Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia HKI

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
288
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
289
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
290
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
291
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
292
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
293
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
294
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
ANALISIS POLIMORFISME Pro12Ala GEN PPAR-γ2 PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 ETNIS
MINANGKABAU
Yuni Ahda#, Dewi Rahma Putri, Elsa Yuniarti
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang
#Email: [email protected]
Abstract. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi polimorfisme Pro12Ala gen
PPAR-2 pada pasien Diabetes mellitus tipe-2 (DM Tipe-2) dan orang normal (bukan penderita) etnis
Minangkabau. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret – Desember 2012 di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. M Jamil Padang dan laboratorium Bioteknologi Jurusan Biologi FMIPA UNP. Deteksi
polimorfisme Pro12 Ala dilakukan terhadap 29 pasien DM Tipe-2 dan 31 orang normal
menggunakan metoda PCR-RFLP. Enzim restriksi yang digunakan adalah BstUI. Frekuensi
polimorfisme Pro12Ala dianalisis dengan Chi-square dan analisis parameter klinik pada pasien
dilakukan menggunakan Anova 1 arah. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada frekuensi polimorfisme Pro12 Ala antara pasien DM tipe 2 dan orang normal.
Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada parameter
klinik dari pasien DM tipe 2 yang dikelompokkan berdasarkan alelnya. Dari penelitian ini
disimpulkan bahwa polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2 tidak berkontribusi terhadap kemunculan
penyakit DM Tipe-2 pada etnis Minangkabau.
Keywords: DM Tipe-2, Gen PPAR-γ2, Polimorfisme Pro12Ala
1. Pendahuluan
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit metabolik yang mempunyai
ciri ditemukannya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) akibat adanya gangguan dalam
sekresi insulin oleh sel β pankreas atau gangguan kerja insulin pada jaringan target[17]. Salah satu
variasi dari diabetes mellitus adalah DM tipe 2, yang kejadiannya lebih dari 90% dari populasi
diabetes [18].
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya meningkat
dari tahun ke tahun. Menurut World Health Organization (WHO), kejadian DM tipe 2 saat ini dapat
dikelompokkan sebagai epidemik noninfeksi. Jumlah pasien DM tipe 2 meningkat dua kali lipat
setiap 12–15 tahun, dan pada tahun 2025 diperkirakan sebanyak 300 juta orang di seluruh dunia
akan menderita penyakit DM tipe 2. Jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia menempati posisi
keempat teratas setelah India, Cina, dan Amerika Serikat[14]. Selanjutnya di Indonesia sendiri,
WHO memprediksikan kenaikan jumlah pasien DM tipe 2 dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta pada tahun 2030[9]. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada
tahun 2007, prevalensi nasional penyakit DM tipe 2 adalah 1,1%. Sementara itu Provinsi
Sumatera Barat merupakan salah satu dari 17 provinsi yang memiliki prevalensi diatas prevalensi
nasional menderita penyakit DM tipe 2[13].. Beberapa faktor penyebab DM tipe 2 adalah faktor
usia, asupan karbohidrat yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, gaya hidup (merokok, minum
alkohol) dan faktor genetik[4][20].
Kebiasaan masyarakat di Sumatera Barat yang terkenal dengan pengonsumsi makanan
yang tinggi karbohidrat dan lemak dapat memicu terjadinya kegemukan, dapat berisiko menderita
penyakit DM tipe 2[5]. Salah satu gen yang diduga menyebabkan DM tipe 2 adalah gen PPAR-γ2.
