IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI ) PADA KONSEP FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Tri Ade Mustaqim NIM 108016100031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 ABSTRAK Tri Ade Mustaqim, NIM: 108016100031. Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling, sehingga didapatkan sampel dari strata atas, tengah, dan bawah sebanyak 1 sekolah dengan 2 kelas. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa berupa Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka disertai kolom CRI. Dari penelitian ditemukan bahwa persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 37,99% dan lebih kecil dibandingkan dengan persentase siswa yang tidak tahu konsep. Miskonsepsi yang dialami siswa banyak terjadi pada penggunaan gas pada peristiwa fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Kata kunci : Miskonsepsi, Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka, Certainty of Response Index (CRI), Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan v ABSTRACT Tri Ade Mustaqim, NIM: 108016100031. Identification of Students’ Misconceptions using Certainty Response Index (CRI) in Photosynthesis and Respiration in Plants. BA Thesis, of Biology Education Study Program, Department of Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. The aims of this research was to elicit senior high school students’ misconceptions in Photosynthesis and Plant Respiration at South Tangerang. The Method used in this research was survey with proportional stratified random sampling. The test was administered to 194 students from grade XII. Open Reasoning Multiple Choice Test with Certainty Response Index (CRI) is used to identify students’ misconceptions in Photosynthesis and Respiration in Plants. As a result of the analyses undertaken, it was found that percentage of students’ misconceptions was smaller than students who didn’t know. The percentage of students’ misconceptions is 37,99%. Students’ misconception occured on the use of gas for photosynthesis and respiration in plants. Keywords : Misconception, Open Reasoning Multiple Choice Test, Certainty Response Index (CRI), Photosynthesis and Respiration in Plants Concept. vi KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr. wb Alhamdulillahirabbil’alamiin. Segala puji bagi Allah Swt. sang raja ilmu pengetahuan yang selalu memberi titik-titik petunjuk dan pencerahan dalam setiap permasalahan sehingga penulis dapat membentuk garis yang sangat lurus dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada sosok pemimpin ummat, Nabi Muhammad Saw., yang telah membawa kita semua ke suatu peradaban yang madani. Penyusunan karya ilmiah yang berjudul Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan dengan Menggunakan Metode Certainty Response Index (CRI) tentunya tidak akan pernah terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Dr. Zulfiani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah ikhlas membimbing dan memotivasi penulis dalam kondisi apa pun. 4. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah ikhlas membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan penulis. 6. Pargiyati, Ibunda tercinta yang telah ikhlas dan sabar mempelajari dan memahami karakteristik anak-anaknya. 7. Ngabidin, Ayahanda tercinta yang telah ikhlas dan sabar mengajari penulis tentang arti kehidupan dan kepemimpinan. vii 8. Drs. Eddy Jusuf, DES., Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang telah ikhlas meluangkan waktunya dalam bertukar pikiran. 9. Kepala-kepala Sekolah di beberapa SMA se-Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin. 10. Guru-guru Biologi di beberapa SMA se-Kota Tangerang Selatan yang telah meluangkan waktu untuk membimbing saat penulis melakukan penelitian. 11. Siswa-siswa kelas XII IPA di beberapa SMA se-Kota Tangerang Selatan yang telah bekerja sama ikut serta dalam penelitian ini. 12. Fina Nurul Khotimah, yang telah ikhlas dan sabar memotivasi dan membantu penulis agar dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. 13. Bapak Moh. Husni Thamrin, yang selalu memberikan pandangan positif kepada penulis mengenai karya ilmiah. 14. Mba Ani dan Dek Uci yang telah ikhlas memberikan do’a bagi penulis. 15. Teman-teman khususnya dari Jurusan Biologi, yang tanpa sadar telah memberikan motivasi yang besar bagi penulis untuk terus maju. 16. Rekan-rekan guru dan staff Madrasah Tsanawiyah Nur Asy-Syafi’iyah yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini. Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini dengan kebaikan dan keberkahan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pendidikan di Indonesia. Amiin. Wassalamualaikum wr. wb. Jakarta, Mei 2014 Penulis viii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iv ABSTRAK ............................................................................................................ v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah...................................................................................... 5 C. Batasan Masalah .......................................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................. 6 BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori ................................................................................................... 7 1. Konsep ....................................................................................................... 7 2. Miskonsepsi ............................................................................................. 15 3. Identifikasi Miskonsepsi .......................................................................... 19 4. Tunjauan Umum Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan............ 30 B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 31 C. Kerangka Pikir ............................................................................................. 33 ix BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 37 B. Metode Penelitian ..................................................................................... 37 C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 39 D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 39 E. Intrumen Penelitian .................................................................................. 40 F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 47 B. Pembahasan ............................................................................................... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 60 B. Saran ......................................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61 LAMPIRAN ......................................................................................................... 64 x DAFTAR TABEL Tabel halaman 2.1. Perbandingan Tes Diagnostik, Formatif, dan Sumatif ................................... 25 3.1. Hasil Uji Coba Instrumen Soal Identifikasi Miskonsepsi .............................. 44 3.2. Modifikasi Kategori Tingkatan Pemahaman ................................................ 45 4.1. Data Persentase 4 Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa SMAN A ...........48 4.2. Data Persentase 4 Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa SMAN B ...........50 4.3. Data Persentase 4 Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa SMAN C ...........52 xi DAFTAR GAMBAR Gambar halaman 2.1. Bagan Kerangka Pikir .....................................................................................36 3.1. Alur Penelitian ................................................................................................38 4.1. Rekapitulasi Persentase Rata-rata Siswa SMAN se-Tangsel ..........................55 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran halaman 1. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Tes Pilihan Ganda........................................... 64 2. Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda .......................................................... 68 3. Rekap Hasil Anates Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan ............... 83 4. Soal dan Format Lembar Jawaban ................................................................. 92 5. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa SMAN A Tangsel ..................... 99 6. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa SMAN B Tangsel .................. 103 7. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa SMAN C Tangsel .................. 107 8. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa Per Butir Soal ......................... 111 9. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa Seluruh SMA.......................... 117 10. Hasil Uji Kai Kuadrat Per Butir Soal ........................................................... 118 11. Hasil Ujian Nasional Biologi Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 & 2012 ..... 127 12. Rekap Jawaban Miskonsepsi Siswa Tiap SMA pada Butir 1, 2, 23, & 24 .. 128 13. SK dan KD Kurikulum KTSP Kelas XII IPA .............................................. 139 xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang diperoleh melalui investigasi yang bersifat eksperimen dan eksplanasi teoretis atas fenomenafenomena yang terjadi di alam sekitar. 1 Fenomena-fenomena alam tersebut dipahami oleh para ilmuwan dalam bentuk konsepsi yang bersifat ilmiah. Biologi merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mengkaji konsepsi-konsepsi ilmiah mengenai makhluk hidup. Salah satu konsep yang dikaji dalam biologi adalah konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Konsep tersebut merupakan konsep penting dalam biologi karena mengkaji perpindahan energi dan materi dalam suatu ekosistem, sehingga untuk dapat memahami fungsi organisme didalam suatu ekosistem atau biosfer tersebut harus dapat pula memahami konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan dengan baik. Studi yang dilakukan oleh Hulusi ÇOKADAR menyatakan bahwa beberapa siswa sering mengalami konsepsi yang cenderung salah pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. 2 Konsepsi yang cenderung salah atau berbeda dengan konsepsi ilmiah tersebut dinamakan miskonsepsi. 3 Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa miskonsepsi yang dialami siswa tidak hanya terjadi pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan, tetapi terjadi juga pada konsep Ekologi, Genetika, Klasifikasi Makhluk Hidup, dan Sistem Sirkulasi. 4 Namun, siswa paling sering mengalami miskonsepsi pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan terutama pada pengertian mendasar mengenai konsep 1 Robert E. Krebs, Scientific Development and Misconcepstions Trough The Ages: A Reference Guide, (Greenwood: Greenwood Publishing Group. Inc., 1999), p. 6. 2 Hulusi ÇOKADAR, ”Photosynthesis and Respiration Processes: Prospective Teachers’ Conception Level”, Education and Science Journal, 37, 164, 2012, p. 82. 3 Ceren Tekkaya, ”Misconception as Barrier to Understanding Biology”, Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 23, 2002, p. 259. 4 Ibid., p. 261. 1 2 tersebut. 5 Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Ita Viana Dewi, Yuni Sri Rahayu, dan Erman yang menyatakan bahwa respirasi tumbuhan hanya terjadi pada waktu malam hari dan hanya daun yang berwarna hijau yang mampu untuk berfotosintesis.6 Miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa berusaha membentuk pengetahuan dengan cara menerjemahkan pengalaman baru dalam bentuk konsepsi awal. 7 Pembentukan konsepsi awal ini dapat dimulai ketika siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran di sekolah maupun dilingkungannya sendiri. Para pakar di bidang miskonsepsi juga menemukan hal lain yang menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa, diantaranya adalah dari siswa itu sendiri, guru, buku teks, dan metode pembelajaran yang digunakan.8 Siswa yang mengalami miskonsepsi juga dapat dikarenakan oleh adanya kesulitan siswa dalam memahami konsep.9 Kesulitan tersebut dapat berasal dari rumitnya konsep ataupun istilah yang terdapat pada biologi.10 Kesulitan-kesulitan siswa tersebut tentunya dapat berdampak pada ketidaktercapainya hasil belajar siswa secara optimal. Contoh indikasi adanya kesulitan siswa dalam memahami konsep biologi ini dialami oleh beberapa sekolah menengah atas negeri di wilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan kajian data hasil ujian nasional dari tahun 2011 hingga 2012 di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Selatan, dan Bekasi menunjukkan bahwa Tangerang Selatan memiliki nilai rata-rata ujian nasional biologi di bawah rata-rata.11 Hal ini perlu 5 Filocha Haslam dan David F. Treagust, ”Diagnosing secondary students’ misconceptions of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier multiple choice instrument”, Journal of Biological Education, 21, 3, 1987, p. 203. 6 Ita Viana Dwi, dkk., ”Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Fotosintesis”, Jurnal Pendidikan Sains ePensa, 1, 2, 2013, h. 21. 7 National Science Teachers Association, Buku Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4, Terj. dari The Biology Teacher’s Handbook 4th Edition oleh Paramitha, (Jakarta: PT Indeks, 2013), Cet. I, h. 4. 8 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 29. 9 Ibid., h. 40. 10 National Science Teachers Association, op. cit., h. 30. 11 Lampiran 11, Data Nilai Ujian Nasional Tahun 2011 dan 2012. 3 ditelusuri bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam biologi khususnya konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Berbagai macam cara dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa diantaranya ialah menggunakan peta konsep, tes pilihan ganda dengan disertai alasan terbuka, tes esai tertulis, wawancara diagnosis, diskusi dalam kelas, serta praktikum dengan disertai tanya jawab.12 Peta konsep memiliki keunggulan yaitu guru dapat dengan mudah melihat apakah hubungan antara konsep pada peta itu benar atau salah.13 Tes pilihan ganda disertai alasan terbuka memiliki keunggulan dalam mengidentifikasi miskonsepsi siswa karena guru dapat menentukan tipe kesalahan siswa dalam suatu konsep berdasarkan jawaban yang dipilih serta dapat mengurangi jawaban tebakan siswa.14 Tes esai tertulis memiliki keunggulan yakni guru dapat langsung mengklasifikasi pemahaman siswa berdasarkan tingkat pemahamannya pada suatu konsep. 15 Kemudian, diskusi dalam kelas, keunggulannya ialah guru dapat mendeteksi gagasan siswa mengenai suatu konsep sehingga guru dapat mengerti konsepsi alternatif yang dimiliki oleh siswa.16 Praktikum tanya jawab memiliki keunggulan yakni guru dapat mendeteksi siswa yang mengalami miskonsepsi secara langsung terhadap konsep yang dipraktikkan. 17 Terdapat satu teknik lagi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yaitu Metode Certainty of Response Index (CRI). Metode yang dikembangkan oleh Saleem Hasan ini digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi sekaligus dapat membedakannya dengan tidak tahu konsep dan paham konsep. Metode CRI merupakan ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap 12 Paul Suparno, op. cit, h. 129. Ibid., h. 121-122. 14 Tim Penyusun, Tes Diagnostik, (Jakarta: Direktorat PSMP, 2007), h.4. 15 Michael R. Abraham, “Understanding and Misunderstanding of Eight Graders of Five Chemistry Concept Found in Textbooks”, Journal of Research in Science Teaching, 29, 1992, h. 112. 16 Paul Suparno, op. cit, h. 127-128. 17 Ibid., h. 128. 13 4 soal yang diberikan. 18 CRI biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban suatu soal. Kelemahan tes pilihan ganda dengan teknik CRI terletak pada pengkategorian peserta didik yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah dan pada besarnya faktor menebak siswa dalam menjawab soal. 19 Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang sebenarnya mampu menjawab dan memahami konsepkonsep yang terdapat pada soal, namun karena memiliki tingkat keyakinan yang rendah menuntunnya memilih skala CRI yang rendah, sehingga dikelompokkan dalam kategori tidak paham konsep (menebak). 20 Dengan memperhatikan kondisi ini maka kategori pemahaman yang disusun oleh Saleem Hasan dimodifikasi oleh Aliefman Hakim dengan menambahkan alasan terbuka pada tes pilihan ganda, sehingga siswa yang memahami konsep tetapi memilih CRI yang rendah masuk ke dalam kategori paham konsep tetapi kurang yakin.21 Kelebihan teknik ini yaitu guru dapat menganalisis miskonsepsi siswa secara objektif karena selain menjawab soal pilihan ganda dan tingkat keyakinan terhadap jawaban, alasan siswa terhadap jawaban dari pertanyaan juga dapat terungkap sehingga miskonsepsi siswa dapat teridentifikasi dengan mudah dan tepat. Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan penelitian dengan mengangkat judul penelitian yaitu, ”Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan”. 18 Saleem Hasan, dkk, ”Misconception and The Certainty of Response Index (CRI)”, Physics Education, 1999, 34(5), p. 294. 19 Aliefman Hakim,dkk, “Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry in Primary and Secondary Metabolies Using the Data Collecting Technique of Modified CRI”, International Online Journal of Education Sciences, 2012, 4(3), p. 546. 20 Ibid., p. 548. 21 Ibid. 5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut: 1. Konsep Fotosintesis dan Respirasi merupakan konsep penting dalam biologi karena mengkaji perpindahan energi dan materi dalam suatu ekosistem. 2. Dalam mengkonstruk pengetahuan/konsep, konsepsi siswa terkadang berbeda dengan konsepsi ilmiah yang dimiliki oleh para ilmuwan. 3. Rata-rata hasil ujian nasional biologi kota Tangerang Selatan dari tahun 2011 hingga 2012 dibawah rata-rata hasil ujian nasional biologi dalam cakupan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Selatan, dan Bekasi. 4. Dari telaah beberapa jurnal penelitian, siswa sering mengalami miskonsepsi pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. 5. Metode CRI yang dikembangkan oleh Saleem Hasan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa masih memiliki kelemahan dalam hal pengkategorian tingkat pemahaman. 6. Identifikasi miskonsepsi siswa menggunakan CRI pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan mengacu pada identifikasi miskonsepsi yang dimodifikasi oleh Aliefman. C. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari topik kajian yang dilakukan, maka pembatasan diperlukan guna memperoleh kedalaman kajian dan untuk menghindari perluasan permasalahan. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini adalah: 1. Miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. 2. Metode identifikasi miskonsepsi siswa menggunakan CRI mengacu pada identifikasi miskonsepsi yang dimodifikasi oleh Aliefman. 6 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan yaitu: “Bagaimana miskonsepsi siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Hijau dengan menggunakan Certainty Response Index (CRI)?” E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru mengenali tingkat pemahaman siswa mengenai konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Hijau secara objektif, sehingga guru dapat melakukan tindak lanjut yang tepat jika terdapat siswa yang terdidentifikasi mengalami miskonsepsi. 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan motivasi bagi peneliti khususnya, dan umumnya peneliti lain untuk terus melakukan perbaikan dalam sistem pengajaran secara baik dan tepat sehingga kecenderungan siswa mengalami miskonsepsi dapat dikurangi bahkan dicegah. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Konsep Pada abad ke 16 seorang filsuf Perancis Rene Descartes mengguncang dunia dengan filsafatnya yang terkenal yaitu Cogito Er Gosum yang berarti Aku Berpikir Maka Aku Ada. Ragukan segala sesuatu, pikirkan, pahami dan renungkan, bandingkan, lalu berakhir dengan sebuah konsep.1 Begitulah filsafat ini bekerja dalam kehidupan manusia, yaitu mencari sebuah konsep dengan jalan berpikir dan merenung. Dengan lahirnya filsafat ini, semua ilmuwan menjadikan filsafat ini sebagai acuan dalam mencari dan menemukan konsepsi yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Siswa merupakan manusia yang selalu berusaha membentuk konsepsi – konsepsi di dalam struktur kognifnya. Namun, dalam usaha membentuk konsepsi tak jarang siswa cenderung mengalami kesalahan dalam menerjemahkan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi di alam sekitar. Miskonsepsi pada siswa dapat menjadi salah satu faktor penyebab lemahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pelajaran.2 Sebelum mempelajari bagaimana proses terjadinya miskonsepsi pada siswa, kita perlu memahami beberapa pengertian konsep yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan sebagai berikut : a. Definisi Konsep Mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti yang luas mengenai definisi konsep. Walaupun dapat ditentukan suatu definisi verbal dari suatu konsep, definisi tersebut tidak dapat mengungkapkan keseluruhan hubungan-hubungan konsep tersebut dengan 1 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, (Surabaya: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 25. 2 Kustiyah, “Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model Palangkaraya”, Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, 01, 2007, h. 24. 7 8 konsep yang lain.3 Bahkan filsuf sains Karl Popper menegaskan bahwa ciri teori atau konsep yang baik adalah jika teori atau konsep tersebut mampu membuat sejumlah prediksi yang pada prinsipnya dapat disangkal atau dibuktikan keliru dengan pengamatan.4 Tetapi, bukan berarti kita berada dalam kebingungan untuk menentukan definisi konsep atau teori yang baik, paling tidak kita mampu menentukan definisi mengenai konsep atau teori dengan berbagai pendekatan ilmiah. Flavell menyarankan, bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi yaitu :5 1) Atribut. Setiap konsep mempunyai sejumlah atribut yang berbeda. Atribut-atribut dapat berupa hal-hal yang berkaitan dengan fisik; seperti warna, tinggi, rasa, atau bentuk, atau dapat juga atribut-atribut tersebut dapat berupa atribut fungsional. 2) Struktur. Dimensi konsep berupa struktur yang membahas mengenai cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-atribut tersebut. Ada hubungan atau kaitan di antara atribut-atribut tersebut. Ada tiga macam struktur pada dimensi konsep. Pertama, konsep-konsep yang bersifat konjuktif yaitu konsep-konsep dimana terdapat dua atau lebih sifat-sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep. Kedua, konsep-konsep disjunktif adalah konsep-konsep di mana satu dari dua atau lebih sifat-sifat atau atribut-atribut harus ada. Ketiga, konsepkonsep relasional mengenai hubungan tertentu antara atribut-atribut konsep. 3) Keabstrakan. Keabstrakan membahas mengenai konsep-konsep yang tidak dapat dilihat dan konkret. 3 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h.79. Stephen Hawking, A Brief History of Time: Sejarah Singkat Waktu, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 10. 5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., h.79-80 4 9 4) Keinklusifan. Dimensi ini lebih menekankan kepada contoh-contoh yang terlibat langsung dalam konsep tersebut. 