1.3 Perumusan Masalah Pada penelitian sebelumnya, telah diperoleh solusi analitik untuk dinamika DNA model PBD hingga orde ke-4.12 Lalu ada penelitian ini akan ditinjau pemecahan solusi numerik persamaan soliton DNA model PBD dengan memberikan efek gangguan menggunakan metode beda hingga untuk dinamika DNA model PBD hingga orde ke-3. 1.4 Hipotesis Solusi numerik yang akan diperoleh dari dinamika dan interaksi DNA model PBD yang diberikan efek gangguan akan menunjukkan hasil yang berbeda dengan solusi eksak tanpa gangguan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid merupakan substansi penurunan sifat yang erat kaitannya dengan hampir semua aktivitas biologi. DNA adalah asam nukleotida, biasanya dalam bentuk heliks ganda yang mengandung instruksi genetik yang menentukan perkembangan biologis dari seluruh bentuk kehidupan sel. DNA berbentuk polimer panjang nukleotida, mengkode barisan residu asam amino (a) Gambar 1. 13 dalam protein dengan menggunakan kode genetik, sebuah kode nukleotida triplet.13 DNA pada pengertian sempit adalah suatu cetakan untuk membuat protein.14 DNA membawa informasi genetik sel dan terdiri dari ribuan gen. Setiap gen berfungsi sebagai cetakan untuk membangun sebuah molekul protein. Protein melakukan tugastugas penting untuk fungsi sel atau berfungsi sebagai blok bangunan. Aliran informasi dari gen ini menentukan komposisi protein dan fungsi dari sel itu sendiri.15 DNA tersusun sebagai untai komplementer dengan ikatan hidrogen di antara mereka. Masing-masing untai DNA adalah rantai kimia „batu bata penyusunβ, yakni nukleotida, yang terdiri dari empat tipe: Adenine (A), Cytosine (C), Guanine (G) dan Thymine (T).13 DNA mengandung informasi genetika yang diwariskan oleh keturunan dari suatu organisme; informasi ini ditentukan oleh barisan pasangan basa. Sebuah untai DNA mengandung gen, sebagai „cetak biruβ organisme. Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å.13 Struktur komplementer dan molekul DNA ditunjukkan oleh Gambar 1. Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda DNA. Proses replikasi DNA ini ditunjukkan oleh Gambar 2. (b) (a) Struktur untai komplementer DNA yang membentuk DNA beruntai ganda. (b) Struktur molekul DNA. Atom karbon berwarna hitam, oksigen merah, nitrogen biru, fosfor hijau, dan hidrogen putih. 3 Replikasi DNA DNA Induk Tahap 1 Pembukaan rantai DNA Tahap 2 Melengkapi pasangan basa Dua molekul DNA semikonservatif baru Tahap 3 Pembentukan gula fosfat yang menghubungkan nukleotidanukleotida pada dua rantai baru Gambar 2. Proses Replikasi DNA.16 Satu pengamatan penting yang menuntun Watson dan Crick ke penemuan terkenal dari struktur heliks ganda DNA adalah basa cenderung berpasangan melalui ikatan hidrogen dan pasangan yang terbentuk oleh purin dan pirimidin memiliki ukuran yang hampir sama sehingga pasangan-pasangan demikian membentuk struktur dua rantai nukleotida berikatan hidrogen yang sangat teratur. Barisan pasangan basa dalam DNA mengkode informasi untuk mensintesa protein, adalah polimer yang terdiri dari 20 asam amino berbeda. Ikatan hidrogen pada pasangan basa dalam DNA ini pada suatu saat dapat mengalami pemutusan yang disebut