjemahkannya. Mereka berdua kemudian keluar dari perpustakaan. Napoleon bertanya, ‘Berkaitan dengan agama manakah buku ini?’ Si Penerjemah menjawab, “Ini adalah kitab orang-orang Islam, dan mereka berkeyakinan bahwa al-Quran ini telah diturunkan dari langit kepada Nabi besar mereka.” Napoleon lantas berkomentar penting, yang mana ucapannya itu menguntungkan kaum muslimin, sekaligus membahayakan mereka. Napoleon berkata, “Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan buku ini, maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan. Selama al-Quran ini berkuasa di tengahtengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali kita pisahkan antara mereka dengan al-Quran.” Cita-cita Napoleon dilanjutkan oleh Gladstone, Perdana menteri Inggris dan juga salah seorang arsitek imperialisme Inggris. Ia membawa al-Quran ke dalam gedung parlemen Inggris, sambil mengangkat al-Quran ia berkata, “Selama orang-orang Mesir itu memegang buku ini di tangan mereka, kita tidak akan menikmati kedamaian di negeri ini dan selagi Al Quran masih berada di tangan kaum muslimin, maka Eropa tidak akan bisa menguasai Timur” UPAYA – UPAYA UNTUK MENJAUHKAN UMAT ISLAM DARI ALQUR’AN 1`. Menanamkan faham tentang Al Qur’an yang menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah, seperti : - syarat untuk menyampaikan al Qur’an harus menguasai bahasa Arab, asbabun nuzul, belajar dengan ulama yang memiliki sanad sampai kepada Rosulullah saw, dan memiliki ilmu-ilmu penunjang lainnya. Syarat ini merupakan keutamaan yang lebih baik jika hal itu dimiliki, namun bukan merupakan syarat wajib. Padahal Allah swt berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Al –Qomar 32). 2. Menyebarkan keraguan tentang keotentikan Al Qur’an , menurut pemikiran orientalis Al Qur’an Mushaf Utsmani diragukan keasliannya, karena dikumpulkan dari para sahabat yang memiliki tulisan – tulisan ayat-ayat Al Qur’an yang berserakan pada pelepah kurma, kulit dan lain-lain, hal ini memungkinkan sekali adanya ayat-ayat yang hilang. Padahal Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan AL Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Q.S. Al Hijr: 9). 3. Menyebarkan keraguan tentang kebenaran isi Al Qur’an dengan melalui teori hermeneutika sebuah ilmu dan seni membangun makna melalui interpretasi rasional dan imajinatif dari bahan baku berupa teks Al Qur’an. Berdasarkan teori ini maksud Al Qur’an harus sesuai dengan kehendak akal mereka, Maka jika ayat itu tdk sesuai dengan akalnya maka ayat tersebut harus dikritisi. Padahal bagi umat Islam, al-Qur’an adalah kitab suci yang diyakini secara konsensus (ijma’) otentisitas dan orisinalitasnya sebagai hudan li alnas dan rahmatan li al-alamin. Sebagai kitab suci yang memiliki posisi sangat penting bagi kehidupan manusia, yang dianggap shalih li kulli zaman wa makan (Relevan bagi setiap ruang dan waktu), ia senantiasa ditafsirkan dan ditafsirkan ulang. 4. Menyebarkan Al Qur’an palsu, seperti yang dilakukan oleh Musailamah al-Kadzdzab. Ia membuat beberapa surat tandingan terhadap Al-Quran, seperti: Surah al-Difda’ (Surat Katak), Surah al-Fiil (Surat Gajah) dan surah tentang wanita hamil (al-Hubla). Sejak tahun 90-an, usaha-usaha semacam itu semakin drastis. Dr. Anis Shoros, salah seorang Kristen Arab yang pernah menjadi lawan debat Ahmad Deedat, pernah menulis satu buku yang menyerupai Al-Quran dengan judul The True Furqan (Al-Furqan al-Haq). Buku ini diformat mirip Al-Quran. Bahkan, salah satu nama suratnya adalah surat al-Zina (Surah Perzinaan). Surat itu berbicara tentang dibolehkannya praktet perzinaan. Sebelum The True Furqan nya Shoros, sudah beredar juga lima surat palsu. Diantaranya: Surah AlMoslemoon, Al-Washaya, dll. 5. Menyebarkan hal-hal yang maksiat seperti pergaulan bebas, nyanyian-nyanyian yang bersyahwat, musik-musik yang mengeraskan hati, pornografi, model-model pakaian kesombongan, gaya-gaya yang memamerkan aurat dan lain-lain. Hal-hal tersebut akan dapat menjauhkan seseorang dari Al Qur’an. Karena kemaksiatan itu tidak akan menyatu dengan Al Qur’an, sebagaimana yang disampaikan oleh