5) Generalitas. Bila dibuat sistem klasifikasi, konsep-konsep menurut dimensi ini dapat berbeda sesuai posisi superordinat atau subordinatnya. Contoh, konsep wortel adalah subordinat terhadap konsep sayuran, selanjutnya konsep sayuran subordinat terhadap konsep tanaman yang dapat dimakan. Makin umum suatu konsep, makin banyak hubungan atau asosiasi yang dapat dibentuk dengan konsep-konsep lainnya. 6) Ketepatan. Ketepatan suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan-aturan untuk membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh suatu konsep. 7) Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju, bahwa konsep itu penting. Konsep merupakan salah satu bagian dari klasifikasi pengetahuan yang terdapat dalam sebuah materi pelajaran. Pengetahuan yang bersifat konsep yaitu pengetahuan yang mengacu pada pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian dari suatu objek.6 Konsep juga merupakan rangkaian fakta-fakta yang teruji secara ilmiah sehingga menghasilkan definisi atau pengertian yang bersifat kognitif dan informatif. Ahli lain mengatakan bahwa konsep merupakan bentuk abstraksi mental yang mewakili suatu kelas stimulus-stimulus. Jika suatu konsep telah dipelajari seseorang, maka orang tersebut akan dapat menampilkan perilakuperilaku tertentu berdasarkan konsep.7 Definisi ini menekankan bahwa suatu konsep dapat menjadi stimulan yang dapat membentuk respon dari seseorang yang mempelajarinya. Respon dari stimulus-stimulus bisa berupa perilaku seseorang di dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan apa yang dipelajarinya. 6 Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), 7 Ratna Wilis Dahar, loc. cit. h. 37. 10 Definisi ini juga menekankan adanya sifat kausatif (sebab-akibat) dari suatu konsep. Kustiyah menyatakan bahwa konsep merupakan bahan pembangun proses berfikir.8 Konsep merupakan desain awal untuk mengkonstruksi pengetahuan seseorang dalam memahami sesuatu. Definisi yang dipaparkan oleh Kustiyah mengenai konsep dianggap sebagai pandangan konstruktivisme. Dari pandangan Kustiyah inilah seakan mendukung pandangan Karl Popper mengenai ciri terbaik dari suatu teori atau konsep, yang memberikan arti yang luas bahwa jika konsep dibangun atas dasar konstruktivisme maka konsep akan selalu selalu sejalan dengan perkembangan kognitif manusia sehingga konsep-konsep dasar bisa menjadi konsep subordinat (konsep cabang). Berdasarkan dari ketiga definisi ini, maka konsep dapat diartikan sebagai pengetahuan yang dapat bersifat definitif dan praktis. Sifat definitif digunakan untuk membangun pengetahuan diri secara teori mengenai ilmu pengetahuan, sedangkan sifat praktis digunakan sebagai dasar bagi seseorang untuk dapat menerapkan konsep-konsep tersebut dalam memenuhi hasrat atau kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. b. Perolehan Konsep Menurut Ausubel, konsepsi-konsepsi yang dibentuk oleh siswa diperoleh dengan dua cara yaitu sebagai berikut:9 1) Pembentukan Konsep (concept formation) Pembentukan konsep merupakan proses induktif. Proses berpikir secara induktif merupakan proses berpikir di mana kita dihadapkan dengan konsepsi-konsepsi yang bersifat khusus sehingga didapatkan suatu kesimpulan atas dasar konsepsi-konsepsi khusus tersebut. Konsepsi yang merupakan kesimpulan tersebut disebut sebagai konsepsi umum. Pembentukan konsep merupakan suatu 8 9 Kustiyah, op. cit., h. 25. Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 81 – 82. 11 bentuk kegiatan pada pembelajaran yang bersifat penemuan (discovery learning), di mana konsep-konsep yang akan dibentuk secara umum harus didapatkan dari proses-proses menemukan konsepsi yang bersifat khusus melalui teknik discovery learning. Pembentukan konsep juga mengikuti pola contoh/aturan. Siswa yang sedang mengalami proses pembelajaran akan selalu dihadapkan pada sejumlah contoh-contoh ataupun noncontoh-noncontoh. Melalui proses yang dinamakan diskriminasi dan abstraksi, ia menetapkan suatu aturan yang dapat menentukan kriteria umum untuk konsep tersebut. Dengan adanya proses diskriminasi, yakni proses membandingkan atau membedakan contoh-contoh ataupun noncontoh-noncontoh, siswa akan mengalami perlawanan atau persetujuan dalam pembetukan konsepsi. Melalui proses abstraksi, yakni proses untuk menemukan suatu konsistensi logika atas suatu peristiwa atau fenomena, siswa akan mendapatkan suatu kepastian hukum atau definisi melalui penyaringan (filter) terhadap gejala atau peristiwa. Sebagai contoh, untuk mendapatkan pemahaman mengenai konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan, siswa dihadapkan pada konsepsi khusus yakni konsepsi mengenai tumbuhan (mulai dari konsep sel hingga sistem organ tumbuhan), konsepsi mengenai gasgas yang digunakan oleh tumbuhan, konsepsi mengenai energi kimiawi makhluk hidup, hingga konsepsi mengenai energi matahari (radiasi matahari, panjang gelombang matahari, foton, dll). Jika konsepsi-konsepsi khusus tersebut memiliki hubungan maka akan terbentuk konsepsi umum yang bersifat ilmiah yaitu Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Tentunya, untuk memberikan pembelajaran kepada siswa agar dapat menemukan suatu konsepsi khusus yang bersifat ilmiah tidaklah mudah. Pembelajaran menggunakan teknik penemuan menuntun siswa untuk mengembangkan atau bahkan 12 membentuk konsistensi logika terhadap suatu peristiwa alami berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan. 2) Asimilasi Konsep Berbeda dengan proses pembentukan konsep, asimilasi konsep bersifat deduktif. Proses asimilasi konsep lebih dahulu mengenali siswa pada konsepsi-konsepsi yang bersifat umum (lebih bersifat definisi atau pengertian) lalu menjabarkan konsepsi yang bersifat umum tersebut ke dalam konsepsi-konsepsi yang bersifat khusus. Dalam proses ini siswa diberi pengenalan akan suatu definisi konsep dan atribut-atribut dari konsep yang bersifat umum tersebut. Ini berarti bahwa siswa akan belajar definisi konseptual dengan memeroleh penyajian atribut-atribut kriteria berdasarkan definisi konsep, dan kemudian mereka akan menghubungkan atribut – atribut ini dengan gagasan-gagasan yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif mereka. Siswa terlebih dahulu diperkenalkan akan definisi suatu konsep secara teoretis, kemudian definisi-definisi tersebut dihubungkan ke dalam struktur kognitif yang telah mereka miliki sebelumnya. Untuk memeroleh konsep-konsep melalui proses asimilasi, siswa yang belajar harus sudah memeroleh definisi formal dari konsep-konsep tersebut. Suatu definisi formal dari suatu kata menunjukkan kesamaan-kesamaan dengan konsep itu, dan membedakan kata tersebut dari konsep-konsep lain. Sebagai contoh, definisi formal mengenai fotosintesis, yakni proses pengolahan energi matahari yang dilakukan oleh tumbuhan menjadi energi kimiawi dan terjadi pada organel sel yang disebut kloroplas. Tentunya proses tersebut membutuhkan bahan baku berupa air dan gas karbondioksida. Atribut berupa energi matahari, air, gas karbondioksida, kloroplas pada tumbuhan memberikan suatu atributatribut yang hanya dimiliki oleh fotosintesis tetapi membedakannya 13 dengan proses-proses kehidupan yang lain. Contoh lain ialah definisi formal dari respirasi, yaitu suatu proses penggunaan bentuk energi kimiawi yang terdapat pada makanan dalam bentuk energi kimiawi yang dapat digunakan untuk aktifitas makhluk hidup. Tentunya dalam proses tersebut terjadi pembakaran energi oleh oksigen yang terjadi pada organel sel mitokondria sehingga dihasilkan energi (ATP), karbondioksida, dan air. Atribut-atribut berupa energi ATP, oksigen, karbondioksida, air, dan mitokondria memberikan suatu atribut yang hanya dimiliki oleh respirasi. Sesudah definisi dari konsep itu disajikan, konsep-konsep tersebut dapat diilustrasikan dengan memberikan contoh-contoh atau deskripsi-deskripsi verbal dari contoh-contoh. Jadi, asimilasi konsep digunakan untuk proses pembelajaran kebermaknaan (meaningful reception meaning). Proses perolehan konsep yang diterapkan dengan cara ini menekankan penyajian konsep-konsep formal yang selanjutnya akan dijelaskan dengan contoh-contoh sederhana yang sesuai dengan struktur kognitif mereka, sehingga perolehan konsep lebih bermakna. c. Tingkat-tingkat Pencapaian Konsep Klausmeier membuat hipotesis yang menyatakan bahwa ada empat tingkat pencapaian konsep. Tingkat-tingkat pencapaian ini muncul dalam urutan yang invarian. Empat tingkat pencapaian konsep tersebut adalah sebagai berikut :10 1) Tingkat Konkret. Untuk mencapai konsep tingkat konkret, siswa harus dapat memperhatikan benda tersebut, dan dapat membedakan benda itu dari stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya. Selanjutnya ia harus menyajikan benda itu sebagai suatu gambaran mental, dan menyimpan gambaran mental tersebut. Dengan begitu, seseorang yang berada atau telah mencapai tingkatan konkret mampu 10 Ibid., h. 87-89. 14 mengenali konsepsi tersebut dari wujud fisik dan mampu membedakan wujud fisik tersebut dengan wujud fisik lainnya. 2) Tingkat Identitas. Pada tingkat identitas, seseorang akan mengenali suatu objek (a) sesudah selang waktu, (b) bila orang itu mempunyai orientasi ruang (spatial orientation) yang beragam terhadap objek tersebut, atau (c) bila objek tersebut dapat diobservasi melalui indera yang berbeda, misalnya untuk mengetahui buah jeruk itu dengan merasakan rasanya bukan dengan melihatnya. 3) Tingkat Klasifikatori. Pada tingkatan pencapaian konsep ini, siswa dapat mengenali persamaan dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama, atau sebaliknya mengenali perbedaan dari dua contoh yang sama dari kelas yang berbeda. Sebagai contoh, terdapat dua makhluk hidup yang termasuk ke dalam genus yang sama namun termasuk ke dalam spesies yang berbeda. 4) Tingkat Formal. Untuk pencapaian konsep pada tingkat formal, siswa harus dapat menentukan atribut-atribut yang membatasi suatu konsep. Kita dapat menyimpulkan bahwa siswa telah mencapai suatu konsep pada tingkat formal, bila siswa tersebut dapat memberi nama konsep tersebut, mendefinisikan konsep tersebut dalam atribut-atribut kriterianya, mendeskriminasi dan memberi nama atribut-atribut yang membatasi, dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contohcontoh dan noncontoh dari konsep. Pada pencapaian tingkatan formal, siswa sudah memahami secara mendalam konsepsi yang ia peroleh secara formal atau terstruktur dan metodik. Contoh siswa mampu memberikan keterangan atribut secara detail dan sistematis mengenai konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. 15 2. Miskonsepsi Definisi Miskonsepsi a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi mengandung arti pendapat atau paham.11 Jika didasarkan pada pengertian ini konsepsi juga dapat berarti kemampuan seseorang dalam menerjemahkan fenomenafenomena yang terdapat di sekitar kemudian dihubungkan dengan struktur kognitifnya. Konsepsi-konsepsi yang ada pada seseorang ada yang sesuai dengan konsepsi ilmiah, ada yang tidak. Konsepsi yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah dinamakan miskonsepsi. Miskonsepsi memiliki pengertian yaitu suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli.12 Biological Science Curriculum Study (BSCS) menggunakan istilah konsepsi pendahulu untuk menggambarkan konsepsi siswa yang berada di luar pemahaman ilmiah terhadap fenomenafenomena atau peristiwa.13 Novak dalam Joel Mintez, et. al. menyatakan bahwa miskonsepsi adalah pemahaman yang salah yang dimiliki oleh siswa pada setiap domain pengetahuan yang seringkali berasal dari proses belajar hafalan.14 Miskonsepsi dapat diartikan juga sebagai tafsiran atau pemahaman seseorang atau lebih terhadap suatu konsep yang salah atau tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. David Hammer dalam Yuyu R. Tayubi juga menyatakan bahwa miskonsepsi adalah suatu konsepsi atau struktur kognitif yang melekat dengan kuat dan stabil dibenak siswa yang sebenarnya menyimpang dari konsepsi yang dikemukakan para ahli, yang dapat menyesatkan para siswa dalam memahami fenomena-fenomena alam dan dalam melakukan 11 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h 588. 12 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta: PT Grasindo, 2005), h. 8. 13 National Science Teachers Association, Buku Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4, Terj. dari The Biology Teacher’s Handbook 4th Edition oleh Paramitha, (Jakarta: PT Indeks, 2013), Cet. I, h. 30. 14 Joel J. Mintzes, et al., Assessing Science Understanding, (California: Elsevier Academic Press, 2005), h. 3. 16 eksplanasi.15 Pendapat David Hammer ini menunjukkan bahwa miskonsepsi dapat tertanam secara lahiriah dengan kuat di dalam pengetahuan siswa sehingga pengetahuan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran saat memahami peristiwa yang terjadi di alam maupun saat melakukan penjelasan. Definisi lain dari miskonsepsi adalah suatu kesalahan dalam memahami suatu konsep yang ditunjukkan dengan kesalahan saat menjelaskan konsep tersebut dengan bahasa sendiri.16 Definisi ini menyatakan bahwa miskonsepsi dapat terlihat ketika seseorang mengemukakan penjelasan tentang suatu konsep dengan gaya bahasanya sendiri. b. Sifat Miskonsepsi Berdasarkan hasil suatu penelitian mengenai miskonsepsi, Driver dalam Ratna Wilis Dahar mengemukakan hal-hal mengenai sifat miskonsepsi sebagai berikut : 1) Miskonsepsi bersifat pribadi. Bila dalam suatu kelas anak-anak disuruh menulis tentang percobaan yang sama (misalnya hasil demonstrasi guru), mereka memberikan berbagai interpretasi. Setiap anak melihat dan menginterpretasikan eksperimen tersebut menurut caranya sendiri. Setiap anak mengonstruksi kebermaknaannya sendiri. 2) Miskonsepsi memiliki sifat yang stabil. Kerap kali terlihat bahwa gagasan ilmiah ini tetap dipertahankan anak, walaupun guru sudah memberikan kenyataan yang berlawanan. 3) Bila menyangkut koherensi, anak tidak merasa butuh pandangan yang koheren sebab interpretasi dan prediksi tentang peristiwaperistiwa alam praktis kelihatannya cukup memuaskan. Kebutuhan akan koherensi dan kriteria untuk koherensi menurut persepsi anak tidak sama dengan di persepsi ilmuwan. 17 15 Yuyu R. Tayubi, “Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)”, Jurnal Pendidikan, 5, 2005, h. 5. 16 Kustiyah, loc. cit. 17 Ratna Wilis Dahar, op.cit., h. 154. 17 c. Penyebab terjadinya Miskonsepsi Penelitian mengenai penyebab miskonsepsi sudah banyak dilakukan. Miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep dapat terjadi melalui satu ataupun gabungan pengalaman belajar siswa.18 Secara garis besar, penyebab miskonsepsi yang dialami siswa yaitu penyebab yang berasal dari pengetahuan lahiriah siswa, konteks, guru, metode mengajar, serta buku teks.19 Pengalaman dan kejadian sehari-hari siswa merupakan salah satu penyebab miskonsepsi yang berasal dari siswa secara kontekstual. Pengalaman dapat membentuk konsep pengetahuan yang cukup kuat karena langsung dialami oleh siswa itu sendiri. Pembentukan konsep merupakan proses induktif yang membentuk pengetahuan siswa berdasarkan gabungan pengalaman siswa secara terus-menerus dan beragam dalam kehidupannya.20 Miskonsepsi yang muncul pada siswa dapat disebabkan oleh pengalaman sehari-hari siswa ketika beinteraksi dengan alam sekitarnya.21 Hal ini sesuai dengan pendapat Ceren Tekkaya yaitu, “Misconceptions may originate from certain experiences that are commonly shared by many students”.22 Selain itu, kemampuan, tahap perkembangan, minat serta cara berpikir juga merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa yang dapat menghadirkan miskonsepsi bagi siswa tersebut.23 Penyebab miskonsepsi selanjutnya yaitu dapat juga berasal dari guru. Ceren Tekkaya menyatakan bahwa miskonsepsi pada siswa dapat terjadi dikarenakan oleh guru yang melakukan kesalahan dalam proses pembelajaran.24 Penyebab miskonsepsi siswa yang lain yang berasal dari guru yaitu kurangnya penguasaan guru akan materi serta sikap guru yang 18 Ceren Tekkaya, “Misconceptions as Barrier to Understanding Biology”, Journal of Universitas Hacettepe Ankara, 23, 2002, h. 260. 19 Paul Suparno, op. cit., h. 29. 20 Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 81. 21 Yuyu R. Tayubi, op. cit., h. 4. 22 Ceren Tekkaya, loc. cit. 23 Paul Suparno, loc. cit. 24 Ceren Tekkaya, loc. cit. 18 tidak berhubungan baik dengan siswa.25 Jika hal ini terus terjadi, maka miskonsepsi akan terus berlanjut selama guru tersebut mengajarkan konsep yang salah dalam setiap pembelajaran. Miskonsepsi pada siswa ternyata juga dapat disebabkan oleh buku teks yang dipelajari siswa. Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya disebabkan oleh penjelasan atau uraian yang salah dalam buku tersebut.26 Disamping itu menurut Odom, buku teks merupakan sumber informasi utama bagi guru sehingga jika di dalam buku teks tersebut terdapat miskonsepsi, akan mendorong terjadinya miskonsepsi pula pada guru.27 Jika guru menggunakan buku teks yang mengalami miskonsepsi sebagai satusatunya sumber informasi maka miskonsepsi pada buku tersebut akan ditransfer dari guru ke siswa. Penyebab miskonsepsi selanjutnya dapat juga berasal dari metode pembelajaran. Metode belajar yang hanya menekankan metode belajar yang bersifat hafalan dapat menjadi salah satu penyebab miskonsepsi karena siswa tidak distimulasi untuk dapat menghubungkan konsep secara mendalam.28 Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab terbentuknya miskonsepsi pada seorang anak dapat dilihat pada cara anak dalam menerima ilmu pengetahuan, diantaranya yaitu : (1) anak cenderung memberikan dasar pada pemikirannya (kognitif) tersebut pada hal-hal yang tampak dalam situasi masalah, (2) anak hanya melihat dan menginterpretasikan suatu fenomena hanya dari segi sifat keabsolutan suatu fenomena bukan dari segi interaksi di dalamnya, (3) cara berpikir cenderung mengikuti urutan kausal linear.29 Tentunya, jika tidak ada 25 Paul Suparno, loc. cit. Ibid. 27 Yusuf Hilmi Adisendjaja dan Oom Romlah, “Identifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi Buku Teks Biologi SMU”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia 25 –26 Mei 2007. 28 Joel J. Mintzes, et al., op. cit., h. 42. 29 Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 154-155. 26 19 perkembangan dalam proses berpikir miskonsepsi pada anak-anak akan terus berlanjut hingga dewasa. 3. Identifikasi Miskonsepsi Dari beberapa pengertian dan penyebab miskonsepsi yang telah dipaparkan, maka diperlukan suatu usaha untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami miskonsepsi agar kondisi tersebut dapat dicegah atau bahkan dapat diarahkan ke konsep yang benar. Identifikasi menurut bahasa ialah penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya.30 Dari pengertian tersebut, identifikasi merupakan suatu kegiatan yang didalamnya ditetapkan suatu ciri-ciri atau identitas dari suatu objek dengan tujuan agar mudah dikenali. Di dalam pendidikan dikenal dengan diagnosis, yakni usaha untuk mempelajari keadaan seseorang individu atau kelompok agar dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok tertentu, menguasai atau tidak menguasai konsepsi ilmiah tertentu.31 Untuk dapat mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa diperlukan tes. Di sini akan dijabarkan beberapa definisi tes beserta penggolongannya. a. Definisi Tes Tes adalah alat pengukur yang memiliki standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis dan tingkah laku seseorang.32 Tes dalam dunia pendidikan merupakan cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh peserta tes, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku 30 Tim Penyusun Kamus, op. cit., h. 417. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 91. 32 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 66. 31 20 peserta tes.33 Tes juga merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan sebagai usaha evaluasi program.34 Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa tes adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk mengukur, membandingkan serta menilai tingkah laku peserta tes dengan menggunakan berbagai bentuk tes yang harus dijawab oleh peserta tes, sehingga hasil pengukuran, penilaian maupun pembanding dapat dijadikan gambaran tingkah laku peserta tes. b. Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Penggolongan tes menurut fungsinya didasari oleh segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan. Penggolongan tes digolongkan menjadi 3 golongan yaitu berdasarkan fungsinya, aspek psikis, kelompok. Dalam hal ini, akan dikemukakan penggolongan tes berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut : 35 1) Tes Seleksi. Tes ini sering dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa atau mahasiswa baru. Materi tes pada tes seleksi ini merupakan materi prasyarat sesuai dengan program pendidikan yang akan diikuti oleh calon. Tingkat kesulitan pada tes seleksi tergolong cukup tinggi, hal ini sesuai dengan sifat tes seleksi yaitu menyeleksi atau melakukan penyaringan sehingga hanya calon-calon yang memiliki kemampuan tinggi saja yang mampu mengerjakan tes seleksi. Tes seleksi dapat dilaksanakan secara lisan, tertulis, praktik dan kombinasi dari lisan, tertulis maupun praktik. Sebagai tindak lanjut dari hasil tes seleksi, maka para calon yang dipandang mampu memenuhi batas persyaratan minimal yang telah ditentukan dianggap lolos dari tes tersebut. Salah satu contoh tes seleksi yang digunakan 33 Ibid., h. 67. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 33. 35 Anas Sudijono, op.cit., h. 68-73. 34 21 ialah tes seleksi Olimpiade Sains Nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Olimpiade Sains Nasional merupakan kegiatan seleksi yang merupakan salah satu strategi peningkatan mutu pendidikan sekaligus sebagai upaya mengembangkan wahana kompetisi bagi siswa di seluruh Indonesia dalam bidang matematika, fisika, biologi, dan IPS.36 2) Tes Awal Tes jenis ini sering dilaksanakan untuk tujuan mengetahui sejauh manakah peserta didik menguasai bahan ajar yang akan diajarkan. Tes awal dilaksanakan sebelum pembelajaran, sehingga tingkat kesulitan untuk tes ini relatif mudah. Materi tes awal umumnya menekankan bahan-bahan penting yang umumnya sudah seharusnya diketahui. Tes awal dapat dilaksanakan baik secara tertulis atau secara lisan. 3) Tes Akhir. Tes jenis sering dilaksanakan untuk tujuan mengetahui apakah semua materi ajar yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Umumnya materi tes tersebut dibuat mirip dengan tes awal. Jika hasil tes akhir tersebut lebih baik daripada tes awal, maka program pembelajaran yang diberikan berhasil. 36 Kementrian Pendidikan Nasional, Silabus Olimpiade Sains Nasional: Biologi, Matematika, Fisika, IPS, (Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2011), hal. 1. 