Uji Toksisitas Ekstrak Imperata cylindrica, Gynura procumbens, dan

advertisement
Uji Toksisitas Ekstrak Imperata cylindrica, Gynura procumbens, dan Syzygium
polyanthum terhadap Pola Renang Ikan Zebra
Keni Lathifa, M. Zainul Fadli, Helmin Elyani
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
E-mail: [email protected]
Abstract. Decocta of Imperata cylindrica, Gynura procumbens, and Syzygium polyanthum known as
antihypertensive remedies and anxiolytic effect. This study was to test the toxic effect of IGS decoction on the
physiological function of Danio rerio swimming pattern.
Research employs control group post test only design. 18 Zebrafish (Danio rerio) were divided into 3 groups.
Control group (K0) was treated with standard food in an aquarium with 1000 ml of distilled water for 14 days.
Treatment groups was given by 932 mg/L (P1) and 1864 mg/L (P2) of IGS combined decoction for 14 days. The
swimming pattern observed by camera for 5 minutes. The results then analyzed by One Way ANOVA, result
meaningful if p<0,05.
There was a significant change of Danio rerio swimming patern by the dose of 1864 mg/L. The combination
of IGS decoction on 932 mg/L decrease zebrafish's bottom-dwelling by 4% and 31% on the dose of 1864 mg/L.
Meanwhile the dose of 932 mg/L increase the time spent on the surface by 43% and 74% on the dose of 1864
mg/L. The combination of IGS decoction at 1864 mg/L may change the swimming pattern of zebra fish's time
spent on the surface.
Keywords: Imperata cylindrica, Gynura procumbens, Syzygium polyanthum, subchronic toxicity, swimming
pattern
Penggunaan obat antihipertensi tradisional yang
lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia
antara lain akar alang-alang, daun sambung
nyawa, dan daun salam. Efek senyawa kalium1
pada akar alang-alang (Imperata cylindrica L.)
sebagai peluruh kemih (diuretik). Senyawa
flavonoid pada sambung nyawa dan daun salam
yang berperan sebagai antioksidan2 serta mampu
mengontrol HDL kolesterol pada tikus Wistar.3
Disamping itu dilaporkan bahwa alang-alang
mengandung senyawa toksik yaitu phydroxibenzoic4, sambung nyawa dan daun salam
memiliki saponin1 yang dapat menyebabkan
kematian sel.
Dosis 20000 mg/Kg BB alang-alang
menyebabkan nekrosis pada hati mencit,3
menyebabkan hiperplasia sel tiroid dan
mengganggu
proses
germinasi
serta
pertumbuhan dari tanaman gandum4,5 serta
menyebabkan penurunan integritas membran
plasma sel pada tikus.6 Daun salam dalam dosis
>20µg/ml dapat menyebabkan kematian mencit
pada uji toksisitas selama tiga bulan uji sub
kronik.7 Daun sambung nyawa bersifat
mutagenik secara oral pada mencit dengan dosis
5,56 g/kgBB.8 Sehingga penggunaan bahan alam
sebagai terapi memerlukan uji keamanan
penggunanya.
Uji kemanan herbal dapat dilakukan
dengan melihat indikator biologis. Ikan zebra
sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga
memiliki peran penting untuk monitoring
berbagai polutan (bioindikator).9 Secara normal
ikan zebra lebih sering berada di dasar air karena
merasa lebih aman dari ancaman lingkungan
sekitar.10 Adanya toksikan yang dapat
mengganggu fungsi motorik ikan zebra yang akan
mempengaruhi pola berenangnya yaitu ikan
lebih sering berada dipermukaan air dan menjadi
tidak takut akan ancaman lingkungan sekitar.11
Kandungan saponin dan p-hydroxybenzoic diduga
dapat mempengaruhi kontrol perilaku yang
dapat dilihat melalui pola renang ikan zebra.
