identifikasi miskonsepsi siswa dengan menggunakan metode

advertisement
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY OF
RESPONSE INDEX (CRI ) PADA KONSEP
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Tri Ade Mustaqim
NIM 108016100031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Tri Ade Mustaqim, NIM: 108016100031. Identifikasi Miskonsepsi Siswa
dengan Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) pada
Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Skripsi Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMAN se-Kota
Tangerang Selatan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Metode
penelitian yang digunakan adalah survey. Pengambilan sampel penelitian
dilakukan dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling,
sehingga didapatkan sampel dari strata atas, tengah, dan bawah sebanyak 1
sekolah dengan 2 kelas. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa berupa Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka disertai kolom
CRI. Dari penelitian ditemukan bahwa persentase siswa yang mengalami
miskonsepsi sebesar 37,99% dan lebih kecil dibandingkan dengan persentase
siswa yang tidak tahu konsep. Miskonsepsi yang dialami siswa banyak terjadi
pada penggunaan gas pada peristiwa fotosintesis dan respirasi tumbuhan.
Kata kunci
: Miskonsepsi, Tes Pilihan Ganda Beralasan Terbuka, Certainty of
Response Index (CRI), Konsep Fotosintesis dan Respirasi
Tumbuhan
v
ABSTRACT
Tri Ade Mustaqim, NIM: 108016100031. Identification of Students’
Misconceptions using Certainty Response Index (CRI) in Photosynthesis and
Respiration in Plants. BA Thesis, of Biology Education Study Program,
Department of Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences,
Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta.
The aims of this research was to elicit senior high school students’
misconceptions in Photosynthesis and Plant Respiration at South Tangerang. The
Method used in this research was survey with proportional stratified random
sampling. The test was administered to 194 students from grade XII. Open
Reasoning Multiple Choice Test with Certainty Response Index (CRI) is used to
identify students’ misconceptions in Photosynthesis and Respiration in Plants. As
a result of the analyses undertaken, it was found that percentage of students’
misconceptions was smaller than students who didn’t know. The percentage of
students’ misconceptions is 37,99%. Students’ misconception occured on the use
of gas for photosynthesis and respiration in plants.
Keywords
: Misconception, Open Reasoning Multiple Choice Test, Certainty
Response Index (CRI), Photosynthesis and Respiration in Plants
Concept.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Alhamdulillahirabbil’alamiin. Segala puji bagi Allah Swt. sang raja ilmu
pengetahuan yang selalu memberi titik-titik petunjuk dan pencerahan dalam setiap
permasalahan sehingga penulis dapat membentuk garis yang sangat lurus dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan
kepada sosok pemimpin ummat, Nabi Muhammad Saw., yang telah membawa
kita semua ke suatu peradaban yang madani.
Penyusunan karya ilmiah yang berjudul Identifikasi Miskonsepsi Siswa
pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan dengan Menggunakan Metode
Certainty Response Index (CRI) tentunya tidak akan pernah terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1.
Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam.
3.
Dr. Zulfiani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah ikhlas membimbing dan memotivasi penulis
dalam kondisi apa pun.
4.
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah ikhlas
membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penelitian
skripsi.
5.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.
6.
Pargiyati, Ibunda tercinta yang telah ikhlas dan sabar mempelajari dan
memahami karakteristik anak-anaknya.
7.
Ngabidin, Ayahanda tercinta yang telah ikhlas dan sabar mengajari penulis
tentang arti kehidupan dan kepemimpinan.
vii
8.
Drs. Eddy Jusuf, DES., Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
yang telah ikhlas meluangkan waktunya dalam bertukar pikiran.
9.
Kepala-kepala Sekolah di beberapa SMA se-Kota Tangerang Selatan yang
telah memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin.
10. Guru-guru Biologi di beberapa SMA se-Kota Tangerang Selatan yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing saat penulis melakukan penelitian.
11. Siswa-siswa kelas XII IPA di beberapa SMA se-Kota Tangerang Selatan
yang telah bekerja sama ikut serta dalam penelitian ini.
12. Fina Nurul Khotimah, yang telah ikhlas dan sabar memotivasi dan membantu
penulis agar dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.
13. Bapak Moh. Husni Thamrin, yang selalu memberikan pandangan positif
kepada penulis mengenai karya ilmiah.
14. Mba Ani dan Dek Uci yang telah ikhlas memberikan do’a bagi penulis.
15. Teman-teman khususnya dari Jurusan Biologi, yang tanpa sadar telah
memberikan motivasi yang besar bagi penulis untuk terus maju.
16. Rekan-rekan guru dan staff Madrasah Tsanawiyah Nur Asy-Syafi’iyah yang
selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.
Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan bagi seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini dengan kebaikan dan
keberkahan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
pendidikan di Indonesia. Amiin.
Wassalamualaikum wr. wb.
Jakarta, Mei 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................... 5
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori ................................................................................................... 7
1. Konsep ....................................................................................................... 7
2. Miskonsepsi ............................................................................................. 15
3. Identifikasi Miskonsepsi .......................................................................... 19
4. Tunjauan Umum Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan............ 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 31
C. Kerangka Pikir ............................................................................................. 33
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 37
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 39
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 39
E. Intrumen Penelitian .................................................................................. 40
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 47
B. Pembahasan ............................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 60
B. Saran ......................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61
LAMPIRAN ......................................................................................................... 64
x
DAFTAR TABEL
Tabel
halaman
2.1. Perbandingan Tes Diagnostik, Formatif, dan Sumatif ................................... 25
3.1. Hasil Uji Coba Instrumen Soal Identifikasi Miskonsepsi .............................. 44
3.2. Modifikasi Kategori Tingkatan Pemahaman ................................................ 45
4.1. Data Persentase 4 Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa SMAN A ...........48
4.2. Data Persentase 4 Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa SMAN B ...........50
4.3. Data Persentase 4 Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa SMAN C ...........52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
halaman
2.1. Bagan Kerangka Pikir .....................................................................................36
3.1. Alur Penelitian ................................................................................................38
4.1. Rekapitulasi Persentase Rata-rata Siswa SMAN se-Tangsel ..........................55
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
halaman
1. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Tes Pilihan Ganda........................................... 64
2. Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda .......................................................... 68
3. Rekap Hasil Anates Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan ............... 83
4. Soal dan Format Lembar Jawaban ................................................................. 92
5. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa SMAN A Tangsel ..................... 99
6. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa SMAN B Tangsel .................. 103
7. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa SMAN C Tangsel .................. 107
8. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa Per Butir Soal ......................... 111
9. Rekap Hasil Identifikasi Pemahaman Siswa Seluruh SMA.......................... 117
10. Hasil Uji Kai Kuadrat Per Butir Soal ........................................................... 118
11. Hasil Ujian Nasional Biologi Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 & 2012 ..... 127
12. Rekap Jawaban Miskonsepsi Siswa Tiap SMA pada Butir 1, 2, 23, & 24 .. 128
13. SK dan KD Kurikulum KTSP Kelas XII IPA .............................................. 139
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang diperoleh melalui
investigasi yang bersifat eksperimen dan eksplanasi teoretis atas fenomenafenomena yang terjadi di alam sekitar. 1 Fenomena-fenomena alam tersebut
dipahami oleh para ilmuwan dalam bentuk konsepsi yang bersifat ilmiah. Biologi
merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mengkaji konsepsi-konsepsi
ilmiah mengenai makhluk hidup. Salah satu konsep yang dikaji dalam biologi
adalah konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. Konsep tersebut merupakan
konsep penting dalam biologi karena mengkaji perpindahan energi dan materi
dalam suatu ekosistem, sehingga untuk dapat memahami fungsi organisme
didalam suatu ekosistem atau biosfer tersebut harus dapat pula memahami konsep
Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan dengan baik.
Studi yang dilakukan oleh Hulusi ÇOKADAR menyatakan bahwa
beberapa siswa sering mengalami konsepsi yang cenderung salah pada konsep
Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. 2 Konsepsi yang cenderung salah atau
berbeda dengan konsepsi ilmiah tersebut dinamakan miskonsepsi. 3 Beberapa
penelitian lain menunjukkan bahwa miskonsepsi yang dialami siswa tidak hanya
terjadi pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan, tetapi terjadi juga pada
konsep Ekologi, Genetika, Klasifikasi Makhluk Hidup, dan Sistem Sirkulasi. 4
Namun, siswa paling sering mengalami miskonsepsi pada konsep Fotosintesis dan
Respirasi Tumbuhan terutama pada pengertian mendasar mengenai konsep
1
Robert E. Krebs, Scientific Development and Misconcepstions Trough The Ages: A
Reference Guide, (Greenwood: Greenwood Publishing Group. Inc., 1999), p. 6.
2
Hulusi ÇOKADAR, ”Photosynthesis and Respiration Processes: Prospective Teachers’
Conception Level”, Education and Science Journal, 37, 164, 2012, p. 82.
3
Ceren Tekkaya, ”Misconception as Barrier to Understanding Biology”, Hacettepe
Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 23, 2002, p. 259.
4
Ibid., p. 261.
1
2
tersebut. 5 Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Ita Viana
Dewi, Yuni Sri Rahayu, dan Erman yang menyatakan bahwa respirasi tumbuhan
hanya terjadi pada waktu malam hari dan hanya daun yang berwarna hijau yang
mampu untuk berfotosintesis.6
Miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa berusaha membentuk pengetahuan
dengan cara menerjemahkan pengalaman baru dalam bentuk konsepsi awal. 7
Pembentukan konsepsi awal ini dapat dimulai ketika siswa mendapatkan
pengalaman pembelajaran di sekolah maupun dilingkungannya sendiri. Para pakar
di bidang miskonsepsi juga menemukan hal lain yang menjadi penyebab
miskonsepsi pada siswa, diantaranya adalah dari siswa itu sendiri, guru, buku teks,
dan metode pembelajaran yang digunakan.8 Siswa yang mengalami miskonsepsi
juga dapat dikarenakan oleh adanya kesulitan siswa dalam memahami konsep.9
Kesulitan tersebut dapat berasal dari rumitnya konsep ataupun istilah yang
terdapat pada biologi.10
Kesulitan-kesulitan siswa tersebut tentunya dapat berdampak pada
ketidaktercapainya hasil belajar siswa secara optimal. Contoh indikasi adanya
kesulitan siswa dalam memahami konsep biologi ini dialami oleh beberapa
sekolah menengah atas negeri di wilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan kajian
data hasil ujian nasional dari tahun 2011 hingga 2012 di wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang Selatan, dan Bekasi menunjukkan bahwa Tangerang Selatan
memiliki nilai rata-rata ujian nasional biologi di bawah rata-rata.11 Hal ini perlu
5
Filocha Haslam dan David F. Treagust, ”Diagnosing secondary students’ misconceptions
of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier multiple choice instrument”, Journal
of Biological Education, 21, 3, 1987, p. 203.
6
Ita Viana Dwi, dkk., ”Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Fotosintesis”, Jurnal Pendidikan Sains ePensa, 1, 2, 2013, h. 21.
7
National Science Teachers Association, Buku Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4, Terj.
dari The Biology Teacher’s Handbook 4th Edition oleh Paramitha, (Jakarta: PT Indeks, 2013), Cet.
I, h. 4.
8
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta:
PT. Grasindo, 2005), h. 29.
9
Ibid., h. 40.
10
National Science Teachers Association, op. cit., h. 30.
11
Lampiran 11, Data Nilai Ujian Nasional Tahun 2011 dan 2012.
3
ditelusuri bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam
biologi khususnya konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan.
Berbagai
macam
cara
dapat
digunakan
untuk
mengidentifikasi
miskonsepsi pada siswa diantaranya ialah menggunakan peta konsep, tes pilihan
ganda dengan disertai alasan terbuka, tes esai tertulis, wawancara diagnosis,
diskusi dalam kelas, serta praktikum dengan disertai tanya jawab.12 Peta konsep
memiliki keunggulan yaitu guru dapat dengan mudah melihat apakah hubungan
antara konsep pada peta itu benar atau salah.13 Tes pilihan ganda disertai alasan
terbuka memiliki keunggulan dalam mengidentifikasi miskonsepsi siswa karena
guru dapat menentukan tipe kesalahan siswa dalam suatu konsep berdasarkan
jawaban yang dipilih serta dapat mengurangi jawaban tebakan siswa.14 Tes esai
tertulis memiliki keunggulan yakni guru dapat langsung mengklasifikasi
pemahaman siswa berdasarkan tingkat pemahamannya pada suatu konsep. 15
Kemudian, diskusi dalam kelas, keunggulannya ialah guru dapat mendeteksi
gagasan siswa mengenai suatu konsep sehingga guru dapat mengerti konsepsi
alternatif yang dimiliki oleh siswa.16 Praktikum tanya jawab memiliki keunggulan
yakni guru dapat mendeteksi siswa yang mengalami miskonsepsi secara langsung
terhadap konsep yang dipraktikkan. 17 Terdapat satu teknik lagi yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yaitu Metode Certainty of
Response Index (CRI). Metode yang dikembangkan oleh Saleem Hasan ini
digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi sekaligus dapat
membedakannya dengan tidak tahu konsep dan paham konsep. Metode CRI
merupakan ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap
12
Paul Suparno, op. cit, h. 129.
Ibid., h. 121-122.
14
Tim Penyusun, Tes Diagnostik, (Jakarta: Direktorat PSMP, 2007), h.4.
15
Michael R. Abraham, “Understanding and Misunderstanding of Eight Graders of Five
Chemistry Concept Found in Textbooks”, Journal of Research in Science Teaching, 29, 1992, h.
112.
16
Paul Suparno, op. cit, h. 127-128.
17
Ibid., h. 128.
13
4
soal yang diberikan. 18 CRI biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan
bersamaan dengan setiap jawaban suatu soal.
Kelemahan tes pilihan ganda dengan teknik CRI terletak pada
pengkategorian peserta didik yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah dan
pada besarnya faktor menebak siswa dalam menjawab soal. 19 Hal ini ditandai
dengan adanya siswa yang sebenarnya mampu menjawab dan memahami konsepkonsep yang terdapat pada soal, namun karena memiliki tingkat keyakinan yang
rendah menuntunnya memilih skala CRI yang rendah, sehingga dikelompokkan
dalam kategori tidak paham konsep (menebak). 20 Dengan memperhatikan kondisi
ini maka kategori pemahaman yang disusun oleh Saleem Hasan dimodifikasi oleh
Aliefman Hakim dengan menambahkan alasan terbuka pada tes pilihan ganda,
sehingga siswa yang memahami konsep tetapi memilih CRI yang rendah masuk
ke dalam kategori paham konsep tetapi kurang yakin.21 Kelebihan teknik ini yaitu
guru dapat menganalisis miskonsepsi siswa secara objektif karena selain
menjawab soal pilihan ganda dan tingkat keyakinan terhadap jawaban, alasan
siswa terhadap jawaban dari pertanyaan juga dapat terungkap sehingga
miskonsepsi siswa dapat teridentifikasi dengan mudah dan tepat.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan penelitian dengan
mengangkat judul penelitian yaitu, ”Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan
Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) pada Konsep
Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan”.
18
Saleem Hasan, dkk, ”Misconception and The Certainty of Response Index (CRI)”,
Physics Education, 1999, 34(5), p. 294.
19
Aliefman Hakim,dkk, “Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry in
Primary and Secondary Metabolies Using the Data Collecting Technique of Modified CRI”,
International Online Journal of Education Sciences, 2012, 4(3), p. 546.
20
Ibid., p. 548.
21
Ibid.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Konsep Fotosintesis dan Respirasi merupakan konsep penting dalam biologi
karena mengkaji perpindahan energi dan materi dalam suatu ekosistem.
2. Dalam mengkonstruk pengetahuan/konsep, konsepsi siswa terkadang berbeda
dengan konsepsi ilmiah yang dimiliki oleh para ilmuwan.
3. Rata-rata hasil ujian nasional biologi kota Tangerang Selatan dari tahun 2011
hingga 2012 dibawah rata-rata hasil ujian nasional biologi dalam cakupan
wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Selatan, dan Bekasi.
4. Dari telaah beberapa jurnal penelitian, siswa sering mengalami miskonsepsi
pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan.
5. Metode CRI yang dikembangkan oleh Saleem Hasan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa masih memiliki kelemahan dalam hal pengkategorian
tingkat pemahaman.
6. Identifikasi miskonsepsi siswa menggunakan CRI pada konsep fotosintesis dan
respirasi tumbuhan mengacu pada identifikasi miskonsepsi yang dimodifikasi
oleh Aliefman.
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari topik kajian
yang dilakukan, maka pembatasan diperlukan guna memperoleh kedalaman kajian
dan untuk menghindari perluasan permasalahan. Adapun pembatasan masalah
dalam hal ini adalah:
1. Miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan.
2. Metode identifikasi miskonsepsi siswa menggunakan CRI mengacu pada
identifikasi miskonsepsi yang dimodifikasi oleh Aliefman.
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan
pembatasan
masalah
yang
diuraikan
di
atas,
maka
permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan yaitu: “Bagaimana miskonsepsi
siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi
Tumbuhan Hijau dengan menggunakan Certainty Response Index (CRI)?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap miskonsepsi siswa
SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada konsep Fotosintesis dan Respirasi
Tumbuhan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru mengenali tingkat
pemahaman siswa mengenai konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
Hijau secara objektif, sehingga guru dapat melakukan tindak lanjut yang tepat
jika terdapat siswa yang terdidentifikasi mengalami miskonsepsi.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan motivasi
bagi peneliti khususnya, dan umumnya peneliti lain untuk terus melakukan
perbaikan dalam sistem pengajaran secara baik dan tepat sehingga
kecenderungan siswa mengalami miskonsepsi dapat dikurangi bahkan dicegah.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori
1.
Konsep
Pada abad ke 16 seorang filsuf Perancis Rene Descartes mengguncang
dunia dengan filsafatnya yang terkenal yaitu Cogito Er Gosum yang berarti
Aku Berpikir Maka Aku Ada. Ragukan segala sesuatu, pikirkan, pahami dan
renungkan, bandingkan, lalu berakhir dengan sebuah konsep.1 Begitulah
filsafat ini bekerja dalam kehidupan manusia, yaitu mencari sebuah konsep
dengan jalan berpikir dan merenung. Dengan lahirnya filsafat ini, semua
ilmuwan menjadikan filsafat ini sebagai acuan dalam mencari dan
menemukan konsepsi yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Siswa
merupakan manusia yang selalu berusaha membentuk konsepsi – konsepsi di
dalam struktur kognifnya. Namun, dalam usaha membentuk konsepsi tak
jarang siswa cenderung mengalami kesalahan dalam menerjemahkan suatu
fenomena atau peristiwa yang terjadi di alam sekitar.
Miskonsepsi pada siswa dapat menjadi salah satu faktor penyebab
lemahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pelajaran.2 Sebelum
mempelajari bagaimana proses terjadinya miskonsepsi pada siswa, kita perlu
memahami beberapa pengertian konsep yang dikemukakan oleh beberapa ahli
pendidikan sebagai berikut :
a. Definisi Konsep
Mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti
yang luas mengenai definisi konsep. Walaupun dapat ditentukan suatu
definisi
verbal
dari
suatu
konsep,
definisi
tersebut
tidak
dapat
mengungkapkan keseluruhan hubungan-hubungan konsep tersebut dengan
1
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, (Surabaya:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 25.
2
Kustiyah, “Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model Palangkaraya”,
Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, 01, 2007, h. 24.
7
8
konsep yang lain.3 Bahkan filsuf sains Karl Popper menegaskan bahwa ciri
teori atau konsep yang baik adalah jika teori atau konsep tersebut mampu
membuat sejumlah prediksi yang pada prinsipnya dapat disangkal atau
dibuktikan keliru dengan pengamatan.4 Tetapi, bukan berarti kita berada
dalam kebingungan untuk menentukan definisi konsep atau teori yang baik,
paling tidak kita mampu menentukan definisi mengenai konsep atau teori
dengan berbagai pendekatan ilmiah.
Flavell menyarankan, bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh
dimensi yaitu :5
1)
Atribut. Setiap konsep mempunyai sejumlah atribut yang berbeda.
Atribut-atribut dapat berupa hal-hal yang berkaitan dengan fisik; seperti
warna, tinggi, rasa, atau bentuk, atau dapat juga atribut-atribut tersebut
dapat berupa atribut fungsional.
2)
Struktur. Dimensi konsep berupa struktur yang membahas mengenai
cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-atribut tersebut. Ada
hubungan atau kaitan di antara atribut-atribut tersebut. Ada tiga macam
struktur pada dimensi konsep. Pertama, konsep-konsep yang bersifat
konjuktif yaitu konsep-konsep dimana terdapat dua atau lebih sifat-sifat
sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep. Kedua,
konsep-konsep disjunktif adalah konsep-konsep di mana satu dari dua
atau lebih sifat-sifat atau atribut-atribut harus ada. Ketiga, konsepkonsep relasional mengenai hubungan tertentu antara atribut-atribut
konsep.
3)
Keabstrakan. Keabstrakan membahas mengenai konsep-konsep yang
tidak dapat dilihat dan konkret.
3
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h.79.
Stephen Hawking, A Brief History of Time: Sejarah Singkat Waktu, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2013), h. 10.
5
Ratna Wilis Dahar, op.cit., h.79-80
4
9
4)
Keinklusifan. Dimensi ini lebih menekankan kepada contoh-contoh
yang terlibat langsung dalam konsep tersebut.
5)
Generalitas. Bila dibuat sistem klasifikasi, konsep-konsep menurut
dimensi ini dapat berbeda sesuai posisi superordinat atau subordinatnya.
Contoh, konsep wortel adalah subordinat terhadap konsep sayuran,
selanjutnya konsep sayuran subordinat terhadap konsep tanaman yang
dapat dimakan. Makin umum suatu konsep, makin banyak hubungan
atau asosiasi yang dapat dibentuk dengan konsep-konsep lainnya.
6)
Ketepatan.
Ketepatan
suatu
konsep
menyangkut
apakah
ada
sekumpulan aturan-aturan untuk membedakan contoh-contoh dari
noncontoh-noncontoh suatu konsep.
7)
Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang
setuju, bahwa konsep itu penting.
Konsep merupakan salah satu bagian dari klasifikasi pengetahuan
yang terdapat dalam sebuah materi pelajaran. Pengetahuan yang bersifat
konsep yaitu pengetahuan yang mengacu pada pengertian, definisi, ciri
khusus, komponen atau bagian dari suatu objek.6 Konsep juga merupakan
rangkaian fakta-fakta yang teruji secara ilmiah sehingga menghasilkan
definisi atau pengertian yang bersifat kognitif dan informatif.
Ahli lain mengatakan bahwa konsep merupakan bentuk abstraksi
mental yang mewakili suatu kelas stimulus-stimulus. Jika suatu konsep telah
dipelajari seseorang, maka orang tersebut akan dapat menampilkan perilakuperilaku tertentu berdasarkan konsep.7 Definisi ini menekankan bahwa suatu
konsep dapat menjadi stimulan yang dapat membentuk respon dari seseorang
yang mempelajarinya. Respon dari stimulus-stimulus bisa berupa perilaku
seseorang di dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan apa yang dipelajarinya.
6
Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
7
Ratna Wilis Dahar, loc. cit.
h. 37.
10
Definisi ini juga menekankan adanya sifat kausatif (sebab-akibat) dari suatu
konsep.
Kustiyah menyatakan bahwa konsep merupakan bahan pembangun
proses berfikir.8 Konsep merupakan desain awal untuk mengkonstruksi
pengetahuan seseorang dalam memahami sesuatu. Definisi yang dipaparkan
oleh
Kustiyah
mengenai
konsep
dianggap
sebagai
pandangan
konstruktivisme. Dari pandangan Kustiyah inilah seakan mendukung
pandangan Karl Popper mengenai ciri terbaik dari suatu teori atau konsep,
yang memberikan arti yang luas bahwa jika konsep dibangun atas dasar
konstruktivisme
maka
konsep
akan
selalu
selalu
sejalan
dengan
perkembangan kognitif manusia sehingga konsep-konsep dasar bisa menjadi
konsep subordinat (konsep cabang).
Berdasarkan dari ketiga definisi ini, maka konsep dapat diartikan
sebagai pengetahuan yang dapat bersifat definitif dan praktis. Sifat definitif
digunakan untuk membangun pengetahuan diri secara teori mengenai ilmu
pengetahuan, sedangkan sifat praktis digunakan sebagai dasar bagi seseorang
untuk dapat menerapkan konsep-konsep tersebut dalam memenuhi hasrat atau
kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Perolehan Konsep
Menurut Ausubel, konsepsi-konsepsi yang dibentuk oleh siswa
diperoleh dengan dua cara yaitu sebagai berikut:9
1) Pembentukan Konsep (concept formation)
Pembentukan konsep merupakan proses induktif. Proses
berpikir secara induktif merupakan proses berpikir di mana kita
dihadapkan dengan konsepsi-konsepsi yang bersifat khusus sehingga
didapatkan suatu kesimpulan atas dasar konsepsi-konsepsi khusus
tersebut. Konsepsi yang merupakan kesimpulan tersebut disebut
sebagai konsepsi umum. Pembentukan konsep merupakan suatu
8
9
Kustiyah, op. cit., h. 25.
Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 81 – 82.
11
bentuk kegiatan pada pembelajaran yang bersifat penemuan (discovery
learning), di mana konsep-konsep yang akan dibentuk secara umum
harus didapatkan dari proses-proses menemukan konsepsi yang
bersifat khusus melalui teknik discovery learning. Pembentukan
konsep juga mengikuti pola contoh/aturan. Siswa yang sedang
mengalami proses pembelajaran akan selalu dihadapkan pada
sejumlah contoh-contoh ataupun noncontoh-noncontoh.
Melalui proses yang dinamakan diskriminasi dan abstraksi, ia
menetapkan suatu aturan yang dapat menentukan kriteria umum untuk
konsep tersebut. Dengan adanya proses diskriminasi, yakni proses
membandingkan
atau
membedakan
contoh-contoh
ataupun
noncontoh-noncontoh, siswa akan mengalami perlawanan atau
persetujuan dalam pembetukan konsepsi. Melalui proses abstraksi,
yakni proses untuk menemukan suatu konsistensi logika atas suatu
peristiwa atau fenomena, siswa akan mendapatkan suatu kepastian
hukum atau definisi melalui penyaringan (filter) terhadap gejala atau
peristiwa.
Sebagai contoh, untuk mendapatkan pemahaman mengenai
konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan, siswa dihadapkan pada
konsepsi khusus yakni konsepsi mengenai tumbuhan (mulai dari
konsep sel hingga sistem organ tumbuhan), konsepsi mengenai gasgas yang digunakan oleh tumbuhan, konsepsi mengenai energi
kimiawi makhluk hidup, hingga konsepsi mengenai energi matahari
(radiasi matahari, panjang gelombang matahari, foton, dll). Jika
konsepsi-konsepsi khusus tersebut memiliki hubungan maka akan
terbentuk konsepsi umum yang bersifat ilmiah yaitu Fotosintesis dan
Respirasi Tumbuhan. Tentunya, untuk memberikan pembelajaran
kepada siswa agar dapat menemukan suatu konsepsi khusus yang
bersifat ilmiah tidaklah mudah. Pembelajaran menggunakan teknik
penemuan menuntun siswa untuk mengembangkan atau bahkan
12
membentuk konsistensi logika terhadap suatu peristiwa alami
berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan.
2) Asimilasi Konsep
Berbeda dengan proses pembentukan konsep, asimilasi konsep
bersifat deduktif. Proses asimilasi konsep lebih dahulu mengenali
siswa pada konsepsi-konsepsi yang bersifat umum (lebih bersifat
definisi atau pengertian) lalu menjabarkan konsepsi yang bersifat
umum tersebut ke dalam konsepsi-konsepsi yang bersifat khusus.
Dalam proses ini siswa diberi pengenalan akan suatu definisi konsep
dan atribut-atribut dari konsep yang bersifat umum tersebut. Ini berarti
bahwa siswa akan belajar definisi konseptual dengan memeroleh
penyajian atribut-atribut kriteria berdasarkan definisi konsep, dan
kemudian mereka akan menghubungkan atribut – atribut ini dengan
gagasan-gagasan yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif
mereka.
Siswa terlebih dahulu diperkenalkan akan definisi suatu
konsep
secara
teoretis,
kemudian
definisi-definisi
tersebut
dihubungkan ke dalam struktur kognitif yang telah mereka miliki
sebelumnya. Untuk memeroleh konsep-konsep melalui proses
asimilasi, siswa yang belajar harus sudah memeroleh definisi formal
dari konsep-konsep tersebut. Suatu definisi formal dari suatu kata
menunjukkan
kesamaan-kesamaan
dengan
konsep
itu,
dan
membedakan kata tersebut dari konsep-konsep lain.
Sebagai contoh, definisi formal mengenai fotosintesis, yakni
proses pengolahan energi matahari yang dilakukan oleh tumbuhan
menjadi energi kimiawi dan terjadi pada organel sel yang disebut
kloroplas. Tentunya proses tersebut membutuhkan bahan baku berupa
air dan gas karbondioksida. Atribut berupa energi matahari, air, gas
karbondioksida, kloroplas pada tumbuhan memberikan suatu atributatribut yang hanya dimiliki oleh fotosintesis tetapi membedakannya
13
dengan proses-proses kehidupan yang lain. Contoh lain ialah definisi
formal dari respirasi, yaitu suatu proses penggunaan bentuk energi
kimiawi yang terdapat pada makanan dalam bentuk energi kimiawi
yang dapat digunakan untuk aktifitas makhluk hidup. Tentunya dalam
proses tersebut terjadi pembakaran energi oleh oksigen yang terjadi
pada organel sel mitokondria sehingga dihasilkan energi (ATP),
karbondioksida, dan air. Atribut-atribut berupa energi ATP, oksigen,
karbondioksida, air, dan mitokondria memberikan suatu atribut yang
hanya dimiliki oleh respirasi.
Sesudah definisi dari konsep itu disajikan, konsep-konsep
tersebut dapat diilustrasikan dengan memberikan contoh-contoh atau
deskripsi-deskripsi verbal dari contoh-contoh. Jadi, asimilasi konsep
digunakan untuk proses pembelajaran kebermaknaan (meaningful
reception meaning). Proses perolehan konsep yang diterapkan dengan
cara
ini
menekankan
penyajian
konsep-konsep
formal
yang
selanjutnya akan dijelaskan dengan contoh-contoh sederhana yang
sesuai dengan struktur kognitif mereka, sehingga perolehan konsep
lebih bermakna.
c. Tingkat-tingkat Pencapaian Konsep
Klausmeier membuat hipotesis yang menyatakan bahwa ada empat
tingkat pencapaian konsep. Tingkat-tingkat pencapaian ini muncul dalam
urutan yang invarian. Empat tingkat pencapaian konsep tersebut adalah
sebagai berikut :10
1) Tingkat Konkret. Untuk mencapai konsep tingkat konkret, siswa
harus dapat memperhatikan benda tersebut, dan dapat membedakan
benda itu dari stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya.
Selanjutnya ia harus menyajikan benda itu sebagai suatu gambaran
mental, dan menyimpan gambaran mental tersebut. Dengan begitu,
seseorang yang berada atau telah mencapai tingkatan konkret mampu
10
Ibid., h. 87-89.
14
mengenali
konsepsi
tersebut
dari
wujud
fisik
dan
mampu
membedakan wujud fisik tersebut dengan wujud fisik lainnya.
2) Tingkat Identitas. Pada tingkat identitas, seseorang akan mengenali
suatu objek (a) sesudah selang waktu, (b) bila orang itu mempunyai
orientasi ruang (spatial orientation) yang beragam terhadap objek
tersebut, atau (c) bila objek tersebut dapat diobservasi melalui indera
yang berbeda, misalnya untuk mengetahui buah jeruk itu dengan
merasakan rasanya bukan dengan melihatnya.
3) Tingkat Klasifikatori. Pada tingkatan pencapaian konsep ini, siswa
dapat mengenali persamaan dari dua contoh yang berbeda dari kelas
yang sama, atau sebaliknya mengenali perbedaan dari dua contoh
yang sama dari kelas yang berbeda. Sebagai contoh, terdapat dua
makhluk hidup yang termasuk ke dalam genus yang sama namun
termasuk ke dalam spesies yang berbeda.
4) Tingkat Formal. Untuk pencapaian konsep pada tingkat formal,
siswa harus dapat menentukan atribut-atribut yang membatasi suatu
konsep. Kita dapat menyimpulkan bahwa siswa telah mencapai suatu
konsep pada tingkat formal, bila siswa tersebut dapat memberi nama
konsep tersebut, mendefinisikan konsep tersebut dalam atribut-atribut
kriterianya, mendeskriminasi dan memberi nama atribut-atribut yang
membatasi, dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contohcontoh dan noncontoh dari konsep. Pada pencapaian tingkatan formal,
siswa sudah memahami secara mendalam konsepsi yang ia peroleh
secara formal atau terstruktur dan metodik. Contoh siswa mampu
memberikan keterangan atribut secara detail dan sistematis mengenai
konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan.
15
2.
Miskonsepsi
Definisi Miskonsepsi
a.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi mengandung arti
pendapat atau paham.11 Jika didasarkan pada pengertian ini konsepsi juga
dapat berarti kemampuan seseorang dalam menerjemahkan fenomenafenomena yang terdapat di sekitar kemudian dihubungkan dengan struktur
kognitifnya. Konsepsi-konsepsi yang ada pada seseorang ada yang sesuai
dengan konsepsi ilmiah, ada yang tidak. Konsepsi yang tidak sesuai
dengan konsepsi ilmiah dinamakan miskonsepsi. Miskonsepsi memiliki
pengertian yaitu suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang
diakui oleh para ahli.12 Biological Science Curriculum Study (BSCS)
menggunakan istilah konsepsi pendahulu untuk menggambarkan konsepsi
siswa yang berada di luar pemahaman ilmiah terhadap fenomenafenomena atau peristiwa.13 Novak dalam Joel Mintez, et. al. menyatakan
bahwa miskonsepsi adalah pemahaman yang salah yang dimiliki oleh
siswa pada setiap domain pengetahuan yang seringkali berasal dari proses
belajar hafalan.14 Miskonsepsi dapat diartikan juga sebagai tafsiran atau
pemahaman seseorang atau lebih terhadap suatu konsep yang salah atau
tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli.
David Hammer dalam Yuyu R. Tayubi juga menyatakan bahwa
miskonsepsi adalah suatu konsepsi atau struktur kognitif yang melekat
dengan kuat dan stabil dibenak siswa yang sebenarnya menyimpang dari
konsepsi yang dikemukakan para ahli, yang dapat menyesatkan para siswa
dalam memahami fenomena-fenomena alam dan dalam melakukan
11
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h
588.
12
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta:
PT Grasindo, 2005), h. 8.
13
National Science Teachers Association, Buku Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4, Terj.
dari The Biology Teacher’s Handbook 4th Edition oleh Paramitha, (Jakarta: PT Indeks, 2013), Cet.
I, h. 30.
14
Joel J. Mintzes, et al., Assessing Science Understanding, (California: Elsevier Academic
Press, 2005), h. 3.
16
eksplanasi.15
Pendapat
David
Hammer
ini
menunjukkan
bahwa
miskonsepsi dapat tertanam secara lahiriah dengan kuat di dalam
pengetahuan siswa sehingga pengetahuan tersebut dianggap sebagai suatu
kebenaran saat memahami peristiwa yang terjadi di alam maupun saat
melakukan penjelasan.
Definisi lain dari miskonsepsi adalah suatu kesalahan dalam
memahami suatu konsep yang ditunjukkan dengan kesalahan saat
menjelaskan konsep tersebut dengan bahasa sendiri.16 Definisi ini
menyatakan
bahwa
miskonsepsi
dapat
terlihat
ketika
seseorang
mengemukakan penjelasan tentang suatu konsep dengan gaya bahasanya
sendiri.
b. Sifat Miskonsepsi
Berdasarkan hasil suatu penelitian mengenai miskonsepsi, Driver
dalam Ratna Wilis Dahar mengemukakan hal-hal mengenai sifat
miskonsepsi sebagai berikut :
1) Miskonsepsi bersifat pribadi. Bila dalam suatu kelas anak-anak
disuruh menulis tentang percobaan yang sama (misalnya hasil
demonstrasi guru), mereka memberikan berbagai interpretasi.
Setiap anak melihat dan menginterpretasikan eksperimen tersebut
menurut
caranya sendiri.
Setiap anak mengonstruksi
kebermaknaannya sendiri.
2) Miskonsepsi memiliki sifat yang stabil. Kerap kali terlihat bahwa
gagasan ilmiah ini tetap dipertahankan anak, walaupun guru sudah
memberikan kenyataan yang berlawanan.
3) Bila menyangkut koherensi, anak tidak merasa butuh pandangan
yang koheren sebab interpretasi dan prediksi tentang peristiwaperistiwa alam praktis kelihatannya cukup memuaskan. Kebutuhan
akan koherensi dan kriteria untuk koherensi menurut persepsi anak
tidak sama dengan di persepsi ilmuwan. 17
15
Yuyu R. Tayubi, “Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-konsep Fisika Menggunakan
Certainty of Response Index (CRI)”, Jurnal Pendidikan, 5, 2005, h. 5.
16
Kustiyah, loc. cit.
17
Ratna Wilis Dahar, op.cit., h. 154.
17
c. Penyebab terjadinya Miskonsepsi
Penelitian mengenai penyebab miskonsepsi sudah banyak dilakukan.
Miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep dapat terjadi melalui satu
ataupun gabungan pengalaman belajar siswa.18 Secara garis besar,
penyebab miskonsepsi yang dialami siswa yaitu penyebab yang berasal
dari pengetahuan lahiriah siswa, konteks, guru, metode mengajar, serta
buku teks.19
Pengalaman dan kejadian sehari-hari siswa merupakan salah satu
penyebab miskonsepsi yang berasal dari siswa secara kontekstual.
Pengalaman dapat membentuk konsep pengetahuan yang cukup kuat
karena langsung dialami oleh siswa itu sendiri. Pembentukan konsep
merupakan
proses induktif
yang membentuk pengetahuan siswa
berdasarkan gabungan pengalaman siswa secara terus-menerus dan
beragam dalam kehidupannya.20 Miskonsepsi yang muncul pada siswa
dapat disebabkan oleh pengalaman sehari-hari siswa ketika beinteraksi
dengan alam sekitarnya.21 Hal ini sesuai dengan pendapat Ceren Tekkaya
yaitu, “Misconceptions may originate from certain experiences that are
commonly shared by many students”.22 Selain itu, kemampuan, tahap
perkembangan, minat serta cara berpikir juga merupakan faktor-faktor
yang terdapat dalam diri siswa yang dapat menghadirkan miskonsepsi bagi
siswa tersebut.23
Penyebab miskonsepsi selanjutnya yaitu dapat juga berasal dari guru.
Ceren Tekkaya menyatakan bahwa miskonsepsi pada siswa dapat terjadi
dikarenakan oleh guru yang melakukan kesalahan dalam proses
pembelajaran.24 Penyebab miskonsepsi siswa yang lain yang berasal dari
guru yaitu kurangnya penguasaan guru akan materi serta sikap guru yang
18
Ceren Tekkaya, “Misconceptions as Barrier to Understanding Biology”, Journal of
Universitas Hacettepe Ankara, 23, 2002, h. 260.
19
Paul Suparno, op. cit., h. 29.
20
Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 81.
21
Yuyu R. Tayubi, op. cit., h. 4.
22
Ceren Tekkaya, loc. cit.
23
Paul Suparno, loc. cit.
24
Ceren Tekkaya, loc. cit.
18
tidak berhubungan baik dengan siswa.25 Jika hal ini terus terjadi, maka
miskonsepsi akan terus berlanjut selama guru tersebut mengajarkan konsep
yang salah dalam setiap pembelajaran.
Miskonsepsi pada siswa ternyata juga dapat disebabkan oleh buku
teks yang dipelajari siswa. Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya
disebabkan oleh penjelasan atau uraian yang salah dalam buku tersebut.26
Disamping itu menurut Odom, buku teks merupakan sumber informasi
utama bagi guru sehingga jika di dalam buku teks tersebut terdapat
miskonsepsi, akan mendorong terjadinya miskonsepsi pula pada guru.27 Jika
guru menggunakan buku teks yang mengalami miskonsepsi sebagai satusatunya sumber informasi maka miskonsepsi pada buku tersebut akan
ditransfer dari guru ke siswa.
Penyebab miskonsepsi selanjutnya dapat juga berasal dari metode
pembelajaran. Metode belajar yang hanya menekankan metode belajar
yang bersifat hafalan dapat menjadi salah satu penyebab miskonsepsi
karena siswa tidak distimulasi untuk dapat menghubungkan konsep secara
mendalam.28
Beberapa
hal
yang
dapat
menjadi
penyebab
terbentuknya
miskonsepsi pada seorang anak dapat dilihat pada cara anak dalam
menerima ilmu pengetahuan, diantaranya yaitu : (1) anak cenderung
memberikan dasar pada pemikirannya (kognitif) tersebut pada hal-hal yang
tampak
dalam
situasi
masalah,
(2)
anak
hanya
melihat
dan
menginterpretasikan suatu fenomena hanya dari segi sifat keabsolutan
suatu fenomena bukan dari segi interaksi di dalamnya, (3) cara berpikir
cenderung mengikuti urutan kausal linear.29 Tentunya, jika tidak ada
25
Paul Suparno, loc. cit.
Ibid.
27
Yusuf Hilmi Adisendjaja dan Oom Romlah, “Identifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi
Buku Teks Biologi SMU”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia 25 –26 Mei 2007.
28
Joel J. Mintzes, et al., op. cit., h. 42.
29
Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 154-155.
26
19
perkembangan dalam proses berpikir miskonsepsi pada anak-anak akan
terus berlanjut hingga dewasa.
3.
Identifikasi Miskonsepsi
Dari beberapa pengertian dan penyebab miskonsepsi yang telah
dipaparkan, maka diperlukan suatu usaha untuk mengidentifikasi siswa yang
mengalami miskonsepsi agar kondisi tersebut dapat dicegah atau bahkan
dapat diarahkan ke konsep yang benar. Identifikasi menurut bahasa ialah
penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya.30 Dari
pengertian tersebut, identifikasi merupakan suatu kegiatan yang didalamnya
ditetapkan suatu ciri-ciri atau identitas dari suatu objek dengan tujuan agar
mudah dikenali. Di dalam pendidikan dikenal dengan diagnosis, yakni usaha
untuk mempelajari keadaan seseorang individu atau kelompok agar dapat
diklasifikasikan ke dalam kelompok tertentu, menguasai atau tidak
menguasai konsepsi ilmiah tertentu.31 Untuk dapat mengidentifikasi
miskonsepsi pada siswa diperlukan tes. Di sini akan dijabarkan beberapa
definisi tes beserta penggolongannya.
a. Definisi Tes
Tes adalah alat pengukur yang memiliki standar yang objektif
sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan untuk
mengukur dan membandingkan keadaan psikis dan tingkah laku
seseorang.32 Tes dalam dunia pendidikan merupakan cara atau prosedur
yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian yang berbentuk
tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh peserta
tes, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku
30
Tim Penyusun Kamus, op. cit., h. 417.
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h. 91.
32
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2009), h. 66.
31
20
peserta tes.33 Tes juga merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan sebagai usaha
evaluasi program.34 Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil
pengertian bahwa tes adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk
mengukur, membandingkan serta menilai tingkah laku peserta tes dengan
menggunakan berbagai bentuk tes yang harus dijawab oleh peserta tes,
sehingga hasil pengukuran, penilaian maupun pembanding dapat dijadikan
gambaran tingkah laku peserta tes.
b. Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya
Penggolongan tes menurut fungsinya didasari oleh segi mana atau
dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan. Penggolongan tes
digolongkan menjadi 3 golongan yaitu berdasarkan fungsinya, aspek
psikis, kelompok. Dalam hal ini, akan dikemukakan penggolongan tes
berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut : 35
1) Tes Seleksi.
Tes ini sering dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon
siswa atau mahasiswa baru. Materi tes pada tes seleksi ini merupakan
materi prasyarat sesuai dengan program pendidikan yang akan diikuti
oleh calon. Tingkat kesulitan pada tes seleksi tergolong cukup tinggi,
hal ini sesuai dengan sifat tes seleksi yaitu menyeleksi atau melakukan
penyaringan sehingga hanya calon-calon yang memiliki kemampuan
tinggi saja yang mampu mengerjakan tes seleksi.
Tes seleksi dapat dilaksanakan secara lisan, tertulis, praktik
dan kombinasi dari lisan, tertulis maupun praktik. Sebagai tindak
lanjut dari hasil tes seleksi, maka para calon yang dipandang mampu
memenuhi batas persyaratan minimal yang telah ditentukan dianggap
lolos dari tes tersebut. Salah satu contoh tes seleksi yang digunakan
33
Ibid., h. 67.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), h. 33.
35
Anas Sudijono, op.cit., h. 68-73.
34
21
ialah tes seleksi Olimpiade Sains Nasional yang diselenggarakan oleh
Kementrian
Pendidikan
Nasional.
Olimpiade
Sains
Nasional
merupakan kegiatan seleksi yang merupakan salah satu strategi
peningkatan
mutu
pendidikan
sekaligus
sebagai
upaya
mengembangkan wahana kompetisi bagi siswa di seluruh Indonesia
dalam bidang matematika, fisika, biologi, dan IPS.36
2) Tes Awal
Tes jenis ini sering dilaksanakan untuk tujuan mengetahui
sejauh manakah peserta didik menguasai bahan ajar yang akan
diajarkan. Tes awal dilaksanakan sebelum pembelajaran, sehingga
tingkat kesulitan untuk tes ini relatif mudah. Materi tes awal
umumnya menekankan bahan-bahan penting yang umumnya sudah
seharusnya diketahui. Tes awal dapat dilaksanakan baik secara tertulis
atau secara lisan.
3) Tes Akhir.
Tes jenis sering dilaksanakan untuk tujuan mengetahui apakah
semua materi ajar yang tergolong penting sudah dapat dikuasai
dengan baik oleh peserta didik. Umumnya materi tes tersebut dibuat
mirip dengan tes awal. Jika hasil tes akhir tersebut lebih baik daripada
tes awal, maka program pembelajaran yang diberikan berhasil.
36
Kementrian Pendidikan Nasional, Silabus Olimpiade Sains Nasional: Biologi,
Matematika, Fisika, IPS, (Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2011), hal. 1.
22
4) Tes Diagnostik.
Diagnosis merupakan proses yang kompleks dalam suatu
usaha untuk menarik kesimpulan dari hasil-hasil pemeriksaan gejalagejala, perkiraan penyebab, pengamatan dan penyesuaian dengan
kategori yang sesuai.37 Istilah diagnostik juga dapat diuraikan dari asal
katanya yaitu diagnosis yang berarti mengidentifikasi penyakit dari
gejala-gejala yang ditimbulkan.38 Dari pengertian tersebut, diagnosis
merupakan usaha seseorang menggunakan teknik identifikasi dalam
menerjemahkan gejala-gejala dari fenomena atau peristiwa yang telah
terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi.
Tes diagnostik merupakan tes yang digunakan dengan tujuan
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diberi
perlakuan yang tepat berdasarkan kelemahan-kelemahan siswa
tersebut.39 Tes diagnostik dilaksanakan untuk menentukan secara
tepat, jenis kesukaran yang dialami oleh peserta didik pada mata
pelajaran tertentu.40 Tes diagnostik juga digunakan sebagai alat atau
instrumen dalam mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa.41 Tes diagnostik yang baik dapat memberikan gambaran akurat
mengenai miskonsepsi yang dialami oleh siswa berdasarkan informasi
kesalahan yang dialami siswa tersebut.42 Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut, tes diagnostik merupakan rangkaian tes atau
instrumen yang pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi yang dialami siswa sebelum atau sesudah pembelajaran.
Agar suatu tes dapat dikatakan mampu mendiagnosis
miskonsepsi siswa secara akurat dan tepat, maka tes diagnostik harus
memiliki karakteristik. Ada pun karakteristik yang terdapat dalam tes
diagnostik yakni: (a) dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar
37
38
39
40
41
42
Suwarto, op. cit., h. 90.
Tim Penyusun, Tes Diagnostik, (Jakarta: Direktorat PSMP, 2007), h.3.
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 34.
Anas Sudijono, op. cit., h. 70.
Suwarto, op. cit.,h. 113.
Ibid., h. 114.
23
siswa, sehingga format dan respons yang akan dijaring harus didesain
memiliki fungsi diagnostik, (b) dikembangkan atas dasar analisis
terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang dimungkinkan
dapat menjadi penyebab masalah pada siswa terhadap suatu materi, (c)
menggunakan soal-soal dengan bentuk uraian atau jawaban singkat
sehingga mampu menangkap informasi dengan lengkap, bila ada
alasan tertentu sehingga menggunakan bentuk pilihan ganda harus
disertakan dengan penjelasan mengapa memilih jawaban tersebut
sehingga dapat mengurangi jawaban tebakan, (d) disertai rancangan
tindak lanjut sesuai dengan kesulitan yang teridentifikasi.43 Materi
atau konsep yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya
ditekankan pada konsep-konsep tertentu yang biasanya atau menurut
pengalaman sulit dipahami siswa.44 Mehrens dan Lehmann dalam
Suwarto menyatakan bahwa tes diagnostik bisa dianggap valid jika :
(1) bagian-bagian tes kemampuan komponen harus menekankan
hanya pada satu jenis kesalahan; (2) perbedaan-perbedaan bagian tes
harus dapat dipercaya. Butir-butir tes diagnostik cenderung memiliki
tingkat kesulitan yang relatif rendah.45 Jadi, pertanyaan-pertanyaan
yang digunakan di dalam mendiagnosis atau mengidentifikasi
miskonsepsi harus benar-benar terbatas berdasarkan analisis sumbersumber yang dimungkinkan dapat menjadi miskonsepsi siswa.