22 4) Tes Diagnostik. Diagnosis merupakan proses yang kompleks dalam suatu usaha untuk menarik kesimpulan dari hasil-hasil pemeriksaan gejalagejala, perkiraan penyebab, pengamatan dan penyesuaian dengan kategori yang sesuai.37 Istilah diagnostik juga dapat diuraikan dari asal katanya yaitu diagnosis yang berarti mengidentifikasi penyakit dari gejala-gejala yang ditimbulkan.38 Dari pengertian tersebut, diagnosis merupakan usaha seseorang menggunakan teknik identifikasi dalam menerjemahkan gejala-gejala dari fenomena atau peristiwa yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. Tes diagnostik merupakan tes yang digunakan dengan tujuan mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diberi perlakuan yang tepat berdasarkan kelemahan-kelemahan siswa tersebut.39 Tes diagnostik dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dialami oleh peserta didik pada mata pelajaran tertentu.40 Tes diagnostik juga digunakan sebagai alat atau instrumen dalam mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.41 Tes diagnostik yang baik dapat memberikan gambaran akurat mengenai miskonsepsi yang dialami oleh siswa berdasarkan informasi kesalahan yang dialami siswa tersebut.42 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, tes diagnostik merupakan rangkaian tes atau instrumen yang pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami siswa sebelum atau sesudah pembelajaran. Agar suatu tes dapat dikatakan mampu mendiagnosis miskonsepsi siswa secara akurat dan tepat, maka tes diagnostik harus memiliki karakteristik. Ada pun karakteristik yang terdapat dalam tes diagnostik yakni: (a) dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar 37 38 39 40 41 42 Suwarto, op. cit., h. 90. Tim Penyusun, Tes Diagnostik, (Jakarta: Direktorat PSMP, 2007), h.3. Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 34. Anas Sudijono, op. cit., h. 70. Suwarto, op. cit.,h. 113. Ibid., h. 114. 23 siswa, sehingga format dan respons yang akan dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik, (b) dikembangkan atas dasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang dimungkinkan dapat menjadi penyebab masalah pada siswa terhadap suatu materi, (c) menggunakan soal-soal dengan bentuk uraian atau jawaban singkat sehingga mampu menangkap informasi dengan lengkap, bila ada alasan tertentu sehingga menggunakan bentuk pilihan ganda harus disertakan dengan penjelasan mengapa memilih jawaban tersebut sehingga dapat mengurangi jawaban tebakan, (d) disertai rancangan tindak lanjut sesuai dengan kesulitan yang teridentifikasi.43 Materi atau konsep yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada konsep-konsep tertentu yang biasanya atau menurut pengalaman sulit dipahami siswa.44 Mehrens dan Lehmann dalam Suwarto menyatakan bahwa tes diagnostik bisa dianggap valid jika : (1) bagian-bagian tes kemampuan komponen harus menekankan hanya pada satu jenis kesalahan; (2) perbedaan-perbedaan bagian tes harus dapat dipercaya. Butir-butir tes diagnostik cenderung memiliki tingkat kesulitan yang relatif rendah.45 Jadi, pertanyaan-pertanyaan yang digunakan di dalam mendiagnosis atau mengidentifikasi miskonsepsi harus benar-benar terbatas berdasarkan analisis sumbersumber yang dimungkinkan dapat menjadi miskonsepsi siswa. 43 Tim Penyusun, op. cit., h.4. Anas Sudijono, op. cit., h. 71. 45 Suwarto, loc. cit. 44 24 5) Tes Formatif. Tes formatif merupakan tes hasil belajar yang memiliki tujuan yakni untuk mengetahui sejauh mana membentuk pengetahuannya selama mengikuti program pembelajaran. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan di tengah-tengah program pembelajaran. Biasanya tes formatif biasa dikenal dengan istilah Ulangan Harian. Butir-butir soal yang terdapat pada tes formatif umumnya memiliki tingkat kesulitan yang beragam, dari tingkat kesulitan yang relatif rendah hingga tinggi. 6) Tes Sumatif Tes sumatif merupakan tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah program pengajaran selesai diberikan. Biasanya dikenal dengan istilah Ujian Akhir Sekolah atau Ujian Akhir Nasional. Tes ini umumnya disusun atas dasar materi pelajaran yang diberikan selama satu semester atau beberapa semester. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis. Butir-butir soal yang diberikan biasanya memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada tes formatif. Tujuannya adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik selama menempuh proses pembelajaran atau program pembelajaran tertentu. c. Perbandingan Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif Untuk memperoleh gambaran umum mengenai perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif, berikut ini akan disajikan secara umum dalam bentuk Tabel 2.1. 46 46 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 47-52. 25 Tabel 2.1. Perbandingan Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif Tinjauan Tes Diagnostik Tes Formatif Tes Sumatif Umpan balik bagi siswa, guru maupun program untuk menilai pelaksanaan program pembelajaran. Memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti program pembelajaran serta membandingkan posisi kemampuan siswa dengan kawankawannya. Selama pembelajaran berlangsung Semester akhir atau akhir program pembelajaran Tingkah laku kognitif Umumnya tingkah laku kognitif meskipun ada kalanya tingkah laku afektif dan psikomotorik. Tes prestasi belajar yang tersusun dengan baik. Tes ujian akhir. Menentukan apakah materi prasyarat telah dikuasai atau belum. Fungsi Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari. Mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat pemahaman (kemampuan). Menemukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Penyaringan calon siswa. Pembagian kelas. Waktu Titik Berat Penilaian Alat Evaluasi Selama pembelajaran berlangsung bila guru akan memberikan bantuan kepada siswa. Tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Faktor-faktor fisik, psikologis dan lingkungan. Tes prestasi belajar yang berstandar. Tes diagnostik yang berstandar. 26 Tes buatan guru. Pengamatan dan daftar cocok (check list). Memilih tiap-tiap keterampilan prasyarat. Cara Memilih Tujuan yang dievaluasi Memilih tujuan pembelajaran secara seimbang. Mengukur semua kompetensi standar. Mengukur seluruh standar kompetensi. Belum dapat ditentukan Memiliki tingkat kesulitan yang merata dengan rentang indeks kesulitan tes sebesar 0,35 – 0,70. Soal ada yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan ada yang rendah. Skoring Menggunakan standar mutlak dan standar relatif Menggunakan standar mutlak. Umumnya menggunakan strandar relatif, tetapi dapat pula menggunakan standar mutlak. Tingkat Pencapaian Tergantung dari tujuan tes diagnostik Tergantung dari kompleksitas, intake, Sesuai dengan fungsi tes sumatif Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil. Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal menguasai suatu tugas tertentu. Keseluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang dicapai. Tingkat Kesulitan Tes Cara Pencatatan Hasil Memilih hal-hal yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental dan perasaan. Memiliki tingkat kesulitan tes yang relatif mudah dengan indeks kesukaran sebesar 0,65 atau lebih. 27 d. Bentuk Tes Pilihan Ganda Beralasan Ada berbagai macam bentuk tes tertulis yang digunakan oleh guru dalam mengevaluasi peserta didiknya yaitu tes hasi belajar bentuk uraian dan bentuk objektif.47 Tes pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes objektif di mana tiap butir soal dapat mencakup banyak materi yang terdiri atas bagian keterangan dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif. Kemungkinan jawaban dapat terdiri atas satu jawaban benar dan beberapa jawaban yang termasuk pengecoh (distractions).48 Pengertian lain mengenai bentuk tes pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih satu pilihan jawaban dari beberapa pilihan jawaban dari setiap butir soal. 49 Dari pengertian tersebut, tes bentuk pilihan ganda merupakan bentuk tes yang bersifat objektif karena penilaiannya sangat sederhana yang berdasarkan pada satu kunci pilihan saja. Pada berbagai penelitian, tes pilihan ganda terbukti dapat digunakan secara efektif untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami oleh siswa karena sifatnya yang objektif dan dapat menghasilkan skor dengan cepat walaupun dengan jumlah peserta yang relatif banyak.50 Tetapi, terdapat beberapa kelemahan dari tes pilihan ganda, khususnya dalam identifikasi miskonsepsi pada siswa. Menurut Rollnick dan Mahoona, kelemahan bentuk tes pilihan ganda terletak pada pertanyaan yang ada tidak dapat memberikan ruang kepada siswa dalam mengemukakan ide dan gagasan mengenai suatu topik atau konsep terhadap soal secara mendalam bahkan seringkali siswa dapat memberikan jawaban yang benar padahal alasan mereka salah.51 Dengan adanya kelemahan ini, memungkinkan siswa menjawab soal dengan cara menebak pilihan/alternatif jawaban. 47 Anas Sudijono, op. cit., h. 99. Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 168. 49 Anas Sudijono, op.cit., h. 118. 50 S. O. Adodo, “Effects of Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Assessment Items on Students’ Learning Outcome in Basic Science Technology (BST)”, Academic Journal of Interdisciplinary Studies by MCSER-CEMAS-Sapienza University of Rome, 2, 2013, p. 202. 51 Ibid. 48 28 Berdasarkan beberapa penelitian juga, tes pilihan ganda dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan penggunaannya yakni dengan menambahkan alasan jawaban pada tiap butir soalnya. Terdapat beberapa bentuk tes pilihan ganda beralasan, diantaranya yaitu tes pilihan ganda beralasan terbuka dan tes pilihan ganda beralasan tertutup. Tes pilihan ganda terbuka adalah tes pilihan ganda yang memberikan instruksi kepada siswa untuk memilih jawaban dari pilihan ganda pada soal dengan menyertakan alasan mengapa ia memilih jawaban tersebut.52 Bentuk instrumen ini juga digunakan dan dikembangkan oleh Haslam dan Treagust dalam penelitiannya mengenai identifikasi pemahaman siswa pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan.53 Jenis tes ini juga dapat membantu guru untuk mengklasifikasi jawaban dan alasan siswa sehingga dapat diketahui kelompok siswa yang benar-benar paham konsep dengan yang memiliki masalah dalam mempelajari konsep. Bentuk tes pilihan ganda tertutup selain terdiri dari soal dan pilihan jawaban, juga dilengkapi dengan pilihan alasan jawaban yang telah tersedia dalam setiap butir soalnya. Kelebihan tes ini yaitu guru dapat lebih mudah untuk menganalisis jawaban siswa. Instrumen tes ini telah dikembangkan oleh beberapa peneliti salah satunya Haslam dan Treagust pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan.54 e. Certainty of Response Index (CRI) Untuk mengidentifikasi terjadi miskonsepsi sekaligus dapat membedakannya dengan tidak tahu konsep, Saleem Hasan telah mengembangkan suatu metode identifikasi yang dikenal dengan istilah CRI (Certainty of Response Index) yang merupakan ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden atau siswa dalam menjawab setiap 52 Paul Suparno, op. cit.,h. 123. S. O. Adodo, op.cit., h. 203. 54 Filocha Haslam dan David F. Treagust, “Diagnosing secondary students’ misconceptions of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier multiple choice instrument”, Journal of Biological Education, 20, 3, 1987, h. 204. 53 29 pertanyaan atau soal yang diberikan.55 CRI biasanya digunakan pada ilmu pengetahuan sosial, khususnya penelitian yang sifatnya survey di mana responden diminta untuk mengisi tingkat keyakinan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki atas soal yang diberikan.56 CRI biasanya didasarkan pada suatu skala tingkat keyakinan yang diberikan bersamaan dengan lembar jawaban.57 Jadi, tiap butir yang berisi option jawaban selalu disertakan dengan skala tingkat keyakinan yang harus dipilih. Hal ini untuk mengetahui tingkat keyakinan responden dari setiap jawaban butir soal. Tingkat kepastian jawaban tercermin dalam skala CRI yang diberikan, CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan konsep pada responden (siswa) dalam menjawab pertanyaan, dalam hal ini siswa menjawab atas dasar tebakan semata sedangkan CRI tinggi mencerminkan keyakinan dan kepastian konsep yang tinggi pada diri responden dalam menjawab butir soal.58 Namun, teknik CRI memiliki kelemahan yakni terletak pada pengkategorian siswa. Kelemahan tes pilihan ganda dengan teknik CRI terletak dalam pengkategorian peserta didik yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah dan besarnya faktor menebak siswa dalam menjawab soal.59 Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang sebenarnya mampu menjawab dan memahami konsep-konsep yang terdapat pada soal, namun karena memiliki tingkat keyakinan yang rendah menuntunnya memilih skala CRI yang rendah, sehingga dikelompokkan dalam kategori tidak paham konsep (menebak). 60 Dengan memperhatikan kondisi ini maka kategori pemahaman yang disusun oleh Saleem dan Hasan dimodifikasi oleh Aliefman Hakim dengan menambahkan alasan terbuka pada tes pilihan ganda, sehingga siswa yang memahami konsep tetapi 55 Yuyu Tayubi, op. cit., h. 5. Saleem Hasan, et al., ”Misconception and The Certainty of Response Index (CRI)”, Physics Education, 34, 5, 1999, p. 294. 57 Yuyu Tayubi, loc. cit. 58 Ibid. 59 Aliefman Hakim, et al., “Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry in Primary and Secondary Metabolies Using the Data Collecting Technique of Modified CRI”, International Online Journal of Education Sciences, 4, 3, 2012, p. 546. 60 Ibid. 56 30 memilih CRI yang rendah masuk ke dalam kategori paham konsep tetapi kurang yakin.61 Artinya, Aliefman mencoba menambahkan pilihan ganda beralasan disamping untuk memodifikasi kategori siswa, juga memenuhi salah satu karakteristik tes diagnostik yakni menggunakan bentuk soal pilihan ganda beralasan. 4. Tinjauan Umum mengenai Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan merupakan salah satu konsep dasar dalam biokimia, karena di dalamnya terdapat beberapa konsepsi-konsepsi biologis yang berkaitan dengan proses-proses kimiawi kehidupan. Konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan diajarkan pada siswa kelas XII (dua belas) IPA. Dalam kurikulum KTSP, konsep ini terletak pada Standar Kompetensi (SK) memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Konsep juga termasuk Kompetensi Dasar (KD) 2.2 yaitu mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan.62 Terminologi fotosintesis berasal dari kata photon yang berarti cahaya dan synthesis yang berarti sintesis, sehingga fotosintesis diartikan sebagai peristiwa penyusunan zat organik dari zat anorganik dengan bantuan cahaya matahari.63 Sumber energi cahaya yang digunakan pada fotosintesis umumnya berasal dari cahaya matahari karena memiliki spektrum cahaya tampak yakni ungu dan merah.64 Fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan, beberapa bakteri, dan protista tertentu.65 Dengan bantuan cahaya yang memiliki spektrum cahaya tampak, tumbuhan dapat menyusun molekulmolekul organik dari molekul-molekul anorganik. Proses fotosintesis dapat berlangsung kapan pun asalkan ada sumber cahaya tampak, di mana cahaya 61 Ibid., p. 548. Lampiran 13, Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 63 Istamar Syamsuri, Biologi 3A, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 41. 64 Arif Priadi, Biologi 3, (Jakarta: Yudhistira, 2009), h. 34. 65 Ibid, h. 34. 62 31 tersebut ditangkap oleh klorofil.66 Reaksi fotosintesis berlangsung pada organel sel yang disebut kloroplas.67 Respirasi merupakan suatu proses membebaskan energi melalui reaksi kimia dengan atau tidak menggunakan oksigen.68 Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan.69 Respirasi pada tumbuhan terjadi kapan saja jika oksigen di lingkungan berada pada kondisi yang optimal. B. Hasil Penelitian yang Relevan Berbagai penelitian telah dilakukan untuk dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa dalam konsep-konsep sains termasuk biologi. Salah satunya yaitu penelitian yang berjudul “Diagnosing secondary student’s misconceptions of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier multiple choice instrument” yang dilakukan oleh Treagust dan Haslam, menyebutkan bahwa miskonsepsi masih terjadi terutama pada subkonsep hubungan antara fotosintesis dan respirasi tanaman, dengan presentase di atas 10.70 Penelitian yang berjudul “Misconceptions as Barrier to Understanding Biology” yang dilakukan oleh Ceren Tekkaya, menyebutkan bahwa penting untuk dilakukan identifikasi pada kemungkinan terjadinya miskonsepsi siswa terhadap suatu materi khususnya dalam materi konsep-konsep biologi. Siswa yang mengalami miskonsepsi selain akan mengalami kesalahan akan pemahaman suatu materi, jika tidak mendapat penjelasan dan pemahaman yang bersifat korektif, maka miskonsepsi tersebut akan terus terbawa dan tertanam hingga siswa dewasa nanti. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsep-konsep yang terdapat miskonsepsi siswa dalam 66 Istamar Syamsuri, loc. cit. Ibid. 68 Arif Priadi, op. cit., h. 28. 69 Istamar Syamsuri, op. cit., h. 31. 70 Filocha Haslam and David F. Treagust, op. cit., p. 203. 67 32 pemahamannya, diantaranya yaitu konsep tentang sel, fotosintesis, ekologi, genetika, klasifikasi, pernafasan, dan sirkulasi darah.71 Penelitian selanjutnya mengenai miskonsepsi dilakukan oleh Sacit Köse dengan judul, ”Diagnosing Student Misconceptions: Using Drawings as a Research Method”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 156 mahasiswa dengan umur 20-25 tahun dan wawancara terhadap 15 mahasiswa, beberapa miskonsepsi telah ditemukan antara lain mengenai : hubungan antara fotosintesis dengan respirasi pada tumbuhan dan makanan dan nutrisi pada tumbuhan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis gambar dan wawancara.72 Kemudian, Fatma EKICI, Erhan EKICI, dan Fatih AYDIN juga melakukan penelitian yang berkenaan dengan miskonsepsi. Penelitian mereka berjudul “Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming Misconceptions Related to Photosynthesis”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kartun konsep fotosintesis dapat digunakan untuk mengeliminasi dan mengidentifikasi miskonsepsi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Diagnostik dengan menggunakan Kartun.73 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Hulusi COKADAR yang berjudul “Photosynthesis and Respiration Processes : Prospective Teachers’ Conception Level”. Penelitian Hulusi COKADAR ingin mengungkapkan konsepsi yang dimiliki oleh calon guru sekolah dasar dan tingkat menengah mengenai konsep fotosintesis dan respirasi. Metode penelitian yang ia gunakan adalah metode survey dengan 152 responden yang terdiri atas 90 mahasiswa calon guru sekolah dasar dan 62 mahasiswa calon guru tingkat menengah. Instrumen yang digunakan berupa tes esai terbuka (open-ended question). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 90 mahasiswa calon guru sekolah dasar, 42% dan 29% memahami konsep/definisi fotosintesis dan 71 Ceren Tekkaya, op. cit., p. 259. Sacit Köse, “Diagnosing Student Misconceptions: Using Drawings as a Research Method”, World Applied Sciences Journal, 2, 2008, p. 283 73 Fatma EKICI, et al., ”Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming Misconceptions Related to Photosynthesis”, International Journal of Environmental & Science Education, 2, 4, 2007, p. 111. 72 33 respirasi dengan baik. Sedangkan dari 62 mahasiswa calon guru tingkat menengah, 5% dan 2% memahami konsep fotosintesis dan respirasi dengan baik. Menurutnya, penyebab miskonsepsi tersebut dimungkinkan berdasarkan literasi sains, sehingga perlu adanya diskusi lebih lanjut terkait hal ini.74 Penelitian lain yang berkaitan dengan miskonsepsi dilakukan oleh Ita Viana Dwi, Yuni Sri Rahayu, dan Erman. Penelitian mereka berjudul Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Fotosintesis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa persentase miskonsepsi siswa terbesar ialah 59% pada konsep yang menyatakan bahwa malam hari tumbuhan melakukan respirasi dan menghasilkan CO2. C. Kerangka Berpikir Manusia memiliki naluri atau kemampuan alami untuk dapat menerjemahkan fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar. Kemampuan alamiah ini sangat bermanfaat bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini sejalan dengan pandangan seorang filsuf perancis yakni Rene Des Cartes dengan filsafatnya yang terkenal yaitu cogito er gosum yang memiliki arti aku berpikir maka aku ada. Dengan adanya filsafat ini, manusia terus menerus mencari konsepsi-konsepsi yang dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini yang menyebabkan seorang manusia mengalami pengalaman pembelajaran. Siswa atau peserta didik merupakan manusia yang mengalami banyak pengalaman belajar. Melalui pengalaman belajar inilah siswa dapat memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat untuk dirinya. Dalam membentuk pengetahuannya, siswa dihadapkan oleh dua cara yakni formasi konsep dan asimilasi konsep. Pada formasi konsep, siswa secara naluri akan memperoleh pengetahuan berdasarkan lingkungan konkretnya ke dalam struktur kognitif yang ia miliki. Hasil dari formasi konsep yang telah 74 Hulusi ÇOKADAR, ” Photosynthesis and Respiration Processes : Prospective Teachers’ Conception Level”, Education and Science Journal, 37, 164, 2012, p. 81. 34 dilakukan siswa berdasarkan pengalaman konkretnya ini disebut prakonsepsi atau konsepsi awal. Prakonsepsi yang dimiliki oleh siswa sebelum memasuki pembelajaran formal di sekolah bermacam-macam. Hal ini dikarenakan adanya latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda dari masingmasing siswa dalam memformasi konsep. Siswa yang mengalami pembelajaran yang menstilmulasi ia agar mampu mengaitkan prakonsepsi yang dimiliki dengan definisi formal yang diajarkan, maka sesungguhnya siswa telah mengalami asimilasi konsep. Pada dasarnya siswa memiliki kemampuan alami dalam menghubungkan setiap makna secara definisi dengan struktur kognitif yang telah dibentuk. Namun, terkadang asimilasi yang dilakukan oleh siswa ada yang berhasil dan ada yang belum berhasil atau gagal. Hal ini berkaitan dengan perkembangan kognitif dan tata bahasa. Proses berfikir dan pemahaman seseorang atau beberapa orang terhadap suatu konsep juga banyak dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan kognitif dasar yang dimiliki. Pada tahap penafsiran atau pemahaman tersebutlah, seseorang berpotensi mengalami konsepsi yang salah atau tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Hal inilah yang disebut dengan miskonsepsi. Miskonsepsi dapat melekat pada diri seorang siswa sehingga dapat menyesatkan pemahaman siswa dalam memahami fenomena alamiah maupun saat eksplanasi ilmiah. Hal ini tentu akan berdampak negatif terhadap kelangsungan pembentukan pengetahuan bagi siswa selanjutnya. Oleh sebab itulah, perlu dilakukan usaha identifikasi miskonsepsi atau diagnosis tingkat pemahaman siswa sehingga dapat diketahui bagian konsep/subkonsep materi yang salah dalam pemahaman siswa. Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Hijau merupakan konsep yang membahas tentang bagaimana makhluk hidup mengolah makanan sendiri dan mampu bertahan hidup. Fotosintesis membahas bagaimana energi cahaya matahari mampu memberikan efek terhadap tumbuhan hijau agar zat-zat atau unsur-unsur yang belum terkaktifasi menjadi aktif sehingga proses pengolahan atau penyusunan makanan dapat terjadi. 