Berdasarkan data diatas, peneliti ingin
mengetahui pengaruh ramuan akar alang-alang,
daun sambung nyawa, dan daun salam terhadap
aktivitas pola berenang ikan zebra.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
metode
eksperimental laboratorik secara in vivo
menggunakan desain penelitian group post test
only design dengan tujuan menguji efek toksisitas
dekokta kombinasi akar Imperata cylindrica,
daun Gynura procumbens, dan daun Syzygium
polyanthum terhadap pola renang ikan zebra.
Keni Lathifa, Uji Toksisitas Ekstrak Imperata cylindrica, Gynura procumbens, dan Syzygium polyanthum
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada laboratorium
biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang pada bulan Juli 2014 – September 2014.
Pengelompokan Hewan Coba
Pembagian kelompok perlakuan dilakukan secara
randomisasi dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu
kelompok kontrol (tanpa perlakuan), P1 (932
mg/L kombinasi IGS) dan P2 (1864 mg/L
kombinasi IGS).
Pembuatan Sediaan Kombinasi Dekokta Akar
Imperata cylindrica, Daun Gynura procumbens,
dan Daun Syzygium polyanthum
Pembuatan sediaan herbal pertama kali
memilih bagian yang digunakan lalu sortasi
herbal, dilakukan pencucian herbal selanjutnya
dibuat dalam bentuk simplisia dalam sebuah
ruang penjemuran khusus, lalu dibuat serbuk
yang akan dilakukan proses pembuatan sediaan
dekok.
Hal pertama yang dilakukan adalah
penimbangan dosis herbal sesuai standar dosis
yang telah ditentukan. Dilakukan perhitungan
dosis mg/kgBB pada manusia setara dengan dosis
mg/L pada ikan dewasa, dengan dosis efektif
pada manusia dengan berat badan 60 kg dengan
perbandingan dosis herbal akar Imperata
cylindrical : daun Gynura procumbens : daun
Syzygium polyanthum sebesar 5 gr: 5 gr: 4 gr.
Campur simplisia dengan derajat halus yang
sesuai dalam panci dengan air 1000 ml, panaskan
diatas tangas air selama 30 menit terhitung mulai
suhu 900C sambil sekali-sekali diaduk. Lalu
dinginkan, kemudian dekokta di saring
menggunakan kertas saring dan hasil
penyaringan di kumpulkan dalam erlenmeyer
menggunakan corong. Setelah itu langsung
berikan ekstrak kombinasi tersebut kedalam
akuarium. Setiap 24 jam ekstrak kombinasi
diganti dengan yang baru.
Pengambilan Sampel
Pada pengambilan sampel kali ini dengan
memindah hewan coba satu per satu kedalam
akuarium khusus (Novel dive tank) lalu diamati
dengan menggunakan kamera selama 5 menit
untuk melihat pola renang hewan coba.
Teknik Pengamatan Pola Renang
Hewan coba sudah diletakkan satu per satu pada
aquarium khusus (Novel dive tank), peneliti
mengamati menggunakan kamera selama 5
menit. Peneliti melihat apakah hewan coba lebih
lama berada dibagian permukaan (terapung)
atau berada pada dasar aquarium (tenggelam).
Model penelitian ini digunakan untuk mengamati
perubahan perilaku Ikan zebra. Ikan zebra secara
normal berenang di dasar aquarium pada
lingkungan yang baru untuk menghindari adanya
ancaman.9 Ikan zebra yang berenang di
permukaan aquarium menandakan bahwa
formula herbal tersebut toksik, sedangkan jika
ikan lebih sering berenang di dasar aquarium
formula herbal tidak toksik.10
Pengumpulan Data dan Analisa Data
Setelah
penelitian
selesai
dilakukan
pengumpulan data. Data diolah dengan
mengggunakan metode One Way Anova untuk
menguji hipotesis yang ada. Hasil dikatakan
bermakna bila p<0,05. Uji statistik tersebut
dilakukan dengan program SPSS.