43
Tim Penyusun, op. cit., h.4.
Anas Sudijono, op. cit., h. 71.
45
Suwarto, loc. cit.
44
24
5) Tes Formatif.
Tes formatif merupakan tes hasil belajar yang memiliki tujuan
yakni untuk mengetahui sejauh mana membentuk pengetahuannya
selama mengikuti program pembelajaran. Tes formatif ini biasanya
dilaksanakan di tengah-tengah program pembelajaran. Biasanya tes
formatif biasa dikenal dengan istilah Ulangan Harian. Butir-butir soal
yang terdapat pada tes formatif umumnya memiliki tingkat kesulitan
yang beragam, dari tingkat kesulitan yang relatif rendah hingga tinggi.
6) Tes Sumatif
Tes sumatif merupakan tes hasil belajar yang dilaksanakan
setelah program pengajaran selesai diberikan. Biasanya dikenal
dengan istilah Ujian Akhir Sekolah atau Ujian Akhir Nasional. Tes ini
umumnya disusun atas dasar materi pelajaran yang diberikan selama
satu semester atau beberapa semester. Tes sumatif dilaksanakan secara
tertulis. Butir-butir soal yang diberikan biasanya memiliki tingkat
kesulitan yang lebih tinggi daripada tes formatif. Tujuannya adalah
untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta
didik
selama
menempuh
proses
pembelajaran
atau
program
pembelajaran tertentu.
c. Perbandingan Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif
Untuk memperoleh gambaran umum mengenai perbandingan antara
tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif, berikut ini akan disajikan secara
umum dalam bentuk Tabel 2.1. 46
46
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 47-52.
25
Tabel 2.1. Perbandingan Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif
Tinjauan
Tes Diagnostik
Tes Formatif
Tes Sumatif
Umpan balik bagi
siswa, guru
maupun program
untuk menilai
pelaksanaan
program
pembelajaran.
Memberikan
tanda kepada
siswa bahwa telah
mengikuti
program
pembelajaran
serta
membandingkan
posisi
kemampuan siswa
dengan kawankawannya.
Selama
pembelajaran
berlangsung
Semester akhir
atau akhir
program
pembelajaran
Tingkah laku
kognitif
Umumnya
tingkah laku
kognitif meskipun
ada kalanya
tingkah laku
afektif dan
psikomotorik.
Tes prestasi
belajar yang
tersusun dengan
baik.
Tes ujian akhir.
 Menentukan apakah
materi prasyarat
telah dikuasai atau
belum.
Fungsi
 Menentukan tingkat
penguasaan siswa
terhadap materi
yang dipelajari.
 Mengelompokkan
siswa berdasarkan
tingkat pemahaman
(kemampuan).
 Menemukan
kesulitan-kesulitan
belajar yang dialami
oleh siswa.
 Penyaringan calon
siswa.
 Pembagian kelas.
Waktu
Titik Berat
Penilaian
Alat
Evaluasi
 Selama
pembelajaran
berlangsung bila
guru akan
memberikan
bantuan kepada
siswa.
 Tingkah laku
kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
 Faktor-faktor fisik,
psikologis dan
lingkungan.
 Tes prestasi belajar
yang berstandar.
 Tes diagnostik yang
berstandar.
26
 Tes buatan guru.
 Pengamatan dan
daftar cocok (check
list).
 Memilih tiap-tiap
keterampilan
prasyarat.
Cara
Memilih
Tujuan
yang
dievaluasi
 Memilih tujuan
pembelajaran secara
seimbang.
Mengukur semua
kompetensi
standar.
Mengukur seluruh
standar
kompetensi.
Belum dapat
ditentukan
Memiliki tingkat
kesulitan yang
merata dengan
rentang indeks
kesulitan tes
sebesar 0,35 –
0,70. Soal ada
yang memiliki
tingkat kesulitan
tinggi dan ada
yang rendah.
Skoring
Menggunakan standar
mutlak dan standar
relatif
Menggunakan
standar mutlak.
Umumnya
menggunakan
strandar relatif,
tetapi dapat pula
menggunakan
standar mutlak.
Tingkat
Pencapaian
Tergantung dari tujuan
tes diagnostik
Tergantung dari
kompleksitas,
intake,
Sesuai dengan
fungsi tes sumatif
Dicatat dan dilaporkan
dalam bentuk profil.
Prestasi tiap siswa
dilaporkan dalam
bentuk catatan
berhasil atau
gagal menguasai
suatu tugas
tertentu.
Keseluruhan skor
atau sebagian skor
dari tujuan-tujuan
yang dicapai.
Tingkat
Kesulitan
Tes
Cara
Pencatatan
Hasil
 Memilih hal-hal
yang berhubungan
dengan tingkah laku
fisik, mental dan
perasaan.
Memiliki tingkat
kesulitan tes yang
relatif mudah dengan
indeks kesukaran
sebesar 0,65 atau
lebih.
27
d. Bentuk Tes Pilihan Ganda Beralasan
Ada berbagai macam bentuk tes tertulis yang digunakan oleh guru
dalam mengevaluasi peserta didiknya yaitu tes hasi belajar bentuk uraian
dan bentuk objektif.47 Tes pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes
objektif di mana tiap butir soal dapat mencakup banyak materi yang terdiri
atas bagian keterangan dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif.
Kemungkinan jawaban dapat terdiri atas satu jawaban benar dan beberapa
jawaban yang termasuk pengecoh (distractions).48 Pengertian lain mengenai
bentuk tes pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes objektif yang terdiri
atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk
menyelesaikannya harus dipilih satu pilihan jawaban dari beberapa pilihan
jawaban dari setiap butir soal. 49 Dari pengertian tersebut, tes bentuk pilihan
ganda merupakan bentuk tes yang bersifat objektif karena penilaiannya
sangat sederhana yang berdasarkan pada satu kunci pilihan saja.
Pada berbagai penelitian, tes pilihan ganda terbukti dapat digunakan
secara efektif untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami oleh siswa
karena sifatnya yang objektif dan dapat menghasilkan skor dengan cepat
walaupun dengan jumlah peserta yang relatif banyak.50 Tetapi, terdapat
beberapa kelemahan dari tes pilihan ganda, khususnya dalam identifikasi
miskonsepsi pada siswa. Menurut Rollnick dan Mahoona, kelemahan
bentuk tes pilihan ganda terletak pada pertanyaan yang ada tidak dapat
memberikan ruang kepada siswa dalam mengemukakan ide dan gagasan
mengenai suatu topik atau konsep terhadap soal secara mendalam bahkan
seringkali siswa dapat memberikan jawaban yang benar padahal alasan
mereka salah.51 Dengan adanya kelemahan ini, memungkinkan siswa
menjawab soal dengan cara menebak pilihan/alternatif jawaban.
47
Anas Sudijono, op. cit., h. 99.
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 168.
49
Anas Sudijono, op.cit., h. 118.
50
S. O. Adodo, “Effects of Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Assessment Items on
Students’ Learning Outcome in Basic Science Technology (BST)”, Academic Journal of
Interdisciplinary Studies by MCSER-CEMAS-Sapienza University of Rome, 2, 2013, p. 202.
51
Ibid.
48
28
Berdasarkan beberapa penelitian juga, tes pilihan ganda dapat
dikombinasikan sesuai dengan tujuan penggunaannya yakni dengan
menambahkan alasan jawaban pada tiap butir soalnya. Terdapat beberapa
bentuk tes pilihan ganda beralasan, diantaranya yaitu tes pilihan ganda
beralasan terbuka dan tes pilihan ganda beralasan tertutup. Tes pilihan
ganda terbuka adalah tes pilihan ganda yang memberikan instruksi kepada
siswa untuk memilih jawaban dari pilihan ganda pada soal dengan
menyertakan alasan mengapa ia memilih jawaban tersebut.52 Bentuk
instrumen ini juga digunakan dan dikembangkan oleh Haslam dan Treagust
dalam penelitiannya mengenai identifikasi pemahaman siswa pada konsep
Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan.53 Jenis tes ini juga dapat membantu
guru untuk mengklasifikasi jawaban dan alasan siswa sehingga dapat
diketahui kelompok siswa yang benar-benar paham konsep dengan yang
memiliki masalah dalam mempelajari konsep.
Bentuk tes pilihan ganda tertutup selain terdiri dari soal dan pilihan
jawaban, juga dilengkapi dengan pilihan alasan jawaban yang telah tersedia
dalam setiap butir soalnya. Kelebihan tes ini yaitu guru dapat lebih mudah
untuk menganalisis jawaban siswa. Instrumen tes ini telah dikembangkan
oleh beberapa peneliti salah satunya Haslam dan Treagust pada konsep
Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan.54
e. Certainty of Response Index (CRI)
Untuk
mengidentifikasi
terjadi
miskonsepsi
sekaligus
dapat
membedakannya dengan tidak tahu konsep, Saleem Hasan telah
mengembangkan suatu metode identifikasi yang dikenal dengan istilah CRI
(Certainty
of
Response
Index)
yang
merupakan
ukuran
tingkat
keyakinan/kepastian responden atau siswa dalam menjawab setiap
52
Paul Suparno, op. cit.,h. 123.
S. O. Adodo, op.cit., h. 203.
54
Filocha Haslam dan David F. Treagust, “Diagnosing secondary students’ misconceptions
of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier multiple choice instrument”, Journal of
Biological Education, 20, 3, 1987, h. 204.
53
29
pertanyaan atau soal yang diberikan.55 CRI biasanya digunakan pada ilmu
pengetahuan sosial, khususnya penelitian yang sifatnya survey di mana
responden diminta untuk mengisi tingkat keyakinan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki atas soal yang diberikan.56 CRI biasanya
didasarkan pada suatu skala tingkat keyakinan yang diberikan bersamaan
dengan lembar jawaban.57 Jadi, tiap butir yang berisi option jawaban selalu
disertakan dengan skala tingkat keyakinan yang harus dipilih. Hal ini untuk
mengetahui tingkat keyakinan responden dari setiap jawaban butir soal.
Tingkat kepastian jawaban tercermin dalam skala CRI yang
diberikan, CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan konsep pada
responden (siswa) dalam menjawab pertanyaan, dalam hal ini siswa
menjawab atas dasar tebakan semata sedangkan CRI tinggi mencerminkan
keyakinan dan kepastian konsep yang tinggi pada diri responden dalam
menjawab butir soal.58 Namun, teknik CRI memiliki kelemahan yakni
terletak pada pengkategorian siswa. Kelemahan tes pilihan ganda dengan
teknik CRI terletak dalam pengkategorian peserta didik yang memiliki
tingkat kepercayaan diri yang rendah dan besarnya faktor menebak siswa
dalam menjawab soal.59 Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang
sebenarnya mampu menjawab dan memahami konsep-konsep yang terdapat
pada soal, namun karena memiliki tingkat keyakinan yang rendah
menuntunnya memilih skala CRI yang rendah, sehingga dikelompokkan
dalam kategori tidak paham konsep (menebak).
60
Dengan memperhatikan
kondisi ini maka kategori pemahaman yang disusun oleh Saleem dan Hasan
dimodifikasi oleh Aliefman Hakim dengan menambahkan alasan terbuka
pada tes pilihan ganda, sehingga siswa yang memahami konsep tetapi
55
Yuyu Tayubi, op. cit., h. 5.
Saleem Hasan, et al., ”Misconception and The Certainty of Response Index (CRI)”,
Physics Education, 34, 5, 1999, p. 294.
57
Yuyu Tayubi, loc. cit.
58
Ibid.
59
Aliefman Hakim, et al., “Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry
in Primary and Secondary Metabolies Using the Data Collecting Technique of Modified CRI”,
International Online Journal of Education Sciences, 4, 3, 2012, p. 546.
60
Ibid.
56
30
memilih CRI yang rendah masuk ke dalam kategori paham konsep tetapi
kurang yakin.61 Artinya, Aliefman mencoba menambahkan pilihan ganda
beralasan disamping untuk memodifikasi kategori siswa, juga memenuhi
salah satu karakteristik tes diagnostik yakni menggunakan bentuk soal
pilihan ganda beralasan.
4.
Tinjauan Umum mengenai Konsep Fotosintesis dan Respirasi
Tumbuhan
Konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan merupakan salah satu
konsep dasar dalam biokimia, karena di dalamnya terdapat beberapa
konsepsi-konsepsi biologis yang berkaitan dengan proses-proses kimiawi
kehidupan. Konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan diajarkan pada siswa
kelas XII (dua belas) IPA. Dalam kurikulum KTSP, konsep ini terletak pada
Standar Kompetensi (SK) memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
Konsep juga termasuk Kompetensi Dasar (KD) 2.2 yaitu mendeskripsikan
proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan.62
Terminologi fotosintesis berasal dari kata photon yang berarti
cahaya dan synthesis yang berarti sintesis, sehingga fotosintesis diartikan
sebagai peristiwa penyusunan zat organik dari zat anorganik dengan bantuan
cahaya matahari.63 Sumber energi cahaya yang digunakan pada fotosintesis
umumnya berasal dari cahaya matahari karena memiliki spektrum cahaya
tampak yakni ungu dan merah.64 Fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan,
beberapa bakteri, dan protista tertentu.65 Dengan bantuan cahaya yang
memiliki spektrum cahaya tampak, tumbuhan dapat menyusun molekulmolekul organik dari molekul-molekul anorganik. Proses fotosintesis dapat
berlangsung kapan pun asalkan ada sumber cahaya tampak, di mana cahaya
61
Ibid., p. 548.
Lampiran 13, Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
63
Istamar Syamsuri, Biologi 3A, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 41.
64
Arif Priadi, Biologi 3, (Jakarta: Yudhistira, 2009), h. 34.
65
Ibid, h. 34.
62
31
tersebut ditangkap oleh klorofil.66 Reaksi fotosintesis berlangsung pada
organel sel yang disebut kloroplas.67
Respirasi merupakan suatu proses membebaskan energi melalui
reaksi kimia dengan atau tidak menggunakan oksigen.68 Respirasi dilakukan
oleh semua sel penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan.69
Respirasi pada tumbuhan terjadi kapan saja jika oksigen di lingkungan
berada pada kondisi yang optimal.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk dapat mengidentifikasi
miskonsepsi siswa dalam konsep-konsep sains termasuk biologi. Salah
satunya yaitu penelitian yang berjudul “Diagnosing secondary student’s
misconceptions of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier
multiple choice instrument” yang dilakukan oleh Treagust dan Haslam,
menyebutkan bahwa miskonsepsi masih terjadi terutama pada subkonsep
hubungan antara fotosintesis dan respirasi tanaman, dengan presentase di atas
10.70
Penelitian yang berjudul “Misconceptions as Barrier to Understanding
Biology” yang dilakukan oleh Ceren Tekkaya, menyebutkan bahwa penting
untuk dilakukan identifikasi pada kemungkinan terjadinya miskonsepsi siswa
terhadap suatu materi khususnya dalam materi konsep-konsep biologi. Siswa
yang mengalami miskonsepsi selain akan mengalami kesalahan akan
pemahaman suatu materi, jika tidak mendapat penjelasan dan pemahaman
yang bersifat korektif, maka miskonsepsi tersebut akan terus terbawa dan
tertanam hingga siswa dewasa nanti. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa terdapat konsep-konsep yang terdapat miskonsepsi siswa dalam
66
Istamar Syamsuri, loc. cit.
Ibid.
68
Arif Priadi, op. cit., h. 28.
69
Istamar Syamsuri, op. cit., h. 31.
70
Filocha Haslam and David F. Treagust, op. cit., p. 203.
67
32
pemahamannya, diantaranya yaitu konsep tentang sel, fotosintesis, ekologi,
genetika, klasifikasi, pernafasan, dan sirkulasi darah.71
Penelitian selanjutnya mengenai miskonsepsi dilakukan oleh Sacit Köse
dengan judul, ”Diagnosing Student Misconceptions: Using Drawings as a
Research Method”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 156
mahasiswa dengan umur 20-25 tahun dan wawancara terhadap 15 mahasiswa,
beberapa miskonsepsi telah ditemukan antara lain mengenai : hubungan
antara fotosintesis dengan respirasi pada tumbuhan dan makanan dan nutrisi
pada tumbuhan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis gambar dan
wawancara.72
Kemudian, Fatma EKICI, Erhan EKICI, dan Fatih AYDIN juga
melakukan penelitian yang berkenaan dengan miskonsepsi. Penelitian mereka
berjudul “Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming
Misconceptions
Related
to
Photosynthesis”.
Hasil
penelitian
ini
menyimpulkan bahwa kartun konsep fotosintesis dapat digunakan untuk
mengeliminasi dan mengidentifikasi miskonsepsi. Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Tes Diagnostik dengan menggunakan Kartun.73
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Hulusi COKADAR yang
berjudul “Photosynthesis and Respiration Processes : Prospective Teachers’
Conception Level”. Penelitian Hulusi COKADAR ingin mengungkapkan
konsepsi yang dimiliki oleh calon guru sekolah dasar dan tingkat menengah
mengenai konsep fotosintesis dan respirasi. Metode penelitian yang ia
gunakan adalah metode survey dengan 152 responden yang terdiri atas 90
mahasiswa calon guru sekolah dasar dan 62 mahasiswa calon guru tingkat
menengah. Instrumen yang digunakan berupa tes esai terbuka (open-ended
question). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 90 mahasiswa calon
guru sekolah dasar, 42% dan 29% memahami konsep/definisi fotosintesis dan
71
Ceren Tekkaya, op. cit., p. 259.
Sacit Köse, “Diagnosing Student Misconceptions: Using Drawings as a Research
Method”, World Applied Sciences Journal, 2, 2008, p. 283
73
Fatma EKICI, et al., ”Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming
Misconceptions Related to Photosynthesis”, International Journal of Environmental & Science
Education, 2, 4, 2007, p. 111.
72
33
respirasi dengan baik. Sedangkan dari 62 mahasiswa calon guru tingkat
menengah, 5% dan 2% memahami konsep fotosintesis dan respirasi dengan
baik. Menurutnya, penyebab miskonsepsi tersebut dimungkinkan berdasarkan
literasi sains, sehingga perlu adanya diskusi lebih lanjut terkait hal ini.74
Penelitian lain yang berkaitan dengan miskonsepsi dilakukan oleh Ita
Viana Dwi, Yuni Sri Rahayu, dan Erman. Penelitian mereka berjudul
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Fotosintesis. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa persentase miskonsepsi siswa terbesar ialah
59% pada konsep yang menyatakan bahwa malam hari tumbuhan melakukan
respirasi dan menghasilkan CO2.
C. Kerangka Berpikir
Manusia memiliki naluri atau kemampuan alami untuk dapat
menerjemahkan fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di
sekitar. Kemampuan alamiah ini sangat bermanfaat bagi manusia dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini sejalan dengan pandangan seorang
filsuf perancis yakni Rene Des Cartes dengan filsafatnya yang terkenal yaitu
cogito er gosum yang memiliki arti aku berpikir maka aku ada. Dengan
adanya filsafat ini, manusia terus menerus mencari konsepsi-konsepsi yang
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini yang menyebabkan seorang
manusia mengalami pengalaman pembelajaran.
Siswa atau peserta didik merupakan manusia yang mengalami banyak
pengalaman belajar. Melalui pengalaman belajar inilah siswa dapat
memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat untuk dirinya. Dalam
membentuk pengetahuannya, siswa dihadapkan oleh dua cara yakni formasi
konsep dan asimilasi konsep. Pada formasi konsep, siswa secara naluri akan
memperoleh pengetahuan berdasarkan lingkungan konkretnya ke dalam
struktur kognitif yang ia miliki. Hasil dari formasi konsep yang telah
74
Hulusi ÇOKADAR, ” Photosynthesis and Respiration Processes : Prospective Teachers’
Conception Level”, Education and Science Journal, 37, 164, 2012, p. 81.
34
dilakukan siswa berdasarkan pengalaman konkretnya ini disebut prakonsepsi
atau konsepsi awal. Prakonsepsi yang dimiliki oleh siswa sebelum memasuki
pembelajaran formal di sekolah bermacam-macam. Hal ini dikarenakan
adanya latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda dari masingmasing siswa dalam memformasi konsep.
Siswa yang mengalami pembelajaran yang menstilmulasi ia agar
mampu mengaitkan prakonsepsi yang dimiliki dengan definisi formal yang
diajarkan, maka sesungguhnya siswa telah mengalami asimilasi konsep. Pada
dasarnya siswa memiliki kemampuan alami dalam menghubungkan setiap
makna secara definisi dengan struktur kognitif yang telah dibentuk. Namun,
terkadang asimilasi yang dilakukan oleh siswa ada yang berhasil dan ada
yang belum berhasil atau gagal. Hal ini berkaitan dengan perkembangan
kognitif dan tata bahasa. Proses berfikir dan pemahaman seseorang atau
beberapa orang terhadap suatu konsep juga banyak dipengaruhi oleh
pengalaman dan kemampuan kognitif dasar yang dimiliki. Pada tahap
penafsiran atau pemahaman tersebutlah, seseorang berpotensi mengalami
konsepsi yang salah atau tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para
ahli. Hal inilah yang disebut dengan miskonsepsi.
Miskonsepsi dapat melekat pada diri seorang siswa sehingga dapat
menyesatkan pemahaman siswa dalam memahami fenomena alamiah maupun
saat eksplanasi ilmiah. Hal ini tentu akan berdampak negatif terhadap
kelangsungan pembentukan pengetahuan bagi siswa selanjutnya. Oleh sebab
itulah, perlu dilakukan usaha identifikasi miskonsepsi atau diagnosis tingkat
pemahaman siswa sehingga dapat diketahui bagian konsep/subkonsep materi
yang salah dalam pemahaman siswa.
Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Hijau merupakan
konsep yang membahas tentang bagaimana makhluk hidup mengolah
makanan sendiri dan mampu bertahan hidup. Fotosintesis membahas
bagaimana energi cahaya matahari mampu memberikan efek terhadap
tumbuhan hijau agar zat-zat atau unsur-unsur yang belum terkaktifasi menjadi
aktif sehingga proses pengolahan atau penyusunan makanan dapat terjadi.
35
Respirasi Tumbuhan hijau membahas bagaimana tumbuhan melakukan
pertukaran gas.
Tes dalam pendidikan adalah suatu cara pengukuran dan penilaian
yang dapat dijadikan suatu instrumen pengumpulan data mengenai
pengetahuan siswa ataupun keberhasilan suatu program pengajaran yang
bentuknya dapat berupa pertanyaan atau penugasan yang dapat dinilai dan
diukur dengan menggunakan standar penilaian tertentu. Tes diagnostik
merupakan suatu jenis tes yang dilakukan untuk mengetahui kesulitan dan
masalah siswa dalam memahami suatu konsep yang butir soal tesnya harus
dapat mengungkapkan kesulitan dan masalah siswa, sehingga guru dapat
mengetahui cara untuk menindaklanjuti dan mengatasi masalah atau kesulitan
belajar siswa tersebut.
Tes pilihan ganda bisa digunakan sebagai instrumen tes diagnostik
karena bisa mengukur pemahaman siswa tentang suatu konsep hingga bagian
subkonsepnya secara objektif dan praktis. Tes pilihan ganda atau multiple
choice test adalah salah satu jenis tes objektif yang soalnya dapat mencakup
banyak materi, yang terdiri atas bagian keterangan sebagai soal dan bagian
kemungkinan jawaban atau alternatif. Tes identifikasi atau diagnostik yang
telah dikembangkan yaitu tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai
Certainty of Response Index (CRI) dimana terdapat modifikasi dalam
pengkategorian tingkat pemahaman siswa. Tes ini digunakan untuk
mengetahui tingkat keyakinan/kepastian siswa dalam menjawab butir-butir
soal. Dengan penggunaan tes pilihan ganda ini guru dapat dengan mudah
mengidentifikasi kelompok siswa mana yang mengalami miskonsepsi, tidak
tahu konsep, paham konsep, dan paham konsep tetapi kurang yakin. Untuk
mengetahui alur kerangka pikir secara umum, dapat dilihat dari Gambar 2.1.
Bagan Kerangka Pikir berikut ini :
36
Formasi Konsep
Konsepsi Awal Siswa
Pembelajaran Formal
Siswa berhasil
melakukan asimilasi
Siswa gagal
melakukan Asimilasi
Tes Diagnostik/Identifikasi
Tingkat Pemahaman Siswa
Menggunakan CRI
Siswa Paham
Konsep
dengan baik
Siswa Paham
Konsep Tetapi
Kurang Yakin
Siswa
Miskonsepsi
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Siswa Tidak
Tahu Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada semester genap yaitu pada bulan Februari
2014, tahun ajaran 2013/2014. Lokasi penelitian yang dilakukan yaitu bertempat
di beberapa Sekolah Menengah Atas se-Kota Tangerang Selatan, Banten.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey karena ingin memperoleh
gambaran umum mengenai miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMAN se-Kota
Tangerang Selatan. Metode penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan
data atau informasi mengenai populasi yang besar dengan menggunakan sampel.