35 Respirasi Tumbuhan hijau membahas bagaimana tumbuhan melakukan pertukaran gas. Tes dalam pendidikan adalah suatu cara pengukuran dan penilaian yang dapat dijadikan suatu instrumen pengumpulan data mengenai pengetahuan siswa ataupun keberhasilan suatu program pengajaran yang bentuknya dapat berupa pertanyaan atau penugasan yang dapat dinilai dan diukur dengan menggunakan standar penilaian tertentu. Tes diagnostik merupakan suatu jenis tes yang dilakukan untuk mengetahui kesulitan dan masalah siswa dalam memahami suatu konsep yang butir soal tesnya harus dapat mengungkapkan kesulitan dan masalah siswa, sehingga guru dapat mengetahui cara untuk menindaklanjuti dan mengatasi masalah atau kesulitan belajar siswa tersebut. Tes pilihan ganda bisa digunakan sebagai instrumen tes diagnostik karena bisa mengukur pemahaman siswa tentang suatu konsep hingga bagian subkonsepnya secara objektif dan praktis. Tes pilihan ganda atau multiple choice test adalah salah satu jenis tes objektif yang soalnya dapat mencakup banyak materi, yang terdiri atas bagian keterangan sebagai soal dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif. Tes identifikasi atau diagnostik yang telah dikembangkan yaitu tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai Certainty of Response Index (CRI) dimana terdapat modifikasi dalam pengkategorian tingkat pemahaman siswa. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keyakinan/kepastian siswa dalam menjawab butir-butir soal. Dengan penggunaan tes pilihan ganda ini guru dapat dengan mudah mengidentifikasi kelompok siswa mana yang mengalami miskonsepsi, tidak tahu konsep, paham konsep, dan paham konsep tetapi kurang yakin. Untuk mengetahui alur kerangka pikir secara umum, dapat dilihat dari Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir berikut ini : 36 Formasi Konsep Konsepsi Awal Siswa Pembelajaran Formal Siswa berhasil melakukan asimilasi Siswa gagal melakukan Asimilasi Tes Diagnostik/Identifikasi Tingkat Pemahaman Siswa Menggunakan CRI Siswa Paham Konsep dengan baik Siswa Paham Konsep Tetapi Kurang Yakin Siswa Miskonsepsi Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Siswa Tidak Tahu Konsep BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada semester genap yaitu pada bulan Februari 2014, tahun ajaran 2013/2014. Lokasi penelitian yang dilakukan yaitu bertempat di beberapa Sekolah Menengah Atas se-Kota Tangerang Selatan, Banten. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey karena ingin memperoleh gambaran umum mengenai miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai populasi yang besar dengan menggunakan sampel. Ada tiga karakteristik utama survey yaitu (1) informasi yang dikumpulkan mendeskripsikan beberapa aspek antara lain kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, (2) informasi yang dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan, (3) informasi diperoleh dari sampel dan bukan dari populasi.1 Dalam pengumpulan data, peneliti mengumpulkan informasi mengenai miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan yang dideskripsikan dengan cara menganalisis kesesuaian data hasil jawaban siswa dengan konsep yang sesungguhnya. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai kolom CRI. Alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1. 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 82. 37 38 Penyusunan dan Justifikasi Instrumen Soal Identifikasi Miskonsepsi terhadap Siswa Pengolahan Data Hasil Penelitian Analisis Data Kelompok Miskonsepsi Penarikan Kesimpulan Gambar 3.1. Alur Penelitian 39 C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XII (dua belas) dari SMAN se-Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 11 sekolah. Penarikan dan pemilihan sampel merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian survei. Karakteristik sampel diambil berdasarkan strata. Penentuan strata atas, tengah dan bawah didasarkan atas hasil ujian nasional biologi tahun 2012. Dalam setiap strata diambil sampel secara acak secara proporsional menggunakan teknik propotional stratified random sampling.2 Untuk strata atas diambil 1 sekolah dengan 2 kelas yakni dari SMAN A Kota Tangerang Selatan, untuk strata tengah diambil 1 sekolah dengan 2 kelas yakni dari SMAN B Kota Tangerang Selatan, dan untuk strata bawah diambil sampel 1 sekolah dengan 2 kelas yakni dari SMAN C Kota Tangerang Selatan. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu tahapan yang perlu dilakukan dalam rangka pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian, baik dengan menggunakan instrumen tes maupun nontes. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan ini menggunakan teknik tes tertulis. Tes dalam pendidikan pada umumnya memiliki sifat mengukur yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar maupun sifat psikologis siswa.3 Item tes pilihan ganda merupakan tes objektif yang paling banyak digunakan oleh guru karena dapat mengukur pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang bervariasi.4 Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis yang serupa dengan tes hasil belajar berupa tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai kolom tingkat keyakinan atau CRI (Certainty Response Index) yang bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi. 2 Ibid., h. 89. Ibid., h. 223. 4 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 125. 3 40 E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda beralasan terbuka disertai form CRI (Certainty Response Index) yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada siswa. Setiap butir soal yang digunakan dalam instrumen penelitian ini memiliki 4 pilihan jawaban. Tes dengan empat pilihan jawaban banyak digunakan karena memungkinkan siswa dapat menerka jawaban sekitar 25%.5 Instrumen penelitian ini berfungsi untuk mendiagnosis/mengidentifikasi miskonsepsi siswa, sehingga teknik penyusunan instrumen yang dilakukan mengacu pada tahapan penyusunan tes diagnosis sebagai berikut : 6 1. Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Soal 2. Penentuan Tujuan Tes dengan pendekatan kesalahan yang biasa dilakukan oleh siswa. 3. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Soal 4. Penyusunan Draft Instrumen Soal 5. Justifikasi Instrumen Soal oleh : a. Ahli Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) b. Dosen Evaluasi Pendidikan/Pembimbing c. Uji coba terhadap siswa Uji coba dilakukan kepada subjek yang berbeda dengan subjek penelitian, lalu ditentukan validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran dari soal tes pilihan ganda tersebut. 1) Uji validitas Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Aspek yang diukur dalam ujicoba ini adalah aspek pemahaman siswa secara kognitif terhadap konsep Fotosintesis dan Respirasi pada Tumbuhan. 5 Ibid., h. 127. Rachmadi Widdiharto, Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif Proses Remidinya, (Yogyakarta: Depdiknas, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h. 17-18. 6 41 Tes diujicobakan kepada kelompok yang bukan merupakan subjek penelitian lalu dihitung validitas setiap butir soalnya. Untuk melihat validitas soal dalam ujicoba ini digunakan rumus koefisien korelasi biserial berikut7: rbis (i) = Xi Xt St pi qi Keterangan: rbis(i) = koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total X i = rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i X t = rata-rata skor total semua responden St = standar deviasi skor total semua responden pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i Kriteria item: Hasil perhitungan validitas item tersebut kemudian dikonsultasikan dengan rtabel, jika r hasil lebih besar dari rtabel, maka korelasi soal tersebut signifikan, maka soal tersebut dapat dikatakan valid. Begitupun sebaliknya, soal yang tidak valid kemudian diperbaiki sebelum digunakan dalam penelitian. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas instrumen merupakan standar mengenai tingkat keajegan atau ketepatan hasil pengukuran. Sebuah instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang memadai jika instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.8 Uji ini menggunakan rumus KR-20. 7 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 109. 8 Nana Syaodih Sukmadinata., op. cit., h. 229-230. 42 rii = k pi qi 1 2 k 1 S t Keterangan: rii = koefisien reliabilitas tes k = jumlah butir piqi = varians skor butir pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i St2 = varians skor total Hasil r11 kemudian dikonsultasikan dengan r tabel harga r product moment. Bila besar r11 soal lebih besar dari r tabel maka soal tes tersebut reliabel. Dari hasil uji coba didapatkan bahwa r11 sebesar 0,84. 3) Daya Beda Daya beda merupakan daya dalam membedakan antara peserta tes yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta tes dengan kemampuan rendah dalam menjawab soal.9 Rumus yang digunakan dalam uji ini yaitu:10 D = (Ba - Bb) / 0.5 N dimana daya beda yang baik adalah: D > 0.30 Keterangan: D = daya beda Ba = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas Bb = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N = jumlah peserta tes 4) Tingkat Kesukaran 9 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Intrepretasi Hasil Tes: Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 23. 10 Ahmad Sofyan, dkk., op. cit., h. 104. 43 Uji ini menggunakan rumus berikut: P= B N Keterangan: P = tingkat kesukaran N = jumlah peserta siswa B = jumlah siswa yang menjawab benar Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, ketentuannya yaitu: P = 0 - 0.25 mudah P = 0.26 - 0.75 sedang P = 0.76 - 1 sukar Berdasarkan hasil uji coba, jumlah butir soal yang memiliki tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar yaitu sebanyak 8, 19, dan 13. Jumlah butir soal yang valid dari kategori mudah sebanyak 3 butir soal, dari kategori sedang sebanyak 9 butir soal, dan kategori sukar sebanyak 9 butir soal. Hasil uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.1. 44 Tabel 3.1. Hasil Uji Coba Instrumen Soal Identifikasi Miskonsepsi Pilihan Ganda Analisis Butir Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 D. Beda (%) 37,50 12,50 0,00 50,00 37,50 25,00 62,50 25,00 25,00 0,00 37,50 12,50 25,00 75,00 12,50 37,50 -25,00 0,00 12,50 0,00 37,50 50,00 37,50 50,00 12,50 25,00 12,50 62,50 37,50 75,00 50,00 25,00 50,00 0,00 -12,50 12,50 37,50 0,00 25,00 25,00 Tingkat Kesukaran Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang Sangat Mudah Sukar Sedang Sangat Mudah Mudah Sedang Mudah Sangat Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sukar Mudah Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Keterangan Korelasi Sign. Korelasi 0,206 0,325 0,115 0,378 0,355 0,100 0,364 0,116 0,364 0,263 0,182 0,173 0,436 0,488 0,155 0,324 -0,209 0,037 0,561 0,011 0,326 0,356 0,372 0,426 0,262 0,580 0,174 0,375 0,662 0,477 0,734 0,220 0,285 0,267 -0,098 0,172 0,397 0,327 0,364 0,136 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan - Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan 45 Setelah uji coba terhadap responden yang terdiri atas beberapa siswa kelas XII IPA yang bukan merupakan objek penelitian, diperlukan rekonstruksi butir soal oleh dosen dan pertimbangan peneliti. Hal ini dikarenakan ada beberapa butir soal mengenai konsep-konsep utama fotosintesis dan respirasi yang tidak valid padahal soal tersebut diperlukan sebagai butir soal dalam instrumen penelitian. Dari 40 soal yang diuji coba oleh siswa, dikonstruksi dan direkonstruksi oleh dosen ahli (dosen pembimbing) dan ahli biologi, maka soal yang digunakan sebanyak 25 soal pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu data kuantitatif berupa data hasil tes disertai form CRI. Langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1. Ditentukan nilai CRI berdasarkan pada skala yang disusun oleh Saleem Hasan.11 2. Ditentukan kategori tingkat pemahaman berdasarkan pilihan jawaban, alasan, dan nilai CRI. Kategori tingkat pemahaman ini berdasarkan kategori tingkat pemahaman menurut Aliefman.12 Tabel 3.2. Modifikasi Kategori Tingkatan Pemahaman Jawaban Alasan Nilai CRI Deskripsi Benar Benar > 2,5 Memahami konsep dengan baik Benar Benar < 2,5 Memahami konsep tetapi kurang yakin Benar Salah > 2,5 Miskonsepsi Benar Salah < 2,5 Tidak Tahu Konsep Salah Benar > 2,5 Miskonsepsi Salah Benar < 2,5 Tidak Tahu Konsep Salah Salah > 2,5 Miskonsepsi Salah Salah < 2,5 Tidak Tahu Konsep 11 Saleem Hasan, et al.,”Misconception and the Certainty of Response Index (CRI)”, Physic Education, 34, 5, 1999, p. 297. 12 Aliefman Hakim, et al., “Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry in Primary and Secondary Metabolites Using the Data Collecting Technique of Modified CRI”, International Online Journal of Educational Sciences, 4, 3, 2012, p. 544-553 46 3. Melakukan analisis jawaban individu/siswa untuk membedakan antara paham konsep dengan baik, paham konsep tetapi kurang yakin, miskonsepsi dan tidak tahu konsep. 4. Dilakukan perhitungan persentase terhadap keempat hasil penilaian di tiap strata. P= f/N x 100% Keterangan: P = angka persentase kelompok f = jumlah siswa pada setiap kelompok N = jumlah individu (jumlah seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian) 5. Dibuat rekapitulasi persentase rata-rata tingkatan pemahaman seluruh siswa. 6. Menganalisis letak miskonsepsi siswa pada butir soal dengan persentase miskonsepsi siswa tertinggi. Hasil pengolahan data ini selanjutnya akan mengarahkan pada kesimpulan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Data Persentase Siswa Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan tiap SMA Hasil jawaban siswa pada soal pilihan ganda beralasan terbuka yang disertai kolom tingkat kepercayaan (Certainty of Response Index) disajikan dalam bentuk tabel. Tiap tabel berisi persentase kategori tingkatan pemahaman siswa tiap SMA pada konsep Fotosintesis yang dibagi menjadi 4 kategori, yaitu Paham Konsep (PK), Paham Konsep tetapi Kurang Yakin (PKKY), Miskonsepsi (M), dan Tidak Tahu Konsep (TTK). Berikut ini adalah tabel persentase dari masing-masing SMA se-Kota Tangerang Selatan berdasarkan kelompok atas, tengah, dan bawah. 1) Data Persentase Siswa berdasarkan Kategori Tingkatan Pemahaman di SMAN A Tangerang Selatan Hasil analisis jawaban siswa di SMAN A Tangerang Selatan dari tes pilihan ganda beralasan terbuka yang disertai dengan tingkat kepercayaan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan ditunjukkan pada tabel 4.1. SMAN A Tangerang Selatan merupakan perwakilan sampel pada kelompok atas. Tiap indikator soal diwakili oleh satu butir soal sehingga terdapat 25 butir soal dengan 25 indikator soal. 47 48 Tabel 4.1. Data persentase 4 kategori tingkatan pemahaman siswa SMAN A Tangerang Selatan Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Kategori (%) Indikator Soal PK PKKY M TTK 6,38 2,13 72,34 19,15 4,26 0,00 78,72 17,02 21,28 2,13 44,68 31,91 6,38 0,00 70,21 23,40 8,51 0,00 68,09 23,40 48,94 4,26 29,79 17,02 7. Mengetahui letak fotosintesis pada daun 6,38 6,38 34,04 53,19 8. Mengetahui fungsi klorofil 19,15 4,26 55.32 21,28 2,13 12,77 46,81 38,30 34,04 2,13 44,68 19,15 23,40 2,13 51,06 23,40 4,26 0,00 48,94 46,81 0,00 0,00 57,45 42,55 21,28 4,26 57,45 17,02 15. Menentukan pernyataan mengenai pernapasan 25,53 2,13 48,94 23,40 16. Menentukan letak respirasi pada tumbuhan 25,53 6,38 31,91 36,17 17. Mengetahui pengertian respirasi 29,79 2,13 46,81 21,28 18. Menentukan pernyataan mengenai respirasi tumbuhan 8,51 4,26 46,81 40,43 19. Menentukan waktu tumbuhan bernapas 19,15 0,00 59,57 21,28 20. Menentukan persamaan kimiawi respirasi 6,38 8,51 63,83 21,28 21. Mengetahui perbedaan respirasi dengan fotosintesis 46,81 0,00 34,04 19,15 1. Menentukan gas yang digunakan untuk respirasi 2. Menentukan gas yang merupakan hasil respirasi 3. Menentukan gas yang digunakan pada fotosintesis 4. Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis 5. Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis 6. Menentukan proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO2 9. Mengetahui tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis 10. Menentukan faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis 11. Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. 12. Mengetahui letak pengikatan CO2 pada fotosintesis 13. Menentukan organel pada tumbuhan yang berfungsi menangkap cahaya 14. Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk bernapas 49 22. Menentukan organel respirasi 23. Menentukan gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan 24. Menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan 25. Mengetahui pembuktian percobaan Priestley mengenai fotosintesis RATA-RATA 21,28 0,00 31,91 46,81 2,13 0,00 78,72 19,15 4,26 2,13 78,72 14,89 51,06 0,00 25,53 23,40 17,87 2,64 52,13 27,23 Berdasarkan tabel tersebut, persentase tingkatan pemahaman siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan di SMAN A Tangerang Selatan didominasi pada kategori “Miskonsepsi” dengan rata-rata persentase sebesar 52,13% dan persentase tingkatan pemahaman siswa yang paling kecil terletak pada kategori “Paham Konsep tetapi Kurang Yakin” dengan rata-rata persentase sebesar 2,64%. Sedangkan rata-rata persentase pemahaman siswa pada kategori “Paham Konsep”, dan “ Tidak Tahu Konsep” yakni sebesar 17,87% dan 27,23%. Butir-butir soal yang memiliki persentase tingkat pemahaman siswa paling tinggi pada kategori “miskonsepsi” di tiap butir soal berjumlah 19 butir soal. Butir soal 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 23, dan 24 memiliki persentase miskonsepsi siswa paling tinggi di antara keempat kategori tingkatan pemahaman siswa. 50 2) Data Persentase Siswa berdasarkan Kategori Tingkatan Pemahaman di SMAN B Tangerang Selatan Hasil analisis jawaban siswa di SMAN B Tangerang Selatan dari tes pilihan ganda beralasan terbuka yang disertai dengan tingkat kepercayaan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan ditunjukkan pada tabel tabel 4.2. SMAN B Tangerang Selatan merupakan perwakilan sampel pada kelompok tengah. Tiap indikator soal diwakili oleh satu butir soal sehingga terdapat 25 butir soal dengan 25 indikator soal. Tabel 4.2. Data persentase 4 kategori tingkatan pemahaman siswa SMAN B Tangerang Selatan Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Kategori (%) Indikator Soal PK PKKY M TTK 5,26 2,63 63,16 28,95 5,26 1,32 56,58 36,84 11,84 2,63 32,89 52,63 5,26 0,00 32,89 61,84 2,63 0,00 26,32 71,05 13,16 3,95 27,63 55,26 7. Mengetahui letak fotosintesis pada daun 2,63 1,32 17,11 78,95 8. Mengetahui fungsi klorofil 17,11 2,63 17,11 63,16 5,26 1,32 5,26 88,16 13,16 3,95 15,79 67,11 2,63 2,63 25,00 69,74 1,32 1,32 13,16 84,21 0,00 0,00 26,32 73,68 13,16 1,32 30,26 55,26 1. Menentukan gas yang digunakan untuk respirasi 2. Menentukan gas yang merupakan hasil respirasi 3. Menentukan gas yang digunakan pada fotosintesis 4. Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis 5. Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis 6. Menentukan proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO2 9. Mengetahui tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis 10. Menentukan faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis 11. Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. 12. Mengetahui letak pengikatan CO2 pada fotosintesis 13. Menentukan organel pada tumbuhan yang berfungsi menangkap cahaya 14. Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk bernapas 51 15. Menentukan pernyataan mengenai pernapasan 10,53 2,63 17,11 69,74 16. Menentukan letak respirasi pada tumbuhan 5,26 2,63 23,68 68,42 17. Mengetahui pengertian respirasi 3,95 0,00 30,26 65,79 18. Menentukan pernyataan mengenai respirasi tumbuhan 1,32 1,32 21,05 76,32 19. Menentukan waktu tumbuhan bernapas 6,58 1,32 36,84 55,26 20. Menentukan persamaan kimiawi respirasi 1,32 0,00 14,47 84,21 21. Mengetahui perbedaan respirasi dengan fotosintesis 2,63 1,32 2,63 93,42 22. Menentukan organel respirasi 2,63 2,63 11,84 82,89 1,32 0,00 48,68 50,00 1,32 0,00 52,63 46,05 7,89 0,00 40,79 51,32 5,74 1,47 27,58 65,21 23. Menentukan gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan 24. Menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan 25. Mengetahui pembuktian percobaan Priestley mengenai fotosintesis RATA-RATA Berdasarkan tabel tersebut, persentase tingkatan pemahaman siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan didominasi pada kategori “Tidak Tahu Konsep” dengan rata-rata persentase sebesar 65,21% dan persentase tingkatan pemahaman siswa yang paling kecil terletak pada kategori “Paham Konsep tetapi Kurang Yakin” dengan rata-rata persentase sebesar 1,47%. Sedangkan rata-rata persentase pemahaman siswa pada kategori “Paham Konsep”, dan “Miskonsepsi” yakni sebesar 5,74% dan 27,68%. Butir-butir soal yang memiliki persentase tingkat pemahaman siswa paling tinggi pada kategori “miskonsepsi” di tiap butir soal berjumlah 3 butir soal. Butir soal 1, 2, dan 24 memiliki persentase miskonsepsi siswa paling tinggi di antara keempat kategori tingkatan pemahaman siswa. 52 3) Data Persentase Siswa berdasarkan Kategori Tingkatan Pemahaman di SMAN C Tangerang Selatan Hasil analisis jawaban siswa di SMAN C Tangerang Selatan dari tes pilihan ganda beralasan terbuka yang disertai dengan tingkat kepercayaan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan ditunjukkan pada tabel tabel 4.3. SMAN C Tangerang Selatan merupakan perwakilan sampel pada kelompok bawah. Tiap indikator soal mewakili satu butir soal sehingga terdapat 25 butir soal dengan 25 indikator soal. Tabel 4.2. Data persentase 4 kategori tingkatan pemahaman siswa SMAN C Tangerang Selatan Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Kategori (%) Indikator Soal PK PKKY M TTK 9,86 0,00 64,79 25,35 0,00 0,00 69,01 30,99 18,31 1,41 36,62 43,66 9,88 0,00 39,44 50,70 11,27 0,00 46,48 42,25 35,21 0,00 40,85 23,94 7. Mengetahui letak fotosintesis pada daun 25,35 2,82 14,08 57,75 8. Mengetahui fungsi klorofil 12,68 1,41 47,89 38,03 16,90 2,82 22,54 57,75 14,08 4,23 49,30 32,39 18,31 2,82 26,76 52,11 7,04 1,41 40,85 50,70 0,00 0,00 46,48 53,52 2,82 1,41 57,75 38,03 1. Menentukan gas yang digunakan untuk respirasi 2. Menentukan gas yang merupakan hasil respirasi 3. Menentukan gas yang digunakan pada fotosintesis 4. Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis 5. Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis 6. Menentukan proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO2 9. Mengetahui tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis 10. Menentukan faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis 11. Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. 12. Mengetahui letak pengikatan CO2 pada fotosintesis 13. Menentukan organel pada tumbuhan yang berfungsi menangkap cahaya 14. Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk bernapas 53 15. Menentukan pernyataan mengenai pernapasan 1,41 0,00 36,62 61,97 16. Menentukan letak respirasi pada tumbuhan 1,41 0,00 21,13 77,46 17. Mengetahui pengertian respirasi 4,32 0,00 12,68 83,10 18. Menentukan pernyataan mengenai respirasi tumbuhan 1,41 0,00 5,63 92,96 19. Menentukan waktu tumbuhan bernapas 26,76 2,82 22,54 47,89 20. Menentukan persamaan kimiawi respirasi 1,41 0,00 16,90 81,69 21. Mengetahui perbedaan respirasi dengan fotosintesis 5,63 0,00 9,86 85,41 22. Menentukan organel respirasi 7,04 1,41 14,08 77,46 5,63 0,00 52,11 42,25 5,63 0,00 43,66 50,70 42,25 5,63 15,49 36,62 11,38 1,13 34,14 53,39 23. Menentukan gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan 24. Menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan 25. Mengetahui pembuktian percobaan Priestley mengenai fotosintesis RATA-RATA Berdasarkan tabel tersebut, persentase tingkatan pemahaman siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan didominasi pada kategori “Tidak Tahu Konsep” dengan rata-rata persentase sebesar 53,39% dan persentase tingkatan pemahaman siswa yang paling kecil terletak pada kategori “Paham Konsep tetapi Kurang Yakin” dengan rata-rata persentase sebesar 1,13%. Sedangkan rata-rata persentase pemahaman siswa pada kategori “Paham Konsep”, dan “ Miskonsepsi” yakni sebesar 11,38% dan 34,14%. Butir-butir soal yang memiliki persentase tingkat pemahaman siswa paling tinggi pada kategori “miskonsepsi” di tiap butir soal berjumlah 8 butir soal. Butir soal 1, 2, 5, 6, 8, 10, 14, dan 23 memiliki persentase miskonsepsi siswa paling tinggi di antara keempat kategori tingkatan pemahaman siswa. 54 b. Data Rekapitulasi Persentase Rata-rata Siswa SMA se-Tangerang Selatan pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Hasil rekapitulasi persentase rata-rata siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan disajikan dalam bentuk diagram batang. Rekapitulasi persentase rata-rata ini bertujuan untuk melihat gambaran secara keseluruhan mengenai persentase tingkatan pemahaman siswa terhadap butir-butir soal pada konsep fotosintesis dan respirasi. Hasil rekapitulasi persentase rata-rata siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Rekapitulasi Persentase Rata-rata Siswa SMA se-Tangerang Selatan pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan 55 56 Penelusuran persentase siswa yang mengalami miskonsepsi terlihat pada gambar 4.1. Dari gambar tersebut, rekapitulasi rata-rata persentase siswa kategori paham konsep konsep sebesar 11,66%, kategori paham konsep kurang yakin sebesar 1,75%, kategori miskonsepsi sebesar 37,99%, dan kategori tidak tahu konsep sebesar 48,61%. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa butir soal 1, 2, 23, dan 24 memiliki persentase miskonsepsi siswa paling mendominasi di antara persentase 4 kategori tingkatan pemahaman lainnya. Gambar ini juga memperjelas bahwa tingkatan pemahaman siswa terhadap konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan pada kategori tidak tahu konsep cenderung lebih banyak. Dari hasil uji statistik mengenai perbedaan frekuensi terhadap masing-masing perwakilan strata per butir soal, diketahui bahwa tingkat pemahaman siswa butir soal 1 dan 3 tidak memiliki perbedaan yang signifikan.1 A. Pembahasan Hasil analisis jawaban siswa yang dibahas selanjutnya adalah jawaban miskonsepsi siswa pada butir-butir soal berdasarkan hasil rekapitulasi persentase rata-rata miskonsepsi siswa yang dominan. Telah diketahui berdasarkan Gambar 4.1. bahwa siswa yang telah mendapatkan pengalaman kognitif mengenai konsep dan diuji dengan tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai kolom CRI menunjukkan siswa yang tidak tahu konsep cenderung lebih banyak daripada siswa yang paham terhadap konsep. Siswa yang tidak paham konsep merupakan siswa yang mengalami miskonsepsi. Siswa yang mengalami miskonsepsi berdasarkan analisis data menggunakan CRI dengan modifikasi pada kategori tingkatan pemahaman terdiri atas : (1) siswa yang menjawab dengan keyakinan yang tinggi namun menjawab dengan pilihan jawaban salah serta alasan yang salah, (2) siswa yang menjawab pilihan jawaban benar dengan keyakinan yang tinggi namun memberikan alasan yang salah, dan (3) siswa yang memberikan alasan benar dengan keyakinan yang tinggi, namun memilih jawaban yang salah. 1 Lampiran Uji Statistik Chi Square per butir soal. 57 Dari hasil identifikasi miskonsepsi siswa, SMAN A Tangerang Selatan memiliki jumlah butir soal terbanyak dengan persentase siswa tertinggi pada kategori miskonsepsi dibandingkan dengan SMAN B dan C, sedangkan SMA B memiliki jumlah butir soal terkecil dengan persentase siswa tertinggi pada kategori miskonsepsi. Berdasarkan analisis alasan siswa, sebagian siswa mengungkapkan bahwa alasan tersebut berasal dari guru. Hal ini dimungkinkan menjadi salah satu penyebab miskonsepsi karena metode pembelajaran yang diberikan guru hanya menekankan satu segi saja dari konsep yang dipelajari.2 Perlu adanya penelusuran yang lebih lanjut terkait penyebab-penyebab miskonsepsi di SMA se-Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya dari hasil analisis jawaban dan rekapitulasi rata-rata persentase siswa di beberapa SMAN se-Kota Tangerang Selatan, pembahasan dari penelitian ini terfokus pada butir-butir dengan persentase miskonsepsi siswa yang dominan. Butir 1, 2, 23 dan 24 merupakan butir-butir dengan persentase miskonsepsi siswa yang paling dominan dari hasil rekapitulasi karena memiliki persentase sebesar 50 %. 1. Pembahasan Miskonsepsi Siswa Butir Soal 1 Butir soal 1 mengenai konsep respirasi tumbuhan dengan indikator soal yakni menentukan gas yang digunakan untuk respirasi. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari ? a. karbon dioksida c. nitrogen b. oksigen d. karbon Pada soal tersebut, secara umum siswa memberikan jawaban yang berbeda dengan konsepsi ilmiah. Siswa banyak memberikan jawaban bahwa tumbuhan menggunakan gas oksigen untuk respirasi pada waktu malam hari. Rata-rata persentase siswa yang memberikan jawaban tersebut sebesar 2 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta, PT Grasindo, 2005), h. 50. 58 36,86%. Dari alasan siswa tersebut, siswa masih mengalami kebingungan apakah respirasi pada tumbuhan terjadi pada waktu siang atau malam. Pola alasan siswa tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ita Viana Dewi, dkk., yang menunjukkan bahwa pada siang hari tumbuhan melakukan fotosintesis dan malam hari melakukan respirasi.3 Di samping itu, siswa juga lebih banyak menjawab pilihan jawaban A dengan alasan ketika tidak ada cahaya matahari tumbuhan mulai ke tahap reaksi gelap dengan mengikat karbon dioksida. 2. Pembahasan Miskonsepsi Siswa Butir Soal 2 Butir soal 2 mengenai konsep respirasi tumbuhan dengan indikator soal yakni menentukan gas yang merupakan hasil respirasi. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal tersebut adalah sebagai berikut : 2. Gas apakah yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari ? a. karbon dioksida c. nitrogen b. oksigen d. karbon Dari beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi, sebagian besar siswa mengungkapkan alasan bahwa tumbuhan melepaskan karbondioksida ketika malam hari. Rata-rata persentase siswa yang memberikan jawaban tersebut sebesar 41,41%. Dari alasan siswa tersebut, siswa masih mengalami kebingungan apakah waktu siang dan malam mempengaruhi terlaksana atau tidak terlaksananya respirasi pada tumbuhan. Pola alasan siswa tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ita Viana Dewi, dkk., yang menunjukkan bahwa pada malam hari tumbuhan melakukan respirasi dan menghasilkan CO2.4 3 Ita Viana Dewi, dkk., “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Fotosintesis”, Jurnal Pendidikan Sains, 01, 02, 2013, h. 23. 4 Ibid. 59 3. Pembahasan Miskonsepsi Siswa Butir Soal 23 Butir soal 23 mengenai gabungan konsep respirasi tumbuhan dan fotosintesis dengan indikator soal yakni menentukan gas yang dihasilkan oleh tumbuhan. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal tersebut adalah sebagai berikut : 23. Gas apa yang dihasilkan oleh tumbuhan ? a. O2 c. O2 dan CO2 b. CO2 d. H2O Dari beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi, sebagian besar siswa mengungkapkan jawaban bahwa tumbuhan mengeluarkan O2 (oksigen) pada siang hari dan mengeluarkan CO2 (karbondioksida) pada malam hari. Rata-rata persentase siswa yang memberikan jawaban tersebut sebesar 41,60%. Dari jawaban tersebut, siswa masih beranggapan bahwa waktu siang dan malam sangat menentukan penggunaan gas oksigen dan karbondioksida pada tumbuhan. 4. Pembahasan Miskonsepsi Siswa Butir Soal 24 Butir soal 24 mengenai gabungan konsep respirasi tumbuhan dan fotosintesis dengan indikator soal yakni menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal tersebut adalah sebagai berikut : 24.Gas apa yang digunakan oleh tumbuhan ? a. O2 c. O2 dan CO2 b. CO2 d. H2O Dari beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi, sebagian besar siswa mengungkapkan jawaban bahwa pada siang hari tumbuhan membutuhkan CO2 dan pada malam hari membutuhkan O2. Rata-rata persentase siswa yang memberikan jawaban tersebut sebesar 22,58%. Dengan jawaban yang hampir sama dengan jawaban pada butir soal 1, 2, 23 dan 24, siswa mengganggap waktu siang tumbuhan melakukan fotosintesis dan waktu malam tumbuhan melakukan respirasi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai CRI pada SMAN se-Kota Tangerang Selatan, dapat disimpulkan bahwa persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan sebesar 37,99% dan lebih kecil daripada persentase siswa yang tidak tahu konsep. Persentase miskonsepsi siswa tersebut termasuk kategori tinggi. Miskonsepsi siswa banyak terjadi pada indikator soal menentukan gas yang digunakan untuk respirasi, menentukan gas yang merupakan hasil respirasi, menentukan gas yang dihasilkan oleh tumbuhan dan menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan. B. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dipaparkan, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi guru dan peneliti selanjutnya dalam menyusun instrumen soal identifikasi miskonsepsi sebaiknya berdasarkan pada pola kesalahan konsepsi siswa agar miskonsepsi dapat diketahui secara pasti. 2. Bagi guru agar mempertimbangkan instrumen ini sebagai alat evaluasi yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa sehingga dapat dilakukan pencegahan atau perbaikan sedini mungkin. 3. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai penyebab miskonsepsi agar dapat dijadikan refleksi bagi guru biologi dalam melakukan pembelajaran. 4. Sebaiknya diadakan juga penelusuran miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan di tingkat satuan pendidikan yang lebih rendah agar dapat diketahui penyebaran miskonsepsi pada berbagai level usia siswa. 60 DAFTAR PUSTAKA Abraham. Michael R., et al. Understanding and Misunderstanding of Eighth Graders of Five Chemistry Concept Found in Textbooks. Journal of Research in Science Teaching. 29. 1992. Adisendjaja, Yusuf Hilmi dan Oom Romlah, “Identifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi Buku Teks Biologi SMU”, Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi. 25– 26 Mei. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Adodo, S O. Effects of Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Assessment Items on Students’ Learning Outcome in Basic Science Technology (BST). Academic Journal of Interdisciplinary Studies by MCSER-CEMASSapienza University of Rome. 2. 2013. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005. COKADAR, Hulusi. Photosynthesis and Respiration Processes : Prospective Teachers’ Conception Level. Education and Science Journal. 37. 2012. Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. 1996. Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. 2012. Departemen Pendidikan Nasional. Tes Diagnostik. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. 2007. Dwi, Ita Viana, dkk. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Fotosintesis. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. 1(2). 2013. EKICI, Fatma, dkk. Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming Misconceptions Related to Photosynthesis. International Journal of Environmental & Science Education. 2(4). 2007. Hakim, Aliefman,dkk. Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry in Primary and Secondary Metabolies Using the Data Collecting Technique of Modified CRI. International Online Journal of Education Sciences. 4(3). 2012. Hasan, Saleem., et al. Misconception and The Certainty of Response Index (CRI). Physics Education. 34(5). 1999. Haslam, Filocha dan David F. Treagust. Diagnosing secondary students’ misconceptions of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier multiple choice instrument. Journal of Biological Education. 21(3). 1987. Hawking, Stephen. A Brief History of Time : Sejarah Singkat Waktu. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2013 61 62 Kementrian Pendidikan Nasional. Silabus Olimpiade Sains Nasional Tahun : Biologi, Matematika, Fisika, IPS. Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. 2011. Köse, Sacit. Diagnosing Student Misconceptions: Using Drawings as a Research Method. World Applied Sciences Journal. 2. 2008. Krebs, Robert E. Scientific development and misconceptions through the ages: a reference guide. USA: Greenwood Press. 1999. Kustiyah. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang. 01. 2007. Mintzes, Joel J., et al. Assessing Science Understanding. California: Elsevier Academic Press. 2005. National Science Teachers Association. Buku Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4. Jakarta Barat. PT. Indeks. 2013. Priadi, Arif. Biologi 3. Jakarta : Yudhistira. 2009. Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2009. Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasioanalnya. Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara. 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012. Suparno, Paul. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT Grasindo. 2005. Surapranata, Sumarna. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Intrepretasi Hasil Tes : Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005. Suwarto. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013. Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Konsep Dasar. Surabaya : PT Remaja Rosdakarya. 2011. Syamsuri, Istamar. Biologi 3A. Jakarta : Erlangga. 2007. Tayubi, Yuyu R. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Jurnal Pendidikan. 5. 2005. Tekkaya, Ceren. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology. Journal of Universitas Hacettepe Ankara. 23. 2002. 63 Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 2002. Widdiharto, Rachmadi. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif Proses Remidinya. Yogyakarta: Depdiknas, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. 2008. Zulfiani. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009. Lampiran 1 Kisi-Kisi Penulisan Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Jenjang Sekolah : SMAN Mata Pelajaran : Biologi Alokasi Waktu : 90 menit Jumlah Soal : 40 soal Bentuk Soal : Tes objektif pilihan ganda beralasan Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar : 2.2 Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan Konsep 1. Fotosintesis No. Soal Ranah Kognitif Indikator Soal C1 C2 C3 1 Menentukan gas yang merupakan hasil fotosintesis √ 4 Menentukan gas yang digunakan untuk fotosintesis √ 5 Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis 6 Menentukan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi fotosintesis 7 Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis 64 26 √ √ √ Jumlah Soal Lampiran 1 8 Menentukan organel sel yang bertugas pada fotosintesis √ 9 Menentukan hasil fotosintesis √ 10 Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis √ 11 Menentukan proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO2 √ 12 Menentukan hasil fotosintesis √ 13 Mengetahui letak pembentukan makanan pada proses fotosintesis √ 14 Mengetahui letak fotosintesis pada daun √ 15 Mengetahui pembuktian percobaan mengenai fotosintesis √ 16 Menentukan gas yang digunakan untuk proses fotosintesis 17 Mengetahui fungsi klorofil 18 Menentukan fungsi cahaya bagi fotosintesis √ 19 Menentukan pernyataan mengenai fotosintesis √ 20 Menentukan letak klorofil pada tumbuhan √ 21 Mengetahui tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis √ √ 65 √ Lampiran 1 2. Respirasi Tumbuhan √ 22 Menentukan faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis 23 Mengetahui pembuktian percobaan mengenai fotosintesis √ 24 Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. √ 25 Mengetahui letak pengikatan CO2 pada fotosintesis √ 26 Menentukan organel pada tumbuhan yang berfungsi menangkap cahaya √ 27 Menentukan bahan baku fotosintesis √ 40 Mengetahui pembuktian percobaan Priestley mengenai fotosintesis 2 Menentukan gas yang digunakan respirasi √ 3 Menentukan gas yang merupakan hasil respirasi √ 28 Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk bernapas √ 29 Menentukan pernyataan mengenai pernapasan √ 30 Menentukan letak respirasi pada tumbuhan √ 31 Mengetahui pengertian respirasi 32 Menentukan pernyataan mengenai respirasi tumbuhan √ 33 Menentukan waktu tumbuhan bernapas √ 34 Menentukan persamaan kimiawi respirasi √ 37 Menentukan organel respirasi √ √ √ 66 10 Lampiran 1 Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan 35 Mengetahui perbedaan fotosintesis dan respirasi tumbuhan √ 36 Mengetahui perbedaan respirasi dengan fotosintesis √ 38 Menentukan gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan √ 39 Menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan √ JUMLAH SOAL 14 67 0 26 40 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Jenjang Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : Biologi Alokasi Waktu : 90 menit Jumlah Soal : 40 soal Bentuk Soal : Tes objektif pilihan ganda Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar : 2.2 Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan Konsep Fotosintesis Respirasi Tumbuhan Indikator Menentukan gas yang merupakan hasil fotosintesis Menentukan gas yang digunakan respirasi Soal Jawaban Miskonsepsi Jawaban Benar 1. Gas apakah yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah a) Gas yang yang besar ketika ada cahaya matahari ? dikeluarkan dalam a. Karbon dioksida c. Nitrogen jumlah yang besar oleh b. Oksigen d. Karbon tumbuhan ketika ada cahaya matahari adalah gas karbon dioksida b) Pada kondisi ini berlangsung peristiwa fotosintesis, yang menghasilkan gas oksigen 2. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah a) Gas yang dipakai yang banyak ketika tidak ada cahaya matahari ? oleh tumbuhan adalah a. Karbon dioksida c. Nitrogen gas karbon dioksida b. Oksigen d. Karbon karena untuk fotosintesis. b) Gas yang digunakan adalah gas oksigen untuk melakukan proses respirasi. 68 Respirasi Tumbuhan Fotosintesis Menentukan gas yang merupakan hasil respirasi Menentukan gas yang digunakan untuk fotosintesis 3. Gas apakah yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak ketika tidak ada energi cahaya sama sekali ? a. Karbon dioksida c. Nitrogen b. Oksigen d. Karbon b) Ketika tidak ada energi cahaya sama sekali maka fotosintesis terhenti, sehingga oksigen dilepaskan. a) Pada saat respirasi, tumbuhan mengeluarkan karbon dioksida dan menggunakan oksigen. 4. Gas apakah yang diambil oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak pada kondisi tercukupinya energi cahaya ? a. Karbon dioksida c. Nitrogen b. Oksigen d. Karbon b) Pada kondisi ini, tumbuhan menggunakan oksigen untuk proses pengolahan (sintesis) makanan. a) Pada fotosintesis, karbon dioksida difiksasi oleh tumbuhan. 5. Manakah dari persamaan berikut ini yang mewakili d) Glukosa yang keseluruhan proses fotosintesis ? dibakar oleh oksigen menghasilkan karbon a. Glukosa + oksigen karbon dioksida + air dioksida dan air. Fotosintesis Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis b. Karbon dioksida + air glukosa + oksigen c. Karbon dioksida + air + energi → glukosa + oksigen d. Glukosa + oksigen → energi + karbon dioksida + air 69 b) Air dengan bantuan energi cahaya akan mengadakan proses pertama dalam fotosintesis, selanjutnya proses kedua yakni fiksasi karbon dioksida oleh klorofil sehingga menghasilkan glukosa (makanan) dan oksigen. Fotosintesis Fotosintesis Fotosintesis Menentukan faktorfaktor yang tidak mempengaruhi fotosintesis Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis Menentukan organel sel yang bertugas pada fotosintesis 6. Manakah dari faktor-faktor berikut ini yang tidak c) Ada yang bukan berpengaruh pada proses fotosintesis ? merupakan tumbuhan a. Jumlah oksigen. atau mirip dengan b. Jumlah karbon dioksida. fungi tidak memiliki c. Jumlah klorofil. klorofil atau pigmen d. Jumlah intensitas cahaya. sejenisnya dapat melakukan fotosintesis. a) Oksigen tidak dibutuhkan dalam proses fotosintesis, tetapi hasil dari fotosintesis. 7. Manakah keuntungan yang diperoleh bagi tanaman ketika c) Keuntungan yang fotosintesis ? diperoleh bagi tanaman a. pengikatan karbon dioksida dari udara hijau saat fotosintesis b. konversi dari energi cahaya ke energi kimia adalah produksi c. produksi oksigen sebagai hasil dari fotosintesis oksigen sebagai hasil d. pelepasan oksigen ke udara. dari fotosintesis. b) Keuntungan yang diperoleh bagi tumbuhan saat proses fotosintesis adalah konversi energi matahari (cahaya) dan penyimpanan makanan dalam bentuk molekul glukosa. 8. Organel sel tumbuhan apakah yang bertugas dalam proses a) peristiwa yang fotosintesis ? berkaitan dengan a. Mitokondria energi kimiawi b. Ribosom berlangsung pada c. Plastida/Kloroplas organel sel d. Nukleus (inti sel) mitokondria. c) Proses konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimiawi berlangsung di plastida, karena pada plastida terdapat klorofil. 70 9. Perhatikan gambar berikut ! 1 4 b) Bagian dari daun yang dijadikan sebagai tempat proses fotosintesis ditunjukkan oleh nomor 4. c) Fotosintesis terjadi pada bagian nomor 1, karena bagian nomor 1 merupakan jaringan palisade. 2 Fotosintesis Menentukan hasil fotosintesis 3 Ditunjukkan oleh nomor berapakah bagian daun yang bertugas dalam proses fotosintesis ? a. 2 c. 1 b. 4 d. 3 Fotosintesis Menentukan faktorfaktor yang mempengaruhi fotosintesis 10. Manakah di antara materi berikut ini yang bukan d) Karbon dioksida merupakan bahan baku proses fotosintesis ? bukan merupakan a. Air bahan baku proses b. Cahaya matahari fotosintesis karena c. Oksigen karbon dioksida d. Karbon dioksida merupakan gas hasil proses fotosintesis. 71 c) Oksigen bukan merupakan bahan baku proses fotosintesis, tetapi hasil proses fotosintesis. Fotosintesis Fotosintesis Fotosintesis Menentukan prosesproses kehidupan yang menghasilkan CO2 Menentukan hasil fotosintesis Mengetahui letak pembentukan makanan pada proses fotosintesis 11. Manakah dari reaksi kimiawi berikut membentuk senyawa karbondioksida ? a. Fermentasi (pembusukan) b. Pernapasan pada manusia c. Fotosintesis tumbuhan d. Pembakaran gula yang tidak a) Pada fermentasi tidak dihasilkan gas karbon dioksida. c) Pada fotosintesis tumbuhan yang terbentuk adalah gas oksigen, bukan gas karbon dioksida. 12. Senyawa organik apakah yang dihasilkan dari proses d) Senyawa organik fotosintesis ? yang dihasilkan dari a. Glukosa proses fotosintesis b. Asam amino adalah senyawa c. Lemak protein, karena d. Protein amilum termasuk ke dalam senyawa protein. a) Proses fotosintesis menghasilkan senyawa yang mengandung senyawa karbohidrat, salah satunya adalah senyawa glukosa. 