Waki’ kepada Imam Asy Syafi’i ketika ia menanyakan tentang kondisi hafalan Al Qur’annya yang jelek, maka beliau menganjurkan supaya meninggalkan maksiat, karena ilmu itu cahaya, dan cahaya itu tidak diberikan kepada pelaku maksiat. “Kepala pastur dalam konferensi pastur, Samuel Zwemer berkata: “Sebenarnya kami mengutus dan membebankan anda sekalian ke negara-negara Muhammadiyah(Islam), bukan dengan tujuan untuk mengkristenkan mereka, karena hal itu adalah suatu kehormatan. Mereka tidak pantas untuk menerimanya. Sebenarnya tugas kalian adalah mengeluarkan orang-orang Muslim dari agamanya, agar mereka menjadi mahluk yang putus hubungannya dengan AllahS.W.T. Dengan demikian terputus pula ciri (akhlaq) Islam dari dirinya, yang menjadi sendi dan fondasi dasar dalam kehidupannya. Dengan jerih payah kalian itu, kalian telah menjadi pelopor kemenangan dalam penjajahan dalam negara-negara Islam. Kalian telah berhasil mencuci otak mereka sehingga mereka mau menerima dan menjalankan segala rencana dan siasat kita untukmengeluarkan mereka dari Islam. Kami menginginkan kalian berhasil membuat generasi penerus mereka menjadi generasi santai yang suka membuang waktu dan bermalas-malasan. Memburu hawa nafsu dengan berbagai cara, sehingga hawa nafsu itu merupakan tujuan utamakehidupannya, dan mempertuhankan hawa nafsunya, dan kalau mereka mendudukijabatan penting, juga untuk kepentingan hawa nafsunya. Mereka korbankan segala-galanya untuk kepentingan hawa nafsu. Wahai para pastor! Laksanakan dan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya tugas yang telah diembankan kepada kalian, dan pasti kalian akan berhasil dengan gemilang.”Demikianlah pernyataannya, yang diwujudkan dengan memupuk rasa kecewa, frustasi, pesimistis, dan putus asa terus dipompakan. Mabuk- mabukan, diskotik, film porno dan sex bebas dibudayakan, sehingga generasi Islam terlena dan terhanyut sampai jauh dari cita-cita semula yang luhur, hingga aqidah sebagai senjata ampuh yang terakhir ditanggalkan satu persatu . Itulah upaya upaya musuh – musuh Allah swt untuk ‘menjauhkan umat Islam dari al-Quran’, dan usaha ini berhasil sehingga kaum muslimin mundur dan mengalami kekalahan di seluruh dunia, ilmu pengetahuannya mengalami kemunduran, dan tingkah lakunya jauh dari nilai – nilai Syari’at Islam Mengapa harus mencintai Al Qur’an? 1. Al Qur’an sebagai penolong, dari Abu Umamah ra. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,"Bacalah Al Qur'an sesungguhnya ia akan datang di hari Kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya." (Riwayat Muslim) 2. Al Qur’an adalah cahaya yang akan menerangi perjalanan hidup seorang hamba dan menuntunnya menuju keselamatan. Allah Swt berfirman: “Dahulu kamu Muhammad- tidak mengetahui apa itu al-Kitab dan apa pula iman, akan tetapi kemudian Kami jadikan hal itu sebagai cahaya yang dengannya Kami akan memberikan petunjuk siapa saja di antara hamba-hamba Kami yang Kami kehendaki.” (QS. asy-Syura: 52) 3. al-Qur’an adalah petunjuk Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Alif lam lim. Inilah Kitab yang tidak ada sedikit pun keraguan padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. alBaqarah: 1-2). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya al-Qur’an ini menunjukkan kepada urusan yang lurus dan memberikan kabar gembira bagi orangorang yang beriman yang mengerjakan amal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan pahala yang sangat besar.” (QS. al-Israa’: 9). 4. al-Qur’an adalah Rahmat dan obat Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia! Sungguh telah datang kepada kalian nasehat dari Rabb kalian (yaitu al-Qur’an), obat bagi penyakit yang ada di dalam dada, hidayah, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan dari alQur’an itu obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Akan tetapi ia tidaklah menambah bagi orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. al-Israa’: 82) 5. al-Qur’an menentramkan hati Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan hati mereka bisa merasa tentram dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah maka hati akan merasa tentram.” (QS. ar-Ra’d: 28) 6. al-Qur’an merupakan sumber pahala yang berlipat ganda Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang membaca satu huruf dalam Kitabullah maka dia akan mendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim satu huruf. Akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.”