Ada tiga karakteristik utama survey yaitu (1) informasi yang dikumpulkan
mendeskripsikan beberapa aspek antara lain kemampuan, sikap, kepercayaan,
pengetahuan dari populasi, (2) informasi yang dikumpulkan melalui pengajuan
pertanyaan, (3) informasi diperoleh dari sampel dan bukan dari populasi.1
Dalam pengumpulan data, peneliti mengumpulkan informasi mengenai
miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan yang
dideskripsikan dengan cara menganalisis kesesuaian data hasil jawaban siswa
dengan konsep yang sesungguhnya. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa
soal tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai kolom CRI. Alur penelitian yang
dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 82.
37
38
Penyusunan dan
Justifikasi
Instrumen Soal
Identifikasi
Miskonsepsi
terhadap Siswa
Pengolahan Data
Hasil Penelitian
Analisis Data
Kelompok
Miskonsepsi
Penarikan
Kesimpulan
Gambar 3.1. Alur Penelitian
39
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XII (dua belas) dari
SMAN se-Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 11 sekolah. Penarikan dan
pemilihan sampel merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian survei.
Karakteristik sampel diambil berdasarkan strata. Penentuan strata atas, tengah dan
bawah didasarkan atas hasil ujian nasional biologi tahun 2012. Dalam setiap strata
diambil sampel secara acak secara proporsional menggunakan teknik propotional
stratified random sampling.2 Untuk strata atas diambil 1 sekolah dengan 2 kelas
yakni dari SMAN A Kota Tangerang Selatan, untuk strata tengah diambil 1
sekolah dengan 2 kelas yakni dari SMAN B Kota Tangerang Selatan, dan untuk
strata bawah diambil sampel 1 sekolah dengan 2 kelas yakni dari SMAN C Kota
Tangerang Selatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu tahapan yang perlu dilakukan
dalam rangka pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian, baik dengan
menggunakan instrumen tes maupun nontes. Teknik pengumpulan data yang akan
dilakukan ini menggunakan teknik tes tertulis.
Tes dalam pendidikan pada umumnya memiliki sifat mengukur yang dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar maupun sifat psikologis siswa.3 Item tes
pilihan ganda merupakan tes objektif yang paling banyak digunakan oleh guru
karena dapat mengukur pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang
bervariasi.4 Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis yang serupa
dengan tes hasil belajar berupa tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai kolom
tingkat keyakinan atau CRI (Certainty Response Index) yang bertujuan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi.
2
Ibid., h. 89.
Ibid., h. 223.
4
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), h. 125.
3
40
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda
beralasan terbuka disertai form CRI (Certainty Response Index) yang digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada siswa. Setiap butir soal yang
digunakan dalam instrumen penelitian ini memiliki 4 pilihan jawaban. Tes dengan
empat pilihan jawaban banyak digunakan karena memungkinkan siswa dapat
menerka jawaban sekitar 25%.5 Instrumen penelitian ini berfungsi untuk
mendiagnosis/mengidentifikasi miskonsepsi siswa, sehingga teknik penyusunan
instrumen yang dilakukan mengacu pada tahapan penyusunan tes diagnosis
sebagai berikut : 6
1. Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Soal
2. Penentuan Tujuan Tes dengan pendekatan kesalahan yang biasa dilakukan
oleh siswa.
3. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Soal
4. Penyusunan Draft Instrumen Soal
5. Justifikasi Instrumen Soal oleh :
a. Ahli Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
b. Dosen Evaluasi Pendidikan/Pembimbing
c. Uji coba terhadap siswa
Uji coba dilakukan kepada subjek yang berbeda dengan subjek penelitian,
lalu ditentukan validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran dari soal
tes pilihan ganda tersebut.
1) Uji validitas
Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran
menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Aspek yang diukur dalam
ujicoba ini adalah aspek pemahaman siswa secara kognitif terhadap konsep
Fotosintesis dan Respirasi pada Tumbuhan.
5
Ibid., h. 127.
Rachmadi Widdiharto, Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif
Proses Remidinya, (Yogyakarta: Depdiknas, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h. 17-18.
6
41
Tes diujicobakan kepada kelompok yang bukan merupakan subjek
penelitian lalu dihitung validitas setiap butir soalnya. Untuk melihat validitas
soal dalam ujicoba ini digunakan rumus koefisien korelasi biserial berikut7:
rbis (i) =
Xi  Xt
St
pi
qi
Keterangan:
rbis(i)
= koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan
skor total
X
i
= rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i
X
t
= rata-rata skor total semua responden
St
= standar deviasi skor total semua responden
pi
= proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi
= proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
Kriteria item:
Hasil perhitungan validitas item tersebut kemudian dikonsultasikan dengan
rtabel, jika r hasil lebih besar dari rtabel, maka korelasi soal tersebut signifikan,
maka soal tersebut dapat dikatakan valid. Begitupun sebaliknya, soal yang
tidak valid kemudian diperbaiki sebelum digunakan dalam penelitian.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen merupakan standar mengenai tingkat keajegan
atau ketepatan hasil pengukuran. Sebuah instrumen dikatakan memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai jika instrumen tersebut digunakan untuk
mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.8
Uji ini menggunakan rumus KR-20.
7
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h. 109.
8
Nana Syaodih Sukmadinata., op. cit., h. 229-230.
42
rii =
k   pi qi 
1 

2
k  1 
S t 
Keterangan:
rii
= koefisien reliabilitas tes
k
= jumlah butir
piqi
= varians skor butir
pi
= proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi
= proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
St2
= varians skor total
Hasil r11 kemudian dikonsultasikan dengan r tabel harga r product moment.
Bila besar r11 soal lebih besar dari r tabel maka soal tes tersebut reliabel.
Dari hasil uji coba didapatkan bahwa r11 sebesar 0,84.
3) Daya Beda
Daya beda merupakan daya dalam membedakan antara peserta tes
yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta tes dengan kemampuan
rendah dalam menjawab soal.9
Rumus yang digunakan dalam uji ini yaitu:10
D = (Ba - Bb) / 0.5 N
dimana daya beda yang baik adalah: D > 0.30
Keterangan:
D
= daya beda
Ba
= jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb
= jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N
= jumlah peserta tes
4) Tingkat Kesukaran
9
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Intrepretasi Hasil Tes:
Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 23.
10
Ahmad Sofyan, dkk., op. cit., h. 104.
43
Uji ini menggunakan rumus berikut:
P=
B
N
Keterangan:
P = tingkat kesukaran
N = jumlah peserta siswa
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, ketentuannya yaitu:
P = 0 - 0.25
 mudah
P = 0.26 - 0.75
 sedang
P = 0.76 - 1
 sukar
Berdasarkan hasil uji coba, jumlah butir soal yang memiliki tingkat
kesukaran mudah, sedang, dan sukar yaitu sebanyak 8, 19, dan 13. Jumlah butir
soal yang valid dari kategori mudah sebanyak 3 butir soal, dari kategori sedang
sebanyak 9 butir soal, dan kategori sukar sebanyak 9 butir soal. Hasil uji coba
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
44
Tabel 3.1. Hasil Uji Coba Instrumen Soal Identifikasi Miskonsepsi Pilihan Ganda
Analisis Butir
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
D. Beda
(%)
37,50
12,50
0,00
50,00
37,50
25,00
62,50
25,00
25,00
0,00
37,50
12,50
25,00
75,00
12,50
37,50
-25,00
0,00
12,50
0,00
37,50
50,00
37,50
50,00
12,50
25,00
12,50
62,50
37,50
75,00
50,00
25,00
50,00
0,00
-12,50
12,50
37,50
0,00
25,00
25,00
Tingkat
Kesukaran
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sukar
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sangat Mudah
Sukar
Sedang
Sangat Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sangat Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sangat Sukar
Sangat Sukar
Sukar
Mudah
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Keterangan
Korelasi
Sign. Korelasi
0,206
0,325
0,115
0,378
0,355
0,100
0,364
0,116
0,364
0,263
0,182
0,173
0,436
0,488
0,155
0,324
-0,209
0,037
0,561
0,011
0,326
0,356
0,372
0,426
0,262
0,580
0,174
0,375
0,662
0,477
0,734
0,220
0,285
0,267
-0,098
0,172
0,397
0,327
0,364
0,136
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Signifikan
-
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
45
Setelah uji coba terhadap responden yang terdiri atas beberapa siswa kelas
XII IPA yang bukan merupakan objek penelitian, diperlukan rekonstruksi butir
soal oleh dosen dan pertimbangan peneliti. Hal ini dikarenakan ada beberapa butir
soal mengenai konsep-konsep utama fotosintesis dan respirasi yang tidak valid
padahal soal tersebut diperlukan sebagai butir soal dalam instrumen penelitian.
Dari 40 soal yang diuji coba oleh siswa, dikonstruksi dan direkonstruksi oleh
dosen ahli (dosen pembimbing) dan ahli biologi, maka soal yang digunakan
sebanyak 25 soal pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu data kuantitatif berupa data
hasil tes disertai form CRI. Langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian
ini yaitu:
1.
Ditentukan nilai CRI berdasarkan pada skala yang disusun oleh Saleem
Hasan.11
2.
Ditentukan kategori tingkat pemahaman berdasarkan pilihan jawaban, alasan,
dan nilai CRI. Kategori tingkat pemahaman ini berdasarkan kategori tingkat
pemahaman menurut Aliefman.12
Tabel 3.2. Modifikasi Kategori Tingkatan Pemahaman
Jawaban
Alasan
Nilai CRI
Deskripsi
Benar
Benar
> 2,5
Memahami konsep dengan baik
Benar
Benar
< 2,5
Memahami konsep tetapi kurang yakin
Benar
Salah
> 2,5
Miskonsepsi
Benar
Salah
< 2,5
Tidak Tahu Konsep
Salah
Benar
> 2,5
Miskonsepsi
Salah
Benar
< 2,5
Tidak Tahu Konsep
Salah
Salah
> 2,5
Miskonsepsi
Salah
Salah
< 2,5
Tidak Tahu Konsep
11
Saleem Hasan, et al.,”Misconception and the Certainty of Response Index (CRI)”,
Physic Education, 34, 5, 1999, p. 297.
12
Aliefman Hakim, et al., “Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry
in Primary and Secondary Metabolites Using the Data Collecting Technique of Modified CRI”,
International Online Journal of Educational Sciences, 4, 3, 2012, p. 544-553
46
3.
Melakukan analisis jawaban individu/siswa untuk membedakan antara paham
konsep dengan baik, paham konsep tetapi kurang yakin, miskonsepsi dan
tidak tahu konsep.
4.
Dilakukan perhitungan persentase terhadap keempat hasil penilaian di tiap
strata.
P= f/N x 100%
Keterangan:
P
= angka persentase kelompok
f
= jumlah siswa pada setiap kelompok
N
= jumlah individu (jumlah seluruh siswa yang menjadi subjek
penelitian)
5. Dibuat rekapitulasi persentase rata-rata tingkatan pemahaman seluruh siswa.
6. Menganalisis letak miskonsepsi siswa pada butir soal dengan persentase
miskonsepsi siswa tertinggi. Hasil pengolahan data ini selanjutnya akan
mengarahkan pada kesimpulan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Data Persentase Siswa Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
tiap SMA
Hasil jawaban siswa pada soal pilihan ganda beralasan terbuka yang
disertai kolom tingkat kepercayaan (Certainty of Response Index) disajikan
dalam bentuk tabel. Tiap tabel berisi persentase kategori tingkatan
pemahaman siswa tiap SMA pada konsep Fotosintesis yang dibagi menjadi 4
kategori, yaitu Paham Konsep (PK), Paham Konsep tetapi Kurang Yakin
(PKKY), Miskonsepsi (M), dan Tidak Tahu Konsep (TTK). Berikut ini
adalah tabel persentase dari masing-masing SMA se-Kota Tangerang Selatan
berdasarkan kelompok atas, tengah, dan bawah.
1) Data Persentase Siswa berdasarkan Kategori Tingkatan Pemahaman di
SMAN A Tangerang Selatan
Hasil analisis jawaban siswa di SMAN A Tangerang Selatan dari tes
pilihan ganda beralasan terbuka yang disertai dengan tingkat kepercayaan
pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan ditunjukkan pada tabel
4.1. SMAN A Tangerang Selatan merupakan perwakilan sampel pada
kelompok atas. Tiap indikator soal diwakili oleh satu butir soal sehingga
terdapat 25 butir soal dengan 25 indikator soal.
47
48
Tabel 4.1. Data persentase 4 kategori tingkatan pemahaman siswa SMAN A
Tangerang Selatan Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
Kategori (%)
Indikator Soal
PK
PKKY
M
TTK
6,38
2,13
72,34
19,15
4,26
0,00
78,72
17,02
21,28
2,13
44,68
31,91
6,38
0,00
70,21
23,40
8,51
0,00
68,09
23,40
48,94
4,26
29,79
17,02
7. Mengetahui letak fotosintesis pada daun
6,38
6,38
34,04
53,19
8. Mengetahui fungsi klorofil
19,15
4,26
55.32
21,28
2,13
12,77
46,81
38,30
34,04
2,13
44,68
19,15
23,40
2,13
51,06
23,40
4,26
0,00
48,94
46,81
0,00
0,00
57,45
42,55
21,28
4,26
57,45
17,02
15. Menentukan pernyataan mengenai pernapasan
25,53
2,13
48,94
23,40
16. Menentukan letak respirasi pada tumbuhan
25,53
6,38
31,91
36,17
17. Mengetahui pengertian respirasi
29,79
2,13
46,81
21,28
18. Menentukan pernyataan mengenai respirasi
tumbuhan
8,51
4,26
46,81
40,43
19. Menentukan waktu tumbuhan bernapas
19,15
0,00
59,57
21,28
20. Menentukan persamaan kimiawi respirasi
6,38
8,51
63,83
21,28
21. Mengetahui perbedaan respirasi dengan
fotosintesis
46,81
0,00
34,04
19,15
1. Menentukan gas yang digunakan untuk
respirasi
2. Menentukan gas yang merupakan hasil
respirasi
3. Menentukan gas yang digunakan pada
fotosintesis
4. Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis
5. Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari
fotosintesis
6. Menentukan proses-proses kehidupan yang
menghasilkan CO2
9. Mengetahui tempat penyimpanan sementara
hasil fotosintesis
10. Menentukan faktor yang tidak berpengaruh
dalam fotosintesis
11. Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis
pada Hydrilla sp.
12. Mengetahui letak pengikatan CO2 pada
fotosintesis
13. Menentukan organel pada tumbuhan yang
berfungsi menangkap cahaya
14. Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi
untuk bernapas
49
22. Menentukan organel respirasi
23. Menentukan gas yang dikeluarkan oleh
tumbuhan
24. Menentukan gas yang digunakan oleh
tumbuhan
25. Mengetahui pembuktian percobaan Priestley
mengenai fotosintesis
RATA-RATA
21,28
0,00
31,91
46,81
2,13
0,00
78,72
19,15
4,26
2,13
78,72
14,89
51,06
0,00
25,53
23,40
17,87
2,64
52,13
27,23
Berdasarkan tabel tersebut, persentase tingkatan pemahaman siswa
pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan di SMAN A Tangerang
Selatan didominasi pada kategori “Miskonsepsi” dengan rata-rata persentase
sebesar 52,13% dan persentase tingkatan pemahaman siswa yang paling kecil
terletak pada kategori “Paham Konsep tetapi Kurang Yakin” dengan rata-rata
persentase sebesar 2,64%. Sedangkan rata-rata persentase pemahaman siswa
pada kategori “Paham Konsep”, dan “ Tidak Tahu Konsep” yakni sebesar
17,87% dan 27,23%.
Butir-butir soal yang memiliki persentase tingkat pemahaman siswa
paling tinggi pada kategori “miskonsepsi” di tiap butir soal berjumlah 19 butir
soal. Butir soal 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 23, dan
24 memiliki persentase miskonsepsi siswa paling tinggi di antara keempat
kategori tingkatan pemahaman siswa.
50
2) Data Persentase Siswa berdasarkan Kategori Tingkatan Pemahaman di
SMAN B Tangerang Selatan
Hasil analisis jawaban siswa di SMAN B Tangerang Selatan dari tes
pilihan ganda beralasan terbuka yang disertai dengan tingkat kepercayaan
pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan ditunjukkan pada tabel
tabel 4.2. SMAN B Tangerang Selatan merupakan perwakilan sampel pada
kelompok tengah. Tiap indikator soal diwakili oleh satu butir soal sehingga
terdapat 25 butir soal dengan 25 indikator soal.
Tabel 4.2. Data persentase 4 kategori tingkatan pemahaman siswa SMAN B
Tangerang Selatan Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
Kategori (%)
Indikator Soal
PK
PKKY
M
TTK
5,26
2,63
63,16
28,95
5,26
1,32
56,58
36,84
11,84
2,63
32,89
52,63
5,26
0,00
32,89
61,84
2,63
0,00
26,32
71,05
13,16
3,95
27,63
55,26
7. Mengetahui letak fotosintesis pada daun
2,63
1,32
17,11
78,95
8. Mengetahui fungsi klorofil
17,11
2,63
17,11
63,16
5,26
1,32
5,26
88,16
13,16
3,95
15,79
67,11
2,63
2,63
25,00
69,74
1,32
1,32
13,16
84,21
0,00
0,00
26,32
73,68
13,16
1,32
30,26
55,26
1. Menentukan gas yang digunakan untuk
respirasi
2. Menentukan gas yang merupakan hasil
respirasi
3. Menentukan gas yang digunakan pada
fotosintesis
4. Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis
5. Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari
fotosintesis
6. Menentukan proses-proses kehidupan yang
menghasilkan CO2
9. Mengetahui tempat penyimpanan sementara
hasil fotosintesis
10. Menentukan faktor yang tidak berpengaruh
dalam fotosintesis
11. Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis
pada Hydrilla sp.
12. Mengetahui letak pengikatan CO2 pada
fotosintesis
13. Menentukan organel pada tumbuhan yang
berfungsi menangkap cahaya
14. Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi
untuk bernapas
51
15. Menentukan pernyataan mengenai pernapasan
10,53
2,63
17,11
69,74
16. Menentukan letak respirasi pada tumbuhan
5,26
2,63
23,68
68,42
17. Mengetahui pengertian respirasi
3,95
0,00
30,26
65,79
18. Menentukan pernyataan mengenai respirasi
tumbuhan
1,32
1,32
21,05
76,32
19. Menentukan waktu tumbuhan bernapas
6,58
1,32
36,84
55,26
20. Menentukan persamaan kimiawi respirasi
1,32
0,00
14,47
84,21
21. Mengetahui perbedaan respirasi dengan
fotosintesis
2,63
1,32
2,63
93,42
22. Menentukan organel respirasi
2,63
2,63
11,84
82,89
1,32
0,00
48,68
50,00
1,32
0,00
52,63
46,05
7,89
0,00
40,79
51,32
5,74
1,47
27,58
65,21
23. Menentukan gas yang dikeluarkan oleh
tumbuhan
24. Menentukan gas yang digunakan oleh
tumbuhan
25. Mengetahui pembuktian percobaan Priestley
mengenai fotosintesis
RATA-RATA
Berdasarkan tabel tersebut, persentase tingkatan pemahaman siswa
pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan didominasi pada kategori
“Tidak Tahu Konsep” dengan rata-rata persentase sebesar 65,21% dan
persentase tingkatan pemahaman siswa yang paling kecil terletak pada
kategori “Paham Konsep tetapi Kurang Yakin” dengan rata-rata persentase
sebesar 1,47%. Sedangkan rata-rata persentase pemahaman siswa pada
kategori “Paham Konsep”, dan “Miskonsepsi” yakni sebesar 5,74% dan
27,68%.
Butir-butir soal yang memiliki persentase tingkat pemahaman siswa
paling tinggi pada kategori “miskonsepsi” di tiap butir soal berjumlah 3 butir
soal. Butir soal 1, 2, dan 24 memiliki persentase miskonsepsi siswa paling
tinggi di antara keempat kategori tingkatan pemahaman siswa.
52
3) Data Persentase Siswa berdasarkan Kategori Tingkatan Pemahaman di
SMAN C Tangerang Selatan
Hasil analisis jawaban siswa di SMAN C Tangerang Selatan dari tes
pilihan ganda beralasan terbuka yang disertai dengan tingkat kepercayaan
pada konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan ditunjukkan pada tabel
tabel 4.3. SMAN C Tangerang Selatan merupakan perwakilan sampel pada
kelompok bawah. Tiap indikator soal mewakili satu butir soal sehingga
terdapat 25 butir soal dengan 25 indikator soal.
Tabel 4.2. Data persentase 4 kategori tingkatan pemahaman siswa SMAN C
Tangerang Selatan Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
Kategori (%)
Indikator Soal
PK
PKKY
M
TTK
9,86
0,00
64,79
25,35
0,00
0,00
69,01
30,99
18,31
1,41
36,62
43,66
9,88
0,00
39,44
50,70
11,27
0,00
46,48
42,25
35,21
0,00
40,85
23,94
7. Mengetahui letak fotosintesis pada daun
25,35
2,82
14,08
57,75
8. Mengetahui fungsi klorofil
12,68
1,41
47,89
38,03
16,90
2,82
22,54
57,75
14,08
4,23
49,30
32,39
18,31
2,82
26,76
52,11
7,04
1,41
40,85
50,70
0,00
0,00
46,48
53,52
2,82
1,41
57,75
38,03
1. Menentukan gas yang digunakan untuk
respirasi
2. Menentukan gas yang merupakan hasil
respirasi
3. Menentukan gas yang digunakan pada
fotosintesis
4. Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis
5. Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari
fotosintesis
6. Menentukan proses-proses kehidupan yang
menghasilkan CO2
9. Mengetahui tempat penyimpanan sementara
hasil fotosintesis
10. Menentukan faktor yang tidak berpengaruh
dalam fotosintesis
11. Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis
pada Hydrilla sp.
12. Mengetahui letak pengikatan CO2 pada
fotosintesis
13. Menentukan organel pada tumbuhan yang
berfungsi menangkap cahaya
14. Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi
untuk bernapas
53
15. Menentukan pernyataan mengenai pernapasan
1,41
0,00
36,62
61,97
16. Menentukan letak respirasi pada tumbuhan
1,41
0,00
21,13
77,46
17. Mengetahui pengertian respirasi
4,32
0,00
12,68
83,10
18. Menentukan pernyataan mengenai respirasi
tumbuhan
1,41
0,00
5,63
92,96
19. Menentukan waktu tumbuhan bernapas
26,76
2,82
22,54
47,89
20. Menentukan persamaan kimiawi respirasi
1,41
0,00
16,90
81,69
21. Mengetahui perbedaan respirasi dengan
fotosintesis
5,63
0,00
9,86
85,41
22. Menentukan organel respirasi
7,04
1,41
14,08
77,46
5,63
0,00
52,11
42,25
5,63
0,00
43,66
50,70
42,25
5,63
15,49
36,62
11,38
1,13
34,14
53,39
23. Menentukan gas yang dikeluarkan oleh
tumbuhan
24. Menentukan gas yang digunakan oleh
tumbuhan
25. Mengetahui pembuktian percobaan Priestley
mengenai fotosintesis
RATA-RATA
Berdasarkan tabel tersebut, persentase tingkatan pemahaman siswa
pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan didominasi pada kategori
“Tidak Tahu Konsep” dengan rata-rata persentase sebesar 53,39% dan
persentase tingkatan pemahaman siswa yang paling kecil terletak pada
kategori “Paham Konsep tetapi Kurang Yakin” dengan rata-rata persentase
sebesar 1,13%. Sedangkan rata-rata persentase pemahaman siswa pada
kategori “Paham Konsep”, dan “ Miskonsepsi” yakni sebesar 11,38% dan
34,14%.
Butir-butir soal yang memiliki persentase tingkat pemahaman siswa
paling tinggi pada kategori “miskonsepsi” di tiap butir soal berjumlah 8 butir
soal. Butir soal 1, 2, 5, 6, 8, 10, 14, dan 23 memiliki persentase miskonsepsi
siswa paling tinggi di antara keempat kategori tingkatan pemahaman siswa.
54
b. Data Rekapitulasi Persentase Rata-rata Siswa SMA se-Tangerang
Selatan pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan.