Gen PPAR-γ2 merupakan faktor transkripsi yang berfungsi meningkatkan kepekaan sekelompok
reseptor fungsional untuk hormon insulin[15]. Ada beberapa polimorfisme pada gen PPAR-γ2, tetapi
yang banyak dikaitkan dengan DM tipe 2 adalah Pro12Ala. Pro12Ala terjadi karena substitusi basa
295
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
C menjadi G pada nukleotida 34 kodon inisiasi translasi pada ekson B yang merubah asam amino
prolin kodon ke-12 menjadi alanin[17]. Penelitian yang dilakukan dibanyak negara menununjukkan
adanya variasi dalam polimofisme serta perbedaan hasil yang diperoleh di setiap etnis yang
diteliti[12]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan frekuensi
polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2 antara penderita DM tipe 2 dengan kontrol pada etnis
Minangkabau, serta mengetahui hubungan polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2 dengan parameter
klinik penderita DM tipe 2 etnis Minangkabau.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan melibatkan 29 orang sampel
penderita DM tipe 2 dan 31 orang bukan penderita (kontrol). Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret 2012 – Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang
dan laboratorium Bioteknologi FMIPA UNP. Pengambilan sampel pasien DM tipe 2 dilakukan oleh
pihak Rumah Sakit dan pasien dinyatakan menderita DM tipe 2 bila: Kadar glokusa darah puasa
≥ 126 mg/dL, kadar gula darah dua jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL, resistensi insulin, menderita
diabetes mellitus setelah berumur ≥ 40 tahun dan mengalami obesitas abdominal. Pengambilan
sampel kontrol dilakukan di lingkungan kampus oleh analis kesehatan. Sampel dikumpulkan
sebanyak 31 sampel, Kriteria kontrol berdasarkan tidak terdapatnya riwayat diabetes mellitus
pada donor untuk dua generasi sebelumnya.
Pelaksanaan dimulai dari isolasi DNA genom, DNA genom diisolasi dari 3 mL darah
penderita dan kontrol menggunakan Wizard DNA genomic purification kit (Promega) mengikuti
prosedur standar. Tahap PCR digunakan untuk mengamplifikasi gen PPAR-γ2 . PCR dilakukan
dalam mesin PCR Whatman Biometra type T personal (Germany) dengan pasangan primer yang
digunakan untuk polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2 berdasarkan Susumiarsih (2005), adalah:
F:5’-GCC AAT TCA AGC CCA GTC-3’ dan R:5’-GAT ATG TTT GCA GAC AGT GTA TCA GTG AAG GAA TCG CTT TCC G-3’. Amplifikasi dilakukan sebanyak 35 siklus, dengan rincian tahap
denaturasi awal (siklus 1) dengan suhu 950C selama 4 menit, denaturasi (siklus 2 – 35) dengan
suhu 950C selama 1 menit, annealing dengan suhu 550C selama 0,5 menit, elongasi dengan suhu
720C selama 1 menit dan elongasi tambahan (akhir siklus 35) dengan suhu 72 0C selama 10 menit.
Produk PCR dielektroforesis dengan gel elektroforesis 1% selama 25 menit dengan voltase 100 V.
Hasil elektroforesis selanjutnya dicek dengan UV illuminator.
Untuk deteksi adanya polimorfisme, fragmen DNA hasil amplifikasi dipotong dengan
menggunakan enzim restriksi yaitu enzim BstUI. Produk PCR diambil sebanyak 8 µL kemudian
ditambahkan dengan 1 µL enzim BstUI. Campuran diinkubasi selama 120 menit pada suhu 37 0C,
kemudian dielektroforesis dalam gel agarosa 2%. Hasil elektroforesis selanjutnya divisualisasi
dengan UV illuminator dan didokumentasi dengan gel documentation.
Data diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif dengan melihat kehadiran
polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2 pada gel elektroforesis dan secara kuantitatif melihat ada
tidaknya perbedaan frekuensi polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2 pada penderita DM tipe 2
dengan kontrol menggunakan uji Chi Square dan analisis hubungan parameter klinik penderita
DM tipe 2 dengan ANOVA satu arah.
3. Hasil dan Pembahasan
Amplifikasi Gen PPAR-γ2 pada nukleotida 34 menggunakan primer spesifik F: 5’-GCC AAT
TCA AGC CCA GTC-3’ dan R:5’-GAT ATG TTT GCA GAC AGT GTA TCA GTG AAG G-AA TCG CTT
TCC G-3’ berhasil dilakukan dengan menghasilkan fragmen DNA berukuran 270 bp seperti yang
terlihat pada Gambar 2.
