BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian

advertisement
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan yaitu apakah penerapan
model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visualization and Intelectually)
melalui pendekatan saintifik dapat berpengaruh terhadap berpikir kritis siswa kelas X
SMAN 10 Kota Jambi, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.
Menurut Sugiyono (2015:107) penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendalikan. Pada penelitian yang dilakukan sampel dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada
kelompok eksperimen digunakan model pembelajaran SAVI dan pendekatan saintifik
sedangkan pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode diskusi. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah True-eksperimen dengan desain Posttest
Only Control Design. Menurut Sugiyono (2015:112) dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara random.
Tabel 3.1 Rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design
Kelompok
Perlakuan
Tes akhir
Eksperimen
X
T1
Kontrol
-
T2
Sumber : Sugiyono, 2015 : 11)
36
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
37
Keterangan :
T1
: Tes akhir kelas eksperimen
T2
: Tes akhir kelas kontrol
X
: Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SAVI
(Somatic, Auditory, Visualization,and Intelectually) Berbasis Saintifik.
3.2
Populasi dan Sampel
3.2.1
Populasi
Menurut Sugiyono (2015:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah keseluruhan siswa kelas X SMA N 10 Kota Jambi yang terdaftar dalam tahun
ajaran 2016/2017.
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas X SMA 10 Kota Jambi
No.
Kelas
Jumlah Siswa (orang)
1.
X MIA 1
30
2.
X MIA 2
39
3.
X MIA 3
30
4.
X MIA 4
35
Jumlah
134
Sumber : TU SMAN 10 Kota Jambi
3.2.2
Sampel
Menurut Sugiyono (2015:118) sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi sampel adalah sebagian dari
populasi atau wakil dari populasi yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
38
melakukan dengan mengambil 2 dari 4 kelas populasi. 1 kelas kontrol dan 1 kelas
eksperimen. Agar sampel representatif, maka rata-rata kelompok sampel harus sama
dan homogen. Dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah
sampel yang digunakan memiliki varians yang homogen atau tidak. Langkah-langkah
uji homogen adalah sebagai berikut :
1. Mengambil nilai rata-rata ulangan Biologi kelas X SMA Negeri 10 Kota Jambi.
2. Menghitung standar deviasi dari nilai-nilai tersebut.
3. Melakukan uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah keempat kelas
populasi berdistribusi normal.
4. Melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas ini bertujuan untuk menguji apakah
populasi yang terdiri dari kelas ini memiliki varians yang homogen.
Setelah dilakukan uji homogenitas maka didapatkan kelas yang memiliki
varians yang homogen. Diambillah 2 kelas sebagai sampel dari 4 kelas yang ada.
Kemudian untuk menentukan kelas ekperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan
cara undian. Untuk pengambilan undian pertama merupakan kelas eksperimen dan
pengambilan undian kedua merupakan kelas kontrol.
3.3
Variabel Penelitian
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Variabel bebas, yaitu perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran yang berbasis SAVI (Somatic, Auditory,
Visualization, and Intelectually).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
b.
39
Variabel terikat, yaitu kemampuan berpikir kritis siswa pada masing-masing
kelas setelah perlakuan diberikan.
3.4
Jenis Data dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu :
1. Data Kuantitatif yaitu data yang menggambarkan tentang kemampuan berpikir
kritis siswa, yang didapatkan dari hasil tes.
2. Data Kualitatif yaitu data yang menggambarkan tingkat kemampuan berpikir kritis
siswa diambil dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa serta wawancara
kepada siswa dan guru setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran SAVI.
3.4.2
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA 10 Kota
Jambi yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017.
3.5 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
3.5.1
Tahap persiapan
Tahap persiapan dalam penilaian ini meliputi :
1. Membuat surat izin penelitian.
2. Mempersiapkan kelas subjek yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3. Mempersiapkan silabus dan RPP yang akan dilaksanakan untuk materi
keanekaragaman hayati, LKS.
4. Menyusun jadwal.
5. Melakukan ujicoba soal untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan
tingkat kesukaran soal.
6. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang digunakan, yaitu : bukubuku Biologi kelas X, bahan dari internet yang relevan dan gambar.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
3.5.2
40
Tahap Pelaksanaan Pengajaran
Pada tahap pelaksanaan pengajaran ini peneliti menerapkan metode
pembelajaran SAVI berbasis saintifik pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol
tidak menggunakan metode pembelajaran SAVI, namun menggunakan metode
diskusi. Kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Skenario Pembelajaran
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pendahuluan :
a. Apersepsi
b. Menyampaikan indikator pembelajaran
c. Motivasi/ membangkitkan minat
d. Melaksanakan pembelajaran dengan model
SAVI
Kegiatan Inti :
a. Guru membagikan kelompok
b. Guru menayangkan video dan gambar yang
berkaitan dengan keanekaragaman hayati (V
dan A)
c. Guru menanyakan permasalahan dan solusi
yang terdapat di video atau gambar tersebut
d. Guru memberikan waktu untuk kelompok
memikirkan permasalahan dan solusi yang
terdapat di video atau gambar (A)
e. Guru memberi kesempatan kelompok
tampil mempresentasikan, siswa lain
mendengarkan presentasi (S)
f. Siswa lain diberikan kesempatan bertanya
dan kelompok yang presentasi menjawab (I)
g. Guru bertindak sebagai fasilitator
Penutup :
a. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
b. Memberi tugas rumah
Pendahuluan :
a. Apersepsi
b. Menyampaikan indikator pembelajaran
c. Motivasi
d. Melaksanakan pembelajaran dengan model
diskusi kelompok
Kegiatan Inti :
a. Guru menjelaskan materi secara umum
b. Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok
c. Tiap kelompok mendiskusikan pertanyaan
yang diberikan oleh guru
d. Siswa menerima jawaban di buku paket
e. Masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
f. Guru memberikan kesempatan kelompok
lain untuk menanggapi dan bertanya
g. Guru melaksanakan konfirmasi
3.5.3
Penutup :
a. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
b. Memberi tugas rumah
Tahap penyelesaian
Pada tahap akhir ini, dilakukan tes akhir dengan soal yang sama untuk
mengetahui pengaruh perlakuan dan membandingkan dengan hasil belajar siswa.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
41
Kegiatan pada tahap ini :
1. Mengambil data penelitian yang dilakukan melalui tes akhir pada akhir setiap
selesai pokok pembahasan.
2. Melakukan analisis data pada hasil tes belajar siswa utuk mengetahui kemampuan
berpikir kritis siswa dan membuat kesimpulan.
3.6
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, lembar
observasi dan lembar wawancara.
1. Tes kemampuan berpikir kritis (lembar tes tertulis)
Lembar tes tertulis ini berupa tes essay (uraian) yang disesuaikan dengan
karakteristik soal berpikir kritis. Menurut Arikunto (2013:177) tes bentuk essay
(uraian) sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian kata-kata. Soal-soal bentuk essay menuntut kemampuan
berpikir siswa untuk dapar mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan
pengertian yang telah dimiliki. Tes uraian dapat digunakan untuk mengungkapkan
proses berpikir tingkat tinggi.
Tes ini diberikan sesudah pembelajaran pada kedua kelas (kelas eksperimen dan
kelas kontrol). Soal-soal yang dibuat berdasarkan indikator berpikir kritis. Indikator
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menganalisis pertanyaan, bertanya dan
menjawab tentang suatu penjelasan, mendeduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi dan menentukan tindakan. Cara mengolah skor tes dengan rumus:
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
42
Skor =
x 100
Keterangan :
B = Jumlah skor soal yang menjawab benar
N = Jumlah skor soal
2. Lembar Observasi
Observasi ini digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe SAVI terhadap
berpikir kritis. Observasi yang digunakan yaitu observasi nonpartisipan.
3. Lembar Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI
terhadap berpikir kritis siswa.
3.7 Ujicoba Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya diujicoba terlebih
dahulu kepada responden di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui syarat-syarat suatu tes yang baik seperti validitas, reliabilitas, daya
pembeda dan tingkat kesukaran.
a.
Validitas Tes
Validitas merupakan tingkat suatu tes apabila tes tersebut dapat mengukur apa
yang hendakan diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
isi. Menurut Riduwan (2013:98) untuk soal uraian, validitasnya dapat dihitung
dengan rumus :
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
43
= *(
(
)(
)
( ) )+*(
)+
Keterangan :
= Koefisien korelasi variabel X dan Y
N
= Banyaknya siswa yang di uji coba
Y
= Item 1
𝞢Y = Item terakhir
𝞢X = Jumlah skor X
𝞢XY = Jumlah skor Y
= Jumlah hasil kali antara skor X dan skor Y
𝞢
Jumlah kuadrat skor Y
𝞢
Dengan kriteria,
0,81 ≤
≤ 1,00
: Validitas sangat tinggi
0,61 ≤
≤ 0,80
: Validitas tinggi
0,41 ≤
≤ 0,60
: Validitas sedang
0,21 ≤
≤ 0,40
: Validitas rendah
0,00 ≤
≤ 0,20
: Validitas sangat rendah
Rxy = negatif
: Tidak valid
b.