(HR. Tirmidzi dalam Kitab Tsawab alQur’an [2910], disahihkan oleh Syaikh al-Albani) 7. al-Qur’an merupakan penentu derajat kemuliaan umat Dari ‘Amir bin Watsilah, dia menuturkan bahwa suatu ketika Nafi’ bin Abdul Harits bertemu dengan ‘Umar di ‘Usfan (sebuah wilayah diantara Mekah dan Madinah, pent). Pada waktu itu ‘Umar mengangkatnya sebagai gubernur Mekah. Maka ‘Umar pun bertanya kepadanya, “Siapakah yang kamu angkat sebagai pemimpin bagi para penduduk lembah?”. Nafi’ menjawab, “Ibnu Abza.” ‘Umar kembali bertanya, “Siapa itu Ibnu Abza?”. Dia menjawab, “Salah seorang bekas budak yang tinggal bersama kami.” ‘Umar bertanya, “Apakah kamu mengangkat seorang bekas budak untuk memimpin mereka?”. Maka Nafi’ menjawab, “Dia adalah seorang yang menghafal Kitab Allah ‘azza wa jalla dan ahli di bidang fara’idh/waris.” ‘Umar pun berkata, “Adapun Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam memang telah bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Kitab ini sebagian kaum dan dengannya pula Dia akan menghinakan sebagian kaum yang lain.”.” (HR. Muslim dalam Kitab Sholat al-Musafirin [817]) Dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dalam Kitab Fadha’il al-Qur’an [5027]) 8. Para pengkaji Al Qur’an adalah keluarga Allah SWT "Daripada Anas bin Malik ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri daripada manusia." Kemudian Anas berkata lagi, lalu Rasulullah SAW bertanya: "Siapakah mereka itu wahai Rasulullah. Baginda menjawab: "Ia itu ahli al Quran (orang yang membaca atau menghafal Alquran dan mengamalkan isinya).Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.” ( HR. Ahmad, An Nasai, Ibnu Majah, ad Darimi dan al Hakim). 9. Al Qur’an mendatangkan cintaNya Allah dan RasulNya, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang senang dengan cinta Allah dan Rasul-Nya, hendaklah ia membaca al-mushaf (al qur-aan)”(HR. Ibnu ‘Adiy, Abu Nu’aim, al Baihaqiy, dll; Hasan, Shahiihul Jami’ 6289) 10. Al Qur’an akan memuliakan ahlinya dan kedua orang tuanya. Rasulullah saw bersabda: “Dan Sesungguhnya Al Quran akan menemui pemiliknya pada hari kiamat saat kuburnya terbelah seperti orang kurus.ia berkata: Apa kau mengenaliku?; Pemilik Al Quran menjawab: Aku tidak mengenalimu, ia berkata: Apa kau mengenaliku?; Pemilik Al Quran menjawab: Aku tidak mengenalimu. Ia berkata: Aku adalah temanmu, Al Quran yang membuatmu haus ditengah hari dan membuatmu bergadang dimalam hari, setiap pedagang berada dibelakang dagangannya dan engkau hari ini berada dibelakang daganganmu.Kemudian ia diberi kerajaan di tangan kanannya dan keabadian di tangan kirinya, di kepalanya dikenakan mutiara kemuliaan dan kedua orang tuanya dikenakan dua hiasan yang tidak bisa dinilai oleh penduduk dunia . lalu keduanya berkata: Kenapa aku dikenakan perhiasan ini? Dikatakan pada keduanya: Karena (kalian telah memerintahkan) anak kalian berdua (untuk mempelajari/menghafalkan/mengamalkan) Al Quran. Kemudian dikatakan padanya: Bacalah dan naiklah ke tingkat surga dan kamar-kamarnya. Ia senantiasa naik (derajatnya di surga) selama ia membaca dengan cepat atau dengan tartil. (HR. Ahmad; dikatakan Syaikh Ahmad Syaakir; Didalamnya terdapat Basyir bin Al Muhajir dan Ibnu Ma’in mentsiqatkannya, dan ia merupakan perawi imam muslim. hadits ini dihasankan oleh Imam Ibnu Katsir) Masih banyak keutamaan-keutamaan lainya yang belum dituliskan dalam lembaran ini, mudah-mudahan yang sedikit ini dapat menjadi motivasi kita untuk menjadi ahli al Qur’an, bukan sekedar membaca, mempelajari, menghafal dan menyampaikan tetapi juga mengamalkannya. Dengan demikian al Qur’an akan menyatu dalam diri kita, sehingga kapanpun dan di manapun kita berada maka al Qur’an tetap bersama kita. Wallahu A’lam bish shawab. Arif hizbullah.