296
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
300 bp
270 bp
200 bp
100 bp
Gambar 2. Hasil Visualisasi Produk PCR Gen PPAR-γ2; Marker DNA Ladder 100 bp (M), Fragmen
DNA berukuran 270 bp (1-10)
Hasil visualisasi elektroforesis produk PCR pada Gambar 2 memperlihatkan DNA
teramplifikasi dengan menghasilkan fragmen DNA berukuran 270 bp. Panjang fragmen dapat
dilihat dengan membandingkan panjang fragmen DNA pada marker Ladder 100 bp dengan hasil
visualisasi elektroforesis. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan karena fragmen terletak pada
daerah amplifikasi.
Pemotongan (restriksi) gen PPAR-γ2 fragmen DNA hasil amplifikasi dilakukan dengan
menggunakan enzim restriksi BstUI. Hasil digesti (restriksi) kemudian dipisahkan secara
elektroforesis dengan menggunakan gel agarosa 2% pada tegangan 100 Volt selama 25 menit.
270 bp
227 bp
43 bp
Gambar 3. Hasil visualisasi pada sampel penderita DM Tipe 2, Marker DNA Ladder 100 bp (M),
homozigot Pro/Pro (1-7, 9-12), heterozigot Pro/Ala (8), fragmen kecil 43 bp tidak terdeteksi jelas
pada gel.
Hasil visualisasi menggunakan gel elektroforesis 2% menunjukkan tiga macam fragmen
yang memiliki ukuran yang berbeda yaitu 270 bp, 227 bp dan 43 bp. Wild type (Pro/Pro) memiliki
satu fragmen DNA berukuran 270 bp, homozigot (Ala/Ala) memiliki dua fragmen DNA berukuran
297
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
227 bp dan 43 bp dan heterozigot (Pro/Ala) memiliki tiga fragmen DNA berukuran 270 bp, 227 bp
dan 43 bp.
Frekuensi polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2 di antara penderita DM tipe 2 dan kontrol
yang dilakukan terhadap seluruh sampel yang dikerjakan (29 orang penderita dan 31 orang
kontrol), didapatkan individu dengan genotip Pro/Pro, Ala/Ala, dan Pro/Ala. Dari 29 orang sampel
penderita DM tipe 2, diperoleh 27 orang bergenotip Pro/Pro (frekuensi 93,1%), 1 orang bergenotip
Ala/Ala (frekuensi 3,45%) dan 1 orang bergenotip Pro/Ala (frekuensi 3,45%). Dari 31 sampel
kontrol, didapatkan 27 orang bergenotip Pro/Pro (frekuensi 87,1%), 2 orang bergenotip Ala/Ala
(frekuensi 6,45%) dan 2 orang bergenotip Pro/Ala (frekuensi 6,45%). Keterangan selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Frekuensi Genotip dan Alel Gen PPAR-γ2
Individu
Penderita DM
Tipe 2
Bukan penderita
(kontrol)
Genotip
Frekuensi
Genotip
93,1%
3,45%
3,45%
87,1%
6,45%
6,45%
Pro/Pro
Ala/Ala
Pro/Ala
Pro/Pro
Ala/Ala
Pro/Ala
Frekuensi Alel
Pro = 0,948
Ala = 0,0517
Pro = 0,903
Ala = 0,0967
χ2 =0,6004; P>0,05; tidak bermakna secara statistik
Berdasarkan hasil analisis frekuensi genotip dan alel pada Tabel 1 di atas, pada penderita
DM tipe 2 didapatkan frekuensi alel Pro adalah 0,948 dan frekuensi alel Ala adalah 0,0517,
sedangkan pada sampel kontrol didapatkan frekuensi alel Pro adalah 0,903 dan frekuensi alel Ala
adalah 0,0967. Jika dibandingkan, frekuensi alel Ala dari kedua sampel tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan, begitu juga dengan frekuensi alel Pro dari kedua sampel tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dengan demikian, alel Ala dan Pro tidak berperan pada
kemunculan DM tipe 2 di etnis Minangkabau. Hubungan polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2