HASIL DAN ANALISA DATA
Efek Ramuan Dekokta Akar Imperata cylindrica,
Daun Gynura procumbens, dan Daun Syzygium
polyanthum terhadap Perubahan Pola Berenang
Ikan Zebra
Perbandingan efek ramuan dekokta akar
Imperata cylindrica, daun Gynura procumbens,
dan daun Syzygium polyanthum (5:5:4) dengan
kelompok kontrol terhadap pola berenang ikan
zebra berdasarkan rata-rata masing kelompok
dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1 : Rata-Rata Perubahan Pola Renang Ikan
Zebra terhadap Kelompok Kontrol dengan
Perlakuan Pemberian IGS
No.
Perlakuan
N
Lama Berenang (menit)
Permukaan
Dasar
1.
Kontrol
Negatif
6
1.1000±1.70411a
(7,3%)
13.8667±1.38804a
(92,7%)
2.
P1 (932
mg/L)
6
2.7833±3.29206a
(18,5%)
12.7833±3.89791a
(81,5%)
3.
P2 (1864
mg/L)
6
7.2167±3.89791b
(48%)
7.2333±2.51529b
(52%)
9 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Lama waktu (menit)
Penguji akan menguji efek dari kombinasi herbal
akar Imperata cylindrica, daun Gynura
procumbens, dan daun Syzygium polyanthum
dalam menilai respon berenang di akuarium
khusus (novel dive tank). Ikan zebra yang
ditempatkan di akuarium khusus akan
menghabiskan sebagian besar waktu di dasar
selama menit pertama dari total sesi penelitian
selama 5 menit lalu menunjukkan penurunan
secara bertahap waktu yang dihabiskan di dasar
akuarium.
16
14
12
10
8
6
4
2
0
a
a
b b
Permukaan
a
Dasar
a
K Neg
P1
P2
Perlakuan
Grafik 1 : Perbandingan kontrol negatif dan
perlakuan kepada ikan zebra selama berada di
permukaan dan dasar akuarium
Dari data diatas diketahui bahwa
keadaan normal ikan zebra berada di permukaan
memerlukan waktu 1,1 menit. Pemberian
kombinasi herbal alang-alang, sambung nyawa,
dan daun salam dengan dosis 932 mg/L
meningkatkan waktu ikan zebra untuk berada di
permukaan akuarium sebesar 43%. Pada dosis
1864 mg/L ikan zebra memerlukan waktu lebih
lama dibanding keadaan normal yaitu 74%.
Semakin besar dosis kombinasi herbal akar alangalang, daun sambung nyawa, dan daun salam
ikan zebra semakin lama berada di permukaan
akuarium.
Pada keadaan normal ikan zebra
memerlukan waktu 13,87 menit berada di dasar
akuarium. Pemberian kombinasi herbal akar
alang-alang, daun sambung nyawa, dan daun
salam dosis 932 menurunkan lama berenang ikan
zebra di dasar akuarium sebesar 4%, dan pada
dosis 1864 mg/L menurunkan lama berenang
ikan zebra berada di dasar akuarium sebesar
31%. Semakin meningkatnya dosis kombinasi
herbal akar alang-alang, daun sambung nyawa,
dan daun salam ikan zebra semakin menurunkan
waktu yang dibutuhkan ikan zebra untuk berada
di dasar akuarium.
Page | 10
PEMBAHASAN
Pola Renang pada Masing-masing Perlakuan
Pada penelitian ini ikan zebra tanpa
pemberian kombinasi herbal akar Imperata
cylindrica, daun Gynura procumbens, dan daun
Syzygium polyanthum berada di dasar akuarium
membutuhkan waktu paling lama karena ikan
zebra merasa aman berada di dasar. Sedangkan
ikan zebra yang diberi kombinasi herbal akar
Imperata cylindrica, daun Gynura procumbens,
dan daun Syzygium polyanthum dengan dosis
932 mg/L memerlukan waktu yang lebih sedikit
dibandingkan kontrol negatif, begitu juga dengan
pemberian paparan dosis yang lebih besar yaitu
1864 mg/L memerlukan waktu yang lebih singkat
lagi berada di dasar akuarium dibandingkan dosis
932 mg/L dan kontrol negatif. Ikan zebra tanpa
pemberian kombinasi herbal berada di dasar
akuarium menghabiskan waktu rata-rata selama
25 menit dengan perbandingan total waktu 30
menit dengan 6 kali pengulangan. Ikan zebra
diberi dosis dengan perhitungan meningkatkan
dosis tiga hingga empat kali lipat dari dosis aman
terapi. Dosis aman terapi total kombinasi herbal
yang telah diperoleh dari B2P2TOOT adalah 233
mg/L. Ikan zebra yang diberi dosis tiga kali lipat
dari dosis terapi total kombinasi herbal sebesar
932 mg/L belum menunjukkan perubahan pola
berenang dibandingkan tanpa pemberian
kombinasi herbal yaitu ditemukan hasil dari ratarata sebesar 23 menit dari perbandingan total
waktu 30 menit dengan 6 kali pengulangan.