Hasil rekapitulasi persentase rata-rata siswa pada konsep fotosintesis
dan respirasi tumbuhan disajikan dalam bentuk diagram batang. Rekapitulasi
persentase rata-rata ini bertujuan untuk melihat gambaran secara keseluruhan
mengenai persentase tingkatan pemahaman siswa terhadap butir-butir soal
pada konsep fotosintesis dan respirasi. Hasil rekapitulasi persentase rata-rata
siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada konsep Fotosintesis dan
Respirasi Tumbuhan ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Rekapitulasi Persentase Rata-rata Siswa SMA se-Tangerang Selatan pada Konsep Fotosintesis dan
Respirasi Tumbuhan
55
56
Penelusuran persentase siswa yang mengalami miskonsepsi terlihat
pada gambar 4.1. Dari gambar tersebut, rekapitulasi rata-rata persentase siswa
kategori paham konsep konsep sebesar 11,66%, kategori paham konsep
kurang yakin sebesar 1,75%, kategori miskonsepsi sebesar 37,99%, dan
kategori tidak tahu konsep sebesar 48,61%. Gambar tersebut juga
menunjukkan bahwa butir soal 1, 2, 23, dan 24 memiliki persentase
miskonsepsi siswa paling mendominasi di antara persentase 4 kategori
tingkatan pemahaman lainnya. Gambar ini juga memperjelas bahwa tingkatan
pemahaman siswa terhadap konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan pada
kategori tidak tahu konsep cenderung lebih banyak. Dari hasil uji statistik
mengenai perbedaan frekuensi terhadap masing-masing perwakilan strata per
butir soal, diketahui bahwa tingkat pemahaman siswa butir soal 1 dan 3 tidak
memiliki perbedaan yang signifikan.1
A. Pembahasan
Hasil analisis jawaban siswa yang dibahas selanjutnya adalah
jawaban miskonsepsi siswa pada butir-butir soal berdasarkan hasil
rekapitulasi persentase rata-rata miskonsepsi siswa yang dominan. Telah
diketahui berdasarkan Gambar 4.1. bahwa siswa yang telah mendapatkan
pengalaman kognitif mengenai konsep dan diuji dengan tes pilihan ganda
beralasan terbuka disertai kolom CRI menunjukkan siswa yang tidak tahu
konsep cenderung lebih banyak daripada siswa yang paham terhadap konsep.
Siswa yang tidak paham konsep merupakan siswa yang mengalami
miskonsepsi. Siswa yang mengalami miskonsepsi berdasarkan analisis data
menggunakan CRI dengan modifikasi pada kategori tingkatan pemahaman
terdiri atas : (1) siswa yang menjawab dengan keyakinan yang tinggi namun
menjawab dengan pilihan jawaban salah serta alasan yang salah, (2) siswa
yang menjawab pilihan jawaban benar dengan keyakinan yang tinggi namun
memberikan alasan yang salah, dan (3) siswa yang memberikan alasan benar
dengan keyakinan yang tinggi, namun memilih jawaban yang salah.
1
Lampiran Uji Statistik Chi Square per butir soal.
57
Dari hasil identifikasi miskonsepsi siswa, SMAN A Tangerang
Selatan memiliki jumlah butir soal terbanyak dengan persentase siswa
tertinggi pada kategori miskonsepsi dibandingkan dengan SMAN B dan C,
sedangkan SMA B memiliki jumlah butir soal terkecil dengan persentase
siswa tertinggi pada kategori miskonsepsi. Berdasarkan analisis alasan siswa,
sebagian siswa mengungkapkan bahwa alasan tersebut berasal dari guru. Hal
ini dimungkinkan menjadi salah satu penyebab miskonsepsi karena metode
pembelajaran yang diberikan guru hanya menekankan satu segi saja dari
konsep yang dipelajari.2 Perlu adanya penelusuran yang lebih lanjut terkait
penyebab-penyebab miskonsepsi di SMA se-Kota Tangerang Selatan.
Selanjutnya dari hasil analisis jawaban dan rekapitulasi rata-rata
persentase siswa di beberapa SMAN se-Kota Tangerang Selatan, pembahasan
dari penelitian ini terfokus pada butir-butir dengan persentase miskonsepsi
siswa yang dominan. Butir 1, 2, 23 dan 24 merupakan butir-butir dengan
persentase miskonsepsi siswa yang paling dominan dari hasil rekapitulasi
karena memiliki persentase sebesar 50 %.
1. Pembahasan Miskonsepsi Siswa Butir Soal 1
Butir soal 1 mengenai konsep respirasi tumbuhan dengan indikator
soal yakni menentukan gas yang digunakan untuk respirasi. Pertanyaan yang
diajukan sesuai dengan indikator soal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari ?
a. karbon dioksida
c. nitrogen
b. oksigen
d. karbon
Pada soal tersebut, secara umum siswa memberikan jawaban yang
berbeda dengan konsepsi ilmiah. Siswa banyak memberikan jawaban bahwa
tumbuhan menggunakan gas oksigen untuk respirasi pada waktu malam hari.
Rata-rata persentase siswa yang memberikan jawaban tersebut sebesar
2
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta, PT
Grasindo, 2005), h. 50.
58
36,86%. Dari alasan siswa tersebut, siswa masih mengalami kebingungan
apakah respirasi pada tumbuhan terjadi pada waktu siang atau malam. Pola
alasan siswa tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ita Viana
Dewi, dkk., yang menunjukkan bahwa pada siang hari tumbuhan melakukan
fotosintesis dan malam hari melakukan respirasi.3 Di samping itu, siswa juga
lebih banyak menjawab pilihan jawaban A dengan alasan ketika tidak ada
cahaya matahari tumbuhan mulai ke tahap reaksi gelap dengan mengikat
karbon dioksida.
2. Pembahasan Miskonsepsi Siswa Butir Soal 2
Butir soal 2 mengenai konsep respirasi tumbuhan dengan indikator
soal yakni menentukan gas yang merupakan hasil respirasi. Pertanyaan yang
diajukan sesuai dengan indikator soal tersebut adalah sebagai berikut :
2. Gas apakah yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari ?
a. karbon dioksida
c. nitrogen
b. oksigen
d. karbon
Dari beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi, sebagian besar
siswa mengungkapkan alasan bahwa tumbuhan melepaskan karbondioksida
ketika malam hari. Rata-rata persentase siswa yang memberikan jawaban
tersebut sebesar 41,41%. Dari alasan siswa tersebut, siswa masih mengalami
kebingungan apakah waktu siang dan malam mempengaruhi terlaksana atau
tidak terlaksananya respirasi pada tumbuhan. Pola alasan siswa tersebut juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ita Viana Dewi, dkk., yang
menunjukkan bahwa pada malam hari tumbuhan melakukan respirasi dan
menghasilkan CO2.4
3
Ita Viana Dewi, dkk., “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Fotosintesis”, Jurnal Pendidikan Sains, 01,
02, 2013, h. 23.
4
Ibid.
59
3. Pembahasan Miskonsepsi Siswa Butir Soal 23
Butir soal 23 mengenai gabungan konsep respirasi tumbuhan dan
fotosintesis dengan indikator soal yakni menentukan gas yang dihasilkan oleh
tumbuhan. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal tersebut
adalah sebagai berikut :
23. Gas apa yang dihasilkan oleh tumbuhan ?
a. O2
c. O2 dan CO2
b. CO2
d. H2O
Dari beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi, sebagian besar
siswa mengungkapkan jawaban bahwa tumbuhan mengeluarkan O2 (oksigen)
pada siang hari dan mengeluarkan CO2 (karbondioksida) pada malam hari.
Rata-rata persentase siswa yang memberikan jawaban tersebut sebesar
41,60%. Dari jawaban tersebut, siswa masih beranggapan bahwa waktu siang
dan malam sangat menentukan penggunaan gas oksigen dan karbondioksida
pada tumbuhan.
4. Pembahasan Miskonsepsi Siswa Butir Soal 24
Butir soal 24 mengenai gabungan konsep respirasi tumbuhan dan
fotosintesis dengan indikator soal yakni menentukan gas yang digunakan oleh
tumbuhan. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan indikator soal tersebut
adalah sebagai berikut :
24.Gas apa yang digunakan oleh tumbuhan ?
a. O2
c. O2 dan CO2
b. CO2
d. H2O
Dari beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi, sebagian besar
siswa mengungkapkan
jawaban
bahwa pada siang hari tumbuhan
membutuhkan CO2 dan pada malam hari membutuhkan O2. Rata-rata
persentase siswa yang memberikan jawaban tersebut sebesar 22,58%. Dengan
jawaban yang hampir sama dengan jawaban pada butir soal 1, 2, 23 dan 24,
siswa mengganggap waktu siang tumbuhan melakukan fotosintesis dan waktu
malam tumbuhan melakukan respirasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tes pilihan ganda
beralasan terbuka disertai CRI pada SMAN se-Kota Tangerang Selatan, dapat
disimpulkan bahwa persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada
konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan sebesar 37,99% dan lebih kecil
daripada persentase siswa yang tidak tahu konsep. Persentase miskonsepsi
siswa tersebut termasuk kategori tinggi. Miskonsepsi siswa banyak terjadi
pada indikator soal menentukan gas yang digunakan untuk respirasi,
menentukan gas yang merupakan hasil respirasi, menentukan gas yang
dihasilkan oleh tumbuhan dan menentukan gas yang digunakan oleh
tumbuhan.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dipaparkan, penulis
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru dan peneliti selanjutnya dalam menyusun instrumen soal
identifikasi miskonsepsi sebaiknya berdasarkan pada pola kesalahan
konsepsi siswa agar miskonsepsi dapat diketahui secara pasti.
2. Bagi guru agar mempertimbangkan instrumen ini sebagai alat evaluasi
yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa sehingga dapat dilakukan
pencegahan atau perbaikan sedini mungkin.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai penyebab miskonsepsi
agar dapat dijadikan refleksi bagi guru biologi dalam melakukan
pembelajaran.
4. Sebaiknya diadakan juga penelusuran miskonsepsi siswa pada konsep
fotosintesis dan respirasi tumbuhan di tingkat satuan pendidikan yang
lebih rendah agar dapat diketahui penyebaran miskonsepsi pada berbagai
level usia siswa.
60
DAFTAR PUSTAKA
Abraham. Michael R., et al. Understanding and Misunderstanding of Eighth
Graders of Five Chemistry Concept Found in Textbooks. Journal of
Research in Science Teaching. 29. 1992.
Adisendjaja, Yusuf Hilmi dan Oom Romlah, “Identifikasi Kesalahan dan
Miskonsepsi Buku Teks Biologi SMU”, Disampaikan pada Seminar
Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi. 25–
26 Mei. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. 2007.
Adodo, S O. Effects of Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Assessment Items
on Students’ Learning Outcome in Basic Science Technology (BST).
Academic Journal of Interdisciplinary Studies by MCSER-CEMASSapienza University of Rome. 2. 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
2005.
COKADAR, Hulusi. Photosynthesis and Respiration Processes : Prospective
Teachers’ Conception Level. Education and Science Journal. 37. 2012.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. 1996.
Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. 2012.
Departemen Pendidikan Nasional. Tes Diagnostik. Jakarta: Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Pertama. 2007.
Dwi, Ita Viana, dkk. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Fotosintesis.
Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. 1(2). 2013.
EKICI, Fatma, dkk. Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming
Misconceptions Related to Photosynthesis. International Journal of
Environmental & Science Education. 2(4). 2007.
Hakim, Aliefman,dkk. Student Concept Understanding of Natural Products
Chemistry in Primary and Secondary Metabolies Using the Data
Collecting Technique of Modified CRI. International Online Journal of
Education Sciences. 4(3). 2012.
Hasan, Saleem., et al. Misconception and The Certainty of Response Index (CRI).
Physics Education. 34(5). 1999.
Haslam, Filocha dan David F. Treagust. Diagnosing secondary students’
misconceptions of photosynthesis and respiration in plants using a two-tier
multiple choice instrument. Journal of Biological Education. 21(3). 1987.
Hawking, Stephen. A Brief History of Time : Sejarah Singkat Waktu. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama. 2013
61
62
Kementrian Pendidikan Nasional. Silabus Olimpiade Sains Nasional Tahun :
Biologi, Matematika, Fisika, IPS. Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
2011.
Köse, Sacit. Diagnosing Student Misconceptions: Using Drawings as a Research
Method. World Applied Sciences Journal. 2. 2008.
Krebs, Robert E. Scientific development and misconceptions through the ages: a
reference guide. USA: Greenwood Press. 1999.
Kustiyah. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model
Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang. 01. 2007.
Mintzes, Joel J., et al. Assessing Science Understanding. California: Elsevier
Academic Press. 2005.
National Science Teachers Association. Buku Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4.
Jakarta Barat. PT. Indeks. 2013.
Priadi, Arif. Biologi 3. Jakarta : Yudhistira. 2009.
Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press. 2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada. 2009.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasioanalnya. Jakarta Timur: PT.
Bumi Aksara. 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2012.
Suparno, Paul. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.
Jakarta: PT Grasindo. 2005.
Surapranata, Sumarna. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Intrepretasi Hasil Tes :
Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005.
Suwarto. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2013.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Konsep Dasar.
Surabaya : PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Syamsuri, Istamar. Biologi 3A. Jakarta : Erlangga. 2007.
Tayubi, Yuyu R. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-konsep Fisika
Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Jurnal Pendidikan. 5.
2005.
Tekkaya, Ceren. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology. Journal of
Universitas Hacettepe Ankara. 23. 2002.
63
Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
2002.
Widdiharto, Rachmadi. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan
Alternatif Proses Remidinya. Yogyakarta: Depdiknas, Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika. 2008.
Zulfiani. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
2009.
Lampiran 1
Kisi-Kisi Penulisan Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan
Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
Jenjang Sekolah
: SMAN
Mata Pelajaran
: Biologi
Alokasi Waktu
: 90 menit
Jumlah Soal
: 40 soal
Bentuk Soal
: Tes objektif pilihan ganda beralasan
Standar Kompetensi
: 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar
: 2.2 Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan
Konsep
1. Fotosintesis
No.
Soal
Ranah Kognitif
Indikator Soal
C1
C2
C3
1
Menentukan gas yang merupakan hasil fotosintesis
√
4
Menentukan gas yang digunakan untuk fotosintesis
√
5
Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis
6
Menentukan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi fotosintesis
7
Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis
64
26
√
√
√
Jumlah
Soal
Lampiran 1
8
Menentukan organel sel yang bertugas pada fotosintesis
√
9
Menentukan hasil fotosintesis
√
10
Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
√
11
Menentukan proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO2
√
12
Menentukan hasil fotosintesis
√
13
Mengetahui letak pembentukan makanan pada proses fotosintesis
√
14
Mengetahui letak fotosintesis pada daun
√
15
Mengetahui pembuktian percobaan mengenai fotosintesis
√
16
Menentukan gas yang digunakan untuk proses fotosintesis
17
Mengetahui fungsi klorofil
18
Menentukan fungsi cahaya bagi fotosintesis
√
19
Menentukan pernyataan mengenai fotosintesis
√
20
Menentukan letak klorofil pada tumbuhan
√
21
Mengetahui tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis
√
√
65
√
Lampiran 1
2. Respirasi Tumbuhan
√
22
Menentukan faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis
23
Mengetahui pembuktian percobaan mengenai fotosintesis
√
24
Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp.
√
25
Mengetahui letak pengikatan CO2 pada fotosintesis
√
26
Menentukan organel pada tumbuhan yang berfungsi menangkap
cahaya
√
27
Menentukan bahan baku fotosintesis
√
40
Mengetahui pembuktian percobaan Priestley mengenai fotosintesis
2
Menentukan gas yang digunakan respirasi
√
3
Menentukan gas yang merupakan hasil respirasi
√
28
Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk bernapas
√
29
Menentukan pernyataan mengenai pernapasan
√
30
Menentukan letak respirasi pada tumbuhan
√
31
Mengetahui pengertian respirasi
32
Menentukan pernyataan mengenai respirasi tumbuhan
√
33
Menentukan waktu tumbuhan bernapas
√
34
Menentukan persamaan kimiawi respirasi
√
37
Menentukan organel respirasi
√
√
√
66
10
Lampiran 1
Fotosintesis dan
Respirasi Tumbuhan
35
Mengetahui perbedaan fotosintesis dan respirasi tumbuhan
√
36
Mengetahui perbedaan respirasi dengan fotosintesis
√
38
Menentukan gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan
√
39
Menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan
√
JUMLAH SOAL
14
67
0
26
40
Kisi-Kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan
Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
Jenjang Sekolah
: SMA/MA
Mata Pelajaran
: Biologi
Alokasi Waktu
: 90 menit
Jumlah Soal
: 40 soal
Bentuk Soal
: Tes objektif pilihan ganda
Standar Kompetensi
: 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar
: 2.2 Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan
Konsep
Fotosintesis
Respirasi
Tumbuhan
Indikator
Menentukan gas
yang merupakan
hasil fotosintesis
Menentukan gas
yang digunakan
respirasi
Soal
Jawaban Miskonsepsi
Jawaban Benar
1. Gas apakah yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah a) Gas yang
yang besar ketika ada cahaya matahari ?
dikeluarkan dalam
a. Karbon dioksida
c. Nitrogen
jumlah yang besar oleh
b. Oksigen
d. Karbon
tumbuhan ketika ada
cahaya matahari adalah
gas karbon dioksida
b) Pada kondisi ini
berlangsung peristiwa
fotosintesis, yang
menghasilkan gas
oksigen
2. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah a) Gas yang dipakai
yang banyak ketika tidak ada cahaya matahari ?
oleh tumbuhan adalah
a. Karbon dioksida
c. Nitrogen
gas karbon dioksida
b. Oksigen
d. Karbon
karena untuk
fotosintesis.
b) Gas yang
digunakan adalah gas
oksigen untuk
melakukan proses
respirasi.
68
Respirasi
Tumbuhan
Fotosintesis
Menentukan gas
yang merupakan
hasil respirasi
Menentukan gas
yang digunakan
untuk fotosintesis
3. Gas apakah yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah
yang banyak ketika tidak ada energi cahaya sama sekali ?
a. Karbon dioksida
c. Nitrogen
b. Oksigen
d. Karbon
b) Ketika tidak ada
energi cahaya sama
sekali maka fotosintesis
terhenti, sehingga
oksigen dilepaskan.
a) Pada saat respirasi,
tumbuhan
mengeluarkan karbon
dioksida dan
menggunakan
oksigen.
4. Gas apakah yang diambil oleh tumbuhan dalam jumlah yang
banyak pada kondisi tercukupinya energi cahaya ?
a. Karbon dioksida
c. Nitrogen
b. Oksigen
d. Karbon
b) Pada kondisi ini,
tumbuhan
menggunakan oksigen
untuk proses
pengolahan (sintesis)
makanan.
a) Pada fotosintesis,
karbon dioksida
difiksasi oleh
tumbuhan.
5. Manakah dari persamaan berikut ini yang mewakili d) Glukosa yang
keseluruhan proses fotosintesis ?
dibakar oleh oksigen
menghasilkan karbon
a. Glukosa + oksigen
karbon dioksida + air dioksida dan air.
Fotosintesis
Mengetahui
persamaan kimiawi
fotosintesis
b. Karbon dioksida + air
glukosa + oksigen
c. Karbon dioksida + air + energi → glukosa + oksigen
d. Glukosa + oksigen → energi + karbon dioksida + air
69
b) Air dengan bantuan
energi cahaya akan
mengadakan proses
pertama dalam
fotosintesis,
selanjutnya proses
kedua yakni fiksasi
karbon dioksida oleh
klorofil sehingga
menghasilkan glukosa
(makanan) dan
oksigen.
Fotosintesis
Fotosintesis
Fotosintesis
Menentukan faktorfaktor yang tidak
mempengaruhi
fotosintesis
Mengetahui
keuntungan bagi
tumbuhan dari
fotosintesis
Menentukan
organel sel yang
bertugas pada
fotosintesis
6. Manakah dari faktor-faktor berikut ini yang tidak c) Ada yang bukan
berpengaruh pada proses fotosintesis ?
merupakan tumbuhan
a. Jumlah oksigen.
atau mirip dengan
b. Jumlah karbon dioksida.
fungi tidak memiliki
c. Jumlah klorofil.
klorofil atau pigmen
d. Jumlah intensitas cahaya.
sejenisnya dapat
melakukan fotosintesis.
a) Oksigen tidak
dibutuhkan dalam
proses fotosintesis,
tetapi hasil dari
fotosintesis.
7. Manakah keuntungan yang diperoleh bagi tanaman ketika c) Keuntungan yang
fotosintesis ?
diperoleh bagi tanaman
a. pengikatan karbon dioksida dari udara
hijau saat fotosintesis
b. konversi dari energi cahaya ke energi kimia
adalah produksi
c. produksi oksigen sebagai hasil dari fotosintesis
oksigen sebagai hasil
d. pelepasan oksigen ke udara.
dari fotosintesis.
b) Keuntungan yang
diperoleh bagi
tumbuhan saat proses
fotosintesis adalah
konversi energi
matahari (cahaya)
dan penyimpanan
makanan dalam
bentuk molekul
glukosa.
8. Organel sel tumbuhan apakah yang bertugas dalam proses a) peristiwa yang
fotosintesis ?
berkaitan dengan
a. Mitokondria
energi kimiawi
b. Ribosom
berlangsung pada
c. Plastida/Kloroplas
organel sel
d. Nukleus (inti sel)
mitokondria.
c) Proses konversi
energi cahaya
matahari menjadi
energi kimiawi
berlangsung di
plastida, karena pada
plastida terdapat
klorofil.
70
9. Perhatikan gambar berikut !
1
4
b) Bagian dari daun
yang dijadikan sebagai
tempat proses
fotosintesis
ditunjukkan oleh
nomor 4.
c) Fotosintesis terjadi
pada bagian nomor 1,
karena bagian nomor
1 merupakan jaringan
palisade.
2
Fotosintesis
Menentukan hasil
fotosintesis
3
Ditunjukkan oleh nomor berapakah bagian daun yang
bertugas dalam proses fotosintesis ?
a. 2
c. 1
b. 4
d. 3
Fotosintesis
Menentukan faktorfaktor yang
mempengaruhi
fotosintesis
10. Manakah di antara materi berikut ini yang bukan d) Karbon dioksida
merupakan bahan baku proses fotosintesis ?
bukan merupakan
a. Air
bahan baku proses
b. Cahaya matahari
fotosintesis karena
c. Oksigen
karbon dioksida
d. Karbon dioksida
merupakan gas hasil
proses fotosintesis.
71
c) Oksigen bukan
merupakan bahan
baku proses
fotosintesis, tetapi
hasil proses
fotosintesis.
Fotosintesis
Fotosintesis
Fotosintesis
Menentukan prosesproses kehidupan
yang menghasilkan
CO2
Menentukan hasil
fotosintesis
Mengetahui letak
pembentukan
makanan pada
proses fotosintesis
11. Manakah dari reaksi kimiawi berikut
membentuk senyawa karbondioksida ?
a. Fermentasi (pembusukan)
b. Pernapasan pada manusia
c. Fotosintesis tumbuhan
d. Pembakaran gula
yang
tidak a) Pada fermentasi
tidak dihasilkan gas
karbon dioksida.
c) Pada fotosintesis
tumbuhan yang
terbentuk adalah gas
oksigen, bukan gas
karbon dioksida.
12. Senyawa organik apakah yang dihasilkan dari proses d) Senyawa organik
fotosintesis ?
yang dihasilkan dari
a. Glukosa
proses fotosintesis
b. Asam amino
adalah senyawa
c. Lemak
protein, karena
d. Protein
amilum termasuk ke
dalam senyawa protein.
a) Proses fotosintesis
menghasilkan
senyawa yang
mengandung senyawa
karbohidrat, salah
satunya adalah
senyawa glukosa.
13. Selama fotosintesis, pada saat apakah karbohidrat mulai a) Karbohidrat
dibentuk oleh tumbuhan ?
dibentuk oleh
a. selama reaksi terang
tumbuhan selama
b. dari oksigen, air, dan tiga molekul karbondioksida
reaksi terang, karena
c. di grana
saat fotosintesis
d. di stroma
memerlurkan cukup
energi dari cahaya
matahari untuk
mengkonversi molekulmolekul organik.
d) Proses
pembentukan
karbohidrat
berlangsung pada
siklus gelap dimana
terjadi fiksasi
(pemasukan) molekul
karbon dioksida.
Siklus gelap ini terjadi
di stroma.
72
14. Di mana proses fotosintesis terjadi ?
a. sel-sel sklerenkim
b. sel-sel kolenkim
c. sel-sel penjaga
d. sel-sel parenkim
Fotosintesis
Mengetahui letak
fotosintesis pada
daun
Fotosintesis
Mengetahui
pembuktian
percobaan
mengenai
fotosintesis
Fotosintesis
Menentukan gas
yang digunakan
untuk proses
fotosintesis
c) Fotosintesis terjadi
pada sel-sel penjaga
karena pada sel-sel
tersebut memiliki
klorofil meskipun
sedikit.
d) Fotosintesis terjadi
pada sel-sel
parenkim, yakni
parenkim palisade
karena pada parenkim
palisade banyak
terdapat klorofil dan
letaknya dekat dengan
epidermis sehingga
sangat dimungkinkan
terjadi proses
fotosintesis.
15. Apakah tujuan dari percobaan Sach dengan meneteskan c) Percobaan Sach
iodium/lugol ?
yakni ingin menguji
a. mematikan sel-sel daun
pentingnya cahaya
b. menguji adanya amilum
matahari.
c. menguji pentingnya cahaya matahari
d. melarutkan butiran klorofil
b) Percobaan Sach
yakni ingin menguji
ada tidaknya amilum
pada daun.