dengan parameter klinik penderita DM tipe 2 etnis Minangkabau diperoleh dengan mengamati
beberapa parameter klinik yang diperiksa, seperti terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Analisis Parameter Klinik Gen PPAR-γ2 Penderita DM Tipe 2 Etnis Minangkabau
Umur (tahun)
Berat badan (kg)
Gula darah puasa (mg/dL)
Pro/Pro
M ± SEM
59,22 ± 1,66
59,92 ± 1,53
158,78 ± 12,97
Ala/Ala
M ± SEM
58 ± 54 ± 158,00 ± -
Pro/Ala
M ± SEM
65 ± 59 ± 122,00 ± -
Gula darah 2 jam pp (mg/dL)
230,85 ± 19,61
184,00 ± -
179,00 ± -
0,805
HDL (mg/dL)
LDL (mg/dL)
Kolesterol total
(mg/dL)
46,96 ± 2,33
147,11 ± 7,80
219,78 ± 9,02
25 ± 104 ± 240 ± -
43 ± 235 ± 308 ± -
0,219
0,073
0,190
Trigliserida (mg/dL)
134,96 ± 14,59
140 ± -
151 ± -
0,977
Parameter Klinik
Nilai P
0,797
0,765
0,867
M=Mean, SEM=Standard Error of Mean, HDL= High Density Lipoprotein (mg/dL), LDL= Low
Density Lipoprotein (mg/dL), p>0,05
298
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
Dari hasil analisis parameter klinik penderita DM tipe 2 pada Tabel 2 di atas, salah satu
parameter klinik yang diuji yaitu gula darah puasa (GDP) tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara ketiga genotip. Pada genotip Pro/Pro memiliki rerata 158,78 ± 12,97 mg/dL,
genotip Ala/Ala (158,00 mg/dL) dan genotip Pro/Ala (122,00 mg/dL), ini terlihat dari nilai P yang
diperoleh (p>0,05). Begitu juga dengan beberapa parameter lainnya seperti gula darah 2 jam pp
(GDR), HDL, LDL, kolesterol total dan trigliserida, tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan
antara ketiga genotip. Dengan demikian frekuensi polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2 tidak
berperan dalam kemunculan DM tipe 2 di etnis Minangkabau.
Berdasarkan hasil analisis frekuensi polimorfisme, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan dalam frekuensi alel Ala antara penderita DM tipe 2 dan kontrol (0,0517 dan 0,0967).
Begitu juga dengan frekuensi alel Pro (0,948 dan 0,903) tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara kedua sampel. Hasil yang sama juga telah dipelajari pada populasi Kaukasia [21],
dan umumnya pada populasi Indonesia[17]. Namun hasil ini masih sangat bervariasi di beberapa
etnis di dunia. Sebagian besar telah menemukan frekuensi alel Ala secara signifikan lebih rendah
pada kelompok DM tipe 2 daripada kontrol, yang dilakukan pada populasi Kaukasia [1], populasi
Gujarat[19] dan Jepang[6].
Sebagian besar penelitian menemukan bahwa alel Ala memiliki risiko rendah terhadap DM
tipe 2 dan resistensi insulin, sedangkan alel Pro dikaitkan dengan penurunan sensitivitas insulin
dan meningkatkan kejadian DM tipe 2[1] [3] [16] [19]. Hasil yang bertentangan ditemukan oleh Radha
pada populasi Asia Selatan dan Kaukasia. Radha menemukan bahwa alel Pro yang berisiko rendah
terhadap DM tipe 2 di Asia Selatan walaupun frekuensi alel Ala yang diperoleh tinggi pada populasi
tersebut, tetapi pada populasi Kaukasia polimorfisme ini tidak meningkatkan sensitivitas insulin
ataupun menurunkan risiko terkena DM tipe 2[12]. Selain itu Mori menemukan bahwa varian Ala
dikaitkan dengan mengurangi risiko perkembangan diabetes pada populasi umumnya, tetapi juga
dapat menjadi faktor risiko untuk defisiensi insulin dan keparahan penyakit pada individu dengan
DM tipe 2[6] .