Sedangkan pemberian kombinasi herbal pada
ikan zebra dengan dosis empat kali lipat dari dosis
terapi yaitu sebesar 1864 mg/L didapatkan pola
renang yang berbeda dengan dua kelompok yang
lain yaitu ikan zebra berada di dasar akuarium
selama 13 menit dari perbandingan total waktu
30 menit dengan 6 kali pengulangan.
Berdasarkan penelitian Putri (2015), in
publishing pemberian dekokta kombinasi akar
alang-alang, daun sambung nyawa dan daun
salam pada dosis 932 mg/L (0,24221 ± 0,594
mg/L) dapat menyebabkan kerusakan organ
berupa hiperplasia pada lamela insang ikan zebra
namun tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan dibandingkan dengan kelompok
kontrol (0,10328± 0,647 mg/L). Sedangkan pada
paparan dosis 1864mg/L jumlah lamela insang
yang mengalami hiperplasia terjadi peningkatan
secara signifikan (0,17889 ± 0,608 mg/L).
Keni Lathifa, Uji Toksisitas Ekstrak Imperata cylindrica, Gynura procumbens, dan Syzygium polyanthum
Persentase jumlah peningkatan hiperplasia
lamela insang ini tergolong ringan.
Hal ini membuktikan bahwa dosis 1864
mg/L mempengaruhi pola renang ikan zebra. Zatzat aktif dari kombinasi herbal akar Imperata
cylindrica, daun Gynura procumbens, dan daun
Syzygium polyanthum yang diberikan akan
terserap masuk ke dalam tubuh ikan zebra dan
akan di distribusikan melalui darah menuju
sistem sirkulasi, sistem jantung, sistem respirasi,
dan sistem saraf.
Efek Ramuan Akar Imperata cylindrica, Daun
Gynura procumbens, dan Daun Syzygium
polyanthum Terhadap Perubahan Pola Renang
Ikan Zebra
Pada dasarnya habitat ikan zebra adalah
di dasar permukaan karena ikan zebra merasa
lebih aman berada di dasar, aman dari
lingkungannya dan segala predator yang
mengancam.9 Dalam keadaan normal, fungsi
sistem sirkulasi atau fungsi jantung, sistem ini
berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan
O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang
membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat
nutrisi, garam-garam, hormon, dan antibodi serta
mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjarkelenjar, insang, dan sebagainya keluar tubuh.