dengan proses denaturasi. Selama replikasi DNA, yang terjadi selama pembelahan sel, misalnya molekul disalin dengan cara membukanya seperti ritsleting.Transkripsi DNA adalah pembacaan gen tunggal untuk mensintesa protein.5 Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Sel prokariot terus-menerus melakukan replikasi DNA, sedangkan sel eukariot waktu terjadinya replikasi DNA sangat teratur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara nukleotidanukleotida penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai polimerase (PCR). Replikasi DNA dikatakan semikonservatif jika masing-masing strand DNA berlaku sebagai template untuk sintesa rantai baru, dua molekul DNA baru akan dihasilkan, masing-masing dengan satu rantai baru dan satu rantai lama. Proses ini disebut replikasi semikonservatif. 17 2.2 Solusi Soliton DNA Model PBD Teraproksimasi Untuk mendeskripsikan gerak internal DNA dimulai dengan memilih model aproksimasi yang bersesuaian. Biasanya pilihan model bergantung pada masalah yang ditinjau dan akurasi deskripsi yang diperlukan.18 Dalam hal ini untuk gejala denaturasi DNA digunakan model PBD. Sedang untuk mempelajari dinamika model nonlinier DNA model PBD tersebut, diperlukan suatu algoritma yang mencakup beberapa unsur, yaitu memilih gerakan yang dominan, mengkonstruksikan persamaan diferensial parsial terkait dan mencari solusi untuk persamaan, serta menginterpretasikan solusi yang diperoleh.8 Gejala denaturasi pada dinamika DNA ditunjukkan oleh adanya solusi soliton. Representasi grafis dari solusi persamaan gerak yang memiliki solusi soliton ditunjukkan oleh Gambar 3 yang ditafsirkan sebagai keadaan peregangan untai ganda DNA. Dalam dinamika replikasi DNA, DNA diasumsikan mengalami tiga gerakan, yaitu gerak longitudinal (searah sumbu x), gerak bending (searah sumbu y), dan gerak memutar (torsional). 4 un un-1 s1 m k yn (pm) un+1 Morse Potensial k s2 Bentuk B-DNA dalam model Watson-Crick merupakan heliks ganda, terdiri atas dua alur s1 dan s2 (Gambar 4) yang dihubungkan oleh interaksi secara harmonik dengan tetangga terdekat di sepanjang rantai. Untai dipasangkan satu sama lain oleh suatu ikatan hidrogen, yang bersesuaian untuk perpindahan transversal nukleotida.5 Berdasarkan Gambar 4, diasumsikan bahwa massa nukleotida pada DNA sebagai m dan kopling k konstan di sepanjang untai yang sama.5 Struktur helikoid dari untai DNA menunjukkan bahwa nukleotida dari untai yang berbeda menjadi cukup dekat, sehingga nukleotida-nukleotida tersebut dapat berinteraksi melalui filamen air, artinya bahwa nukleotida n salah satu rantai berinteraksi dengan (n+h) dan (n-h) nukleotida lainya. Nukleotida selanjutnya mengalami perpindahan gerak transversal un dan vn dari posisi kesetimbangannya di 4 sepanjang arah ikatan hidrogen, Hamiltonian untuk rantai DNA menjadi 9,10 π π»= 2 π’2 + π£ 2 + π 2 2 π· π −π π’ π −π£π −1 2 Gambar 4. Representasi grafis model pegas sederhana untuk rantai DNA.5 Dengan membuat transformasi ke koordinat pusat massa yang mewakili gerak tranversal ke dalam dan keluar, maka akan lebih mudah menggambarkan gerakan dua alur, yaitu π₯π = π’ π +π£π , π¦π = 2 π’ π −π£π 2 ................ (2) Bentuk Persamaan (1) setelah di transformasi ke koordinat pusat massa Persamaan (2) : π π» π₯π = 2 πΎ π₯π2 + π 2 2 π₯π − π₯π−1 2 −π₯π + π₯π+β 2 2 −π₯π + π₯π−β π π» π¦π = πΎ 2 2 π¦π2 + π 2 π¦π + π¦π+β π· π −π 2π¦π 2 2 ............. (3) −1 2 + π¦π + π¦π−β 2 + + 2 π¦π − π¦π−1 2 2 + 2 + ..................... (4) dari hubungan Persamaan (3) dan (4) akan diperoleh persamaan dinamika DNA yang menggambarkan gelombang linear dan non linear ππ₯π = π π₯π+1 + π₯π −1 − 2π₯π + πΎ π₯π +β + π₯π−β − 2π₯π ....... (5) π’π − π’π−1 2 + π£π − π£π−1 2 + πΎ π’π − π£π+β 2 + π’π − π£π−β vn+1 vn vn-1 nl (pm) Gambar 3. Solusi soliton pada DNA model PBD m 2 + ................... (1) dimana k adalah konstanta harmonik helicoid untuk untai yang sama; K adalah konstanta harmonik helicoid untuk untai yang berbeda; H adalah Hamiltonian potensial morse yang mendekati potensial ikatan hidrogen. D adalah kedalaman potensial morse; dan a adalah jarak antar nukleotida pada rantai yang berbeda. dan ππ¦ = π π¦π +1 + π¦π −1 −2π¦π − πΎ π¦π +β +π¦π −β + 2π¦π 2 2ππ· π −π 2π¦π − 1 π −π 2π¦π (6) Seperti dijelaskan dengan asumsi DNA bergerak dengan amplitudo sangat kecil dalam beberapa artikel dapat menerapkan transformasi π¦ = πΦn atau Φπ = π¦π πΊ ; (π βͺ 1)...... (7) 5 Substitusi Persamaan (6) ke Persamaan (7) (yang artinya diasumsikan bahwa osilasi nukleotida cukup besar untuk anharmonik, tetapi masih cukup kecil sehingga partikel berosilasi di sekitar bagian bawah potensial Morse) menjadi Φπ = π π πΎ π Φπ+1 + Φπ−1 −2Φπ − Φπ+β + Φπ−β + 2Φπ − ππ2 (Φπ dimana: ππ2 = 2 2 ,πΌ=− 3π 3 + ππΌΦπ + π π½Φπ ) ... (8) 4π 2 π· π 2 ,π½= 7π 2 3 (9) agar Persamaan (8) dapat dipecahkan, harus diterapkan pendekatan semi-diskrit yang artinya bahwa mencari solusi dalam bentuk gelombang soliton DNA model PBD. Φπ π‘ = πΉ1 πππ, ππ‘ π ππ π + π πΉ0 πππ, ππ‘ + πΉ2 πππ, ππ‘ π π2ππ π π3ππ +π. π + π π 3 ................... (10) Dari Persamaan (10) - (14) diperoleh keadaan untuk semua persamaan dalam Persamaan (8). Kasus kontinu dari Persamaan (8) adalah menyamakan koefisien untuk berbagai keadaan. Sebagai contoh, dengan menyamakan koefisien untuk π ππ π kemudian diperoleh hubungan dispersi π2 = 2π 2πΎ 1 − cos ππ + cos πβπ + π 1+ππ2 .................................... (15) π Selanjutnya, dengan menurunkan Persamaan (15) secara implisit terhadap q ππ ( ) maka akan diperoleh kecepatan grup ππ ππ = π π sin(ππ) − πΎ sin(πβπ) ... (16) ππ Dengan cara yang sama yaitu menyamakan koefisien untuk π π0 = 1 yang artinya cos ππ = cos πβπ = 1, diperoleh πΉ0 = dengan π ≡ ππ = πππ − ππ‘, .............. (11) dimana l adalah jarak antara dua nukleotida tetangga pada untai yang sama; ω adalah frekuensi optik dari getaran pendekatan linier; q adalah bilangan gelombang soliton DNA; dan c.c adalah istilah conjugate-complex dari fungsi F0.5 Untuk memecahkan Persamaan (10), fungsi Fi akan ubah ke bentuk kontinu. dengan mengambil batas ππ → π§ dan menerapkan transformasi π = ππ§, π = ππ‘ .............. (12) sehingga menghasilkan kontinu berikut pendekatan −2πΌ πΉ1 4πΎ 2 πππ 1+ dengan π = −2πΌ 1 + 4πΎ 2 .......... (17) −1 π π π2 maka diperoleh hubungan πΉ0 = π πΉ1 Asumsikan π πΉ2 = π2ππ 2 ............... (18) untuk koefisien πΉ2 π π2 πΌ 2π π cos 2ππ −1 2πΎ − π cos 2πβπ +1 +4π 2 πΉ12 ............................................................ (19) dengan πΏ = π π2 πΌ 2π π 2πΎ π cos 2ππ −1 − cos 2πβπ +1 +4π 2 πΉ π π ± β π → πΉ π, π ± πΉπ π, π ππβ + 1 πΉππ (π, π)π 2 π 2 β2 ... (13) hubungannya menjadi dimana FZ dan FZZ berarti turunan 5 terhadap Z. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan ekspresi baru untuk fungsi Φπ (π‘) : Fungsi F0 dan F2 kemudian dapat dinyatakan ke dalam bentuk fungsi F1 dengan menggunakan transformasi koordinat yang baru lagi Φπ π‘ = πΉ1 π, π π ππ π + π πΉ0 π, π + πΉ2 π, π π π2ππ + π. π = πΉ1 π ππ π + π πΉ0 + πΉ2 π π2ππ + πΉ1∗ π −ππ π + ππΉ2∗ π −π2ππ .......... (14) π = π − ππ π atau π = ππ π + π, π = ππ ............................................................ (21) 2 πΉ2 = πΏπΉ1 2 ................. (20) Untuk koefisien π ππ π kasus kontinu 6 π 2 πΉ1ππ − 2ππππΉ1π − π2 πΉ1 = π {2πΉ1 cos ππ − 1 + 2ππππΉ1π sin ππ + πΎ π 2 π 2 πΉ1ππ cos ππ }π ππ π − {2πΉ1 cos πβπ + 1 + π 2πππβ πΉ1π sin πβπ + π 2 π 2 β2 πΉ1ππ cos(πβπ)}π πππ − ππ2 πΉ1 + π 2 2πΌ π + πΏ + 3π½ πΉ1 1 πΉ1 π ππ π ................ (22) π Berdasarkan Persamaan (22) persamaan NLS dapat ditulis ππΉ1π + π2 1 maka 1 π π cos ππ − πΎ β2 cos(πβπ) − 2π π π2 2π π ππ2 .......... (25) 2π ππ’ 2 ππ ππΉ1π + ππΉ1ππ + π πΉ1 2 πΉ1 = 0 ............ (26) −ππ’ + π ππ 2 Misalkan ππ +π π 2 π’ ππ’ ......... (27) ππ 2 ππ ππ π ππ = 2π/π 2π π’= π ......... (32b) dan π ππ π πππ π ππ , maka ruas kanan ππ’ π’ 2π −π’ 2 π ππ → 2π π ......... (33) π ππ π Integrasikan ruas kanan Persamaan (33) terhadap variable ψ, diperoleh + ππ’ = 0 ..... (28) ππ’ 2 Persamaan (32b) dalam variable ψ dapat ditulis menjadi 3 + ππ’3 2π ππ’ = ππ 2π π ππ ππ’ π ππ’2 − π’4 ... (32a) 2π −π’ 2 π π’ Selanjutnya Persamaan (28) dikali dengan ππ’ , diperoleh −ππ’ 1 π ππ’ dengan σ merupakan frekuensi gelombang soliton DNA yang berperan sebagai variabel bebas dan π’(π) merupakan fungsi real. Kemudian Persamaan (27) disubstitusikan ke Persamaan (26) π2π’ = atau Untuk menyelesaikan Persamaan (26) harus menggunakan ansatz (tebakan), sehingga dapat diperoleh solusi eksak soliton DNA. Persamaan ansatz dari persamaan NLS tersebut diberikan πΉ1 π, π = π’(π)π 2 Dari hasil ini dapat ditulis kembali Persamaan (31) menjadi Maka persamaan NLS pada Persamaan (23) dapat ditulis menjadi5 πππ π + π’4 = π ... (31) ππ dimana c merupakan sebuah konstanta. Selanjutnya kembali akan diberikan batasan pada solusi yang memiliki kondisi ππ’ → 0 dan u → 0 pada S → ± ∞ dan ππ mengimplikasikan c = 0. π cos ππ − πΎ β2 cos(πβπ) − ............................................. (24) π 2 π π=− 2πΌ π + πΏ + 3π½ 2 ππ’ 2 −ππ’2 + π ............................................................ (23) dengan koefisien dispersi 1 π + π’4 = 0 ... (30) ππ yang mengindikasikan bahwa ππ2πΉ1ππ−ππ22π2πΌπ+πΏ+3π½πΉ11πΉ1=0 π= ππ’ 2 −ππ’2 + π 2 ππ π ππ π = 1 2π π ππ 1 π πππ − πππ π π ππ π Ruas kanan Persamaan (34) variabel u dapat dinyatakan = 0 ...... (29) ..... (34) dalam Persamaan (29) dapat dituliskan kembali dalam bentuk 1 2π π ππ 1 π πππ − πππ π π ππ π = 1 2π π ππ 2π π π’ 2π 2π 1− 1− π’ ........................ (35)