Logika Bahasa Ilmiah -6- Pengertian dan batasan Logika berhubungan dengan kelogisan. Logika adalah 1. Pengetahuan tentang kaidah berfikir. 2. Jalan pikiran yang masuk akal. Kelogisan berasal dari kata logis. Logis adalah benar menurut penalaran atau masuk akal. Logika terdiri atas dua: 1. Logika deduktif 2. Logika Induktif Logika Deduktif dan Induktif Logika dedukti adalah Alur berfikir dengan menarik kesimpulan mulai dari yang umum menuju ke premis atau khusus. Logika ini mulai dari premis yang diketahui Validasinya sampai ke Konklusi. Logika Induktif adalah Alur berfikir yang menarik simpulan mulai dari pengalaman empiris menuju kepada yang umum atau general. Logika ini membahas kasus yang banyak dan representatif serta menghasilkan ilmu melalui generalisasi, koslitas, dan analogi. Premis adalah sesuatu yang diterima dan diketahui berupa teori, hukum, dan asumsi. Konklusi adalah hasil pemikiran (Kesimpulan) 1. Jenis Logika Deduktif Jenis Satu Premis: Inferensi segera Inferensi segera terdiri dari empat bentuk, yaitu Bentuk Pertama Premis : Semua mobil dipajak Konklusi : Semua mobil tidak dipajak Sebagian mobil dipajak Sebagian mobil tidak dipajak Bentuk Kedua Premis : Semua toko dipajak Konklusi : Semua toko dipajak Sebagian toko dipajak Sebagian toko tidak dipajak Bentuk Ketiga Premis : Sebagian dosen terlambat Konklusi : Semua dosen terlambat Semua dosen tidak terlambat Sebagian dosen tidak terlambat Bentuk Keempat Premis : Sebagian siswa tidak hadir Konklusi : Semua siswa hadir Semua siswa tidak hadir Sebagian siswa hadir. 2. Jenis Dua Premis 1. Silogisme Kategoris Premis mayor: menyatakan ungkapan kategori ( bersifat umum). Premis minor : bersifat khusus Konklusi : penarikan Kesimpulan (Simpulan) Contoh: Premis mayor: semua pemimpin berbuat salah Premis minor : semua ketua adalah pemimpin Konklusi : semua ketua bisa berbuat salah 2. Silogisme Hipotesis Premis mayor: menggunakan ungkapan hipotesis. Dia juga bisa berbentuk: jika A (anteseden) maka B (kosekuen). Premis minor : menerima anteseden dan menolak konsekuen Konklusi : penarikan Kesimpulan (Simpulan) Contoh Premis mayor: jika turun Hujan, air sungai meuap. Premis minor : turun hujan Konklusi : air sungai meluap. 3. Silogisme Disjungtif Premis mayor: menggunakan ungkapan disjungtif Premis minor : menerima salah satu pilihan dan menolak konsekuen Konklusi : harus menolak pilihan lain Contoh Premis mayor: susi pergi ke toko atau pergi kuliah Premis minor : susi pergi ke toko Konklusi : susi tidak pergi kuliah 4. Silogisme Alternatif Premis mayor: menggunakan ungkapan alternatif Premis minor : menolak salah satu pilihan Konklusi : menerima pilihan Contoh: Premis mayor: susi pergi ke toko atau pergi kuliah Premis minor : susi tidak pergi ke toko Konklusi : susi pergi kuliah 2. Logika Induktif 1. Generalisasi Penalaran yang simpulannya dibuat berdasarkan kasus dan berlaku umum. Tanpa generalisasi tidak akan ada evaluasi terhadap pengalaman Contoh: Kasus :sejumlah gagak berbulu hitam. Generalisasi :semua gagak berbulu hitam. 2. Analogi Penalaran menyusun teori atau hukum dasar kemiripan dengan teori atau hukum yang telah diketahui. Contoh: Hubungan meson dengan medan kuat mengambil analogi dari hubungan foton dengan medan elektromagnetik