Berdasarkan hasil analisis hubungan parameter klinik penderita DM tipe 2 yang diuji,
memperlihatkan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik, baik itu umur (tahun),
berat badan (Kg), gula darah puasa (mg/dL), HDL (mg/dL), LDL (mg/dL), gula darah 2 jam pp
(mg/dL), kolesterol total (mg/dL), maupun trigliserida (mg/dL). Hal yang sama juga dikemukan oleh
Pinterova pada populasi Republik Ceko[10].
Dalam hal IMT (Index Massa Tubuh), [1] [15] menemukan tidak ada hubungan antara
polimorfisme Pro12Ala gen PPARγ2. Hal yang bertentangan dikemukakan oleh Passaro,
menyatakan bahwa alel Ala menunjukkan IMT dan lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan
dengan homozigot Pro/Pro. Passaro menemukan secara signifikan IMT dan lemak tubuh lebih
tinggi terlihat pada wanita, bukan pria[8]. Hal ini berbeda dengan yang dilaporkan oleh Morini
dalam populasi yang dilatarbelakangi oleh genetik yang sama. Morini menyatakan tidak bisa
mengecualikan kurangnya hubungan tersebut pada pria, mungkin ini disebabkan kurangnya
jumlah pria sehingga kurangnya dalam ukuran statistik[7].
Kesimpulan dan Saran
Secara statistik tidak terdapat perbedaan frekuensi polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2
antara penderita DM tipe 2 dan kontrol pada etnis Minangkabau. Berdasarkan analisis parameter
klinik, polimorfisme Pro12Ala tidak berperan dalam kemunculan DM tipe 2 pada etnis
Minangkabau.
Perlunya penelitian lebih lanjut dengan cakupan penelitian yang lebih besar mengenai
perbedaan frekuensi polimorfisme Pro12Ala gen PPAR-γ2 agar hasil yang didapatkan lebih valid
dan dengan parameter yang lebih beragam guna memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan
dalam usaha mengurangi prevalensi DM tipe 2.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Lembaga Penelitian UNP yang telah mendanai penelitian ini melalui
dana DIPA UNP pada pelaksanaan penelitian Hibah Bersaing Tahun Anggaran 2012.
Daftar Rujukan
299
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
[1]Altshuler,
D., Hirschhorn, J.N., Klannemark, M., Lindgren, C.M., Vohl, M.C., Nemash, J., Lane,
C.R., Schaffner, S.F., Bolk, S., Brewer, C., Toumi, T., Gaudet, D., Hudson, T.J., Daly, M.,
Groop, I and Lander, E.S. 2000. The common PPAR γ Pro12Ala polymorphism is associated
with decreased risk of type 2 diabetes. Nat Genet., Vol 26, pp. 76-80
[2]Argmann,
C.A, T.-A. Cock, and J. Auwerx. 2005. Peroxisome proliferator activated receptor γ: the
more the merrier ?. European Journal of Clinical Investigation,35, 82-92
[3]Frederiksen,
L., Brodbaek, K., Fenger, M., Jorgensen, T., Johnsesn, K.B., Madsbad, S and
Urhammer, S.A. 2002. Studies of the Pro12Ala polymorphism of the PPAR-γ gene in the
Danish MONICA Cohort: homozygosity of the Ala allela conferse a decreased risk of the
insulin resistance syndrome. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism., Vol 87,
pp. 3989-3992
[4]Lin,
C.C., Li, C.I., Liu, C.S., Lin, W.Y., Fuh, M.M.T., Yang, S.Y., Lee, C.C., Li, T.C. 2012. “Impact
of lifestyle-related factors on all-cause and cause-specificmortality in patientswith type 2
diabetes the taichung diabetes study”. Diabetes Care., Vol 35, pp. 105 – 112
[5]Liputo,
N.I., Rosalina L., Sulastri D. 2002. Pemberian Diet Minangkabau Tinggi Sumber
Antioksidan dapat menurunkan Tekanan Darah. Padang: FK Universitas Andalas
[6]Mori,
H., Ikegami, H., Kawaguchi, Y., Seino, S., Yokoi, N., Takeda, J., Inoue, I., et al. 2001.
