Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017 ISSN 2407-0769 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKTKAN HASIL BELAJAR IPS Rosida Sinaga SMP Negeri 1 Meranti, kab. Asahan e-mail: [email protected] Abstract: This study aimed to describe the increase in the ability of students of class IX1 SMP Negeri 1 Meranti in describing the history of the money and financial institutions after following study is designed with application of the approach Contextual Teaching and Learning (CTL). In a classroom action research conducted in two cycles, the student is successful in learning if it has reached the value of classical learning completeness of 75. The subjects were students of class IX-1 SMP Negeri 1 Meranti. The collection of research data using test techniques. Results from this study is there an increase in the student's ability to describe the history of the money and financial institutions in grade students of class IX-1 SMP Negeri 1 Meranti. The percentage of completeness of students in the first cycle of 75% increase in cycle II became 91.66%. Keywords: contextual teaching and learning, money, financial institutions Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan setelah mengikuti pembelajaran yang didesain dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus ini, siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila telah mencapai nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 75. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik tes. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan pada siswa kelas kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 75% meningkat pada siklus II menjadi 91,66%. Kata kunci: contextual teaching and learning, uang, lembaga keuangan Uang dalam wujudnya terdiri dari lembaran-lembaran kertas dan kepingan logam yang dicetak dan dicap yang pengaruhnya amat besar dalam kehidupan manusia. Dalam kegiatan ekonomi, uang memliki perananan yang sangat penting. Dengan adanya uang kegiatan ekonomi masyarakat dapat berjalan dengan lancar. Uang digunakan oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. 16 Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017 Apa yang terjadi jika di dunia ini tidak ada uang? Tentu manusia mengalami kesulitan. Jika tidak ada uang, kita mungkin akan membayar iuran sekolah dengan kelapa, beras, ayam, kambing atau barang lainnya. Oleh karena itu semakin besar jumlah uang yang diperoleh maka makin puaslah seseorang karena barang yang diperolehnya akan semakin banyak. Belajar dan memahami tentang Lembaga Keuangan dan Perdagangan merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, agar siswa mampu mengenal dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan Lembaga Keuangan dan Perdagangan. Namun pada pembelajaran yang dilakukan siswa-siswi SMP Negeri 1 Meranti Kelas IX-1 masih kurang memahami materi tentang Lembaga Keuangan dan Perdagangan. Sistem keuangan modern dengan uang kertas, uang logam, cek, dan kartu kredit tidak tercipta dalam waktu singkat. Uang sebagai alat pembayaran yang sah tidak tercipta dalam waktu yang cepat. Diperlukan waktu berabad-abad sampai orang menemukan sistem keuangan seperti pada zaman modern seperti ini. Melihat semakin berkembangnya uang dan semakin banyaknya peredaran uang di Negara kita, sangatlah penting adanya lembaga keuangan di Negara kita, sebagai tempat menyimpan atau meminjam guna membuka usaha demi meningkatkan taraf hidup masyarakat. Siswa-siswi kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti masih kurang memahami halhal yang berkaitan dengan sejarah terjadinya uang, jenis-jenis uang dan nilai mata uang. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada materi sejarah terjadinya uang masih sangat rendah. Hanya 13 orang yang ISSN 2407-0769 dinyatakan tuntas belajar sesuai dengan KKM yaitu 75, sisanya 23 siswa harus remedial. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan uang dan lembaga keuangan yang telah dipelajari. Karena itu Guru harus menguasai, mampu menerapkan metode dan pendekatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan kepada siswa, agar siswa tidak merasa jenuh. Persoalan ini menjadi tantangan bagi Guru untuk mengembangkan metode baru dalam mengajar, untuk membantu siswa mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar. Dengan Penerapan Pendekatan Contexstual Teaching and Learning diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti. Waktu penelitian yaitu selama tiga bulan yang dimulai dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2016. Subjek dalam penelitian ini Siswa IX-1 SMP Negeri 1 Meranti Tahun Pembelajaran 2016/2017 yang berjumlah 36 siswa dan terdiri dari 23 putri dan 13 putra subjek yang akan dijadikan penelitian adalah kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti hal ini dikarenakan siswa mengalami maalah dalam belajar dan hasil belajar IPS pada materi uang dan lembaga keuangan masih rendah. Tes ini diberikan setelah siswa mengikuti pembelajaran IPS dalam Penerapan Pendekatan Contexstual Teaching and Learning untuk Peningkatkan Kemampuan Mendes- 17 Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017 kripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan yang dilakukan guru berupa soal uraian sebanyak 5 soal. Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian yaitu 75, maka: (1) Indikator keberhasilan secara individual untuk kemampuan memahami mendeskripsikan pelajaran tersebut siswa dengan standar kompetensi mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan, dan kompetensi dasarnya memahami dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai yaitu siswa mendapat nilai minimal 75, (2) Indikator keberhasilan secara klasikal adalah ≥ 85% siswa mendapat nilai 75 tuntas sesuai KKM. 3. 4. 5. 6. ISSN 2407-0769 tentang uang dan lembaga keuangan Guru membagi kelompok diskusi dengan masalah yang berbeda. Sambil berkeliling guru memberikan bimbingan secara individu bagi siswa yang mengalami kesulitan. Pada akhirnya pelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas tentang mendeskripsikan uang dan lembaga keuangan. Guru meminta siswa untuk mendeskripsikan sebuah sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan secara singkat sebagai tes siklus tindakan I. Pengamatan 1. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran. 2. Peneliti menilai hasil tes siklus tindakan I. 3. Dari pengamatan terhadap siklus tindakan I, diperoleh temuan sebagai berikut: a. Sebagian siswa kurang mampu dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan. b. Hanya sebagian siswa yang dapat mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan dengan baik. c. Tingkat kelemahan dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan siswa berbeda-beda, ada yang salahnya dalam pemilihan benda dan ada juga yang tidak dapat membedakan nilai uang yang tidak sesuai dengan lembaga keuangan. Sehingga kesalahan ini mengakibatkan deskripsi sejarah HASIL DAN PEMBAHASAN Setiap siklus satu kali pertemuan 80 menit meliputi empat tahap yang terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian diambil melalui hasil observasi siswa, hasil tes siklus tindakan dan hasil tes akhir dari semua siklus. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelumnya, maka peneliti mengadakan tes awal dengan waktu 30 menit. Siklus I Pelaksanaan 1. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari. 2. Apersepsi yang akan dilakukan guru dengan metode tanya jawab 18 Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017 uang yang mereka buat tidak sesuai. d. Dari 36 siswa yang mengikuti tes tindakan siklus I, dari 23 siswa mendapat nilai diatas 75 dan 9 siswa mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) siswa masih kesulitan dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan. ISSN 2407-0769 kurang kondusif karena sebagian siswa dalam berdiskusi masih ada yang bermain-main. Hasil rata-rata nilai 79.44 dengan ketuntasan belajar mencapai 75%. Dengan demikian, kegiatan pada siklus I perlu diulang agar hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan CTL dapat meningkat. Siklus II Pelaksanaan 1. Secara klasikal guru menjelaskan kembali tentang materi mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan. 2. Guru memberikan pertanyaanpertanyaan yang mengarah pada langkah-langkah dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan. 3. Guru membagi kelompok untuk membahas materi yang akan dipersentasikan di depan kelas. 4. Sambil berkeliling guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. 5. Setelah selesai, guru meminta siswa memahami tentang mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan sebagai tes siklus tindakan II. Refleksi Berdasarkan data pada siklus I, maka peneliti mengambil kesimpulan yang kemudian direfleksikan sebagai berikut: a. Sebagian siswa kurang mampu dan merasa sulit dalam dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan b. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menjelaskan sejarah terjadinya uang dan syarat-syarat benda yang dijadikan uang yang sesuai dalam sejarah terjadinya uang. Dengan demikian Guru mencoba memberikan keterangan tentang materi mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan secara singkat. c. Siswa belum mampu bekerjasama dengan baik bersama kelompoknya. d. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara kelompok masih kurang mencukupi. Untuk itu, hendaknya guru memberikan waktu luang dalam memberikan bimbingan pada siswa secara kelompok walaupun di luar jam pelajaran, atau kalau perlu diberikan jam tambahan bagi siswa yang ingin bimbingan. e. Secara garis besar, pelaksanaan siklus I berlangsung baik tetapi Pengamatan 1. Peneliti mengamati proses pembelajaran. 2. Peneliti menilai hasil tes siklus tindakan II. 3. Suasana kelas tertib, terkendali dan kondusif sehingga pelaksanaan tes siklus tidakan II dapat berjalan dengna baik. 4. Pengmatan terhadap hasil tes siklus tindakan II, diperoleh temuan sebagai berikut : a. Siswa semakin lebih berse- 19 ISSN 2407-0769 Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017 Tabel 1. Hasil Pembelajaran Tiap Siklus Indikator Nilai Rata-Rata Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I 79,44 23 75% mangat dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan. b. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan lebih sedikit yang melakukan kesalahan. c. Dari 36 siswa yang mengikuti tes siklus tindakan II, 33 siswa memperoleh nilai tuntas diatas KKM, sedangkan siswa yang tidak tuntas hanya 3 orang memperoleh nilai 70. Siklus II 84,44 33 91,66 e. Guru secara terus-menerus memberi motivasi kerjasama antar siswa dalam diskusi kelompok. f. Guru sudah memahami potens yang dimiliki oleh siswa dengan cara seringnya guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran IPS tentang mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan. g. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara kelompok sudah mencukupi. h. Secara garis besar, pelaksanaan siklus II berlangsung baik dan kondusif. Hasil rata-rata nilai 84.34 dengan ketuntasan belajar mencapai 91.66%. Dengan demikian, kegiatan pada siklus II ini tidak perlu diulang karena sudah melebih indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebanyak 91.66% siswa mendapat nilai di atas KKM. Refleksi Berdasarkan kegiatan pada siklus II, diperoleh refleksi sebagai berikut: a. Minat siswa sudah semakin meningkat dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan. b. Hanya 3 orang siswa yang mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan. Hal ini disebabkan kemampuan internal anak tersebut memang masih kurang. c. Waktu yang digunakan sudah efektif dalam menyampaikan materi pelajaran. d. Guru menyampaikan materi pelajaran mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan sudah mengaitkan dengan pengetahuan lain yang relevan. Pembahasan Siklus I merupakan tindakan awal pembelajaran menggunakan penerapan pendekatan penerapan pendekatan contextual teaching and learning. Tindakan siklus I ini dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah yang muncul pada pembelajaran mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga uang di kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti. Hasil pembelajaran mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan siklus I terdiri atas data tes. 20 Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017 Hasil kedua data tersebut diuraikan secara rinci sebagai berikut. Tes mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga uang siswa pada siklus I dilaksanakan setelah pembelajaran mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan dengan contextual teaching and learning. Hasil tes mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan siklus I ini merupakan data awal setelah diberlakukannya tindakan pembelajaran mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan dengan penerapan pendekatan contextual teaching and learning. Hasil tes kemampuan mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan dengan penerapan pendekatan contextual teaching and learning. Berdasarkan hasil tes yang diberikan, secara garis besar pelaksanaan siklus I berlangsung baik tetapi kurang kondusif. Hasil rata-rata nilai 79.44 dengan ketuntasan belajar mencapai 75% atau dengan kata lain sebanyak 27 siswa dari 36 siswa dan sisanya sebanyak 25% atau 9 siswa tidak tuntas belajar. Dengan demikian, kegiatan pada siklus I perlu diulang agar hasil belajar siswa melalui penerapan Pendekatan CTL dalam pembelajaran dapat meningkat. Sementara itu hasil rata-rata nilai siklus II adalah 84.44 dengan ketuntasan belajar mencapai 91.66% atau sebanyak 33 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 3 orang yaitu 8.34%. Dengan demikian, kegiatan pada siklus II ini tidak perlu diulang karena sudah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebanyak 91.66% siswa yang tuntas. ISSN 2407-0769 SIMPULAN 1. Hasil tes awal diperoleh nilai siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 orang dan yang tuntas 23 orang. Berdasarkan nilai ulangan harian itu peneliti melakukan penelitian. Pelaksanaan siklus I berlangsung baik tetapi kurang kondusif. Hasil rata-rata nilai 79.44. dengan ketuntasan belajar mencapai 75% atau sebanyak 27 siswa, dan sisanya sebanyak 9 orang atau 25% tidak tuntas belajar. Dengan demikian, kegiatan pada siklus I perlu diulang agar hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) hasil belajar siswa dapat meningkatkan. 2. Pelaksanaan siklus II berlangsung baik dan kondusif. Hasil rata-rata nilai 84.44 dengan ketuntasan belajar mencapai 91.66% atau sebanyak 33 siswa, sementara siswa yang tidak tuntas belajar ada 8.34% atau sebanyak 3 siswa. Dengan demikian, kegiatan pada siklus II ini tidak perlu diulang karena sudah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebanyak 85% siswa mendapat nilai lebih dari 75. 3. Dengan menggunakan Penerapan Pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL) untuk Peningkatkan Kemampuan Mendeskripsikan sejarah terjadinya uang dan lembaga keuangan, hasil belajar pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat ditingkatkan. 21 Jurnal Pena Edukasi, Vol. 4 No. 1, Januari 2017 ISSN 2407-0769 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. -------. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Subroto, D. & Daru, W. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi 3. Jakarta: Bumi Aksara. Suyanto, N. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Erlangga. Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: SIC. 22