Reliabilitas
Menurut Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa
sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Untuk mengukur reliabilitas soal-soal uraian/essay digunakan rumus alpha
(Arikunto, 2013:122) :
(
=(
)(
) dengan
Keterangan :
𝞢
= Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
= Jumlah kuadrat skor
=
)
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
44
X
= Jumlah skor
N
= Skor soal
Perhitungan reliabilitas soal didasarkan pada kriteria berikut :
0,81 ≤
0,61 ≤
0,41 ≤
0,21 ≤
0,00 ≤
c.
≤ 1,00
≤ 0,80
≤ 0,60
≤ 0,40
≤ 0,20
: Reliabilitas sangat tinggi
: Relibilitas tinggi
: Relibilitas sedang
: Reliabilitas rendah
: Reliabilitas sangat rendah
Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun
rumus daya beda soal ini yaitu (Arikunto,2013:228) :
D=
-
= PA – PB
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
J = Jumlah peserta
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi siswa kelompok bawah yang mnejawab benar
Dengan kriteria nilai D sebagai berikut :
0,71 - 1,00
0,41 - 0,70
0,21 - 0,40
0,00 - 0,20
d.
=
=
=
=
Baik Sekali
Baik
Cukup
Jelek
Tingkat kesukaran soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit untuk
dikerjakan oleh siswa. Bentuk soal yang mudah tidak akan merangsang siswa untuk
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
45
mempertinggi usahanya untuk memecahkan soal, sebaliknya soal yang terlalu sulit
akan menyebabkan siswa menjadi jenuh dan putus asa untuk menyelesaikannya.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yaitu (Arikunto,
2013:223).
Rumus umum statistiknya adalah :
P=
Keterangan :
P
: Indeks kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS
: Jumlah seluruh siswa yang ikut tes
Ketentuan indeks kesukarannya yaitu :
P 0,00 – 0,30 = sukar
P 0,31 – 0,70 = sedang
P 0,71 – 1,00 = mudah
3.8 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisis. Adapun analisis yang dilakukan
yaitu:
1.
a.
Tes
Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran data hasil
belajar, apakah berdistribusi normal atau tidak. Menurut (Sudjana, 2005:466-477)
untuk menguji kenormalan data digunakan uji Liliefors, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Menyusun hasil skor siswa dari skor terendah sampai skor tertinggi.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
2.
46
Mengamati
, .......
menggunakan rumus
yang dijadikan bilangan baku
=
,
,....
dengan
(x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan
simpangan baku sampel).
3.
Menghitung peluang F( ) = P (z
) dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku.
4.
Menghitung proporsi
,
, ......
yang lebih kecil atau sama dengan
dinyatakan oleh S( ) =
yang
.
5.
Menghitung selisih F( ) - S( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.
6.
Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebutlah harga terbesar ini
7.
Membandingkan nilai
taraf nyata
8.
.
dengan nilai kritis L yang terdapat pada tabel untuk
yang ditentukan.
Menentukan kriteria pengujian dengan
lebih kecil dari
dikatakan skor
hasil belajar berdistribusi normal dan sebaliknya skor hasil belajar tidak
berdistribusi normal.
9.
Membandingkan
dengan harga kritis L yang ada pada tabel dengan tingkat
kepercayaan 95%, kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika
maka data berdistribusi normal.
b. Jika
maka data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok memiliki
varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
47
ini adalah uji Fissher, dengan langkah-langkah menurut Sudjana (2005:249) sebagai
berikut:
1. Menghitung hipotesis
:
:
2. Menentukan
dengan rumus:
=
Dengan:
= Varian hasil belajar terbesar
= Varian hasil belajar terkecil
Harga homogenitas variansi yang akan di uji
3. Tetapkan taraf signifikan ( )
4. Kriteria pengujiannya
a. Jika
b. Jika
c.