16. Gas apakah yang diambil oleh tumbuhan pada proses a) Pada proses
fotosintesis ?
fotosintesis udara bebas
a. oksigen (O2)
yang diambil adalah
b. nitrogen (N2)
gas oksigen.
c. karbon dioksida (CO2)
d. uap air (H2O)
c) Proses fotosintesis
membutuhkan gas
karbon dioksida untuk
melanjutkan ke proses
pembuatan makanan
(siklus gelap)
73
Fotosintesis
Fotosintesis
Fotosintesis
Mengetahui fungsi
klorofil
Menentukan fungsi
cahaya bagi
fotosintesis
Menentukan
pernyataan
mengenai
fotosintesis
17. Apakah fungsi dari klorofil pada proses fotosintesis ?
a. Mengikat CO2 dan merubahnya menjadi glukosa
b. Menangkap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi
energi kimia
c. Membebaskan oksigen dari karbondioksida
d. menyerap sinar terutama sinar hijau
a) Fungsi klorofil yakni
mengikat CO2 untuk
dilanjutkan ke proses
selanjutnya yakni
membuat makanan.
b) Fungsi klorofil
pada proses
fotosintesis adalah
menangkap energi
dari cahaya matahari
dan merubahnya
menjadi energi kimia.
18. Apakah fungsi dari cahaya dalam proses fotosintesis ?
a. Fotolisis
b. Kemosintesis
c. Menyusun amilum
d. Mereduksi karbon dioksida
c) Pada proses
fotosintesis, cahaya
digunakan untuk
menyusun atau
membentuk makanan
(amilum) karena tujuan
dari fotosintesis adalah
membentuk makanan.
a) Energi cahaya pada
proses fotosintesis
digunakan untuk
memecah air
(fotolisis) agar dapat
menghasilkan elektron
untuk reaksi-reaksi
kimiawi yang terjadi.
19. Manakah pernyataan berikut yang benar mengenai
fotosintesis ?
a. Fotosintesis dapat berlangsung tanpa bantuan energi cahaya
sama sekali.
b. Energi cahaya matahari digunakan hingga tahap akhir
proses fotosintesis.
c. Fotosintesis dapat berlangsung dengan cahaya lampu.
d. Saat proses pembentukan makanan, energi cahaya sangat
dibutuhkan.
b) Fotosintesis dapat
berlangsung jika energi
cahaya matahari
digunakan terus
menerus hingga tahap
akhir proses
fotosintesis.
c) Proses fotosintesis
dapat berlangsung
dengan bantuan sinar
lampu jika panjang
gelombang sesuai
untuk proses
fotosintesis, lampu
yang pas adalah
cahaya lampu neon.
74
Fotosintesis
Fotosintesis
Fotosintesis
Menentukan letak
klorofil pada
tumbuhan
Mengetahui tempat
penyimpanan
sementara hasil
fotosintesis
Menentukan faktor
yang tidak
berpengaruh dalam
fotosintesis
20. Di manakah letak klorofil pada tumbuhan ?
a. Hanya di daun
b. Hanya di batang
c. Hanya di batang dan daun
d. Semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau
a) Klorofil hanya
terdapat pada bagian
daun, karena pada
daun terdapat jaringan
palisade yang
mengandung klorofil.
d) Klorofil terdapat di
semua bagian
tumbuhan yang
berwarna hijau,
karena klorofil
merupakan zat warna
pada tumbuhan.
21. Dimana tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis ?
a. Jaringan epidermis
b. Jaringan parenkim palisade
c. Jaringan parenkim spons
d. Jaringan pengangkut
c) Sebelum diangkut
dan diedarkan oleh
jaringan pengangkut,
hasil fotosisntesis
disimpan sementara di
jaringan spons.
b) Jaringan parenkim
palisade digunakan
sebagai tempat
penyimpanan hasil
sementara proses
fotosintesis sebelum
diangkut oleh
pembuluh angkut di
jaringan spons.
22. Manakah faktor-faktor berikut ini yang tidak berpengaruh
dalam meningkatkan aktifitas fotosintesis ?
a. penambahan konsentrasi CO2
b. penambahan konsentrasi O2 udara
c. suhu optimum fotosintesis
d. penambahan intensitas sinar violet
c) Kondisi suhu apa
pun, tumbuhan tetap
melakukan fotosintesis
selama tersedianya
cahaya matahari.
b) Penambahan atau
pengurangan
konsentrasi O2 di
udara, karena oksigen
hanya digunakan
untuk proses respirasi
bukan digunakan saat
proses fotosintesis.
75
23. Perhatikan tahapan fotosintesis berikut ini !
Fotosintesis
Mengetahui
pembuktian
percobaan
mengenai
fotosintesis
c) Percobaan tersebut
membuktikan bahwa
fotosintesis
menghasilkan amilum
atau zat pati, hal ini
dibuktikan dengan uji
amilum.
d) Percobaan tersebut
tidak menghasilkan
amilum.
b) Gas karbondioksida
tidak dihasilkan pada
peristiwa tersebut.
Dari tahapan percobaan tersebut, apa yang dihasilkan pada
proses fotosintesis ?
a. Oksigen
c. Amilum
b. Karbon dioksida
d. Energi
24. Perhatikan perangkat percobaan ini !
Fotosintesis
a) Percobaan tersebut
membuktikan bahwa
fotosintesis
menghasilkan oksigen
karena pada peristiwa
tersebut matahari
memecah air menjadi
oksigen dan hidrogen.
Mengetahui
pembuktian
percobaan
fotosintesis pada
Hydrilla sp.
Manakah pernyataan
percobaan tersebut ?
berikut
yang
76
salah
mengenai
a. Percobaan tersebut menghasilkan gas oksigen.
b. Percobaan tersebut menghasilkan gas karbon dioksida
karena proses respirasi.
c. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa fotosintesis.
d. Tumbuhan Hydrilla menghasilkan amilum.
Fotosintesis
Mengetahui letak
pengikatan CO2
pada fotosintesis
Fotosintesis
Menentukan
organel pada
tumbuhan yang
berfungsi
menangkap cahaya
Fotosintesis
Menentukan bahan
baku fotosintesis
25. Pada fotosintesis, di manakah reaksi pengikatan CO2
berlangsung ?
a. Klorofil
c. Sitoplasma
b. Kloroplas
d. Stomata
d) Proses pengikatan
CO2 berlangung di
stomata karena stomata
merupakan organ
pernapasan pada
tumbuhan.
b) Proses pengikatan
CO2 terjadi di
kloroplas, untuk
proses fiksasi CO2
pada fotosintesis.
26. Manakah organel pada tumbuhan berikut yang berfungsi
menangkap cahaya ?
a. Kloroplas
c. Stroma
b. Karoten
d. Sitoplasma
a) Yang menangkap
energi cahaya adalah
kloroplas karena di
dalam kloroplas
mengandung klorofil.
b) Yang mampu
menangkap energi
cahaya adalah klorofil
dan pigmen-pigmen
karoten.
27. Berasal dari apakah oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan
saat proses fotosintesis ?
a. berasal dari udara
b. hasil penguraian
c. berasal dari air
d. terbentuk pada reaksi gelap
d) Oksigen yang
dihasilkan selama
fotosintesis berasal
terbentuk saat reaksi
gelap berakhir.
c) Oksigen yang
dihasilkan selama
fotosintesis berasal
dari air. Hal ini telah
dibuktikan oleh
Ruben dan Carmen
dengan menggunakan
unsur radioaktif O18
pada air.
77
Respirasi
Tumbuhan
Respirasi
Tumbuhan
Respirasi
Tumbuhan
Menentukan bagian
tumbuhan yang
berfungsi untuk
bernapas
Menentukan
pernyataan
mengenai
pernapasan
Menentukan letak
respirasi pada
tumbuhan
28. Bagian tumbuhan manakah yang berfungsi sebagai organ
pernapasan pada tumbuhan ?
a. Daun
c. Akar
b. Batang
d. Jawaban a,b,c benar.
a) Daun merupakan
satu-satunya organ
tumbuhan yang
berfungsi sebagai alat
pernapasan.
d) Pernapasan terjadi
pada seluruh organ
pernapasan yang
memiliki stomata.
29. Manakah pernyataan berikut yang benar mengenai
pernapasan pada tumbuhan ?
a. Daun merupakan satu-satunya organ pernapasan pada
tumbuhan.
b. Pada batang tumbuhan tidak terjadi pertukaran gas untuk
bernapas.
c. H2O bukan merupakan hasil respirasi tumbuhan karena
H2O diperoleh dari tanah.
d. Akar, batang , dan daun memiliki organ untuk
melakukan pernapasan.
b) Pada batang
tumbuhan tidak terjadi
pertukaran gas untuk
bernapas.
d) Akar, batang, dan
daun memiliki organ
untuk melakukan
pernapasan.
30. Di mana respirasi tumbuhan terjadi ?
a. hanya sel akar
b. di setiap sel tumbuhan
c. hanya pada sel-sel daun
d. hanya sel batang
c) Hanya pada sel-sel
daun respirasi terjadi
karena pada sel daun
terdapat stomata.
b) Respirasi terjadi
pada setiap sel
tumbuhan, karena di
setiap sel tumbuhan
terdapat organel sel
mitokondria yang
berfungsi sebagai
organel sel untuk
respirasi selular.
78
Respirasi
Tumbuhan
Respirasi
Tumbuhan
Respirasi
Tumbuhan
Mengetahui
pengertian respirasi
Menentukan
pernyataan
mengenai respirasi
tumbuhan
Menentukan waktu
tumbuhan bernapas
31. Apa yang dimaksud dengan respirasi ?
a. proses kimiawi yang terjadi pada seluruh sel hidup
tumbuhan dan hewan.
b. proses kimiawi yang terjadi pada sel tumbuhan tetapi
tidak pada sel hewan.
c. proses kimiawi yang terjadi hanya pada sel hewan tetapi
tidak pada sel tumbuhan.
d. Proses kimiawi yang terjadi pada sel-sel tertentu pada
tumbuhan dan hewan.
32. Manakah pernyataan berikut yang paling benar mengenai
respirasi pada tumbuhan?
a. proses kimiawi oleh tumbuhan untuk membuat makanan
dari air dan karbon dioksida.
b. proses kimiawi dimana energi yang disimpan dalam
makanan dilepaskan dengan menggunakan oksigen.
c. pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen melalui
stomata.
d. proses yang tidak terjadi pada tumbuhan ketika
fotosintesis berlangsung.
33. Kapan tumbuhan bernapas?
a. Hanya pada malam hari (ketika tidak ada energi cahaya).
b. Hanya pada siang hari (ketika ada cahaya).
c. Sepanjang waktu (ada atau tidaknya energi cahaya).
d. Ketika ada karbon dioksida.
79
c) Hanya sel hewan
yang melakukan
respirasi karena sel
hewan tidak dapat
melakukan fotosintesis.
a) Seluruh sel hidup
tumbuhan dan hewan
mengalami respirasi
untuk dapat
menggunakan energi
agar tetap hidup atau
bertahan.
d) Tumbuhan tidak
mengalami respirasi,
tumbuhan hanya
mengalami fotosintesis.
b) Respirasi pada
tumbuhan sama
seperti respirasi pada
hewan, energi yang
disimpan dalam
makanan dilepaskan
dengan bantuan
molekul oksigen.
a) Respirasi terjadi saat
malam hari.
c) Tumbuhan
membutuhkan energi
untuk hidup dan
respirasi menyediakan
energi tersebut.
Respirasi
Tumbuhan
Menentukan
persamaan kimiawi
respirasi
34. Manakah persamaan berikut yang mewakili proses respirasi
pada tumbuhan ?
a. Glukosa + oksigen → energi + karbon dioksida + air.
b. Karbon dioksida + air → energi + glukosa + oksigen.
c. Karbon dioksida + air
glukosa.
d) Saat respirasi,
tumbuhan mengambil
oksigen dan
mengeluarkan karbon
dioksida dan air.
a) Saat respirasi,
tumbuhan memecah
energi dalam bentuk
glukosa dengan
bantuan oksigen.
d) Tumbuhan
melakukan fotosintesis
ketika siang, dan
respirasi ketika malam.
c) Respirasi pada
seluruh makhluk
hidup itu sifatnya
berlanjut tanpa henti,
sedangkan fotosintesis
pada tumbuhan hanya
terjadi ketika ada
energi cahaya yang
mencukupi.
oksigen +
d. Glukosa + oksigen → karbon dioksida + air.
Fotosintesis
dan
Respirasi
Tumbuhan
Mengetahui
perbedaan
fotosintesis dan
respirasi tumbuhan
35. Manakah dari perbandingan berikut ini yang benar antara
proses fotosintesis dan respirasi ?
Fotosintesis
Respirasi
a.
hanya
terjadi
pada a. hanya terjadi pada
tumbuhan.
hewan.
b. terjadi pada seluruh b. terjadi hanya pada
tumbuhan.
seluruh hewan.
c. terjadi pada tumbuhan c. terjadi pada seluruh
dengan bantuan energi
tumbuhan
dan
cahaya.
seluruh hewan di
setiap waktu
d.
terjadi pada tumbuhan
dengan bantuan energi
cahaya.
d. hanya terjadi di seluruh
tumbuhan
ketika
tidak ada energi
cahaya dan terjadi di
seluruh hewan pada
setiap waktu.
80
Fotosintesis
dan
Respirasi
Tumbuhan
Respirasi
Tumbuhan
Respirasi
Tumbuhan
dan
Fotosintesis
Mengetahui
perbedaan respirasi
dengan fotosintesis
Menentukan
organel respirasi
36. Mengapa proses fotosintesis dan respirasi berbeda ?
a. Proses respirasi terjadi pemecahan senyawa molekul
besar menjadi molekul kecil, sedang fotosintesis
sebaliknya
b. Proses fotosintesis terjadi pemecahan senyawa molekul
besar menjadi molekul kecil, sedang respirasi sebaliknya
c. Proses respirasi terjadi penyusunan senyawa molekul
besar menjadi molekul kecil, sedang fotosintesis
sebaliknya
d. Proses fotosintesis terjadi penyusunan senyawa molekul
besar menjadi molekul kecil, sedang respirasi sebaliknya
d) Proses fotosintesis
terjadi penyusunan
senyawa molekul besar
menjadi molekul kecil,
sedangkan respirasi
sebaliknya.
a) Proses respirasi
terjadi pemecahan
senyawa molekul
besar menjadi
molekul kecil, sedang
fotosintesis
sebaliknya.
37. Di manakah proses kimiawi saat respirasi terjadi ?
a. Mitokondria
c. Klorofil
b. Stomata
d. RE kasar
b) Respirasi terjadi
pada bagian stomata,
karena dekat dengan
lingkungan luar.
a) Respirasi terjadi
pada bagian sel yaitu
mitokondria.
38. Gas apa yang dikeluarkan oleh tumbuhan ?
a. O2
c. O2 dan CO2
b. CO2
d. H2O
b) Gas yang
dikeluarkan oleh
tumbuhan adalah gas
karbon dioksida karena
tumbuhan bernapas
mengambil oksigen
dan melepaskan
karbon dioksida.
c) Gas yang
dikeluarkan oleh
tumbuhan adalah gas
oksigen dan karbon
dioksida. Oksigen
dihasilkan saat
fotosintesis, dan
karbon dioksida
dihasilkan saat proses
respirasi tumbuhan.
Menentukan gas
yang dikeluarkan
oleh tumbuhan
81
Respirasi
Tumbuhan
dan
Fotosintesis
Fotosintesis
39. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan ?
a. O2
c. O2 dan CO2
b. CO2
d. H2O
a) Gas yang digunakan
oleh tumbuhan adalah
gas CO2 karena CO2
digunakan untuk
proses fotosintesis.
c) Gas yang
digunakan oleh
tumbuhan adalah gas
oksigen dan karbon
dioksida. Oksigen
dihasilkan saat
fotosintesis, dan
karbon dioksida
dihasilkan saat proses
respirasi tumbuhan.
40. Perhatikan gambar berikut !
c) Gas yang dihasilkan
oleh tumbuhan adalah
CO2 dan O2.
a) Dari percobaan
tersebut, gas yang
hanya dihasilkan oleh
tumbuhan adalah
oksigen, karena gas
tersebut yang
menyebabkan tikus
dapat hidup dan lilin
tetap menyala.
Menentukan gas
yang digunakan
oleh tumbuhan
Mengetahui
pembuktian
percobaan Priestley
mengenai
fotosintesis
Dari percobaan tersebut, gas apakah yang dihasilkan oleh
tumbuhan ?
a. O2
c. O2 dan CO2
b. CO2
d. H2O
82
Lampiran 4
LEMBAR SOAL
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN
PETUNJUK
:
1. Bacalah do’a sebelum mengerjakan soal.
2. Jawablah soal pilihan ganda dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom PILIHAN
JAWABAN A, B, C, atau D di lembar jawaban.
3. Berikanlah alasan dari jawaban pilihan ganda yang telah Anda pilih pada kolom yang telah disediakan.
4. Setelah itu, pilih salah satu kolom TINGKAT KEYAKINAN (CRI) 0, 1, 2, 3, 4, atau 5 dengan memberi
tanda silang (X) di lembar jawaban.
1. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling banyak ketika tidak ada
cahaya matahari ?
a. Karbon dioksida
c. Nitrogen
b. Oksigen
d. Karbon
2. Gas apakah yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling banyak ketika tidak ada
energi cahaya sama sekali ?
a. Karbon dioksida
c. Nitrogen
b. Oksigen
d. Karbon
3.
Gas apakah yang diambil oleh tumbuhan dalam jumlah yang paling banyak pada kondisi
tercukupinya energi cahaya ?
a. Karbon dioksida
c. Nitrogen
b. Oksigen
d. Karbon
4. Manakah dari persamaan berikut ini yang mewakili keseluruhan proses fotosintesis ?
a. C6H12O6 + O2
b. CO2 + H2O
CO2 + H2O
C6H12O6 + O2
c. CO2 + H2O + energi → C6H12O6 + O2
d. C6H12O6 + O2 → energi + CO2 + H2O
5.
Manakah keuntungan yang diperoleh bagi tanaman ketika fotosintesis ?
a. Pengikatan karbon dioksida dari udara
b. Konversi dari energi cahaya ke energi kimia
c. Produksi oksigen sebagai hasil dari fotosintesis
d. Pelepasan oksigen ke udara.
6.
Proses manakah yang tidak dapat membentuk senyawa karbon dioksida ?
a. Fermentasi (pembusukan)
c. Fotosintesis tumbuhan
b. Pernapasan pada manusia
d. Pembakaran gula
7.
Di mana proses fotosintesis terjadi ?
a. Sel-sel sklerenkim
b. Sel-sel kolenkim
c. Sel-sel penjaga
d. Sel-sel parenkim
92
Lampiran 4
LEMBAR SOAL
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN
8. Apakah fungsi dari klorofil pada proses fotosintesis ?
a. Mengikat CO2 dan merubahnya menjadi glukosa
b. Menangkap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia
c. Melepaskan oksigen dari karbondioksida
d. Menyerap sinar terutama sinar hijau
9.
Dimana tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis ?
a. Jaringan epidermis
c. Jaringan parenkim spons
b. Jaringan parenkim palisade
d. Jaringan pengangkut
10. Manakah faktor-faktor berikut ini yang tidak berpengaruh dalam meningkatkan aktifitas
fotosintesis?
a. penambahan konsentrasi CO2
c. suhu optimum fotosintesis
b. penambahan konsentrasi O2 udara
d. penambahan intensitas sinar violet
11. Perhatikan perangkat percobaan ini !
Manakah pernyataan berikut yang salah mengenai percobaan tersebut ?
a. Percobaan tersebut menghasilkan gas oksigen.
b. Percobaan tersebut menghasilkan gas karbon dioksida karena proses respirasi.
c. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa fotosintesis.
d. Tumbuhan Hydrilla menghasilkan amilum.
12. Pada fotosintesis, di manakah reaksi pengikatan CO2 berlangsung ?
a. Klorofil
c. Kloroplas
b. Sitoplasma
d. Stomata
13. Manakah organel pada tumbuhan berikut yang berfungsi menangkap cahaya ?
a. Kloroplas
c. Stroma
b. Karoten
d. Sitoplasma
14. Bagian tumbuhan manakah yang berfungsi sebagai organ pernapasan pada tumbuhan ?
a. Daun
c. Akar
b. Batang
d. Jawaban a,b,c benar.
93
Lampiran 4
LEMBAR SOAL
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN
15. Manakah pernyataan berikut yang benar mengenai pernapasan pada tumbuhan ?
a. Daun merupakan satu-satunya organ pernapasan pada tumbuhan.
b. Pada batang tumbuhan tidak terjadi pertukaran gas untuk bernapas.
c. H2O bukan merupakan hasil respirasi tumbuhan karena H2O diperoleh dari tanah.
d. Akar, batang , dan daun memiliki organ untuk melakukan pernapasan.
16. Di mana respirasi tumbuhan terjadi ?
a. hanya sel akar
b. di setiap sel tumbuhan
c. hanya pada sel-sel daun
d. hanya sel batang
17. Apa yang dimaksud dengan respirasi ?
a. proses kimiawi yang terjadi pada seluruh sel hidup tumbuhan dan hewan.
b. proses kimiawi yang terjadi pada sel tumbuhan tetapi tidak pada sel hewan.
c. proses kimiawi yang terjadi hanya pada sel hewan tetapi tidak pada sel tumbuhan.
d. Proses kimiawi yang terjadi pada sel-sel tertentu pada tumbuhan dan hewan.
18. Manakah pernyataan berikut yang paling benar mengenai respirasi pada tumbuhan?
a. proses kimiawi oleh tumbuhan untuk membuat makanan dari air dan karbon dioksida.
b. proses kimiawi dimana energi yang disimpan dalam makanan dilepaskan dengan
menggunakan oksigen.
c. pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen melalui stomata.
d. proses yang tidak terjadi pada tumbuhan ketika fotosintesis berlangsung.
19. Kapan tumbuhan bernapas?
a. Hanya pada malam hari (ketika tidak ada energi cahaya).
b. Hanya pada siang hari (ketika ada cahaya).
c. Sepanjang waktu (ada atau tidaknya energi cahaya).
d. Ketika ada karbon dioksida.
20. Manakah persamaan berikut yang mewakili proses respirasi pada tumbuhan ?
a. Glukosa + oksigen → energi + karbon dioksida + air.
b. Karbon dioksida + air → energi + glukosa + oksigen.
c. Karbon dioksida + air
oksigen + glukosa.
d. Glukosa + oksigen → karbon dioksida + air.
21. Mengapa proses fotosintesis dan respirasi berbeda ?
a. Karena pada proses respirasi terjadi pemecahan senyawa molekul kompleks menjadi molekul
sederhana, sedangkan fotosintesis sebaliknya
b. Karena pada proses fotosintesis terjadi pemecahan senyawa molekul kompleks menjadi
molekul sederhana, sedangkan respirasi sebaliknya
c. Karena pada proses respirasi terjadi penyusunan senyawa molekul kompleks menjadi molekul
sederhana, sedangkan fotosintesis sebaliknya
d. Karena pada proses fotosintesis terjadi penyusunan senyawa molekul kompleks menjadi
molekul sederhana, sedangkan respirasi sebaliknya
94
Lampiran 4
LEMBAR SOAL
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN
22. Di manakah proses kimiawi saat respirasi terjadi ?
a. Mitokondria
c. Klorofil
b. Stomata
d. RE kasar
23. Gas apa yang dikeluarkan oleh tumbuhan ?
a. O2
c. O2 dan CO2
b. CO2
d. H2O
24. Gas apakah yang digunakan oleh tumbuhan ?
a. O2
c. O2 dan CO2
b. CO2
d. H2O
25. Perhatikan gambar berikut !
Dari percobaan tersebut, gas apakah yang dihasilkan oleh tumbuhan ?
a. O2
c. O2 dan CO2
b. CO2
d. H2O
95
LEMBAR JAWABAN
Lampiran 4
Nama
: ..........................................
Kelas
: ..........................................
* Keterangan TINGKAT KEYAKINAN (CRI) :
0
= Tidak Tahu
3 = Yakin
1
= Agak Tahu
4 = Agak Yakin
2
= Tidak Yakin
5 = Sangat Yakin
PILIHAN
JAWABAN
NO.
ALASAN
TINGKAT
KEYAKINAN (CRI)*
1.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
2.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
3.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
4.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
5.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
6.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
7.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
8.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
96
LEMBAR JAWABAN
Lampiran 4
PILIHAN
JAWABAN
NO.
ALASAN
TINGKAT
KEYAKINAN (CRI)*
9.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
10.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
11.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
12.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
13.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
14.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
15.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
16.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
17.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
18.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
97
LEMBAR JAWABAN
Lampiran 4
PILIHAN
JAWABAN
NO.
ALASAN
TINGKAT
KEYAKINAN (CRI)*
19.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
20.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
21.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
22.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
23.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
24.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
25.