Fungsi respirasi pada ikan zebra yaitu pertukaran
gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air dari
habitat yang masuk melalui mulut, terdorong ke
arah daerah insang. O2 yang banyak dikandung di
dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah,
sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah
akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah
banyak mengandung O2 kemudian diedarkan
kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
Apabila di perairan kurang mengandung O2 yang
akan ikan lakukan adalah menuju permukaan,
menuju tempat pemasukkan air, dan menuju
tempat air yang berarus. Sistem saraf dan
hormon berperan sebagai sistem koordinasi
untuk mengantisipasi perubahan kondisi
lingkungan. Perubahan lingkungan akan
diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat), saraf
akan merangsang kelenjar endokrin hormon
dikirim untuk mengeluarkan hormon-hormon
yang dibutuhkan akan merangsang organ target
dan aktivitas metabolisme jaringan-jaringan
antara lain untuk bergerak.12
Penelitian sebelumnya melaporkan
bahwa ikan zebra menghabiskan sekitar 50% dari
5 menit sesi penelitian pada dasar akuarium,
selain itu yang dapat mengubah pola renangnya
yaitu ikan lebih lama menghabiskan waktunya di
permukaan air, berbanding terbalik dengan
habitatnya yang menghabiskan waktunya untuk
tinggal di dasar permukaan akuarium, antara lain
obat-obatan ansiolitik seperti buspirone,
diazepam dan fluoxetine sebagaimana efek yang
ditimbulkan
oleh
tranylcypomine,
obat
panicolytic.10 Pada perlakuan diberikannya dosis
maksimal anti ansietas pada ikan zebra
menunjukkan adanya perubahan pola renang
yaitu penurunan eksplorasi pada lingkungan,
peningkatan berdiam diri pada novel tank test,
pergerakan singkat yang tidak menentu, aktivasi
aksis stres yang diukur dengan konsentrasi
kortisol, dan pada dosis minimum keadaan
ansietas rendah ditunjukkan dengan keadaan
yang berkebalikan dari tanda-tanda diatas.13
Pada pemberian atrazine dosis maksimum yaitu
0,3 µg/L dilaporkan bahwa ikan zebra berada
lebih lama berada di permukaan akuarium.14
Penelitian lain menunjukkan bahwa pola renang
ikan berada di dasar menjadi kebiasaan
(habituasi) dari waktu ke waktu. Untuk mewakili
perilaku antipredator (predator udara), perilaku
menyelam (posisi ikan selalu berada di dasar)
respon ikan berada di dasar akuarium tidak
mewakili pendekatan ke dasar, tetapi merupakan
pelarian diri dari permukaan air.9
Kombinasi herbal akar Imperata
cylindrica, daun Gynura procumbens, dan daun
Syzygium polyanthum mempunyai efek toksik
yaitu merusak sel otak yang dapat mengubah
pola renang ikan zebra. Efek toksik dari
kombinasi herbal tersebut hampir mirip dengan
efek obat ansiolitik yang dapat menurunkan
kecemasan. Dari penelitian Cachat et al.,2011
ikan zebra yang dipapar dengan obat ansiolitik
lebih banyak menghabiskan waktu di permukaan
akuarium.9 Akibat paparan kombinasi herbal
dosis tinggi yaitu ikan zebra tidak begitu takut
dengan predator sehingga ikan zebra bertahan
lebih lama di permukaan akuarium.
Bahan aktif yang mempunyai potensi
toksik pada akar Imperata cylindrica, daun
Gynura procumbens, dan daun Syzygium
polyanthum mempengaruhi otak ikan zebra
dengan cara penumpukan kortisol di hipocampus
11 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
dan korteks prefrontal yang mengakibatkan
rusaknya sel otak yang menyebabkan perubahan
pola berenang ikan zebra sehingga ikan
memerlukan sedikit waktu untuk menghabiskan
waktunya di dasar akuarium.15
Perubahan pola berenang ikan zebra
diduga berhubungan dengan bahan aktif pada
kombinasi herbal akar alang-alang, daun
sambung nyawa, daun daun salam yang
berpotensi toksik yang dapat merusak sel otak
ikan zebra. Akar alang-alang memiliki zat aktif