13. Selama fotosintesis, pada saat apakah karbohidrat mulai a) Karbohidrat dibentuk oleh tumbuhan ? dibentuk oleh a. selama reaksi terang tumbuhan selama b. dari oksigen, air, dan tiga molekul karbondioksida reaksi terang, karena c. di grana saat fotosintesis d. di stroma memerlurkan cukup energi dari cahaya matahari untuk mengkonversi molekulmolekul organik. d) Proses pembentukan karbohidrat berlangsung pada siklus gelap dimana terjadi fiksasi (pemasukan) molekul karbon dioksida. Siklus gelap ini terjadi di stroma. 72 14. Di mana proses fotosintesis terjadi ? a. sel-sel sklerenkim b. sel-sel kolenkim c. sel-sel penjaga d. sel-sel parenkim Fotosintesis Mengetahui letak fotosintesis pada daun Fotosintesis Mengetahui pembuktian percobaan mengenai fotosintesis Fotosintesis Menentukan gas yang digunakan untuk proses fotosintesis c) Fotosintesis terjadi pada sel-sel penjaga karena pada sel-sel tersebut memiliki klorofil meskipun sedikit. d) Fotosintesis terjadi pada sel-sel parenkim, yakni parenkim palisade karena pada parenkim palisade banyak terdapat klorofil dan letaknya dekat dengan epidermis sehingga sangat dimungkinkan terjadi proses fotosintesis. 15. Apakah tujuan dari percobaan Sach dengan meneteskan c) Percobaan Sach iodium/lugol ? yakni ingin menguji a. mematikan sel-sel daun pentingnya cahaya b. menguji adanya amilum matahari. c. menguji pentingnya cahaya matahari d. melarutkan butiran klorofil b) Percobaan Sach yakni ingin menguji ada tidaknya amilum pada daun. 16. Gas apakah yang diambil oleh tumbuhan pada proses a) Pada proses fotosintesis ? fotosintesis udara bebas a. oksigen (O2) yang diambil adalah b. nitrogen (N2) gas oksigen. c. karbon dioksida (CO2) d. uap air (H2O) c) Proses fotosintesis membutuhkan gas karbon dioksida untuk melanjutkan ke proses pembuatan makanan (siklus gelap) 73 Fotosintesis Fotosintesis Fotosintesis Mengetahui fungsi klorofil Menentukan fungsi cahaya bagi fotosintesis Menentukan pernyataan mengenai fotosintesis 17. Apakah fungsi dari klorofil pada proses fotosintesis ? a. Mengikat CO2 dan merubahnya menjadi glukosa b. Menangkap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia c. Membebaskan oksigen dari karbondioksida d. menyerap sinar terutama sinar hijau a) Fungsi klorofil yakni mengikat CO2 untuk dilanjutkan ke proses selanjutnya yakni membuat makanan. b) Fungsi klorofil pada proses fotosintesis adalah menangkap energi dari cahaya matahari dan merubahnya menjadi energi kimia. 18. Apakah fungsi dari cahaya dalam proses fotosintesis ? a. Fotolisis b. Kemosintesis c. Menyusun amilum d. Mereduksi karbon dioksida c) Pada proses fotosintesis, cahaya digunakan untuk menyusun atau membentuk makanan (amilum) karena tujuan dari fotosintesis adalah membentuk makanan. a) Energi cahaya pada proses fotosintesis digunakan untuk memecah air (fotolisis) agar dapat menghasilkan elektron untuk reaksi-reaksi kimiawi yang terjadi. 19. Manakah pernyataan berikut yang benar mengenai fotosintesis ? a. Fotosintesis dapat berlangsung tanpa bantuan energi cahaya sama sekali. b. Energi cahaya matahari digunakan hingga tahap akhir proses fotosintesis. c. Fotosintesis dapat berlangsung dengan cahaya lampu. d. Saat proses pembentukan makanan, energi cahaya sangat dibutuhkan. b) Fotosintesis dapat berlangsung jika energi cahaya matahari digunakan terus menerus hingga tahap akhir proses fotosintesis. c) Proses fotosintesis dapat berlangsung dengan bantuan sinar lampu jika panjang gelombang sesuai untuk proses fotosintesis, lampu yang pas adalah cahaya lampu neon. 74 Fotosintesis Fotosintesis Fotosintesis Menentukan letak klorofil pada tumbuhan Mengetahui tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis Menentukan faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis 20. Di manakah letak klorofil pada tumbuhan ? a. Hanya di daun b. Hanya di batang c. Hanya di batang dan daun d. Semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau a) Klorofil hanya terdapat pada bagian daun, karena pada daun terdapat jaringan palisade yang mengandung klorofil. d) Klorofil terdapat di semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, karena klorofil merupakan zat warna pada tumbuhan. 21. Dimana tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis ? a. Jaringan epidermis b. Jaringan parenkim palisade c. Jaringan parenkim spons d. Jaringan pengangkut c) Sebelum diangkut dan diedarkan oleh jaringan pengangkut, hasil fotosisntesis disimpan sementara di jaringan spons. b) Jaringan parenkim palisade digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil sementara proses fotosintesis sebelum diangkut oleh pembuluh angkut di jaringan spons. 22. Manakah faktor-faktor berikut ini yang tidak berpengaruh dalam meningkatkan aktifitas fotosintesis ? a. penambahan konsentrasi CO2 b. penambahan konsentrasi O2 udara c. suhu optimum fotosintesis d. penambahan intensitas sinar violet c) Kondisi suhu apa pun, tumbuhan tetap melakukan fotosintesis selama tersedianya cahaya matahari. b) Penambahan atau pengurangan konsentrasi O2 di udara, karena oksigen hanya digunakan untuk proses respirasi bukan digunakan saat proses fotosintesis. 75 23. Perhatikan tahapan fotosintesis berikut ini ! Fotosintesis Mengetahui pembuktian percobaan mengenai fotosintesis c) Percobaan tersebut membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum atau zat pati, hal ini dibuktikan dengan uji amilum. d) Percobaan tersebut tidak menghasilkan amilum. b) Gas karbondioksida tidak dihasilkan pada peristiwa tersebut. Dari tahapan percobaan tersebut, apa yang dihasilkan pada proses fotosintesis ? a. Oksigen c. Amilum b. Karbon dioksida d. Energi 24. Perhatikan perangkat percobaan ini ! Fotosintesis a) Percobaan tersebut membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen karena pada peristiwa tersebut matahari memecah air menjadi oksigen dan hidrogen. Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. Manakah pernyataan percobaan tersebut ? berikut yang 76 salah mengenai a. Percobaan tersebut menghasilkan gas oksigen. b. Percobaan tersebut menghasilkan gas karbon dioksida karena proses respirasi. c. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa fotosintesis. d. Tumbuhan Hydrilla menghasilkan amilum. Fotosintesis Mengetahui letak pengikatan CO2 pada fotosintesis Fotosintesis Menentukan organel pada tumbuhan yang berfungsi menangkap cahaya Fotosintesis Menentukan bahan baku fotosintesis 25. Pada fotosintesis, di manakah reaksi pengikatan CO2 berlangsung ? a. Klorofil c. Sitoplasma b. Kloroplas d. Stomata d) Proses pengikatan CO2 berlangung di stomata karena stomata merupakan organ pernapasan pada tumbuhan. b) Proses pengikatan CO2 terjadi di kloroplas, untuk proses fiksasi CO2 pada fotosintesis. 26. Manakah organel pada tumbuhan berikut yang berfungsi menangkap cahaya ? a. Kloroplas c. Stroma b. Karoten d. Sitoplasma a) Yang menangkap energi cahaya adalah kloroplas karena di dalam kloroplas mengandung klorofil. b) Yang mampu menangkap energi cahaya adalah klorofil dan pigmen-pigmen karoten. 27. Berasal dari apakah oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan saat proses fotosintesis ? a. berasal dari udara b. hasil penguraian c. berasal dari air d. terbentuk pada reaksi gelap d) Oksigen yang dihasilkan selama fotosintesis berasal terbentuk saat reaksi gelap berakhir. c) Oksigen yang dihasilkan selama fotosintesis berasal dari air. Hal ini telah dibuktikan oleh Ruben dan Carmen dengan menggunakan unsur radioaktif O18 pada air. 77 Respirasi Tumbuhan Respirasi Tumbuhan Respirasi Tumbuhan Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk bernapas Menentukan pernyataan mengenai pernapasan Menentukan letak respirasi pada tumbuhan 28. Bagian tumbuhan manakah yang berfungsi sebagai organ pernapasan pada tumbuhan ? a. Daun c. Akar b. Batang d. Jawaban a,b,c benar. a) Daun merupakan satu-satunya organ tumbuhan yang berfungsi sebagai alat pernapasan. d) Pernapasan terjadi pada seluruh organ pernapasan yang memiliki stomata. 29. Manakah pernyataan berikut yang benar mengenai pernapasan pada tumbuhan ? a. Daun merupakan satu-satunya organ pernapasan pada tumbuhan. b. Pada batang tumbuhan tidak terjadi pertukaran gas untuk bernapas. c. H2O bukan merupakan hasil respirasi tumbuhan karena H2O diperoleh dari tanah. d. Akar, batang , dan daun memiliki organ untuk melakukan pernapasan. b) Pada batang tumbuhan tidak terjadi pertukaran gas untuk bernapas. d) Akar, batang, dan daun memiliki organ untuk melakukan pernapasan. 30. Di mana respirasi tumbuhan terjadi ? a. hanya sel akar b. di setiap sel tumbuhan c. hanya pada sel-sel daun d. hanya sel batang c) Hanya pada sel-sel daun respirasi terjadi karena pada sel daun terdapat stomata. b) Respirasi terjadi pada setiap sel tumbuhan, karena di setiap sel tumbuhan terdapat organel sel mitokondria yang berfungsi sebagai organel sel untuk respirasi selular. 78 Respirasi Tumbuhan Respirasi Tumbuhan Respirasi Tumbuhan Mengetahui pengertian respirasi Menentukan pernyataan mengenai respirasi tumbuhan Menentukan waktu tumbuhan bernapas 31. Apa yang dimaksud dengan respirasi ? a. proses kimiawi yang terjadi pada seluruh sel hidup tumbuhan dan hewan. b. proses kimiawi yang terjadi pada sel tumbuhan tetapi tidak pada sel hewan. c. proses kimiawi yang terjadi hanya pada sel hewan tetapi tidak pada sel tumbuhan. d. Proses kimiawi yang terjadi pada sel-sel tertentu pada tumbuhan dan hewan. 32. Manakah pernyataan berikut yang paling benar mengenai respirasi pada tumbuhan? a. proses kimiawi oleh tumbuhan untuk membuat makanan dari air dan karbon dioksida. b. proses kimiawi dimana energi yang disimpan dalam makanan dilepaskan dengan menggunakan oksigen. c. pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen melalui stomata. d. proses yang tidak terjadi pada tumbuhan ketika fotosintesis berlangsung. 33. Kapan tumbuhan bernapas? a. Hanya pada malam hari (ketika tidak ada energi cahaya). b. Hanya pada siang hari (ketika ada cahaya). c. Sepanjang waktu (ada atau tidaknya energi cahaya). d. Ketika ada karbon dioksida. 79 c) Hanya sel hewan yang melakukan respirasi karena sel hewan tidak dapat melakukan fotosintesis. a) Seluruh sel hidup tumbuhan dan hewan mengalami respirasi untuk dapat menggunakan energi agar tetap hidup atau bertahan. d) Tumbuhan tidak mengalami respirasi, tumbuhan hanya mengalami fotosintesis. b) Respirasi pada tumbuhan sama seperti respirasi pada hewan, energi yang disimpan dalam makanan dilepaskan dengan bantuan molekul oksigen. a) Respirasi terjadi saat malam hari. c) Tumbuhan membutuhkan energi untuk hidup dan respirasi menyediakan energi tersebut. Respirasi Tumbuhan Menentukan persamaan kimiawi respirasi 34. Manakah persamaan berikut yang mewakili proses respirasi pada tumbuhan ? a. Glukosa + oksigen → energi + karbon dioksida + air. b. Karbon dioksida + air → energi + glukosa + oksigen. c. Karbon dioksida + air glukosa. d) Saat respirasi, tumbuhan mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dan air. a) Saat respirasi, tumbuhan memecah energi dalam bentuk glukosa dengan bantuan oksigen. d) Tumbuhan melakukan fotosintesis ketika siang, dan respirasi ketika malam. c) Respirasi pada seluruh makhluk hidup itu sifatnya berlanjut tanpa henti, sedangkan fotosintesis pada tumbuhan hanya terjadi ketika ada energi cahaya yang mencukupi. oksigen + d. Glukosa + oksigen → karbon dioksida + air. Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Mengetahui perbedaan fotosintesis dan respirasi tumbuhan 35. Manakah dari perbandingan berikut ini yang benar antara proses fotosintesis dan respirasi ? Fotosintesis Respirasi a. hanya terjadi pada a. hanya terjadi pada tumbuhan. hewan. b. terjadi pada seluruh b. terjadi hanya pada tumbuhan. seluruh hewan. c. terjadi pada tumbuhan c. terjadi pada seluruh dengan bantuan energi tumbuhan dan cahaya. seluruh hewan di setiap waktu d. terjadi pada tumbuhan dengan bantuan energi cahaya. d. hanya terjadi di seluruh tumbuhan ketika tidak ada energi cahaya dan terjadi di seluruh hewan pada setiap waktu. 80 Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Respirasi Tumbuhan Respirasi Tumbuhan dan Fotosintesis Mengetahui perbedaan respirasi dengan fotosintesis Menentukan organel respirasi 36. Mengapa proses fotosintesis dan respirasi berbeda ? a. Proses respirasi terjadi pemecahan senyawa molekul besar menjadi molekul kecil, sedang fotosintesis sebaliknya b. Proses fotosintesis terjadi pemecahan senyawa molekul besar menjadi molekul kecil, sedang respirasi sebaliknya c. Proses respirasi terjadi penyusunan senyawa molekul besar menjadi molekul kecil, sedang fotosintesis sebaliknya d. Proses fotosintesis terjadi penyusunan senyawa molekul besar menjadi molekul kecil, sedang respirasi sebaliknya d) Proses fotosintesis terjadi penyusunan senyawa molekul besar menjadi molekul kecil, sedangkan respirasi sebaliknya. a) Proses respirasi terjadi pemecahan senyawa molekul besar menjadi molekul kecil, sedang fotosintesis sebaliknya. 37. Di manakah proses kimiawi saat respirasi terjadi ? a. Mitokondria c. Klorofil b. Stomata d. RE kasar b) Respirasi terjadi pada bagian stomata, karena dekat dengan lingkungan luar. a) Respirasi terjadi pada bagian sel yaitu mitokondria. 38. Gas apa yang dikeluarkan oleh tumbuhan ? a. O2 c. O2 dan CO2 b. CO2 d. H2O b) Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan adalah gas karbon dioksida karena tumbuhan bernapas mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida. c) Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan adalah gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen dihasilkan saat fotosintesis, dan karbon dioksida dihasilkan saat proses respirasi tumbuhan. Menentukan gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan 81 Respirasi Tumbuhan dan Fotosintesis Fotosintesis 39. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan ? a. O2 c. O2 dan CO2 b. CO2 d. H2O a) Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah gas CO2 karena CO2 digunakan untuk proses fotosintesis. c) Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen dihasilkan saat fotosintesis, dan karbon dioksida dihasilkan saat proses respirasi tumbuhan. 40. Perhatikan gambar berikut ! c) Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah CO2 dan O2. a) Dari percobaan tersebut, gas yang hanya dihasilkan oleh tumbuhan adalah oksigen, karena gas tersebut yang menyebabkan tikus dapat hidup dan lilin tetap menyala. Menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan Mengetahui pembuktian percobaan Priestley mengenai fotosintesis Dari percobaan tersebut, gas apakah yang dihasilkan oleh tumbuhan ? a. O2 c. O2 dan CO2 b. CO2 d. H2O 82 Lampiran 4 LEMBAR SOAL FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN PETUNJUK : 1. Bacalah do’a sebelum mengerjakan soal. 2. Jawablah soal pilihan ganda dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom PILIHAN JAWABAN A, B, C, atau D di lembar jawaban. 3. Berikanlah alasan dari jawaban pilihan ganda yang telah Anda pilih pada kolom yang telah disediakan. 4. Setelah itu, pilih salah satu kolom TINGKAT KEYAKINAN (CRI) 0, 1, 2, 3, 4, atau 5 dengan memberi tanda silang (X) di lembar jawaban. 1. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari ? a. Karbon dioksida c. Nitrogen b. Oksigen d. Karbon 2. Gas apakah yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling banyak ketika tidak ada energi cahaya sama sekali ? a. Karbon dioksida c. Nitrogen b. Oksigen d. Karbon 3. Gas apakah yang diambil oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling banyak pada kondisi tercukupinya energi cahaya ? a. Karbon dioksida c. Nitrogen b. Oksigen d. Karbon 4. Manakah dari persamaan berikut ini yang mewakili keseluruhan proses fotosintesis ? a. C6H12O6 + O2 b. CO2 + H2O CO2 + H2O C6H12O6 + O2 c. CO2 + H2O + energi → C6H12O6 + O2 d. C6H12O6 + O2 → energi + CO2 + H2O 5. Manakah keuntungan yang diperoleh bagi tanaman ketika fotosintesis ? a. Pengikatan karbon dioksida dari udara b. Konversi dari energi cahaya ke energi kimia c. Produksi oksigen sebagai hasil dari fotosintesis d. Pelepasan oksigen ke udara. 6. Proses manakah yang tidak dapat membentuk senyawa karbon dioksida ? a. Fermentasi (pembusukan) c. Fotosintesis tumbuhan b. Pernapasan pada manusia d. Pembakaran gula 7. Di mana proses fotosintesis terjadi ? a. Sel-sel sklerenkim b. Sel-sel kolenkim c. Sel-sel penjaga d. Sel-sel parenkim 92 Lampiran 4 LEMBAR SOAL FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN 8. Apakah fungsi dari klorofil pada proses fotosintesis ? a. Mengikat CO2 dan merubahnya menjadi glukosa b. Menangkap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia c. Melepaskan oksigen dari karbondioksida d. Menyerap sinar terutama sinar hijau 9. Dimana tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis ? a. Jaringan epidermis c. Jaringan parenkim spons b. Jaringan parenkim palisade d. Jaringan pengangkut 10. Manakah faktor-faktor berikut ini yang tidak berpengaruh dalam meningkatkan aktifitas fotosintesis? a. penambahan konsentrasi CO2 c. suhu optimum fotosintesis b. penambahan konsentrasi O2 udara d. penambahan intensitas sinar violet 11. Perhatikan perangkat percobaan ini ! Manakah pernyataan berikut yang salah mengenai percobaan tersebut ? a. Percobaan tersebut menghasilkan gas oksigen. b. Percobaan tersebut menghasilkan gas karbon dioksida karena proses respirasi. c. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa fotosintesis. d. Tumbuhan Hydrilla menghasilkan amilum. 12. Pada fotosintesis, di manakah reaksi pengikatan CO2 berlangsung ? a. Klorofil c. Kloroplas b. Sitoplasma d. Stomata 13. Manakah organel pada tumbuhan berikut yang berfungsi menangkap cahaya ? a. Kloroplas c. Stroma b. Karoten d. Sitoplasma 14. Bagian tumbuhan manakah yang berfungsi sebagai organ pernapasan pada tumbuhan ? a. Daun c. Akar b. Batang d. Jawaban a,b,c benar. 93 Lampiran 4 LEMBAR SOAL FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN 15. Manakah pernyataan berikut yang benar mengenai pernapasan pada tumbuhan ? a. Daun merupakan satu-satunya organ pernapasan pada tumbuhan. b. Pada batang tumbuhan tidak terjadi pertukaran gas untuk bernapas. c. H2O bukan merupakan hasil respirasi tumbuhan karena H2O diperoleh dari tanah. d. Akar, batang , dan daun memiliki organ untuk melakukan pernapasan. 16. Di mana respirasi tumbuhan terjadi ? a. hanya sel akar b. di setiap sel tumbuhan c. hanya pada sel-sel daun d. hanya sel batang 17. Apa yang dimaksud dengan respirasi ? a. proses kimiawi yang terjadi pada seluruh sel hidup tumbuhan dan hewan. b. proses kimiawi yang terjadi pada sel tumbuhan tetapi tidak pada sel hewan. c. proses kimiawi yang terjadi hanya pada sel hewan tetapi tidak pada sel tumbuhan. d. Proses kimiawi yang terjadi pada sel-sel tertentu pada tumbuhan dan hewan. 18. Manakah pernyataan berikut yang paling benar mengenai respirasi pada tumbuhan? a. proses kimiawi oleh tumbuhan untuk membuat makanan dari air dan karbon dioksida. b. proses kimiawi dimana energi yang disimpan dalam makanan dilepaskan dengan menggunakan oksigen. c. pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen melalui stomata. d. proses yang tidak terjadi pada tumbuhan ketika fotosintesis berlangsung. 19. Kapan tumbuhan bernapas? a. Hanya pada malam hari (ketika tidak ada energi cahaya). b. Hanya pada siang hari (ketika ada cahaya). c. Sepanjang waktu (ada atau tidaknya energi cahaya). d. Ketika ada karbon dioksida. 20. Manakah persamaan berikut yang mewakili proses respirasi pada tumbuhan ? a. Glukosa + oksigen → energi + karbon dioksida + air. b. Karbon dioksida + air → energi + glukosa + oksigen. c. Karbon dioksida + air oksigen + glukosa. d. Glukosa + oksigen → karbon dioksida + air. 21. Mengapa proses fotosintesis dan respirasi berbeda ? a. Karena pada proses respirasi terjadi pemecahan senyawa molekul kompleks menjadi molekul sederhana, sedangkan fotosintesis sebaliknya b. Karena pada proses fotosintesis terjadi pemecahan senyawa molekul kompleks menjadi molekul sederhana, sedangkan respirasi sebaliknya c. Karena pada proses respirasi terjadi penyusunan senyawa molekul kompleks menjadi molekul sederhana, sedangkan fotosintesis sebaliknya d. Karena pada proses fotosintesis terjadi penyusunan senyawa molekul kompleks menjadi molekul sederhana, sedangkan respirasi sebaliknya 94 Lampiran 4 LEMBAR SOAL FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN 22. Di manakah proses kimiawi saat respirasi terjadi ? a. Mitokondria c. Klorofil b. Stomata d. RE kasar 23. Gas apa yang dikeluarkan oleh tumbuhan ? a. O2 c. O2 dan CO2 b. CO2 d. H2O 24. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan ? a. O2 c. O2 dan CO2 b. CO2 d. H2O 25. Perhatikan gambar berikut ! Dari percobaan tersebut, gas apakah yang dihasilkan oleh tumbuhan ? a. O2 c. O2 dan CO2 b. CO2 d. H2O 95 LEMBAR JAWABAN Lampiran 4 Nama : .......................................... Kelas : .......................................... * Keterangan TINGKAT KEYAKINAN (CRI) : 0 = Tidak Tahu 3 = Yakin 1 = Agak Tahu 4 = Agak Yakin 2 = Tidak Yakin 5 = Sangat Yakin PILIHAN JAWABAN NO. ALASAN TINGKAT KEYAKINAN (CRI)* 1. A B C D 0 1 2 3 4 5 2. A B C D 0 1 2 3 4 5 3. A B C D 0 1 2 3 4 5 4. A B C D 0 1 2 3 4 5 5. A B C D 0 1 2 3 4 5 6. A B C D 0 1 2 3 4 5 7. A B C D 0 1 2 3 4 5 8. A B C D 0 1 2 3 4 5 96 LEMBAR JAWABAN Lampiran 4 PILIHAN JAWABAN NO. ALASAN TINGKAT KEYAKINAN (CRI)* 9. A B C D 0 1 2 3 4 5 10. A B C D 0 1 2 3 4 5 11. A B C D 0 1 2 3 4 5 12. A B C D 0 1 2 3 4 5 13. A B C D 0 1 2 3 4 5 14. A B C D 0 1 2 3 4 5 15. A B C D 0 1 2 3 4 5 16. A B C D 0 1 2 3 4 5 17. A B C D 0 1 2 3 4 5 18. A B C D 0 1 2 3 4 5 97 LEMBAR JAWABAN Lampiran 4 PILIHAN JAWABAN NO. ALASAN TINGKAT KEYAKINAN (CRI)* 19. A B C D 0 1 2 3 4 5 20. A B C D 0 1 2 3 4 5 21. A B C D 0 1 2 3 4 5 22. A B C D 0 1 2 3 4 5 23. A B C D 0 1 2 3 4 5 24. A B C D 0 1 2 3 4 5 25. A B C D 0 1 2 3 4 5 98 Lampiran 5 REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMAN A TANGERANG SELATAN MENGGUNAKAN TEKNIK CRI DENGAN BENTUK TES PILIHAN GANDA BERALASAN TERTUTUP S Siswa Persentase 9 19,15% 3 6,38% 1 2,13% 34 72,34% BUTIR 2 S Siswa 8 2 0 37 Persentase 17,02% 4,26% 0,00% 78,72% BUTIR 3 S Siswa 15 10 1 21 Persentase 31,91% 21,28% 2,13% 44,68% BUTIR 4 S Siswa 11 3 0 33 Persentase 23,40% 6,38% 0,00% 70,21% BUTIR 5 S Siswa 11 4 0 32 Persentase 23,40% 8,51% 0,00% 68,09% BUTIR 6 S Siswa 8 23 2 14 Persentase 17,02% 48,94% 4,26% 29,79% BUTIR 1 : Gas yang digunakan untuk respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Gas hasil respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Gas yang digunakan dalam fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Persamaan kimiawi fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Proses2 kehidupan yang menghasilkan CO2 TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI 99 Lampiran 5 BUTIR 7 S Siswa 25 3 3 16 Persentase 53,19% 6,38% 6,38% 34,04% BUTIR 8 S Siswa 10 9 2 26 Persentase 21,28% 19,15% 4,26% 55,32% BUTIR 9 S Siswa 18 1 6 22 Persentase 38,30% 2,13% 12,77% 46,81% BUTIR 10 S Siswa 9 16 1 21 Persentase 19,15% 34,04% 2,13% 44,68% BUTIR 11 S Siswa 11 11 1 24 Persentase 23,40% 23,40% 2,13% 51,06% BUTIR 12 S Siswa 22 2 0 23 Persentase 46,81% 4,26% 0,00% 48,94% BUTIR 13 S Siswa 20 0 0 27 Persentase 42,55% 0,00% 0,00% 57,45% : Letak fotosintesis pada daun TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Fungsi klorofil TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Tmpt penympnan smentra hsil fotosntsis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Faktor yg tidk berpengaruh dlm fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Tempat pengikatan CO2 pada fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Organel pada tumbuhan yg mnangkap cahaya TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI 100 Lampiran 5 BUTIR 14 S Siswa 8 10 2 27 Persentase 17,02% 21,28% 4,26% 57,45% BUTIR 15 S Siswa 11 12 1 23 Persentase 23,40% 25,53% 2,13% 48,94% BUTIR 16 S Siswa 17 12 3 15 Persentase 36,17% 25,53% 6,38% 31,91% BUTIR 17 S Siswa 10 14 1 22 Persentase 21,28% 29,79% 2,13% 46,81% BUTIR 18 S Siswa 19 4 2 22 Persentase 40,43% 8,51% 4,26% 46,81% BUTIR 19 S Siswa 10 9 0 28 Persentase 21,28% 19,15% 0,00% 59,57% BUTIR 20 S Siswa 10 3 4 30 Persentase 21,28% 6,38% 8,51% 63,83% : Bagian tumbuhan untuk bernapas TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Pernyataan mengenai pernapasan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Letak respirasi pada tumbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Pengertian respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Pernyataan mengenai respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Waktu tumbuhan bernapas TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Persamaan kimiawi respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI 101 Lampiran 5 BUTIR 21 S Siswa 9 22 0 16 Persentase 19,15% 46,81% 0,00% 34,04% BUTIR 22 S Siswa 22 10 0 15 Persentase 46,81% 21,28% 0,00% 31,91% BUTIR 23 S Siswa 9 1 0 37 Persentase 19,15% 2,13% 0,00% 78,72% BUTIR 24 S Siswa 7 2 1 37 Persentase 14,89% 4,26% 2,13% 78,72% BUTIR 25 S Siswa 11 24 0 12 Persentase 23,40% 51,06% 0,00% 25,53% : Perbedaan respirasi dengan fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Letak proses kimiawi respirasi pada tmbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Gas yang digunakan oleh tumbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Percobaan mengenai fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN A PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆(%) = 𝜮 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 − 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒕𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊 × 𝟏𝟎𝟎% 𝜮 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 102 Lampiran 6 REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMAN B TANGERANG SELATAN MENGGUNAKAN TEKNIK CRI DENGAN BENTUK TES PILIHAN GANDA BERALASAN TERTUTUP BUTIR 1 S Siswa 22 4 2 48 Persentase 28,95% 5,26% 2,63% 63,16% BUTIR 2 S Siswa 28 4 1 43 Persentase 36,84% 5,26% 1,32% 56,58% BUTIR 3 S Siswa 40 9 2 25 Persentase 52,63% 11,84% 2,63% 32,89% BUTIR 4 S Siswa 47 4 0 25 Persentase 61,84% 5,26% 0,00% 32,89% BUTIR 5 S Siswa 54 2 0 20 Persentase 71,05% 2,63% 0,00% 26,32% BUTIR 6 S Siswa 42 10 3 21 Persentase 55,26% 13,16% 3,95% 27,63% BUTIR 7 S Siswa 60 2 1 13 Persentase 78,95% 2,63% 1,32% 17,11% : Gas yang digunakan untuk respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Gas hasil respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Gas yang digunakan dalam fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Persamaan kimiawi fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Proses2 kehidupan yang menghasilkan CO2 TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Letak fotosintesis pada daun TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI 103 Lampiran 6 BUTIR 8 S Siswa 48 13 2 13 Persentase 63,16% 17,11% 2,63% 17,11% BUTIR 9 S Siswa 67 4 1 4 Persentase 88,16% 5,26% 1,32% 5,26% BUTIR 10 S Siswa 51 10 3 12 Persentase 67,11% 13,16% 3,95% 15,79% BUTIR 11 S Siswa 53 2 2 19 Persentase 69,74% 2,63% 2,63% 25,00% BUTIR 12 S Siswa 64 1 1 10 Persentase 84,21% 1,32% 1,32% 13,16% BUTIR 13 S Siswa 56 0 0 20 Persentase 73,68% 0,00% 0,00% 26,32% BUTIR 14 S Siswa 42 10 1 23 Persentase 55,26% 13,16% 1,32% 30,26% : Fungsi klorofil TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Tmpt penympnan smentra hsil fotosntsis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Faktor yg tidak berpengruh dlm fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Tempat pengikatan CO2 pada fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Organel pada tumbuhan yg mnangkap cahaya TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Bagian tumbuhan untuk bernapas TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI 104 Lampiran 6 BUTIR 15 S Siswa 53 8 2 13 Persentase 69,74% 10,53% 2,63% 17,11% BUTIR 16 S Siswa 52 4 2 18 Persentase 68,42% 5,26% 2,63% 23,68% BUTIR 17 S Siswa 50 3 0 23 Persentase 65,79% 3,95% 0,00% 30,26% BUTIR 18 S Siswa 58 1 1 16 Persentase 76,32% 1,32% 1,32% 21,05% BUTIR 19 S Siswa 42 5 1 28 Persentase 55,26% 6,58% 1,32% 36,84% BUTIR 20 S Siswa 64 1 0 11 Persentase 84,21% 1,32% 0,00% 14,47% BUTIR 21 S Siswa 71 2 1 2 Persentase 93,42% 2,63% 1,32% 2,63% : Pernyataan mengenai pernapasan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Letak respirasi pada tumbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Pengertian respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Pernyataan mengenai respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Waktu tumbuhan bernapas TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Persamaan kimiawi respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Perbedaan respirasi dengan fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI 105 Lampiran 6 BUTIR 22 S Siswa 63 2 2 9 Persentase 82,89% 2,63% 2,63% 11,84% BUTIR 23 S Siswa 38 1 0 37 Persentase 50,00% 1,32% 0,00% 48,68% BUTIR 24 S Siswa 35 1 0 40 Persentase 46,05% 1,32% 0,00% 52,63% BUTIR 25 S Siswa 39 6 0 31 Persentase 51,32% 7,89% 0,00% 40,79% : Letak proses kimiawi respirasi pada tmbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Gas yang digunakan oleh tumbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI : Percobaan mengenai fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN B PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN TANGERANG SELATAN MISKONSEPSI 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆(%) = 𝜮 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 − 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒕𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊 × 𝟏𝟎𝟎% 𝜮 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 106 Lampiran 7 REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMAN C TANGERANG SELATAN MENGGUNAKAN TEKNIK CRI DENGAN BENTUK TES PILIHAN GANDA BERALASAN TERTUTUP BUTIR 1 : Gas yang digunakan untuk respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 18 7 0 46 Persentase 25,35% 9,86% 0,00% 64,79% BUTIR 2 : Gas hasil respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 22 0 0 49 Persentase 30,99% 0,00% 0,00% 69,01% BUTIR 3 : Gas yang digunakan dalam fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 31 13 1 26 Persentase 43,66% 18,31% 1,41% 36,62% BUTIR 4 : Persamaan kimiawi fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 36 7 0 28 Persentase 50,70% 9,86% 0,00% 39,44% BUTIR 5 : Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 30 8 0 33 Persentase 42,25% 11,27% 0,00% 46,48% BUTIR 6 : Proses2 kehidupan yang menghasilkan CO2 TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 17 25 0 29 Persentase 23,94% 35,21% 0,00% 40,85% BUTIR 7 S Siswa 41 18 2 10 Persentase 57,75% 25,35% 2,82% 14,08% : Letak fotosintesis pada daun TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI 107 Lampiran 7 BUTIR 8 : Fungsi klorofil TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 27 9 1 34 Persentase 38,03% 12,68% 1,41% 47,89% BUTIR 9 : Tmpt penympnan smentra hsil fotosntsis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 41 12 2 16 Persentase 57,75% 16,90% 2,82% 22,54% BUTIR 10 : Faktor yg tdk berpengaruh dlm fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 23 10 3 35 Persentase 32,39% 14,08% 4,23% 49,30% BUTIR 11 : Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 37 13 2 19 Persentase 52,11% 18,31% 2,82% 26,76% BUTIR 12 : Letak pengikatan CO2 pada fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 36 5 1 29 Persentase 50,70% 7,04% 1,41% 40,85% BUTIR 13 : Organel pada tumbuhan yg mnangkap cahaya TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 38 0 0 33 Persentase 53,52% 0,00% 0,00% 46,48% BUTIR 14 S Siswa 27 2 1 41 Persentase 38,03% 2,82% 1,41% 57,75% : Bagian tumbuhan untuk bernapas TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI 108 Lampiran 7 BUTIR 15 : Pernyataan mengenai pernapasan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 44 1 0 26 Persentase 61,97% 1,41% 0,00% 36,62% BUTIR 16 : Letak respirasi pada tumbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 55 1 0 15 Persentase 77,46% 1,41% 0,00% 21,13% BUTIR 17 : Pengertian respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 59 3 0 9 Persentase 83,10% 4,23% 0,00% 12,68% BUTIR 18 : Pernyataan mengenai respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 66 1 0 4 Persentase 92,96% 1,41% 0,00% 5,63% BUTIR 19 : Waktu tumbuhan bernapas TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 34 19 2 16 Persentase 47,89% 26,76% 2,82% 22,54% BUTIR 20 : Persamaan kimiawi respirasi TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 58 1 0 12 Persentase 81,69% 1,41% 0,00% 16,90% BUTIR 21 S Siswa 60 4 0 7 Persentase 84,51% 5,63% 0,00% 9,86% : Perbedaan respirasi dengan fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI 109 Lampiran 7 BUTIR 22 : Letak proses kimiawi respirasi pada tmbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 55 5 1 10 Persentase 77,46% 7,04% 1,41% 14,08% BUTIR 23 : Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 30 4 0 37 Persentase 42,25% 5,63% 0,00% 52,11% BUTIR 24 : Gas yang digunakan oleh tumbuhan TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI S Siswa 36 4 0 31 Persentase 50,70% 5,63% 0,00% 43,66% BUTIR 25 S Siswa 26 30 4 11 Persentase 36,62% 42,25% 5,63% 15,49% : Percobaan mengenai fotosintesis TIDAK TAHU KONSEP JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK SISWA SMAN C TANGERANG PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN SELATAN MISKONSEPSI 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆(%) = 𝜮 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 − 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒕𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊 × 𝟏𝟎𝟎% 𝜮 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 110 Lampiran 8 Hasil Rekapitulasi Siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan Per Butir Soal Butir 1 SMA N A : Gas yang digunakan untuk Respirasi Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 9 3 1 Miskonsepsi TOTAL 34 47 SMA N B 22 4 2 48 76 SMA N C TOTAL Persentase 18 49 25,258% 7 14 7,216% 0 3 1,546% 46 128 65,979% 71 194 Miskonsepsi TOTAL 37 43 49 129 66,495% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 21 25 26 72 37,113% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 33 25 28 86 44,330% 47 76 71 194 Butir 2 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 3 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 4 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase : Gas Hasil Respirasi Tumbuhan Tidak Tahu Konsep Paham Konsep dengan Baik 8 28 22 58 29,897% 2 4 0 6 3,093% Paham Konsep tetapi Kurang Yakin 0 1 0 1 0,515% : Gas digunakan dalam fotosintesis Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 15 10 1 40 9 2 31 13 1 86 32 4 44,330% 16,495% 2,062% : Persamaan Kimiawi Fotosintesis Tidak Tahu Konsep Paham Konsep dengan Baik 11 47 36 94 48,454% 3 4 7 14 7,216% Paham Konsep tetapi Kurang Yakin 0 0 0 0 0,000% 111 Lampiran 8 Butir 5 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 6 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 7 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 8 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 9 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase : Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 11 4 0 54 2 0 30 8 0 95 14 0 48,969% 7,216% 0,000% Miskonsepsi TOTAL 32 20 33 85 43,814% 47 76 71 194 : Proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO2 Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Miskonsepsi Konsep dengan Baik Yakin 8 23 2 14 42 10 3 21 17 25 0 29 67 58 5 64 34,536% 29,897% 2,577% 32,990% TOTAL 47 76 71 194 : Letak fotosintesis pada daun Tidak Tahu Konsep Paham Konsep dengan Baik 25 60 41 126 64,948% 3 2 18 23 11,856% Paham Konsep tetapi Kurang Yakin 3 1 2 6 3,093% Miskonsepsi TOTAL 16 13 10 39 20,103% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 26 13 34 73 37,629% 47 76 71 194 : Fungsi Klorofil Tidak Tahu Konsep Paham Konsep dengan Baik 10 48 27 85 43,814% 9 13 9 31 15,979% Paham Konsep tetapi Kurang Yakin 2 2 1 5 2,577% : Tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep Miskonsepsi tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 18 1 6 22 67 4 1 4 41 12 2 16 126 17 9 42 64,948% 8,763% 4,639% 21,649% 112 TOTAL 47 76 71 194 Lampiran 8 Butir 10 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 11 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 12 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 13 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 14 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase : Faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Miskonsepsi Konsep dengan Baik Yakin 9 16 1 21 51 10 3 12 23 10 3 35 83 36 7 68 42,784% 18,557% 3,608% 35,052% : Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 11 11 1 53 2 2 37 13 2 101 26 5 52,062% 13,402% 2,577% : Tempat pengikatan CO2 pada fotosintesis Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 22 2 0 64 1 1 36 5 1 122 8 2 62,887% 4,124% 1,031% 113 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 24 19 19 62 31,959% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 23 10 29 62 31,959% 47 76 71 194 : Organel pada tumbuhan yang menangkap cahaya Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Miskonsepsi Konsep dengan Baik Yakin 20 0 0 27 56 0 0 20 38 0 0 33 114 0 0 80 58,763% 0,000% 0,000% 41,237% : Bagian tumbuhan untuk bernapas Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 8 10 2 42 10 1 27 2 1 77 22 4 39,691% 11,340% 2,062% TOTAL TOTAL 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 27 23 41 91 46,907% 47 76 71 194 Lampiran 8 Butir 15 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 16 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 17 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 18 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 19 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase : Pernyataan mengenai pernapasan Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 11 12 1 53 8 2 44 1 0 108 21 3 55,670% 10,825% 1,546% Miskonsepsi TOTAL 23 13 26 62 31,959% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 15 18 15 48 24,742% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 22 23 9 54 27,835% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 22 16 4 42 21,649% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 28 28 16 72 37,113% 47 76 71 194 : Letak respirasi pada tumbuhan Tidak Tahu Konsep Paham Konsep dengan Baik 17 52 55 124 63,918% 12 4 1 17 8,763% Paham Konsep tetapi Kurang Yakin 3 2 0 5 2,577% : Pengertian respirasi Tidak Tahu Konsep Paham Konsep dengan Baik 10 50 59 119 61,340% 14 3 3 20 10,309% Paham Konsep tetapi Kurang Yakin 1 0 0 1 0,515% : Pernyataan mengenai respirasi Tidak Tahu Konsep Paham Konsep dengan Baik 19 58 66 143 73,711% 4 1 1 6 3,093% Paham Konsep tetapi Kurang Yakin 2 1 0 3 1,546% : Waktu tumbuhan bernapas Tidak Tahu Konsep Paham Konsep dengan Baik 10 42 34 86 44,330% 9 5 19 33 17,010% Paham Konsep tetapi Kurang Yakin 0 1 2 3 1,546% 114 Lampiran 8 Butir 20 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 21 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 22 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 23 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase Butir 24 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase : Persamaan kimiawi respirasi Tidak Tahu Konsep Paham Konsep dengan Baik 10 64 58 132 68,041% 3 1 1 5 2,577% Paham Konsep tetapi Kurang Yakin 4 0 0 4 2,062% : Perbedaan respirasi dengan fotosintesis Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 9 22 0 71 2 1 60 4 0 140 28 1 72,165% 14,433% 0,515% : Letak proses kimiawi respirasi pada tumbuhan Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 22 10 0 63 2 2 55 1 5 140 13 7 72,165% 6,701% 3,608% : Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 9 1 0 38 1 0 30 4 0 77 6 0 39,691% 3,093% 0,000% : Gas yang digunakan oleh tumbuhan Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 7 2 1 35 1 0 36 4 0 78 7 1 40,206% 3,608% 0,515% 115 Miskonsepsi TOTAL 30 11 12 53 27,320% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 16 2 7 25 12,887% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 15 9 10 34 17,526% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 37 37 37 111 57,216% 47 76 71 194 Miskonsepsi TOTAL 37 40 31 108 55,670% 47 76 71 194 Lampiran 8 Butir 25 SMA N A SMA N B SMA N C TOTAL Persentase : Percobaan mengenai fotosintesis Paham Konsep Tidak Tahu Paham Konsep tetapi Kurang Konsep dengan Baik Yakin 11 24 0 39 6 0 26 30 4 76 60 4 39,175% 30,928% 2,062% 𝒇𝒌 × 𝟏𝟎𝟎% 𝒇𝒕 𝑃 = Persentase kategori 𝑓𝑘 = Jumlah siswa pada kategori "......" seluruh SMA 𝑓𝑡 = Jumlah seluruh siswa 𝑷 % = 116 Miskonsepsi TOTAL 12 31 11 54 27,835% 47 76 71 194 Lampiran 9 HASIL REKAPITULASI RATA-RATA PERSENTASE TINGKATAN PEMAHAMAN SISWA KONSEP FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN Kategori (rata-rata%) Indikator Soal PK PKKY M TTK 7,167 1,587 66,763 24,483 2. Menentukan gas yang merupakan hasil respirasi 3,173 0,440 68,103 28,283 3. Menentukan gas yang digunakan pada fotosintesis 17,143 2,057 38,063 42,733 4. Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis 7,173 0,000 47,513 45,313 5. Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis 7,470 0,000 46,963 45,567 6. Menentukan proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO-2 32,437 2,737 32,757 32,073 7. Mengetahui letak fotosintesis pada daun 11,453 3,507 21,743 63,297 8. Mengetahui fungsi klorofil 16,313 2,767 40,107 40,823 9. Mengetahui tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis 8,097 1. Menentukan gas yang digunakan untuk respirasi 5,637 24,870 61,403 10. Menentukan faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis 20,427 3,437 36,590 39,550 11. Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. 14,780 2,527 34,273 48,417 12. Mengetahui letak pengikatan CO2 pada fotosintesis 4,207 0,910 34,317 60,573 13. Menentukan organel pada tumbuhan yang berfungsi menangkap cahaya 0,000 0,000 43,417 56,583 14. Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk bernapas 12,420 2,330 48,487 36,770 15. Menentukan pernyataan mengenai pernapasan 12,490 1,587 34,223 51,703 16. Menentukan letak respirasi pada tumbuhan 10,733 3,003 25,573 60,683 17. Mengetahui pengertian respirasi 12,687 0,710 29,917 56,723 18. Menentukan pernyataan mengenai respirasi tumbuhan 3,747 19. Menentukan waktu tumbuhan bernapas 17,497 1,380 39,650 41,477 20. Menentukan persamaan kimiawi respirasi 3,037 21. Mengetahui perbedaan respirasi dengan fotosintesis 18,357 0,440 15,510 65,993 22. Menentukan organel respirasi 10,317 1,347 19,277 69,053 23. Menentukan gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan 3,027 0,000 59,837 37,133 24. Menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan 3,737 0,710 58,337 37,213 25. Mengetahui pembuktian percobaan Priestley mengenai fotosintesis RATA-RATA 117 1,860 24,497 69,903 2,837 31,733 62,393 33,733 1,877 27,270 37,113 11,665 1,747 37,992 48,610 Lampiran 10 Hasil Uji Kai Kuadrat Per Butir Soal Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Butir 1 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Gas yang digunakan untuk Respirasi f0 B=ft f0 -ft A=(f 0 - f t )2 9 12 -3 9 3 3 0 0 1 1 0 0 34 31 3 9 22 19 3 9 4 5 -1 1 2 1 1 1 48 50 -2 4 18 18 0 0 7 5 2 4 0 1 -1 1 46 47 -1 1 194 194 0 39 Butir 2 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Gas Hasil Respirasi Tumbuhan f0 B=ft f0 -ft 8 14 -6 2 1 1 0 0 0 37 31 6 28 23 5 4 2 2 1 0 1 43 51 -8 22 21 1 0 2 -2 0 0 0 49 47 2 194 194 0 Butir 3 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Gas yang digunakan dalam fotosintesis f0 B=ft f0 -ft A=(f 0 - f t )2 15 21 -6 36 10 8 2 4 1 1 0 0 21 17 4 16 40 34 6 36 9 13 -4 16 2 2 0 0 25 28 -3 9 31 31 0 0 13 12 1 1 1 1 0 0 26 26 0 0 194 194 0 118 A/B 0,758 0,000 0,000 0,290 0,469 0,182 0,851 0,080 0,000 0,781 0,911 0,021 4,343 A/B A=(f 0 - f t )2 36 2,562 1 0,688 0 0,000 36 1,152 25 1,100 4 1,702 1 2,553 64 1,266 1 0,047 4 1,822 0 0,000 4 0,085 176 12,976 118 A/B 1,728 0,516 0,000 0,917 1,069 1,276 0,000 0,319 0,000 0,085 0,000 0,000 5,910 Rentang Df/Db 5% 1% 12,592 𝒇𝒕 = 16,812 𝜮𝒇𝒌 × 𝜮𝒇𝒃 𝜮𝑻 𝑓𝑡 = frekuensi harapan 𝑓𝑘 = frekuensi kolom 𝑓𝑏 = frekuensi baris 𝑇= frekuensi baris kolom Lampiran 10 Butir 4 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Persamaan Kimiawi Fotosintesis f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 11 23 -12 144 6,323 3 3 0 0 0,000 0 0 0 0 0,000 33 21 12 144 6,911 47 37 10 100 2,716 4 5 -1 1 0,182 0 0 0 0 0,000 25 34 -9 81 2,404 36 34 2 4 0,116 7 5 2 4 0,781 0 0 0 0 0,000 28 31 -3 9 0,286 194 194 0 487 19,720 Butir 5 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis 2 f0 B=ft f0 -ft A=(f 0 - f t ) Butir 6 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO2 f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 8 16 -8 64 3,943 23 14 9 81 5,764 2 1 1 1 0,826 14 16 -2 2 0,129 42 26 16 256 9,753 10 23 -13 169 7,438 3 2 1 1 0,511 21 25 -4 16 0,638 17 25 -8 64 2,610 25 21 4 16 0,754 0 2 -2 4 2,186 29 23 6 36 1,537 194 194 0 710 36,088 11 4 0 32 54 2 0 20 30 8 0 33 194 23 3 0 21 37 5 0 33 35 5 0 31 194 -12 1 0 11 17 -3 0 -13 -5 3 0 2 0 144 0 0 121 289 9 0 169 25 9 0 4 770 119 A/B 6,273 0,109 0,000 5,876 7,765 1,641 0,000 5,075 0,719 1,757 0,000 0,115 29,330 Lampiran 10 Butir 7 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Letak fotosintesis pada daun f0 B=ft f0 -ft 25 31 -6 3 6 -3 3 1 2 16 9 7 60 49 11 2 9 -7 1 2 -1 13 15 -2 41 46 -5 18 8 10 2 2 0 10 14 -4 194 194 0 Butir 8 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Fungsi Klorofil f0 B=ft Butir 9 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 18 31 -13 169 5,536 1 4 -3 9 2,185 6 2 4 16 7,338 22 10 12 144 14,152 67 49 18 324 6,564 4 7 -3 9 1,351 1 4 -3 9 2,553 4 16 -12 144 8,752 41 46 -5 25 0,542 12 6 6 36 5,786 2 3 -1 1 0,304 16 15 1 1 0,065 194 194 0 887 55,128 10 9 2 26 48 13 2 13 27 9 1 34 194 21 8 1 18 33 12 2 29 31 11 2 27 194 f0 -ft -11 1 1 8 15 1 0 -16 -4 -2 -1 7 0 A/B A=(f 0 - f t )2 36 1,179 9 1,615 4 2,752 49 5,186 121 2,451 49 5,438 1 0,425 4 0,262 