A
B
C
D
0
1
2
3
4
5
98
Lampiran 5
REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMAN A TANGERANG SELATAN
MENGGUNAKAN TEKNIK CRI DENGAN BENTUK TES PILIHAN GANDA BERALASAN TERTUTUP
S Siswa
Persentase
9
19,15%
3
6,38%
1
2,13%
34
72,34%
BUTIR 2
S Siswa
8
2
0
37
Persentase
17,02%
4,26%
0,00%
78,72%
BUTIR 3
S Siswa
15
10
1
21
Persentase
31,91%
21,28%
2,13%
44,68%
BUTIR 4
S Siswa
11
3
0
33
Persentase
23,40%
6,38%
0,00%
70,21%
BUTIR 5
S Siswa
11
4
0
32
Persentase
23,40%
8,51%
0,00%
68,09%
BUTIR 6
S Siswa
8
23
2
14
Persentase
17,02%
48,94%
4,26%
29,79%
BUTIR 1
: Gas yang digunakan untuk respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Gas hasil respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Gas yang digunakan dalam fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Persamaan kimiawi fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Proses2 kehidupan yang menghasilkan CO2
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
99
Lampiran 5
BUTIR 7
S Siswa
25
3
3
16
Persentase
53,19%
6,38%
6,38%
34,04%
BUTIR 8
S Siswa
10
9
2
26
Persentase
21,28%
19,15%
4,26%
55,32%
BUTIR 9
S Siswa
18
1
6
22
Persentase
38,30%
2,13%
12,77%
46,81%
BUTIR 10
S Siswa
9
16
1
21
Persentase
19,15%
34,04%
2,13%
44,68%
BUTIR 11
S Siswa
11
11
1
24
Persentase
23,40%
23,40%
2,13%
51,06%
BUTIR 12
S Siswa
22
2
0
23
Persentase
46,81%
4,26%
0,00%
48,94%
BUTIR 13
S Siswa
20
0
0
27
Persentase
42,55%
0,00%
0,00%
57,45%
: Letak fotosintesis pada daun
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Fungsi klorofil
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Tmpt penympnan smentra hsil fotosntsis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Faktor yg tidk berpengaruh dlm fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp.
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Tempat pengikatan CO2 pada fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Organel pada tumbuhan yg mnangkap cahaya
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
100
Lampiran 5
BUTIR 14
S Siswa
8
10
2
27
Persentase
17,02%
21,28%
4,26%
57,45%
BUTIR 15
S Siswa
11
12
1
23
Persentase
23,40%
25,53%
2,13%
48,94%
BUTIR 16
S Siswa
17
12
3
15
Persentase
36,17%
25,53%
6,38%
31,91%
BUTIR 17
S Siswa
10
14
1
22
Persentase
21,28%
29,79%
2,13%
46,81%
BUTIR 18
S Siswa
19
4
2
22
Persentase
40,43%
8,51%
4,26%
46,81%
BUTIR 19
S Siswa
10
9
0
28
Persentase
21,28%
19,15%
0,00%
59,57%
BUTIR 20
S Siswa
10
3
4
30
Persentase
21,28%
6,38%
8,51%
63,83%
: Bagian tumbuhan untuk bernapas
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Pernyataan mengenai pernapasan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Letak respirasi pada tumbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Pengertian respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Pernyataan mengenai respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Waktu tumbuhan bernapas
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Persamaan kimiawi respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
101
Lampiran 5
BUTIR 21
S Siswa
9
22
0
16
Persentase
19,15%
46,81%
0,00%
34,04%
BUTIR 22
S Siswa
22
10
0
15
Persentase
46,81%
21,28%
0,00%
31,91%
BUTIR 23
S Siswa
9
1
0
37
Persentase
19,15%
2,13%
0,00%
78,72%
BUTIR 24
S Siswa
7
2
1
37
Persentase
14,89%
4,26%
2,13%
78,72%
BUTIR 25
S Siswa
11
24
0
12
Persentase
23,40%
51,06%
0,00%
25,53%
: Perbedaan respirasi dengan fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Letak proses kimiawi respirasi pada tmbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Gas yang digunakan oleh tumbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Percobaan mengenai fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN A
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆(%) =
𝜮 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 − 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒕𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊
× 𝟏𝟎𝟎%
𝜮 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂
102
Lampiran 6
REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMAN B TANGERANG SELATAN
MENGGUNAKAN TEKNIK CRI DENGAN BENTUK TES PILIHAN GANDA BERALASAN TERTUTUP
BUTIR 1
S Siswa
22
4
2
48
Persentase
28,95%
5,26%
2,63%
63,16%
BUTIR 2
S Siswa
28
4
1
43
Persentase
36,84%
5,26%
1,32%
56,58%
BUTIR 3
S Siswa
40
9
2
25
Persentase
52,63%
11,84%
2,63%
32,89%
BUTIR 4
S Siswa
47
4
0
25
Persentase
61,84%
5,26%
0,00%
32,89%
BUTIR 5
S Siswa
54
2
0
20
Persentase
71,05%
2,63%
0,00%
26,32%
BUTIR 6
S Siswa
42
10
3
21
Persentase
55,26%
13,16%
3,95%
27,63%
BUTIR 7
S Siswa
60
2
1
13
Persentase
78,95%
2,63%
1,32%
17,11%
: Gas yang digunakan untuk respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Gas hasil respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Gas yang digunakan dalam fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Persamaan kimiawi fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Proses2 kehidupan yang menghasilkan CO2
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Letak fotosintesis pada daun
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
103
Lampiran 6
BUTIR 8
S Siswa
48
13
2
13
Persentase
63,16%
17,11%
2,63%
17,11%
BUTIR 9
S Siswa
67
4
1
4
Persentase
88,16%
5,26%
1,32%
5,26%
BUTIR 10
S Siswa
51
10
3
12
Persentase
67,11%
13,16%
3,95%
15,79%
BUTIR 11
S Siswa
53
2
2
19
Persentase
69,74%
2,63%
2,63%
25,00%
BUTIR 12
S Siswa
64
1
1
10
Persentase
84,21%
1,32%
1,32%
13,16%
BUTIR 13
S Siswa
56
0
0
20
Persentase
73,68%
0,00%
0,00%
26,32%
BUTIR 14
S Siswa
42
10
1
23
Persentase
55,26%
13,16%
1,32%
30,26%
: Fungsi klorofil
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Tmpt penympnan smentra hsil fotosntsis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Faktor yg tidak berpengruh dlm fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp.
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Tempat pengikatan CO2 pada fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Organel pada tumbuhan yg mnangkap cahaya
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Bagian tumbuhan untuk bernapas
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
104
Lampiran 6
BUTIR 15
S Siswa
53
8
2
13
Persentase
69,74%
10,53%
2,63%
17,11%
BUTIR 16
S Siswa
52
4
2
18
Persentase
68,42%
5,26%
2,63%
23,68%
BUTIR 17
S Siswa
50
3
0
23
Persentase
65,79%
3,95%
0,00%
30,26%
BUTIR 18
S Siswa
58
1
1
16
Persentase
76,32%
1,32%
1,32%
21,05%
BUTIR 19
S Siswa
42
5
1
28
Persentase
55,26%
6,58%
1,32%
36,84%
BUTIR 20
S Siswa
64
1
0
11
Persentase
84,21%
1,32%
0,00%
14,47%
BUTIR 21
S Siswa
71
2
1
2
Persentase
93,42%
2,63%
1,32%
2,63%
: Pernyataan mengenai pernapasan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Letak respirasi pada tumbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Pengertian respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Pernyataan mengenai respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Waktu tumbuhan bernapas
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Persamaan kimiawi respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Perbedaan respirasi dengan fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
105
Lampiran 6
BUTIR 22
S Siswa
63
2
2
9
Persentase
82,89%
2,63%
2,63%
11,84%
BUTIR 23
S Siswa
38
1
0
37
Persentase
50,00%
1,32%
0,00%
48,68%
BUTIR 24
S Siswa
35
1
0
40
Persentase
46,05%
1,32%
0,00%
52,63%
BUTIR 25
S Siswa
39
6
0
31
Persentase
51,32%
7,89%
0,00%
40,79%
: Letak proses kimiawi respirasi pada tmbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Gas yang digunakan oleh tumbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
: Percobaan mengenai fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN B
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
TANGERANG SELATAN
MISKONSEPSI
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆(%) =
𝜮 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 − 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒕𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊
× 𝟏𝟎𝟎%
𝜮 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂
106
Lampiran 7
REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMAN C TANGERANG SELATAN
MENGGUNAKAN TEKNIK CRI DENGAN BENTUK TES PILIHAN GANDA BERALASAN TERTUTUP
BUTIR 1
: Gas yang digunakan untuk respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
18
7
0
46
Persentase
25,35%
9,86%
0,00%
64,79%
BUTIR 2
: Gas hasil respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
22
0
0
49
Persentase
30,99%
0,00%
0,00%
69,01%
BUTIR 3
: Gas yang digunakan dalam fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
31
13
1
26
Persentase
43,66%
18,31%
1,41%
36,62%
BUTIR 4
: Persamaan kimiawi fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
36
7
0
28
Persentase
50,70%
9,86%
0,00%
39,44%
BUTIR 5
: Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
30
8
0
33
Persentase
42,25%
11,27%
0,00%
46,48%
BUTIR 6
: Proses2 kehidupan yang menghasilkan CO2
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
17
25
0
29
Persentase
23,94%
35,21%
0,00%
40,85%
BUTIR 7
S Siswa
41
18
2
10
Persentase
57,75%
25,35%
2,82%
14,08%
: Letak fotosintesis pada daun
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
107
Lampiran 7
BUTIR 8
: Fungsi klorofil
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
27
9
1
34
Persentase
38,03%
12,68%
1,41%
47,89%
BUTIR 9
: Tmpt penympnan smentra hsil fotosntsis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
41
12
2
16
Persentase
57,75%
16,90%
2,82%
22,54%
BUTIR 10
: Faktor yg tdk berpengaruh dlm fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
23
10
3
35
Persentase
32,39%
14,08%
4,23%
49,30%
BUTIR 11
: Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp.
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
37
13
2
19
Persentase
52,11%
18,31%
2,82%
26,76%
BUTIR 12
: Letak pengikatan CO2 pada fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
36
5
1
29
Persentase
50,70%
7,04%
1,41%
40,85%
BUTIR 13
: Organel pada tumbuhan yg mnangkap cahaya
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
38
0
0
33
Persentase
53,52%
0,00%
0,00%
46,48%
BUTIR 14
S Siswa
27
2
1
41
Persentase
38,03%
2,82%
1,41%
57,75%
: Bagian tumbuhan untuk bernapas
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
108
Lampiran 7
BUTIR 15
: Pernyataan mengenai pernapasan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
44
1
0
26
Persentase
61,97%
1,41%
0,00%
36,62%
BUTIR 16
: Letak respirasi pada tumbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
55
1
0
15
Persentase
77,46%
1,41%
0,00%
21,13%
BUTIR 17
: Pengertian respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
59
3
0
9
Persentase
83,10%
4,23%
0,00%
12,68%
BUTIR 18
: Pernyataan mengenai respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
66
1
0
4
Persentase
92,96%
1,41%
0,00%
5,63%
BUTIR 19
: Waktu tumbuhan bernapas
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
34
19
2
16
Persentase
47,89%
26,76%
2,82%
22,54%
BUTIR 20
: Persamaan kimiawi respirasi
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
58
1
0
12
Persentase
81,69%
1,41%
0,00%
16,90%
BUTIR 21
S Siswa
60
4
0
7
Persentase
84,51%
5,63%
0,00%
9,86%
: Perbedaan respirasi dengan fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
109
Lampiran 7
BUTIR 22
: Letak proses kimiawi respirasi pada tmbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
55
5
1
10
Persentase
77,46%
7,04%
1,41%
14,08%
BUTIR 23
: Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
30
4
0
37
Persentase
42,25%
5,63%
0,00%
52,11%
BUTIR 24
: Gas yang digunakan oleh tumbuhan
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
S Siswa
36
4
0
31
Persentase
50,70%
5,63%
0,00%
43,66%
BUTIR 25
S Siswa
26
30
4
11
Persentase
36,62%
42,25%
5,63%
15,49%
: Percobaan mengenai fotosintesis
TIDAK TAHU KONSEP
JUMLAH dan PRESENTASE
PAHAM KONSEP DENGAN BAIK
SISWA SMAN C TANGERANG
PAHAM KONSEP TETAPI KURANG YAKIN
SELATAN
MISKONSEPSI
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆(%) =
𝜮 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 − 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒕𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊
× 𝟏𝟎𝟎%
𝜮 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂
110
Lampiran 8
Hasil Rekapitulasi Siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan Per Butir Soal
Butir 1
SMA N A
: Gas yang digunakan untuk Respirasi
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
9
3
1
Miskonsepsi
TOTAL
34
47
SMA N B
22
4
2
48
76
SMA N C
TOTAL
Persentase
18
49
25,258%
7
14
7,216%
0
3
1,546%
46
128
65,979%
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
37
43
49
129
66,495%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
21
25
26
72
37,113%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
33
25
28
86
44,330%
47
76
71
194
Butir 2
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 3
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 4
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
: Gas Hasil Respirasi Tumbuhan
Tidak Tahu
Konsep
Paham Konsep
dengan Baik
8
28
22
58
29,897%
2
4
0
6
3,093%
Paham Konsep
tetapi Kurang
Yakin
0
1
0
1
0,515%
: Gas digunakan dalam fotosintesis
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
15
10
1
40
9
2
31
13
1
86
32
4
44,330%
16,495%
2,062%
: Persamaan Kimiawi Fotosintesis
Tidak Tahu
Konsep
Paham Konsep
dengan Baik
11
47
36
94
48,454%
3
4
7
14
7,216%
Paham Konsep
tetapi Kurang
Yakin
0
0
0
0
0,000%
111
Lampiran 8
Butir 5
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 6
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 7
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 8
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 9
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
: Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
11
4
0
54
2
0
30
8
0
95
14
0
48,969%
7,216%
0,000%
Miskonsepsi
TOTAL
32
20
33
85
43,814%
47
76
71
194
: Proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO2
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Miskonsepsi
Konsep
dengan Baik
Yakin
8
23
2
14
42
10
3
21
17
25
0
29
67
58
5
64
34,536%
29,897%
2,577%
32,990%
TOTAL
47
76
71
194
: Letak fotosintesis pada daun
Tidak Tahu
Konsep
Paham Konsep
dengan Baik
25
60
41
126
64,948%
3
2
18
23
11,856%
Paham Konsep
tetapi Kurang
Yakin
3
1
2
6
3,093%
Miskonsepsi
TOTAL
16
13
10
39
20,103%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
26
13
34
73
37,629%
47
76
71
194
: Fungsi Klorofil
Tidak Tahu
Konsep
Paham Konsep
dengan Baik
10
48
27
85
43,814%
9
13
9
31
15,979%
Paham Konsep
tetapi Kurang
Yakin
2
2
1
5
2,577%
: Tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
Miskonsepsi
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
18
1
6
22
67
4
1
4
41
12
2
16
126
17
9
42
64,948%
8,763%
4,639%
21,649%
112
TOTAL
47
76
71
194
Lampiran 8
Butir 10
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 11
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 12
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 13
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 14
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
: Faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Miskonsepsi
Konsep
dengan Baik
Yakin
9
16
1
21
51
10
3
12
23
10
3
35
83
36
7
68
42,784%
18,557%
3,608%
35,052%
: Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp.
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
11
11
1
53
2
2
37
13
2
101
26
5
52,062%
13,402%
2,577%
: Tempat pengikatan CO2 pada fotosintesis
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
22
2
0
64
1
1
36
5
1
122
8
2
62,887%
4,124%
1,031%
113
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
24
19
19
62
31,959%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
23
10
29
62
31,959%
47
76
71
194
: Organel pada tumbuhan yang menangkap cahaya
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Miskonsepsi
Konsep
dengan Baik
Yakin
20
0
0
27
56
0
0
20
38
0
0
33
114
0
0
80
58,763%
0,000%
0,000%
41,237%
: Bagian tumbuhan untuk bernapas
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
8
10
2
42
10
1
27
2
1
77
22
4
39,691%
11,340%
2,062%
TOTAL
TOTAL
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
27
23
41
91
46,907%
47
76
71
194
Lampiran 8
Butir 15
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 16
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 17
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 18
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 19
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
: Pernyataan mengenai pernapasan
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
11
12
1
53
8
2
44
1
0
108
21
3
55,670%
10,825%
1,546%
Miskonsepsi
TOTAL
23
13
26
62
31,959%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
15
18
15
48
24,742%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
22
23
9
54
27,835%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
22
16
4
42
21,649%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
28
28
16
72
37,113%
47
76
71
194
: Letak respirasi pada tumbuhan
Tidak Tahu
Konsep
Paham Konsep
dengan Baik
17
52
55
124
63,918%
12
4
1
17
8,763%
Paham Konsep
tetapi Kurang
Yakin
3
2
0
5
2,577%
: Pengertian respirasi
Tidak Tahu
Konsep
Paham Konsep
dengan Baik
10
50
59
119
61,340%
14
3
3
20
10,309%
Paham Konsep
tetapi Kurang
Yakin
1
0
0
1
0,515%
: Pernyataan mengenai respirasi
Tidak Tahu
Konsep
Paham Konsep
dengan Baik
19
58
66
143
73,711%
4
1
1
6
3,093%
Paham Konsep
tetapi Kurang
Yakin
2
1
0
3
1,546%
: Waktu tumbuhan bernapas
Tidak Tahu
Konsep
Paham Konsep
dengan Baik
10
42
34
86
44,330%
9
5
19
33
17,010%
Paham Konsep
tetapi Kurang
Yakin
0
1
2
3
1,546%
114
Lampiran 8
Butir 20
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 21
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 22
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 23
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
Butir 24
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
: Persamaan kimiawi respirasi
Tidak Tahu
Konsep
Paham Konsep
dengan Baik
10
64
58
132
68,041%
3
1
1
5
2,577%
Paham Konsep
tetapi Kurang
Yakin
4
0
0
4
2,062%
: Perbedaan respirasi dengan fotosintesis
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
9
22
0
71
2
1
60
4
0
140
28
1
72,165%
14,433%
0,515%
: Letak proses kimiawi respirasi pada tumbuhan
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
22
10
0
63
2
2
55
1
5
140
13
7
72,165%
6,701%
3,608%
: Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
9
1
0
38
1
0
30
4
0
77
6
0
39,691%
3,093%
0,000%
: Gas yang digunakan oleh tumbuhan
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
7
2
1
35
1
0
36
4
0
78
7
1
40,206%
3,608%
0,515%
115
Miskonsepsi
TOTAL
30
11
12
53
27,320%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
16
2
7
25
12,887%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
15
9
10
34
17,526%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
37
37
37
111
57,216%
47
76
71
194
Miskonsepsi
TOTAL
37
40
31
108
55,670%
47
76
71
194
Lampiran 8
Butir 25
SMA N A
SMA N B
SMA N C
TOTAL
Persentase
: Percobaan mengenai fotosintesis
Paham Konsep
Tidak Tahu
Paham Konsep
tetapi Kurang
Konsep
dengan Baik
Yakin
11
24
0
39
6
0
26
30
4
76
60
4
39,175%
30,928%
2,062%
𝒇𝒌
× 𝟏𝟎𝟎%
𝒇𝒕
𝑃 = Persentase kategori
𝑓𝑘 = Jumlah siswa pada kategori "......" seluruh SMA
𝑓𝑡 = Jumlah seluruh siswa
𝑷 % =
116
Miskonsepsi
TOTAL
12
31
11
54
27,835%
47
76
71
194
Lampiran 9
HASIL REKAPITULASI RATA-RATA PERSENTASE TINGKATAN PEMAHAMAN SISWA
KONSEP FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI TUMBUHAN
Kategori (rata-rata%)
Indikator Soal
PK
PKKY
M
TTK
7,167
1,587 66,763 24,483
2. Menentukan gas yang merupakan hasil respirasi
3,173
0,440 68,103 28,283
3. Menentukan gas yang digunakan pada fotosintesis
17,143 2,057 38,063 42,733
4. Mengetahui persamaan kimiawi fotosintesis
7,173
0,000 47,513 45,313
5. Mengetahui keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis
7,470
0,000 46,963 45,567
6. Menentukan proses-proses kehidupan yang menghasilkan
CO-2
32,437 2,737 32,757 32,073
7. Mengetahui letak fotosintesis pada daun
11,453 3,507 21,743 63,297
8. Mengetahui fungsi klorofil
16,313 2,767 40,107 40,823
9. Mengetahui tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis
8,097
1.
Menentukan gas yang digunakan untuk respirasi
5,637 24,870 61,403
10. Menentukan faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis 20,427 3,437 36,590 39,550
11. Mengetahui pembuktian percobaan fotosintesis pada Hydrilla
sp.
14,780 2,527 34,273 48,417
12. Mengetahui letak pengikatan CO2 pada fotosintesis
4,207
0,910 34,317 60,573
13. Menentukan organel pada tumbuhan yang berfungsi
menangkap cahaya
0,000
0,000 43,417 56,583
14. Menentukan bagian tumbuhan yang berfungsi untuk bernapas 12,420 2,330 48,487 36,770
15. Menentukan pernyataan mengenai pernapasan
12,490 1,587 34,223 51,703
16. Menentukan letak respirasi pada tumbuhan
10,733 3,003 25,573 60,683
17. Mengetahui pengertian respirasi
12,687 0,710 29,917 56,723
18. Menentukan pernyataan mengenai respirasi tumbuhan
3,747
19. Menentukan waktu tumbuhan bernapas
17,497 1,380 39,650 41,477
20. Menentukan persamaan kimiawi respirasi
3,037
21. Mengetahui perbedaan respirasi dengan fotosintesis
18,357 0,440 15,510 65,993
22. Menentukan organel respirasi
10,317 1,347 19,277 69,053
23. Menentukan gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan
3,027
0,000 59,837 37,133
24. Menentukan gas yang digunakan oleh tumbuhan
3,737
0,710 58,337 37,213
25. Mengetahui pembuktian percobaan Priestley mengenai
fotosintesis
RATA-RATA
117
1,860 24,497 69,903
2,837 31,733 62,393
33,733 1,877 27,270 37,113
11,665 1,747 37,992 48,610
Lampiran 10
Hasil Uji Kai Kuadrat Per Butir Soal Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan
Butir 1
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Gas yang digunakan untuk Respirasi
f0
B=ft
f0 -ft
A=(f 0 - f t )2
9
12
-3
9
3
3
0
0
1
1
0
0
34
31
3
9
22
19
3
9
4
5
-1
1
2
1
1
1
48
50
-2
4
18
18
0
0
7
5
2
4
0
1
-1
1
46
47
-1
1
194
194
0
39
Butir 2
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Gas Hasil Respirasi Tumbuhan
f0
B=ft
f0 -ft
8
14
-6
2
1
1
0
0
0
37
31
6
28
23
5
4
2
2
1
0
1
43
51
-8
22
21
1
0
2
-2
0
0
0
49
47
2
194
194
0
Butir 3
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Gas yang digunakan dalam fotosintesis
f0
B=ft
f0 -ft
A=(f 0 - f t )2
15
21
-6
36
10
8
2
4
1
1
0
0
21
17
4
16
40
34
6
36
9
13
-4
16
2
2
0
0
25
28
-3
9
31
31
0
0
13
12
1
1
1
1
0
0
26
26
0
0
194
194
0
118
A/B
0,758
0,000
0,000
0,290
0,469
0,182
0,851
0,080
0,000
0,781
0,911
0,021
4,343
A/B
A=(f 0 - f t )2
36
2,562
1
0,688
0
0,000
36
1,152
25
1,100
4
1,702
1
2,553
64
1,266
1
0,047
4
1,822
0
0,000
4
0,085
176
12,976
118
A/B
1,728
0,516
0,000
0,917
1,069
1,276
0,000
0,319
0,000
0,085
0,000
0,000
5,910
Rentang Df/Db
5%
1%
12,592
𝒇𝒕 =
16,812
𝜮𝒇𝒌 × 𝜮𝒇𝒃
𝜮𝑻
𝑓𝑡 = frekuensi harapan
𝑓𝑘 = frekuensi kolom
𝑓𝑏 = frekuensi baris
𝑇= frekuensi baris kolom
Lampiran 10
Butir 4
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Persamaan Kimiawi Fotosintesis
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
11
23
-12
144
6,323
3
3
0
0
0,000
0
0
0
0
0,000
33
21
12
144
6,911
47
37
10
100
2,716
4
5
-1
1
0,182
0
0
0
0
0,000
25
34
-9
81
2,404
36
34
2
4
0,116
7
5
2
4
0,781
0
0
0
0
0,000
28
31
-3
9
0,286
194
194
0
487
19,720
Butir 5
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Keuntungan bagi tumbuhan dari fotosintesis
2
f0
B=ft
f0 -ft
A=(f 0 - f t )
Butir 6
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Proses-proses kehidupan yang menghasilkan CO2
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
8
16
-8
64
3,943
23
14
9
81
5,764
2
1
1
1
0,826
14
16
-2
2
0,129
42
26
16
256
9,753
10
23
-13
169
7,438
3
2
1
1
0,511
21
25
-4
16
0,638
17
25
-8
64
2,610
25
21
4
16
0,754
0
2
-2
4
2,186
29
23
6
36
1,537
194
194
0
710
36,088
11
4
0
32
54
2
0
20
30
8
0
33
194
23
3
0
21
37
5
0
33
35
5
0
31
194
-12
1
0
11
17
-3
0
-13
-5
3
0
2
0
144
0
0
121
289
9
0
169
25
9
0
4
770
119
A/B
6,273
0,109
0,000
5,876
7,765
1,641
0,000
5,075
0,719
1,757
0,000
0,115
29,330
Lampiran 10
Butir 7
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Letak fotosintesis pada daun
f0
B=ft
f0 -ft
25
31
-6
3
6
-3
3
1
2
16
9
7
60
49
11
2
9
-7
1
2
-1
13
15
-2
41
46
-5
18
8
10
2
2
0
10
14
-4
194
194
0
Butir 8
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Fungsi Klorofil
f0
B=ft
Butir 9
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
18
31
-13
169
5,536
1
4
-3
9
2,185
6
2
4
16
7,338
22
10
12
144
14,152
67
49
18
324
6,564
4
7
-3
9
1,351
1
4
-3
9
2,553
4
16
-12
144
8,752
41
46
-5
25
0,542
12
6
6
36
5,786
2
3
-1
1
0,304
16
15
1
1
0,065
194
194
0
887
55,128
10
9
2
26
48
13
2
13
27
9
1
34
194
21
8
1
18
33
12
2
29
31
11
2
27
194
f0 -ft
-11
1
1
8
15
1
0
-16
-4
-2
-1
7
0
A/B
A=(f 0 - f t )2
36
1,179
9
1,615
4
2,752
49
5,186
121
2,451
49
5,438
1
0,425
4
0,262
25
0,542
100
11,880
0
0,000
16
1,121
414
32,852
A/B
A=(f 0 - f t )2
121
5,876
1
0,133
1
0,826
64
3,619
225
6,757
1
0,082
0
0,000
256
8,952
16
0,514
4
0,353
1
0,546
49
1,834
739
29,492
120
Lampiran 10
Butir 10
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Faktor yang tidak berpengaruh dalam fotosintesis
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
9
20
-11
121
6,017
16
9
7
49
5,618
1
2
-1
0
0,000
21
16
5
25
1,518
51
33
18
324
9,964
10
14
-4
16
1,135
3
3
0
0
0,000
12
27
-15
225
8,446
23
30
-7
49
1,613
10
13
-3
9
0,683
3
3
0
0
0,000
35
25
10
100
4,018
194
194
0
918
39,013
Butir 11
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Percobaan fotosintesis pada Hydrilla sp.