jika :
, maka
, maka
diterima
ditolak
Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan juga homogenitas, maka selanjutnya
dilakukan uji hipotesis yang apabila data berdistribusi normal dan kedua kelompok
data mempunyai varians yang homogen maka digunakan uji t. Adapun rumusnya
adalah (Sudjana,2005:239) :
t=
dengan
√
Keterangan :
= Varians gabungan
S = Standar deviasi gabungan
= Skor rata-rata kelas eksperimen
= Skor rata-rata kelas kontrol
= Standar deviasi kelas kontrol
=
(
)
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
48
= Standar deviasi kelas eksperimen
= Jumlah siswa kelas eksperimen
= Jumlah siswa kelas kontrol
Dan kriterianya yaitu :
Terima Ho, apabila
Tolak Ho, apabila
≥
≤
2. Observasi
Data observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas
pembelajaran siswa. Data ini digunakan untuk mengetahui serta mengontrol
keterlaksanaan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe SAVI terhadap berpikir kritis siswa. Data ini diukur
dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2015:134) skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap,pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Skala ini disusun dalam peryataan dan skala dibuat
dengan rentang dari 1 sampi dengan 5 butir pertanyaan serta skor jawaban yaitu
5=Selalu, 4=Sering, 3=Kadang-kadang, 2=Hampir tidak pernah, 1=Tidak pernah.
Selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus:
Nilai =
Persentase skor diinterpretasikan sebagai berikut.
Tabel 3.4 Kriteria keterlaksanaan berpikir kritis
Rentang (%)
0 – 20
Interpretasi
Tidak baik
21 - 40
Kurang baik
41 - 60
61 - 80
Baik
Sangat baik
Sumber : Sugiyono (2015:141)
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
49
3. Wawancara
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada siswa dan guru dibuat dalam
bentuk tabel kemudian diterjemahkan secara deskriptif.
3.9 Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini yaitu :
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 µ2
Dengan keterangan :
Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran SAVI berbasis saintifik terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa
H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran SAVI berbasis saintifik terhadap
berpikir kritis siswa
µ1 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model SAVI
berbasis saintifik
µ2 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan metode diskusi
Jika kedua sampel normal dan homogen, maka untuk pengujian hipotesis
digunakan uji-t (Sugiyono, 2015:273)) dengan rumus :
̅
̅
√
Dengan
S2 =
(
)
(
)
Keterangan:
̅
nilai rata-rata kelas eksperimen
̅ = nilai rata-rata untuk kelas kontrol
S = simpangan baku gabungan kedua sampel
S2= varian gabungan kedua sampel
S12 = varian untuk sampel kelas eksperimen
S12 = varian untuk sampel kelas kontrol
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
50
Kriteria pengujian yang berlaku adalah : terima hipotesis jika thitung> ttabel, pada
Jika kedua kelas sampel normal dan kelompok data memiliki varian yang tidak
homogen, maka digunakan rumus sebagai berikut :
√
Kriteria pengujian adalah : terima H0 jika
Dimana :
w1 =
w2 =
t1 = t(1-1/2α), (n2 – 1), tβ, m didapat dari daftar distribusi dengan peluang β, dan dk
= m.
Jika kedua kelas sampel tidak normal dan tidak homogen, maka digunakan uji
Mann-Whitney sebagai berikut :
U1 = n1 + n2
U1 = n1 + n2
Dimana :
(
)
(
)
n1 = jumlah subjek pada kelas eksperimen
n2 = jumlah subjek pada kelas kontrol
R1 = jumlah jenjang pada kelas eksperimen
R2 = jumlah jenjang pada kelas kontrol
Nilai dari U adalah nilai dari U1 atau U2 yang paling kecil
3.10 Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa
Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
materi adalah sebagai berikut :
1.
Menjumlahkan skor seluruh siswa
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 58ab195881944d63797b23ca
2.
51
Menentukan presentase tiap indikator kemampuan berpikir kritis dalam bentuk
presentase dengan menggunakan rumus :
P=
100
Keterangan :
P = Persentase
f = Jumlah point kemampuan berpikir kritis
N = Jumlah point kemampuan berpikir kritis tiap indikator
3. Rubrik kemampuan berpikir kritis siswa yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.5 Rubrik kemampuan berpikir kritis
No.
Nomor Butir Soal
Nama
1
2
3
4
5
F
6
P
7
Indikator Berpikir
Kritis
1
2
3
4
1.
2.
3.
Dst
Jumlah
Rata-rata
Skor ideal
Persentase (%)
4. Setelah data diolah dan diperoleh pointnya, kemampuan berpikir kritis siswa dapat
dilihat dari kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.6 Kriteria penilaian kemampuan berpikir kritis siswa
Persentase
Kriteria
80,1 – 100
60,1 – 80
40,1 – 60
20,1 – 40
0,0 – 20
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Modifikasi (Arikunto dan Jabar,2008:35)
Download