yang mempunyai potensi toksik yaitu phydroxybenzoic4 yang dapat menurunkan fungsi
mitokondria sehingga produksi ATP berkurang,
terjadilah kegagalan transport membran aktif
Na+-K+ ATPase sehingga natrium masuk ke dalam
sel dan kalium berdifusi keluar sel kemudian
terjadi peningkatan osmotik intraseluler (H2O
masuk ke sel) sehingga terjadi pembengkakan
sel.16 Daun sambung nyawa dan daun salam
memiliki zat aktif saponin yang sifatnya merusak
sel.6,7 Keduanya dapat mengakibatkan sel
nekrosis yang mengaktifkan proses inflamasi
sehingga meningkatkan radikal bebas didalam
tubuh yang memicu stres oksidatif.17
Penumpukan stres oksidatif akan menimbulkan
nekrosis sel kemudian tubuh mengeluarkan
hormon kortisol dimana hormon tersebut dibawa
oleh aliran darah menuju hipocampus yang dapat
memperkecil ukuran otak, membunuh sel-sel
saraf, menghambat proses generasi sel-sel saraf
baru, dan jika berada di korteks prefrontal akan
menimbulkan perilaku impulsif.18 Salah satu
contoh perilau impulsif pada ikan zebra kali ini
bahwa ikan melibatkan diri dalam bentuk reaksi
perilaku yang dilakukan tanpa berpikir sehingga
ikan tidak mampu untuk menahan untuk
berperilaku normal, perilaku normal disni misal
pada habitat pola berenang ikan zebra yang lebih
lama bertahan berada di dasar permukaan
akuarium.9 Keduanya memicu kerusakan sel otak
ikan zebra mengakibatkan adanya gangguan
pengambilan keputusan.18 Apabila nekrosis sel
terjadi di otak akan menurunkan massa sel otak
mengakibatkan ukuran otak mengecil dan fungsi
otak terganggu. Sistem sirkulasi, jantung, dan
insang yang tidak adekuat akibat paparan
kombinasi herbal akan menimbulkan perubahan
pola berenang pada ikan karena apabila dalam
tubuh ikan kekurangan oksigen maka ikan akan
berusaha memenuhi kebutuhannya dengan cara
Page | 12
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
berada di permukaan untuk mencari oksigen
yang lebih banyak.19 Ikan zebra pada kondisi
normal banyak menghabiskan waktunya di dasar
akuarium, karena terjadi kerusakan sel otak maka
proses fisiologis berenang ikan zebra menjadi
terganggu. Ikan zebra jarang berada di
permukaan akuarium karena ikan merasa cemas,
tidak aman, dan terancam oleh lingkungan
sekitar seperti contohnya predator,9 tetapi
karena terjadi gangguan fisiologis pada ikan
akibat dipapar oleh dosis berlebih dari kombinasi
herbal alang-alang, daun sambung nyawa, dan
daun salam ikan menjadi tidak takut terhadap
ancaman dan menjadi lebih berani berada di
permukaan akuarium dengan waktu yang lama
dibandingkan ikan tanpa paparan kombinasi
herbal.20
KESIMPULAN
1. Pemberian dekokta kombinasi alang-alang,
sambung nyawa, dan daun salam secara
subkronis pada dosis 1864 mg/L memiliki
waktu renang lebih lama di permukaan
akuarium dibandingkan dosis 932 mg/L dan
keadaan normal.
2. Dekokta kombinasi alang-alang, sambung
nyawa, dan daun salam secara subkronis dosis
1864 mg/L memiliki waktu renang yang sama
baik di permukaan maupun di dasar akuarium.
SARAN
Untuk meningkatkan dan mengembangkan
penelitian lebih lanjut, peneliti menyarankan :
1. Perlu dilakukan uji toksisitas dekokta
kombinasi akar alang-alang, daun sambung
nyawa, dan daun salam pada histologi
jaringan otak, jantung, dan insang ikan zebra
terhadap pola berenang ikan zebra.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang potensi
dekokta kombinasi akar alang-alang, daun
sambung nyawa, dan daun salam sebagai anti
cemas pada ikan zebra.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ekowati Rahajeng, Sulistyowati Tuminah.
(2009). Prevalensi Hipertensi dan
Determinannya di Indonesia. Majelis
Kedokteran Indonesia, Volum: 59,
Nomor: 12.
Keni Lathifa, Uji Toksisitas Ekstrak Imperata cylindrica, Gynura procumbens, dan Syzygium polyanthum
2. Mursito, B. (2000). Tampil Percaya Diri
dengan Ramuan Tradisional. Jakarta: PT.