25 0,542 100 11,880 0 0,000 16 1,121 414 32,852 A/B A=(f 0 - f t )2 121 5,876 1 0,133 1 0,826 64 3,619 225 6,757 1 0,082 0 0,000 256 8,952 16 0,514 4 0,353 1 0,546 49 1,834 739 29,492 120 Lampiran 10 Butir 10 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 9 20 -11 121 6,017 16 9 7 49 5,618 1 2 -1 0 0,000 21 16 5 25 1,518 51 33 18 324 9,964 10 14 -4 16 1,135 3 3 0 0 0,000 12 27 -15 225 8,446 23 30 -7 49 1,613 10 13 -3 9 0,683 3 3 0 0 0,000 35 25 10 100 4,018 194 194 0 918 39,013 Butir 11 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp. f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 11 24 -13 169 6,907 11 6 5 25 3,969 1 1 0 0 0,000 24 15 9 81 5,393 53 40 13 169 4,271 2 10 -8 64 6,283 2 2 0 0 0,000 19 24 -5 25 1,029 37 37 0 0 0,000 13 10 3 9 0,946 2 2 0 0 0,000 19 23 -4 16 0,705 194 194 0 558 29,503 Butir 12 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Tempat pengikatan CO2 pada fotosintesis f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 22 30 -8 64 2,165 2 2 0 0 0,000 0 0 0 0 0,000 23 15 8 64 4,261 64 48 16 256 5,356 1 3 -2 4 1,276 1 1 0 0 0,000 10 24 -14 196 8,070 36 45 -9 81 1,814 5 3 2 4 1,366 1 1 0 0 0,000 29 23 6 36 1,587 194 194 0 705 25,895 121 Lampiran 10 Butir 13 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Organel pada tumbuhan yang menangkap cahaya f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 20 28 -8 64 2,317 0 0 0 0 0,000 0 0 0 0 0,000 27 19 8 64 3,302 56 45 11 121 2,709 0 0 0 0 0,000 0 0 0 0 0,000 20 31 -11 121 3,861 38 42 -4 16 0,383 0 0 0 0 0,000 0 0 0 0 0,000 33 29 4 16 0,546 194 194 0 402 13,120 Butir 14 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Bagian tumbuhan untuk bernapas f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 8 19 -11 121 6,486 10 5 5 25 4,691 2 1 1 1 1,032 27 22 5 25 1,134 42 30 12 144 4,774 10 9 1 1 0,116 1 2 -1 1 0,638 23 36 -13 169 4,741 27 28 -1 1 0,035 2 8 -6 36 4,471 1 1 0 0 0,000 41 33 8 64 1,922 194 194 0 588 30,040 Butir 15 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Pernyataan mengenai pernapasan f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 11 26 -15 225 8,599 12 5 7 49 9,631 1 1 0 0 0,000 23 15 8 64 4,261 53 42 11 121 2,860 8 8 0 0 0,000 2 1 1 1 0,851 13 24 -11 121 4,982 44 40 4 16 0,405 1 8 -7 49 6,376 0 1 -1 1 0,911 26 23 3 9 0,397 194 194 0 656 39,272 122 Lampiran 10 Butir 16 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Letak respirasi pada tumbuhan f0 B=ft f0 -ft 17 30 -13 12 4 8 3 1 2 15 12 3 52 49 3 4 7 -3 2 2 0 18 19 -1 55 45 10 1 6 -5 0 2 -2 15 18 -3 194 194 0 Butir 17 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Pengertian respirasi f0 B=ft Butir 18 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Pernyataan mengenai respirasi f0 B=ft f0 -ft 19 35 -16 4 1 3 2 1 1 22 10 12 58 56 2 1 2 -1 1 1 0 16 16 0 66 52 14 1 2 -1 0 1 -1 4 15 -11 194 194 0 10 14 1 22 50 3 0 23 59 3 0 9 194 29 5 0 13 47 8 0 21 44 7 0 20 194 f0 -ft -19 9 1 9 3 -5 0 2 15 -4 0 -11 0 A/B A=(f 0 - f t )2 169 5,626 64 15,539 4 3,302 9 0,774 9 0,185 9 1,351 0 0,000 1 0,053 100 2,204 25 4,018 4 2,186 9 0,512 403 35,751 A/B A=(f 0 - f t )2 361 12,522 81 16,717 1 4,128 81 6,191 9 0,193 25 3,191 0 0,000 4 0,189 225 5,166 16 2,186 0 0,000 121 6,123 924 56,606 A/B A=(f 0 - f t )2 256 7,389 9 6,191 1 1,376 144 14,152 4 0,071 1 0,425 0 0,000 0 0,000 196 3,745 1 0,455 1 0,911 121 7,872 734 42,589 123 Lampiran 10 Butir 19 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Waktu tumbuhan bernapas f0 B=ft f0 -ft 10 21 -11 9 8 1 0 1 -1 28 17 11 42 34 8 5 13 -8 1 1 0 28 28 0 34 31 3 19 12 7 2 1 1 16 26 -10 194 194 0 Butir 20 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Persamaan kimiawi respirasi f0 B=ft f0 -ft Butir 21 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Perbedaan respirasi dengan fotosintesis f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 9 34 -25 625 18,427 22 7 15 225 33,169 0 0 0 0 0,000 16 6 10 100 16,511 71 55 16 256 4,668 2 11 -9 81 7,384 1 0 1 1 2,553 2 10 -8 64 6,535 60 51 9 81 1,581 4 10 -6 36 3,513 0 0 0 0 0,000 7 9 -2 4 0,437 194 194 0 1473 94,777 10 3 4 30 64 1 0 11 58 1 0 12 194 32 1 1 13 52 2 2 21 48 2 1 19 194 -22 2 3 17 12 -1 -2 -10 10 -1 -1 -7 0 A/B A=(f 0 - f t )2 121 5,808 1 0,125 1 1,376 121 6,937 64 1,900 64 4,951 0 0,000 0 0,000 9 0,286 49 4,057 1 0,911 100 3,795 531 30,144 A/B A=(f 0 - f t )2 484 15,135 4 3,302 9 9,287 289 22,507 144 2,785 1 0,511 4 2,553 100 4,816 100 2,070 1 0,546 1 0,683 49 2,526 1186 66,721 124 Lampiran 10 Butir 22 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Letak proses kimiawi respirasi pada tumbuhan f0 B=ft f0 -ft A=(f 0 - f t )2 22 34 -12 144 10 3 7 49 0 2 -2 4 15 8 7 49 63 55 8 64 2 5 -3 9 2 3 -1 1 9 13 -4 16 55 51 4 16 5 5 0 0 1 3 -2 4 10 12 -2 4 194 194 0 360 Butir 23 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 9 19 -10 100 5,361 1 1 0 0 0,000 0 0 0 0 0,000 37 27 10 100 3,719 38 30 8 64 2,122 1 2 -1 1 0,425 0 0 0 0 0,000 37 43 -6 36 0,828 30 28 2 4 0,142 4 2 2 4 1,822 0 0 0 0 0,000 37 41 -4 16 0,394 194 194 0 325 14,812 Butir 24 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Gas yang digunakan oleh tumbuhan f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 7 19 -12 144 7,620 2 2 0 0 0,000 1 0 1 1 4,128 37 26 11 121 4,625 35 31 4 16 0,524 1 3 -2 4 1,459 0 0 0 0 0,000 40 42 -2 4 0,095 36 29 7 49 1,717 4 3 1 1 0,390 0 0 0 0 0,000 31 40 -9 81 2,049 194 194 0 421 22,605 125 A/B 4,246 15,558 2,359 5,949 1,167 1,767 0,365 1,201 0,312 0,000 1,561 0,321 34,806 Lampiran 10 Butir 25 No Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total : Percobaan mengenai fotosintesis f0 B=ft f0 -ft A/B A=(f 0 - f t )2 11 18 -7 49 2,661 24 15 9 81 5,572 0 1 -1 1 1,032 12 13 -1 1 0,076 39 30 9 81 2,721 6 24 -18 324 13,784 0 2 -2 4 2,553 31 21 10 100 4,727 26 28 -2 4 0,144 30 22 8 64 2,915 4 1 3 9 6,148 11 20 -9 81 4,099 194 194 0 799 46,431 126 Lampiran 11 DAFTAR NILAI RATA-RATA PER KABUPATEN/KOTA HASIL UJIAN NASIONAL BIOLOGI JENJANG SMA NEGERI No. Kabupaten/Kota Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata 1 Jakarta 7,64 7,82 2 Kota Bogor 8,52 8,55 3 Kabupaten Bogor 7,93 8,24 4 Depok 8,58 8,22 5 Tangerang Selatan 7,82 7,97 6 Kabupaten Bekasi 8,21 8,31 7 Kota Bekasi 8,64 8,34 8,19 8,21 Rata-rata Sumber : http://litbang.kemdikbud.go.id 127 Lampiran 12 Rekap Jawaban Miskonsepsi Siswa Tiap SMAN pada Butir 1, 2, 23, dan 24 1. Miskonsepsi siswa pada butir soal 1 di SMAN A Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 11. 12. 13. 14. Konsepsi Siswa Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena pada fotosintesis yang dibutuhkan adalah cahaya matahari, karbondioksida, dll. Sehingga jika tidak ada matahari karbondioksida dibutuhkan untuk fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena pada proses fotosintesis tumbuhan akan menggunakan karbondioksida sebagai sumber makanannya. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena CO2 sangat dibutuhkan dalam proses membuat makanan pada tumbuhan Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena di saat malam hari itulah proses pernapasan tumbuhan dilakukan. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena pada saat tidak ada cahaya matahari tumbuhan berusaha mencari O 2 sebagai ganti CO2 untuk fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena tumbuhan memerlukan karbondioksida yang dilepaskan oleh makhluk hidup untuk kebutuhan tumbuhan sendiri. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena saat itu tumbuhan tidak mendapat cahaya matahari, dan sebagai gantinya menyerap karbondioksida dari lingkungan. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena kalau oksigen penggunaannya ketika terdapat cahaya. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen, karena di dalam tumbuhan terdapat organ/jaringan yang dapat mengikat gas nitrogen untuk kelangsungan hidup tumbuhan tersebut jika tidak ada cahaya matahari. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena untuk proses fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen, karena kan nitrogen dihasilkan dari proses pembusukan yang disana pasti ada mikroorganisme kan yang hidup ya kalau O2 tidak tercukupi karena energi cahaya itu sendiri tidak ada, pindah ke nitrogen yang diserap. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena apabila tidak ada cahaya matahari tidak ada proses bertukarnya gas maka tumbuhan menggunakan oksigen untuk berespirasi . Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida. Tumbuhan tidak hanya bisa mencari makan dengan bantuan cahaya matahari / reaksi terang, namum tumbuhan juga dapat mencari dengan reaksi gelap. 128 Frekuensi % 3 7,895 1 2,632 2 5,263 9 23,684 4 10,526 3 7,895 3 7,895 1 2,632 2 5,623 4 10,526 2 5,263 1 2,632 2 5,263 Lampiran 12 15. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbon, karena pada saat reaksi gelap sedikit sekali terdapat oksigen dan energi dari cahaya matahari. 1 2,632 2. Miskonsepsi siswa pada butir soal 1 di SMAN B Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Konsepsi Siswa Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena pada fotosintesis yang dibutuhkan adalah cahaya matahari, karbondioksida, dll. Sehingga jika tidak ada matahari karbondioksida dibutuhkan untuk fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena CO2 sangat dibutuhkan dalam proses membuat makanan pada tumbuhan Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena di saat malam hari itulah proses pernapasan tumbuhan dilakukan. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena pada saat tidak ada cahaya matahari tumbuhan berusaha mencari O 2 sebagai ganti CO2 untuk fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena kalau oksigen penggunaannya ketika terdapat cahaya. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena untuk proses fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena tumbuhan menggunakan gas CO2 dalam respirasi dan melepaskan gas senyawa gas. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena apabila tidak ada cahaya matahari tidak ada proses bertukarnya gas maka tumbuhan menggunakan oksigen untuk berespirasi . Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida. Tumbuhan tidak hanya bisa mencari makan dengan bantuan cahaya matahari / reaksi terang, namum tumbuhan juga dapat mencari dengan reaksi gelap. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena tumbuhan melepas oksigen. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena pada saat gelap tumbuhan memerlukan CO2 untuk protein proses fotosintesis pada saat ada cahaya matahari. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena tumbuhan membutuhkan cahaya matahari. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen. Pada reaksi gelap tumbuhan mengikat oksigen. 129 Frekuensi % 1 2,128 2 4,255 21 44,681 5 10,638 4 8,511 3 6,383 1 2,128 3 6,383 1 2,128 1 2,128 3 6,383 1 2,128 1 2,128 Lampiran 12 3. Miskonsepsi siswa pada butir soal 1 di SMAN C Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Konsepsi Siswa Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena CO2 sangat dibutuhkan dalam proses membuat makanan pada tumbuhan Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena di saat malam hari itulah proses pernapasan tumbuhan dilakukan. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena pada saat tidak ada cahaya matahari tumbuhan berusaha mencari O 2 sebagai ganti CO2 untuk fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen, karena di dalam tumbuhan terdapat organ/jaringan yang dapat mengikat gas nitrogen untuk kelangsungan hidup tumbuhan tersebut jika tidak ada cahaya matahari. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena untuk proses fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena tumbuhan menggunakan gas CO2 dalam respirasi dan melepaskan senyawa gas. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida. Tumbuhan tidak hanya bisa mencari makan dengan bantuan cahaya matahari / reaksi terang, namum tumbuhan juga dapat mencari dengan reaksi gelap. Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena tumbuhan melepas oksigen. 130 Frekuensi % 8 17,778 19 42,222 5 11,111 3 6,667 6 13,333 1 2,222 2 4,444 1 2,222 Lampiran 12 4. Miskonsepsi siswa pada butir soal 2 di SMAN A Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Konsepsi Siswa Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena fotosintesis melepaskan O2 & energi, jika energi cahaya tidak ada maka gas yang dilepas oleh tumbuhan adalah oksigen. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena disaat tidak ada matahari tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena tumbuhan melepas CO2 saat malam hari. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena gas oksigen dilepaskan dari proses respirasi yang diperlukan oleh tumbuhan. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen, karena nitrogen dibutuhkan paling banyak ketika tidak ada energi cahaya matahari sama sekali. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbon, karena karbon pelepasan pada tumbuhan ketika tidak ada cahaya matahari, kalau ada maka oksigen, Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, mau energi sinar matahari banyak/ tidak ya tetap oksigen yang dikeluarkan. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, ketika tidak ada cahaya berarti bisa dikatakan malam hari, berarti tumbuhan melakukan fotosintesis melepaskan karbondioksida menyerap oksigen. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena terjadi proses reaksi gelap. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena gas tersebut dapat/ mempunyai cadagan gas yang paling banyak. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena dalam melakukan reaksi gelap tumbuhan melepaskan karbondioksida agar reaksi gelap tersebut bisa dijalankan. 131 Frekuensi % 7 18,421 1 2,632 12 31,579 4 10,526 3 7,895 2 5,263 2 5,263 1 2,632 3 7,895 1 2,632 2 5,263 Lampiran 12 5. Miskonsepsi siswa pada butir soal 2 di SMAN B Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Konsepsi Siswa Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena fotosintesis melepaskan O2 & energi, jika energi cahaya tidak ada maka gas yang dilepas oleh tumbuhan adalah oksigen. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena tumbuhan melepas CO2 saat malam hari. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena gas oksigen dilepaskan dari proses respirasi yang diperlukan oleh tumbuhan. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen, karena nitrogen dibutuhkan paling banyak ketika tidak ada energi cahaya matahari sama sekali. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbon, karena karbon pelepasan pada tumbuhan ketika tidak ada cahaya matahari, kalau ada maka oksigen, Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, ketika tidak ada cahaya berarti bisa dikatakan malam hari, berarti tumbuhan melakukan fotosintesis melepaskan karbondioksida menyerap oksigen. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena terjadi proses reaksi gelap. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena dalam melakukan reaksi gelap tumbuhan melepaskan karbondioksida agar reaksi gelap tersebut bisa dijalankan. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena tidak ada O2 132 Frekuensi % 8 16,667 19 39,583 8 16,667 4 8,333 2 4,167 2 4,167 1 2,083 3 6,250 1 2,083 Lampiran 12 6. Miskonsepsi siswa pada butir soal 2 di SMAN C Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Konsepsi Siswa Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena fotosintesis melepaskan O2 & energi, jika energi cahaya tidak ada maka gas yang dilepas oleh tumbuhan adalah oksigen. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena disaat tidak ada matahari tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena tumbuhan melepas CO2 saat malam hari. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena gas oksigen dilepaskan dari proses respirasi yang diperlukan oleh tumbuhan. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen, karena nitrogen dibutuhkan paling banyak ketika tidak ada energi cahaya matahari sama sekali. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena terjadi proses reaksi gelap. Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena pernafasan tumbuhan tidak terlalu berpengaruh dari matahari, tetapi dimana adanya CO2 maka pernafasan tumbuhan akan berlangsung. 133 Frekuensi % 6 12,245 4 8,163 26 53,061 9 18,367 1 2,041 1 2,041 2 4,082 Lampiran 12 7. Miskonsepsi siswa pada butir soal 23 di SMAN A Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Konsepsi Siswa Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena pada proses fotosintesis menghasilkan C6H12O6 dan O2 Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, karena pada saat respirasi tumbuhan mengeluarkan O2 dan CO2 Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, karena tumbuhan mengeluarkan O2 pada siang hari dan mengeluarkan CO2 pada malam hari Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena itu rumus dari oksigen Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena pada tumbuhan membutuhkan gas karbondioksida pada inspirasi dan akan mengeluarkan gas oksigen pada ekspirasi yang dibutuhkan oleh manusia Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena hasil pemecahan akhir dari karbondioksida Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena oksigen dihasilkan oleh tumbuhan yang menyebabkan oksigen untuk makhluk hidup bernapas tidak habis Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah CO2, karena setiap fotosintesis tumbuhan mengeluarkan karbondioksida Frekuensi % 9 24,324 5 13,514 15 40,541 1 2,703 1 2,703 2 5,405 2 5,405 2 5,405 8. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN B Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Konsepsi Siswa Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena pada proses fotosintesis menghasilkan C6H12O6 dan O2 Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, karena pada saat respirasi tumbuhan mengeluarkan O2 dan CO2 Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, karena tumbuhan mengeluarkan O2 pada siang hari dan mengeluarkan CO2 pada malam hari Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena itu rumus dari oksigen Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena pada tumbuhan membutuhkan gas karbondioksida pada inspirasi dan akan mengeluarkan gas oksigen pada ekspirasi yang dibutuhkan oleh manusia Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena hasil pemecahan akhir dari karbondioksida Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah CO2, karena setiap fotosintesis tumbuhan mengeluarkan karbondioksida Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah CO2, karena tumbuhan menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2 134 Frekuensi % 12 32,432 4 10,811 16 43,243 1 2,703 1 2,703 1 2,703 1 2,703 1 2,703 Lampiran 12 9. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN C Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. Konsepsi Siswa Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena pada proses fotosintesis menghasilkan C6H12O6 dan O2 Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, karena pada saat respirasi tumbuhan mengeluarkan O2 dan CO2 Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, karena tumbuhan mengeluarkan O2 pada siang hari dan mengeluarkan CO2 pada malam hari Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena pada tumbuhan membutuhkan gas karbondioksida pada inspirasi dan akan mengeluarkan gas oksigen pada ekspirasi yang dibutuhkan oleh manusia Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena hasil pemecahan akhir dari karbondioksida 135 Frekuensi % 12 30,769 4 10,256 16 41,026 6 15,385 1 2,564 Lampiran 12 10. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN A Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 11. 12. Konsepsi Siswa Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena oksigen yang dilepaskan setelah respirasi dengan CO2. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah H2O, karena gas yang dibutuhkan pada proses fotosintesis membutuhkan CO 2 dan H2O. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, untuk membantu proses fotosintesis dan pembentukan makanan. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena pada proses respirasi kan merupakan proses katabolisme yaitu memecah senyawa molekul yang komplek dan menghasilkan CO2 + H2O + energi matahari Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada siang hari tumbuhan membutuhkan CO2 untuk fotosintesis, pada malam hari membutuhkan O2 Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2, karena proses katabolisme pemecahan molekul komplek menjadi sederhana dan respirasi membutuhkan O2 . Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena tumbuhan membutuhkan gas CO2 untuk respirasi dan fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, karena O2 dan CO2 membantu proses terjadinya fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah H2O, karena tumbuhan memerlukan air untuk berlangsungnya hidup. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada malam hari membutuhkan CO2 , siang hari membutuhkan O2. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada saat berespirasi gas yang digunakan oleh tmbuhan adalah gas O2 dan CO2. Frekuensi % 10 22,027 1 2,703 9 24,324 1 2,703 8 21,622 2 5,405 1 2,703 1 2,703 2 5,405 1 2,703 1 2,703 11. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN B Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Konsepsi Siswa Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena oksigen yang dilepaskan setelah respirasi dengan CO2. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, untuk membantu proses fotosintesis dan pembentukan makanan. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada siang hari tumbuhan membutuhkan CO2 untuk fotosintesis, pada malam hari membutuhkan O2 Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2, karena proses katabolisme pemecahan molekul komplek menjadi sederhana dan respirasi membutuhkan O2 . Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, karena O2 dan CO2 membantu proses terjadinya fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada saat berespirasi gas yang digunakan oleh tmbuhan adalah gas O2 dan CO2. 136 Frekuensi siswa % 12 30,000 11 27,500 12 30,000 2 5,000 2 5,000 1 2,500 Lampiran 12 12. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN C Tangerang Selatan No. 1. 2. 3. 4. 5. Konsepsi Siswa Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, untuk membantu proses fotosintesis dan pembentukan makanan. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada siang hari tumbuhan membutuhkan CO2 untuk fotosintesis, pada malam hari membutuhkan O2 Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2, karena proses katabolisme pemecahan molekul komplek menjadi sederhana dan respirasi membutuhkan O2 . Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena tumbuhan membutuhkan gas CO2 untuk respirasi dan fotosintesis. Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada saat berespirasi gas yang digunakan oleh tmbuhan adalah gas O2 dan CO2. 137 Frekuensi % 22 70,968 5 16,129 2 6,452 1 3,226 1 3,226