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
11
24
-13
169
6,907
11
6
5
25
3,969
1
1
0
0
0,000
24
15
9
81
5,393
53
40
13
169
4,271
2
10
-8
64
6,283
2
2
0
0
0,000
19
24
-5
25
1,029
37
37
0
0
0,000
13
10
3
9
0,946
2
2
0
0
0,000
19
23
-4
16
0,705
194
194
0
558
29,503
Butir 12
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Tempat pengikatan CO2 pada fotosintesis
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
22
30
-8
64
2,165
2
2
0
0
0,000
0
0
0
0
0,000
23
15
8
64
4,261
64
48
16
256
5,356
1
3
-2
4
1,276
1
1
0
0
0,000
10
24
-14
196
8,070
36
45
-9
81
1,814
5
3
2
4
1,366
1
1
0
0
0,000
29
23
6
36
1,587
194
194
0
705
25,895
121
Lampiran 10
Butir 13
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Organel pada tumbuhan yang menangkap cahaya
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
20
28
-8
64
2,317
0
0
0
0
0,000
0
0
0
0
0,000
27
19
8
64
3,302
56
45
11
121
2,709
0
0
0
0
0,000
0
0
0
0
0,000
20
31
-11
121
3,861
38
42
-4
16
0,383
0
0
0
0
0,000
0
0
0
0
0,000
33
29
4
16
0,546
194
194
0
402
13,120
Butir 14
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Bagian tumbuhan untuk bernapas
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
8
19
-11
121
6,486
10
5
5
25
4,691
2
1
1
1
1,032
27
22
5
25
1,134
42
30
12
144
4,774
10
9
1
1
0,116
1
2
-1
1
0,638
23
36
-13
169
4,741
27
28
-1
1
0,035
2
8
-6
36
4,471
1
1
0
0
0,000
41
33
8
64
1,922
194
194
0
588
30,040
Butir 15
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Pernyataan mengenai pernapasan
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
11
26
-15
225
8,599
12
5
7
49
9,631
1
1
0
0
0,000
23
15
8
64
4,261
53
42
11
121
2,860
8
8
0
0
0,000
2
1
1
1
0,851
13
24
-11
121
4,982
44
40
4
16
0,405
1
8
-7
49
6,376
0
1
-1
1
0,911
26
23
3
9
0,397
194
194
0
656
39,272
122
Lampiran 10
Butir 16
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Letak respirasi pada tumbuhan
f0
B=ft
f0 -ft
17
30
-13
12
4
8
3
1
2
15
12
3
52
49
3
4
7
-3
2
2
0
18
19
-1
55
45
10
1
6
-5
0
2
-2
15
18
-3
194
194
0
Butir 17
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Pengertian respirasi
f0
B=ft
Butir 18
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Pernyataan mengenai respirasi
f0
B=ft
f0 -ft
19
35
-16
4
1
3
2
1
1
22
10
12
58
56
2
1
2
-1
1
1
0
16
16
0
66
52
14
1
2
-1
0
1
-1
4
15
-11
194
194
0
10
14
1
22
50
3
0
23
59
3
0
9
194
29
5
0
13
47
8
0
21
44
7
0
20
194
f0 -ft
-19
9
1
9
3
-5
0
2
15
-4
0
-11
0
A/B
A=(f 0 - f t )2
169
5,626
64
15,539
4
3,302
9
0,774
9
0,185
9
1,351
0
0,000
1
0,053
100
2,204
25
4,018
4
2,186
9
0,512
403
35,751
A/B
A=(f 0 - f t )2
361
12,522
81
16,717
1
4,128
81
6,191
9
0,193
25
3,191
0
0,000
4
0,189
225
5,166
16
2,186
0
0,000
121
6,123
924
56,606
A/B
A=(f 0 - f t )2
256
7,389
9
6,191
1
1,376
144
14,152
4
0,071
1
0,425
0
0,000
0
0,000
196
3,745
1
0,455
1
0,911
121
7,872
734
42,589
123
Lampiran 10
Butir 19
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Waktu tumbuhan bernapas
f0
B=ft
f0 -ft
10
21
-11
9
8
1
0
1
-1
28
17
11
42
34
8
5
13
-8
1
1
0
28
28
0
34
31
3
19
12
7
2
1
1
16
26
-10
194
194
0
Butir 20
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Persamaan kimiawi respirasi
f0
B=ft
f0 -ft
Butir 21
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Perbedaan respirasi dengan fotosintesis
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
9
34
-25
625
18,427
22
7
15
225
33,169
0
0
0
0
0,000
16
6
10
100
16,511
71
55
16
256
4,668
2
11
-9
81
7,384
1
0
1
1
2,553
2
10
-8
64
6,535
60
51
9
81
1,581
4
10
-6
36
3,513
0
0
0
0
0,000
7
9
-2
4
0,437
194
194
0
1473
94,777
10
3
4
30
64
1
0
11
58
1
0
12
194
32
1
1
13
52
2
2
21
48
2
1
19
194
-22
2
3
17
12
-1
-2
-10
10
-1
-1
-7
0
A/B
A=(f 0 - f t )2
121
5,808
1
0,125
1
1,376
121
6,937
64
1,900
64
4,951
0
0,000
0
0,000
9
0,286
49
4,057
1
0,911
100
3,795
531
30,144
A/B
A=(f 0 - f t )2
484
15,135
4
3,302
9
9,287
289
22,507
144
2,785
1
0,511
4
2,553
100
4,816
100
2,070
1
0,546
1
0,683
49
2,526
1186
66,721
124
Lampiran 10
Butir 22
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Letak proses kimiawi respirasi pada tumbuhan
f0
B=ft
f0 -ft
A=(f 0 - f t )2
22
34
-12
144
10
3
7
49
0
2
-2
4
15
8
7
49
63
55
8
64
2
5
-3
9
2
3
-1
1
9
13
-4
16
55
51
4
16
5
5
0
0
1
3
-2
4
10
12
-2
4
194
194
0
360
Butir 23
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
9
19
-10
100
5,361
1
1
0
0
0,000
0
0
0
0
0,000
37
27
10
100
3,719
38
30
8
64
2,122
1
2
-1
1
0,425
0
0
0
0
0,000
37
43
-6
36
0,828
30
28
2
4
0,142
4
2
2
4
1,822
0
0
0
0
0,000
37
41
-4
16
0,394
194
194
0
325
14,812
Butir 24
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Gas yang digunakan oleh tumbuhan
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
7
19
-12
144
7,620
2
2
0
0
0,000
1
0
1
1
4,128
37
26
11
121
4,625
35
31
4
16
0,524
1
3
-2
4
1,459
0
0
0
0
0,000
40
42
-2
4
0,095
36
29
7
49
1,717
4
3
1
1
0,390
0
0
0
0
0,000
31
40
-9
81
2,049
194
194
0
421
22,605
125
A/B
4,246
15,558
2,359
5,949
1,167
1,767
0,365
1,201
0,312
0,000
1,561
0,321
34,806
Lampiran 10
Butir 25
No Sel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
: Percobaan mengenai fotosintesis
f0
B=ft
f0 -ft
A/B
A=(f 0 - f t )2
11
18
-7
49
2,661
24
15
9
81
5,572
0
1
-1
1
1,032
12
13
-1
1
0,076
39
30
9
81
2,721
6
24
-18
324
13,784
0
2
-2
4
2,553
31
21
10
100
4,727
26
28
-2
4
0,144
30
22
8
64
2,915
4
1
3
9
6,148
11
20
-9
81
4,099
194
194
0
799
46,431
126
Lampiran 11
DAFTAR NILAI RATA-RATA PER KABUPATEN/KOTA
HASIL UJIAN NASIONAL BIOLOGI
JENJANG SMA NEGERI
No.
Kabupaten/Kota
Nilai Rata-rata
Nilai Rata-rata
1
Jakarta
7,64
7,82
2
Kota Bogor
8,52
8,55
3
Kabupaten Bogor
7,93
8,24
4
Depok
8,58
8,22
5
Tangerang Selatan
7,82
7,97
6
Kabupaten Bekasi
8,21
8,31
7
Kota Bekasi
8,64
8,34
8,19
8,21
Rata-rata
Sumber : http://litbang.kemdikbud.go.id
127
Lampiran 12
Rekap Jawaban Miskonsepsi Siswa Tiap SMAN pada Butir 1, 2, 23, dan 24
1. Miskonsepsi siswa pada butir soal 1 di SMAN A Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
11.
12.
13.
14.
Konsepsi Siswa
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
pada fotosintesis yang dibutuhkan adalah cahaya matahari,
karbondioksida, dll. Sehingga jika tidak ada matahari
karbondioksida dibutuhkan untuk fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
pada proses fotosintesis tumbuhan akan menggunakan
karbondioksida sebagai sumber makanannya.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
CO2 sangat dibutuhkan dalam proses membuat makanan pada
tumbuhan
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena di saat
malam hari itulah proses pernapasan tumbuhan dilakukan.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena pada saat
tidak ada cahaya matahari tumbuhan berusaha mencari O 2
sebagai ganti CO2 untuk fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
tumbuhan memerlukan karbondioksida yang dilepaskan oleh
makhluk hidup untuk kebutuhan tumbuhan sendiri.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
saat itu tumbuhan tidak mendapat cahaya matahari, dan sebagai
gantinya menyerap karbondioksida dari lingkungan.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
kalau oksigen penggunaannya ketika terdapat cahaya.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen, karena di dalam
tumbuhan terdapat organ/jaringan yang dapat mengikat gas
nitrogen untuk kelangsungan hidup tumbuhan tersebut jika tidak
ada cahaya matahari.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
untuk proses fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen, karena kan
nitrogen dihasilkan dari proses pembusukan yang disana pasti ada
mikroorganisme kan yang hidup ya kalau O2 tidak tercukupi
karena energi cahaya itu sendiri tidak ada, pindah ke nitrogen
yang diserap.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena apabila
tidak ada cahaya matahari tidak ada proses bertukarnya gas maka
tumbuhan menggunakan oksigen untuk berespirasi .
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida.
Tumbuhan tidak hanya bisa mencari makan dengan bantuan
cahaya matahari / reaksi terang, namum tumbuhan juga dapat
mencari dengan reaksi gelap.
128
Frekuensi
%
3
7,895
1
2,632
2
5,263
9
23,684
4
10,526
3
7,895
3
7,895
1
2,632
2
5,623
4
10,526
2
5,263
1
2,632
2
5,263
Lampiran 12
15.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbon, karena pada saat
reaksi gelap sedikit sekali terdapat oksigen dan energi dari cahaya
matahari.
1
2,632
2. Miskonsepsi siswa pada butir soal 1 di SMAN B Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Konsepsi Siswa
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
pada fotosintesis yang dibutuhkan adalah cahaya matahari,
karbondioksida, dll. Sehingga jika tidak ada matahari
karbondioksida dibutuhkan untuk fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
CO2 sangat dibutuhkan dalam proses membuat makanan pada
tumbuhan
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena di saat
malam hari itulah proses pernapasan tumbuhan dilakukan.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena pada saat
tidak ada cahaya matahari tumbuhan berusaha mencari O 2
sebagai ganti CO2 untuk fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
kalau oksigen penggunaannya ketika terdapat cahaya.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
untuk proses fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
tumbuhan menggunakan gas CO2 dalam respirasi dan melepaskan
gas senyawa gas.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena apabila
tidak ada cahaya matahari tidak ada proses bertukarnya gas maka
tumbuhan menggunakan oksigen untuk berespirasi .
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida.
Tumbuhan tidak hanya bisa mencari makan dengan bantuan
cahaya matahari / reaksi terang, namum tumbuhan juga dapat
mencari dengan reaksi gelap.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena tumbuhan
melepas oksigen.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
pada saat gelap tumbuhan memerlukan CO2 untuk protein proses
fotosintesis pada saat ada cahaya matahari.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena tumbuhan
membutuhkan cahaya matahari.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen. Pada reaksi gelap
tumbuhan mengikat oksigen.
129
Frekuensi
%
1
2,128
2
4,255
21
44,681
5
10,638
4
8,511
3
6,383
1
2,128
3
6,383
1
2,128
1
2,128
3
6,383
1
2,128
1
2,128
Lampiran 12
3. Miskonsepsi siswa pada butir soal 1 di SMAN C Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Konsepsi Siswa
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
CO2 sangat dibutuhkan dalam proses membuat makanan pada
tumbuhan
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena di saat
malam hari itulah proses pernapasan tumbuhan dilakukan.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena pada saat
tidak ada cahaya matahari tumbuhan berusaha mencari O 2
sebagai ganti CO2 untuk fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen, karena di dalam
tumbuhan terdapat organ/jaringan yang dapat mengikat gas
nitrogen untuk kelangsungan hidup tumbuhan tersebut jika tidak
ada cahaya matahari.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
untuk proses fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida, karena
tumbuhan menggunakan gas CO2 dalam respirasi dan melepaskan
senyawa gas.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbondioksida.
Tumbuhan tidak hanya bisa mencari makan dengan bantuan
cahaya matahari / reaksi terang, namum tumbuhan juga dapat
mencari dengan reaksi gelap.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan dalam jumlah paling banyak
ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena tumbuhan
melepas oksigen.
130
Frekuensi
%
8
17,778
19
42,222
5
11,111
3
6,667
6
13,333
1
2,222
2
4,444
1
2,222
Lampiran 12
4. Miskonsepsi siswa pada butir soal 2 di SMAN A Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Konsepsi Siswa
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena
fotosintesis melepaskan O2 & energi, jika energi cahaya tidak
ada maka gas yang dilepas oleh tumbuhan adalah oksigen.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena disaat tidak ada matahari tumbuhan
tidak dapat melakukan fotosintesis.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena tumbuhan melepas CO2 saat malam
hari.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena
gas oksigen dilepaskan dari proses respirasi yang diperlukan
oleh tumbuhan.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen,
karena nitrogen dibutuhkan paling banyak ketika tidak ada
energi cahaya matahari sama sekali.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbon, karena
karbon pelepasan pada tumbuhan ketika tidak ada cahaya
matahari, kalau ada maka oksigen,
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, mau
energi sinar matahari banyak/ tidak ya tetap oksigen yang
dikeluarkan.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, ketika tidak ada cahaya berarti bisa dikatakan
malam hari, berarti tumbuhan melakukan fotosintesis
melepaskan karbondioksida menyerap oksigen.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena
terjadi proses reaksi gelap.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena gas tersebut dapat/ mempunyai
cadagan gas yang paling banyak.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena dalam melakukan reaksi gelap
tumbuhan melepaskan karbondioksida agar reaksi gelap
tersebut bisa dijalankan.
131
Frekuensi
%
7
18,421
1
2,632
12
31,579
4
10,526
3
7,895
2
5,263
2
5,263
1
2,632
3
7,895
1
2,632
2
5,263
Lampiran 12
5. Miskonsepsi siswa pada butir soal 2 di SMAN B Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Konsepsi Siswa
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena
fotosintesis melepaskan O2 & energi, jika energi cahaya tidak
ada maka gas yang dilepas oleh tumbuhan adalah oksigen.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena tumbuhan melepas CO2 saat malam
hari.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena
gas oksigen dilepaskan dari proses respirasi yang diperlukan
oleh tumbuhan.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen,
karena nitrogen dibutuhkan paling banyak ketika tidak ada
energi cahaya matahari sama sekali.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah karbon, karena
karbon pelepasan pada tumbuhan ketika tidak ada cahaya
matahari, kalau ada maka oksigen,
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, ketika tidak ada cahaya berarti bisa dikatakan
malam hari, berarti tumbuhan melakukan fotosintesis
melepaskan karbondioksida menyerap oksigen.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena
terjadi proses reaksi gelap.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena dalam melakukan reaksi gelap
tumbuhan melepaskan karbondioksida agar reaksi gelap
tersebut bisa dijalankan.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena tidak ada O2
132
Frekuensi
%
8
16,667
19
39,583
8
16,667
4
8,333
2
4,167
2
4,167
1
2,083
3
6,250
1
2,083
Lampiran 12
6. Miskonsepsi siswa pada butir soal 2 di SMAN C Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Konsepsi Siswa
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena
fotosintesis melepaskan O2 & energi, jika energi cahaya tidak
ada maka gas yang dilepas oleh tumbuhan adalah oksigen.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena disaat tidak ada matahari tumbuhan
tidak dapat melakukan fotosintesis.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena tumbuhan melepas CO2 saat malam
hari.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena
gas oksigen dilepaskan dari proses respirasi yang diperlukan
oleh tumbuhan.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah nitrogen,
karena nitrogen dibutuhkan paling banyak ketika tidak ada
energi cahaya matahari sama sekali.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah oksigen, karena
terjadi proses reaksi gelap.
Gas yang dilepaskan oleh tumbuhan dalam jumlah paling
banyak ketika tidak ada cahaya matahari adalah
karbondioksida, karena pernafasan tumbuhan tidak terlalu
berpengaruh dari matahari, tetapi dimana adanya CO2 maka
pernafasan tumbuhan akan berlangsung.
133
Frekuensi
%
6
12,245
4
8,163
26
53,061
9
18,367
1
2,041
1
2,041
2
4,082
Lampiran 12
7. Miskonsepsi siswa pada butir soal 23 di SMAN A Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Konsepsi Siswa
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
pada proses fotosintesis menghasilkan C6H12O6 dan O2
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2,
karena pada saat respirasi tumbuhan mengeluarkan O2
dan CO2
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2,
karena tumbuhan mengeluarkan O2 pada siang hari dan
mengeluarkan CO2 pada malam hari
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena itu
rumus dari oksigen
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
pada tumbuhan membutuhkan gas karbondioksida pada
inspirasi dan akan mengeluarkan gas oksigen pada
ekspirasi yang dibutuhkan oleh manusia
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
hasil pemecahan akhir dari karbondioksida
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
oksigen dihasilkan oleh tumbuhan yang menyebabkan
oksigen untuk makhluk hidup bernapas tidak habis
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah CO2, karena
setiap fotosintesis tumbuhan mengeluarkan
karbondioksida
Frekuensi
%
9
24,324
5
13,514
15
40,541
1
2,703
1
2,703
2
5,405
2
5,405
2
5,405
8. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN B Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Konsepsi Siswa
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
pada proses fotosintesis menghasilkan C6H12O6 dan O2
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2,
karena pada saat respirasi tumbuhan mengeluarkan O2
dan CO2
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2,
karena tumbuhan mengeluarkan O2 pada siang hari dan
mengeluarkan CO2 pada malam hari
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena itu
rumus dari oksigen
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
pada tumbuhan membutuhkan gas karbondioksida pada
inspirasi dan akan mengeluarkan gas oksigen pada
ekspirasi yang dibutuhkan oleh manusia
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
hasil pemecahan akhir dari karbondioksida
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah CO2, karena
setiap fotosintesis tumbuhan mengeluarkan
karbondioksida
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah CO2, karena
tumbuhan menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2
134
Frekuensi
%
12
32,432
4
10,811
16
43,243
1
2,703
1
2,703
1
2,703
1
2,703
1
2,703
Lampiran 12
9. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN C Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Konsepsi Siswa
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
pada proses fotosintesis menghasilkan C6H12O6 dan O2
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2,
karena pada saat respirasi tumbuhan mengeluarkan O2
dan CO2
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2,
karena tumbuhan mengeluarkan O2 pada siang hari dan
mengeluarkan CO2 pada malam hari
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
pada tumbuhan membutuhkan gas karbondioksida pada
inspirasi dan akan mengeluarkan gas oksigen pada
ekspirasi yang dibutuhkan oleh manusia
Gas yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah O2, karena
hasil pemecahan akhir dari karbondioksida
135
Frekuensi
%
12
30,769
4
10,256
16
41,026
6
15,385
1
2,564
Lampiran 12
10. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN A Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
11.
12.
Konsepsi Siswa
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena
oksigen yang dilepaskan setelah respirasi dengan CO2.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah H2O, karena gas
yang dibutuhkan pada proses fotosintesis membutuhkan CO 2
dan H2O.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, untuk
membantu proses fotosintesis dan pembentukan makanan.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena pada
proses respirasi kan merupakan proses katabolisme yaitu
memecah senyawa molekul yang komplek dan menghasilkan
CO2 + H2O + energi matahari
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada
siang hari tumbuhan membutuhkan CO2 untuk fotosintesis,
pada malam hari membutuhkan O2
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2, karena proses
katabolisme pemecahan molekul komplek menjadi sederhana
dan respirasi membutuhkan O2 .
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena
tumbuhan membutuhkan gas CO2 untuk respirasi dan
fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2,
karena O2 dan CO2 membantu proses terjadinya fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah H2O, karena
tumbuhan memerlukan air untuk berlangsungnya hidup.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada
malam hari membutuhkan CO2 , siang hari membutuhkan O2.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada
saat berespirasi gas yang digunakan oleh tmbuhan adalah
gas O2 dan CO2.
Frekuensi
%
10
22,027
1
2,703
9
24,324
1
2,703
8
21,622
2
5,405
1
2,703
1
2,703
2
5,405
1
2,703
1
2,703
11. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN B Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Konsepsi Siswa
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena
oksigen yang dilepaskan setelah respirasi dengan CO2.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, untuk
membantu proses fotosintesis dan pembentukan makanan.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada
siang hari tumbuhan membutuhkan CO2 untuk fotosintesis,
pada malam hari membutuhkan O2
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2, karena proses
katabolisme pemecahan molekul komplek menjadi sederhana
dan respirasi membutuhkan O2 .
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2,
karena O2 dan CO2 membantu proses terjadinya fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada
saat berespirasi gas yang digunakan oleh tmbuhan adalah
gas O2 dan CO2.
136
Frekuensi
siswa
%
12
30,000
11
27,500
12
30,000
2
5,000
2
5,000
1
2,500
Lampiran 12
12. Miskonsepsi siswa pada butir soal 24 di SMAN C Tangerang Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Konsepsi Siswa
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, untuk
membantu proses fotosintesis dan pembentukan makanan.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada
siang hari tumbuhan membutuhkan CO2 untuk fotosintesis,
pada malam hari membutuhkan O2
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2, karena proses
katabolisme pemecahan molekul komplek menjadi sederhana
dan respirasi membutuhkan O2 .
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah CO2, karena
tumbuhan membutuhkan gas CO2 untuk respirasi dan
fotosintesis.
Gas yang digunakan oleh tumbuhan adalah O2 dan CO2, pada
saat berespirasi gas yang digunakan oleh tmbuhan adalah
gas O2 dan CO2.
137
Frekuensi
%
22
70,968
5
16,129
2
6,452
1
3,226
1
3,226
Download