Penebar Swadaya.
3. Lelono, R.A.A., S. Tachibana and K. Itoh.
(2009). In vitro Antioxidative Activities
And Polyphenol Content of Eugenia
polyantha Wight Grown in Indonesia.
Pak. J. Biol. Sci.
4. Agung, Vincentius. (2008). Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Salam (Eugenia
polyantha) Terhadap Kadar HDL
Kolesterol Serum Tikus Jantan Galur
Wistar.
5. Mazlan C. (1993). Isolasi dan identifikasi
flavonoid dari tumbuhan Imperata
cylindrical Beauv. Var. major Hubb
[Skripsi]. Yogyakarta : Fakultas Farmasi
UGM.
6. Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R.
(1991), Inventaris Tanaman Obat
Indonesia, edisi kedua, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
7. Sugiyanto. (1998). Perkembangan dan
Belajar Motorik. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
8. De Guzman, C.C. and J.S. Siemonsma
(eds.). (1999). Plant Resources of
South_East Asia 13: Spices. PROSEA.
Bogor.
9. Meiyanto, E. (1996). Efek Antimutagenik
Beberapa Fraksi Ekstrak Alkohol Daun
Gynura
procumbens(Lour.)
Merr.,
Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi
UGM, Yogyakarta.
10. Egan R, Bergner C, Hart P, Cachat J,
Canavello P, et al. (2009). Understanding
behavioral and physiological phenotypes
of stress and anxiety in zebrafish. J Nat
Prod , 57(8), 1183-1184.
11. Bencan Z, Sledge D, Levin E. (2009).
Buspirone,
chlordiazepoxide
and
diazepam effects in a zebrafish model of
anxiety. J Clinics, 66(1), 143-150.
12. Cachat J, Stewart A, Grossman L,
Gaikwad S, Kadri F, et al. (2010).
Measuring behavioral and endocrine
responses to novelty stress in adult
zebrafish. Stress Physiology and
Research Center (SPaRC), Department of
Physiology and Biophysics, Georgetown
University Medical School, Reservoir
Road, Washington.
13. Mommsen T, Vijayan M, Moon T. (1999).
Cortisol
in
teleosts:
dynamics,
mechanisms of action, and metabolic
regulation.
Department
of
Pharmacology,
Tulane
University
Medical School, Tulane Ave.
14. Levin E, Bencan Z, Cerutti D. (2007).
Anxiolytic effects of nicotine in zebrafish.
Anxiety disorders an information guide.
Camh.
15. Cachat et al. (2011). Defeloping zebrafish
models of complex phenotypes relevant
to human brain disorders. Tulane
University.
16. Phlalova et al. (2012). Effect of
subchronic exposure to atrazin on
zebrafish (Danio rerio). Polish Journal of
Veterinary Sciences Vol. 15, No. 3 (2012),
417-423.
17. Ramsay J, Feist G, Varga Z, Westerfield
M, Kent M, et al. (2006). Whole-body
cortisol is an indicator of crowding stress
in
adult
zebrafish,Danio
rerio.
Department of Pharmacology and
Neuroscience
Program,
Tulane
University Medical School, 1430 Tulane
Ave., New Orleans.
18. Srivastava, A.K.,Mishra, D., Srivastava, S.,
Srivastav, S. K., Srivastav, A. K., ATP
synthase subunit c storage in the
polymorphonucleocytes of late infantile
and
juvenile
batten
patients.
International Journal of Pharma and Bio
Science. Vol 1. P: 359-363.
19. Axelrod H. R., Burgess W. E., Pronek N.
and Walls J. G. (1997). Dr. Axelrod’s atlas
of freshwater aquarium fishes. Ninth
edition. T. F. H. Publications. Inc. USA.
p305.
Masafumi Kodama, Takashi Fujioka, Ronald S.
Duman. (2004). Chronic olanzapine or
fluoxetine administration necrosis cell in
hippocampus and prefrontal cortex of adult
rat. A journal of psychiatric neuroscience and
therapeutics.
13 | Page
Download