“Tanaman Herbal Pendukung Kesehatan” KKN Unsyiah, Periode X Cut Tiandary Yusar (Mahasiswi FKIP Biologi) Kontribusi Tanaman Herbal Obat-obatan herbal (alami) adalah salah satu pengobatan menggunakan tanaman berkhasiat obat, selain aman dikonsumsi juga memiliki spesifikasi khasiat yang unik. Berbeda dengan obat-obatan kimia yang mengobati hanya satu jenis penyakit saja. Obat herbal dapat memiliki khasiat yang beragam jika dikonsumsi misalnya penggunaan daun sambiloto, tidak hanya bermanfaat untuk menghambat perkembangan bakteri dan jamur saja, tapi dapat berperan sebagai agen yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah, anti demam, penetral racun dan lainnya. Semua manusia takut dengan penyakit sehingga manusia tidak henti berusaha menghilangkan dan menyembuhkan penyakit yang ada dalam tubuhnya. Pengobatan menggunakan tumbuhan herbal menjadi salah satu solusi yang dicari manusia. Pengobatan herbal bukanlah suatu penemuan baru, pengobatan herbal sudah ada sejak berabad-abad silam sebelum ditemukannya pengobatan medis atau kedokteran. Issue back to nature (kembali ke alam) yang semakin dilanggengkan membuat kita memahami bahwa pentingnya kembali pada pola hidup sehat, kembali pada bahan-bahan yang kita manfaatkan dari alam. Kita mulai sadar pentingnya olahraga, istirahat teratur dan mencukupi nutrisi yang diperlukan tubuh dengan mengonsumsi makanan-makanan kesehatan alami. Bagian dan jenis tanaman obat beraneka ragam. Ada yang diambil bagian akar atau umbinya saja, kita sebut rimpang. Contoh tumbuhannya seperti : Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay, Wortel, Lengkuas Merah, Bengkuang, Temulawak, Jahe, Kencur dan lainnya. Ada yang diambil bagian daunnya. Contoh tumbuhannya seperti : Bayam, Kangkung, Delima, Seledri, Tapak Dara dan lainnya. Ada yang diambil bagian buahnya. Contoh tumbuhannya seperti : Mengkudu, Jambu Biji, Belimbing Wuluh, Apel, Naga, Melon, Nanas, Strawberry, Jeruk dan lainnya. Cara pengolahan yang baik dan benar juga harus diperhatikan, agar dosis dan kebersihannya terjamin. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah penyortiran bahan. Penyortiran (pemisahan bagian yang digunakan dan tidak digunakan) harus segera dilakukan setelah tumbuhan selesai dipanen, terutama untuk komoditas temu-temuan. Penyortiran ini dilakukan sebagai salah satu cara tumbuhan dipisahkan dari bagian yang busuk maupun gulma. Setelah disortir, tumbuhan harus segera dicuci bersih jangan sampai tanah dibiarkan berlama-lama menempel pada tumbuhan karena akan mempengaruhi mutu bahan. Pencucian harus menggunakan air bersih, direndam dan disikat. Air yang digunakan untuk pencucian seperti air dari mata air, sumur atau PAM. Perendaman tidak boleh terlalu lama dilakukan karena zat-zat tertentu yang terdapat dalam tumbuhan dapat larut dalam air sehingga mutu/khasiat akan menurun. Penyikatan boleh dilakukan [email protected] 12 Januari 2016 karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya terdapat banyak lekukan sehingga perlu dibantu dengan sikat. Tetapi untuk bahan yang berupa daun-daunan cukup dicuci sampai bersih dan jangan sampai direndam berlama-lama. Setelah tumbuhan dicuci, tumbuhan herbal ditiriskan di rak-rak pengering. Hal ini dilakukan agar bahan tidak meneteskan air lagi. Setelah proses pengeringan, tumbuhan disortir kembali sesuai dengan mutunya. Selanjutnya pengolahan, tumbuhan diolah menggunakan cara/teknik yang baik serta dosis yang sesuai untuk pengobatan. Beberapa kelebihan obat herbal dalam menyembuhkan penyakit antara lain : 1. Tidak menimbulkan efek samping ; Obat-obatan herbal adalah produk alami yang telah tersedia di alam. Pengobatan obat ini dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itu, dapat dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat aman digunakan. pengobatan secara tradisional menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit efek samping yang ditimbulkannya, bebas racun, mudah diproduksi, murah dan mempunyai banyak khasiat. Penanaman tuumbuhan herbal juga harus melihat lahan dan iklim di tempat lingkungan kita tinggal. Lebih jelasnya, kita harus melihat suhu, curah hujan, kelembaban iklim dan intensitas sinar matahari. Faktor suhu udara berpengaruh erat dengan pertumbuhan tumbuhan yang kita tanam dan suhu tanah memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan kecambah tumbuhan obat. Kesuburan tanah tempat kita menanam tumbuhan obat juga merupakan faktor penting untuk menunjang kesuksesan kita membudidayakan tumbuhan obat. 2. Bebas racun ; Obat-obatan kimia/farmasi tidak boleh dikonsumsi secara sembarang, apalagi jika dosisnya tidak sesuai dan dimanfaatkan dalam waktu yang berkepanjangan. Obat herbal dapat dimanfaatkan sebagai detoksifikasi (peluruh racun dalam tubuh). 3. Menghilangkan akar penyakit ; Umumnya, obatobatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal yang bekerja hingga menghilangkan akar penyakitnya. Cara kerja yang berbeda ini disebabkan efek obat herbal yang bersifat menyeluruh (holistik). Akhirnya, pengobatan tidak hanya terfokus pada penghilangan penyakit saja, tetapi juga pada peningkatan sistem imun (sistem kekebalan tubuh) sebagai cara untuk melawan penyakit. 4. Mengandung banyak khasiat ; Tumbuhan herbal tidak hanya menyembuhkan satu penyakit saja, tetapi dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang ada dalam tubuh. Misalnya penggunaan Jintan Hitam (dikenal dengan Habbatussauda) yang dikonsumsi Rasulullah berkhasiat sebagai obat penyakit asam urat, migrain, diabetes, hepatitis, bahkan kanker. Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam pengobatan dibanding penyembuhan menggunakan obat-obatan kimia, namun Faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui kesuburan tanah meliputi kesuburan secara fisik (melihat apakah tumbuhan tersebut cocok hidup di tanah liat, pasir atau lempung) sebagai media tanam. Juga dilihat kesuburan secara kimia (dengan memperhatikan drainase tanah yang tinggi, tentunya harus gembur, daya aerasi yang tinggi agar tumbuhan obat dapat bernafas dengan baik). Dilihat pula kesuburan secara biologi (dengan melihat kandungan haranya ; memberikan pupuk alami seperti pupuk kompos dan pupuk kandang). Pembibitan dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Generatif adalah pembibitan melalui biji atau benih. Vegetatif melalui cangkok, okulasi, stek, runduk dan juga kultur jaringan. Bibit yang sehat dapat disemaikan dengan menggunakan media polybag, setelah cukup usia (sesuai dengan masa aktif tanam tumbuhan obat tersebut) maka dapat kita pindah ke media yang lain. [email protected]