Pro12Ala substitution in PPAR-γ is assosiated with resistent to development of diabetes in
the general population. Diabetes 50: 891-894.
[7]Morini
E, Tassi V, Capponi D, Ludovico O, Dallapiccola B, Trischitta V, et al. Interaction between
PPARgamma2 variants and gender on the modulation of body weight. Obesity (Silver
Spring) 2008, 16:1467-1470.
[8]Passaro,
A., Nora, E.D., Marcello, F., Vece, D.V., et al. 2011. PPARγ Pro12Ala and ACE ID
polymorphisms are associated with BMI and fat distribution, but not metabolic syndrome.
Cardiovascular Diabetology 2011, 10:112
[9]Perkeni.
2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia.
Perkupulan Endokrinologi Indonesia.
[10]Pinterova,
D., Cerna, M., Kolostova, K., et al. 2004. The Frequency of alleles of the Pro12Ala
polymorphism in PPARγ2 Is different between healthy controls and patients with type 2
diabetes. Folia Biologica (Praha) 50, 153-156
[11]Promega
Coorporation. Promega Life Science Catalog 2008-2009. Madison: Manual Promega,
2008
[12]Radha,
V., Vimaleswara, K.S., Babu, H.N.S., Abate, N., Chandalia, M., Sathija, P et al. 2006.
Role of genetic polymorphism peroxisome proliferator- activated receptor γ2-Pro12Ala on
ethnic susceptibility to diabetes in Soult Asia and Caucasion subject. Diabetes Care., Vol
29, pp 1046-1051
[13]Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2007. Laporan Kesehatan Nasional 2007. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia
[14]Slominsky
PA, Pivovarova OV, Shadrina AV et al. 2009. Association of insulinase gene
polymorphish with type 2 diabetes mellitus in patients from the Moscow population.
Russian Journal of Genetic, Vol. 45 No. 1
[15]Sokkar
et al.2009. Role of peroxisome proliferator-activated receptor gamma2 (PPAR-γ2) gene
polymorphism in type 2 diabetes mellitus. Europen Journal of General Medicine 2009;6(2):
78-86
300
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
HKI Cabang Sumbar, Padang, 7 Desember 2013
ISBN. 978-602-17878-2-3
[16]Soriguer,
F., Morcillo, S., Cardona, F., Martinez, G.R., Alzamer, M, Cruz, et al. Pro12Ala
polymorphism of the PPARG2 gene is associated with type 2 diabetes mellitus and
peripheral insulin sensitivity in a population with a high intake of oleic acid. The Journal of
Nutrion 136: 2325-2330, 2006
[17]Susmiarsih,
T. 2005. Hubungan polimorfisme Pro12Ala gen PPARγ2 terhadap obesitas dan
diabetes mellitus tipe 2 (DMT2). Jurnal Kedokteran Yarsi 13 (3): 313 – 322
[18]Syah,
M. 2010. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. (Skripsi).
[19]Vaishnav,
Devendra J. et al.. “Studies on screening of Pro12Ala SNP in PPARγ2 gene among
Gujarat subjects”. AJPTR. 2011: 1(1): 1-6
[20]Wicaksono,
Radio Putro. 2011. ”Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes
Mellitus Tipe 2”. Padang : Program Pendidikan sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro (Skripsi)
[21]Yen
CJ, Beamer BA, Negri C, Silver K, Brown KA, Yarnall DP, Burns DK, Roth J, Shuldiner AR.
Molecular scanning of the human peroxisome proliferator activated receptor gamma gene
in diabetic Caucasians: identification of a Pro12Ala PPARgamma 2 missense mutation.
Biochem BiophysResCommun.1997;241:270
301
Download